Skripsi Rombak Fani
Skripsi Rombak Fani
i
PENGESAHAN SKRIPSI
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademika Universitas Negeri Makassar, saya yang bertanda tangan
di bawah ini
Nama : Ditya Zul Asmi
NIM : 1512041006
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dibuat di : Makassar
Yang Menyatakan,
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
iv
MOTTO
DZA
v
ABSTRAK
Ditya Zul Asmi, 2019. Penerapan Media Simulasi Physics Education Technology
(PhET) Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas X SMA Negeri 5 Luwu. Skripsi. Jurusan
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri
Makassar (dibimbing oleh Aisyah Azis dan Herman).
vi
ABSTRACT
This research was a pre-experimental study which aimed to find out the learning
outcomes of students before and after the PhET simulation media was applied and to
find out the improvement in learning outcomes after PhET simulation media were
applied. The sample in this study were students of class X MIPA 1 Luwu State Senior
High School 5 consisting of 33 students. Data on physics learning outcomes of
students was obtained using the learning outcomes test of the subject matter of
Harmonic Vibration in the form of pretest and posttest. The descriptive analysis
results showed the average score of physics learning outcomes of students of class X
MIPA 1 before PhET simulation media were applied at 3,58 and after PhET
simulation media were applied at 13,39. The results of the n-gain test analysis
obtained 0.59 which indicates an increase in physics learning outcomes of students of
class X MIPA 1 in the medium category.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas
segala limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari
berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
Technology (PhET) Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X SMA
Negeri 5 Luwu” ini terdiri dari lima bab yaitu bab I pendahuluan, bab II tinjauan
pustaka, bab III metode penelitian, bab IV hasil dan pembahasan dan bab V
kesimpulan dan saran. Hasil analisis dan pembahasan penelitian menunjukkan adanya
Penyusunan skripsi ini disadari banyak kendala yang dihadapi, baik dalam
pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan skripsi ini. Namun demikian, berkat
skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis patut menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada ibu Dra. Hj. Aisyah Azis,
M.Pd. dan bapak Herman,S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing. Ucapan terima kasih juga
kepada penguji, yaitu bapak Dr. H. Ahmad Yani, M. Si dan ibu Dra. Nurhayati, M. Si
viii
selaku penguji yang banyak memberikan masukan dalam penyusunan laporan
penelitian ini. Ucapan terima kasih juga kepada bapak Drs. Subaer M. Phil., Ph.D dan
bapak Drs. Abdul Haris, M. Si selaku validator yang bersedia meluangkan waktunya
ibunda Hadrah Mangaribi, S.AN atas segala do'a, cinta dan curahan kasih sayangnya
yang tulus kepada penulis demi meraih cita-cita dan kebahagiaan, adikku Muh. Fitrah
Al-Akhraf, Achdiat Mubaraq, Dila Aufya Utami dan Ahqam Al-Ghifary serta
doa yang tulus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sahabatku Fadila Insani
Ahmad, Syarkiah Amaliah Munir, Ummi Chalsum dan Arni Nur Amelia yang
tempat curhat, serta bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
FISIKA FMIPA UNM, BEM FMIPA UNM, KKN Soeparman Wonomulyo, HMI
KOM MIPA UNM yang sudah menjadi wadah untuk memberikan banyak ilmu,
Terima kasih atas segala motivasi dan doanya demi kelancaran pengerjaan
skripsi ini. Harapan penulis, semoga segala bantuan, petunjuk, dorongan, dan
pengorbanan yang telah diberikan oleh berbagai pihak hingga selesainya skripsi ini,
mendapat rahmat dan pahala yang berlipat ganda dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
ix
Aamiin.
Makassar, 8 Juli 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
PENGESAHAN SKRIPSI ii
PERNYATAAN KEASLIAN iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK iv
MOTTO v
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Kajian Pustaka 6
1. Media Simulasi PhET 6
2. Hasil Belajar 9
B. Kerangka Pikir 12
BAB III METODE PENELITIAN 15
A. Jenis Penelitian 15
B. Waktu dan Tempat Penelitian 15
C. Desain Penelitian 15
D. Populasi dan Sampel 16
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 16
1. Variabel Penelitian 16
2. Definisi Operasional Variabel 16
xi
F. Instrumen dan Perangkat Pembelajaran 17
1. Instrumen 17
2. Perangkat Pembelajaran 19
G. Prosedur Penelitian 20
1. Tahap Persiapan 20
2. Tahap Pelaksanaan 20
3. Tahap Akhir 21
H. Teknik Pengumpulan Data 21
I. Teknik Analisis Data 21
1. Analisis Deskriptif 21
2. Analisis n-gain 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24
A. Hasil Penelitian 24
1. Analisis Dekriptif 24
2. Analisis n-gain 26
B. Pembahasan 28
BAB V PENUTUP 35
A. Kesimpulan 35
B. Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN 39
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 122
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
D.3 Pelaksanaan Proses Pembelajaran 123
D.4 Pelaksanaan Posttest bagi Peserta Didik 124
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
para peserta didik diharapkan dapat berjuang pada ranah global. Seiring
berjalannya waktu, tantangan dalam dunia akademik menjadi semakin besar pula,
sehingga para kaum terpelajar di dorong untuk mampu lebih meningkatkan hasil
belajar masing-masing.
pembaharuan secara lebih mendalam, sesuai yang telah di atur dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB II
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
Lembaga pendidikan saat ini telah menjadi sarana yang teramat penting
salah satunya adalah Sekolah Menengah Atas dimana merupakan suatu lembaga
1
2
kemudian nantinya diharapkan dapat bersaing pada ranah ilmiah. Sehingga dari
segala aspek tersebut tidak terlepas dari peran seorang tenaga pendidik atau guru
Luwu merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tentunya selalu di tuntut
Fisika merupakan bidang ilmu yang sangat menarik dan bahkan begitu
potensial untuk di kaji secara mendalam. Ilmu fisika pun mampu menjadi ilmu
peserta didik benar-benar aktif, sehingga akan berdampak pada ingatan peserta
didik tentang materi yang dipelajarinya. Namun pada mata pelajaran fisika di
didik sangat membutuhkan praktikum pada materi-materi yang agak rumit untuk
tersedianya alat praktikum pada materi tertentu dan alat yang tersedia pun
peserta didik jarang melakukan praktikum, ketika praktikum pun peserta didik
3
fisika yang berlangsung pun dibatasi oleh waktu maka setiap diadakannya
praktikum hanya sebagian dari peserta didik yang dapat melakukan eksperimen.
Selain itu, pendidik merasa tidak puas atas beberapa materi yang disampaikan
harus berpindah ke materi selanjutnya mengingat masih banyak materi yang lain
untuk diajarkan ke peserta didik dan waktu yang tidak mencukupi untuk memberi
pemahaman yang lama ke peserta didik. Sehingga hasil belajar fisika peserta didik
dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Dan kemudian
dibutuhkan suatu media pembelajaran yang lebih interaktif dan mampu membantu
serta memudahkan untuk melakukan suatu eksperimen yang tidak dapat dilakukan
memengaruhi proses dan output pembelajaran. Sejauh ini telah banyak dilakukan
tersebut.
satunya adalah media pembelajaran PhET. Media PhET adalah suatu perantara
atau alat berupa program simulasi interaktif berbasis virtual yang dapat digunakan
satu faktor yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam rangka menghadapi
B. Rumusan Masalah
PhET pada peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Luwu tahun ajaran
2018/2019 ?
PhET pada peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Luwu tahun ajaran
2018/2019 ?
5
media simulasi PhET pada peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Luwu tahun
ajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
diterapkan media simulasi PhET pada peserta didik kelas X SMA Negeri 5
media simulasi PhET pada peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Luwu tahun
ajaran 2018/2019
diterapkan media simulasi PhET pada peserta didik kelas X SMA Negeri 5
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat membantu dan memudahkan peserta didik dalam
Menengah Atas, khususnya pendidik SMA Negeri 5 Luwu. Selain itu juga sebagai
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Menurut Jalinus & Ambiyar (2016 :4) “media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk
menyampaikan isi materi ajar dari sumber pembelajaran ke peserta didik (individu
atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
terkadang terbentur dengan pengetahuan dasar desain tenaga pengajar yang membuat
media tersebut. Pada umumnya pendidik menguasai materi yang diajarkannya, akan
tetapi pengetahuan dasar tentang desain yang baik, komposisi, tata letak, warna dan
Maka dari itu diperlukan kreatifitas dan pengetahuan yang mendalam dari pendidik
untuk mengetahui cara penggunaan dari media pembelajaran yang akan digunakan
6
7
Secara umum bagian penting lain dalam multimedia adalah animasi. Animasi
dapat digunakan untuk menarik perhatian peserta didik jika digunakan secara tepat.
Berdasarkan penelitian, peserta didik yang memiliki latar belakang pendidikan dan
simulasi untuk menangkap konsep materi yang disampaikan. Simulasi adalah suatu
model hasil penyerderhanaan suatu realitas. Selain harus mencerminkan situasi yang
Rahardjito, 2012).
dan kimia untuk kepentingan pengajaran di kelas atau belajar individu (Yulia,
yang dapat digunakan di kelas maupun pembelajaran secara individu. Simulasi ini
berlisensi gratis (free software). Tujuan pembuatan software simulasi interaktif ini
adalah membantu peserta didik untuk memvisualisasikan konsep secara utuh dan
interaktif dan dibuat seperti layaknya permainan dimana peserta didik dapat belajar
dikemukakan dalam beberapa hasil penelitian diantaranya: (1) (Wieman, Adams, &
dengan baik konsep materi yang awalnya sulit untk dipahami ketika pembelajaran
disajikan dengan metode ceramah; (2) (Prihatiningtyas, Prastowo, & Jatmiko, 2013),
diketahui bahwa hasil belajar dengan menggunakan PhET Simulation lebih efektif
konsep untuk konten fisika yang bersifat abstrak. Penggunaan KIT sederhana
membutuhkan waktu relatif lama karena KIT harus dirangkai terlebih dahulu sebelum
siap digunakan dibandingkan pembelajaran dengan PheT Simulation yang praktis dan
belajar peserta didik lebih baik daripada peserta didik yang tanpa menggunakan
bahan pengganti KIT menjadi laboratorium virtual berbasis simulasi yang efektif.
