Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Embn Muliawati Dewi

Kelas : XI AP2

SUMPAH JANJI PNS

MENGEMUKAKAN SUMPAH/JANJI PEGAWAI

A. PENGERTIAN

1.    Pernyataan kesanggupan untuk meakukan suatu keharusan atau tidak melakukan


larangan.

2.    Sumpah Pegawai Negeri Sipil diucapkan dihadapan atasan yang berwenang. Seorang
Pegawai Negeri Sipil mengangkat sumpah/ janji berdasarkan keyakinan agama/kepercayaai
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hal ini menandakan bahwa pernyataan kesanggupan dalam
sumpah/janji yang diucapkan juga ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI PNS

Pejabat yang dimaksud dalam ayat (1) dapat menlunjuk pejabat lain dalam lingkungan
kekuasaanya untuk mengambil sumpah janjiPNS`

B. TUJUAN DIADAKAN SUMPAH

1.    Untuk membina pegawai yang bersih, jujur dan sadar akan tanggungjawabnya sebagai
unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat

2.    Diharapkan pegawai mentaati dan menerapkannya saat mengemban tugas  

C. PERATURAN SUMPAH 

Sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil. 

D. KETENTUAN DALAM MENYELENGGARAKAN SUMPAH

1.     Harus ada pejabat yang mengambil sumpah

2.     Harus ada pegawai yang mengangkat sumpah


3.     Harus ada pembina upacara

4.     Harus ada saksi-saksi sekurang-kurangnya dua orang

5.     Harus ada rohaniawan dan tamu undangan 

6.    Upacara harus khidmat

E. PROSEDUR PENGAMBILAN SUMPAH

1.    Badan Kepegawaian Daerah menyusun rencana jumlah Pegawai Negeri Sipil yang akan
diambil sumpah/janji; 

2.    Pemanggilan Pegawai Negeri Sipil yang akan diambil sumpah/janji;

3.    Pelaksanaan pengambilan sumpah/janji oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;

4.    Penandatanganan Berita Acara Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.

F.   BUNYI SUMPAH/JANJI PNS

1.      Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil

Dalam rangka usaha membina Pegawai Negeri Sipil yang bersih, jujur, dan sadar akan
tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat maka setiap Pegawai
Negeri Sipil wajib mengangkat Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.

Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu
keharusan atau tidak melakukan suatu larangan.

Seorang Pegawai Negeri Sipil mengangkat sumpah/ janji berdasarkan keyakinan


agama/kepercayaai terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hal ini menandakan bahwa pernyataan
kesanggupan dalam sumpah/janji yang diucapkan juga ditujukan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

Calon Pegawai Negeri Sipil setelah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil wajib
mengangkat Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil. Sumpah Pegawai Negeri Sipil diucapkan
dihadapan atasan yang berwenang.

Setiap Pegawai Negeri Sipil harus menaati sumpah yang diucapkan dengan sebaik-baiknya
dan tidak melanggar sumpah/janji tersebut selama masih berkedudukan sebagai Pegawai
Negeri Sipil.

Sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.
Susunan kata-kata sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut.
” Demi Allah, say a bersumpah/berjanji .

Bahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, akan setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, Undanq-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;

bahwa saya, akan menaati segala peraturan perundang-undangan gang berlaku dan
melaksanakan tugas kedinasan gang dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian,
kesadaran, tanggung jawab;

bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan
martabat Pegawai Negeri, serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan Negara
daripada kepentingan saya sendir seseorang atau golongan;

bahwa saya, akan memegang teguh rahasia sesuatu gang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus saya rahasiakan;

bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
Negara.“

2. Sumpah/Janji Jabatan

Pengangkatan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk memangku jabatan terutama jabatan yang
penting yang mempunyai ruang lingkup yang luas merupakan kepercayaan yang besar dari
Negara. Dalam melaksanakan tugas itu diperlukan pengabdian, kejujuran, keikhlasan, dan
tanggung jawab yang besar.

Berhubung dengan itu Pegawai Negeri Sipil yang langkat untuk memangku jabatan tertentu
pada saat pengangkatannya wajib mengangkat Sumpah Jabatan Negeri dihadapan atasan yang
berwenang menurut agama atau kepercayaannya terhadan Tuhan Yang Maha Esa.

