Anda di halaman 1dari 117

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING

PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SD MUHAMMADIYAH


PLUS SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

OKTAVIYANTI ANWAR
23040160165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020

i
ii
iii
iv
v
MOTTO

“Jangan menjelaskan dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu

tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu”

( Ali bin Abi Thalib)

vi
PERSEMBAHAN

Persembahan ini saya buat untuk orang-orang yang sudah sayang dan

mendoakan saya sehingga saya bisa sampai dititik ini. Persembahan ini saya

buat untuk :

1. Keluarga inti saya yaitu ibu Marsiti, ayah Saepuloh Anwar yang sudah

mendo‟akan dan memberikan semangat, perhatian dan kasih sayang

dengan tulus kepada saya.

2. Nenek saya mbah surtinah yang juga selalu mendo‟akan dan memberi

nasihat-nasihat baik untuk saya kelas dimasa depan.

3. Keluarga kedua saya, SMC (Seni Musik Club) yang memberikan saya

ruang untuk bisa belajar dan mempunyai pengalaman yang berguna, serta

orang-orang yang selalu menerima kepribadian saya dengan lapang dada

dan menjadikan saya bagian dari keluarga SMC.

4. Nanang Muhammad Syarif, orang yang selalu menerima keadaan baik

dan buruk , selalu terbuka lebar untuk membantu tanpa ada bantahan dan

pamrih.

5. Sahabat angkatan saya Ovedio, Make, Fatih, Dinda, Mba Amalia, Dek

unit, Cimung dan Ka nike yang sudah saya anggap keluarga setelah SMC,

memberi ruang untuk mengungkapkan curhatan, kesedihan, kesenangan,

memberikan canda tawa dan suka duka, yang pasti mereka yang

menerima kekonyolan, ke cablakan, dan keegoisan saya dengan santai.

vii
6. Ivva Nailul Izza, sahabat karib sejak SMP hingga detik ini yang sudah

saya anggap sebagai saudara sendiri dan selalu memberikan motivasi serta

inspirasi untuk saya pribadi.

7. Teman-teman PGMI saya yang selalu membantu saya dalam hal

pembuatan tugas, yang tidak pernah bosan menjawab begitu banyak

pertanyaan yang saya lontarkan.

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan juga salam senantiasa tercurah kepada junjungan

kita semua Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan manusia dari

kegelapan ke zaman yang terang benderang. Penulisan skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak yang telah berkenan membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada :

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag.

2. Dekan Fakulatas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Prof. Dr.

Mansur,M.Ag.

3. Ketua program studi PGMI IAIN Salatiga, Ibu Peni Susapti, S.Si,M.Si

4. Dosen pembimbing akademik. Ibu Dra. Nur Khasanah, M.Pd .

5. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr. Rasimin, M.Pd yang telah

membimbing dengan ikhlas, mengarahkan dan mengeluarkan waktunya

untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

6. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh karyawan dan staf Fakultas Trabiyah

dan Ilmu Keguruan dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN

Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta sahabat-

sahabat program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN

Salatiga angkatan 2016 yang sudah selalu memberikan dukungan dan

motivasi dalam penulisan skripsi ini.

ix
7. Semua guru dan siswa SD Muhammadiyah Plus Salatiga yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis sepenihnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta

para pembaca pada umumnya, Aamiin.

Salatiga, 25 Juni 2020

Penulis

x
ABSTRAK

Anwar, Oktaviyanti 2020.Implementasi Pembelajaran Berbasis E-Learning


Pada Masa PandemiCovid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga
Tahun Ajaran 2019/2020. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Rasimin, M.Pd.
Kata Kunci : Pembelajaran E-Learning, dan Starategi Guru.
Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk
Mengetahui Pembelajaran E-Learning pada Masa Pandemi Covid-19 di
SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun 2019/2020. 2) Untuk Mengetahui
Strategi Guru dalam PembelajaranE-Learning pada Masa Pandemi Covid-
19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun2019/2020 3) Untuk
Mengetahui Problematika dalamPembelajaran E-Learning pada Masa
Pandemi Covid-19 Tahun 2019/2020.
Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan dengan metode kualitatif.
Teknik dalam pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi.
Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, waka kurikulum dan
siswa. Temuan penelitian menunjukan bahwa 1) Implementasi pembelajaran
berbasis E-learning pada masa pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah
plus Salatiga dibagi menjadi tiga yaitu perencanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh sekolah yaitu adanya kurikulum darurat atau kurikulum
covid sebagai penyesuaian dengan kondisi pandemi yaitu melaksanakan
pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid. Pelaksanaan
pembelajaran e-learning yaitu dengan penggunaan aplikasi sebagai
pendukung dari pembelajaran e-learning seperti penggunaan google
classroom, youtube, zoom, dan whatsApp, selain itu adanya penyusunan
jadwal, pemberian tugas, serta melakukan kegiatan mutabaah uyaumiyah.
Evaluasi pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid yaitu dengan
penilaian tes dan non tes. Tes dilakukan secara tertulis melalui google
classroom sedangkan non tes dilakukan dengan mengisi jurnal pembiasaan
dirumah, dengan kolaborasi pemantauan orang tua. 2) Strategi yang
dilakukan oleh guru pada masa pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah
Plus Salatiga ini seperti mengirim video pembelajaran, menghubungi siswa
melalui media WhatsApp dengan menanyakan materi ataupun tugas yang
telah diberikan oleh guru, memberikan game pembelajaran serta
mengadakan adanya tim Edutainment.3) Problematika dalam implementasi
pembelajaran E-Learning pada masa pandemi covid di SD Muhammadiyah
Plus Salatiga antara lain, jaringan komunikasi dari siswa seperti susahnya
sinyal, terbatasnya kuota, pengukuran penilaian afektif, dan psikomotrik
dalam hal ini guru merasa kesulitan ketika menilai dari penilaian afektif
dan psikomotoriknya karena guru tidak memantau secara langsung kepada
siswa, pembagian waktu dengan siswa, kurangnya motivasi dari orangtua

xi
yang diberikan kepada anak, dan masih ada nilai dibawah standar yang
ditentukan oleh guru. Beberapa solusi unttuk mengatasi problematika yang
ada antara lain, pengurangan tugas yang diberikan, memberikan penjelasan
kepada orangtua supaya anak bisa tetap semangat, penggunaan metode
seperti diorama penugasan proyek dan media yang digunakan seperti ular
tangga.

xii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................... i

Halaman Berlogo ................................................................................... ii

Persetujuan Pembimbing ...................................................................... iii

Lembar Pengesahan ............................................................................... iv

Deklarasi ................................................................................................. v

Motto ........................................................................................................ vi

Persembahan .......................................................................................... vii

Kata Pengantar ...................................................................................... ix

Abstrak .................................................................................................... xi

Daftar Isi .................................................................................................. xiii

Daftar Lampiran ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 10

xiii
BAB IILANDASAN TEORI ................................................................. 12

A. Pembelajaran E-Learning ............................................................. 12

1. Pengertian E-Learning ............................................................. 12

2. KarakteristikE-Learning .......................................................... 14

3. Manfaat dan FungsiE-Learning .............................................. 17

4. Model Pembelajaran E-Learning ............................................ 18

5. Kekurangan E-Learning ........................................................... 20

6. Proses Belajar E-Learning ...................................................... 21

B. Strategi Pembelajaran .................................................................. 25

1. Strategi Pembelejaran ............................................................. 25

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ..................................... 25

b. Macam – macam Strategi Pembelajaran .......................... 26

c. Komponen Pembelajaran ................................................... 28

d. Faktor – faktor Menetapkan Strategi Pembelajaran ....... 32

C. Penelitian yang Relevan ................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 37

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 38

C. Sumber Data ................................................................................. 38

D. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 39

E. Analisis Data ................................................................................. 41

F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................ 43

xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 45

A. Paparan Data ................................................................................ 45

1. Gambaran Umum SD Muhammadiyah Plus Salatiga .......... 45

2. Temuan Penelitian ................................................................... 48

a. Implementasi Pembelajaran E-Learning Masa Covid-19 48

b. Strategi Guru Masa Covid-19 ............................................ 51

c. Problematika Pembelajaran E-Learning Masa Covid-19 54

B. Pembahasan .................................................................................. 56

BAB V PENUTUP .................................................................................. 73

A. Kesimpulan .................................................................................... 73

B. Saran .............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 76

LAMPIRAN ............................................................................................ 78

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto-foto dan Dokumentasi ............................................ 79

Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup ..................................................... 84

Lampiran 3 Pedoman Wawancara ....................................................... 85

Lampiran 4 Surat Pembimbing Skripsi ............................................... 96

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian ......................................................... 97

Lampiran 6 Surat Telah Melakukan Penelitian ................................. 98

Lampiran 7 Lembar Satuan Keterangan Kegiatan ............................ 99

Lampiran 8 Lembar Konsultasi Skripsi ............................................... 100

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha seseorang yang dilakukan dengan tujuan

untuk memperoleh ilmu, pengetahuan, wawasan serta pengalaman

bertujuan pencapaian yang baik. Pendidikan juga merupakan suatu proses

seseorang sebagai tempat pendewasaan diri, dan kemandirian seseorang

terbentuk. Hal ini tidak lain dengan maksud tujuan untuk menentukan

tujuan hidup, serta mampu memiliki pemikiran dan pengalaman yang luas,

untuk masa depan yang diinginkan. Pendidikan sendiri dapat dilakukan

melalui pendidikan keluarga, pendidikan lingkungan kita berada serta

pendidikan di sekolah.

Sekolah merupakan bagian dari proses pendidikan seseorang dalam

melakukan kegiatan - kegitan yang ada. Salah satunya yaitu dengan

adanya kegiatan pembelajaran, pembelajaran merupakan aktivitas yang

paling penting, dalam proses pembelajaran prndidik harus memberikan

pembelajaran yang sesuai dengan suasana belajar yang menarik dan

menyenangkan.Ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif dan efisien. Pemahaman seorang guru terhadap

pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar.

1
Pembelajaran dapat tercapai jika seorang pendidik mampu

melaksanakan pembelajaran dengan adanya kreativitas dan inovatif serta

tepat sasaran yang bisa menumbuhkan minat belajar dari peserta didik.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses

interaksi pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang

berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran ditandai

dengan adanya interaksi edukatif yang terjadi, yaitu interaksi yang sadar

akan tujuan. Interaksi ini berakar dari pihak pendidik (guru) dan kegiatan

belajar secara pedagogis pada diri peserta didik, berproses secara

sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi

pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan berproses melalui tahapan-

tahapan tertentu(Hanafy, 2014).

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung motivasi dari

peserta didik serta inovasi dan kreatifitas pendidik. Pembelajar yang

mempunyai motivasi tinggi ditunjang dengan pendidik yang mampu

memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan

pencapaian target belajar. Pola pembelajaran yang terjadi saat ini

seringkali masih bersifat transmisif, yaitu secara pasif menyerap struktur

pengetahuanyang diberikan guru atau ada yang pada buku pelajaran saja.

Adapun menurut Hudojo, menyatakan bahwa sistem pembelajaran dalam

pandangan konstruktivis memberikan perbedaan yang nyata. Ciri-cirinya

adalah : (a) siswa terlibat aktif dalam belajarnya. Siswa belajar materi

2
secara bermakna dengan bekerja dan berpikir, dan (b) informasi baru harus

dikaitkan dengan sebelumnya sehingga menyatu dengan pengetahuan yang

dimiliki oleh siswa(Trianto, 2009).

Dalam melakukan pembelajaran, pendidik mempunyai strategi

masing-masing dalam menyampaikan materi ataupun ilmu kepada peserta

didik. Strategi adalah langkah, susunan, seorang guru dalam

menyampaikan atau melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan

pembelajaran tercapai dari awal sampai akhir pembelajaran. Dalam

menetapkan strategi ini diperlukan apa saja yang akan dilakukan pendidik

dan peserta didik dalam proses pembelajaran nantinya. Selain itu dalam

menetapkan strategi ini diperlukan dari komponen-komponen

pembelajaran lainnya, sebagai komponen pendukung untuk keberhasilan

kegiatan pembelajaran, dan masing-masing komponen mempunyai peran

dan fungsi, saling menunjang, dan bekerja untuk bisa mencapainya tujuan

pembelajaran yang diinginkan.

Pada kegiatan pembelajaran, pembelajaran tidak hanya terjadi secara

langsung bertemu di kelas atau di suatu tempat melainkan ada juga

pembelajaranyang terjadi melalui perantara media atau alat yaitu dengan

adanya model inovasi E-learning. E-learning atau Electronic-Learning

kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah

pendidikan. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda denganE-

learningnamun pada prinsipnyaE-learning adalah pembelajaran yang

menggunakan jasa elektronika dengan internet sebagai alat bantunya.

3
E-learning merupakan teknologi pembelajaran yang masih awam

dan jarang digunakan diberbagai sekolah dasar khususnya. Dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajarannya E-Learning menggunakan audio,

video serta media-media sosial yang bisa digunakan untuk memperoleh

informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembelajaran yang

ada, dan disiapkan oleh pendidik, juga bisa digunakan ketiganya dalam

satu kegiatan pembelajaran.

E-learning sebagai sebuah inovasi dalam dunia pendidikan

diharapakandapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dalam

menjawab tantangan globalisasi dalam pendidikan digital. Penggunaan

media seperti E-learning dalam suatu proses pembelajaran diharapkan

sebagai alternatif untuk mengatasi masalah kemandirian belajar peserta

didik, karena dalam penggunaannya memungkinkan mengajarkan siswa

mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih luas di dunia

internet sehingga memunculkan kreativitas siswa dalam mempelajari ilmu

pengetahuan. Akhir-akhir ini diseluruh dunia sedang mengalami wabah

atau virus yang sama yaitu pandemi covid -19.Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem menerbitkan Surat Edaran Nomor

4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Darurat Covid-19.

Salah satunya mengenai proses belajar dirumah. Setelah adanya kebijakan

mengenai pembelajaran dirumah dimasa pandemi Covid-19, sekolah-

sekolah memutuskan untuk menggunakan beberapa aplikasi E-learning

sebagai alternatif dalam pembelajaran. Beberapa aplikasi yang biasa

4
digunakan diantaranya Google Classrom,Zoom, youtube, WhatsApp

Group sebagai media pembelajaran.

SD Muhammadiyah Plus Salatiga merupakan lembaga pendidikan

formal yang berdiri sendiri sebagai sekolah swasta untuk ikut berperan

penting dalam mencerdaskan anak bangsa dengan tujuan menjadikan

generasi yang mempunyai kualitas sumber daya manusia yang baik.SD

Muhammadiyah Plus Salatiga mempunyai visi sebagai pusat unggul ilmu

pengetahuan dan tekonologi salah satunya yaitu penerapan pelaksanaan

pembelajaranE-Learning yang dilakukan dengan waktu tertentu serta

hanya untuk pemberian tugas melalui aplikasi google classroom,

selebihnya dengan melaksanakan pembelajaran langsung.Dengan adanya

pandemi dan surat edaran yang dicanangkan KEMENDIKBUD

mengaharuskan pembelajaran dilakukan dirumah dengan waktu yang

setiap hari, dan keterbatasan pemantauan pendidik untuk terjun langsung

berinteraksi dengan peserta didik, hal ini menjadikan pembelajaran baru

dalam pelaksanaan pada pembelajaran berbasis E-learning.

Peneliti menemukan kendala bahwasanya dalam implementasi

pembelajaran berbasis e-learningpada masa pandemi covid yaitu materi

pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik, jam belajar yang tidak

sesuai dengan jadwal, pemberian tugas sebagai pengganti jadwal

pembelajaran. Hal ini menuntut para pendidik untuk berpikir kreatif dan

inovatif, serta menciptakan strategi yang dapat diterapkan oleh guru agar

5
pembelajaran e-learning tersampaikan dengan baik, sehinggapembelajaran

menjadi efektif dan efisien.

Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul

penelitian “ Implementasi Pembelajaran Berbasis E-learningpada Masa

Pandemi Covid – 19 Di SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun Pelajaran

2019/2020. ”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah

diatas, maka peneliti menuliskan fokus penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis E-learning pada masa

Pandemi Covid – 19 diSD Muhammadiyah Plus Salatiga ?

2. Apa saja strategi guru dalam pembelajaran berbasisE-learning pada

masa Pandemi Covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

3. Apa saja problematika dalam implementasi pembelajaranberbasis E-

learning pada masa Pandemi Covid-19 di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diurutkan oleh penulis

diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran berbasis E-learning

pada masa Pandemi Covid – 19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga.

6
2. Untuk mengetahui strategi guru dalam pembelajaran berbasisE-

learning pada masa Pandemi Covid – 19 di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga.

