Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.

61-73 Vol 6 No 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN


REDENOMINASI

Nur Siti Annazah1, Bambang Juanda2, Sri Mulatsih2


1
Mahasiswa Magister Program Studi Ilmu Ekonomi, FEM IPB
2
Staf Pengajar FEM IPB

ABSTRACT
Redenomination is a simplification of the nominal value of the currency by
reducing digits (zeros) without reducing the real value of the currency. The research
was done because of the theoretical and empirical results are still a debate about the
impact of redenomination policy on the economic perspective. This is due to the
redenomination policy in each country has a different effect depending on economic
conditions when redenomination is applied. The purpose of this study was to analyze
the factors that influence the success of the redenomination of a country. Data used in
the form of secondary data, historical data of 32 countries that have conducted
redenomination. The analysis used is multiple regression. The results showed the better
the condition of economic growth when redenomination is applied, it will lower
inflation one year after the redenomination.

Keywords: Economic growth, Inflation, Redenomination, Regression

PENDAHULUAN uang dengan mengurangi digit (angka


nol) tanpa mengurangi nilai riil mata
Latar Belakang uang (Bank Indonesia, 2017).
Sedangkan sanering adalah memotong
Wacana redenominasi muncul nilai uang sebesar 90% dari nilai
sejak pemerintahan Presiden Susilo nominal serta membekukan simpanan
Bambang Yudhoyono tahun 2010. Pada masyarakat untuk dijadikan simpanan
tanggal 03 Agustus 2010, Gubernur jangka panjang. Indonesia pernah
Bank Indonesia Darmin Nasution melakukan sanering mata uang pada
mengumumkan akan melakukan tahun 1959. Kebijakan ini meyebabkan
redenominasi mata uang Rupiah. bank-bank mengalami kesulitan
Menururt Darmin, Indonesia perlu likuiditas.
melakukan redenominasi untuk meng- Urgensi pelaksanaan redenominasi
hadapi tantangan ke depan berupa di Indonesia didasari adanya inefisiensi
integrasi perekonomian regional.i Hal perekonomian, adanya kendala teknis
ini menimbulkan banyak pertanyaan pada operasional kegiatan usaha dan
terkait dampak redenominasi. Wacana mendukung ekonomi nasional dalam
adanya redenominasi akan menimbul- memasuki era Masyarakat Ekonomi
kan pro dan kontra karena sebagian Asean (MEA). Redenominasi diharap-
besar masyarakat menganggap bahwa kan dapat memberi manfaat positif bagi
redenominasi sama dengan sanering negara, pelaku usaha, dan masyarakat.
(Lianto dan Ronald, 2012). Manfaat redenominasi bagi negara
Redenominasi merupakan istilah adalah dapat meningkatkan kredibilitas
penyederhanaan nilai nominal mata