Sumpah Jabatan Negeri menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil Dan Anggota Angkatan Perang adalah
sebagai berikut.

“Demi Allah ! Saya ber sumpah,

Bahwa saya, untuk diangkat dalam jabatan ini, baik langsung maupun tidak langsung,
dengan rupa atau dalih apapun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan memberi 4
sesuatu kepada siapapunjuga;

Bahwa saya akan setia dan taat kepada Negara Republik Indonesia;
Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurutperintah
harus saya rahasiakan;

Bahwa saya tidak akan menenma hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dan dari
siapapun juga, yang saya tahu atau patut dapat mengira, bahwa ia mempunyai hal yang
bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya;

Bahwa saya dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa akan lebih
mementingkan kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri atau golongan;

Bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan
Pegawai Negeri;

Bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan
Negara”.

Pengucapan sumpah/janji dilakukan menurut agama yang diakui Pemerintah, yakni:

a. diawali dengan ucapan “Demi Allah”  untuk penganut agama Islam;

b. diakhiri dengan ucapan “Semoga Tuhan menolong soya”, untuk penganut agama Kristen
Protestan/Katolik;

c. diawali dengan ucapan “Om Atah Parama Wisesa”, untuk penganut agama Hindu;

d. diawali dengan ucapan “Demi Sang Hyang Adi Budha”, untuk penganut agama Budha.

KETENTUAN TAMBAHAN DALAM PENGAMBILAN SUMPAH/ JANJI PEGAWAI

Dalam pengambilan sumpah/ janji pegawai ini, ada pula beberapa ketentuan yang perlu untuk
diikuti dan diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa ketentuan tambahan tersebut :

1.      Apabila seorang Pegawai Negeri Sipil berkeberatan mengucapkan sumpah karena


keyakinannya tentang suatu agama atau kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
maka ia tidak mengucapkan sumpah, melainkan janji.

2.      Kalimat “Demi Allah, saya bersumpah/ berjanji” diganti dengan kalimat: “Demi Tuhan
Yang Maha Esa, saya menyatakan dan berjanji dengan sungguh-sungguh”.

3.      Bagi mereka yang beragama Kristen, maka di akhir sumpah/ janji ditambahkan kalimat
yang berbunyi : “Kiranya Tuhan menolong saya”.

4.      Bagi mereka yang beragama Hindu, maka kata-kata “Demi Allah”, diganti dengan “Om
Atah Paramawisesa”.
5.      Bagi mereka yang beragama Budha, maka kata-kata “Demi Allah” diganti dengan
“Demi Sang Hyang Adi Budha”.

6.      Bagi mereka yang berkepercayaan kepada Tuhan Yang Mahaesa selain daripada
beragama Islam, Kristen, Hindu, dan Budha, maka kata-kata “Demi Allah” diganti dengan
kata-kata lain yang sesuai dengan kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Mahaesa.

PENGAMBILAN SUMPAH / JANJI PEGAWAI

Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil ini sesuai ketentuan, diambil oleh Menteri, Jaksa Agung,
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/ Tinggi Negara, dan Pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden dalam lingkungan
kekuasaannya masing-masing.

Meski pada dasarnya. Seorang pejabat yang bertugas ini dapat menunjuk Pejabat lain dalam
lingkungan kekuasaannya untuk mengambil Sumpah/ Janji Pegawai Negeri Sipil yang ada
dalam lingkungan kekuasaannya masing-masing.

TATA CARA PENGAMBILAN SUMPAH / JANJI PEGAWAI

1.      Pengambilan Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil harus dilakukan dalam bentuk upacara
khidmat.

2.      Pegawai Negeri Sipil yang mengangkat sumpah/ janji harus didampingi oleh seorang
rohaniwan.

3.      Pengambilan Sumpah/ Janji Pegawai Negeri Sipil harus disaksikan oleh dua orang
Pegawai Negeri Sipil yang memiliki pangkat serendah-rendahnya sama dengan pangkat
Pegawai Negeri Sipil yang mengangkat sumpah/janji.