3. Untuk mengetahui problematika dalam implementasi pembelajaran

berbasis E-Leraning pada masa Pandemi Covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritik penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan

mampu menjadi bahan kajian dan referensi dalam pengembangan

keilmuan bidang pendidikan di Indonesia.

b. Sebagai tambahan pengetahuan bagi pembaca tentang

pembelajaran berbasis E-learning.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan informasi ilmiah

pada pembelajaran berbasis E-learning terhadap kesiapan masa

yang akan datang.

7
b. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan bagi guru agar pembelajaran berbasis

E-learning ini tersampaikan dengan baik serta menciptakan

pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.

2) Sebagai bahan masukan bagi guru agar dalam proses

pembelajaran berbasis E-learning memilih strategi dengan

tepat.

c. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan penelitian ini peneliti menambah wawasan dan

pengetahuan yang luas dalam proses terjun dilapangan serta dapat

menambah pengalaman dalam mencari informasi.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan

maksud utama peneliti dalam penggunaan kata pada judul dalam

penelitian ini, maka penulis menguraikan arti kata-kata yang terangkum

didalam setiap variable sebagai berikut :

1. Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanakan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap

sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara

pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,

8
implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang

terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2002).

2. Pembelajaran

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah

usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar

mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan

terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan

kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman

belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya

menggambarkan aktivitas guru, sedangkan pembelajaran

menggambarkan aktivitas peserta didik. (Nata, 2009)

3. E-learning

E-learningdapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi

informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dan relatif baru di

Indonesia. E-learning terdiri dari dua bagian, yaitu „e‟ yang

merupakan singkatan dari „electronic’ dan „learning‟ yang berarti

„pembelajaran‟. Jadi E-learning adalah pembelajaran dengan

menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya

perangkat komputer(Kusuma, 2011).

4. Covid-19

Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya

menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa

9
hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome

(MERS) dan Sindrom Pernapasan Akun Berat/ Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di

antara orang-orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin.

Corona virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian

luar biasa muncul di Wuhan, China, pada Desember 2019, Severe

Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2) , dan

menyebabkan penyakit Corona virus Disease-2019 (COVID-19)

(Kementrian Dalam Negeri : 2020 : 3).

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam 5 (lima) bab yang

rinciannya sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, pada bab pendahuluan ini berisi latar

belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

penegasan istilah, sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, pada bab kajian pustaka ini berisi makna

pembelajaran berbasis E-learning, strategi pembelajaran guru , dan

tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu.

Bab III Metode Penelitian, pada bab metode penelitian ini berisi

jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan data.

10
Bab IV Analisis tentang implementasi pembelajaran berbasis E-

learningpada masa pandemi Covid-19.

Bab V Penutup, Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari

penyusunan skripsi yang penulis susun. Bab lima ini penulis

mengemukakan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan saran yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

11
BAB II

LANDASAN TEORI

A. .Pembelajaran E-Learning

1. Pengertian E-Learning

E-Learning merupakan proses pembelajaran jarak jauh dengan

menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran teknologi.

(Chandrawati, 2010)E-learning adalah kegiatan belajar mengajar yang

menggunakan internet (Asep: 2005).

E-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi

informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia

maya. Istilah E-learning lebih ditepat ditunjukan sebagai usahauntuk

membuat sebuah tranformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah

maupun di perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani

teknologi internet. (Munir, 2009) Sedangkan menurut Efendi (2005 : 6 )

terminologiE-learning sendiri dapat mengacu pada semua kegiatan

pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi

informasi.

E-learning terdiri atas dua bagian yaitu “e” yang merupakan

singkatan dari elektronik danlearningyang berarti pembelajaran. Jadi E-

learningberarti pembelajaran menggunakan jasa/bantuan perangkat

elektronika, khususnya perangkat komputer. Karena itu E-learning

sering disebut dengan on-line course(Soekartawi, 2003) dalam(Poppy,

2010).

12
Kartasamita (2003) dalam (Poppy, 2010)mengemukakan bahwa

salah satu ciri E-learning adalah adanya pembelajaran dengan

kombinasi teknologi dan berbagai terapan praktis, serta dengan

kesegeraan kemudahan akses sumber belajar, ke pengajar dan kesesama

pelajar, melalui internet. Onno W Purbo (2002) dalam (Rusman,2018)

menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam E-

learning digunakan dalam istilah untuk segala teknologi elektronik

internet,intranet satelit,tape/audio, TV interaktif dan CD-ROM adalah

sebagai dari media elektronik yang digunakan oleh pengajar boleh

disampaikan secara „synchronously‟ (pada waktu yang sama) ataupun

„asynchromously’ (pada waktu yang berbeda)

E-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran yang

pelaksanaannya di dukung oleh jasa elektronik seperti telepon,

audio,video tape, transisi satelit atau komputer. Dengan demikian

pengembangan dan pilihan teknologi untuk E-learning adalah sebagai

berikut, yaitu era menggunakan bahan ajar cetak, era dimana

penggunaan bahan ajar cetak dibarengi dengan penggunaan teknologi

audio dan multimedia lainnya. Era dimana bahan ajar dan sistem

penyampaiannya menggunakan jasa komputer dan fasilitas yang ada

seperti internet dan CD-ROM serta kombinasi dari ketiga model di

atas(Soekartawi, 2007).

E-learning sebagai penyampaian program pembelajaran pelatihan,

atau pendidikan dengan menggunakan sarana elektronik seperti

komputer atau alat elektronik lain seperti telepon genggam dengan

13
berbagai cara untuk memberikan pelatihan, pendidikan, atau bahan

ajar(Prawiradilaga, 2013).

Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwaE-

learningmerupakan model pembelajaran yang menjadikan salah satu

inovasi model pembelajaran yang dapat di terapkan dengan melalui jasa

elektronika dan dibantu oleh kemampuan jaringan internet.E-

learningerat kaitannya dengan teknologi informasi dan komunikasi

karena dalam pengimplementasiannya E-learning menggunakan sarana

elektronik seperti komputer dan media elektronik.

2. Karakteristik E-Learning

E-learning merupakan salah satu pembelajaran yang saat ini sedang

berkembang didalam pendidikan Indonesia. E-learning dalam

pengembangan dan implementasinya mempunyai ciri atau karakteristik

tersendiri. Karakteristik tersebut dapat berupa pemanfaatan jasa

teknologi elektronik, dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa,

atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah.

Cisco dalam (Poppy, 2010) mendeskripsikan E-learning dalam

berbagai karakteristik, antara lain :

a. E-learningmerupakan suatu bentuk pembelajaran yang memberikan

penekanan pada penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,

pelatihan secara online.

b. E-learningmenyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya

nilai belajar tradisional ( model belajar klasikal, kajian terhadap

14
buku teks) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan

global.

c. E-learningtidak berarti menggantikan sistem pembelajaran klasikal

yang dipraktekan, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui

pengayaan informasi tentang substansi (content) dan

mengembangkan teknologi pendidikan.

d. Kapasitas pembelajaran sangat bervariasi. Hal ini tergantung pada

bentuk konten serta alat penyampaian informasi atau pesan-pesan

pembelajaran dan gaya belajar. Bilamana konten dikemas dengan

baik dan didukung dengan alat penyampaian informasi dan gaya

belajar secara serasi, maka kapasitas belajar ini akan lebih baik yang

pada gilirannya memberikan hasil yang lebih baik.

Munir (2009) mengungkapkan beberapa karakteristikE-learning

yakni: “ memanfaatkan teknologi, menggunakan media komputer,

pendekatan mandiri, tersimpan dimedia komputer, otomatisasi proses

pembelajaran”. Masing-masing karakteristik diuraikan sebagai berikut :

1) Memanfaatkan jasa teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi

yang digunakan dapat berupa internet sehingga penyampaian pesan

dan komunikasi antara pebelajar dengan pebelajar, pebelajar dengan

pembelajar, dan pembelajar dengan pembelajar dapat dilakukan

secra mudat dan cepat.

2) Menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri dengan

menggunakan E-learning, pelajar dituntut untuk melepaskan

15
ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak

dilakukan secara langsung.

3) Materi pembelajaran dapat disimpan.

4) Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga

mengetahui hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta

untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai sumber

informasi.

Berdasarkan beberapa dari karakteristik diatas, diperoleh

pengetahuan bahwa E-Learning mempunyai karakteristik yang

berbeda dengan pembelajaran konvensional, yaitu dalam

pengimplementasiannya melalui sistem digital dengan jaringan

internet. Hanya saja didalam pembelajaran E-Learning harus bisa

mengadaptasi unsur-unsur yang biasa dilakukan dalam sistem

pembelajaran konvensional. Selain itu memanfaatkan jasa teknologi

dan informasi ini untuk pembelajaran jarak jauh secara online.

Dalam E-Learning juga mampu membangkitkan sisi kemandirian

dari dalam sisi peserta didik, serta dibutuhkan pembelajaran yang

komunikatif dan menarik sehingga peserta didik dapat belajar

dengan nyaman dan tidak bosan.

16
3. Manfaat dan FungsiE-Learning

Soekartawi dalam (Poppy, 2010) mengemukakan manfaat

penggunaan internet khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak

jauh, antara lain sebagai berikut :

a. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau

petunjuk belajar yang terstruktur atau terjadwal melalui internet,

sehingga keduanya bisa saling menilai berapa jauh bahan ajar

dipelajari.

b. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan

dimana saja kalau diperlukan.

c. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan

dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di

internet secara lebih mudah.

d. Baik pendidik maupun peserta didik, dapat melakukan diskusi

melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang

banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang

lebih luas.

e. Berubahnya peran peserta didik dari pasif menjadi aktif.

f. Relatif lebih efisien.

Siahaan dalam (Poppy, 2010) mengemukakan bahwa terdapat 3

fungsi E-learning dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas

(Classroom Instruction), yaitu sebagai suplemen (tambahan) yang

sifatnya pilihan (opsional), pelengkap ( komplemen), atau pengganti

(substitusi). E-learning berfungsi sebagai suplemen (tambahan) yaitu

17
peserta didik learning atau tidak. E-learning berfungsi sebagai

komplemen (pelengkap) yaitu materi diprogramkan untuk melengkapi

materi pembelajaran yang diterima peserta didik didalam kelas.

Manfaat E-learningyang ketiga yaitu substitusi (pengganti), beberapa

pendidikan dinegara maju telah memberikan beberapa alternatif model

kegiatan pembelajaran kepada peserta didiknya, dengan tujuan agar

peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan pembelajaran

sesuai dengan waktu dan aktivitas sehari-hari.

4. Model Pembelajaran E-Learning

Ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran

berbasis internet yaitu web course, web centric course, dan web

enhaced course (Tafiardi, 2005).

a. Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan

pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya

terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar,

diskusi, konsultasi, penugasan latihan, ujian dan kegiatan

pembelajaran lainnya disampaikan menggunakan internet. Dengan

kata lain model ini menggunakan jarak jauh.

b. Web centric course adalah penggunaan internetyang

menggunakanatau memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap

muka, fungsinya saling melengkapi, dalam model ini pengajar dapat

memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi melalui

web yang telah dibuatnya. Siswa juga diarahkan untuk mencari

materi-materi lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka

18
peserta didik dan pendidik lebih banyak berdiskusi tentang temuan

materi yang telah dipelajari melalui internet.

c. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang

peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan dikelas. Fungsi

internetadalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara

peserta didik dan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok,

atau peserta didik dengan narasumber lain. Peran pengajar dalam hal

ini di tuntut untuk menguasi teknik mencari informasi di internet

membimbing siswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan

dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang

menarik dan diminati.

Fungsi internet lainnya adalah untuk memberikan pengayaan dan

komunikasi antara peserta didik dengan pendidik, sesama peserta didik,

anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh

karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik

mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan

menemukan situs-situs relevan dengan bahan pembelajaran menyajikan

materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan

dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

Anak didik mampu duduk berjam-jam dan memainkan permainan

dengan senang hati. Fenomena ini sangat menarik dalam mendesain

E-Learning. Dengan membuat sistem E-learning yang mampu

menghanyutkan peserta didik untuk mengikuti setiap langkah belajar di

dalamnya seperti layaknya ketika bermain sebuah games. Penerapan

19
teori games dalam merancang materi E-learning perlu dipertimbangkan

karena pada dasarnya setiap manusia menyukai permainan(Silahuddin,

2015).

5. Kekurangan E-Learning

Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai

informasi yang dapat diakses secara mudah, kapan saja dan dimana

saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu

saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain, dengan

cara yang sangat mudah.

Dari berbagai pengalaman dan juga berbagai informasi yang

tersedia, memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet,

khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. Walaupun

demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atauE-learning juga

tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik antara lain

dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar siswa itu

sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat velues dalam

proses belajar mengajar.

b. Kecendrungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan

sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.

c. Proses belajar mengajar cenderung mangarah ke pelatihan dari pada

pendidikan.

20
d. Berubahnya peran guru yang semula menguasai teknik pembelajaran

konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran

yang menggunakan ICT.

e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung

gagal(Kusumana, 2011).

6. Proses Belajar dalam E-Learning

Secara filosofis, pelaksanaan E-learning mengandung dua

konsekuensi. Konsekuensi pertama, menuntut diterapkannya sistem

belajar mandiri. Artinya setiap peserta didik memiliki otonomi untuk

menentukan tiga opsi berikut :

a. Apa yang akan mereka pelajari.

b. Kapan, dimana, bagaimana mereka mempelajarinya.

c. Kapan, bagaimana mereka membuktikan keberhasilan belajarnya.

Konsekuensi kedua dioptimalkan media komunikasi, khususnya

teknologi komunikasi secara tepat guna dan sesuai kebutuhan. Media

komunikasi dan teknologi telekomunikasi tersebut diantaranya adalah

media cetak, media audio, media audio visual, media internet, dan

media telekonferensi serta media mobile. Oleh karena itu dalam konteks

saat ini, penyelenggaraan belajar jarak jauh dapat dikatakan sudah

memasuki generasi kelima. Generasi pertama menafaatkan

korespodensi (surat-menyurat) naik ke generasi kedua seiring adanya

potensi media cetak yang dinamakan modul cetak. Generasi ketiga

sudah mengkombinasikan pemanfaatan radio, karena saat itu telah ada

radio. Generasi keempat, ditambah lagi dengan kombinasi pemanfaatan

21
televisi, seiring dengan pesatnya perkembangan TV saat itu. Dan saat

ini telah memasuki generasi kelima dengan dimanfaatkannya komputer

dan internet (E-learning atau online E-learning) (Kusuma, 2011).

Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Hal yang terpenting

dalam proses mandiri ialah peningkatan kemauan dan keterampilan

siswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga akhirnya

siswa tidak tergantung pada guru. Dalam belajar mandiri siswa akan

berusaha sendiri dahulu untuk memahami isi pelajaran yang dibaca atau

dilihatnya melalui audio visual.

Proses belajar mandiri memberi kesempatan peserta didik untuk

mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan guru. Mereka mengikuti

kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah dirancang khusus

sehingga masalah atau kesulitan belajar sudah diantisipasi sebelumnya.

Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes,

tidak mengikat, serta melatih kemandirian siswa agar tidak bergantung

atas kehadiran atau uraian materi ajar dari guru.

Proses belajar mandiri mengubah peran guru, menjadi fasilitator

atau perancang proses belajar. Sebagai fasilitator, seorang guru

membantu siswa mengatasi kesulitan belajar.

Sistem belajar mandiri menuntut adanya materi ajar yang dirancang

khusus untuk itu. Menurut Prawiradilaga, beberapa syarat yang harus

dipenuhi oleh materi ajar ini adalah :

22
1) Kejelasan rumusan tujuan belajar ( umum dan khusus).

2) Materi ajar merupakan sistem pembelajaran lengkap, yaitu ada

rumusan tujuan belajar, materi ajar, evaluasi penguasaan materi,

petunjuk belajar dan rujukan bacaan.

3) Materi ajar dapat disampaikan kepada siswa melalui media cetak,

atau komputerisasi seperti CBT, CD-ROM atau program audio/video.

4) Materi ajar itu dikirim menggunakan teknologi canggih dengan

internet (situs tertentu) dan e-mail atau dengan cara lain yang

dianggap mudah dan terjangkau oleh siswa. (Kusumana, 2011)

Proses pembelajaran online dapat diselenggarakan dalam berbeagai

cara berikut (1) proses pembelajaran secara konvensional (lebih banyak

face to face meeting) dengan tambahan pembelajaran melalui media

interaktif komputer melalui internet atau menggunakan grafik interaktif

komputer. (2) dengan metode campuran, yakni sebagian besar proses

pembelajaran dilakukan melalui komputer, namun juga tetap

memerlukan face to meeting untuk kepentingan tutorial atau

mendiskusikan bahan ajar. (3) metode pembelajaran yang keseluruhan

hanya dilakukan secara online, metode ini sama sekali tidak ditemukan

face to face meeting.

