Kaitannya dengan infografis tersebut, secara jangka panjang Asesmen Nasional memberi
kesempatan sekaligus menuntut guru dan sekolah untuk memperbaiki kualitas
pengajarannya guna menciptakan siswa yang lebih kompeten. Hal ini terlihat dari
penekanan pembelajaran dan asesmen yang lebih fokus pada daya nalar dalam bentuk
literasi membaca dan numerasi. Hal ini juga mendorong guru dan sekolah mengubah
praktik-praktik pembelajaran lama yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini.
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah
untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut,
maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah
pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada
perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan
pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM
sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:
1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu
sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi
capaian hasil belajar siswa secara individu.
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah
pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program
kesetaraan. Sementara UN pada Sekolah Dasar tidak diwajibkan, tetapi lebih mengarah
pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan
sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8,
11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan
mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk
mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode
survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah.
Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana
semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan
ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah
literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan
individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional
berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu.
Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting
dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan
untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer.
AN menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT).
MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat
melakukan tes sesuai level kompetensinya.
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai
tanggapan atas pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari
sejumlah pihak mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian
nama semata? Menurut Anda, apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian
Nasional?
Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis
pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian
Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas
mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim
belajar.
Dampit, ..............2019
Guru bidang study
( Riatin)
Dampit, ..............201
9
Guru bidang study
( Riatin)
DAFTAR HADIR REMIDI DAN PENGAYAAN (A 3 )
Mata Pelajaran : Semester :
Hari/Tanggal : Tahun Pelajaran :
Penilaian harian ke- :
Dampit, ..............201
9
Guru bidang study
( Riatin)
Dampit, ..............201
9
Guru bidang study
( Riatin)
Dampit, ..............201
9
Guru bidang study
( Riatin)
Dampit, ..............201
9
Guru bidang study
( Riatin)
Dampit, ..............201
9
Guru bidang study
( Riatin)
Dampit, ..............201
9
Guru bidang study
( Riatin)
DAFTAR HADIR
SISWA
REMIDI DAN PENGAYAAN