4.      Pejabat yang mengambil Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil, mengucapkan susunan


kata-kata Sumpah/Janji Pepwai Negeri Sipil kalimat demi kalimat dan diikuti oleh Pegawai
Negeri Sipil yang mengangkat sumpah/janji.

5.      Ketika mengucapkan Sumpah/ Janji Pegawai Negeri Sipil, semua orang yang tengah
hadir dalam upacara tersebut diminta berdiri.

6.      Pejabat yang mengambil Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara
tentang pengambilan sumpah/janji tersebut, menurut salah satu contoh sebagai tersebut dalam
Lampiran I sampai dengan VI Peraturan Pemerintah ini.

Berita Acara yang dimaksud ditandatangani oleh pejabat yang mengambil sumpah/ janji,
Pegawai Negeri Sipil yang mengangkat sumpah/ janji, dan saksi-saksi.

Berita acara yang dimaksud tersebut, kemudian dibuat rangkap 3 (tiga), yaitu satu rangkap
untuk pegawai Negeri Sipil yang mengangkat sumpah/janji, satu rangkap untuk arsip instansi
yang bersangkutan, dan satu rangkap untuk arsip Badan Administrasi Kepegawaian 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 1975
TENTANG
SUMPAH/JANJI PEGAWAI NEGERI SIPIL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : bahwa dalam rangka usaha membina Pegawai Negeri Sipil yang
bersih, jujur, dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur
Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat dipandang perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah yang mengatur pelaksanaan
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SUMPAH/JANJI PEGA WAI
NEGERI SIPIL
Pasal 1
Setiap calon Pegawai Negeri Sipil segera setelah diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil wajib mengangkat Sumpah/Janji Pegawai Negeri
Sipil menurut agama/kepercayaannya kepada Tuhan Yang MahaEsa,
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 2
Susunan kata-kata sumpah/janji yang dimaksud dalam Pasal 1 adalah
sebagai berikut :
Demi Allah, saya bersumpah/berjanji :
Bahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, akan
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, Negara, dan Pemerintah.
bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundangundangan yang berlaku dan
melaksanakan tugas kedinasan yang
dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab;
bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan
Negara, Pemerintah, dan martabat Pegawai Negeri, serta akan
2
senantiasa pengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan
saya sendiri, seseorang atau golongan;
bahwa saya, akan memegang rahasia sesuatu yang menurut
sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan;
bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat untuk kepentingan Negara.
Pasal 3
(1) Apabila seorang Pegawai Negeri Sipil berkeberatan untuk
mengucapkan sumpah karena keyakinannya tentang agama
/kepercayaanya terhadap Tuhan Yang MahaEsa maka ia
mengucapkan janji.
(2) Dalam hal tersebut pada ayat (1), maka kalimat “ Demi Allah, saya
bersumpah/berjanji” yang tersebut dalam Pasal 2 diganti dengan
kalimat : “ Demi Tuhan Yang MahaEsa, saya menya takan dan
berjanji dengan sungguh-sungguh”.
(3) Bagi mereka yang beragama Kristen, pada akhir sumpah/janji
ditambahkan kalimat yang berbunyi :
“ Kiranya Tuhan menolong saya”.
(4) Bagi mereka yang beragama Hindu, maka kata-kata “ Demi Allah”
dalam Pasal 2, diganti dengan “ Om Atah Paramawisesa”.
(5) Bagi mereka yang beragama Budha, maka kata-kata “ Demi Allah “
dalam Pasal 2 diganti dengan “Demi Sang Hyang Adi Budha”.
(6) Bagi mereka yang berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
salain dari pada beragama Islam, Kristen, Hindu, dan Budha, maka
kata-kata “Demi Allah” dalam Pasal 2 diganti dengan kata-kata lain
yang sesuai dengan kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
Pasal 4
(1) Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil diambil oleh Menteri, Jaksa
Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Depar temen,
Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, dan
Pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden dalam lingkungan
kekuasaannya masing-masing.
(2) Pejabat yang dimaksud dalam ayat (1) dapat menunjuk Pejabat
lain dalam lingkungan kekuasaannya untuk mengam bil
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungan
kekuasaannya masing-masing.
Pasal 5
(1) Pengambilan Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil dilakukan dalam
suatu upacara khimat
CONTOH PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI

nts

Anda mungkin juga menyukai