Model pembelajaran yang dikembangkan melalui E-learning

menekankan pada resource based learning, yang juga dikenal dengan

learner-centered learning. Dengan model ini peserta didik mampu

mendapatkan bahan ajar dari tempatnya masing-masing (melalui

personal computer di rumah masing-masing). Keuntungan model

23
pembelajaran seperti ini adalah tingkat kemandirian peserta didik

menjadi lebih baik dan kemampuan teknik komunikasi mereka yang

menunjukan kemajuan yyang menggembirakan. Dengan model ini,

komunikasi antar peserta didik pendidik berlangsung secara bersamaan

atau sendiri-sendiri melalui jaringan komputer.

Dalam aplikasi e-learning bukan hanya peserta didik yang dituntut

untuk menguasai keahlian tertentu, namun seorang pendidik juga

dituntut memiliki beberapa kompetensi yang harus ia miliki, agar

program e-learning yang dijalankannya bisa berjalan dengan baik. Ada

tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki pendidik untuk

menyelenggarakan model pembelajaran e-learning, yaitu (1)

kemampuan untuk membuat desain instruksionalsesuai dengan kaidah-

kaidah pedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelajaran. (2)

penguasaan teknologi dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet

sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar

yang up todate dan berkualitas. (3) penguasaan materi pembelajaran

sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

Beberapa hal perlu dicermati dalam menyelenggarakan program

E-learning digital clasroom adalah pendidik menggunakan internet

dan email untuk berinteraksi dengan peserta didik dan mengukur

kemampuan belajarnya, peserta didik mampu mengatur waktu belajar,

dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam

ruangmultimedia. Dengan mencermati perkembangan teknologi

informasi dalam dunia pendidikan dan beberapa komponen penting

24
yang perlu disiapkan dalam mengembangkan program e-learning

program e-learning bukanlah suatu yang tidak mungkin diwujudkan

( Hartanto, 2016).

B. Strategi Pembelajaran

1. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-

garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran

yang telah ditentukan. (Djamarah,2006) Strategi pembelajaran dapat

diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan

yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi

pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan

metode dan pemanfaatan sumber daya atau kekuatan dalam

pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu (

Direktorat Tenaga Kependidikan:2008:4).

Strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai sebagai

perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan. Strategi dalam konteks pendidikan

mengarah kepada hal yang lebih spesifik, yakni khusus pada

pembelajaran. Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi

pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru

serta peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran secara

efektif dan efisien (Suryadi, 2013).

25
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan

oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3

jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni : (a)

strategi pengorganisasian pembelajaran (b) strategi penyampaian

pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran

(Direktorat Tenaga Kependidikan : 2008 : 5).

Dari beberapa definisi yang dikemukakan penyusun diatas.

Dapat disampaikan bahwa, “ strategi pembelajaran adalah langkah,

susunan seorang guru dalam menyampaikan / melakukan kegiatan

pembelajaran, sehingga tujuan pembelaajaran tercapai, dari awal

pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

b. Macam-macam Strategi Pembelajaran

(Ahmadi,2011)Strategi dapat di bagi menjadi 4, yaitu :

1) Strategi Pembelajaran Langsung

Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran

yang banyak diarahkan oleh guru, pembelajaran langsung

biasanya bersifat deduktif. Strategi ini efektif untuk menentukan

informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.

Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan

dan digunakan, sedangkan kelemahan utamanya dalam

mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan

sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan

interpesonal serta belajar kelompok.

26
2) Strategi Pembelajaran Tak Langsung

Strategi pembelajaran tak langsung disebut inkuiri, induktif,

pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan.

Dalam strategi ini peran peserta didik sangat dominan dan guru

hanya sebagai fasilitator dalam mengelola kelas.

Kelebihan dari strategi ini adalah mendorong ketertarikan

dan keinginan peserta didik, menciptakan alternatif dan

menyelesaikan masalah, pemahaman yang lebih baik.

Sedangkan kekurangannya adalah memerlukan waktu

panjang, strategi ini juga tidak cocok apabila peserta didik perlu

mengingat materi dengan cepat.

3) Strategi Pembelajaran Interaktif

Pembelajaran interkatif menekankan pada diskusi dan

sharing di antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberikan

kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan,

pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya

dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan

merasakan.

Kelebihan strategi ini adalah peserta didik dapat belajar dari

temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan

kemampuan-kemampuan. Kekurangan dari strategi ini adalah

strategi ini sangat tergantung pada kecakapan guru dalam

menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.

27
4) Strategi Pembelajaran Mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang

bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan

peningkatan diri.

Kelebihan pembelajaran ini adalah membentuk peserta

didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Sedangkan

kekurangannya adalah peserta MI dan SD belum dewasa,

sehingga sulit menggunakan pembelajaran ini.

Dari macam-macam strategi pembelajaran diatas, pasti ada

kelebihan dan kekurangannya, tapi semua itu tergantung dari guru

dan peserta didiknya dalam menempatkan posisi di dalam proses

pembelajaran. Karena tidak semua strategi yang diterapkan oleh

guru dapat berhasil dalam proses pembelajaran, tetapi dilihat dari

berbagai aspek yang dibutuhkan dan kecocokan dalam metode

pembelajaran tersebut.

c. Komponen Strategi Pembelajaran

Dick dan Carey ( 1987) menyebutkan bahwa terdapat 4

komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran

pendahuluan (2) penyampaian infomasi (3) partisipasi peserta didik (

4) tes.

Pada bagian berikut akan diuraikan penjelasan masing-masing

komponen.

28
1) Kegiatan pendahuluan

Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem

pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting.

Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta

didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik

akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Cara

guru memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh

ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru

meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tersebut

akan sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.

Persoalan motivasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi

peserta didik yang belum dewasa, sedangkan motivasi intrinsik

sangat penting bagi peserta didik yang dewasa karena kelompok

ini lebih menyadari pentingnya kewajiban belajar serta

memanfaatkannya bagi mereka.

Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat

dilakukan melalui teknik-teknik berikut :

a) Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat

dicapai oleh semua peserta didik di akhir kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik menyadari

pengetahuan, keterampilan sekaligus manfaat yang akan

diperoleh setelah mempelajari pokok bahasan tersebut.

29
b) Lakukan apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan

jembatan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan

baru yang akan dipelajari. Tunjukan pada peserta didik

tentang eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah

mereka miliki dengan pengetahuan yang akan dipelajari.

2) Penyampaian Informasi

Penyampaian informasi sering kali dianggap suatu

kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran,

padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari

strategi pembelajaran. Artinya tanpa adanya kegiatan

pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik

dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi

tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan informasi

dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan

dengan mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan

pembelajaran selanjutnya.

Dalam kegiatan ini guru juga harus memahami dengan

baik situasi dan kondisi yang dihadapinya. Dengan demikian

informasi yang disampaikan dapat ditangkap oleh peserta didik

dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

penyampaian informasi ada urutan ruang lingkup dan jenis

materi.

30
3) Partisipasi Peserta Didik

Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik

merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal

dengan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang maknanya

adalah proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta

didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan

relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (

Dick dan Craey,1978). Terdapat beberapa hal yang penting yang

berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu sebagai

berikut :

a) Latihan dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta

didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap, atau

keterampilan tertentu. Maka kegiatan selanjutnya adalah

hendaknya peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih

atau mempraktikan pengetahuan, sikap atau keterampilan

tersebut.

b) Umpan balik. Segera setelah peserta didik menunjukan

perilaku sebagai hasil belajarnya, maka guru memberikan

umpan balik terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan

balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan

mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang

telah mereka lakukan benar/salah, tepat/tidak tepat, atau ada

sesuatu yang diperbaiki.

31
4) Tes (Evaluasi)

Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk

mengetahui ; (1) apakah tujuan pembelajaran khusus telah

tercapai atau belum, dan (2) apakah pengetahuan sikap dan

keterampilan telah dimiliki oleh peserta didik atau belum.

Pelaksanakan tes biasanya dilakukan diakhir pembelajaran

dan penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan

tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau

praktek(Sunhaji, 2008).

d. Faktor-faktor Menetapkan Strategi Pembelajaran

Sebagai guru yang akan melaksanakan pembelajaran dituntut

dapat memilih dan menetapkan strategi pembelajaran yang akan

digunakan. Hal ini penting terkait dengan keberhasilannya

membelajarkan peserta didik. 4 hal yang harus dipertimbangkan guru

dalam menetapkan strategi pembelajaran sebagai Berikut

1) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam

memilih dan menggunakan strategi pembelajaran ialah tujuan,

yang dalam kurikulum dirumuskan dalam bentuk kompetensi,

sebab semua komponen tersebut, termasuk strategi pembelajaran

dipilih dan difungsikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Seperti yang diketahui bahwa tujuan pembelajaran

menyangkut tiga kelompok perilaku, yakni,

pengetahuan,keterampilan dan sikap. Untuk masing-masing

32
kelompok perilaku diperlukan penggunaan strategi pembelajaran

yang berbeda sesuai dengan aspek kegiatan yang dituntut untuk

penguasaan jenis-jenis tujuan pembelajaran tersebut. Dengan

memperhatikan karakteristik pencapaian setiap tujuan

pembelajaran, diharapkan guru tidak melakukan kesalahan

dalam memilih strategi pembelajaran untuk membantu siswa

menguasai tujuan pembelajaran.

2) Peserta didik

Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran

ialah siswa mengingat tujuan yang harus dicapai dari proses

tersebut ialah perubahan perilaku siswa. Oleh karena didalam

memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, faktor siswa

tidak bolehdiabaikan. Setelah kita menetapkan strategi

pembelajaran yang dipilih sebaiknya gunakan pilihan

berdasarkan pertimbangan tujuan sehingga dalam menentukan

bagaimana teknik menggunakan strategi pembelajaran tersebut,

faktor siswa menjadi salah satu pertimbangan.

Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki

perbedaan-perbedaan. Sangat bijaksana bila dalam penggunaan

strategi pembelajaran, kita mempertimbangkan perbedaan-

perbedaan tersebut. Selain dengan mempertimbangkan siswa

secara individual, jumlah siswa akan mempengaruhi pula

terhadap penggunaan strategi pembelajaran.

33
3) Sarana (Alat dan Sumber)

Alat yang menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan

menggunakan strategi pembelajaran ialah alat peraga, seperti

peta, globe, gambar, foto, dan sebagainya. Serta alat-alat

pelajaran seperti alat-alat untuk praktik. Jumlah dan

karakteristik alat-alat tersebut dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam memilih dan menggunakan strategi

pembelajaran. Termasuk dalam kelompok ini ialah media

pembelajaran yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik,

seperti paket modul, pengajaran berprogram, dan pengajaran

melalui alat audio. Demikian pula halnya sumber materi

pelajaran, seperti buku-buku pelajaran, lingkungan sekitar.

4) Guru.

Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Sebagai

contoh di lapangan kadang-kadang ada guru yang jika

menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian siswa dan

jelas. Sementara ada guru lain yang walaupun menggunakan

strategi pembelajaran yang sama dengan yang satu, tetapi ia

tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung

membosankan.

Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama

memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar. Hal-hal seperti itu

perlu menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan

34
menggunakan strategi pembelajaran. Demikian pula kondisi

fisik guru, terutama pada saat akan mengajar. (Salim, 2012)

C. Pendahulu yang Relevan

Kajian penelitian terdahulu sangat berguna bagi pembahasan skripsi

ini. Untuk melakukan penelitian dalam skripsi ini peneliti melakukan

kajian terlebih dahulu terhadap penelitian-penelitian terdahulu.

Nona Isnawati ( 2018), yang berjudul “Implementasi Program

Pembelajaran Berbasis IT (E-learning) Dalam Menumbuhkan Literasi

Digital Di SD Muhammadiyah Condongcatur”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui implementasi program pembelajaran berbasis IT

(E-learning) sebagai upaya dalam menumbuhkan literasi digital dan untuk

mengetahui pentingnya program pembelajaran berbasis E-learning dalam

menumbuhkan literasi digital. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah

kepala sekolah,waka kurikulum,tim divisi lab, guru, dan 6 siswa.

Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara.

Yanuar Tri Adi (2018), yang berjudul “Implementasi E-learning di

SD IT Aulia Muaro Bulian”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan bagaimana pengimplementasian E-learning di SD IT

Aulia Muaro Bulia, dampak positif dari adanya E-learning terhadap mutu

belajar siswa serta kendala guru dalam pengimplementasian E-learning

dan tujuan digunaknnya E-learning didalam sistem

pembelajaran.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan

35
pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru,

dan beberapa peserta didik. Pengumpulan data menggunakan metode

observasi dan wawancara.

Dari semua penelitian terdahulu yang penulis cantumkan diatas

terdapat perbedaan yang cukup jelas dengan penelitian yang dilakukan

penulis. Perbedaan tersebut terletak pada fokus peneliti gunakan. Dengan

penelitian pertama yaitu menggunakan konsep karakteristik literasi digital.

Sedangkan penelitian kedua yaitu penggunaan pembelajaran E-learning

yang memfokuskan pada dampak dan tujuan dari pembelajaran

E-learning tersebut. Didalam penelitian penulis memfokuskan

penelitiannya yaitu pada implementasi dan strategi guru dalam

penggunaan pembelajaran E-learning pada masa pandemi covid-19.

36
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian adalah langkah yang sistematis sebagai upaya untuk

memecahkan masalah(Rasimin, 2018). Menurut Sugiyono (2011)

Penelitian merupakan suatu upaya penyaluran hasrat ingin tahu manusia

dan ingin mencari sebab dari satu serentetan akibat. Karena, manusia

memiliki hasrat ingin tahu, maka kemudian mereka mencoba

mengabtraksikan dan membahasakan lewat sebuah penelitian. Hal ini lah

yang tidak pernah luntur pada manusia pada gilirannya turut mendorong

pengembangan dan pengetahuan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena data yang diperoleh

dilapangan lebih banyak bersifat informasi dan keterangan bukan dalam

bentuk simbol atau angka.

Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar

alamiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan peneliti

tertarik secara alamiah(Moleong,2006).

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif ini adalah

penelitian yang bersifat alami, yang digunakan untuk mendapatkan data

yang mendalam danlebih menekankan pada data yang sebenarnya dengan

melakukan interaksi yang intensif di lapangan. Sehubungan dengan

pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

karena data yang akan diperoleh dilapangan lebih banyak bersifat

deskriptif.

37
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga. Sekilas mengenai sekolah SD Muhammadiyah Plus Salatiga

beralamat di Jl Yudistira No.40 B, Grogol, Dukuh, Kec. Sidomukti Kota

Salatiga, dan berprovinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian

tanggal 10 juni 2020 sampai dengan selesai.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh baik berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sumber

data dalam penelitian ini yaitu mengambil sumber data primer dan

sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil peneliti melalui kata-kata

dan tindakan atau pengamatan (Moleong, 2014). hal ini tercemin

dengan adanya kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari pengamatan

lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Dalam penelitian ini

peneliti melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, waka

kurikulum, guru yang berkaitan dengan pembelajarE-learning.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data diluar kata-kata dan tindakan yaitu

sumber tertulis (Moleong, 2014) data ini merupakan olahan hasil dari

data primer dan disajikan secara baik oleh pihak pengumpul data

38
maupun pihak lain atau data pendukung yang sangat diperlukan

penelitian ini.

Sumber data sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian ini,

terdiri dari wawancara siswa yang bersangkutan dengan pelaksanaan

pembelajaran E-Learning serta dokumen yang berupa profil SD

Muhammadiyah Plus, jurnal artikel ilmiah yang berkaitan dengan

pembelajaran E-learning dan dokumentasi dari kegiatan pembelajaran

E-learning pada masa pandemi covid.

D. Prosedur Pengumpulan Data

1. Teknik Wawancara atau Interview

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi

pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi

jawaban atas pertanyaan itu. (Basrowi,2008)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang

mana peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang akan diteliti.

Wawancara adalah alat pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Dengan wawancara, peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan

fenomena yang terjadi. (Ibrahim, 2015)

39
Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang

implementasi pembelajaran E-learning mengenai teknik dan strategi

guru pada masa pandemi covid-19.

Peneliti mencari data melalui wawancara dengan wawancara

terstruktur, wawancara terstruktur yaitu kegiatan wawancara yang

dilakukan dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa

yang hendak digali dari informan, seperti peneliti telah mempersiapkan

daftar pertanyaan secara rinci dan juga telah mempersiapkan alat bantu

rekam, dan kamera untuk kebutuhan pengumpulan data.

2. Teknik Observasi

Secara terminologi observasi berasal dari bahasa inggris yaitu

observation yang bermakna pengamatan, pandangan, pengawasan atau

dalam kata keterangan sebagai observe yang berarti mengamati,

melihat, meninjau, menjalankan, mematuhi, memperhatikan,

menghormati (Ibrahim, 2015 : 80).

Menurut Ngalim dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 94),

observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat

atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

Observasi sebagai teknik pengumpul dan data mempunyai ciri

yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lainnya. Teknik

ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi siswa sera guru

dalam melakukan pembelajaran E-learning.

40
3. Teknik Dokumentasi

Dokumen atau dokumentasi dalam penelitian mempunyai dua

makna yang sering dipahami secara keliru oleh peneliti pemula.

Pertama, dokumen yang dimaksudkan sebagai alat bukti tentang

sesuatu, termasuk catatan-catatan, foto, rekaman video atau, apapun

yang dihasilkan oleh seorang peneliti. Kedua, dokumen merupakan

sumber yang memberikan data atau informasi atau fakta kepada

peneliti(Ibrahim, 2015).

Selain itu,menurut Sugiyono (2011) dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental. Dokumen dapat berupa catatan

pribadi, surat pribadi,buku harian, laporan kerja, dan lain sebagainya.

Maksud penggunaan metode dokumentasi adalah sebagai bukti

penelitian, mencari data dan untuk keperluan dalam analisis.

E. Analisis Data

Dalam hal ini, Sugiyono (2011 : 244) menyatakan analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

41
Pengolahan atau analisis data dilakukan setelah adanya data

terkumpul dari hasil pengumpulan data. Analisis data sering disebut

sebagai pengolahan data. Ada yang menyebut data prepation, ada pula data

analysis ( Arikunto, 2006 : 209).

Untuk itu data dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

analisis deskriptif yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fenomena atau hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif untuk mengolah

data dari lapangan yaitu :

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dimulai dari menelaah seluruh data yang

diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik yaitu wawancara dan

dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera

dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya(Sugiyono, 2016).

3. Penyajian Data

Setelah direduksi, peneliti menyajikan data yang dengan

menggunakan tabel, grafik, pictogram, dsb. Ini digunakan untuk

memudahkan memahami yang terjadi dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan yang telah dialami tersebut.

42
4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah tahap penyajian data selesai, tahap analisis selanjutnya adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dimana peneliti mencari makna

dalam data yang dikumpulkan, kemudian disimpulkan untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian (Sugiyono, 2016).

F. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam pengecekan data terdapat empat kriteria yang

digunakan,yaitu: kepercayaan (credibelity), keteralihan (transferability),

ketergantungan (sependability), dan kepastian (confirmability).Untuk

memperoleh keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Ada dua macam triangulasi yang dapat

digunakan, diantaranya adalah :

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi ini berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

2. Triangulasi Metode

Menurut Patton (1987 : 329), triangulasi metode dilakukan

menggunakan dua strategi yaitu pengecekan derajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan

pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang sama(Moleong,2011).

43
Metode yang digunakan dalam pengecekan keabsahan data dalam

penelitian, peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber, karena

peneliti membandingkan kajian teori dengan penelitian yang dilakukan

dilapangan untuk mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh.

44
BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus Salatiga

a. Letak Geografis

Letak Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus Kota Salatiga

adalah sekolah Islam swasta yang dikelola yayasan

Muhammadiyah yang terletak di Jalan Yudhistira, No.40 Dukuh,

Sidomukti,Kota Salatiga, Jawa Tengah, yang dibangun atas tanah

seluas 6.350 m, dengan kondisi gedung yang sudah permanen dan

tata bangunan yang strategis sehingga sangat nyaman untuk

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

b. Sejarah Berdirinya Sekolah

Berdiri sekitar 1932 dengan nama HIS Muhammadiyah

Diresktur pertamanya adalah R.Muh. Djamil dari Yogyakarta

(Belum Kepala SD Muhammadiyah tetapi direktur). Pada saat itu

murid-muridnya terdiri dari berbagai agama, khususnya yang

beragama Islam dan Kristen. Pada sore hari digunakan untuk

Madrasah Diniyah Muhammadiyah sampai dengan tahun 70-an.

Pewakaf tanah untuk bangunan HIS Muhammadiyah Salatiga

adalah Bapak Tjitro Husodo. Bangunan fisik SD Muhammadiyah

sudah berkali-kali direnovasi, baik dari dana swadaya / atau pribadi

seperti dari Bapak H. Sugiyo, Bapak H. Abdul Karim Oei Ching

45
Hin ( Bapak dari ibu Dr. Oen Jos Sujoso), Bapak H. Muhadi, dan

lain-lain.

SD Muhammadiyah yang dulunya HIS Muhammadiyah

adalah merupakan amal usaha monumental sebagai cikal bakal

perkembangan Muhammadiyah di Kota Salatiga. Sekolah ini telah

melahirkan banyak kader, namun setelah memasuki era Orde Baru,

sejak tahun 80-an pemerintah mengembangkan SD Inpres, SD

Muhammadiyah mulai kurang diminati dan secara perlahan

mengalami kemunduran karena kehabisan murid.

Sejak tahun 90-an Pimpinan Daerah Muhammadiyah sudah

memikirkan solusinya tetapi selalu gagal. Menyikap kondisi

semacam itu akhirnya pada tahun 2002 PDM mengadakan rapat

bersama para pimpinan untuk menentukan keputusan dua pilihan

yaitu ditutup atau dikembangkan secara revolusioner dengan

mengubahnya menjadi SD Unggulan, dengan segala konsekuensi

dan pendanaannya pimpinan mengambil keputusan pada pilihan

kedua yaitu dikembangkan secara revolusioner.

Dalam pelaksanaanya dibentuk Tim, yaitu TIM PLPM (Tim

Pengembangan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah (Desember

2002), terdiri dari para tokoh Muhammadiyah dan pakar

pendidikan dengan ketua Prof. Dr. H. Achmadi. Hasil keputusan

pertama TIM PLPM ialah mengubah nama SD Muhammadiyah

menjadi SD Muhammadiyah (Plus).

46
c. Visi dan Misi SD Muhammadiyah Plus Salatiga

1) Visi SD Muhammdiyah Plus Salatiga

Menjadi sekolah pusat keunggulan di bidang IMTAQ dan

IPTEK yang berkarakter kebangsaan dan peduli lingkungan.

2) Misi SD Muhammadiyah Plus Salatiga

1) Meraih sekolah bertaraf internasional.

2) Menggali, menumbuhkan dan melejitkan potensi peserta

didik.

3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik

melalui kegiatan keagamaan dan pembiasaan serta mandiri

dalam beribadah.

4) Membentuk pribadi sopan dalam bersikap, santun dalam

berucap, dan berempati pada sesama.

5) Memberikan bekal dasar keterampilan teknologi informasi

dan berbahasa asing.

6) Melaksanakan pembelajaran kontekstual, menyenangkan,

dan berwawasan teknologi informasi.

7) Menumbuhkan belajar mandiri, kreatif, budaya disiplin dan

berprestasi.

8) Menumbuhkan nasionalisme dan membentuk karakter

kebangsaan serta menanamkan nilai-nilai luhur budaya

bangsa.

9) Menciptakan, menumbuhkan budaya bersih dan sehat.

47
10) Menanamkan sikap cinta dan peduli pelestarian lingkungan,

pencegahan terjadinya pencemaran dan kerusakan

lingkungan hidup.

2. Temuan Penelitian

a. Implementasi Pembelajaran Berbasis E-Learningdi SD

Muhammadiyah Plus Salatiga

1) Pembelajaran berbasis E-Learning di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga Sebelum Pandemi Covid-19

Adapun mengenai pembelajaran E-learning sebelum

adanya covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga sebagai

berikut :

“ E-learning di SDMuhammadiyah kebetulan kita sudah


menggunakannya sebelum covid-19 kita memakai untuk tugas
mandiri terstruktur (TMT) itu setiap minggu kedua keempat
karena dalam setiap bulan kita minggu kedua dan keempat
anak-anak sabtunya libur maka anak-anak ada tugas mandiri
terstruktur yaitu dengan menggunakan google classroom, jadi
tugasnya google classroom itu yang sudah kita lakukan
sebelum adanya covid-19”. (awancara/Ainul Huri/10-06-2020)
Adapun informasi juga didapatkan oleh bapak Marijo yang
penuturannya sebagai berikut :
“ya sebelum ada covid memang kita sudah mulai
menyesuaikan sebagaimana juga visi SD Muhammadiyah
sebagai pusat itu unggul dibidang iman dan taqwa serta ilmu
pengetahuan dan teknologi maka beberapa program-program
pembelajaran E-learning sudah kita terapkan sebelum adan ya
covid-19 ini, misalnya dengan membuat video di youtube
chanel dari SD Muhammadiyah kemudian kalau tugas- tugas
menggunakan google classroom juga tugas anak-anak
presentasi atau mengumpulkan tugas dengan menggunakan
teknologi IT yang jelas sudah dilaksanakan sebelum adanya
covid ini”. (wawancara/Marijo/17-06-2020)
Adapun informasi juga didapatkan oleh ibu Sofi yang
penuturannya sebagai berikut :
“teknologi IT sekarang jadi sudah kita canangkan sejak dahulu
kita menggunakan beberapa program-program E-learning itu
yang mutahir menggunakan google classroom ini menjadi

48
pembelajaran jarak jauh yang dulu-dulu kan bisa
menggunakan share wa disuruh membuat video dikirimkan
jadikan sudah termasuk dengan E-learning jadi apalagi
dengan covid ini anak-anak sudah gak kaget karena sudah
permah dilakukan sebelumnya”. (wawancara/Sofi/10-06-2020)
2) Pembelajaran berbasis E-Learning pada masa pandemi covid-

19

Adapun mengenai pembelajaran berbasis E-learning pada

masa pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga

sebagai berikut :

“ ya, karena kita sudah sebelumnya, jadi sudah ada petunjuk


Allah mungkin sehingga kita tidak begitu kesulitan dan sudah
terbiasa temen temen guru, ya yang awalnya itu dua minggu
sekali kemudian kita harus setiap hari sehingga kita awalnya
juga kita betul betul butuh persiapan kan harus guru paham
dan bisa maka kita tutor sebaya antar guru disetiap levelnya
itu kita alihkan untuk bisa memenuhi kompetensi mereka dalam
pembuatan E-learning dan pelayanan kepada orang tua. Tidak
hanya google classroom jadi di media sosial kita saat ini juga
banyak jadi misal tugas-tugas karakter itu kita setiap hari
melalui video mereka mengirimkan tugas-tugas nya dirumah.
Ya jadi tidak hanya program classroomnya tapi juga
penggunaan media sosial seperti Whatsapp dan lain
sebagainya untuk memenuhi proses pembelajaran itu disetiap
harinya”.(wawancara/Ainul Huri /10-06-2020)
Adapun informasi juga didapatkan oleh bapak Marijo, yang
penuturannya sebagai berikut :
“untuk saat ini apalagi adanya ketentuan dari pemerintah
sebagai syarat utama adalah menciptakan keselamatan jiwa
yang berdasarkan pada edaran menteri pendidikan diputuskan
dari surat edaran dinas pendidikan kemudian di SD
Muhammadiyah ya tentunya mengikuti itu yang jelas kami
tidak kaget dengan adanya perubahan pembelajaran langsung
menuju ke daring atau virtual. Yang pertama yaitu
perencanaan saat IHT dan Raker, dengan menghasilkan
kurikulum masa pandemi (kurikulum darurat) pelaksanaanya
yaitu melalui aplikasi seperti google classrom, zoom, chanel
youtube serta whatsapp untuk evaluasinya dengan
menggunakan penilaian tes dan non tes. Tes secara tertulis
dengan soal goggle clasroom dan non tes dengan mengisi
jurnal pembiasaan dirumah, dengan kolaborasi pemantauan
orang tua”.(wawancara/Marijo/17-06-2020)

49
Adapun informasi juga didapatkan oleh ibu Sofi, yang
penuturannya sebagai berikut :
“ ya kita menggunakan baru satu ini ya kita menggunakan
google classroom dan wa jadi kita tetep susun jadwalnya untuk
anak-anak satu hari itu juga hanya dua mata pelajaran kita
susun, oh ya yang pertama itu materinya dulu kita share
minggu pertama, selanjutnya untuk minggu berikutnya kita
latihan soal atau mungkin penilaian harian bisa kemudian
untuk yang karakter-karakter kita menggunakan video call
untuk mengetahui kegiatan anak dirumah bagaimana, selain
menggunakan video call kita juga.” (wawancara/Sofi/10-06-
2020
Adapun mengenai mekanisme dalam pembelajaran

berbasis E-learning pada masa covid-19 sebagai berikut :

“Jadi ketika covid itu hanya dua minggu sekali dan saat covid
setiap hari itu awal-awalnya, tapi begitu orang tua kewalahan
terutama di sekolah dasar itukan beda mba, kalau kelas 1 2 3
masih butuh pendampingan orang tua tapi untuk kelas 4 5 6
insyaAllah itu sudah sedikit mandiri apalagi 6, dan kebutulan
juga hp itukan rata rata miliknya orang tua, sehingga ketika itu
satu minggu berjalan banyak orang tua yang mengeluh terlalu
banyak karena ketemunya pada saat malam saja, akhirnya kita
rubah jadi tugasnya kita mulai sehari hanya dua kali itu
dikerjakan sampai malam batasnya, sehingga awalnya itu
seperti jadwal kemudian setelah orang tua memberi masukan
kita sesuaikan tapi prinsipnya tetap masih dengan daring/ E-
learning”.(wawanacara/Ainul Huri/10-06-2020)
Adapun informasi juga didapatkan oleh bapak Marijo,

berikut penuturannya :

“kita menggunakan youtube, google classroom dan ada juga


yang interaktif itu dengan zoom, yang jelas ada juga tugas
tugas yang tidak hanya tentunya mengedepankan tugas-tugas
kognitif ya, disitu juga tetep ada pembiasaan tetep dipantau
misalnya anak-anak pantauan melaksanakan ibadah sholat,
puasa, ngaji, hafalan, kemudian pantauan itu bisa dengan
mengisi kartun pengendali yang sudah dibawa anak-anak atau
juga mengisi dalam bentuk chek list yang dikirimkan via
google classroom. Ada beberapa misalnya tugas-tugas itu
sifatnya kegiatan itu bentuk laporannya dengan mengirimkan
foto atau video atau jurnal, itu diisi oleh orang tua dan nanti
dikirimkan pada guru atau pihak sekolah. lalu kalau tugas nya
ya itu tidak hanya sekedar tugas ya itu kegiatan yaitu seseuai
dengan jam sekolah, kalau jumlah harinya itu sama dengan
kegiatan belajar biasanya disekolah tetapi jumlah jam dalam

50
hari itu bisa dikurangi, nah misal biasanya standarnya satu
hari kita ada katakanlah 10 jam pelajaran atau itu ada 5 mapel
tetapi di pembelajaran daring ini dikurangi misal nya sehari
hanya 2 mapel atau 3 itupun muatan materinya juga kita
kurangi ya itu tentunya menyesuaikan”.(wawancara/Marijo/17-
06-2020)
Adapun informasi yang didapat oleh ibu Sofi, berikut
penuturannya :
“Ya selain itu tadi di google classroom itu ada mutabaah
uyaumiyah itu adalah kegiatan anak yang perlu wajib diisi
seperti buku hariannya siswa tapi kita sudah memformat
memasukan ke google classroom nanti anak-anak suruh ngisi
tiap hari ya isinya dari kegiatan sholat wajib nya bagaimana,
hafalan, ngajinya dan sebagainya tuh harus diisi tiap hari jadi
kita bisa memantau”.(wawancara/Sofi/10-06-2020)
Adapun mengenai Sistem Evaluasi pembelajaran E-Learning
pada masa pandemi covid-19 berikut penuturannya :
“ sistem dikaji secara periodik tiap pekan, oleh kepsek, guru,
komite dan yayasan. Juga melibatkan masukan orang tua
melalui kuisioner yang diberikan via google form”.
(wawancara/Ainul Hury/ 10-06-2020)

b. Strategi Guru dalamPembelajaranE-Learning pada Masa

Pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga

1) Teknik dan strategi guru dalam pembelajaran E-Learning pada

masa pandemi covid-19

Adapun mengenai teknik dan strategi guru pembelajaranE-

learning pada masa pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah

ini sebagai berikut :

“ ini kita ambil positifnya untuk mengupgrade kompetensi


guru dibidang IT, sehingga ini kesempatan, jadi kalau kami
justru hikmahnya itu besar untuk mengupgrade temen-temen
mengeksplor dengan teknologi pembelajaran melalui IT, maka
kita ikutkan apa namanya workshop online kemudian juga tak
kalah pentingnya tutor sebaya, jadi teman-teman ada yang
sudah bisa ngajari temen-temennya, ya kemaren menarik-
menarik itu ada yang sudah membuat game pembelajaran itu
ada”. (wawancara/Ainul Huri/10-06-2020)
Adapun informasi juga didapatkan oleh bapak Marijo, yang

penuturannya sebagai berikut :

51
“ ya tentunya berbeda ya dari pembelajaran yang dilakukan
langsung dan daring jelas berbeda, misalnya kan langsung apa
melalui ceramah kegiatan pembiasaan, tapi dengan adanya
daring ini yaitu tadi strateginya misalnya mengirimkan video
pembelajaran jadi guru merekam berdasarkan materi yang ada
kemudian di upload dan nanti peserta didik melihat dan
membuka link yang telah diberikan pada anak-anak, dan juga
selalu bekerja sama dengan orangtua karena memang setiap
hari ya buat kegiatan belajar jarak jauh itu ya mutlak
dibutuhkan kerjasama orang tua untuk pemantauan”.
(wawancara/Marijo/17-06-2020)
Adapun informasi juga didapatkan oleh ibu Sofi yang
penuturannya sebagai berikut :
“ perubahan strateginya seperti ini kalau saya dan temen-
temenkan sudah sepakat tadi kan saya sudah jawab untuk
materi yang dibagikan ke anak-anak jadi anak-anak diminta
untuk belajar secara mandiri, tapi kita buat ringkasan
materinya itu seringkas-ringkasnya se dengan bahasa anak
kita harus tau kita kan uda kenal karakteristik anaknya
bagaimana nah setelah itu kita akan ngetes dengan videocall
kita hubungi anak-anak misalnya saya kan memegang yang
ipa, cek dia seperti bagaimana materi untuk daur ini sudah
bisa belum anak-anak? Sudah bu coba jelaskan jadi kita ngetes
anak-anak langsung jadi walaupun dengan keadaan dan waktu
terbatas ya tapi minimal kompetensi dasar yang sudah kita
susun diawal itu sudah tersampaikan ke anak, tapi ya bedalah
pembelajarannya beda, nilainya pun beda ibaratnya nilai
karena covid gitu lo, kalau secara langsung kitakan harus
sempurna harus sampai dia tuh ngotuk-ngotuk tapikan kita
paham dirumahkan hanya dengan orangtua yang
mendampingi, tidak seperti kita, tapi nggeh guru dengan serba
keterbatasan ini tetap kita maksimalkan mengawal
pembelajaran anak-anak terus juga kita komunikasikan dengan
orang tua alhamdulillah selama ini orang tua welcome
kemudian kalau ada kesulitan apapun langsung japri gurunya
karena belum paham dan kita menjelaskannya, jadi kita
pembelajarannya dua anak sama
orangtua”.(wawancara/Sofi/10-06-2020)
2) Peran Guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran E-

learning pada masa pandemi covid-19

Adapun peran guru dalam pembelajaran E-learning pada

masa pandemi covid-19 sebagai berikut :

“kita membuat yang namanya tim edutaiment jadi


memunculkan dimasa pandemi ini, sebenernya ini sudah lama

52
juga sih tetapikan belum terwujud secara nyata dan
terstruktur, dan terprogram kalau sekarang ini sudah. Jadi tim
edutaiment itu pendidikan yang menghibur jadi kita kemas
pendidikannya melalui shooting streaming, kemudian tv SDM
Plus nah ini yang pertama kita menayangkan hasil ekstra
anak-anak dan kompetensi guru dibidang infotaiment, ada
yang jadi host, ada yang jadi penyanyi, ya pokoknya itu
menarik kemudian tim edutaiment ini setiap hari itu mengambil
gambar atau shooting dan setiap hari ada upload yang kita
sampaikan setiap di tv SDM Plus dan kebetulan pas romadhon
itu setiap hari sabtu kita mendatangkan tokoh-tokoh seperti
pak wakil walikota kemudian dokter untuk memberikan
pendidikan pembelajaran pengetahuan tentang kebijakan
covid-19 dan itu menyampaikan bagus sekali jadi untuk
pengetahuan tentang edutaiment tentang covid, kemudian pak
wakil walikota itu menyampaikan kebijakan tentang penangan
covid tentang ibadah dan sebagainya, kita juga mendatangkan
alumni yang mempunyai bakat-bakat dan bekal dari SD
Muhammadiyah, kita datangkan testimoni memberi semangat
pada adek-adekya dan ini memberikan motivasi juga kepada
kita untuk terus berinovasi mencari trobasan disaat pandemi
seperti ini justru ini peluang jadi kalau kami menganggapnya
ini sebagai keberkahan bagaimana kita mengeksplor menjadi
guru-guru milenial. Kita ada satu hal yang ingin kita raih
bersama dalam dunia pendidikan baru sehingga kita ini
membawa apanamanya gerbong kesana untuk mengahadapi
dunia pendidikan baru, pemerintah dengan new normal kita
ada pendidikan baru. Jadi model, cara serta bagaimana ini
kita sudah dapat, karena dunianya sudah seperti ini jadi kita
harus mengikuti ini, dan bagaimana kita menginovasi
pendidikan yang model pendidikan dunia, anak-anak, guru
seperti ini, kita terus cari kita gali apapun
itu”.(wawancara/Ainul Huri/10-06-2020)
adapun informasi yang didapat oleh ibu Sofi berikut
penuturannya :
“di pembelajaran E-learning pada masa pandemi ini lebih
ekstra dalam perhatian yang kita berikan ke anak, karena kita
tidak bisa langsung kita kan hanya terbatas dunia maya saja
dan tatap muka itukan melalui videocall dan itu sangat
terbatas sekali, jadi yaitu kita nyusun jadwal harus kita
agendakan untuk bisa ngobrol sama anak-anak kita nyusun
jadwalnya hari ini bagaimana dan tanya seperti ada kesulitan
apa dalam belajarnya bagaimana mutabaah uyaumiyahnya
dilakukan atau tidak jadi kita tidak boleh putus lost contac
dengan anak-anak selama pembelajaran dengan daring
ini”.(wawancara/Sofi/10-06-2020)

53
c. Problematika dan Solusi Pembelajaran berbasis E-Learning

pada Masa Pandemi Covid-19 di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga

1) Problematika dalam pembelajaran E-learning pada masa

pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Adapun mengenai Problematika dalam pembelajaran E-

learning pada masa pandemi covid-19 sebagai berikut :

“ada orang tua yang memang sebagian juga hapenya masih


lemot, rumahnya jauh artinya sinyal itu susah, pulsanya juga
ya jadi itu dipengaruhi secara non teknis, kalau secara umum
untuk pengukuran penilaian baik afektif, dan psikomotorik itu
kita agak kesusahan juga penilaian karakter apalagi anak-
anak. “ (wawancara/Ainul Huri/10-06-2020)
Adapun informasi yang disampaikan oleh bapak Marijo,
berikut penuturannya:
“kalau problematika ya tentunya setiap strategi atau setiap
pelaksanakan kegiatan pasti ada karena ini daring, daring itu
sangat tergantung pada jaringan, jaringan itu bisa kemudahan
mendapatkan itu, lokasi tertenu, atau rumah anak-anak, bisa
jadi jaringan ini misalnya ketersediaan kuota internet ya bagi
anak-anak itu dan juga lagi kondisi dirumah orangtua
misalnya ada orangtua yang kerja full time misalnya,
kemudian misalnya ada anak yang tidak bersama kedua orang
tua seperti bersama kakek atau neneknya, ada lagi misalnya
juga orang tua tugasnya memang tidak bisa ditinggalkan
seperti petugas covid-19 tentunya waktu dan tenaganya full
bekerja. Untuk kendala dari guru yaitu tadi saya kira ya sama
ya faktor komunikasi jaringan, ya ada juga misalnya beberapa
anak yang susah atau tidak bisa dihubungi ya guru sampe
mendatangi rumahnya, menghantarkan tugas atau kegiatan,
tapi ini sangat kecil prosentasinya di SD Muhammadiyah Plus
ini. Dari anak-anaknya sendiri pun tentu bermacam-macam
responnya dan kebanyakan itu karena memang mereka merasa,
usia anak-anak itu kan seneng sosialisasi, seneng
kebersamaan, walaupun sebenarnya pembelajaran juga
dilakukan secara senang, baik. Tapi ketika pilih disekolah atau
dirumah ya hampir semua pilih sekolah, karena memang ya
pendidikan itu tidak sekedar belajar, mereka ketemu juga
pendidikan, mereka melaksanakan program-program
kedisiplinan sekolah, bertemu dengan yang lainnya, jajan di
kantin, anak harus antri kemasjid itupun adalah sesuatu yang

54
ada muatan-muatan pendidikan di didalamnya, secara
mauatan kurikulum materi pelajaran ya tidak masalah bagi
anak-anak tapi untuk hal-hal lain seperti sosialisasi bagi anak-
anak lebih memilih untuk belajar disekolah.”
(wawancara/Marijo/17-06-2020)
Adapun informasi yang disampaikan dari ibu Sofi, berikut
penuturannya :
“ problematikanya itu pembagian waktu, berhubungan dengan
siswa, sedangkan dirumahkan maksudnya terbatas karena
harus mengurusi dirumah juga , lalu materi yang kita
sampaikan jadi kita tidak yakin 100% anak bisa paham dengan
materi yang kita beri atau tidak disitu kita para guru dan saya
pribadi merasa bersalah sekali, kita pasrahkan dengan
orangtua, tapi disitu juga kita tau anak-anak bisa mandiri,
kemudian anak-anak yang masih belum bisa sepenuhnya
mandiri itu itulah yang perlu kita beri perhatian lebih, itu lah
yang harus kita membuat waktu kita itu khususkan untuk
mereka, kalau yang sudah mandiri itu sudah aman, kalau dicek
sudah bisa kan juga ada soal-soal kita juga bisa ngecek-
ngecek dari situ dan kalau misal ada nilai yang masih dibawah
standar kita langsung kita hubungi dan itu yang membuat
kendalanya disitu, kadang memang materi yang disampaikan
secara daring ini anak-anak belum bisa mandiri sepenuhnya
untuk menguasai materi. Dan juga dari orang tua sendiri
belum sepenuhnya memotivasi anak untuk belajar sendiri,
karena kalau yang memberitau oleh orangtua kepada anak
itukan dimasukan telinga kanan keluar telinga kiri disitu
langsung curhat, beda kalau guru yang nasehati akhirnya
minta tolong sama wali kelas, untuk menghubungi, baru ada
semangat lagi untuk kembali kejalan yang lurus tadi.”
(wawancara/Sofi/10-06-2020)

2) Solusi dari problematikadalam pembelajaran berbasis E-

learning pada masa pandemi covid-19

Adapun mengenai solusi dari problematika dalam

pembelajaran E-learning sebagai berikut:

“ untuk mengatasi kendala tentunya kita selalu berinovasi


misalnya itu terkait dengan materi supaya materi itu bisa di
terima dengan baik, ya tentunya tapi memang ini juga durasi
juga, durasi ketemu, misalnya tetap saja berbeda antara
bertemu langsung dengan komunikasi daring. Beberapa anak
misalnya via Zoom tidak sedetail secara langsung yang
otomatis guru bisa langsung membimbing, mengarahkan
siswanya”.(wawancara/Marijo/ 17-06-2020)

55
Adapun informasi yang disampaikan oleh ibu Sofi, berikut
penuturannya :
“selama ini dengan berbagai macam menggunakan metode
tidak hanya materi saja tapi berupa penugasan proyek, biar
anak anak itu suka , penting konsep dasarnya dapat, lalu
menggunakan beberapa metode yang pas, tapi juga kita tidak
harus sepenuhnya, maksudnya kan anak-anak bosen, harus
belajar terus dan kita disitu memaklumi, dan tidak harus
memaksakan penting kita sudah memberi materi, kita kawal
kita beri proyek-proyek untuk mengisi kegiatan mereka dengan
tidak meninggalkan karakter-karakter yang ada d
SDMuhammadiyah, kita juga selain itu sudah kita share
materinya dalam bentuk print out, pdf, atau dalam bentuk
video kita lakukan, bahkan dalam bentuk media-media yang
unik pun sudah kita berikan, supaya mereka bisa
mengingatmateri-materi yang ada, seperti membuat ular
tangga, diorama, poster dan sebagainya biar mereka itu ada
kegiatan yang bisa mengalihkan kebosanan mereka selama
belajar dirumah, tapi untuk prosentase kepahaman lumayan
ada ketertarikan mereka untuk mempelajari materi itu ada
artinya mengingat-ingat dan mereka tidak langsung lost.”
(wawancara/Sofi/10-06-2020)

B. Pembahasan

Setelah data diketahui sebagaimana penulis sajikan pada fakta

temuan diatas, maka tindak lanjut dari penelitian ini yaitu analisis data

yang terkumpul menggunakan metode penelitian kualitatif deskripstif

secara terperinci.

Adapun hal-hal yang dianalisis adalah : pembelajaran E-learning,

strategi guru serta problematikadan solusi yang ditemukan dalam

pembelajaran E-learning pada masa pandemi covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus Salatiga.

56
1. Implementasi Pembelajaran berbasis E-Learning pada Masa

Pandemi Covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanakan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah

dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah

bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu

sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan

yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. (Usman, 2002)

E-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi

informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia

maya. Istilah E-learning lebih ditepat ditunjukan sebagai usahauntuk

membuat sebuah tranformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah

maupun di perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani

teknologi internet (Munir, 2009).

Implementasi pembelajaran berbasis E-learning di SD

Muhammadiyah Plus. Hal ini relevan karena di SD Muhammadiyah

Plus Salatiga sudah menggunakan pembelajaran E-learning dengan

informasi dan teknlogi yang ada dan sudah tersedia sebelum adanya

covid-19, yangdigunakan untuk tugas mandiri terstruktur dandilakukan

2 kali dalam satu bulan. Dari kurikulumnya sendiri SD

Muhammadiyah Plus Salatiga ini memang menjadikan sebagai pusat

unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

57
Kurikulum yang menekankan sebagai pusat unggul dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi ini, sejalan dengan proses implementasi

pembelajaran berbasis E-learning pada masa pandemi covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus, hal ini menjadikan adanya perubahan dalam

penerapan pembelajaran langsung, beralih pada pembelajaran

e-learning. Pihak sekolah telah menyusun dalam implementasi

pembelajaran e-learning tersebut antara lain :

a. Perencanaan Pembelajaran E-Learning pada masa pandemi covid -

19

Perencanaan pembelajaran adalah suatu keputusan yang

disusun dan ditetapkan untuk dilakukannya dalam suatu kegiatan

pembelajaran agar tujuan yang ditentukan tercapai. Perencanaan

mempunyai peran dalam kegiatan pembelajaran yaitu

memudahkan guru untuk menyusun dan mempersiapkan

pembelajaran yang diinginkan. Pihak sekolah telah membuat

perencanaan pembelajaran pada saat IHT dan raker, yaitu dengan

menghasilkan kurikulum masa pandemi atau kurikulum darurat.

Hal ini dilakukan karena dengan adanya pandemi dan surat edaran

yang dicanangkan oleh KEMENDIKBUD untuk belajar dirumah

maka pihak sekolah menyusun kurikulum darurat yang berisi

pembelajaran berorientasi pada kegiatan belajar dirumah melalui

pembelajaran e-learning.

b. Pelaksanaan Pembelajaran E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-

19

58
Pelaksanaan pembelajaran adalah suatu proses atau

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mecapai

tujuan yang diharapkan, dalam pelaksanaan pembelajaran

didalamnya berisi nilai pendidikan juga bimbingan dari pendidik

kepada peserta didik. Didalam pelaksanaan pembelajarane-

learning pada masa pandemi covid ini tentunya berbeda dengan

pembelajaran langsung yang dilakukan seperti biasanya,

pelaksanaan pembelajarane-learningpada masa pandemi covid ini

diantaranya :

1. Penggunaan Aplikasi yang bervariasi

Penggunaan aplikasi ini digunakan untuk mendukung

pembelajaran e-learning seperti google classroom, youtube,

Zoom, dan whatsApp. Dalam penggunaan aplikasi, menunjukan

bahwa sekolah sangat mempersiapkan dalam melaksanakan

pembelajaran e-learning, hal ini dibuktikan dengan adanya

beberapa apalikasi yang digunakan.

2. Penyusunan jadwal

Biasanya jadwal disusun dengan jelas dan disesuaikan oleh

kurikulum, kali ini berbeda dengan biasanya. Penyusunan

jadwal ini dilakukan untuk pembagian tugas dan materi jadi

untuk minggu pertama guru membagikan materi dan minggu

berikutnya guur memberikan tugas.

3. Pemberian penugasan

59
Pemberian penugasan ini dilakukan satu hari hanya dua

atau tiga tugas dan batas pengiriman sampai malam, hal ini

dilakukan karena dari orang tua siswa yang mengeluh dengan

penugasan begitu banyak, akhirnya pihak sekolah mengubah

penugasan tersebut menjadi lebih sedikit.

4. Kegiatan mutabaah uyaumiyah

Mutabaah uyaumiyah berisi tentang kegiatan anak yang

wajib diisi sebagai penilaian afektif, seperti pelaksanaan ibadah,

puasa, hafalan, dan ngaji dengan mengisi check list yang

dikirimkan lewat google classroom.

Berdasarkan wawancara dengan bu sofi, berikut penuturannya :


“Ya selain itu tadi di google classroom itu ada mutabaah
uyaumiyah itu adalah kegiatan anak yang perlu wajib diisi
seperti buku hariannya siswa tapi kita sudah memformat
memasukan ke google classroom nanti anak-anak suruh ngisi
tiap hari ya isinya dari kegiatan sholat wajib nya bagaimana,
hafalan, ngajinya dan sebagainya tuh harus diisi tiap hari jadi
kita bisa memantau” (wawancara/Sofi/10-06-2020).

Dari beberapa pelaksanaan pembelajaran e-learningpada masa

pandemi covid ini menunjukan penggunaan e-learning sudah baik

dikarenakan telah menggunakan beberapa aplikasi serta pelaksanaan

kegiatan pembelajaran lainnya yang dilakukan dirumah agar

membuat peserta didik tidak merasa bosan dan tertarik untuk

mengikuti pembelajaran yang ada namun pastinya dengan kerjasama

antara guru dan orang tua dikarenakan peserta didik dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran e-learningperlu adanya

pemantauan dari guru serta orangtua sendiri, mengingat peserta didik

masih dibawah umur.

60
b. Evaluasi Pembelajaran E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19

Evaluasi pembelajaran merupakan cakupan dari

keseluruhan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dalam

hal ini evaluasi dilakukan sebagai kegiatan penilaian peserta didik

yang harus dicapai, penilaian tersebut dibagi menjadi 3 antara lain

penilaian kognitif yaitu mengukur kemampuan atau pengetahuan

peserta didik, penilaian afektif yaitu mengukur dari sisi sikap

ataupun perilaku peserta didik, dan terakhir penilaian psikomotorik

yaitu mengukur dari sisi keterampilan, kreativitas peserta didik.

Ketiga penilaian tersebut menjadi suatu hal yang penting untuk

memberikan nilai oleh pendidik.

Evaluasi yang dilaksanakan dalam pembelajaran e-

learningpada masa pandemi covid di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga ini yaitu menggunakan penilaian tes dan non tes. Untuk

tes secara tertulis dengan diberikan soal pada google classroom,

sedangkan non tes mengisi jurnal yaitu pembiasaan dirumah,

dengan pemantauan orangtua secara langsung.

Evaluasi dalam penilaian juga bisa dilakukan dengan

memberikan suatu kegiatan berbeda yang bisa dilakukan oleh

peserta didik selama awal pembelajaran pada masa pandemi covid,

meskipun belajar dirumah setidaknya peserta didik bisa melatih,

dan mengasah dari segi psikomotorik.

Implementasi pembelajaran E-learning pada masa pandemi

covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga sudah diterapkan

61
dengan baik hal ini dibuktikan dengan perencanaan pembelajaran

yang menghasilkan kurikulum baru untuk menyesuiakan dimasa

pandemi covid, selain itu pelaksanaan pembelajarannya menggunakan

aplikasi yang cukup bervariasi, hal ini menjadikan ketertarikan siswa

dalam mengikuti pembelajaran e-learning, adanya variasi tersebut

menjadi suatu pemanfaatan teknologi dan informasi yang baru, untuk

penerapan pembelajaran dimasa yang akan datang, dan evaluasi yang

bisa dilaksanakan untuk penilaian yang bisa dicapai oleh siswa.

Menurut saya, implementasi pembelajaran e-learningini sangat efektif

dan berguna untuk pembelajaran dimasa yang akan datang..

Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga

mengetahui hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta

untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai sumber

informasi(Munir, 2009).

Adanya pemanfaatan dan penggunaan teknologi serta informasi

dari implementasi pembelajaran E-learning pada masa pandemi covid

menunjukan bahwa di dunia pendidikan sistem teknologi dan

informasi bisa digunakan dengan baik bahkan bisa memberikan suatu

pengembangan inovasi dan pembaharuan untuk melaksanakan

kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dalam

menggunakanteknologi dengan tepat, serta menjawab tantangan dari

teknologi pendidikan yang ada pada era globalisasi sekarang ini.

Dalam hal ini kepala sekolah, waka kurikulum serta para guru

tentu menjadi bagian dari implementasi pembelajaran e-learning,

62
bahkan dimasa pandemi covid seperti ini dimanfaatkan untuk mencari

dan menemukan pembaharuan-pembaharuan baru dalam teknologi

pendidikan yang bisa dicontoh oleh sekolah-sekolah lainnya guna

untuk kemajuan dalam bidang teknologi, informasi yang ada di

Indonesia.

2. Strategi Guru dalam Pembelajaran E-Learning pada Masa

Pandemi Covid-19

Pelaksanakan pembelajaran E-learning pada masa pandemi

covid-19, guru dituntut untuk mengubah serta menciptakan strategi

karena pembelajaran yang dilakukan tidak secara langsung,

sehingga guru harus mempunyai langkah-langkah, untuk

melaksanakan pembelajaran e-learning ini agar menjadi

pembelajaran yang menarik dan adanya kreativias serta inovasi

dalam melaksanakan pembelajaran.

Strategi adalah bagian dari pendukung suatu kegiatan

pembelajaran, maka dibutuhkan strategi yang tepat agar materi

ataupun informasi yang diberikan guru bisa terima dengan baik, serta

siswa memahaminya. Strategi pembelajaran merupakan rencana

tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sumber

daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk

mencapai tujuan tertentu. ( Direktorat Tenaga Kependidikan:2008:4)

Agar pelaksanaan strategi pembelajaran e-learning ini sesuai

maka upaya yang dilakukan sekolah supaya berjalan dengan baik,

63
mengadakan beberapa kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi

kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajarane-learningantara

lain :

a. Workshop Online

Workshop online ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan guru dalam pembelajaran e-learning serta

penggunaan aplikasi yang bisa membangunkan kreativitas

pendidik. Dengan tujuan pembelajaran e-learning tersebut menarik.

b. Tutor Sebaya

Tutor subaya dilakukan antar guru yang bekerjasama dalam

mempelajari penggunaan e-learning agar kemampuan guru dalam

menjalankan e-learning bisa meningkat.

Anak didik mampu duduk berjam-jam dan memainkan permainan

tersebut dengan senang hati. Fenomena ini sangat menarik dalam

mendesain E-Learning. Dengan membuat sistem E-learning yang

mampu menghanyutkan peserta didik untuk mengikuti setiap langkah

belajar di dalamnya seperti layaknya ketika bermain sebuah games.

Penerapan teori games dalam merancang materi E-learning perlu

dipertimbangkan karena pada dasarnya setiap manusia menyukai

permainan (Silahuddin, 2015).

Pelaksanaan strategi guru dalam pembelajaran e-learningdi SD

Muhammadiyah Plus sudah dilaksanakan dengan tepat dan sesuai, hal

ini dibuktikan dengan para guru melaksanakan langkah-langkah

64
dengan seksama dan tersistem dengan maksud agar materi yang

disampaikan bisa diterima dengan baik oleh siswa antara lain :

a. Pengiriman video pembelajaran

Pengiriman video pembelajaran ini dilakukan oleh guru

untuk disampaikan kepada siswa yang berisikan materi-materi

yang sudah ditentukan dalam kurikulum, dalam hal ini guru

membuat video dengan menjelaskan semenarik mungkin supaya

materi yang disampaikan bisa paham pada siswa.

b. Menghubungi siswa melalui media WhatsApp

Strategi ini dilakukan oleh guru untuk menanyai siswa

tentang materi yang diberikan oleh guru dan memantau siswa

dalam kegiatan-kegiatan yang ada sebagai penilaian afketif.

c. Pemberian materi berupa pdf

Selain mengirim video pembelajaran berupa materi guru

juga memberikan materi berupa pdf yang diberikan

seringkas-ringkasnya.

d. Berkolaborasi dengan orangtua

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pemantauan bisa

dilakukan dengan maksimal selain guru orang tua juga terjun

langsung dalam melakukan pembelajaran e-learning ini.

e. Game Pembelajaran

Dalam hal ini guru menciptakan game pembelajaran yang

bisa membuat peserta didik tidak bosan hal ini bagian dari strategi

65
guru untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik tentunya

menjadikan peserta didik semangat kembali dalam belajar

sekaligus pengembangan kreativitas dan inovasi dalam

pembelajaran e-learning.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak ainul Hury


berikut penuturannya : “ ini kita ambil positifnya untuk
mengupgrade kompetensi guru dibidang IT, sehingga ini
kesempatan, jadi kalau kami justru hikmahnya itu besar untuk
mengupgrade temen-temen mengeksplor dengan teknologi
pembelajaran melalui IT, maka kita ikutkan apa namanya
workshop online kemudian juga tak kalah pentingnya tutor sebaya,
jadi teman-teman ada yang sudah bisa ngajari temen-temennya, ya
kemaren menarik-menarik itu ada yang sudah membuat game
pembelajaran itu ada”. (wawancara/Ainul Huri/10-06-2020)

f. Tim Edutainment

Selain game pembelajaran, guru juga mengadakan adanya

tim edutainment dimana edutainment ini diisi oleh guru-guru untuk

memberikan semangat melalui chanel youtube yang ada di SD

Muhammadiyah seperti dengan memberikan pendidikan tentang

covid-19 serta memunculkan para alumni SD Muhammadiyah

untuk memberikan motivasi dan semangat kepada siswa-siswa

melalui tayangan tv di chanel SD Muhammadiyah Plus ini.

Kapasitas pembelajaran sangat bervariasi. Hal ini

tergantung pada bentuk konten serta alat penyampaian informasi

atau pesan-pesan pembelajaran dan gaya belajar. Bilamana konten

dikemas dengan baik dan didukung dengan alat penyampaian

informasi dan gaya belajar secara serasi, maka kapasitas belajar

ini akan lebih baik yang pada gilirannya memberikan hasil yang

lebih baik (Poppy, 2010). Dari uraian diatas strategi yang disusun

66
SD Muhammadiyah Plus Salatiga sudah menerapakan strategi

dengan baik serta menciptakan adanya pembaharuan-pembaharuan

strategi yang bisa diterapkan oleh sekolah- sekolah lain dalam

melaksanakan pembelajaran e-learning melalui pemanfaatan

teknologi dan komunikasi yang dikembangkan. Strategi ini sangat

membantu dalam tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Proses belajar mandiri mengubah peran guru, menjadi fasilitator

atau perancang proses belajar. Sebagai fasilitator, seorang guru

membantu siswa mengatasi kesulitan belajar (Kusumana, 2011).

Pada kenyataannya guru sebagai fasilitator harusmempunyai

persiapan yang penuh untuk menjalankan pembelajaran dengan

strategi yang sesuai, agar tujuan pembelajaran bisa tersampaikan

dengan tepat.Pelaksanaan pembelajaran E-learning pada masa

pandemi covid-19 menjadikan terwujudnya pendidikan baru yang bisa

dikembangkan menjadi lebih baik.

3. Problematika Implementasi Pembelajaran berbasis E-Learning

pada Masa Pandemi Covid-19 di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga

Dalam melaksanakan suatu pembelajaran pasti muncul suatu

problematika yang ada, dimana problematika tersebut tidak dapat

dipungkiri menjadi salah satu hambatan terlaksananya kegiatan

pembelajaran, apalagi dalam melaksanakan pembelajaran e-learning

pada masa pandemi covid Problematika pasti muncul dimana saja,

kapan saja dan siapa saja selagi dalam kegiatan pembelajaran

67
menjadikan suatu penghalang bagi peserta didik maupun pendidik

dalam mncapai tujuan pembelajaran yang diingingkan. Oleh sebab itu

problematika ini perlu disikapi dengan berbagai solusi yang bisa

dijadikan sebagai alternatif supaya kegiatan pembelajaran e-learning

berjalan dengan lancar dan tepat dengan tujuan agar apayang di

inginkan guru bisa tercapai.

Dalam hal ini beberapa problematika yang ada dalam pembelajaran

e-learning pada masa pandemi covid di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga antara lain:

a. Jaringan Komunikasi

Problematika ini muncul dari pihak siswa dikarenakan ada

banyak faktor seperti, lokasi rumah yang jauh dan sulit terindikasi

jaringan, kuota internet yang tidak mencukupi.

Hal semacam ini sangat lumrah dialami karena dalam

pembelajaran e-learning membutuhkan jaringan internet dan

mempunyai peran yang penting jika jaringan tersebut sulit dan

tidak tercukupi maka kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

peserta didik dan pendidik akan terhambat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pak marijo berikut


penuturannya: “kalau problematika ya tentunya setiap strategi
atau setiap pelaksanakan kegiatan pasti ada karena ini daring,
daring itu sangat tergantung pada jaringan, jaringan itu bisa
kemudahan mendapatkan itu, lokasi tertenu, atau rumah anak-
anak, bisa jadi jaringan ini misalnya ketersediaan kuota
internet ya bagi anak-anak itu dan juga lagi kondisi dirumah
orangtua misalnya ada orangtua yang kerja full time misalnya,
kemudian misalnya ada anak yang tidak bersama kedua orang
tua seperti bersama kakek atau neneknya, ada lagi misalnya
juga orang tua tugasnya memang tidak bisa ditinggalkan
seperti petugas covid-19 tentunya waktu dan tenaganya full

68
bekerja. Untuk kendala dari guru yaitu tadi saya kira ya sama
ya faktor komunikasi jaringan, ya ada juga misalnya beberapa
anak yang susah atau tidak bisa dihubungi ya guru sampe
mendatangi rumahnya, menghantarkan tugas atau kegiatan,
tapi ini sangat kecil prosentasinya di SD Muhammadiyah Plus
ini. Dari anak-anaknya sendiri pun tentu bermacam-macam
responnya dan kebanyakan itu karena memang mereka merasa,
usia anak-anak itu kan seneng sosialisasi, seneng
kebersamaan, walaupun sebenarnya pembelajaran juga
dilakukan secara senang, baik. Tapi ketika pilih disekolah atau
dirumah ya hampir semua pilih sekolah, karena memang ya
pendidikan itu tidak sekedar belajar, mereka ketemu juga
pendidikan, mereka melaksanakan program-program
kedisiplinan sekolah, bertemu dengan yang lainnya, jajan di
kantin, anak harus antri kemasjid itupun adalah sesuatu yang
ada muatan-muatan pendidikan di didalamnya, secara
mauatan kurikulum materi pelajaran ya tidak masalah bagi
anak-anak tapi untuk hal-hal lain seperti sosialisasi bagi anak-
anak lebih memilih untuk belajar disekolah.”
(wawancara/Marijo/17-06-2020)

b. Penilaian afketif dan psikomotorik

Dalam kegiatan pembelajaran pasti seorang guru akan

mengevaluasi peserta didik salah satunya dengan penilaian,

pemberian penilaian sangat penting karena dari penilaian pendidik

akan mudah untuk memperbaiki dari peserta didik belajar.

Hal ini menjadi problematika bagi guru dalam

melaksanakan pembelajaran e-learning, guru mengalami kesulitan

dalam memberikan penilaian dari segi afektif dan psikomotorik,

karena satu sisi guru tidak bisa memantau secara langsung peserta

didik belajar ataupun melakukan kegiatannya. Pendidik bisa saja

menilai, tetapi penilaian tersebut akan tidak maksimal.

c. Pembagian waktu dengan siswa

69
Ketika melakukan pembelajaran e-learningpada saat

pandemi covid, para guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk

melayani peserta didik selama pembelajarn berlangsung, guru tidak

ada habisnya untuk memberikan pelayanan maupun bimbingan

hanya karena pendidik ingin memberikan pelayanan yang baik dan

maksimal kepada peserta didik. Ini menjadikan problematika bagi

guru sesuai data yang ditemukan bahwa guru sulit untuk membagi

waktu dengan peserta didik dan juga kesibukan dirumah, karena

ketika pembelajaran langsung guru hanya melayani siswa sampai

waktu pulang sekolah, lain hal dengan pembelajaran e-learning

pada masa pandemi covid dengan itu guru merasa kewalahan.

d. Kurangnya motivasi yang diberikan oleh orang tua

Motivasi adalah suatu dorongan baik dari dalam maupun

dari luar, yang mampu meningkatkan semangat dalam diri

manusia. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang

tinggi cenderung gagal(Kusumana, 2011).

Pada pembelajaran e-learning ini seharusnya orangtua serta

pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik supaya peserta

didik bisa semangat dalam belajar, dalam data yang ditemukan

bahwa peserta didik merasa bosan untuk melaksanakan

pembelajaran e-learning disetiap harinya. Dalam hal ini yang

seharusnya memberikan motivasi kepada peserta didik adalah

orangtua, karena orangtua yang selalu mendampingi peserta didik.

e. Masih ada nilai dibawah standar yang diberikan guru

70
Nilai sangat penting bagi pendidik dan juga peserta didik,

dengan nilai peserta didik bisa mengetahui apa yang harus

dikerjakan oleh dirinya dan bisa membangkitkan semangat belajar

kembali. Problematika ini muncul karena sebagian siswa yang

kurang mandiri.

Dari beberapa problematika diatas terdapat solusi yang diberikam oleh

pendidik, supaya proses pembelajaran e-learning berjalan dengan

lancar diantaranya: pengurangan tugas, memberikan penjelasan kepada

orang tua supaya bisa lebih memotivasi anak, penggunaan metode

seperti diorama, dan penugasan proyek, serta pemberian meedia

pembelajaran yaitu ular tangga.

Beberapa hal perlu dicermati dalam menyelenggarakan program

E-learning digital clasroom adalah pendidik menggunakan internet

dan email untuk berinteraksi dengan peserta didik dan mengukur

kemampuan belajarnya, peserta didik mampu mengatur waktu belajar,

dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam

ruangmultimedia. Dengan mencermati perkembangan teknologi

informasi dalam dunia pendidikan dan beberapa komponen penting

yang perlu disiapkan dalam mengembangkan program e-learning

program e-learning bukanlah suatu yang tidak mungkin diwujudkan

(Hartanto, 2016).

Berdasarkan uraian tersebut, problematika dalam implementasi

pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid ini harus mengacu

pada pemanfaatan internet agar adanya interaksi antara peserta didik

71
dan pendidik, sehingga peserta didik mampu untuk mengukur

kemampuan dalam belajarnya. Sehingga untuk peran jaringan internet,

orang tua dan juga guru sangatlah membantu dalam keberlangsungan

dalam pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid, serta

menjadikan suatu pemanfaatan dan pengembangan dalam ilmu

teknologi dan komunikasi. Selain itu, problematika yang mucul tidak

dibiarkan begitu saja tetapi pendidik mencari cara ataupun alternatif

agar pembelajaran e-learning berjalan dengan baik, hal ini menjadikan

pendidik dapat mengeksplor dalam kemampuan serta kreativitas dalam

dirinya untuk mencari inovasi-inovasi yang bisa diterapkan dalam

menutupi problematika dalam memanfaatkan teknologi dan informasi

yang ada. Dengan adanya pandemi covid dalam penerapan

pembelajaran e-learningmemberi kesempatan bagi para pendidik untuk

menciptakan pembaharuan dalam dunia pendidikan melalui

pemanfaatan teknologi dan komunikasi.

72
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data dan laporan yang tersaji dalam skripsi ini

penulis mengambil kesimpulan :

1. Implementasi pembelajaran berbasis E-learning pada masa pandemi

covid-19 di SD Muhammadiyah plus Salatiga dibagi menjadi tiga yaitu

a. perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah yaitu

adanya kurikulum darurat atau kurikulum covid sebagai

penyesuaian dengan kondisi saat ini yaitu melaksanakan

pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid.

b. Pelaksanaan pembelajaran e-learning yaitu dengan penggunaan

aplikasi sebagai pendukung dari pembelajaran e-learning seperti

penggunaan google classroom, youtube, zoom, dan whatsApp,

selain itu adanya penyusunan jadwal, pemberian tugas, serta

melakukan kegiatan mutabaah uyaumiyah.

c. Evaluasi pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid yaitu

dengan penilaian tes dan non tes. Tes dilakukan secara tertulis

melalui google classroom sedangkan non tes dilakukan dengan

mengisi jurnal pembiasaan dirumah, dengan kolaborasi

pemantauan orang tua.

2. Strategi yang dilakukan oleh guru pada masa pandemi covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus Salatiga ini seperti mengirim video

pembelajaran, menghubungi siswa melalui media WhatsApp dengan

73
menanyakan perihal pembelajaran yang telah diberikan oleh guru,

memberikan game pembelajaran serta mengadakan adanya tim

Edutainment.

3. Problematika dalam implementasi pembelajaranE-Learning pada masa

pandemi covid di SD Muhammadiyah Plus antara lain, jaringan

komunikasi seperti kesulitan mendapatkan sinyal, terbatasnya kuota

internet, pengukuran penilaian afektif, dan psikomotrik,pembagian

waktu dengan siswa, kurangnya motivasi dari orangtua yang diberikan

kepada anak, dan masih ada nilai dibawah standar yang ditentukan

oleh guru. Beberapa solusi unttuk mengatasi problematika yang ada

antara lain, pengurangan tugas yang diberikan, memberikan penjelasan

kepada orangtua supaya anak semangat, menggunakan metode seperti

diorama, penuggasan proyek, serta media pembelajaran seperti ular

tangga.

B. Saran

1. Sekolah

a. Adanya inovasi, kreatifitas dan pembaharuan dalam pendidikan di

bidang teknologi dan informasi diharap bisa dipublikasikan

dengan tujuan supaya menjadi contoh untuk sekolah-sekolah

lainnya. Agar sekolah-sekolah lain mampu menerapkan

pembelajaran berbasis teknologi dan informasi untuk kedepannya

supaya lebih maju dalam bidang teknologi.

74
b. Setelah masa pandemi covid-19 berakhir, diharap pihak sekolah

bisa untuk menggunakan inovasi-inovasi nya lagi bahkan bisa

menggali lebih dalam dan diterapkan melalui kegiatan

pembelajaran atau diluar pembelajaran, karena itu sangat

bermanfaat bagi peserta didik untuk tidak menerus dituntut hanya

belajar. Tapi anak juga mampu untuk bisa merefleksikan dirinya

sendiri dan memahami dengan penerimaan yang menarik serta

termotivasi untuk semangat kembali dalam kondisi apapun.

2. Guru

a. Pada kondisi pandemi seperti ini, guru lebih mengeksplor

inovasi-inovasi supaya siswa tersebut mempunyai kegiatan-

kegiatan yang bisa membuat siswa-siswa lebih betah dirumah

dan senang dalam pembelajaran E-learning.

b. Guru bisa rutin mengikui workshop agar bisa menghasilkan

kreatifitas-kreatifitas yang bisa bermanfaat dalam

pembelajaran e-learning serta bisa memberikan kegiatan yang

bisa menjadi acuan penilaian dari segi karakter dan

psikomotorik siswa.

3. Jurusan PGMI

Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran

berbasis e-learning sebagai proses dari tujuan pembelajaran dan

menjawab tantangan dalam pengembangan teknologi dan informasi

dalam dunia pendidikan.

75
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,Lif Khoiru,dkk.2011.Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu.Jakarta


Prestasi Pustaka Publisher.
Arie Kunto,Suharsimi.2006.Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Bumi
Aksara.
Asep, H, Suyanto.2005.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Universitas Terbuka.
Basrowi,Suwandi.2008.Memahami Penelitian Kualitatif.Jakarta : Rineka
Cipta.
Chandrawaati,Sri,Rahayu.2010. Pemanfaatan E-learning dalam
Pembelajaran. Jurnal Cakrawala Kependidikan, Vol 8 No 2.
Direktorat Tenaga Kependidikan.2008.Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya. Jakarta : Dipdiknas.
Efendy,Empy dan Hartono Zhuang. 2005.E-learning (Konsep dan
Aplikasi).Yogyakarta : Penerbit Andi.
Haidir, Salim.2012.Strategi Pembelajaran (Suatu Pendekatan Bagaimana
Meningkatkan Kegiatan Belajar Siswa Secara Transformatif). Medan
: Perdana Publishing.
Hanafy,Muh,Sain. 2014.Konsep Belajar dan Pembelajaran.Jurnal
Pendidikan,Vol 17 No 1.
Hartanto,Wiwin.2016.Penggunaan E-Learning Sebagai Media
Pembelajaran.Program Studi Ekonomi FKIP UNEJ
Ibrahim.2015.Metodelogi Penelitian Kualitataif.Bandung : Alfa Beta.
Kusumana, Ade. 2011.E-learning Dalam Pembelajaran,Jurnal
Pendidikan,Vol 14 No 1.
Moleong,Lexy J.2006.Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung. PT Remaja
Rosda Karya.
Moleong,Lexy J.2011.Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung:Rosda
Karya Remaja.
Moleong,Lexy J.2014.Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung.Rosda
Karya Remaja.
Munir.2009. Pembelajaran Jarak Jauh.Bandung : Alfa Beta.

76
Nata,Abudin. 2009.Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Poppy, R, Yaniawati.2010.E-learning dan Alternatif Pembelajaran
Kontemporer. Bandung : Arfino Raya.
Prawiradilaga,Dewi,Salma.2013.Mozaik Teknologi PendidikanE-
learning.Jakarta : Pranada Media Group.
Rasimin, R. 2018.Metodelogi Penelitian Pendekatan Praktis
Kualitatif.Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Silahuddin.2015.Penerapan E-LEARNING dalam Inovasi Pendidikan.Jurnal
Ilmiah CIRCUIT.Vol. 1 No. 1.
Soekartawi.2007.Merancang dan Menyelenggarakan E-learning.Yogyakarta
: Ardan Media.
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kualitatif,Kuantitatif, dan R & D).Bandung : Alfa Beta.
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kuantitaif,Kualitatif. Bandung : Alfa Beta.
Sugiyono.2016.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: PT Alfabet
Sunhaji.2008.Strategi Pembelajaran : Konsep dan Aplikasinya.Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan.Vol 13 No. 3.
Suryadi.2013.Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter.Bandung : PT
Remaja Rosyada.
Tafiardi.2005.Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning.Jurnal
Pendidikan Penabur.No.4.
Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,Progresif. Jakarta :
Kencana.
Usman,Nurdin.2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.Jakarta:
Grasindo.

77
LAMPIRAN – LAMPIRAN

78
LAMPIRAN 1

FOTO DAN DOKUMENTASI

Gedung SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tampak Depan

Wawancara Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Plus Salatiga

79
Wawancara Waka Kurikulum SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Wawancara Guru SD Muhammadiyah Plus Salatiga

80
s

Wawancara Online Via Whatapps by Telpon dengan Siswa SD

Muhammadiyah Plus Salatiga

81
82
Kegiatan Pembelajaran E-Learning Melalui Media Google Classroom dan

Zoom

83
LAMPIRAN 2

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Oktaviyanti Anwar

Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Bogor, 05 Oktober 1998

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Gang Anggrek, RT 02/01, Panjang Kidul, Ambawara, Semarang, Jawa

Tengah

No Hp : 088232568488

Riwayat Pendidikan :

1. MI Raodlatussalam Babakan Tarikolot

2. SMP Islam Sudirman Ambarawa

3. SMA Islam Sudirman Ambarawa

Demikian riwayat ini dibuat sebenar-benarnya

84
LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Ainul Huri, M.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari / tanggal : Kamis, 10 Juni 2020

Pukul : 08.30

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

B. Butir Pertanyaan

1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis e-learning sebelum

adanya pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “ e-learning di SDMuhammadiyah kebetulan kita sudah


menggunakannya sebelum covid-19 kita memakai untuk tugas mandiri
terstruktur (TMT) itu setiap minggu kedua keempat karena dalam
setiap bula kita minggu kedua dan keempat anak-anak sabtunya libur
maka anak-anak ada tugas mandiri terstruktur yaitu dengan
menggunakan google classroom, jadi tugasnya google classroom itu
yang sudah kita lakukan sebelum adanya covid-19.”
2. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasisi e-learning ketika

masa pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “ ya, karena kita sudah sebelumnya, jadi sudah ada petunjuk
Allah mungkin sehingga kita tidak begitu kesulitan dan sudah terbiasa
temen temen guru, ya yang awalnya itu dua minggu sekali kemudian
kita harus setiap hari sehingga kita awalnya juga kita betul betul
butuh persiapan kan harus guru paham dan bisa maka kita tutor
sebaya antar guru disetiap levelnya itu kita alihkan untuk bisa
memenuhi kompetensi mereka dalam pembuatan e-learning dan
pelayanan kepada orang tua. Tidak hanya google classroom jadi di
media sosial kita saat ini juga banyak jadi misal tugas-tugas karakter
itu kita setiap hari melalui video mereka mengirimkan tugas-tugas nya
dirumah. Ya jadi tidak hanya program classroomnya tapi juga

85
penggunaan media sosial seperti Whatapps dan lain sebagainya untuk
memenuhi proses pembelajaran itu disetiap harinya.”
3. Bagaimana mekanisme pelaksanaan dari pembelajaran e-learning di

SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “Jadi ketika covid itu hanya dua minggu sekali dan saat
covid setiap hari itu awal-awalnya, tapi begitu orang tua kewalahan
terutama di sekolah dasar itukan beda mba, kalau kelas 1 2 3 masih
butuh pendampingan orang tua tapi untuk kelas 4 5 6 insyaAllah itu
sudah sedikit mandiri apalagi 6, dan kebutulan juga hp itukan rata
rata miliknya orang tua, sehingga ketika itu satu minggu berjalan
banyak orang tua yang mengeluh terlalu banyak karena ketemunya
pada saat malam saja, akhirnya kita rubah jadi tugasnya kita mulai
sehari hanya dua kali itu dikerjakan sampai malam batasnya,
sehingga awalnya itu seperti jadwal kemudian setelah orang tua
memberi masukan kita sesuaikan tapi prinsipnya tetap masih dengan
daring/ e-learning.”
4. Bagaimana strategi yang digunakan guru dalam melaksanakan

pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus Saltiga?

Jawaban: “ ini kita ambil positifnya untuk mengupgrade kompetensi


guru dibidang IT, sehingga ini kesempatan, jadi kalau kami justru
hikmahnya itu besar untuk mengupgrade temen-temen mengeksplor
dengan teknologi pembelajaran melalui IT, maka kita ikutkan apa
namanya workshop online kemudian juga tak kalah pentingnya tutor
sebaya, jadi teman-teman ada yang sudah bisa ngajari temen-
temennya, ya kemaren menarik-menarik itu ada yang sudah membuat
game pembelajaran itu ada.”
5. Bagaimana peran guru dalam melaksanakan strategi pembelajarane-

learningpada masa pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga?

Jawaban: “kita membuat yang namanya team edutaiment jadi


memunculkan dimasa pandemi ini, sebnernya ini sudah lama juga sih
tetapikan belum terwujud secara nyata dan terstruktur, dan
terprogram kalau sekarang ini sudah. Jadi team edutaiment itu
pendidikan yang menghibur jadi kita kemas pendidikannya melalui
shooting streaming, kemudian tv SDM Plus nah ini yang pertama kita
mennyangkan hasil ekstra anak-anak dan kompetensi guru dibidang
infotaiment, ada yang jadi host, ada yang jadi penyanyi, ya pokoknya
itu menarik kemudia team edutaiment ini setiap hari itu mengambil
gambar atau shooting dan setiap hari ada upload yang kita

86
sampaikan setiap di tv SDM Plus dan kebtulan pas romadhon itu
setiap hari sabtu kita mendatangkan tokoh-tokoh seperti pak wakil
walikota kemudia dokter untuk memberikan pendidikan pembelajaran
pengetahuan tentang kebijakan covid-19 dan itu menyampaikan bagus
sekali jadi untuk pengetahuan tentang edutaiment tentang covid,
kemudian pak wakil walikota itu menyampaikan kebijakan tentang
penangan covid tentang ibadah dan sebagainya, kita juga
mendatangkan alumni yang mempunyai bakat-bakat dan bekal dari SD
Muhammadiyah, kita datangkan testimoni memberi semangat pada
adek-adekya dan ini memberikan motivasi juga kepada kita untuk
terus berinovasi mencari trobasan disaat pandemi seperti ini justru ini
peluang jadi kalau kami menganggapnya ini sebagai keberkahan
bagaimana kita mengeksplor menjadi guru-guru milenial. Kita ada
satu hal yang ingin kita raih bersama dalam dunia pendidikan baru
sehingga kita ini membawa apanamanya gerbong kesan untuk
mengahadapi dunia pendidikan baru, pemerintah dengan new normal
kita ada pendidikan baru. Jadi model, cara serta bagaimana ini kita
sudah dapat, karena dunianya sudah seperti ini jadi kita harus
mengikuti ini, dan bagaimana kita menginovasi pendidikan yang
model pendidikan dunia, anak-anak, guru seperti ini, kita terus cari
kita gali apapun itu.”
6. Apa saja problematika yang dihadapi dalam melaksanakan

pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “ada orang tua yang memang sebagian juga hapenya masih
lemot, rumahnya jauh artinya sinyal itu susah, pulsanya juga ya jadi
itu dipengaruhi secara non teknis, kalau secara umum untuk
pengukuran penilaian baik afektif, dan psikomotorik itu kita agak
kesusahan juga penilaian karakter apalagi anak-anak. “

87
PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Sofhi

Jabatan : Wali Kelas

Hari / tanggal : Kamis,10 Juni 2020

Pukul : 09.00

Lokasi : Ruang Kelas

B. Butir Pertanyaan

1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis e-learning sebelum

adanya pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “teknologi IT sekarang jadi sudah kita canangkan sejak


dahulu kita menggunakan beberapa program-program e-learning itu
yang mutahir ini menggunakan google classroom ini menjadi
pembelajaran jarak jauh yang dulu-dulu kan bisa menggunakan share
wa disuruh membuat video dikirimkan jadikan sudah termasuk dengan
e-learning jadi apalagi dengan covid ini anak-anak sudah gak kaget
karena sudah permah dilakukan sebelumnya.”
2. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasisi e-learning ketika

masa pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “ ya kita menggunakan baru satu ini ya kita menggunakan


google classroom dan wa jadi kita tetep susun jadwalnya utnuk anak-
anak satu hari itu juga hanya dua mata pelajaran kita susun, oh ya
yang pertama itu materinya dulu kita share minggu pertama,
selanjutnya untuk minggu berikutnya kita latihan soal atau mungkin
penilaian harian bisa kemudian untuk yang karakter-karakter kita
menggunakan video call untuk mengetahui kegiatan anak dirumah
bagaimana, selain menggunakan video call kita juga.”
3. Bagaimana mekanisme pelaksanaan dari pembelajaran e-learning di

SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “Ya selain itu tadi di google classroom itu ada mutabaah
uyaumiyah itu adalah kegiatan anak yang perlu wajib diisi seperti

88
buku hariannya siswa tapi kita sudah memformat memasukan ke
google classroom nanti anak-anak suruh ngisi tiap hari ya isinya dari
kegiatan sholat wajib nya bagaimana, hafalan, ngajinya dan
sebagainya tuh harus diisi tiap hari jadi kita bisa memantau”
4. Bagaimana strategi yang digunakan guru dalam melaksanakan

pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus Saltiga?

