Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN

PENGAWASAN KAS

Disusun oleh:

Kelompok 2

Joko Priyono 201862201082

Maria Merry Chamelia Douw 201862201024

Yosevita Irok 201862201035

Ayu Eriski I.D.Savitri 201862201019


Weni Fitriyani 201862201068

Ledy Sihotang 201862201130

Muhammad Audi Gunawan 201862201105

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSAMUS 2019

2019

1
Kata Pengantar

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan anugerahnya

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas yang diberikan Dosen

pengajar pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi tentang “PENGAWASAN KAS”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan dan

kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya

kemampuan dan pengetahuan kami sebagai penulis. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan

saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun untuk memperbaiki dan

menyempurnakan makalah ini

Kami berharap semoga makalah ini akan memberikan manfaat, khususnya bagi penulis

sendiri, serta bagi pembaca.

Daftar isi
2
Kata Pengantar.................................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masala....................................................................................................................4

1.3 Tujuan....................................................................................................................................4

1.4 Manfaat..................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

2.1 Pengertian Kas.......................................................................................................................5

2.2 Metode Fluktuasi.................................................................................................................12

2.3 Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran, Dan Saldo Akhir..............................18

2.4 Rekom Dari Saldo Awal,Penerimaan,Penegeluaran dan Saldo Akhir................................23

2.5 Over Draft............................................................................................................................26

BAB III..........................................................................................................................................43

PENUTUP.....................................................................................................................................43

Kesimpulan................................................................................................................................43

Daftar Pustaka................................................................................................................................44

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kas merupakan asset yang paling lancardan hampir setiap transaksi dipengaruhi oleh
kas.karena sifat kas yang liquid,maka mudah digelapkan,sehingga pengendalian interen
mengolahnya.dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan,pelaksanaan dan
pencatata.pengendalian interen yang baik.terhadap kas,dimana manajemen harus
menetapkan tanggung jawab secara jelas dan setiap orang memiliki tanggung jawab untuk
tugas yang diberikan kepadanya.pengendalian interen yang baik terhadap kas.

Pengendalian interen merupakan suatu teknik pengawasan dari seluruh kegiatan


operasional perusahaan dan lembaga instasi lainya yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kecurangan dan kekurangan serta melindung harta milik perusahaan atau badan.

1.2 Rumusan Masala


1.apa saja definisi tentang Pengawasan kas?

2.Bagamana konsep dar pengawasan kas?

1.3 Tujuan
Ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi penerapan system pengendalian intern
pengawasan kas

1.4 Manfaat
1.agar dapat menyimpan kas dengan aman

2.agar dapat mengetahui konsep dari pengawasan kas

3.agar dapat memberikan manfaat bagi para membaca

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kas

Kas adalah aktiva yang paling liqud,dan yang paling sering digunakan dalam pemenuhan
kewajiban jangka pendek suatu perusahaan

a.Komposisi Kas

Kas sendiri dari uang kertas, uang logam, cek yang belumdisetorkan, simpanan dalam

bentuk giro atau bilyet, traveller’sshecks, cashier’s checks, bank draft dan money order. Untuk

dapat digolongkan sebagai kas biasanya dibatas dengan “diterima sebagai setoran oleh bank

dengan nilai nominal”, sehingga elemen-elemen yang diterima sebagai setoran oleh bank dengan

nilai nominal tidak dikelompokkan dalam kas. Jika ada wessel tagih yang diserahkan ke bank

untuk membeuat wessel. Kadang-kadang perangko dapat digunakan untuk pembayaran yang

jumlahnya kecil, tetapi perangko tidak akan diterima sebagai setoran oleh bank, oleh karena itu

perangko bukan kas.

 Cekmundur (post datedchecks) tetap dicacat sebagai piutang sampai tanggal

dimana cek tadi dapat diuangkan.

 Surat-surat berharga seperti saham-saham danobligasih mungkin dapat segara

dijual dan menjadi uang tunai, tetapi sebelum dijual surat-surat berharga tersebut

tidak termasuk kelompok kas.

 Simpanan dalam bank-bank diluar negeri menimbulkan suatu masalah khusus

kerena mata uang yang berbeda. Oleh karena itu simpanan di bank laur negeri

harus dikurskan dalam rupiah.

5
 Uang kas yang dibatasi keuangannya, biasanya dalam bentuk dana, tidak

dimasukan dalamkastetapi di laporkan terpisah sebagai dana. Jika penggunaan

masih dipakai dalam satu tahun ,maka termasuk dalam kelompok aktiva lancer,

tetapi jika tidak dapat digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran dalam waktu

satu tahun, maka di kelompokan dalam kelompokaktiva lancer

 Kas kecil day akas yang ada dicabang-cabang tetapi termasuk dalam kas kerena

memenuhi batasan-batasandiatas.

b.Pengawasan Kas

Ada dua pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas ;

1. PenerimaanUang

Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bias bersumber dari beberapa

sumber antara lain dari penjualan tunai, pelunasan piutang, atau dari pinjaman.

Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan :

 Harus ditunjukan denganjelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas

dan detiap dan setiap penerimaan kas harus segera dicacat dan

disetor ke bank.

 Diadakan pemisahan ungsian pengurusan kas dengan fungsi

pencacatan kas.

 Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan

pencacatan kas dan setiap hari harus dibuat pencacatan kas.

6
2. Pengeluaran Uang

Untuk membayar bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak

dijalan dengan ketat seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya

digelapkan.

Prosedur pengawasan

 Semua pegeluaran uang-uang mengunakan cek, kecuali untuk

pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil

 Dibentuk kaskecil yang diawasi dengan ketat.

 Penulisanhanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang

lengkap atau digunakan dengan system voucer

 Dipisakanantara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti

pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan

mencatat pengeluaran kas.

 Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka wakttu yang tidak

tentu

 harus membua laporan kasharian

Dengan diterapkan nya prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas seperti

yang telah disebutkan diatas, timbul beberapa masalah yaitu

 Pembentukan kas kecil

 Rekening giro bank

7
c.Kas Kecil

Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-

pengeluaran yang jumlahnya relative kecil dan tidak ekonomis bila di bayar dengancek. Jika

jumlah kas kecil kas kecil tinggal sedikit, kasir kas kecil akan meminta agar adanya

ditambahnya. Penambahan kas kecil kadang-kadang dilakukan setiap periode tertentu misalnya

mingguan

Ada dua metode yang digunakan yaitu :

1. Sistem Imprest

Sistem ini dalam rekening kasse lalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan

kepada kasir kas keciluntuk membentuk dana kaskecil. Setiap kali melakukan

pembayaran kasir kas kecil harus membuat bukti pembayaran

Kasir kecil bertangung jawab atas uang yang diserahkan kepadanya. Apabila

sudah digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran makabukti pengeluaran

harus disimpan bersama dengan sisa uang yang ada di simpan dalam kas.

Untuk mengetahui sisa uang yang ada didalam kas kecil, kasir kas kecil bias

membantu membuat catatan kas kecil. Tetapi perlu diketahui bahwa catatan kasir kas

kecil ini bukan buku jurnal melainkan catatan intern untuk kasir kas kecil.

Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 1 Desembe 2005 membentuk dana kas kecil sebesar

Rp100.000,00. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal 19 Desember 2005 sebesar Rp90.000,00

dengan rincian sebagai berikut :

Biaya Angkut Rp15.000,00

8
Listrik 17.000,00

Telpon 28.000,00

Bahan Pembantu Kantor 30.000,00

Pada tanggal 19 Desember 222 Rp90.000,00. Mulai tanggal 20 Desember – 31 Desember 2005

pengeluaran kas kecil sebesar Rp80.000,00 dengan rincian sebagaiberikut :

Biaya kirim penjualan Rp25.400,00

Langganan surat kabar 4.750,00

Biaya rapatdanpertemuan 30.850,00

Biaya ceta kformulir 19.000,00

Transaksi-transaksi di atasakan di catat dalam buku jurnal sebagai berikut :

2005

1 Desember Dana kaskecil Rp100.000,00

Kas Rp100.000,00

19 Desember Biaya angkut Rp15.000,00

Biaya listrik 17.000,00

Biaya Telepon 28.000,00

Biaya supplies kantor 30.000,00

Kas Rp90.000,00

9
31 Desember apabila dilakukan kembali nkas kecil, maka jurnalnya sebagai berikut:

Biaya kirim penjualan Rp25.400,00

Surat kabar, majalah dan lain-lin 4.750,00

Biaya rapat dan pertemuan 80.850,00

Biaya cetak 19.000,00

Kas Rp80.000,00

Apabila panda tanggal 31 esember 2005 tidak dilakukan pengisian kembali maka kas

kecil berjumlah tinngal Rp20.000,00 dan yang Rp80.000,00b sudah dikeluarkan untuk

membayar biaya-biaya. Karena tidak dilakukan pengisian kembali maka biaya-biaya sejumlah

Rp80.000,00 tersebut oleh karena itu pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal Penyesuaian

sebagai berikut :

Biaya kirim penjualan Rp25.400,00

Surat kabar, majalah dan lain-lin 4.750,00

Biaya rapat dan pertemuan 80.850,00

Biaya cetak 19.000,00

Kas Rp80.000,00

Pada hari kerja pertama tahun berikutnya yaitu senilai 2 Januari di buat jurnal penyesuaian

kembali jurnal penyesuaian ini dibuat agar saldo rekening kas kecil kembali seperti semula dan

pengisian kembali kas kecil berikutnya bias dicacatan dengan cara yang sama seperti jurnal

10
pengisian kembali sebelumnya.Jurnal penyesuaian kembali yang dibuat tanggal 2 januari 2006

sebagai berikut:

Kas Kecil Rp80.000,00

Biaya kirim penjualan Rp25.400,00

Surat kabar, majalah dan lain-lin 4.750,00

Biaya rapat dan pertemuan 80.850,00

Biaya cetak 19.000,00

Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2005 mengakibatkan saldo

rekening kas kecil berubah, tetapi perubahan ini dikembalikan lagi pada tannga 2 januari 2006

dengan pembuatan jurnal penyesuaian kembali. Perubahan saldo rekening kas kecil dapat juga

terjadi jika ada penambahan atau pengurang jumlah kas kecil. Misalnya kas kecil Rp100.000,00

dirasakan terlalu besar dan diputuskan untuk jumlahnya menjadi Rp.75.000,00 penurunan jumlah

kas kecil ini di jurnalkan sebagai berikut :

\ Kas Rp25.000,00

Kas kecil Rp25.000,00

Sebaliknya jika jumlah kas kecil Rp100.000,00 dirasakan terlalu kecil dan diputuskan

menjadi Rp150.000,00 maka jurnalnya sebagai berikut.

11
Kas Rp50.000,00

Kas kecil Rp50.000,00

Sesudah jurnal untuk menambahkan atau mengurangi kas kecil diatas bukunya kedalam

rekening kas kecil maka rekening kas kecil akan menunjukkan saldonya.

2.2 Metode Fluktuasi


Dalam metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama

seperti dalam system imprest.perbedaan dengan system impress adalah bahwa dalam metode

fluktuasi saldo rekening kas kecil tapi tidak tetap,tetapi berfluktuasi dengan jumlah pengisian

kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil,dalam metode fluktuasi setiap terjadi

pengeluaran uang dari khas kecil langsung dicatat ,jadi buku pengeluaran khas kecil mempunyai

fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar untuk membuka ke rekening-rekening buku besar

karena pencatatan dilakukan setiap kali pengeluaran.misalnya PT Risa Fadilah membentuk dana

kas kecil sebear Rp100.000,00 pada tanggal 1 desember 2005

Transaksi-transaksi pengeluaran kas kecil sebagai berikut:

2 Desember:Membayar langganan harian kedaulatan Rakyat Rp7.200,00

3 Desember:Membayar Biaya Angkut Pembelian Bahan 45.000,00

7 Desember:Membelu buku-buku,tinta,dan lain-lain untuk

administrasi sebesar 17.800,00

9 Desember:Membayar rekening listrik sebesar 14.000,00

10 Desember:Dana kas Diisi kembali sebesar 75.00,00

12
Dengan menngunakan metode fluktuasi transaksi-transaksi diatas dengan jurnal-jurnal sebagai

berikut

2005

1 Desember: kas Kecil Rp100.000,00

kas Rp100.000,00

2 Desember: surat kabar,majalah dan lain-lain Rp7.200,00

Kas kecil Rp7.200,00

3 Desember: Biaya angkut pembelian Rp45.000,00

kaskecil Rp45.000,00

7 Desember: Biaya supplies kantor Rp17.800,00

kas kecil Rp17.800,00

9 Desember: Biaya listrik Rp14.000,00

kas kecil Rp14.000,00

10 Desember: kas kecil Rp75.000,00

Rp75.000,00

13
a.Rekonsiliasi laopran bank

Rekonsiliasi laporan bank ini berguna untuk mengecek ketelitian pencatat dalam rekening

kas dan catatan bank selain itu berguna untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang

sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.rekonsiliasi .dibuat oleh pegawai bank

yang tidak mempunyaikepentingan terhadap kas maksudnya agar agar penyusunan rekonsiliasi

bank ini dapat digunakan untuk dapat mengecek catatan kas dan bank.biasanya terdapat

pebedaan antar saldo menurut catatan kas dengan saldo menurut laporan bank

Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan-perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan

uang tetapi belum dicatatat oleh bank

2. Elemen elemen yang sudah dicatat oleh bankterhadap simpanan,tetapi belum dicatat

oleh buku perusahaan

3. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran bank belum

mencatatnya

4. Elemen-elemn yang sudah dicatat dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belim

dicatat oleh perusahaan

Selain keempat hal diatas,perbedaan antara saldo dengan saldo menurut laporan bank bisa

juga terjadi akibat kesalahan-kesalahan.untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank

kesalahan-kesalahan yang harus anda koreksi ebagai berikut:

1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bias dibuat dalam 2 bentuk

a) Rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukan saldo yang benar
14
b) Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas

2. Rekonsiliasi saldo awal,penerimaan,pengeluaran dan saldo akhir yang bias dibuat dalam

2 bentuk

a) Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)

b) Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukan saldo yang benar (8

kolom)

b.Rekonsiliasi Saldo Akhir

Contoh penyusunan rekonsiliasi saldo akhir disusun berdasarkan data yang diperoleh dari

catatan kas PT Risa Fadila pada tanggal 31 Desember 2005 sebagai berikut:

Dari laporan bank

jasa giro Rp 8.900,00

biaya bank 1.600,00

saldo akhir 66.1.600,00

Dari rekening kas

setoran dalam perjalan Rp 180.0000

uang kas yang tidak disetor 40.000,00

Cek-cek yang beredar

Nomor 0602 Rp 60.000,00

Nomor 0611 80.000,00

Nomor 0614 121.200,00

15
Rp261.200

Kesalahan mencatat penerimaan Rp 101.200,00 dicatat sbesar Rp102.100,00

Rp900,00 saldo akhir

Rp614.000,00

Data diatas jika disusundalam laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukan

saldo yang benar adlah sebagai berikut:

PT RISA FADILA

Rekonsiliasi Laporan

Bank 31 Desember 2005

Saldo per laporan bank Rp661.600,00 saldo kas Rp614.000,00

Ditambah ditambah

Setoran dalam perjalanan Rp180.000,00 jasa giro 8.900,00

uang kas yang tidak disetor 40.000,00

220.000,00 Rp622.900,00

Rp 881.600,00

Dikurangi: dikurangi

cek yang beredar: Biaya bank Rp1.600,00

No.0602 Rp60.000,00 900,00

No.0611 80.000,00 2.500,00

No.0614 121.200,00 261.200,00

16
saldo bank akhir Rp620.400,

saldo bank akhir Rp.620.400

Dalam laporan rekonsiliasi bentuk pertama dapat diperoleh hasil yang menunjukan

beberapa saldo yang benar baik kas maupun bank sedangkan dalam bentuk rekonsiliasibentuk

kedua hanya diketahui sebab-sebab perbedaan saldo kas dan saldo bank dilihat dari

hasilnya.dilihat dari hasilnya maka tujuan interent perusahaan akan lebih mudah rekonsiliasi

dibuat dalam bentuk pertama .

Sebagai hasil kosiliasi diatas dalam buku-buku PT. Risa Fadila dibuat jurnal sebagai berikut :

Kas Rp. 8.900.00

Pendapatan Jasa giro Rp. 8.900.00

Macam-macam biaya umum Rp. 1.600.00

Kas Rp. 1.600.00

Piutang Rp. 900.00

Kas Rp. 900.00

17
Jurnal –jurnal diatas dapat digabung dalam satu jurnal sebagai berikut :

Kas Rp. 6.400.00

Macam-macam biaya umum Rp. 1.600.00

Piutang Rp. 900.00

Pendapatan jasa giro Rp. 8.900.00

Sesudah jurna diatas dibukukan dalam rekening-rekening yang bersangkutan, maka rekening kas

akan menunjukkan saldo sebesar Rp.620.400.00

2.3 Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran, Dan Saldo Akhir.


Dalam mengerjakan rekonsiliasi bentuk ini diperlukan pengetahuan mengenai prosedur

pencatatan, penerimaan dan pengeluaran kas dan bank, karena prosedur yang digunakan akan

mempengaruhi jumlah-jumlah yang akan direkonsialiasi.

Seperti yang telah disebutkan dimuka, rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran

dan saldo akhir bisa dibuat 2 bentuk yaitu 4 kolom dan 8 kolom. Jika dibandingkan dengan

rekonsiliasi saldo akhir maka rekonsiliasi 4 kolom adalah perluasan dari rekonsiliasi saldo bank

kepada saldo kas, sedangkan rekonsiliasi 8 kolom merupakan perluasan dari rekonsiliasi saldo

bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.

18
Misalnya Desember dan Januari, penerimaan dan pengeluaran Januari serta saldo akhir

Januari maka setiap elemen dalam rekonsiliasi ini akan mempengaruhi 2 kolom. Sebagai contoh

adalah data yang diambil dari PT. Risa Fadila sebagai berikut :

Dari catatan kas :

Saldo 31 Desember 2005 Rp. 376.800,00

Penerimaan dalam bulan Januari 2006 Rp. 1.480.700,00

Rp. 1.857.500,00

Pengeluaran dalam bulan Januari 2006 Rp. 1.243.500,00

Saldo 31 Januari 2006 Rp. 614.000,00

Dari laporan bank :

Saldo 31 Desember 2005 Rp. 381.100,00

Penerimaan selama bulan Januari 2006 Rp. 1.408.700,00

Rp. 1.789.800,00

Pengeluaran selama bulan Januari 2006 Rp. 1.243.100,00

Saldo 31 Januari 2006 Rp. 546.700,00

Dari perbandingan laporan bank dan catatan kas :

31 desember 2005 31 Januari 2006

Setoran dalam perjalanan Rp 160.000,00 Rp 180.000,00

19
Cek yang beredar 172.400,00 161.000,00

Jasa giro 6.000,00 8.000,00

Biaya bank 1.200,00 1.600,00

Uang kas yang tidak disetor 40.000,00

Cek kosong (Disetor kembali bulan berikutnya) 12.000,00 14.000,00

Koreksi penerimaan piutang Rp 101.200,00

dicatat sebesar Rp. 102.100,00 900.00

laporan rekonsiliasi yang disusun dari data diatas adalah sebagai berikut :

Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir (4 kolom)

Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo bank 31 Januari 2006

Saldo 31 Desember penerimaan Januari pengeluaran Januari saldo 31 Januari


Keterangan
2005 2006 2006 2006
Per laporan bank Rp. 381.100,00 Rp. 1.408.700 Rp. 1.243.100 Rp. 546.700
Setoran dalam

perjalanan        
31 Desember 2005 160.000 (160.000)    
31 Januari 2006   180.00.00   180.000
Cek yang beredar        
31 Desember 2005 (172.400)   (172.400)  
31 Januari 2006     161.200 (161.200)
Jasa Giro        
31 Desember 2005 (6.000) 6.000    
31 Januari 2006   (8.000)   (8.000)
Biaya bank        
31 Desember 2005 1.200   1.200  
31 Januari 2006     (1.600) 1.600

20
Kas yang tidak disetor        
31 Januari 2006   40.000   40.000
Cek kosong        
31 Desember 2005 12.000   12.000  
31 Januari 2006   14.000   14.000
Koreksi penerimaan        
31 Desember 2005 900     900
Saldo Kas Rp. 376.800 Rp. 1.408.700 Rp. 1.243.500 RP. 614.000

Sesudah menyusun rekoniliasi laporan bank, perlu dibuat jurnal untuk membetulkan catatan kas.

Dari rekonsliasi diatas yang dibuat koreksinya hanya element-elemen yang mempengaruhi saldo

kas tanggal 31 Januari 2006. Jurnal koreksi yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2006 sebagai

berikut :

Kas Rp. 8.000,00

Pendapatan jasa giro Rp 8.000,00

Biaya bank Rp. 1.600,00

Kas Rp. 1.600,00

Piutang Rp. 14.000,00

Kas Rp. 14.000,00

Piutang Rp. 900,00

Kas Rp. 900,00

Finis

21
Jurnal korelasi di atas dapat juga dibuat menjadi satu jurnal gabungan sebagai berikut:

Biaya bank Rp 1.600,00

Piutag 14.900,00

Pendapatan jasa giro Rp8.000,00

Kas 8.500,00

Apabila cek yang berredar tidak tidak semuanya diluangkkan ke bank pada bulan

berikutnya, perbedaan antara pengeluaran bank dengan pengeluaran kas hanya sebesar cek yang

belum diluangkan tadi. Perbedaan ini juga mempengaruhi saldo bank dengan saldo kas.misalnya

dari data rekomendasi di muka,dari cek yang beredar tanggal 31 desember 2005 yang di uangkan

ke bank pada bulan januari Rp142.400,00 sedangkan cek sebesar Rp30.000.000,00 masi beredar

sampai dengan tanggal 31januari 2006.

2.4 Rekom Dari Saldo Awal,Penerimaan,Penegeluaran dan Saldo Akhir


Rekomendasi seperti ini prinsipnya sama dengan rekonsiliasi saldo akhir untuk

menunjukan saldo yang benar. Jadi akan di susun rekonsiliasi untuk saldo bank tersendiri dan

saldo kas tersendiri. Karena yang direkomendasikan ada 4 jumlah yaitu saldo

awal,penerimaan,pengeluaran dan saldo akhir maka rekomendasinya menjadi 8 kolom,masing-

masing untuk bank dank kas.

Setoran daalam perjalanan.

PT RISA FADILA

Laporan rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir

22
31 Januari 2006

Data tanggal 31 desember 2005

Stotan dalam perjalanan

Di catat oleh bank sebagai penerimaan bulan januari 2006,sehingga tidak termasuk dalam

saldo bank tanggal 31 desember 2005. Oleh karena it saldo bnk tanggal 31 desember 2005

ditambah dan penerima bank bulan januari 2006 di keurangi sebesar Rp160.000,00

Cek yang beredar

Cek-cek ini baru diuangkan ke bank pada bulan januari 2006 sehingga termasuk dalam

saldo bank tanggal 31 desember 2005.cek ini dikeluarkan oleh perusahan pada bulan desember

2005 dan sudah di catat sebagai pengeluaran kas pada waktu itu.oleh karna itu saldo bank

tanggal 31 desember 2005 dan pengeluaran bank bulan januari 2006 dikurangi sebesar Rp

172.400,00.

Jasa giro

Jasa giro sebesarRp6.000.000,00 ini dikreditkan oleh bank pada bulan desember 2005

termasuk dalam saldo bank pada tanggal 31 desember 2005.tetapi dicatat penerimanan kas pada

bulan januari 2006 sehingga tidak dalam termasuk saldo kas tanggal 31 penerimaan kas bulan

januari dikurangi sebesar Rp6.000.000,00

Biaya bank

Biaya sebesar Rp1.200.000,00 dibebankan sebagai pengeluaran oleh bank pada bulan

desember 2005 sehingga tidak termasuk dalam saldo bank tanggal 31 desember 2005.biaya ini

23
baru dikasih masuk dalam pengeluaran kas pada bulan januari 2006 sehingga dalam saldo kas

tanggal 31desember 2005 dan pengeluaran kas bulan januari dikurangi sebesar Rp1.200.000,00.

Cek kosong

Di catat sebagai penerima kas bulan desember2005,sehingga termasuk saldo kas tanggal 31

desember 2005.karna cek kosong,maka bakn dikembalikan.pengembalian ini dicatat sebagai

pengembalian kas bulan januari 2006 terlalu besar.oleh karna itu saldo kas tanggal 31 desember

2005 dan pengeluaran kas bulan januari 2006 dikurangi sebesar Rp12.000.00,00. Apa bila cek

kosong dicatat sebagai pengurangan dalam penerimaan kas maka perbedaannya timbul dalam

saldo kas tanggal 31 desember 2005 dan penerimaan kas bulan januari.oleh karna itu saldo kas

tanggal 31 desember 2005 dikurangi dan penerimaan kas bulan januari ditambah sebesar

Rp12.000,00.

Koreksi penerimaan

Penerimaan kas bulan desember 2005 dicatat terlalu besar Rp900,00 sehingga saldo kas tanggal

31 desember 2005 dan 3 januari 2006 terlalu besar juga. Oleh karna itu saldo kas tanggal 31

desember 2005 dan 31 januari 2006 dikurangi sebesar Rp900,00.

Data tanggal 31 januari 2006

Setoran dalam perjalanan

24
Dicatat dalam jurnal penerimaan kas bulan januari 2006 tetapi baru di catat sebagai setoran oleh

bang pada bulan februari 2006 sehingga tidak termasuk dalam saldo bang tanggal 31 januari

2006.penerimaan bang bulan januari dan saldo bang tanggal 31 januari 2006 ditambah sebesar

Rp180.000,00.

Cek yang beredar

Dicatat sebagai pengeluaran kas pada bulan januari 2006 tetapi baru dicatat pengeluaran bank

bulan januari 2006 sehingga saldo bank tanggal 31 januari 2006 terlalu besar.oleh karna it saldo

pengeluaran bulan januari ditambah dan saldo bank tanggal 31 januari 2006 dikurangi sebesar

Rp161.200,00.

Jasa giro

Dikreditkan oleh bang bulan januari 2006 tetap baru dicatat sebagai penerimaan kas bulan

februari 2006 sehingga saldo kas tanggal 31 januari 2006 terlalu kecil. Oleh karna itu

penerimaan kas bulan januari dan saldo kas tanggal 31 januari 2006 ditambah sebesar

Rp8.000.000,00.

Biaya bank

Dibebankan sebagai pengeluaran oleh bank pada bulan januari 2006.tetapi baru dicatat sebagi

pengeluaran kas pada bulan februari 2006 sehingga saldo kas pada tanggal 31 januari ditambah

dan saldokas tanggal 31 januari 2006 dikurang sebesar Rp1.600,00.

Kas yang tidak disetor sama dengan keterangan untuk setoran dalam perjalanan.

Cek kosong

25
Dicatat sebagai penerimaan kas bulan januari 2006,tetapi dikembalikan oleh bank karna

kosong.pengembalian ini dicatat sebagai pengeluaran kas bulan februari 2006.oleh karna itu

saldo kas tanggal 31 januari 2006 terlalu besar yang terjadi karena penerimaan kas bulan januari

dan saldo kas.

SELISIH KAS

Jika jumblah uang yang ada tidak sesuai dengan catatan kas maka selisihnya dicatat dalam

rekening selisih kas dan rekening lawannya adalah rekening kas.apa bila saldo selisih kas itu

debit maka dilaporkan diluar biaya usaha,tetapi kalo saldo rekening selisih kas keredit maka

dilaporkan sebagai pendapatan di luar usaha..

2.5 Over Draft


Apabila cek yang di keluarkan melebihi saldo kas yang ada maka selisinya di sebut overat daftar

dan di laporkan dalam kelompok utang lancer .overat terjadi mungkin tidak akan merugikan

perusahaan dalam arti di black list oleh bank .jika sebelum cek tadi di uangkan ke bank

,prusahaan sudah menyetorkan jumlah yang cukup untuk menutupi overadraft itu .jika suatu

prusahaan mempunyai beberapa rekening yang saldonya positif tidak perlu di laporkan sebagai

utang lancar .jika overdraf itu terjad dalam rekening suatu bank dan rekening yang saldonya

positif dapat pada bank lain maka overdraf ini akan di catat sebagai utanglancar dan dan saldo

kasnya positif dilaporkan dalam aktiva lancar

Investasi jangka pendek

a.Pengertian investasi jangka pendek

Investasi jangka pendek bias dilakukan dalam bentuk deposito , sertifikat bank atau surat surat

dberharga atau itu saham (efek kuitas)dan obligasi (efek utang) .dalam neraca ini ivestasi jangka

26
pendek termasuk dalam kelompok aktiva lancar . surat - surat berharga yang di beli untuk tujuan

ivestasi .jangka pendek harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikutnya

1. Surat –surat berharga itu harus dapat segera di jual kembali dengan harga yang berlaku

pada tanggal penjualanya . surat – surat yang memenuhi syarat adalah surat berharga

yang terdaftar dala bursa saham

2. Penjual kembali oleh pimpinan perusahaan dimaksud untuk memenuhi kebutuhan uang

Surat – surat berharga tersebut merupakan sumber uang yang segera maka di dalam neraca di

kelompokkan dalam aktiva lancar .hal ini sesuai dengan PSAK No 13 yang menyatakan bahwa

investasi lancar harus di masukkan kedalam aktiva lancar sedangakan ivestasi yang dilakuakan

untuk tujuan untuk melindungi mempermudah atau mempertahankan bisnis tersebut investasi

jangka panjang yang di kelompokan dalam aktiva jangka panjang

Peraturan akuntansi dan pelaporan investasi obligasi efek utang) dan saham (efek ekuitas di atur

dalam PSAK No. 5 ) menurut PSAK tersebut perusahaan harus mengklasivikasikan investasi

dalam kelompok

a) Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)

b) Diperdagangkan (treading )

c) Tersedia untuk dijual (awailable for sale)

Jika perusahaan tidak memiliki obligasi yang tidak di klasifiiikasikan kedalam kelompok

dimiliki hingga jatuh tempo dan investasi saham yang nilainya wajarnya telah di ketahui maka

investasi tersebut harus di klasifikasikan kedalam kelompok di perdadangkan atau tersedia untuk

di jual secara lebih merinci dapat di jelaskan sebagai berikut .

27
 Efek ekuitas yang di beli dan di miliki sampai jatuh tempo harus di klasifikasikan

kedalam kelompok ‘’yang did miliki hingga jatuh tempo .

 Efek yang di beli dan di miliki untuk di jual kembali dalam waktu dekat harus di

klasifikasikan kedalam kelompok perdangan . investasi ini di lakukan denga tujuan untuk

mencari laba dari perbedaan harga jangka pendek

 Efek yang di klasifikasikan ke dalam dua kelompok tersebut harus dilkasifikasikan

kedalam kelompok ‘’ tersedia untuk di jual

Dalam PSAK No 50 paragraf 19 diyatan bahwa investasi dalam suatu berharga yang masuk

kelompok dipserdagangkan harus di cantumkan sebagai aktifa lancar dalam neraca . sedangkan

investasi yang masuk dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk di jual

dapat di sajikan dalam bentuk aktiva lancar atau tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen

b.Pencatatan Surat Berharga

Surat – surat berharga yang di beli di debitkan dalam rekening surat – surat berharga dengan

jumlah besar harga perolehanya surat berharga adalah harga kurs di tambah komisi profinsi

matrai dan biaya yang lain yang timbul saat pembelian dengan kata lain harga perolehan adalah

harga beli di tambah semua biaya pembelian di lakukan pada tanggal penyetoran bunga maka

akan timbul masalah bunga berjalan yaitu bunga yang di bayar oleh pembeli untuk jangka waktu

tanggal bunga berahir sampai tanggal bunga berjalan tidak termasuk dalam bunga harga

perolehan obligasi tetapi dicatat tersendiri ada 2 rekening dapat di debit untuk mencatat bunga

berjalan rekening pendapatan bunga atau rekening piutang .

28
Penjualan surat berharga akan menimbulkan laba atau rugi jika harga jual tidak sama dengan

harga perolehannya .hal ini obligasi seperti pada waktu membeli maka pada saat pejualan juga

timbul masalah bunga berjalan

c.Obligasi

Pada tanggal 1 agustus 2015 di beli 10 obligasi PT Baruna yang nominal perlembar sebesar Rp.

50.000.00. dengan kurs 101 obligasi ini berbunga 12% setahun dan di bayar setiap tanggal 1 Mey

dan 1 November pada pembelian di bayar provinsi dan matrai sebesar Rp.5.000.00 tanggal 1

Desember 2005 seluruh obligasi PT Baruna di jual dengan kurs 102 biaya penjualan sebesar Rp.

3.000.00

Jurnbal untuk mencari jurnal pembelian obligasi 1 Agustus 2005 sbb.

Suratberharga obligasi PT Baruna Rp. 510.000.00

paendapatan harga 15.000.00

kas

Rp 25.000.00

Perhitungan :

Harga peroleh obligasi :

101
Harga kurs x Rp 500.000.00=Rp 505.000.00
100

provinsi dan Material 5.000.00

RP.510.000.00

29
Bunga berjalan

Tanggal bunga berahir : 1 Mei 2015

Tanggal pembelian : 1 Agustus 2005

Periode bulan berjalan : 3 Bulan

3/12 x 12% x Rp 500.000.00

Dalam jurnal di atas rekening pendapatan bunga di debit untuk mencatat bunga berjalan yang di

bayar menggunakan rekening .penerimaan bunga pada tanggal 1 November 2005 sebagai berikut

Kas Rp 30.000.00

Pendapatan bunga Rp 30.000.00

Perhitungan

Periode bunga : 1 mei sampai dengan 1 november = 6 bulan

6/12 x 12% X Rp 500.000 00 = Rp 30.000.00

Selain di debitkan dalam rekening pendapatan bunga . bunga berjalan juga dapat juga di catat

dengan mendebit rekening piutang pendapatan bunga hingga jurnal yang di buat untuk mencatat

pembelian obligasi tanggal 1 Agustus 2005 sbb.

Surat berharga – Obligasi PT Baruna Rp 510 000.00

pendapatan bunga 15.000.00

Penerimaan bunga pada tanggal 1 November 2005 jurnal yang di buat sebagai berikut :

30
Kas Rp 30.000.00

piutang pendapatan

bunga Rp 15.000.00

pendapatan bunga 15.000.00

Kedua cara di atas memberikan hasil yang sama yaitu pendapatan bunga sebesar Rp 15.000.00

yang telah di katakana di muka , penjualan obligasi dapat menimbulkan laba atau rugi untuk

mengetahuui laba atau rugi di lakukan dengan membangingkan harga jual dengan harga

pokoknya . harga jual bersih di kurangi harga biaya penjualan .

Harga jual obligasi PT Baruna pada tanggal 1 Desember 2005 di hitung sbb

102
Harga kurs : x Rp 500.000.00=Rp 510.000.00
100

biaya penjualan 3.000.00

harga jual Rp 507.000.00

surat berharga – saham PT Rajawali Rp 1.045.000.00

kas Rp

1.045.000.00

Perhitungan

104
Harga kurs x 1001 b x Rp 10.000 .00=Rp 1.040.000 .00
100

provinsi dan matrai 5.000.00

Harga perolehan saham Rp 1.045.000.00

31
Walau deviden saham preferen (prioritas ) jumlahnya pasti biasanya ada perhitungan deviden

berjalan pada saat berjalan pada saat pembelian dan penjualan

Pada tanggal 31 Desember 2005 deviden yang di terima sebesar 14% x Rp 1.000.000.00

=Rp 140.000.00 di catat sebagai berikut

Kas Rp 140.000.00

Pendapatan Rp 1.045.000.00

31.000.00

Perhitunga

108
Harga kurs x Rp 1.000 .000.00=Rp1.080 .000 .00
100

Biaya penjualan 4.000.00

Harga penjualan saham Rp 1.076.000.00

harga perolehan saham 1.045.000.00

Laba penjualan surat berharga Rp 31.000.00

Sedangkan bunga berjalan di hitung sejak 1 November sampai dengan 1 Desember 2005 =1/12 x

12% x 500. 00

Jumlah untuk mencatat penjualan obligasi tanggal 1 Desember 2005 sebagai berikut

Kas Rp 512.000.00

rugi penjualan surat berharga 3.000.00

32
Surat berharga – Obligas PT Baruna Rp 510.000.00

pendapatan bunga 5.000.00

Periobe perhitungan bunga di dasarkan pada hari yang sebenarnya dan satu tahun diperhitungkan

sebanyak 360 hari. Hari terjadinya transaksi tidak di perhitungkan tetapi tanggal jatuh temponya

di perhitungkan .

Misalnya obligasi dengan tanggal bunga 1 mey dan 1 november di beli pada tanggal 9 agustus

2005 hari bunga di hitung sbb.

Mei : 30 hari (tanggal 1 tidak di perhitungkan )

juni : 30 hari

juli : 31 hari

Agustus : 9 hari

(tanggal 9 diperhi tungkan )

Jumlah : 100 hari

d.Saham

Misalnya pada tanggal 1 agustus 2005 di beli 100 saham preferen (proritas ) 14% dar PT

Raja wali nominal Rp 10.000.00 perlemabar dengan kurs 104. Provinsi dan metrai yang di bayar

sebesar Rp 5.000.00 deviden yang di bayarkan setiap ahir tahun tanggal 15 Februari 2006 saham

terebut di jual dengan kurs 108 dan biaya penjualanya Rp 4.000.00

Pembelian saham dapat di catat dalam rekening surat berharga denngan jumlah sebesar

harga perolehan yaittu harga kurs di tambah biaya pembelian yang terdiri dari komisi provinsi di

metrai jurnal yang di buat untuk mencatat pembagian saham tanggal 1 agustus 2005 sbb

33
Surat berharga – Saham PT . Rajawali Rp 1.040.000.00

kas Rp 1.040.000.00

Perhitungan

104
Harga kurs x 100lb x Rp 10.000.00=Rp1.040 .000 .00
100

Provinsi dan metrai 5.000.00

Harga perolehan saham Rp . 1.040.000.00

Walaupun deviden saham preferen (proritas ) itu sudah pasti jumlahnya biasan tidak ada

perhitunga deviden belanja pada saat pembelian atau penjualan .

Pada tanggal 31 Desember 2005 defiden yang di terima sebesar 14% x Rp 1.000.000. 00 = Rp

140.000.00 di catat sebagai berikut

Kas Rp 140.000.00

pendapatan dividen Rp 140.000.00

Laba rugi saham di hitung dengan membandingkan harga jual dengan harga perolehanya

Jumlah yang di buat untuk mencatat penjualan saham pada tanggal 15 Februari 2006 sbb.

Kas Rp 1.076 000.00

Surat berharga saham PT Rajawali Rp 1.045.000.00

laba penjualan surat berharga 31.000.00

Perhitungan

34
Harga kurs

Kadang-kadang investasi srat-surat berharga dilakukan dengan beberapa kali pembelian

dimana masing-masing pembelian harga perolehannya berbeda-beda. Perbedaan harga perolehan

ini akan menimbulkan masalah menentukan besarnya laba atau rugi pada waktu penjualan surat

berharga.

Harga perolehan saham yang dibebankan pada waktu penjualan sedapat-dapatnya

ditentukan dengan cara Identifikasi khusus, yaitu cara yang membebankan harga peroleha sesuai

dengan fisiknya. Jadi kalau yang dijual itu saham pemebelian pertama maka haraga perolehan

yang dibebankan juga harga perolehan saham pembelian pertama tersebut. Apabila timbul

kesulitan menyamakan arus harga perolehan dengan arus fisiknya maka harga perolehan yang

dibebankan pada saat penjualan bisa ditentukan dengan cara masuk pertama keluar pertama

(MPKP/FIFO),artau dengan cara rata-rata tertimbang (weighted average).

d.Penilaian Surat berharga

Dalam hubungan dengan peilaian surat-surat berharga, PSAK No.13 menyebutkan:

Investasi yang diklarifikasikanswbagai aktiva lancer harus dicatat dalam necara pada nilai

terendah antara biaya dan nilai pasar.

Biaya (cost) dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang, atau LIFO. Nilai pasar

dapat ditentkan berdasarkan portofolio agregat, dalam total atau menurut kategori investasi,

atau pada dasar investasi individual yang ditetapakan secara konsisten.

35
Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dan penjualan suatu investasi dalam pasar

yang aktif.

Dalam demikian jelas bahwa berdasarkan SAK, investasi jangka pendek dalam surat

berharga harus dinilai sebesar yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar, yang

dapat dilakukan secara keseluruhan (agregat) atau menurut tiap-tiap elemen surat berharga

(individual). Apabila harga pasar surat berharga yang dimiliki ternyata lebih rendah dari harga

perolehannya dengan selisih yang cukup berarti, dan nyata bahwa peurunan tersebut tidak

bersifat sementara, maka surat berhaarga yang dicantumkan dalam kelompok aktiva lancer tidak

boleh melebihi harga pasarnya. Dalam keadaan ini akan diakui adanya kerugian yang belum

direalisasi. Jumlah kerugian yang diakui adalah sebesar selisih antara harga perolehan degan

harga pasar pada tanggal neraca. Pencatatan kerugian yag diakui dilakukan dengan mendebit

rekening rugi penuruna nilai surat berharga dan kreditnya cadangan penurunan nilai surat

berharga. Rugi ini termasu kelompok rugidiluar usaha dalam laporan laba rugi, sedang cadangan

penurunan nilai surat berhaga akan dicantumka dalam mengurangi rekening surat berharga.

Apabila terjadi penjualan surat berharga yang sudah diturunkan nilainya, maka laba rugi

penjualan dihitung dengan membandingkan harga jual dengan harga perolehan yang

baru(sesudah dikurangi cadangan).

e.Yang Lebih Rendah antara Harga Perolehan atau Harga Pasar

Apabila harga pasar surat-surat berharga yang dimiliki ternyata lebih rendah dari harga

perolehannya dengan selisih yang cukup berarti dan nyata bahwa penurunan tersebut tidak

besifat sementara, maka surat berharga yang dicantumkan dalam kelompok aktiva lancer dalam

neraca tidak boleh melebihi harga pasarnya. Di sini akan diakui adanya kerugian yang belum

36
terjadi. Jumlah kerugian yang diakui adalah sebesar selisih dari harga perolehan dengan harga

psasrnya pada tanggal neraca. Pencatatn kerugian yang diakui dilakukan dengan mendebit

rekening rugi penurunan nilai surat berharga dan kreditnya cadangan penurunan nilai surat

berharga. Rugi penurunan nilai surat berharga termasuk kelompok rugi diluar nilai usaha dalam

laporan laba rugi sedang cadangan penurunan surat berharga akan dicantumkan dalam neraca

mengurangi rekening surat berharga. Apabila terjadi pejualan surat berharga yang sudah

diturunkan nilainya maka laba rugi penjalan dihitung dengan membandingkan haraga jual

dengan harga perolehan yang baru (sesudah dikurangi cadangan peurunan nilai surat berharga).

Cara yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar dapat diterapkan kepada surat-

surat berharga dengan dua cara:

1. Diterapkan kepada jumlah keseluruhan surat-surat berharga.

2. Diterapkan kepada masing-masing elemen surat berharga.

Sebagai contoh penerapan cara-cara diatas misalnya diketahui data investasi surat berharga

milik PT Risa Fadila pada tanggal 31 Desember 2005 sebagai berikut:

Keterangan Harga Perolehan Harga Pasar Yang Lebih Rendah antara

Harga Perolehan atau Harga

Pasar(masing-masing elemen)

100 lenbar obligasi PT Baruna, 12% Rp505.000,00 Rp512.000,00 Rp 505.000,00

100 lembar saham peferent(prioritas)

PT Rajawali,12% 1.040.000,00 1.020.000,00 1.020.000,00

200 Lembar saham biasa PT Barito 990.000,00 975.000,00 975.00000

37
Total RP2.535.000,00 Rp 2.507.000,00 Rp2.500.000,00

Jika ditrapkan dengan cara pertama yaitu kepada jumlah keseluruhan surat-surat berharga

maka dibandingkan antara Rp2.535.000,00 dengan Rp2.507.000,00, yaitu jumlah harga

perolehan dengan jumlah harga pasar. Ternyata yang lebih rendah adalah jumlah harga pasar Rp

2.507.000,00 sehingga srat berharga dalam neraca akan Nampak sebesar RP2.507.000,00.

Jika diterapkan dengan cara kedua yaitu kepada masing-masing elemen surat erharga

maka perbandungan dilakukan satu per satu, yang pertama obligasi PT Baruna teryata harga

perolehannya sebesar Rp505.000,00 itu lebih rendah dari harga pasarnya, maka yang

dibandingkan adalah jumlah Rp505.000,00, yang kedua saham preferent PT Rajawali, trnyata

harga pasarnya Rp1.020.000,00 lebih rendah dari perolehannya dan yang ketiga saham biasa PR

Barito harga pasarnya lebih rendah. Jumlah dari yang lebih rendah masing-masing elemen yaitu

RP505.000,00 + Rp1.020.000,00 + Rp975.000,00 =Rp2.500.000,00 ini akan nampak dalam

neraca.

Jika diterapkan pada jumlahkeseluruhan surat berharga, maka kerugian yang diakui,

pada tanggal 31 Desember 2005 sebesar Rp2.535.000,00 – Rp2.507.000,00 =Rp28.000,00.

Jika diterapkan pada masing-masing elemen surat berharga maka kerugian yang diakui

sebesar Rp2.535.000,00 – Rp2.500.000,00 = Rp35.000,00.

38
Misalnya penerapannya kepada jumlah keseluruhan sirat-surat berharga maka pengakuain

rugi sebesar Rp28.000,00 dicatat dengan jurnal pada tanggal 31 Desember 2005 sebagai berikut :

Rugi penurunan surat berharga Rp28.000,00

Cadangan penurunan nilai surat berharga Rp28.000,00

Di dalam neraca surat berharga dicantumkan dengan jumlah sebesar harga perolehannya

(Rp2.535.000,00) dikurangi cadangannya sebesar Rp28.000,00 sehingga jumlah bersihnya

sebesar Rp2.507.000,00. Cadangan penurunan nilai surat berharga ini akan dihapuskan apabila

surat-surat berharga dijual.

Missal pada tanggal 32 Januari 2006 semua surat berharga tersebut diatas dijual dengan

harga bersih Rp2,560.000,00. Penjualan ini akan dicatat dengan jurnl sebagai berikut :

Kas Rp2.560.000,00

Cadangan penurunan nilai surat berharga 28.000,00

Surat berharga – Obligasi PT Baruna Rp505.000,00

Surat berharga – Saham PT Rajawali 1.040.000,00

Surat berharga – Saham PT Barito 990.000,00

Laba penjualan surat berharga 53.000,00

Laba penjualan surat berharga sebesar Rp53.000,00 dihitung sebagai berikut:

Harga jual Rp2.500.000,00

39
Harga perolehan Rp2.535.000,00

Cadangan penurunan nilai 28.000

2.507.000,00

Rp 53.000,00

Apabila dalam tahun 2006 surat berharga tersebut dijual tidak sekaligus,maka akan

timbul masalah menghitung penurunan nilai untuk tiap jenis surat berharga, terutama bila

perhitungannya untuk keseluruhan jumlah surat berharga. Dalam hal penurunan nilai hitung

untuk keseluruhan surat berharga, dan penjualan surat-surat berharga itu tidak dilakukan

sekaligus, maka tiap kali terjadi penjualan surat berharga tidak dilakukan penyesuaian pada

rekening cadangan penurunan nilai.rekening cadangan ini baru akan disesuaikan pada akhir

periode.

Misalnya pada bulan Maret 2006 dijual 200 lembar saham PT Barito dengan harga kurs

105 daan biaya penjualan sebesar Rp 10.000,00.

Perhitungannya sebagai berikut :

105
Harga kurs = x200 Ib x Rp5.000,00 = Rp1.050.000,00
100

Biaya penjualan 10.000,00

Harga jual saham Rp1.040.000,00

Harga perolehan 990.000,00

40
Laba pejualan saham Rp 50.000,00

Jurnal yang dibuat

Kas Rp 1.040.000,00

Surat berharga – saham PT Barito Rp990.000,00

Laba penjualan saham 50.000,00

Dalam jurnal seperti diatas, rekening cadangan penurunan nilai surat harga tidak beribah

saldonya, yaitu masih sebesar Rp28.000,00. Saldo ini terbawa sampai tanggal 31 Desember 2006

dilakukan perbandingan antara harga perolehan dan haega pasar surat berharga yang dimiliki,

sehingga dapat diketahui berapa esar penurunan nilainya. Jumlah penilaian ini dibandingkan

dengan saldo rekening cadangan penrunan nilai surat berharga, daan rekening ini disesuaikan

dengan penuruna nilai tanggal 31 Desember 2006.

Misalnya pada tanggal 31 Desember 2006 harga perolehan seluruh saham yang dimiliki

sebesar Rp2.050.000,00 dan harga pasrnya sebesar Rp2.000.000,00. Penurunan nilai sebesar

Rp50.000,00. Karna saldo rekening cadangan penurunan nilai cuma sebesar Rp28.000,00, maka

dibuat penyesuaia dengan jurnal sebagai berikut:

Rugi penurunan nilai surat berharga Rp22.000,00

Cadangan penurunan nilai surat berharga Rp22.000,00

Sebaliknya bila saldo rekening cadangan penurunan nilai lebih besar dari penuruna nilai

sesungguhnya, maka rekening cadangan penuruna niali didebit da kreditnya adalah rekening laba

berkurangnya rekening cadangan penuruna nilai surat berharga.

41
Cara seperti diatas dapat meniadakan kesulitan penentuan besarnya penuruna nilai untuk

setiap surat berharga jika perhitungannya diterapkan pada keseluruhan jumlah surat berharga.

Apabila surat berharga sudah diturunkan nilainya sampai pada jumlah harga pasarnya maka

penyesuaian-penyesuaian dibuat selama perubahan-perubahan harga tersebut masih dibawah

harga pokoknya. Bila harganya naik sampai harga diatas pokoknya maka penyesuaian yang

dibuat maksimum akan berhenti sesudah rekening cadangan penurunan nilai menunjukkan saldo

nol. Financial Statement nomor 12 dari FASB 1 menyatakan bahwa lower of cost market untuk

penilaian surat-surat berharga harus diterapkan kepada jumlah keseluruhan surat-surat berharga

42
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kas merupakan asset yang paling lancardan hampir setiap transaksi dipengaruhi oleh
kas.karena sifat kas yang liquid,maka mudah digelapkan,sehingga pengendalian interen
mengolahnya. jadi pengeluaran khas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi
dasar untuk membuka ke rekening-rekening buku besar karena pencatatan dilakukan setiap kali
pengeluaran. Kas sendiri dari uang kertas, uang logam, cek yang belumdisetorkan, simpanan
dalam bentuk giro atau bilyet, sehingga elemen-elemen yang diterima sebagai setoran oleh bank
dengan nilai nominal tidak dikelompokkan dalam kas.

43
Daftar Pustaka
Ikatan akuntan Indonesia,standar akuntansi per 1april 2002.jakarta:Penerbit Salemba
Empat,2002

Wokl, Harry I., M.G. Tearney,dan J.L. Dodd. Accounting theory, A Conceptual and
Insitutional Approach. 5thn Edition .New York: South_Western College Publishing,
2001

Scott,William R.Financial Accounting theory 2thn Edition .scarborough,


Ontario:Prentice Hall Canada Inc., 2000.

44
45

Anda mungkin juga menyukai