61 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

rupiah, menghemat biaya pencetakan Tabel 2 Mata uang dengan nilai tukar
uang, dan mempermudah transaksi terendah
pemerintah. Bagi pelaku usaha Nilai Tukar
Mata Uang
redenominasi dapat mempermudah No Terhadap
(Negara)
transaksi keuangan sehingga memper- 1US $
cepat waktu operasional dan 1 Rial (Iran) 32.466
meminimalisir potensi kesalahan. Selain 2 Dong (Vietnam) 22.699
itu, redenominasi akan mengurangi 3 Rubel (Belarusia) 18.936
biaya penyesuaian perangkat keras dan 4 Rupiah(Indonesia) 13.340
lunak sistem akuntansi dan teknologi 5 Boliviar(Venezuela) 9.993
informasi. Bagi masyarakat, Sumber: http://id.rateq.com
redenominasi dapat mempermudah
dalam bertransaksi. Selain itu, nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika (US$)
Tabel 1 Mata uang dengan nominal merupakan nilai tukar terendah ke-4.
pecahan terbesar Tabel 2 menunjukkan lima mata uang
Mata Uang dengan nilai tukar terendah terhadap
No Nominal Dollar Amerika. Masalah tersebut akan
(Negara)
1 Dong (Vietnam) 500.000 mengakibatkan kurangnya kepercayaan
2 Rubel (Belarus) 200.000 masyarakat terhadap Rupiah sehingga
3 Rupiah(Indonesia) 100.000 masyarakat akan lebih menyukai
4 Rial (Iran) 100.000 memiliki mata uang asing. Kepercayaan
5 Korea (Won) 50.000 masyarakat suatu negara terhadap mata
Ket. : Nominal pecahan uang terbesar uangnya sangat penting karena dapat
menjaga stabilitas ekonomi negara
Saat ini pecahan Rp 100.000,00 dengan mengendalikan penggunaan
merupakan pecahan mata uang terbesar mata uang asing. Selain itu, kredibilitas
ke-3 setelah mata uang Dong (Vietnam) pemerintah dalam menetapkan
dan Rubel (Rusia). Apabila Indonesia kebijakan baik moneter atau fiskal juga
terus mengalami inflasi, maka tidak akan berkurang apabila masyarakat
menutup kemungkinan akan muncul lebih menyukai memegang uang asing.
pecahan Rupiah baru yang lebih besar. Inflasi yang tinggi serta
Nilai nominal yang terlalu besar melemahnya nilai tukar terhadap mata
menunjukkan bahwa suatu negara uang lainnya merupakan masalah bagi
pernah mengalami kondisi fundamental negara berkembang. Mosley (2005)
perekonomian yang kurang baik. Nilai menjelaskan bahwa inflasi yang tinggi
nominal suatu Negara yang semakin merupakan alasan untuk melakukan
besar disebabkan karena di masa lampau redenominasi. Inflasi juga merupakan
terjadi kesalahan kebijakan yang salah satu indikator yang menunjukkan
dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut keberhasilan redenominasi. Apabila
menyebabkan inefisiensi transaksi tingkat inflasi menjadi lebih rendah dan
perekonomian karena penggunaan mata stabil setelah kebijakan redenominasi
uang yang relatif kurang efisien. diterapkan, maka negara tersebut
Redenominasi dapat mencegah dianggap berhasil. Sebaliknya, negara
terjadinya kendala teknis akibat jumlah dianggap gagal jika tingkat inflasi
digit yang besar. menjadi lebih tinggi dan cenderung
tidak stabil.

62 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

Terdapat 55 negara yang telah melakukan beberapa kali redenominasi.