9
2. Hasil Belajar
belajar yang baik dan mendukung kompetensi para peserta didik sebab setiap
individu pasti mengharapkan suatu hasil belajar yang semakin berkembang baik
adalah menerima pengalaman belajarnya dimana tiga macam hasil belajar mengajar,
yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengarahan, (3) sikap dan
bagaimana penguasaan ilmu pengetahuan setiap mahasiswa yang dibina seperti yang
dikutip dalam (Darmadi, 2017) faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat
penting dalam peristiwa belajar sebab tanpa motivasi dan keinginan dari si pihak
belajar maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif
Antara mahasiswa yang satu dengan yang lainnya tentunya memiliki hal yang
berbeda dalam pencapaian kompetensi. Ada yang mampu mencapai hasil belajar yang
tinggi namun ada juga yang hasil belajarnya rendah. Sedangkan menurut
Suprihatiningsih (2016 :65) hasil belajar diperoleh melalui pengalama belajar yang
terdiri dari tiga komponen yaitu: (1) kemampuan isi atau materi, (2) format belajar
10
berdasar belajar teori, praktek, dan pengalaman lapangan, serta (3) serta taksiran
waktu belajar.
menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh orang.
Belajar menghasilkan tingkah laku yang berbeda yang disebut kapabilitas yang
merupakan hasil belajar. Miarso (2011 :464) mengatakan kemampuan dan motivasi
pelajaran terlebih dahulu. Oleh sebab itu memisahkan hasil dari pembelajaran dan
Menurut Bloom dan Krathwohl (Husamah, Pantiwati, Restian & Puji (2018 :
145) menunjukkan apa yang dikuasai oleh peserta didik telah tercakup ke dalam tiga
kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun yang tercakup ke
1. Ranah kognitif
2. Ranah afektif
Ranah afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya
perasaan, nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap. Afektif terdiri
internalisasi. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana
3. Ranah psikomotorik
proses pembelajaran. Hal itu karena hasil belajar merupakan bahan evaluasi untuk
dengan proses interaksi belajar mengajar, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
antara lain adalah motivasi belajar, aktivitas belajar, perhatian orang tua, dan
pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Rifma (2016 :80) mengatakan bahwa
prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode belajar, dan
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur melalui suatu penilaian
B. Kerangka Pikir
pendidik demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dari proses belajar mengajar peserta
didik senantiasa ingin mencapai hasil yang baik dari kegiatan belajarnya demikian
pula pendidik senantiasa ingin mencapai hasil yang baik dari kegiatan mengajarnya.
Salah satu tolok ukur pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas dan maksimal dapat
masalah yang bertujuan untuk menemukan solusi dari masalah tersebut serta
menghubungkan antara konsep yang telah diterima dengan materi selanjutnya atau
kehidupan dengan demikian mata pelajaran fisika dapat dijadikan saran berpikir logis
peserta didik. Pembelajaran fisika di SMA dirasakan oleh peserta didik sebagai
konsep dan matematis yang harus berkaitan. Kebutuhan untuk penguasaan konsep
didukung oleh praktek yang nyata atas keterkaitan materi yang dipelajari agar hasil
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peserta didik masih sangat
praktikum yang kurang memadai dan keterbatasan waktu pada setiap jam
13
pembelajaan fisika yang membutuhkan praktikum atas materi yang dipelajari. Hal ini
pun berdampak pada hasil belajar peserta didik yang masih kurang optimal.
fisika dan memberikan pemahaman konsep dasar yang tidak mampu dipahami hanya
jika dijelaskan berupa teori tanpa praktikum. Sehingga dengan penerapan media
simulasi ini diharapkan dapat mengalami peningkatan terhadap hasil belajar peserta
didik kelas X IPA SMA Negeri 5 Luwu. Berikut ini adalah bagan kerangka pikir
penelitian ini.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dalam penelitian ini tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei sampai Juni semester genap
tahun ajaran 2018/2019 di SMA Negeri 5 Luwu, Jl. Jambu, Jambu, Kec. Bajo,
C. Desain Penelitian
O1 X O2
Keterangan :
O1 : Nilai pretest sebelum diterapkan pembelajaran menggunakan media
simulasi PhET
X : Perlakuan yang diberikan yaitu pembelajaran menggunakan media
simulasi PhET
O2 : Nilai posttest setelah diterapkan pembelajaran menggunakan media
simulasi PhET
15
16
Populasi seklaigus sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
ini tidak dilakukan secara acak dengan pertimbangan bahwa seluruh kelas
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika
peserta didik.
b. Hasil belajar adalah skor yang diperoleh oleh peserta didik setelah diberikan
tes hasil belajar tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang meliputi C1
(pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis) selama
17
1. Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini merupakan tes hasil belajar fisika dalam
bentuk pilihan ganda. Sebelum di uji cobakan ke peserta didik terlebih dahulu
validasi oleh 2 orang ahli atau pakar sehingga instrumen tersebut dapat digunakan
untuk memperoleh data yang tepat dan dapat dipercaya. Dalam hal ini pakar
validasi instrumen dilakukan oleh Bapak Drs. Subaer, M.Phil., Ph. D dan Bapak
Drs. Abdul Haris, M. Si. Instrumen yang divalidasi adalah tes objektif pilihan
ganda dnegan lima pilihan A,B,C,D,E yang mengandung satu jawaban yang
paling benar berjumlah 20 item soal tes hasil belajar pretest dan 20 item soal tes
hasil belajar posttest. Tiap soal yang dijawab benar diberi skor 1 dan soal yang
dijawab salah diberi skor 0. Setelah diuji validitasnya terdapat 20 item soal yang
Pengujian oleh ahli disebut uji Gregory atau uji validitas isi dengan kesepakatan
sebagai berikut.
Penilai Pakar #1
Relevansi Lemah Relevansi Kuat
(butir bernilai 1 (butir bernilai 3
atau 2) atau 4)
Relevansi
Lemah
A B
(butir bernilai
Penilai
1 atau 2)
Pakar
Relevansi
#2
Kuat
C D
(butir bernilai
3 atau 4)
Gambar 3.2 Model Kesepakatan Antar Penilai untuk Validasi Isi
18
Keterangan:
A = banyaknya butir dalam sel A (relevansi lemah-lemah)
B = banyaknya butir dalam sel B (relevansi kuat-lemah)
C = banyaknya butir dalam sel C (relevansi lemah-kuat)
D = banyaknya butir dalam sel D (relevansi kuat-kuat)
berikut.
V c= ( A +B+DC+ D )
Syarat uji konsistensi internal, jika Vc ≥ 0,75 atau 75% maka dapat
Setelah dilakukan uji validasi selanjutnya dilakukan uji empirik pada kelas
diluar kelas sampel yaitu kelas XI MIPA 2. Lalu uji coba tersebut diberikan skor
menentukan item-item tes yang valid dan reabilitas item tes soal hasil belajar
tersebut.
Untuk menguji validitas item soal yang telah diuji coba digunakan
M p −M t p
γ pbi =
St √ q
Keterangan:
Hasil uji menunjukkan terdapat 18 item soal valid, dua nomor soal
diantaranya tidak valid yang terdapat pada nomor soal 1 dan 12 pada hasil belajar
pretest dan 19 item soal valid, satu nomor yang tidak valid terdapat pada nomor
soal 12 pada hasil belajar posttest. Karena soal yang tidak valid tersebut tidak
dapat mewakilkan satu indikator dalam materi tersebut maka dilakukan revisi
pada soal dengan mengubah tata bahasa dan pilihan pada soal. Untuk analisis
n S 2−Σ pq
r 11 = ( )(
n−1 S2 )
dengan:
Koefisien reliabilitas item yang didapatkan pada pretest sebesar 0,55 dan
Koefisien reliabilitas item yang didapatkan pada posttest sebesar 0,54. Untuk
2. Perangkat Pembelajaran
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD), dan
bahan ajar.
20
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
kemudian dilakukan validasi instrumen oleh dua orang pakar lalu hasil
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peserta didik diberikan pretest sesuai dengan materi yang akan diajarkan
simulasi PhET
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini, penulis mengumpulkan hasil tes yang telah diselesaikan
oleh peserta didik sebagai sampel dalam penelitian ini, lalu tes hasil belajar fisika
dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditentukan. Hasil
penelitian diperoleh melalui analisis dari data tersebut dan menuliskan laporan
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes
hasil belajar. Peneliti memberikan instrumen tes hasil belajar fisika setelah
diterapkan media pembelajaran yang digunakan berupa tes tertulis (soal pilihan
ganda) dengan skor 1 untuk yang menjawab benar dan skor 0 untuk yang
menjawab salah dan menyimpulkan hasil data yang diperoleh untuk mengukur
Data hasil belajar fisika peserta didik yang diperoleh dianalisis dengan
1. Analisis Deskriptif
frekuensi.
Skor tertinggi merupakan skor paling tinggi dari skor yang ada,
begitu pula dengan skor terendahnya yaitu dari skor paling rendah dari
skor yang ada baik untuk pretest maupun posttest. Dimana untuk data
x́=
∑y
n
Dengan:
x́ : Skor rata-rata
y : skor yang diperoleh peserta didik
n : Banyaknya peserta didik
2
∑ y−( Σny )
S=
√
(n−1)
Variansi diperoleh dari persamaan :
2
∑ y−( Σny )
S2=
√
(n−1)
Adapun kriteria interpretasi skor penilaian hasil belajar fisika peserta didik
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Kriteria interpretasi skor hasil belajar peserta didik
Interval Skor Kategori
20 – 24 Sangat Tinggi
15 – 19 Tinggi
10 – 14 Sedang
5–9 Rendah
0–4 Sangat Rendah
23
2. Analisis n-gain
s post −S pre
NG=
S maks−S pre
Keterangan:
Tabel Kriteria tingkat n-gain jika berada pada kriteria sedang dan
tinggi maka media simulasi PhET dapat diterapkan di kelas tersebut dalam
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Dekriptif
Analisis deskriptif yang akan dikemukakan pada bagian ini adalah skor
hasil belajar peserta didik kelas X MIPA 1 SMAN 5 Luwu sebelum dan setelah
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa setelah diberikan pretest skor rata-
rata peserta didik sebesar 3,57. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dengan
melihat skor rata-rata setelah diberikan posttest sebesar 13,39. Analisis lengkap
mengenai skor rata-rata, skor tertinggi, skor terendah, standar deviasi, dan varians
kriteria yang telah dikemukakan sebelumnya pada Tabel 3.1, maka dapat dilihat
24
25
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar fisika pretest dan
posttest
Frekuensi Persentase
N Interva Kategori
Pretest Posttest
o l skor hasil belajar Pretest Posttest
(%) (%)
1 20 – 24 Sangat Tinggi 0 0 0 0
2 15 – 19 Tinggi 0 12 0 36,36
3 10 – 14 Sedang 0 16 0 48,49
4 5–9 Rendah 8 5 24,24 15,15
Sangat
5 0–4 25 0 75,76 0
Rendah
Jumlah 33 33 100 100
Data di atas diperoleh bahwa untuk tes hasil belajar sebelum pembelajaran
dilakukan dari 33 peserta didik yang mengikuti tes terdapat 8 peserta didik berada
pada kategori rendah, 25 peserta didik lainnya berada pada kategori sangat rendah,
dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori sedang sampai sangat
tinggi. Sedangkan untuk tes hasil belajar setelah pembelajaran peserta didik yang
mengikuti tes terdapat 12 peserta didik berada dikategori tinggi, 16 peserta didik
pada kategori sedang, 5 peserta didik di kategori rendah, dan tidak ada peserta
didik yang berada pada kategori sangat rendah dan sangat tinggi.
artinya tidak ada peserta didik yang berada pada kategori sangat rendah untuk
penunjukkan hasil belajar pretest senilai 0%, artinya tidak ada peserta didik yang
Lebih jelasnya kategori hasil belajar fisika peserta didik dapat dilihat pada
Gambar 4.1 dalam histogram perbandingan hasil belajar pretest dan posttest
80
70
60
50
Persentase (%)
40 Pre-test
30 Post-test
20
10
0
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
rendah tinggi
Gambar 4.1 Diagram batang kategorisasi hasil belajar fisika pretest dan
posttest peserta didik
2. Analisis n-gain
data rata-rata peningkatan hasil belajar fisika dari pretest dan posttest peserta
didik setelah diajar menggunakan media simulasi PhET adalah 0,59 yang masuk
dalam kategori sedang. Analisis lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.4
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar fisika peserta didik
berdasarkan rentang n-gain
No Rentang Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 g > 0,7 Tinggi 13 39,39
2 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang 14 42,43
3 g < 0,3 Rendah 6 18,18
Jumlah 33 100
peserta didik terdapat 13 peserta didik dengan persentase 39,39% yang berada
42,42% yang berada pada kategori peningkatan sedang, dan 6 peserta didik
dapat diperlihatkan pada Gambar 4.2 dalam bentuk diagram batang distribusi
45
40
35
30
Persentase
25
20
15
10
5
0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori
hasil belajar fisika peserta didik dengan menggunakan analisis n-gain yaitu
memiliki hasil belajar fisika sedang, yang diperlihatkan pada frekuensi kategori
sedang yang nilainya lebih besar dibandingkan dengan kategori tinggi dan rendah.
B. Pembahasan
mendeskripsikan hasil belajar fisika peserta didik sebelum dan setelah diterapkan
peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya media tersebut. Media PhET ini
merupakan media simulasi interaktif yang diberikan kepada peserta didik untuk
nyata melainkan menggunakan lab virtual sebagai pengganti KIT yang efektif
dalam pembelajaran.
Hasil belajar adalah ukuran atau tingkat keberhasilan yang dapat dicapai
dilakukan evaluasi berupa tes dan diwujudkan dengan nilai atau angka-angka
psikomotorik. Tes hasil belajar yang diberikan pada penelitian ini berupa tes
pilihan ganda yang berjumlah 20 item soal yang telah divalidasi oleh pakar dan
telah diuji cobakan ke peserta didik. Tes hasil belajar ini bertujuan untuk melihat
skor yang diperoleh sebelum dan setelah diterapkannya media simulasi Physics
29
yang telah dijabarkan pada subbab sebelumnya, secara deskriptif dapat diuraikan
sebagai berikut.
berada pada kategori hasil belajar sangat rendah sebesar 75,76%. Hal ini
dalam penelitian ini. Dari skor ideal yang ditentukan sebesar 20, skor tertinggi
yang hanya bisa dicapai oleh peserta didik adalah 7 dan skor terendah adalah 0
yang memang beberapa peserta didik tidak mampu menjawab dengan benar dari
20 soal tes pilihan ganda yang disediakan. Jika dirata-ratakan dari 33 peserta didik
sangat rendah dalam pembelajaran khususnya pada materi Getaran Harmonis yang
diajarkan dalam penelitian ini. Karena sebelum diberikan pretest ini kepada
peserta didik, peneliti bertanya beberapa hal tentang getaran harmonis hanya
untuk memastikan bahwa materi yang diajarkan nanti memang belum diajarkan
dan belum dipelajari oleh peserta didik secara mendalam. Setelah mengerjakan
sebagian besar peserta didik kesulitan menjawab soal tersebut karena tidak paham
terhadap materi yang diteskan. Alasannya peserta didik terlalu sulit memahami
30
Peserta didik hanya tertarik jika melakukan suatu tindakan langsung untuk
membuktikan secara nyata dari teori yang telah ada. Maka dari itu setelah
nantinya. Peserta didik merasa asing setelah mendengar media simulasi PhET
simulasi PhET sehingga menjadi hal yang baru bagi peserta didik dan belum
simulasi ini. Peserta didik sangat antusias dalam mengikuti pengenalan simulasi
PhET ini. Peneliti menjelaskan bahwa media ini digunakan sebagai pengganti
memadainya alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum fisika dalam
laboratorium sekolah.
Hasil belajar fisika peserta didik setelah diterapkan media simulasi pHET
(post-test) dapat dilihat pada hasil analisis menunjukkan persentase terbesar yang
dicapai peserta didik berada pada kategori hasil belajar sedang sebesar 48,49%.
Persentase peserta didik sudah tidak ada lagi yang berada pada kategori sangat
rendah dalam kategori hasil belajar tersebut atau senilai 0%. Skor terendah yang
diperoleh peserta didik adalah 7 dan skor tertingginya adalah 18 dari 20 skor ideal
31
yang disediakan pada tes pilihan ganda tersebut. Hal ini menunjukkan
kemampuan peserta didik dalam menjawab tes lebih diatas daripada tes yang
diadakan di awal pembelajaran. Karena antusias peserta didik sangat terlihat jelas
pertemuan untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja yang telah disediakan.
Peserta didik sudah paham dengan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
lembar kerja peserta didik (LKPD) berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan
perubahan tingkah laku peserta didik dimana pertemua sebelumnya masih merasa
biasanya akan tetapi setelah pertemuan berikutnya peserta didik lebih awal
tidak tahu menjadi tahu dan tidak terampil menjadi terampil dalam menggunakan
simulasi tersebut bukan hanya pada materi pokok yang sedang berlangsung akan
tetapi pada materi-materi lain yang akan peserta didik pelajari nantinya. Hasil
belajarnya pun disadari oleh peserta didik itu sendiri. Sadar akan perubahan
pemahaman yang mereka miliki karena merasa mampu mengerjakan soal posttest
lebih baik dibandingkan dengan mengerjakan soal pretest sebelumnya. Hal inilah
Analisis deskriptif secara keseluruhan pada peserta didik baik dari skor
Peningkatan tersebut terlihat pada Tabel 4.2 kategorisasi hasil belajar pada pretest
menunjukkan 75,76 yang berada pada kategori sangat rendah dimana hasil belajar
pada posttest menunjukkan 0%, artinya tidak ada peserta didik yang berada pada
kategori sangat rendah untuk hasil belajarnya. Sedangkan untuk hasil belajar pada
posttest menunjukkan 48,49% yang berada pada kategori sedang dimana untuk
hasil belajar pada pretest menunjukkan 0% yang berarti tidak ada peserta didik
yang berada pada kategori sedang untuk hasil belajar pretest nya.
Merujuk pada skor hasil belajar fisika peserta didik pada pretest dan
maka diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik dengan rata-
rata skor n-gain peserta didik berada pada kategori sedang sebesar 0, 589.
hasil belajar pada pretest dan posttest nya. Hal ini beralasan bahwa dalam
langsung kepada peserta didik dalam belajar karena melakukan sendiri dan juga
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh (Ekawati, Haris, &
Amin, 2017) yang menunjukkan penerapan media simulasi PhET pada kelas X
memberikan respon yang positif terhadap hasil belajar afektif peserta didik juga
hasil belajar pada ranah kognitif, juga dapat meningkatkan pada ranah
belajar fisika peserta didik kelas X MIPA 1 SMAN 5 Luwu pada materi pokok
34
Getaran Harmonis. Hal ini dibuktikan dengan kriteria n-gain yang menunjukkan
adanya peningkatan jika berada pada kategori sedang atau tinggi maka media
belajarnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
media simulasi PhET pada kelas X SMA Negeri 5 Luwu tahun ajaran
media simulasi PhET pada kelas X SMA Negeri 5 Luwu tahun ajaran
3. Hasil belajar fisika setelah diterapkan media simulasi PhET pada peserta
35
36
B. Saran
bahwa:
terlaksana.
2. Bagi peneliti lain untuk melakukan pengkajian lebih mendalam agar bisa
memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, mengingat dalam hal ini
psikomotorik.
37
38
Siswa pada Pokok Bahasan Alat Optik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
2(1).
Prihatiningtyas, S, Prastowo, T., & Jatmiko, B. (2017). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika SMP Berbasis Simulasi Virtual dan Kit Sederhana
dengan Model Pembelajaran Langsung dan Kooperatif untuk Mengajarkan
Keterampilan Psikomotor dan Afektif pada Pokok Bahasan Alat Optik.
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains), 2(1), 135–141.
Retnawati, H. (2016). Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian (Panduan
Peneliti, Mahasiswa, dan Psikometrian). Yogyakarta: Parama Publishing.
Rifma. (2016). Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru. Jakarta:
Kencana.
Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, N., & Rahardjito. (2012). Media
Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Saregar, A. (2016a). Pembelajaran pengantar fisika kuantum dengan
memanfaatkan media phet simulation dan LKM melalui pendekatan
saintifik: Dampak pada Minat dan Penguasaan Konsep Mahasiswa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1), 53–60.
Saregar, A. (2016b). Pembelajaran pengantar fisika kuantum dengan
memanfaatkan media phet simulation dan LKM melalui pendekatan
saintifik: Dampak pada Minat dan Penguasaan Konsep Mahasiswa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1), 53–60.
Sugiyono, Prof. Dr. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suprihatiningsih. (2016). Perspektif Manajemen Pembelajaran Program
Keterampilan. Yogyakarta: Deepublish.
The PhET Team. (2015). PhET (Interactive-Simulations). Retrieved from
http://www.PhET.colorado.edu/in/
Wibawanto, W. (2017). Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran
Interaktif. Jawa Timur: Cerdas Ulet Kreatif.
Wieman, C. E., Adams, W. K., & Perkins, K. K. (2008). PhET: Simulations that
enhance learning. Science, 322(5902), 682–683.
Yulia, I., Connie, C., & Risdianto, E. (2018). Pengembangan LKPD Berbasis
Inquiry Berbantuan Simulasi Phet untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep Gelombang Cahaya di Kelas XI MIPA SMAN 2 Kota Bengkulu.
Jurnal Kumparan Fisika, 1(3), 64–70.
39
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Persuratan
Lampiran A.6. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam
46
Lampiran A.7. Surat Permohonan Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan PTSP
47
Lampiran A.8. Surat Izin Penelitan Dari Dinas Pendidikan Propinsi Sulawesi Selatan
48
LAMPIRAN B
Instrumen Penelitian
Jumlah
No Ranah Kognitif
Indikator Bentuk Soal Soal
.
C1 C2 C3 C4
Pilihan
1. Memahami konsep gaya pemulih pada getaran harmonis. 12 1
Ganda
Pilihan 2 6
2. Memahami karakteristik besaran-besaran fisis pada getaran harmonis. 4
Ganda 5 18
Pilihan 3
3. Menentukan periode dan frekuensi pada pegas. 2
Ganda 16
Memecahkan masalah terkait pegas menggunakan persamaan simpangan, kecepatan, dan Pilihan 10
4. 7 3
percepatan berdasarkan konsep getaran harmonis. Ganda 13
Pilihan 9
5. Menghitung periode dan frekuensi gerak harmonik pada ayunan sederhana. 2
Ganda 1
Memecahkan masalah terkait ayunan sederhana menggunakan persamaan simpangan, Pilihan 8
6. 2
kecepatan, dan percepatan berdasarkan konsep getaran harmonis. Ganda 4
Pilihan
7. Menentukan fase, sudut fase, dan beda fase dari getaran harmonis. 11 15 2
Ganda
9
Memecahkan masalah terkait getaran harmonis menggunakan persamaan energi getaran Pilihan
8 17 14 4
harmonis. Ganda
20
Jumlah Soal 2 2 12 4 20
51
A. 0,5 Hz
B. 1,6 Hz
C. 5,0 Hz
D. 18,8 Hz
E. 62,8 Hz
4. Suatu ayunan sederhana bergerak harmonis dengan
persamaan simpangan y = 4 sin (0,20t) meter.
Kecepatan benda saat t = 0 sekon adalah ....
A. 0 m/s
B. 0,2 m/s
JAWABAN : E C3
C. 0,4 m/s
D. 0,6 m/s
E. 0,8 m/s
5. Banyaknya getaran bolak-balik suatu benda dalam
setiap sekonnya adalah ....
A. resonansi
B. frekuensi JAWABAN : B C1
C. simpangan
D. amplitudo
E. periode
6. Sebuah massa di ujung pegas berayun (berosilasi) JAWABAN : C C2
secara selaras sederhana di sekitar titik setimbangnya.
Sewaktu energi potensialnya osilator bernilai tiga kali
energi kinetiknya, maka ....
A. simpangan massa besarnya sama dengan tiga kali
amplitudo ayunan
B. simpangan massa besarnya sama dengan sembilan
kali amplitudo ayunan
C. sudut fase ayunan berselisih 60° atau 120°
terhadap sudut fase keadaan setimbangnya
D. sudut fase ayunan berselisih 45° atau 135°
53
A. 1/20 s
B. 1/40 s
C. 1/60 s
D. 1/80 s
E. 1/160 s
10. Pegas berbeban bergetar harmonis dengan frekuensi 2
Hz dan amplitudo 10 cm. Kecepatan beban pada saat
simpangannya 8 cm sebesar ....cm/s
A. π
B. 12 π
JAWABAN : D C3
C. 16 π
D. 24 π
E. 32 π
11. Suatu benda bergetar harmonis dengan amplitudo 4 cm
dan frekuensi 5 Hz. Saat simpangannya mencapai 2
cm, sudut fase awal adalah nol. Sudut fase getarannya
adalah ....
A. 90° JAWABAN : D C3
B. 60°
C. 45°
D. 30°
E. 15°
12. Bandul bermassa 250 gr digantungkan pada tali
sepanjang 20 cm. Bandul disimpangkan sejauh 4 cm
dari titik setimbangnya, kemudian dilepaskan. Apabila
percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2, gaya pemulih yang
bekerja pada bandul adalah .... JAWABAN : E C3
A. 0, 7 N
B. 0, 14 N
C. 0, 21 N
D. 0, 35 N
E. 0, 49 N
55
D. (4) saja
E. Semua benar
C. 45°
D. 60°
E. 90°
4. Sebuah ayunan sederhana mempunyai massa sebesar
100 gram. Jika bandul tersebut digantung pada seutas
tali sepanjang 40 cm dan digetarkan secara harmonis,
periode dari ayunan sederhana tersebut adalah ....
A. 3,0 π s JAWABAN : A C3
B. 5,4 π s
C. 0,8 π s
D. 4,2 π s
E. 0,4 π s
5. Jarak atau simpangan terjauh dari titik kesetimbangan
pada bandul adalah ....
A. periode
B. amplitudo JAWABAN : B C1
C. frekuensi
D. kecepatan
E. percepatan
6. Waktu yang diperlukan oleh benda untuk bergerak
bolak-balik dalam satu siklus penuh adalah ....
A. amplitudo
B. frekuensi JAWABAN : E C1
C. simpangan
D. resonansi
E. periode
7. Sebuah benda yang massanya 200 gr bergetar harmonis
dengan periode 0,2 sekon dan amplitudo 2 cm. Besar
energi kinetik saat simpangannya 1 cm adalah ...
A. π2 x 10-3 J
JAWABAN : E C4
B. 6π2 x 10-3 J
C. 5π2 x 10-3 J
D. 2,5π2 x 10 -3 J
E. 3π2 x 10-3 J
62
B. 0,025 joule
C. 0,25 joule
D. 0,5 joule
E. 0,1 joule
12. Sebuah ayunan sederhana memiliki panjang tali 64 cm
dan beban massa sebesar 200 gr. Frekuensi getaran
ayunan tersebut adalah ....
A. 0,50 π √ 10 s
B. 0,25 π √ 10 s JAWABAN : E C3
C. 1 π √ 10 s
D. 0, 75 π √ 10 s
E. 0,625 π √ 10 s
13. Jika v = kecepatan, a = percepatan, E k = energi kinetik,
dan Ep = energi potensial getaran selaras, maka pada
saat melalui kedudukan seimbangnya:
(1) Ek maksimum
(2) Ep maksimum
(3) a = 0
(4) Ep = 0 JAWABAN : C C2
Pernyataan yang benar adalah ....
A. (1), (2), dan (3)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (4) saja
E. Semua benar
14. Suatu titik melakukan gerak harmonis dengan frekuensi JAWABAN : B C4
0,5 Hz. Fase titik itu pada 0,5 detik dan 3 detik
adalah ....
1
A. 1 dan
2
1 3
B. dan
4 2
64
1
C. dan 1
2
1 1
D. dan
2 4
1
E. dan 1
4
15. Sebuah ayunan sederhana melakukan getaran harmonis
dengan amplitudo 8 cm dan frekuensi 0,5 Hz, saat
energi potensial 1/3 kali energi kinetiknya, maka besar
percepatan benda adalah ....
A. 0,1 m/s2 JAWABAN : D C4
B. 0,2 m/s2
C. 0,3 m/s2
D. 0,4 m/s2
E. 0,5 m/s2
16. Bandul disimpangkan sejauh 5 cm dari titik
setimbangnya, kemudian dilepaskan. Bandul tersebut
bermassa 350 gr digantungkan pada tali sepanjang 30
cm. Apabila percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s 2, gaya
pemulih yang bekerja pada bandul adalah ....
A. 0, 44 N
JAWABAN : B C3
B. 0, 57 N
C. 0, 69 N
D. 0, 83 N
E. 0, 96 N
17. Suatu ayunan sederhana bergerak harmonis pada saat t JAWABAN : C C3
= 0 memiliki simpangan nol. Apabila simpangan
maksimumnya 10 cm dan periode getarannya 0,5
sekon, persamaan kecepatan ayunan tersebut adalah ....