Jawaban: “ perubahan strateginya seperti ini kalau saya dan temen-


temenkan sudah sepakat tadi kan saya sudah jawab untuk materi yang
dibagikan ke anak-anak jadi anak-anak diminta untuk belajar secara
mandiri, tapi kita buat ringkasan materinya itu seringkas-ringkasnya
se dengan bahasa anak kita harus tau kita kan uda kenal karakteristik
anaknya bagaimana nah setelah itu kita akan ngetes dengan videocall
kita hubungi anak-anak misalnya saya kan memegang yang ipa, cek
dia seperti bagaimana materi untuk daur ini sudah bisa belum anak-
anak? Sudah bu coba jelaskan jadi kita ngetes anak-anak langsung
jadi walaupun dengan keadaan dan wkatu terbatas ya tapi minimal
kompetensi dasar yang sudah kita susun diawal itu sudah
tersampaikan ke anak, tapi ya bedalah pembelajarannya beda,
nilainya pun beda ibaratnya nilai karena covid gitu lo, kalau secara
langsung kitakan harus sempurna harus sampai dia tuh ngotuk-ngotuk
tapikan kita paham dirumahkan hanya dengan orangtua yang
mendampingi, tidak seperti kita, tapi nggeh guru dengan serba
keterbatasan ini tetap kita maksimalkan mengawal pembelajaran
anak-anak terus juga kita komunikasikan dengan orang tua
alhamdulillah selama ini oranng tua welcome kemudian kalau ada
kesulitan apapun langsung japri gurunya karena belum paham dan
kita menjelaskannya, jadi kita pembelajarannya dua anak sama
orangtua.”
5. Bagaimana peran guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran e-

learning pada masa pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga?

Jawaban: “di pembelajaran e-learning pada masa pandemi ini lebih


ekstra dalam perhatian yang kita berikan ke anak, karena kita tidak
bisa langsung kita kan hanya terbatas dunia maya saja dan tatap
muka itukan melalui videocall dan itu sangat terbatas sekali, jadi yaitu
kita nyusun jadwal harus kita agendakan untuk bisa ngobrol sama
anak-anak kita nyusun jadwalnya hari ini bagaimana dan tanya
seperti ada kesulitan apa dalam belajarnya bagaiamana mutabaah
uyaumiyahnya dilakukan atau tidak jadi kita tidak boleh putus lost
contac dengan anak-anak selama pembelajaran dengan daring ini.”

89
6. Apa saja problematika yang dihadapi dalam melaksanakan

pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “ problematikanya itu pembagian waktu, berhubungan


dengan siswa, sedangkan dirumahkan maksudnya terbatas karena
harus mengurusi dirumah juga , lalu materi yang kita sampaikan jadi
kita tidak yakin 100% anak bisa paham dengan materi yang kita beri
atau tidak disitu kita para guru dan saya pribadi merasa bersalah
sekali, kita pasrahkan dengan orangtua, tapi disitu juga kita tau anak-
anak bisa mandiri, kemudian anak-anak yang masih belum bisa
sepenuhnya mandiri itu itulah yang perlu kita beri perhatian lebih, itu
lah yang harus kita membuat waktu kita itu khususkan untuk mereka,
kalau yang sudah mandiri itu sudah aman, kalau dicek sudah bisa kan
juga ada soal-soal kita juga bisa ngecek-ngecek dari situ dan kalau
misal ada nilai yang masih dibawah standar kita langsung kita
hubungi dan itu yang membuat kendalanya disitu, kadang memang
materi yang disampaikan secara daring ini anak-anak belum bisa
mandiri sepenuhnya untuk menguasai materi. Dan juga dari orang tua
sendiri belum sepenuhnya memotivasi anak untuk belajar sendiri,
karena kalau yang memberitau oleh orangtua kepada anak itukan
dimasukan telingan kanan keluar telinga kiri disitu langsung curhat,
beda kalau guru yang nasehati akhirnya minta tolong sama wali kelas,
untuk menghubungi, baru ada semangat lagi untuk kembali kejalan
yang lurus tadi.”
7. Bagaimana Cara mengatasi problematika yang ada dalam
melaksanakan pembelajaran e-learning?
Jawaban: “selama ini dengan berbagai macam menggunakan metode
tidak hanya materi saja tapi berupa penugasan proyek, biar anak anak
itu suka , penting konsep dasarnya dapat, lalu menggunakan beberapa
metode yang pas, tapi juga kita tidak harus sepenuhnya, maksudnya
kan anak-anak bosen, harus belajar terus dan kita disitu memaklumi,
dan tidak harus memaksakan penting kita sudah memberi materi, kita
kawal kita beri proyek-proyek untuk mengisi kegiatan mereka dengan
tidak meninggalkan karakter-karakter yang ada d SDMuhammadiyah,
kita juga selain itu sudah kita share materinya dalam bentuk print out,
pdf, atau dalam bentuk video kita lakukan, bahkan dalam bentuk
media-media yang unik pun sudah kita berikan, supaya mereka bisa
mengingatmateri-materi yang ada, seperti membuat ular tangga,
diorama, poster dan sebagainya biar mereka itu ada kegiatan yang
bisa mengalihkan kebosanan mereka selama belajar dirumah, tapi
untuk prosentase kepahaman lumayan ada ketertarikan mereka untuk
mempelajari materi itu ada artinya mengingat-ingat dan mereka tidak
langsung lost.”

90
PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Marijo, M.Pd

Jabatan : Waka Kurikulum

Hari / tanggal : Kamis,17 Juni 2020

Pukul : 09.45

Lokasi : Kantin

B. Butir Pertanyaan

1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis e-learning sebelum

adanya pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “ya sebelum ada covid memang kita sudah mulai


menyesuaikan sebagaimana juga visi SD Muhammadiyah sebagai
pusat itu unggul dibidang iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan
teknologi maka beberapa program-program pembelajaran e-learning
sudah kita terapkan sebelum adan ya covid-19 ini, misalnya dengan
membuat video di youtube chanel dari SD Muhammadiyah kemudian
kalau tugas- tugas menggunakan google classroom juga tugas anak-
anak presentasi atau mengumpulkan tugas dengan menggunakan
teknologi IT yang jelas sudah dilaksanakan sebelum adanya covid
ini.”
2. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasisi e-learning ketika

masa pandemi covid-19 di SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “untuk saat ini apalagi adanya ketentuan dari pemerintah


sebagai syarat utama adalah menciptakan keselamatan jiwa yang
berdasarkan pada edaran menteri pendidikan diputuskan dari surat
edaran dinas pendidikan kemudian di SD Muhammadiyah ya tentunya
mengikuti itu yang jelas kami tidak kaget dengan adanya perubahan
pembelajar langsung menuju ke daring atau virtual.”
3. Bagaimana mekanisme pelaksanaan dari pembelajaran e-learning di

SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “kita menggunakan youtube, google classroom dan ada


juga yang interaktif itu dengan zoom, yang jelas ada juga tugas tugas
yang tidak hanya tentunya mengedepankan tugas-tugas kognitif ya,

91
disitu juga tetep ada pembiasaan tetep dipantau misalnya anak-anak
pantauan melaksanakan ibadah sholat, puasa, ngaji, hafalan, kemuda
pantauan itu bisa dengan mengisi kartun pengendali yang sudah
dibawa anak-anak atau juga mengisi dalam bentuk chek list yang
dikirimkan via google classroom. Ada beberpa misalnya tugas-tugas
itu sifatnya kegiatan itu bentuk laporannya dengan mengirimkan foto
atau video atau jurnal, itu diisi oleh orang tua dan nanti dikirimkan
pada guru atau pihak sekolah. lalu kalau tugas nya ya itu tidak hanya
sekedar tugas ya itu kegiatan yaitu seseuai dengan jam sekolah, kalau
jumlah harinya itu sama dengan kegiatan belajar biasanya disekolah
tetapi jumlah jam dalam hari itu bisa dikurangi, nah misal biasanya
standarnya satu hari kita ada katakanlah 10 jam pelajaran atau itu
ada 5 mapel tetapi di pembelajaran daring ini dikurangi misal nya
sehari hanya 2 mapel atau 3 itupun muatan materinya juga kita
kurangi ya itu tentunya menyesuaikan”
4. Bagaimana strategi yang digunakan guru dalam melaksanakan

pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus Saltiga?

Jawaban: “ ya tentunya berbeda ya dari pembelajaran yang dilakukan


langsung dan daring jelas berbeda, misalnya kan langsung apa
melalui ceramah kegiatan pembiasaan, tapi dengan adanya daring ini
yaitu tadi strateginya misalnya mengirimkan video pembelajaran jadi
guru merekam berdasarkan materi yang ada kemudian di upload dan
nanti peserta didik melihat dan membuka link yang telah diberikan
pada anak-anak, dan juga selalu bekerja sama dengan orangtua
karena memang setiap hari ya buat kegiatan belajar jarak jauh itu ya
mutlak dibutuhkan kerjasama orang tua untuk pemantauan.”
5. Apa saja problematika yang dihadapai dalam melaksanakan

pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid-19 di SD

Muhammadiyah Plus Salatiga?

Jawaban: “kalau kendalanya ya tentunya setiap strategi atau setiap


pelaksanakan kegiatan pasti ada karena ini daring, daring itu sangat
tergantung pada jaringan, jaringan itu bisa kemudahan mendapatkan
itu, lokasi tertenu, atau rumah anak-anak, bisa jadi jaringan ini
misalnya ketersediaan kuota internet ya bagi anak-anak itu dan juga
lagi kondisi dirumah orangtua misalnya ada orangtua yang kerja full
time misalnya, kemudian misalnya ada anak yang tidak bersama kedua
orang tua seperti bersama kakek atau neneknya, ada lagi misalnya
juga orang tua tugasnya memang tidak bisa ditinggalkan seperti
petugas covid-19 tentunya waktu dan tenaganya full bekerja. Untuk
kendala dari guru yaitu tadi saya kira ya sama ya faktor komunikasi
jaringan, ya ada juga misalnya beberapa anak yang susah atau tidak

92
bisa dihubungi ya guru sampe mendatangi rumahnya, menghantarkan
tugas atau kegiatan, tapi ini sangat kecil prosentasinya di SD
Muhammadiyah Plus ini. Dari anak-anaknya sendiri pun tentu
bermacam-macam responnya dan kebanyakan itu karena memang
mereka merasa, usia anak-anak itu kan seneng sosialisasi, seneng
kebersamaan, walaupun sebenarnya pembelajaran juga dilakukan
secara senang, baik. Tapi ketika pilih disekolah atau dirumah ya
hampir semua pilih sekolah, karena memang ya pendidikan itu tidak
sekedar belajar, mereka ketemu juga pendidikan, mereka
melaksanakan program-program kedisiplinan sekolah, bertemu
dengan yang lainnya, jajan di kantin, anak harus antri kemasjid itupun
adalah sesuatu yang ada muatan-muatan pendidikan di didalamnya,
secara mauatan kurikulum materi pelajaran ya tidak masalah bagi
anak-anak tapi untuk hal-hal lain seperti sosialisasi bagi anak-anak
lebih memilih untuk belajar disekolah.”
6. Bagaiamana Cara mengatasi problematika yang ada dalam

melaksanakan pembelajaran e-learning?

Jawaban: “ untuk mengatasi kendala tentunya kita selalu berinovasi


misalnya itu terkait dengan materi supaya materi itu bisa di terima
dengan baik, ya tentunya tapi memang ini juga durasi juga, durasi
ketemu, misalnya tetap saja berbeda antara bertemu langsung dengan
komunikasi daring. beberapa anak misalnya via Zoom tidak sedetail
secara langsung yang otomatis guru bisa langsung membimbing,
mengarahkan siswanya.”

93
PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : a. Fakhri Ainun Naim

b. Nasywa Aulia FJ

c. Hafidzah Agny Nur Syafiyya

d. Sabriya Amira Andini

Kelas : 4 dan 6

Hari / tanggal : Sabtu, 13 Juni 2020

B. Butir Pertanyaan

1. Bagaiamana perasaannya belajar dirumah selama pandemi covid-19?

Jawaban: “Senang karena lebih bebas” (wawacara F,A,N 13 Juni


2020)
“ Gaseru, sedih gabisa ketemu temen” (wawancara N,A,F,J
13 Juni 2020)
“ ga seru, gada temen, soalnya dikasih materi terus”
(wawancara H,A,N,S 13 Juni 2020)
“ ya sedih karena tidak bisa ketemu teman-teman tapi tetap
belajar” (wawanacara S,A,A 13 Juni 2020)

2. Apakah adik senang dengan adanya pembelajaran jarak jauh melalui

media google classroom ?

Jawaban: “ Online, google classroom, biasa saja” ( wawancara F,A,N


13 Juni 2020)
“ senang karena mudah dan gampang” (wawancara N,A,F,J
13 Juni 2020)
“ tidak senang, karena tidak ketemu teman” (wawancara
H,A,N,S 13 Juni 2020)
“ senang karena mudah dan gampang” (wawancara S,A,A
13 Juni 2020)

94
3. Bagaimana guru saat melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini?

Jawaban: “ diberi tugas, materi dan juga video” ( wawancara F,A,N 13


Juni 2020)
“menyampaikan, memberikan tugas, dan melihat youtube”
(wawancara N,A,F,J 13 Juni 2020)
“ memberikan materi, tugas, kadang video mengulang materi
pelajaran” (wawancara H,A,N,S 13 Juni 2020)
“ nanti diberi soal, dan jawaban dikumpulkan digoogle
classroom” (wawancara S,A,A 13 Juni 2020)
4. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh

ini?

Jawaban : “ Ada materi yang diberikan kurang jelas” ( wawancara


F,A,N 13 Juni 2020)
“ biasa saja, karena dibimbing guru dan orang tua”
(wawancara N,A,F,J 13 Juni 2020)
“ tidak ada kesulitan, tapi bosan karena belajar dari rumah”
(wawancara H,A,N,S 13 Juni 2020)
“ tidak ada alhamdulilah, dan tidak bosan” (wawancara
S,A,A 13 Juni 2020)
5. Apa yang adik harapakan selama penerapan pembelajaran jarak jauh?

Jawaban: “ segera masuk sekolah kembali, agar bisa melakukan


pembelajaran dengan guru” ( wawancara F,A,N 13 Juni 2020)
“ virusnya supaya cepat hilang” (wawancara N,A,F,J 13
Juni 2020)
“ virusnya cepat menghilang dan bisa ketemu teman lagi”
(wawancara H,A,N,S 13 Juni 2020)
“ bisa memahami dengan baik, materi atau soal yang
diberikan dari guru” (wawancara S,A,A 13 Juni 2020)

95
Lampiran 4

96
Lampiran 5

97
Lampiran 6

98
Lampiran 7

99
Lampiran 8

100
101

Anda mungkin juga menyukai