melakukan redenominasi sejak tahun Brazil melakukan redenominasi dengan
1923 (Iona 2005). Negara yang menghilangkan 18 angka nol secara ber-
dianggap berhasil dalam menerapkan tahap tahun 1967, 1970, 1986, 1989,
kebijakan redenominasi diantaranya 1993, dan 1994. Redenominasi Brazil
adalah Argentina, 2013), Rumania dan berhasil setelah tahun 1994 dimana
Polandia (Daniel, 2013) dan Brazil Brazil melakukan redenominasi yang
(Iona 2005). Sedangkan negara yang terakhir dengan menghilangkan 3 angka
gagal dalam melakukan redenominasi nol. Tingkat inflasi Brazil mengalami
diataranya adalah Congo (Iona 2005) penurunan sebelum dan setelah re-
dan Zimbabwe. denominasi.
Polandia, Turki, dan Rumania Pertumbuhan tingkat inflasi Brazil
berhasil melakukan redenominai secara dari tahun 1995 sampai 2014 (pasca
langsung. Polandia berhasil meng- redenominasi) adalah sebesar 14%.
hilangkan 4 angka nol pada tahun 1995. Sebagai perbandingan, tingkat inflasi
Kondisi perekonomian Polandia Brazil tahun 1994 (sebelum
berangsur membaik dengan tingkat redenominasi) adalah sebesar 2075%.
inflasi dari tahun 1995 sampai 2014 Sama halnya dengan Brazil, Argentina
rata-rata sebeser 5%. Sebagai juga sukses melaksanakan redenominasi
perbandingan sebelum redenominasi setelah 4 kali memotong angka nol pada
rata-rata tingkat inflasi sebesar 40% dari nominal mata uangnya. Argentina
tahun 1991 sampai 1994. Turki menghilangkan 2 angka nol pertama
melakukan redenominasi karena laju tahun 1970. Tahun 1983 Argentina
inflasi yang terus meningkat sejak tahun melakukan redenominasi yang kedua
1970 yang mencapai 137% pada tahun dengan menghilangkan 4 angka nol.
1998. Turki melakukan redenominasi Redenominasi yang ketiga dilakukan
mata uang Lira tahun 2005 (Zidek & pada tahun 1985 dengan menghilangkan
Chribik 2015). 3 angka nol. Argentina sukses
Keadaan perekonomian Turki melakukan redenominasi angka nol
sejak tahun 2005 tetap terjaga dengan pada tahun 1992 dengan menghilangkan
rata-rata inflasi tahun 2005 sampai 4 angka nol terakhir Tingkat inflasi di
dengan tahun 2015 sebesar 7.5%. Argentina mengalami penurunan setelah
Terinspirasi kesuksesan redenominasi di redenominasi diterapkan. Rata-rata
Turki, Gubernur Bank Nasional tingkat inflasi di Argentina dari tahun
Rumania melakukan redenominasi mata 1993 sampai 2002 adalah sebesar 4,2%.
uang Lei tanggal 1 Juli 2005. Congo dan Zimbabwe adalah
Redenominasi di Rumania menunjuk- contoh negara yang tergolong gagal
kan hasil yang memuaskan dengan nilai dalam melakukan redenominasi. Congo
tukar yang menguat. Sebelum melakukan redenominasi secara ber-
redenominasi, nilai tukar terhadap US$ tahap dengan menghilangkan 14 angka
sebesar 29,891 Lei dan terhadap Euro nol mata uangnya berturut-turut. Pada
sebesar 36,050 Lei. Setelah tahun 1967 Congo menghilangkan 3
Redenominasi mata uang Rumania angka nol, dilanjutkan menghilangkan 6
menguat terhadap US$ menjadi 2,98 Lei angka nol tahun 1993 dan 5 angka nol
dan terhadap Euro 3,6 Lei (Daniel, terakhir dihilangkan pada tahun 1998.
2013). Redenominasi Congo tergolong gagal
Brazil dan Argentina sukses sebab tingkat inflasi pasca redenominasi
melakukan redenominasi setelah mengalami peningkatan dengan rata-rata

63 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

sebesar 240,63%. Sebagai per- Kondisi perekonomian Indonesia


bandingan, sebelum redenominasi sampai saat ini mengalami beberapa kali
tingkat inflasi Congo adalah sebesar guncangan. Nilai tukar, inflasi, dan
16,70%. Gambar 3 menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan
inflasi Congo dari tahun 1996 sampai indikator penting yang memengaruhi
2000. kondisi perekonomian suatu negara
Sama halnya dengan Congo, Tujuan Bank Indonesia menurut UU
tingkat inflasi yang tinggi merupakan No.23 tahun 1999 sebagaimana telah
permasalahan yang utama bagi diamandemen menjadi UU No.3 tahun
Zimbabwe. Tahun 2006 Zimbabwe me- 2004 dan No. 6 tahun 2009 adalah
lakukan redenominasi mengakibatkan mencapai dan memelihara kestabilan
tingkat inflasi sebesar 1097% nilai Rupiah. Saat ini nilai tukar Rupiah
dibandingkan tahun sebelumnya. membaik secara signifikan. Nilai tukar
Redenominasi akan berdampak buruk yang stabil adalah indikator kesuksesan
apabila diterapkan pada saat tingkat Bank Indonesia dalam melaksanakan
inflasi yang tinggi. Sebaliknya ketika kebijakan moneter. Apabila nilai tukar
redenominasi diterapkan pada saat Rupiah terapresiasi, maka Indonesia
tingkat inflasi yang rendah maka akan memiliki kekuatan di mata dunia.
memperbaiki kondisi perekonomian Perkembangan nilai tukar
suatu negara. Selain itu, jumlah dipengaruhi oleh kondisi inflasi.
penghilangan angka nol dan tahapan Perkembangan inflasi di Indonesia
redenominasi juga dapat memengaruhi pasca kemerdekaan berfluktuasi. Setelah
keberhasilan redenominasi. pemerintah melakukan sanering mata
Keberhasilan redenominasi sangat uang, inflasi di Indonesia cenderung
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian tinggi. Puncaknya, Indonesia meng-
pada saat suatu negara menerapkan alami hiperinflasi pada tahun 1966
redenominasi mata uangnya. dimana tingkat inflasi mencapai 1136%.
Pelaksanaan kebijakan redenominasi Apabila negara memiliki historis tingkat
mata uang adalah kondisi perekonomian inflasi yang tinggi, maka nilai tukar
pada saat dilaksanakannya kebijakan negara tersebut akan terdepresiasi.
tersebut. Lebih lanjut Pelaksanaan Melemahnya nilai tukar menyebabkan
redenominasi lebih baik diterapkan kekhawatiran kredibilitas pemerintah
ketika perekonomian berada dalam dan pengaruh mata uang pada identitas
kondisi yang baik dan stabil, seperti nasional (Mosley 2005). Saat ini, nilai
tingkat inflasi yang rendah dan tukar rupiah mencapai Rp13 400 per
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. US$. Rencana redenominasi bertujuan
Hal ini sejalan dengan Iona (2005) untuk me-ningkatkan martabat mata
yang menyebutkan bahwa suksesnya uang Rupiah.
redenominasi hanya jika memenuhi dua Diperlukan kondisi makro-
kondisi. Pertama, tingkat inflasi yang ekonomi yang sehat apabila kebijakan
rendah dengan kecenderungan yang redenominasi diberlakukan. Kondisi ini
menurun. Kedua, berhasilnya program ditunjukkan dengan tingkat inflasi dan
reformasi dan restrukturisasi ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang stabil. Bank
seperti pertumbuhan PDB riil yang Indonesia menganggap bahwa saat ini
tinggi. Jika kedua kondisi tersebut tidak adalah kondisi yang baik untuk
dipenuhi maka redenominasi tidak akan melakukan redenominasi karena tingkat
berhasil dilakukan. inflasi cenderung menurun dan laju
pertumbuhan ekonomi semakin

64 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

menguat. Tingkat inflasi Indonesia TINJAUAN PUSTAKA


bertipe Creeping Inflation, yaitu inflasi
yang berada di sekitar satu digit setiap Keterkaitan Redenominasi dengan
tahunnya. Kinerja Perekonomian
Selain inflasi, kondisi per- Sampai saat ini belum banyak
tumbuhan ekonomi juga harus diper- studi terkait dampak kebijakan
hatikan dalam melaksanakan redenomi- redenominasi terhadap kinerja per-
nasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ekonomian. Namun ada beberapa
tahun 1999-2014 menunjuk-kan kondisi penelitian yang menyatakan bahwa
yang stabil. Pertumbuhan ekonomi kondisi negara memengaruhi ke-
Indonesia rata-rata sebesar 5%. Per- suksesan kebijakan redenominasi. selain
tumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun itu, redenominasi juga dipengaruhi oleh
1999 sampai 2014 memiliki tren yang faktor-faktor lain yang berkaitan dengan
cenderung meningkat tetapi pada tahun kinerja perekonomian.
2008 pertumbuhan ekonomi mengalami Kondisi ekonomi suatu negara
penurunan sebagai akibat dari krisis memengaruhi kesuksesan kebijakan
ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi redenomi. Menggunakan data historis
Indonesia lebih tinggi dibandingkan 30 negara yang pernah melakukan
negara lain khususnya negara yang ter- redenominasi. Hasil penelitian me-
gabung kedalam kelompok G8 (Kanada, nunjukkan bahwa pertumbuhan
Jerman, Perancis, Amerika Serikat, ekonomi suatu negara yang melakukan
Italia, Jepang, Rusia, dan Inggris). redenominasi akan meningkat lebih
Adanya teori dan hasil empiris tinggi apabila pertumbuhan ekonomi
yang masih menjadi perdebatan sebelum kebijakan redenominasi juga
mengenai dampak kebijakan tinggi dan tingkat inflasi rendah.
redenominasi terhadap kinerja per- Mosley (2005) menyatakan bahwa
ekonomian. Hal ini dikarenakan inflasi merupakan prediktor terpenting
kebijakan redenominasi di setiap negara dari dilakukan atau tidaknya
memiliki pengaruh yang berbeda-beda. redenominasi. Zidek dan Chribik (2015)
Perbedaan ini disebabkan karena melakukan penelitian terkait
keberhasilan redenominasi dipengaruhi redenominasi di Turki. Inflasi yang
oleh kondisi perekonomian ketika tinggi akibat krisis di Turki tahun 2001
redenominasi diterapkan. Sehingga mendorong Turki untuk melakukan ke-
penelitian ini pada akhirnya dapat bijakan redenominasi. Hasil penelitian
memberikan sebuah kesimpulan penting menunjukkan bahwa kebijakan
apakah kebijakan redenominasi dapat redenominasi memiliki dampak
memperbaiki kondisi perekonomian di langsung pada inflasi di Turki.
Indonesia. Dampak penerapan kebijakan
redenominasi. Bagi negara pelaksanaan
Tujuan Penelitian kebijakan redenominasi dapat mem-
Berdasarkan uraian diatas maka berikan implikasi positif, yaitu: (1)
tujuan penelitian adalah Meng- Meningkatkan kredibilitas Rupiah; (2)
identifikasi faktor-faktor apa saja yang Menghemat biaya percetakan uang; (3)
dapat memengaruhi keberhasilan pen- Mempermudah transaksi pemerintah.
erapan kebijakan redenominasi di suatu Bagi pelaku usaha redenominasi dapat
negara. meningkatkan efisiensi proses input
data, pengelolaan database dan
pelaporan data. Selain itu redenominasi

65 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

dapat mengurangi biaya penyesuaian


perangkat keras dan perangkat lunak METODE PENELITIAN
sistem akuntansi dan teknologi
informasi. Bagi masyarakat kebijakan Jenis dan Sumber Data
redenominasi akan mempermudah Jenis data yang digunakan adalah
transaksi ekonomi. data historis beberapa negara yang
Astrini et al. (2016) melakukan pernah melakukan redenominasi. Data
penelitian terkait dampak redenominasi sekunder yang digunakan adalah tingkat
terhadap kinerja perekonomian. inflasi, pertumbuhan ekonomi, per-
Penelitian ini menggunakan data primer tumbuhan jumlah uang beredar, tingkat
yang diperoleh dari percobaan ekonomi suku bunga riil, tingkat pengangguran,
dengan menggunakan jenis barang nilai tukar mata uang terhadap Dolar
elastis (mobil). Data sekunder dianalisis AS, serta indeks bentuk pemerintahan.
menggunakan regresi panel statis Penelitian ini juga menggunakan
dengan variabel dependent inflasi. Hasil variabel dummy kondisi inflasi
penelitian menunjukkan bahwa untuk (1=inflasi tinggi; dan 0=inflasi rendah).
kelompok barang elastis (mobil) penjual Data sekunder diperoleh dari World
cenderung menurunkan harga transaksi Development Indicators (WDI). Data-
dengan tujuan mendapatkan keuntungan data yang digunakan dalam penelitian
yang lebih. Jumlah transaksi cenderung ini dapat dilihat di Tabel 3.
tetap pada kondisi sebelum dan sesudah
redenominasi. Selain itu, data sekunder
menunjukkan terjadinya penurunan
inflasi ketika redenominasi diterapkan.

