Disusun oleh :
xxxxxxxxxxxxx
AKADEMI KEPERAWATAN xxxxxxx
TAHUN AJARAN 2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan
Kolelitiasis ini tepat pada waktu yang ditentukan. Dalam proses penyelesaian makalah ini,
dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1.Bapak xxxx selaku Direktur xxxxxx yang sudah mendukung dalam pembuatan makalah ini
2. Ibu xxxxx, Skep, , pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan , pengarahan
dan petunjuk dalam penyusunan makalah ini.
3. pihak-pihak lain yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini
Semoga Allah SWT membalas jasa serta budi budi baik kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Harapan kami, walaupun kecil semoga
makalah ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat khususnya bagi perkembangan ilmu
keperawatan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan makalah ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari kami, kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini akan penulis terima dengan keiklasan hati.
Kelompok,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kolelitiasis ( kalkulus / kalkuli, batu empedu )biasanya terbentuk dalam kandung empedudari
unsure – unsure pasat yang membentuk cairan empedu; batu empedu memiliki ukuran,
bentuk, dan komposisi yang berfariasi. Batu empedu tidak lazim di jumpai pada anak – anak
dan dewasa muda tetapi insidensnya semakin sering pada individu dengan usia di atas 40
tahun. Sesudah itu, insidens kolelistiasis semakin meningkat hingga satu tingkat yang
diperkirakan bahwa pada usia 75 tahun satu dari tiga orang akan memiliki batu empedu.
( Brunner & Suddarth : 2001)
BAB II
ISI
A. DEFINISI
Kolelitiasis / koledokolelitiasi merupakan adanya batu di kandung empedu, atau pada saluran
kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol.
( Williams, 2003 )
Kolelitiasis merupakan suatu keadaan dimana terdapat batu empedu di dalam kandung
empedu (vesika felea) dari unsure – unsurepadat yang membentuk cairan empedu yang
memiliki ukuran bentuk dan komposisi yang bervariasi.
(Bbrunner & Suddarth : 2001)
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kolelitiasis / koledokolelitiasis atau batu empedu belum di ketahui. Suatu
teori mengatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan superaturasi empedu di kandung
empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang telah mengalami superaturasi menjadi
mengkristal dan memulai membantuk batu. Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu
pigmen tersusun oleh kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi
dengan kalsium.
( Williams, 2003 )
C. MANIFESTASI KLINIK
D. PATOFISIOLOGI
Ada 2 tipe utama batu empedu yaitu, Batu Empedu Pigmen dan Batu Empedu Kolesterol.
Batu pigmen, yaitu kemungkinan akan terbentukmbila pigmen yang tidk konjugasi dalam
empedu mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga menjadi batu. Resiko terbantuknya
batu ini pada pasien serosis, hemolisis, dan infeksi percabangan biliar. Batu ini tidak dapat di
larutkan dan harus di keluarkan dengan jalan operasi.
Batu kolesterol merupakan unsure normal pembentuk empedu yang bersifat tidak larut dalam
air. Kelarutannya tergantung pada asam empedu dan lesitin dalam empedu. Pada pasien yang
cenderung menderita batu empedu akan terjadi penurunan sintesis asam dan peningkatan
kolesterol dalam hati sehingga mengendap dan membentuk batu.getah empedu yang jenuh
oleh kolesterol merupakan predisposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan sebagai
iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu.
( Brunner & Suddarth : 2001 )
E. PATHWAY
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang penting ialah terjadinya kolelitiasis akut dan kronik koleodokolitiasis dan
pancreatitis yang lebih jarang ialah kolangitis abses hati sirosibilier, empiema, dan ikterus
obstrukstif.
(Mansjoer,arif:1999)
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan pendukung dan diet.
Kurang lebih 80% dari pasien – pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh dengan
istirahat, cairan infus, penghisapan nasogastrik, analgesik dan antibiotik. Intervensi bedah
harus di tunda sampai gejala akut mereda dan evaluasi yang lengkap dapat dilaksanakan,
kecuali jika kondisi pasien memburuk.
( Smeltzer, 2002 )
Manajemen terapi :
Diet rendah lemak, rendah kalori, dan tinggi protein
Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut
Observasi keadaan umum dan pemeriksaan vital sign
Dipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa untuk mengatasi syok.
Pemberian antibiotik sistemik dan vitamin K (anti koagulopati)
3. Penatalaksanaan bedah
Penanganan bedah pada penyakit batu empedu dan kandung empedu di laksanakan untuk
mengurangi gejala yang sudah berlangsung lama, untuk mengurangi penyebab kolik bilier
dan untuk mengurangi kolasistisi akut. Pembedahan dengan efektif dilaksanakan jika gejala
yang di rasakan pasien sudah mereda atau bisa di laksanakan sebagai suatu prosedurdarurat
bila mana kondisi pasien mengharuskannya.
Tindakan operatif meliputi :
Sfingerotomi endoskopik
PTBD(perkutaneus transhepatik bilirian drainage)
Pemasangan T Tube saluran empedu endoskop
Laparatomi kolesistomi pemasangan T Tube
4. Penatalaksanaan pra operatif
Pemeriksaan sinar X pada kandung empedu
Foto thoraks
Ektrokardiogram
Pemeriksaan faal hati
Vitamin K (diberikan bila kadar protombin pasien rendah)
Terapi komponen darah
Pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemberian larutan glukosa secara intravena bersama suplemen
hidrolisat proteinmungkin di berikan untuk membantu kesembuhan luka dan mencegah
kerusakan hati.
( Mansjoer, Arif : 1999)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian :
Prioritas Perawatan :
a. Meningkatkan fungsi pernafasan.
b. Mencegah komplikasi.
c. Memberi informasi/pengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan pengobatan
Rasional :
a. Penjelasan yang benar membuat klien mengerti sehingga dapat diajak bekerja sama.
b. Dapat mengurangi ketegangan atau mengalihkan perhatian klien agar dapat mengurangi
rasa nyeri.
c. Penderita sendiri yamg merasakan posisi yang lebih menyenangkan sehingga mengurangi
rasa nyeri.
Saran
Sebagai perawat profesional diharapkan mampu melakukan tindakan Asuhan Keperawatan
yang tepat dan sesuai prisedur. Selaim itu pasien juga diharapkan dapat mengetahui labih
lanjut tentang penyakit kolelitiasis dan dapat menghindari makanan yang dapat menyebabkan
penyakit. Misalnya engan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 vol 2. Jakarta EGC
Dongoes. M. E. (2000) Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Terjemah oleh Kariasa M. 1999. Jakarat. EGC
Mansjoer Arif, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Jakarta : Media Aescuapius.
Tarwoto, Wartonah. 2003 Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika.