61-73 Vol 6 No 2
ABSTRACT
Redenomination is a simplification of the nominal value of the currency by
reducing digits (zeros) without reducing the real value of the currency. The research
was done because of the theoretical and empirical results are still a debate about the
impact of redenomination policy on the economic perspective. This is due to the
redenomination policy in each country has a different effect depending on economic
conditions when redenomination is applied. The purpose of this study was to analyze
the factors that influence the success of the redenomination of a country. Data used in
the form of secondary data, historical data of 32 countries that have conducted
redenomination. The analysis used is multiple regression. The results showed the better
the condition of economic growth when redenomination is applied, it will lower
inflation one year after the redenomination.
rupiah, menghemat biaya pencetakan Tabel 2 Mata uang dengan nilai tukar
uang, dan mempermudah transaksi terendah
pemerintah. Bagi pelaku usaha Nilai Tukar
Mata Uang
redenominasi dapat mempermudah No Terhadap
(Negara)
transaksi keuangan sehingga memper- 1US $
cepat waktu operasional dan 1 Rial (Iran) 32.466
meminimalisir potensi kesalahan. Selain 2 Dong (Vietnam) 22.699
itu, redenominasi akan mengurangi 3 Rubel (Belarusia) 18.936
biaya penyesuaian perangkat keras dan 4 Rupiah(Indonesia) 13.340
lunak sistem akuntansi dan teknologi 5 Boliviar(Venezuela) 9.993
informasi. Bagi masyarakat, Sumber: http://id.rateq.com
redenominasi dapat mempermudah
dalam bertransaksi. Selain itu, nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika (US$)
Tabel 1 Mata uang dengan nominal merupakan nilai tukar terendah ke-4.
pecahan terbesar Tabel 2 menunjukkan lima mata uang
Mata Uang dengan nilai tukar terendah terhadap
No Nominal Dollar Amerika. Masalah tersebut akan
(Negara)
1 Dong (Vietnam) 500.000 mengakibatkan kurangnya kepercayaan
2 Rubel (Belarus) 200.000 masyarakat terhadap Rupiah sehingga
3 Rupiah(Indonesia) 100.000 masyarakat akan lebih menyukai
4 Rial (Iran) 100.000 memiliki mata uang asing. Kepercayaan
5 Korea (Won) 50.000 masyarakat suatu negara terhadap mata
Ket. : Nominal pecahan uang terbesar uangnya sangat penting karena dapat
menjaga stabilitas ekonomi negara
Saat ini pecahan Rp 100.000,00 dengan mengendalikan penggunaan
merupakan pecahan mata uang terbesar mata uang asing. Selain itu, kredibilitas
ke-3 setelah mata uang Dong (Vietnam) pemerintah dalam menetapkan
dan Rubel (Rusia). Apabila Indonesia kebijakan baik moneter atau fiskal juga
terus mengalami inflasi, maka tidak akan berkurang apabila masyarakat
menutup kemungkinan akan muncul lebih menyukai memegang uang asing.
pecahan Rupiah baru yang lebih besar. Inflasi yang tinggi serta
Nilai nominal yang terlalu besar melemahnya nilai tukar terhadap mata
menunjukkan bahwa suatu negara uang lainnya merupakan masalah bagi
pernah mengalami kondisi fundamental negara berkembang. Mosley (2005)
perekonomian yang kurang baik. Nilai menjelaskan bahwa inflasi yang tinggi
nominal suatu Negara yang semakin merupakan alasan untuk melakukan
besar disebabkan karena di masa lampau redenominasi. Inflasi juga merupakan
terjadi kesalahan kebijakan yang salah satu indikator yang menunjukkan
dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut keberhasilan redenominasi. Apabila
menyebabkan inefisiensi transaksi tingkat inflasi menjadi lebih rendah dan
perekonomian karena penggunaan mata stabil setelah kebijakan redenominasi
uang yang relatif kurang efisien. diterapkan, maka negara tersebut
Redenominasi dapat mencegah dianggap berhasil. Sebaliknya, negara
terjadinya kendala teknis akibat jumlah dianggap gagal jika tingkat inflasi
digit yang besar. menjadi lebih tinggi dan cenderung
tidak stabil.
Tabel 5 Hasil uji regresi linear berganda 32 negara yang telah melakukan redenominasi
INFLASI1 tahun setelah redenominasi
Variabel
Coef T-stat Prob
Constant 39,99 0,81 0,425
Dummyinflasi -8,89 -0,20 0,845
Gro -4,89 -1,65 0,113**
G_money 0,37 24,44 0,000*
Interest 0,31 1,48 0,153
Unemp 1,85 0,58 0,570
LnEXR 2,18 0,19 0,852
Gove -5,84 -1,49 0,148**
Analisis Ragam
R-Squared 98,81% Sktest 0,7537
R-Squared (Adj) 98,47% Prob (runs test) 0,235
F-Statistic 285,38 Prob (breusch-pagan) 0,9055
Prob (F-stat) 0,000 VIF 2,53
Keterangan: *) signifikansi pada taraf 10%; **) signifikan pada taraf 15%.
Uji normalitas dapat dilihat dari dengan penelitian Mosley (2005) bahwa
nilai probabilitas sktest sebesar 0,7537, salah satu faktor yang mendorong
lebih besar dari taraf nyata 10% keberhasilan redenominasi adalah
sehingga residual dalam model tingkat pertumbuhan ekonomi yang
penelitian ini terdistribusi secara stabil.
normal. Uji autokorelasi melihat nilai Variabel bentuk pemerintahan
probabilitas p-value dari runs test (gove) yang dalam penelitian ini diukur
sebesar 0,235, lebih besar dari taraf menggunakan indeks dengan nilai min
nyata 10%. Dapat disimpulkan model = -10 (sangat autokratis); maks = 10
ini terbebas dari masalah autokorelasi. (sangat demokratis) juga signifikan
Nilai probabilitas breusch-pagan adalah memengaruhi tingkat inflasi satu tahun
0,9055 lebih besar dari taraf nyata 10% setelah redenominasi. Koefisien bentuk
sehingga dapat dikatakan bahwa model pemerintahan (gove) bernilai negatif,
penelitian tidak mengandung artinya semakin demokrasi bentuk
heteroskedastisitas. Berdasarkan uji pemerintahan suatu negara ketika
multikolinearitas, nilai VIF untuk pelaksanaan redenominasi, maka akan
seluruh variabel bebas lebih kecil dari menurunkan tingkat inflasi satu tahun
10 dengan rata-rata sebesar 2,53 maka setelahnya.
tidak terjadi multikolinearitas. Fenira (2014) menyebutkan
Variabel pertumbuhan ekonomi bahwa demokrasi akan menurunkan
(gro) dan bentuk pemerintahan (gove) tingkat inflasi karena masyarakat
signifikan memengaruhi tingkat inflasi mempercayai pemerintah sepenuhnya.
satu tahun setelah redenominasi pada Pemerintahan yang transparan akan
taraf nyata 15%. Koefisien membentuk ekspektasi yang baik dari
pertumbuhan ekonomi bernilai negatif masyarakat kepada pemerintah.
menunjukkan bahwa semakin baik Sehingga kebijakan yang dilakukan
pertumbuhan ekonomi pada saat oleh pemerintah dalam rangka
dilakukan redenominasi, maka tingkat memperbaiki kondisi perekonomian
inflasi satu tahun setelahnya akan suatu negara akan direspon secara
cenderung menurun. Hal ini sejalan positif oleh masyarakat negara
tersebut.Variabel yang signifikan mem- kebijakan. Hal ini karena money illusion
pengaruhi tingkat inflasi satu tahun akan menyamarkan kenaikan harga-
setelah redenominasi dengan nilai harga yang pada dasarnya disebabkan
probabilitas di bawah taraf nyata 10% oleh perilaku produsen yang
adalah pertumbuhan jumlah uang menganggap bahwa ekspektasi
beredar (g_money). masyarakat terhadap inflasi sudah tinggi
Koefisien variabel pertumbuhan sehingga produsen akan meningkatkan
jumlah uang beredar (g_money) bernilai harga transaksi suatu barang ketika
positif. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat inflasi tinggi.
negara yang akan melaksanakan Variabel tingkat suku bunga
redenominasi haruslah menjaga bernilai 0,31 artinya kenaikan satu
pertumbuhan jumlah uang beredar persen tingkat suku bunga cenderung
karena cenderung akan meningkatkan akan meningkatkan tingkat inflasi satu
tingkat inflasi satu tahun setelahnya. tahun setelahnya. Namun variabel
Mankiw (2007) menyebutkan bahwa tersebut memiliki tingkat kesalahan
terdapat hubungan positif antara jumlah sebesar 54,5%. Ketika tingkat suku
uang beredar dan tingkat inflasi. Ketika bunga rendah ketika pelaksanaan
jumlah uang beredar mengalami redenominasi, banyak dana yang
peningkatan, maka akan menyebabkan mengalir untuk investasi sehingga
tingkat inflasi juga mengalami pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
peningktan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Variabel dummy yang men- tersebut cenderung akan menurunkan
cerminkan kondisi inflasi (inflasi tingkat inflasi satu tahun setelah
rendah dan inflasi tinggi) memiliki nilai redenominasi.
koefisen -8,89. Hal ini berarti bahwa Variabel lainnya adalah tingkat
negara yang sedang mengalami inflasi pengangguran yang menunjukkan
rendah saat redenominasi dilakukan hubungan positif yaitu sebesar 1,85. Hal
(<10%) cenderung memiliki tingkat ini menunjukkan bahwa negara yang
inflasi satu tahun setelahnya lebih memiliki tingkat pengangguran yang
rendah daripada negara yang mengalami rendah ketika kebijakan redenominasi
inflasi tinggi (≥10%) dengan rata-rata diterapkan memiliki kecenderungan
perbedaan sebesar 8,89%. Namun hasil akan menurunkan tingkat inflasi satu
tersebut memiliki risiko kesalahan tahun setelahnya. Dengan kata lain,
59,5%. Sejalan dengan Mosley (2005) semakin rendah tingkat pengangguran
bahwa redenominasi akan lebih baik akan menurunkan tingkat inflasi satu
dilakukan ketika tingkat inflasi rendah tahun setelah redenominasi diterapkan.
dan pertumbuhan ekonomi stabil. Namun variabel ini memiliki tingkat
Kebijakan redenominasi akan kesalahan sebesar 57%..
menyebabkan money illusion dimana Variabel nilai tukar mata uang
masyarakat akan cenderung membuat yang dalam penelitian ini diukur dalam
kesalahan dalam menilai perubahan satuan mata uang domestik/US$
nominal atau riil mata uang. Blanchard bernilai 2,18. Ketika pelaksanaan
(2006) menilai bahwa money illusion redenominasi didukung oleh mata uang
merupakan biaya dari inflasi. yang mengalami apresiasi maka tingkat
Redenominasi yang dilakukan ketika inflasi satu tahun setelah redenominasi
tingkat inflasi tinggi akan mempersulit akan menurun. Variabel tersebut
masyarakat dalam membandingkan memiliki tingkat kesalahan sebesar
nilai riil sebelum dan sesudah 85,2%.