A. π cos 2π t
B. 4π sin 2π t
C. 0,4π cos 4π t
65
D. 2π sin 2π t
E. 2π cos π t
18. Benda bergetar selaras sederhana pada pegas dengan
tetapan gaya 80 N/m. Amplitudo getaran tersebut 20
cm dan kecepatan maksimum sebesar 4 m/s. Massa
benda tersebut bernilai ....
A. 1 kg JAWABAN : D C3
B. 0,8 kg
C. 0,4 kg
D. 0,2 kg
E. 0,1 kg
19. Sebuah benda yang melakukan gerak harmonis
sederhana dengan amplitudo 1 cm, memiliki energi
total sebesar 6,25 x 10-3 J. Jika amplitudonya diubah
,enjadi 2 cm, energi total gerak tersebut adalah ....
F. 1,00 x 10-2 J JAWABAN : B C3
G. 1,25 x 10-2 J
H. 2,50 x 10-2 J
I. 4,00 x 10-2 J
J. 5,00 x 10-2 J
20. Suatu pegas mempunyai konstanta 100 N/m. Ujung
atas pegas dikaitkan pada penyangga dan ujung bawah
pegas digantungi beban bermassa 4 kg. Jika pegas
digetarkan secara harmonis, maka frekuensi getaran
adalah ....
A. 2,4 Hz
JAWABAN : D C3
B. 0,6 Hz
C. 1,2 Hz
D. 0,8 Hz
E. 0,28 Hz
66
Jawablah pertanyaan berikut lalu isilah jawaban yang benar pada lembar jawaban yang
telah tersedia !
C. 0,64 A B. 60°
D. 0,87 A C. 45°
E. A D. 30°
E. 15°
8. Suatu ayunan sederhana menggunakan
tali yang panjangnya 1/16 m 12. Bandul bermassa 250 gr digantungkan
mempunyai periode 0,5 detik. Jika pada tali sepanjang 20 cm. Bandul
nilai π2 = 10, maka percepatan disimpangkan sejauh 4 cm dari titik
gravitasi di tempat tersebut adalah .... setimbangnya, kemudian dilepaskan.
A. 9,4 m/s2 Apabila percepatan gravitasi bumi 9,8
B. 9,6 m/s2 m/s2, gaya pemulih yang bekerja pada
C. 9,8 m/s2 bandul adalah ....
D. 10 m/s2 A. 0, 7 N
E. 10,2 m/s2 B. 0, 14 N
C. 0, 21 N
9. Sebuah ayunan sederhana bergetar D. 0, 35 N
seperti ditunjukkan gambar berikut. E. 0, 49 N
11. Suatu benda bergetar harmonis dengan 15. Suatu titik melakukan gerak harmonis
amplitudo 4 cm dan frekuensi 5 Hz. dengan frekuensi 0,5 Hz. Fase titik itu
Saat simpangannya mencapai 2 cm, pada 0,5 detik dan 3 detik adalah ....
sudut fase awal adalah nol. Sudut fase 1 3
A. dan
getarannya adalah .... 4 2
A. 90°
68
1 D. (4) saja
B. dan 1
4 E. Semua benar
1 1
C. dan 19. Ketika simpangan benda sama dengan
2 4
1 1/3 amplitudo getaran, energi
D. dan 1
2 potensial benda sebesar ....
1 A. tiga
E. 1 dan
2 B. lima
C. satu
16. Sebuah benda bergetar hingga D. dua
membentuk suatu gerak harmonis E. delapan
dengan persamaan y = 0,04 sin 20π t
dengan y adalah simpangan dalam 20. Sebuah benda yang massanya 0,15 kg
satuan meter, t adalah waktu dalam bergerak harmonis pada sebuah ujung
satuan sekon. Periode dari persamaan pegas (k=200 N/m). Ketika benda
getaran harmonis tersebut adalah .... berada 0,01 m dari posisi
A. 50 s setimbangnya kelajuan benda menjadi
B. 40 s 0,2 m/s. Energi total benda ketika
C. 30 s posisinya 0,005 m dari posisi
D. 20 s setimbangnya adalah ....
E. 10 s A. 2,6 x 10-2 J
B. 4,2 x 10-2 J
17. Sebuah pegas tergantung tanpa beban C. 5,6 x 10-2 J
panjangnya 30 cm. Kemudian ujung D. 6,8 x 10-2 J
bawah pegas tersebut digantung beban E. 1,3 x 10-2 J
100 gr sehingga panjang pegas
menjadi 35 cm. Jika beban tersebut
ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan
percepatan gravitasi bumi 10 m/s2,
maka energi potensial elastik pegas
adalah ....
A. 0,025 joule
B. 0,05 joule
C. 0,1 joule
D. 0,25 joule
E. 0,5 joule
2. Posttest
SOAL FISIKA
Jawablah pertanyaan berikut lalu isilah jawaban yang benar pada lembar jawaban yang
telah tersedia !
E. 10 cm B. 0,025 π √ 10 s
C. 0,1 π √ 10 s
9. Pernyataan yang benar pada benda D. 0, 075 π √ 10 s
yang menjalani getaran harmonis E. 0,062 π √ 10 s
adalah ....
A. simpangan maksimum energinya 13. Jika v = kecepatan, a = percepatan, Ek
maksimum = energi kinetik, dan Ep = energi
B. simpangan maksimum, potensial getaran selaras, maka pada
kecepatannya nol, dan saat melalui kedudukan seimbangnya:
percepatannya maksimum (1)Ek maksimum
C. simpangan maksimum, (2)Ep maksimum
kecepatannya maksimum, dan (3)a = 0
percepatannya nol (4)Ep = 0
D. simpangan maksimum, kecepatan, Pernyataan yang benar adalah ....
dan percepatannya minimum A. (1), (2), dan (3)
E. simpangan maksimum, kecepatan, B. (1) dan (3)
dan percepatannya maksimum C. (2) dan (4)
D. (4) saja
10. Pegas berbeban bergetar harmonis E. Semua benar
dengan frekuensi 2 Hz dan amplitudo
10 cm. Kecepatan beban pada saat 14. Suatu titik melakukan gerak harmonis
simpangannya 8 cm sebesar ....cm/s dengan frekuensi 0,5 Hz. Fase titik itu
A. 24 π pada 0,5 detik dan 3 detik adalah ....
B. 32 π 1
C. 12 π A. 1 dan
2
D. π 1 3
E. 16 π B. dan
4 2
1
11. Sebuah pegas tergantung tanpa beban C. dan 1
2
panjangnya 30 cm. Kemudian ujung 1 1
bawah pegas tersebut digantung beban D. dan
2 4
100 gr sehingga panjang pegas 1
E. dan 1
menjadi 35 cm. Jika beban tersebut 4
ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan
percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, 15. Sebuah ayunan sederhana melakukan
maka energi potensial elastik pegas getaran harmonis dengan amplitudo 8
adalah .... cm dan frekuensi 0,5 Hz, saat energi
A. 0,05 joule potensial 1/3 kali energi kinetiknya,
B. 0,025 joule maka besar percepatan benda
C. 0,25 joule adalah ....
D. 0,5 joule A. 0,1 m/s2
E. 0,1 joule B. 0,2 m/s2
C. 0,3 m/s2
12. Sebuah ayunan sederhana memiliki D. 0,4 m/s2
panjang tali 64 cm dan beban massa E. 0,5 m/s2
sebesar 200 gr. Frekuensi getaran
ayunan tersebut adalah .... 16. Bandul disimpangkan sejauh 5 cm
A. 0,05 π √ 10 s dari titik setimbangnya, kemudian
71
A. Kompetensi Inti
1.1.1 Menunjukkan rasa syukur akan kebesaran Tuhan atas segala keteraturan
alam jagad raya yang diciptakan-Nya.
KD 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi.
Indikator
2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu saat melakukan percobaan getaran
harmonis sederhana.
2.1.2 Menunjukkan perilaku sungguh-sungguh pada saat diskusi hasil
pengamatan.
2.1.3 Menunjukkan perilaku kritis dan terbuka saat melaporkan hasil
pengamatan dan diskusi.
KD 3.11Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
3.11.1 Memahami konsep gaya pemulih pada getaran harmonis.
3.11.2 Menganalisis karakteristik besaran-besaran fisis pada getaran harmonis
3.11.3 Menentukan periode dan frekuensi pada pegas.
3.11.4 Memecahkan masalah terkait pegas menggunakan persamaan
simpangan, kecepatan, dan percepatan berdasarkan konsep getaran
harmonik.
KD 4.11Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana dan/atau
getaran bandul/pegas berikut presentasi serta makna fisisnya.
Indikator
4.11.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan gerak harmonik pada pegas.
4.11.2 Mempresentasikan hasil analisis data dari praktikum yang telah
dilakukan dengan baik.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, maka diharapkan:
1. Peserta didik mampu memahami konsep gaya pemulih pada getaran harmonis dengan
benar.
2. Peserta didik mampu menganalisis karakteristik besaran-besaran fisis pada getaran
harmonis dengan benar.
74
3. Peserta didik mampu menentukan periode dan frekuensi pada pegas dengan benar.
4. Peserta didik mampu memecahkan masalah terkait pegas menggunakan persamaan
simpangan, kecepatan, dan percepatan berdasarkan konsep getaran harmonik.
5. Peserta didik dapat merencanakan dan melaksanakan percobaan getaran harmonik
pada pegas dengan terampil.
6. Peserta didik dapat mempresentasikan hasil analisis data dari praktikum yang telah
dilakukan dengan baik.
D. Materi Ajar
1. Pengertian gerak harmonik sederhana.
2. Besaran-besaran fisis pada gerak harmonik pada pegas.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerak harmonik pada pegas.
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning
3. Metode : Eksperimen dengan media simulasi PhET, Diskusi, Tanya Jawab
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Media Simulasi PhET
2. Alat : LCD, Laptop
3. Sumber: Buku Paket Fisika Kelas X SMA Kurikulum 2013
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Rencana Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan salam
2. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa agar tujuan
pembelajaran tercapai.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru memberikan motivasi pada siswa
10 menit
dengan bertanya: Pernahkan kalian
melihat bayi yang diayun dengan
menggunakan pegas ? “Bagaimana
gerak pegas atau per tersebut ketika
bayi berada di dalamnya?
5. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
75
Kegiatan Inti
Fase 1 : Stimulation 1. Guru memberikan gambaran tentang 70 Menit
(Pemberian media simulasi PhET
Rangsangan) 2. Peserta didik diminta untuk
mengamati simulasi pegas yang
bergerak secara harmonik
Fase 2 : Problem Dengan simulasi yang diperlihatkan
Statement sebelumnya, peserta didik diarahkan
(Pertanyaan/identifikas untuk menemukan permasalahan yang
i masalah) bisa di identifikasi dari peristiwa pegas
atau bandul tersebut
Fase 3 : Data 1. Guru membagi siswa menjadi lima
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, maka diharapkan:
1. Peserta didik mampu menghitung periode dan frekuensi gerak harmonic pada ayunan
sederhana dengan benar.
2. Peserta didik mampu memecahkan masalah terkait ayunan sederhana menggunakan
persamaan simpangan, kecepatan, dan percepatan berdasarkan konsep getaran
harmonis dengan benar.
3. Peserta didik mampu menentukan fase, sudut fase, dan beda fase dari getaran
harmonis dengan benar.
79
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Anggota Kelompok :
1...................................................
2...................................................
3...................................................
4...................................................
5...................................................
6...................................................
I. Standar Kompetensi
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika titik benda
83
III. Tujuan
a. Mampu menganalisis grafik hubungan antara gaya pegas dan pertambahan panjang
pegas
b. Dapat menentukan besar konstanta elastisitas sistem pegas
2. Lalu klik dua kali simulasi PhET “Masses spring lab in” dibawah ini.
4. Gantungkan beban sebesar 25, 50, dan 100 pada tiap-tiap pegas, lalu ukurlah
pertambahan panjang pegas sebagai l1 setelah digantungkan beban dalam posisi
setimbang kemudian catat hasilnya pada tabel hasil pengamatan
No m (gr) l1 (cm)
Pertanyaan
85
1. Berdasarkan data hasil pengamatan pada tabel 1, tentukan gaya yang bekerja pada
setiap pegas untuk setiap massa beban dan pertambahan panjang pegas untuk setiap
massa beban yang digunakan. Catat hasil analisis pada tabel hasil analisis di bawah
ini.
(Gunakan informasi berikut).
a. F = m x g
Dimana : m = massa (gr) ; g = percepatan gravitasi 10 m/s2
b. Δl = l1 - l0
Dimana : l0 = panjang awal pegas (cm) ; l1 = panjang akhir pegas (cm)
Tabel 2. Data hasil analisis
No F (N) Δl (cm)
4. Nyatakan hubungan antara pertambahan panjang pegas (Δl) dengan gaya pegas (F)
berdasarkan grafik dalam formulasi matematis!
{Untuk menyelesaikan soal ini, plot lah grafik untuk memperoleh persamaan garis
yang menunjukkan hubungan antara pertambahan panjang pegas (Δl) dengan gaya
pegas (F)}
5. Berdasarkan grafik yang anda peroleh, tentukanlah nilai konstanta pegas setelah
memperoleh formulasi matematisnya ! (F = -k x Δl)
Penerapan Konsep
1. Jika disediakan grafik hubungan antara pertambahan panjang pegas (Δl) dengan gaya
(F) seperti pada gambar berikut. Prediksikan nilai konstanta pegas berdasarkan nilai
yang diketahui !
87
80
70
60
50
Gaya (N)
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Pertambahan Panjang (cm)
c. Jika pertambahan panjang pegas sebesar 42 cm, tentukan gaya pegas yang diberikan !
25
88
Δ1 (cm)
0 15 30
Berdasarkan grafik diatas, pegas manakah yang memiliki konstanta paling besar ?
Jelaskan alasan anda !
Anggota Kelompok :
1...................................................
2...................................................
3...................................................
4...................................................
5...................................................
6...................................................
I. Standar Kompetensi
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika titik benda
III. Tujuan
a. Menganalisis pengaruh panjang tali, massa beban, dan besar sudut hasil pengukuran
b. Menghitung besarnya periode dan frekuensi getaran harmonis
2. Lalu klik dua kali simulasi PhET “Pendulum lab in” dibawah ini.
3. Untuk percobaan 1
- Menggunakan satu nilai massa beban sebagai variabel kontrol yang tidak diubah-
ubah
- Menggeser pin skala untuk panjang tali bandul sebanyak 3 kali untuk 3 nilai yang
akan digunakan sebagai variabel manipulasi.
90
- Mengatur 3 sudut untuk pengambilan data 5 nilai panjang bandul yang akan di
amati
Berdasarkan tabel 1 tentukan periode dan frekuensi panjang tali untuk setiap sudut
simpangan dan waktu yang digunakan, catat hasilnya pada tabel hasil analisis di bawah
ini!
(Gunakan informasi berikut).
t
a. Periode T (s) =
n
Dimana : t = waktu (s) ; n = banyak simpangan bandul
1
b. Frekuensi f (Hz) =
T
Dimana : T = periode (s)
Berdasarkan tabel 3, tentukan periode dan frekuensi panjang tali untuk setiap sudut
simpangan dan waktu yang digunakan, catat hasilnya pada tabel hasil analisis di bawah
ini!
Tabel 4. Data hasil analisis percobaan 2
No T (s) f (Hz)
Pertanyaan
1. Apakah massa benda mempengaruhi besarnya periode dan frekuensi bandul?
Jelaskan jawaban anda!
2. Apakah panjang tali mempengaruhi besarnya periode dan frekuensi bandul? Jelaskan
jawaban anda!
Kesimpulan
93
GETARAN HARMONIS
A. Gaya Pemulih pada Getaran Harmonis
Tahukah anda apa yang dimaksud dengan getaran harmonis? Anda akan melihat
bahwa sesaat setelah disimpangkan dan dilepaskan, koin akan bergetar harmonis
bolak-balik secara periodik hingga akhirnya berhenti karena adanya gesekan dengan
udara. Ketika disimpangkan ke kanan dan kemudian dilepaskan koin akan dengan
segera bergerak ke arah kiri hingga mencapai simpangan maksimum dan kembali ke
kanan dan begitu seterusnya. Sebaliknya, ketika disimpangkan ke kiri dan kemudian
dilepaskan, koin akan dengan segera bergerak ke arah kanan hingga mencapai
simpangan maksimum dan kembali ke kiri dan begitu seterusnya.
Gerakan koin yang diikat pada tali merupakan contoh getaran harmonis. Dalam
hal ini, getaran harmonis adalah gerak suatu benda bolak-balik di sekitar titik
kesimbangannya. Pada dasarnya, getaran harmonis terjadi karena adanya gaya
pemulih pada benda. Gaya pemulih ini merupakan gaya yang berlawanan arah dengan
posisi (arah gerak) atau arah simpangan benda dan besarnya sebanding dengan
simpangan benda terhadap keseimbangannya. Untuk formulasi gaya pemulih pada
getaran bandul sederhana adalah komponen gaya berat yang tegak lurus dengan
tali . Jadi, besar gaya pemulih pada getaran bandul sederhana dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut.
F=mg sin θ
dengan :
F = gaya pemulih (N)
m = massa bandul (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
θ = sudut antara tali dengan sumbu vertikal
Getaran harmonis tidak hanya terjadi pada ayunan bandul sederhana. Tinjau
sebuah pegas yang digantungkan dan diberi beban, kemudian disimpangkan sejauh x.
Jika beban yang disimpangkan tersebut kemudian dilepaskan, maka dengan segera
beban akan bergerak naik turun secara periodik di sekitar keseimbangannya. Gerak
bolak-balik beban yang digantungkan pada pegas dapat dikategorikan sebagai getaran
harmonis.
F=−ky
dengan:
k = tetapan pegas (N/m)
y = simpangan (m)
95
Periode adalah waktu yang diperlukan beban melakukan satu getaran atau
osilasi penuh. Periode adalah waktu yang diperlukan beban untuk bergerak dari A ke
O ke B kemudian berubah dari B ke O dan kembali lagi ke A. Satu gerakan untuk
menempuh lintasan A-O-B-O-A disebut satu getaran.
Sementara itu, frekuensi adalah jumlah getaran yang dilakukan beban dalam
satu sekon. Frekuensi adalah banyaknya lintasan A-O-B-O-A yang ditempuh beban
dalam satu sekon.
Berdasarkan definisi dari periode dan frekuensi tersebut, jika periode
dinyatakan dengan T dan frekuensi dengan f, maka hubungan antara periode (T) dan
frekuensi (f) dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
1. Periode dan Frekuensi Pegas
Pada dasarnya, periode dan frekuensi getaran harmonis pegas dapat diturunkan
dari Hukum II Newton sebagai berikut. Dengan menganggap bahwa benda hanya
mengalami gaya pemulih, maka:
1 1
T= ⇔f=
f T
Σ F=ma
ky =ma
Getaran harmonis pegas pada dasarnya merupakan proyeksi gerak melingkar
pada salah satu sumbu utamanya sehingga gaya pemulih sama dengan gaya sentripetal
dan percepatan getarannya sama dengan percepatan sentripetal. Jika simpangan pegas
(y) analog dengan jari-jari gerak melingkar (R), maka periode dan frekuensi getaran
harmonis dapat ditentukan sebagai berikut.
m 1 k
T =2 π
√ k
dan f=
2π √ m
dengan:
T = periode getaran pegas (s)
f = frekuensi getaran pegas (Hz)
k = konstanta pegas (N/m)
m = massa beban (kg)
Sama halnya dengan kasus getaran harmonis pegas, periode getaran bandul
sederhana dapat diturunkan berdasarkan formulasi hukum II Newton, gaya pemulih,
dan percepatan sentripetal pada gerak melingkar, yaitu:
l
T =2 π
√ g
96
dengan:
l = panjang talin (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
1 g
f=
Pada dasarnya, besaran-besaran fisis yang penting dalam kajian gerak harmonis
sederhana meliputi simpangan, kecepatan, percepatan, energi, dan fase. Untuk
memahami karakteristik dari besaran-besaran fisis ini, simaklah pembahasan berikut.
1. Simpangan Getaran Harmonis
2π
Karena ω= =2 πf , maka:
T
y= A sin ωt
2π
y= A sin t=A sin2 πft
T
dengan:
y = simpangan (m)
A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu benda bergetar harmonis (s)
97
2π
Berdasarkan konsep gerak melingkar, θ=ωt dan ω= ,
T
Dalam hal ini, R (jari-jari lingkaran) yang sama dengan simpangan maksimum
atau amplitudo (A) benda yang mengalami getaran harmonis, sehingga persamaan di
atas dapat dituliskan sebagai berikut.
2π
y= A sin t=A sin ωt
T
Secara umum, apabila benda mula-mula berada pada posisi sudut θ0 persamaan
umum simpangan getaran harmonis dapat dinyatakan sebagai berikut.
dengan:
θ0 = posisi sudut awal pada saat t = 0 (rad)
Masih ingatkah anda, bahwa kecepatan adalah turunan pertama dari fingsi
perpindahan terhadap waktu? Jika simpangan (y) pada getaran harmonis dapat
dianggap sebagai perpindahan partikel yang bergetar harmonis terhadap posisi
keseimbangan, maka dapatditentukan kecepatan getaran harmonis yang merupakan
turunan pertama fungsi posisi yang ditunjukkan oleh persamaan simpangan (y)
terhadap waktu (t), sehingga kita memperoleh persamaan berikut.
dy
v y=
dt
d
v y = [ A sin (ωt +θ0 ) ]
dt
v y =ωA cos( ωt+θ 0)
Nilai maksimum dari cos (ωt +θ0 )=1, sehingga kecepatan maksimum getaran
harmonis dapat dirumuskan sebagai berikut.
v maks=ωA
Oleh karena itu, secara umum kecepatan getaran harmonis dapat juga kita
nyatakan sebagai berikut.
Analog dengan gerak lurus, percepatan getaran harmonis juga dapat ditentukan
berdasarkan turunan pertama fungsi kecepatannya seperti penurunan berikut.
d vy d 2
ay = = [ ωA cos ( ωt +θ0 ) ] =−ω A sin( ωt+θ 0)
dt dt
a y =−ω 2 y
a y =amaks sin( ωt+θ 0)
dengan:
amaks = percepatan maksimum (m/s2)
tersebut? θ0 merupakan posisi sudut awal benda yang bergerak harmonis. Setelah
bergetar selama t dengan kecepatan sudut sebesar ω t maka posisi benda tersebut
menjadi:
θ=θ0 +ωt=ωt+θ 0
Dalam hal ini, θ atau θ0 +ωt yang berada dalam fungsi sinusoidal dari
persamaan simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran harmonis dinamakan sudut
fase. Jadi, sudut fase getaran harmonis dapat dinyatakan dengan:
2 πt
θ=ωt +θ0= +θ 0
T
Persamaan sudut fase ini juga dapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu:
t θ0
θ=2 π ( +
T 2π )
=2 πφ
Dalam hal ini, φ merupakan fase getaran harmonis, sehingga persamaan fase
getaran harmonis ini dapat dituliskan sebagai berikut.
t θ0
φ= +
T 2π
Apa yang terjadi pada partikel yang bergetar harmonis dari t 1 sampai t2 ? Dalam
kasus ini, maka terdapat beda fase sebesar ∆ φ. Beda fase (∆ φ) pada saat t = t1 dan t =
t2 dapat dirumuskan sebagai berikut.
Kedudukan dua partikel yang bergetar harmonis dikatakan sefase jika beda fasenya
memenuhi persamaan berikut.
∆ φ = 0, 1, 2, . . . = n
Kedudukan dua partikel yang bergetar harmonis dikatakan berlawanan fase jika beda fasenya
memenuhi persamaan berikut.
1 1 1 1
∆φ= , 1 , 2 ,. . .= n +
2 2 2 2
dengan:
n = 0, 1, 2, . . .
Melihat ilustrasi dibawah, dapat diingat kembali kajian tentang energi. Tahukah
anda, energi apa saja yang terlibat dalam getaran harmonis ? Pada dasarnya, pada
gerak harmonis terdapat energi yang penting untuk dikaji, yaitu energi mekanik yang
terdiri atas energi potensial dan energi kinetik. Oleh karena itu, simaklah berikut
dengan baik.
Energi potensial merupakan energi yang dimiliki benda yang diam karena
kedudukannya. Ketika beban disimpangkan sejauh y dari posisi keseimbangannya
(posisi Q), maka pegas tersebut mempunyai energi potensial elastik yang nilainya
dapat dinyatakan dengan:
1 2
EP = ky
2
Apabila diuraikan energi potensial menjadi:
1
E p= k y2
2
1
¿ k ( A sin ωt )2
2
1
¿ k A 2 sin 2 ωt
2
Energi potensial maksimum ketika nilai sin2 ωt = 1. Ketika benda berada pada
simpangan maksmum, kecepatan benda = 0.
Apa yang terjadi jika beban dilepaskan? Setelah beban dilepaskan, dengan
segera pegas akan bergetar harmonis dengan kecepatan sebesar vy sehingga terjadi
energi kinetik sebesar:
1
EK = m v y2
2
1
¿ m A 2 ω 2 cos 2 ωt
2
1
¿ mω 2 A 2( 1−sin¿¿ 2 ωt) ¿
2
1
¿ mω 2 ( A 2− A 2−sin ¿ ¿ 2 ωt)¿
2
1
¿ mω 2 ¿
2
Energi kinetik maksimum dicapai benda pada titik setimbangnya. Adapun
energi kinetik minimum dicapai benda pada simpangan maksimum (titik balik). Pada
gerak harmonis vy = ωA cos ωt atau v = ω √ A2− y 2, sehingga:
1 ( 2 1
EK = m ω √ A 2− y 2 ) = mω2 ( A2 − y 2)
2 2
Karena m ω2=k , maka energi kinetik pada getaran harmonis pegas dapat
dinyatakan sebagai berikut.
1
EK = k ( A2 − y 2 )
2
Jumlah energi kinetik dan energi potensial sama dengan energi mekanik. Dalam
kasus getaran pegas berlaku hukum kekekalan energi mekanik, yaitu jumlah energi
mekanik benda di setiap posisi selalu tetap. Adapun energi mekanik benda atau
partikel yang bergetar harmonis sederhana dapat ditentukan sebagai berikut.
1 1
EM = EK + EP = k ( A2 − y 2 )+ ¿ ky 2
2 2
dengan:
A = amplitudo
dengan:
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (posisi vertikal benda) (m)
1
EK =
Apakah hukum kekekalan energi mv2
2 juga berlaku pada kasus getaran bandul
sederhana? Pada dasarnya, dengan mengabaikan gaya gesekan yang terjadi pada
beban, maka hukum kekekalan energi juga berlaku pada getaran bandul sederhana.
LAMPIRAN C
Analisis Data Penelitian
Pakar I
Tabulasi Penilaian dari Pakar Tidak Relevan Relevan
(Skor 1-2) (Skor 3-4)
Tidak Relevan (A) (B)
(Skor 1-2) (0) (0)
Pakar II
Relevan (C) (D)
(Skor 3-4) (0) (20)
Σ 26 29 22 26 24 17 23 20 23 22 21 22 18 29 6 19 19 18 27 11 422 5374
p 0.7428571 0.828571 0.628571 0.742857 0.685714 0.485714 0.657143 0.571429 0.657143 0.6285714 0.6 0.628571 0.514286 0.828571 0.171429 0.542857 0.542857 0.514286 0.771429 0.314286
q 0.2571429 0.171429 0.371429 0.257143 0.314286 0.514286 0.342857 0.428571 0.342857 0.3714286 0.4 0.371429 0.485714 0.171429 0.828571 0.457143 0.457143 0.485714 0.228571 0.685714
p/q 2.8888889 4.833333 1.692308 2.888889 2.181818 0.944444 1.916667 1.333333 1.916667 1.6923077 1.5 1.692308 1.058824 4.833333 0.206897 1.1875 1.1875 1.058824 3.375 0.458333
p.q 0.7428571 0.828571 0.628571 0.742857 0.685714 0.485714 0.657143 0.571429 0.657143 0.6285714 0.6 0.628571 0.514286 0.828571 0.171429 0.542857 0.542857 0.514286 0.771429 0.314286
Σ benar 328 354 288 322 300 221 289 266 284 295 271 287 235 371 76 228 240 235 346 138
xi 12.615385 12.2069 13.09091 12.38462 12.5 13 12.56522 13.3 12.34783 13.409091 12.90476 13.04545 13.05556 12.7931 12.66667 12 12.63158 13.05556 12.81481 12.54545
xi-xt 0.5582418 12.2069 13.09091 12.38462 12.5 13 12.56522 13.3 12.34783 13.409091 12.90476 13.04545 13.05556 12.7931 12.66667 12 12.63158 13.05556 12.81481 12.54545
(xi-xt)/Sd 0.195326 4.271133 4.580444 4.333316 4.373688 4.548636 4.396507 4.653604 4.320443 4.6917745 4.515312 4.56454 4.568074 4.476244 4.432004 4.198741 4.419727 4.568074 4.48384 4.389592
squart of p/q 1.6996732 2.198484 1.300887 1.699673 1.477098 0.971825 1.384437 1.154701 1.384437 1.3008873 1.224745 1.300887 1.028992 2.198484 0.454859 1.089725 1.089725 1.028992 1.837117 0.677003
r (pearson) 0.3319904 0.115196 0.470544 0.19475 0.228882 0.320606 0.246115 0.502144 0.140809 0.6153716 0.363232 0.449854 0.359468 0.566129 0.097007 -0.02179 0.219026 0.359468 0.48703 0.115671
Status drop valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid drop valid valid valid valid
xt 12.0571428571429
sd 2.85799987146713
107
Σ 27 29 22 26 24 17 23 20 23 22 21 22 18 29 6 20 19 18 27 11 424 5438
p 0.7714286 0.828571 0.628571 0.742857 0.685714 0.485714 0.657143 0.571429 0.657143 0.6285714 0.6 0.628571 0.514286 0.828571 0.171429 0.571429 0.542857 0.514286 0.771429 0.314286
q 0.2285714 0.171429 0.371429 0.257143 0.314286 0.514286 0.342857 0.428571 0.342857 0.3714286 0.4 0.371429 0.485714 0.171429 0.828571 0.428571 0.457143 0.485714 0.228571 0.685714
p/q 3.375 4.833333 1.692308 2.888889 2.181818 0.944444 1.916667 1.333333 1.916667 1.6923077 1.5 1.692308 1.058824 4.833333 0.206897 1.333333 1.1875 1.058824 3.375 0.458333
p.q 0.7714286 0.828571 0.628571 0.742857 0.685714 0.485714 0.657143 0.571429 0.657143 0.6285714 0.6 0.628571 0.514286 0.828571 0.171429 0.571429 0.542857 0.514286 0.771429 0.314286
Σ benar 346 356 290 325 300 223 291 268 284 297 273 288 238 373 76 245 240 237 348 140
xi 12.814815 12.27586 13.18182 12.5 12.5 13.11765 12.65217 13.4 12.34783 13.5 13 13.09091 13.22222 12.86207 12.66667 12.25 12.63158 13.16667 12.88889 12.72727
xi-xt 0.7005291 12.27586 13.18182 12.5 12.5 13.11765 12.65217 13.4 12.34783 13.5 13 13.09091 13.22222 12.86207 12.66667 12.25 12.63158 13.16667 12.88889 12.72727
(xi-xt)/Sd 0.2386633 4.182265 4.490915 4.258626 4.258626 4.469052 4.31047 4.565247 4.206782 4.5993162 4.428971 4.459943 4.50468 4.381979 4.315408 4.173454 4.303454 4.485753 4.391117 4.336056
squart of p/q 1.8371173 2.198484 1.300887 1.699673 1.477098 0.971825 1.384437 1.154701 1.384437 1.3008873 1.224745 1.300887 1.028992 2.198484 0.454859 1.154701 1.089725 1.028992 1.837117 0.677003
r (pearson) 0.4384525 0.121021 0.47313 0.223352 0.194104 0.332204 0.253703 0.505794 0.110153 0.6141477 0.369572 0.432839 0.388406 0.560091 0.0856 0.053389 0.192049 0.36893 0.484815 0.141384
Status valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
xt 12.1142857142857
sd 2.9352189363115
109
Σ 27 27 24 18 33 27 18 21 19 30 23 13 19 6 29 29 20 20 21 29 453 6205
p 0.7714286 0.771429 0.685714 0.514286 0.942857 0.771429 0.514286 0.6 0.542857 0.8571429 0.657143 0.371429 0.542857 0.171429 0.828571 0.828571 0.571429 0.571429 0.6 0.828571
q 0.2285714 0.228571 0.314286 0.485714 0.057143 0.228571 0.485714 0.4 0.457143 0.1428571 0.342857 0.628571 0.457143 0.828571 0.171429 0.171429 0.428571 0.428571 0.4 0.171429
p/q 3.375 3.375 2.181818 1.058824 16.5 3.375 1.058824 1.5 1.1875 6 1.916667 0.590909 1.1875 0.206897 4.833333 4.833333 1.333333 1.333333 1.5 4.833333
p.q 0.7714286 0.771429 0.685714 0.514286 0.942857 0.771429 0.514286 0.6 0.542857 0.8571429 0.657143 0.371429 0.542857 0.171429 0.828571 0.828571 0.571429 0.571429 0.6 0.828571
Σ benar 376 377 334 243 432 383 250 309 255 393 320 158 277 79 405 377 281 289 282 385
xi 13.925926 13.96296 13.91667 13.5 13.09091 14.18519 13.88889 14.71429 13.42105 13.1 13.91304 12.15385 14.57895 13.16667 13.96552 13 14.05 14.45 13.42857 13.27586
xi-xt 0.9830688 13.96296 13.91667 13.5 13.09091 14.18519 13.88889 14.71429 13.42105 13.1 13.91304 12.15385 14.57895 13.16667 13.96552 13 14.05 14.45 13.42857 13.27586
(xi-xt)/Sd 0.3145411 4.467568 4.452755 4.319439 4.188547 4.538669 4.443867 4.70796 4.294179 4.1914553 4.451595 3.888725 4.664657 4.212786 4.468385 4.159459 4.495416 4.623399 4.296585 4.247724
squart of p/q 1.8371173 1.837117 1.477098 1.028992 4.062019 1.837117 1.028992 1.224745 1.089725 2.4494897 1.384437 0.768706 1.089725 0.454859 2.198484 2.198484 1.154701 1.154701 1.224745 2.198484
r (pearson) 0.577849 0.599619 0.460232 0.183431 0.19242 0.730242 0.311466 0.694165 0.166731 0.1231583 0.429756 -0.19406 0.57045 0.032572 0.719363 0.040196 0.409041 0.556823 0.190336 0.234244
Status valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid drop valid valid valid valid valid valid valid valid
xt 12.9428571428571
sd 3.12540609606274
111
Σ 27 27 24 18 33 27 18 21 19 30 23 23 19 6 29 29 20 20 21 29 463 6493
p 0.7714286 0.771429 0.685714 0.514286 0.942857 0.771429 0.514286 0.6 0.542857 0.8571429 0.657143 0.657143 0.542857 0.171429 0.828571 0.828571 0.571429 0.571429 0.6 0.828571
q 0.2285714 0.228571 0.314286 0.485714 0.057143 0.228571 0.485714 0.4 0.457143 0.1428571 0.342857 0.342857 0.457143 0.828571 0.171429 0.171429 0.428571 0.428571 0.4 0.171429
p/q 3.375 3.375 2.181818 1.058824 16.5 3.375 1.058824 1.5 1.1875 6 1.916667 1.916667 1.1875 0.206897 4.833333 4.833333 1.333333 1.333333 1.5 4.833333
p.q 0.7714286 0.771429 0.685714 0.514286 0.942857 0.771429 0.514286 0.6 0.542857 0.8571429 0.657143 0.657143 0.542857 0.171429 0.828571 0.828571 0.571429 0.571429 0.6 0.828571
Σ benar 385 385 343 248 441 392 254 315 263 403 327 307 284 81 415 384 288 295 288 395
xi 14.259259 14.25926 14.29167 13.77778 13.36364 14.51852 14.11111 15 13.84211 13.433333 14.21739 13.34783 14.94737 13.5 14.31034 13.24138 14.4 14.75 13.71429 13.62069
xi-xt 1.0306878 14.25926 14.29167 13.77778 13.36364 14.51852 14.11111 15 13.84211 13.433333 14.21739 13.34783 14.94737 13.5 14.31034 13.24138 14.4 14.75 13.71429 13.62069
(xi-xt)/Sd 0.317787 4.396489 4.406481 4.248036 4.120345 4.476425 4.350811 4.624878 4.267869 4.1418348 4.38358 4.115471 4.60865 4.16239 4.41224 4.082651 4.439882 4.547796 4.228459 4.199601
squart of p/q 1.8371173 1.837117 1.477098 1.028992 4.062019 1.837117 1.028992 1.224745 1.089725 2.4494897 1.384437 1.384437 1.089725 0.454859 2.198484 2.198484 1.154701 1.154701 1.224745 2.198484
r (pearson) 0.583812 0.583812 0.484162 0.174243 0.169158 0.730664 0.279998 0.668926 0.206141 0.1546442 0.422085 0.050905 0.577498 0.038066 0.733278 0.008682 0.417056 0.541664 0.183415 0.265797
Status valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
xt 13.2285714285714
sd 3.24332910347831
113
Skor Minimal 0 0
Skor Maksimal 7 35
Rata-rata 3.545455 17.727273
Standar Deviasi 1.558766 7.793831
Variansi 2.429752 60.743802
115
Skor Minimal 7 35
Skor Maksimal 18 90
Rata-rata 13.363636 66.818182
Standar Deviasi 3.4537479 17.26874
Variansi 11.928375 298.20937
115
Skor Minimal 0 7
Skor Maksimal 7 18
Rata-rata 3.575758 13.39394 9.818182
Standar Deviasi 1.538009 3.472309
Variansi 2.365473 12.05693
116
LAMPIRAN D
Dokumentasi
A. KETERANGAN DIRI
1. Nama : Fadila Insani Ahmad
2. Tempat/Tanggal Lahir : Palopo/12 Juli 1997
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Kewarganegaraan/Agama : Indonesia/Islam
5. Status Perkawinan : Belum Menikah
B. KETERANGAN KELUARGA
1. Nama Orang Tua
Ayah : Ahmad Jayani Arief, S.Ip
Ibu : Fatimah Patiroi
2. Tempat/Tanggal Lahir Orang Tua
Ayah : Kasiwiang, 31 Desember 1965
Ibu : Bajo, 28 Maret 1971
3. Pendidikan Terakhir Orang Tua
Ayah : Strata Dua (S2)
Ibu : Strata Satu (S1)
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Agama : Islam
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN : SD Negeri 29 Bajo Tahun Tamat : 2009
2. SMP : SMP Negeri 1 Bajo Tahun Tamat : 2012
3. SMA : SMA Negeri 5 Luwu Tahun Tamat : 2015