Anda di halaman 1dari 13

Misteri Gunung Lawu

(Bagian 1)
Dukun Millennial

Konten kiriman user

Gunung Lawu (Foto: bintang.com)


Gunung Lawu, selain terkenal akan keindahan panorama
alamnya, ia juga sangat terkenal akan pantangan-
pantangan dan kisah-kisah mistisnya yang sangat sarat
akan sejarah kerajaan Majapahit, khususnya pada era
terakhir kerajaan itu. Konon, Gunung Lawu merupakan
tempat peristirahatan terakhir raja Prabu Brawijaya V
pasca memeluk agama Islam dan melakukan moksa.
Dengan begitu, tidak heran bila gunung yang terkenal
dengan sebutan ‘Seven Summits of Java’ kerap dikunjungi
oleh banyak pendaki dan para peziarah spiritual kendati
suhu di sana konon dapat mencapai minus 5 derajat
celcius.
Menurut kisah yang diturunkan secara turun-temurun oleh
warga sekitar kaki Gunung Lawu, tiga puncak yang dimiliki
gunung tersebut (Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan
Hargo Dumilah) dijaga oleh dua makhluk ghaib nan sakti
bernama Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Dua
penjaga ghaib itu, konon dulunya hanyalah manusia biasa,
hingga akhirnya mereka menjadi teman setia Prabu
Brawijaya V dalam setiap kunjungan meditasinya ke
gunung tersebut. Berkat kesaktian dua orang tersebut dan
kesetiannya dalam menemani sang Prabu, Prabu Brawijaya
V akhirnya mengangkat mereka sebagai penguasa Gunung
Lawu dan mmebawahi semua makhluk ghaib di daerah
tersebut.
Cakupan wilayah kekuasaan Dipa Menggala dan Wangsa
Menggala sangat luas. Ke Barat, kekuasaan mereka sampai
ke Gunung Merapi dan Merabu. Ke Timur, kekuasaan
mereka sampai ke Gunung Wilis. Ke Selatan, kekuasaan
mereka sampai ke Pantai Selatan. Ke Utara, kekuasaan
mereka sampai ke pantai utara yang mana Dipa Menggala
mendapatkan gelar sebagai Sunan Gunung Lawu.
Ketiga puncak yang ada di Gunung Lawu menyimpan
dokumentasi historisnya tersendiri. Konon puncak Hargo
Dalem dipercaya sebagai tempat moksanya Prabu
Brawijaya V. Puncak Hargo Dumiling dipercaya
merupakan tempat moksanya Ki Sabda Palong, abdi setia
sang Prabu. Adapun puncak Hargo Dumilah merupakan
tempat meditasi favorit masyarakat penganut kejawen.

5 Misteri Gunung Lawu


Dukun Millennial

Konten kiriman user


Gunung Lawu, Dok: wikimedia
Gunung Lawu merupakan gunung yang terletak di
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Gunung ini kerap
dijadikan tujuan pendakian di pulau Jawa. Saat berada di
Puncak Gunung Lawu, seseorang dapat melihat panorama
yang sangat memanjakan mata.
Namun di balik keindahan panorama di sekitar Gunung
Lawu, rupanya tempat ini menyimpan berbagai misteri.
Nah, kali ini Dukun Millennial akan membahas 5
misteri terkait Gunung Lawu. Langsung saja kita simak
pembahasannya.
Terdapat Burung Jalak Gading
Jelmaan
Burung Jalak Gading Putih, Dok: gunungindonesia
Tidak semua pendaki dapat melihat wujud burung Jalak
berwarna putih gading tersebut. Burung Jalak ini hanya
akan menampakkan wujudnya kepada pendaki yang
memiliki niat baik. Selain itu, burung Jalak Gading ini
dipercaya akan memberikan petunjuk jalan bagi pendaki
untuk menuju puncak Gunung Lawu.
Sebaliknya, burung Jalak Gading ini tidak akan merestui
pendakian seseorang yang memiliki niat buruk. Alhasil,
orang tersebut tidak akan menemukan jalan menemukan
puncak dan tersesat.

Kupu-kupu Bersayap Biru


Kupu-kupu Hitam Bersayap Biru, Dok: dunia kupu-kupu
Siapa pun yang mengunjungi Gunung Lawu, kemudian
dapat menemukan penampakan kupu-kupu hitam dengan
sayap berwarna biru itu berarti ia disambut baik oleh para
makhluk di Gunung Lawu. Konon, jika seseorang berhasil
melihat kupu-kupu tersebut maka akan mendapatkan
keberkahan setelah pulang dari Gunung Lawu. Namun,
jika kupu-kupu itu diganggu, seseorang akan mengalami
kesialan dalam waktu dekat.

Pasar Setan
Ilustrasi Pasar, Dok: pixabay
Kabarnya, di Gunung Lawu terdapat pasar gaib atau pasar
setan. Pasar gaib ini terletak di lereng Gunung Lawu.
Masyarakat sekitar percaya hanya orang tertentu saja yang
dapat merasakan adanya aktivitas pasar gaib di Gunung
Tersebut. Konon, jika ada pendaki mendengar seseorang
yang menawarkan barang dagangan, ia diminta melempar
uang kecil di tempat itu kemudian mengambil batu,
seolah-olah sedang berbelanja.
Gunung Lawu Memiliki Nyawa
Para Pendaki Harus Menjaga Perkataan Selama Mendaki
Gunung Lawu, Dok: wikimedia
Penduduk sekitar Gunung Lawu meyakini bahwa gunung
tersebut memiliki nyawa. Gunung Lawu seolah-olah dapat
mengetahui niat dan kata-kata setiap orang yang
menaikinya. Maka dari itu, seluruh pendaki selalu diimbau
untuk menjaga perkataannya selama pendakian.
Dilarang Mengenakan Pakaian
Hijau
Pakaian Berwarna Hijau, Dok: pixabay
Tidak hanya di pantai Parangtritis, rupanya di Gunung
Lawu ini mitos larangan memakai baju hijau juga berlaku.
Mitosnya warna hijau ini merupakan warna pakaian Ratu
pantai selatan yang tidak boleh sembarangan dipakai
orang.
Nah Sobat Dukun, itulah 5 misteri terkait Gunung Lawu.
Semoga bermanfaat.

5 Mitos yang Jangan


Dilakukan Saat Mendaki

Dukun Millennial
Konten kiriman user

Ilustrasi mendaki gunung, dok: pixabay


Mendaki gunung merupakan salah satu olahraga yang
ekstrem. Selain karena bertarung dengan alam bebas, kita
akan dipaksa menyesuaikan dengan iklim yang sangat
berbeda dengan lingkungan sehari-hari.
Selain perlunya kondisi fisik yang fit, konon menurut
banyak kesaksian para pendaki gunung, mental yang kuat
lebih sangat dibutuhkan guna bisa melawan semua hal-hal
yang sifatnya mengganggu proses pendakian.
Nah, dalam proses pendakian ini hadir berbagai mitos
yang katanya bisa mengancam mental si pendaki. Mulai
dari beberapa larangan kegiatan maupun ucapan berikut 5
mitos yang dianggap fatal jika dilakukan saat mendaki.
1. Berkata Kotor
Ilustrasi berkata kotor, dok: pixabay
Gunung sering dianggap sebagai paku bumi dan menjadi
juru kunci dari dunia gaib juga sehingga ketika kita berada
di gunung jangan banyak tingkah apalagi sering berteriak-
teriak meluapkan kata kotor yang bertentangan dengan
norma adat setempat.
Karena konon katanya siapapun yang berucap
sembarangan akan bernasib sial bahkan bisa mengancam
nyawa mulai dari tersesat dan dikejar mahluk astral atau
hewan buas.
2. Hindari Mendaki Saat Haid
Ilustrasi olahraga saat haid, dok: pixabay
Kita tahu meski pendakian gunung sangat ekstrim, akan
tetapi para kaum hawa tidak sedikit yang menjadikan
mendaki gunung sebagai hobinya. Akan tetapi bagi kamu
yang hendak mendaki namun sedang mengalami datang
bulan, sebaiknya ditunda dulu agar tidak terjadi hal-hal
yang tak diinginkan karena konon katanya jika ada
perempuan yang haid berada di hutan maka akan banyak
mahluk gaib yang mengikutinya bahkan hingga sampai
pulang ke rumah.
3. Jangan Gunakan Parfum
Ilustrasi parfum, dok: pixabay
Hampir sama dengan mitos perempuan yang datang bulan,
penggunaan parfum saat mendaki gunung juga dipercaya
mampu memancing mahluk gaib sebangsa jin dan lainnya
mendekat ke arah mu dan biasanya akan mengganggu
konsentrasi kalian dalam proses pendakian seperti
munculnya halusinasi dan sebagainya.
4. Bersiul di Waktu Malam

Ilustrasi bersiul, dok: wikimedia


Jika kamu sedang mendaki gunung dan bermalam di pos-
pos pendakian, sebaiknya jangan terbawa suasana bahagia
hingga bernyanyi-nyanyi dan bersiul. Karena menurut
mitos jika dilakukan hal tersebut bisa memanggil hewan
buas dan tak ketinggalan mahluk tak kasat mata.
5. Jangan Cerita Soal Hantu
Ilustrasi bercerita, dok: pixabay
Jika kamu mendaki dengan berkelompok sebaiknya lebih
berhati-hati jika ingin bercerita tentang situasi gunung,
terutama jika ada kejadian mengganjal serta di luar nalar
seperti gangguan hantu. Karena dikhawatirkan akan
mengganggu mental kawananmu hingga akan sulit
dilanjutkan proses pendakian, jadi kalo ada kejadian horor
yang kamu alami lebih baik simpan saja hingga balik ke
pos awal pendakian.

Anda mungkin juga menyukai