Tabel 3 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian


Variabel Satuan Sumber
Inflasi persen World Development Indicators
Pertumbuhan ekonomi persen World Development Indicators
Pertumbuhan jumlah uang beredar persen World Development Indicators
(growth money)
Tingkat suku bunga riil persen World Development Indicators
Tingkat pengangguran persen World Development Indicators
Nilai tukar mata uang terhadap Dolar AS ($ AS) World Development Indicators
Indeks bentuk pemerintahan World Development Indicators
Metode Analisis Data penelitian ini adalah Microsoft Excel
2010 dan STATA 14.
Penelitian mengenai faktor-faktor
yang memengaruhi keberhasilan
pelaksanaan redenominasi dianalisis Model regresi berganda
menggunakan regresi linear berganda. Pada bagian ini dirumuskan model
Penelitian ini akan mempertimbangkan untuk melihat faktor-faktor yang
dampak tingkat inflasi, pertumbuhan memengaruhi keberhasilan pelaksanaan
ekonomi, jumlah uang beredar, tingkat redenominasi. Estimasi penelitian pada
suku bunga, tingkat pengangguran, nilai bagian ini menggunakan regresi linear
tukar mata uang, serta bentuk berganda. Variabel eksogen
pemerintahan terhadap kondisi inflasi (independent) adalah pertumbuhan
satu tahun setelah redenominasi. ekonomi, jumlah uang beredar, nilai
Perangkat lunak yang digunakan dalam

66 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

tukar mata uang, serta bentuk Unempi = Tingkat pengangguran


pemerintahan. pada tahun diterapkan
Sedangkan variabel yang diamati redenominasi untuk negara
(endogen) atau variabel tak bebas ke-i (%)
(dependent) adalah keberhasilan atau LnEXRi = Logaritma natural nilai
kegagalan pelaksanaan redenominasi tukar mata uang terhadap
yang diukur oleh tingkat inflasi satu dolar pada tahun
tahun setelah redenominasi diterapkan diterapkan redenominasi
di masing-masing negara. Penelitian ini untuk negara ke-i (Uang
juga menggunakan variabel dummy Domestik/$ AS)
yaitu Dummy(inflasi)i dengan nilai: 1 = Govei = Indeks bentuk pemerinta-
inflasi rendah (< 10%) dan 0 = inflasi han pada tahun diterapkan
tinggi (≥10%). Secara sistematis, model redenominasi untuk negara
regresi linear berganda yang digunakan ke-i, dengan nilai min = -
10 (sangat autokratis);
untuk mengkaji faktor-faktor yang me- maks = 10 (sangat
mengaruhi keberhasilan pelaksanaan demokratis)
redenominasi adalah sebagai berikut: α0 = konstanta (intercepst)
Infli = α0 + α1Dummy(inflasi)i + α2Groi + α1,2,…,7 = parameter yang diduga
α3Moneyi + α4Interesti + = random error
α5Unempi + α6LnEXRi +
α7Govei + εit Juanda & Junaedi (2012)
Keterangan: menyebutkan bahwa regresi linear
Infl i = Indikator keberhasilan berganda harus memenuhi asumsi yang
redenominasi mata mendasari model. Asumsi tersebut
uang untuk Negara ke- adalah: (a) peubah bebas merupakan
i yaitu tingkat inflasi peubah non-stokastik (fixed), artinya
satu tahun setelah sudah ditentukan atau bukan peubah
redenominasi (%) acak; (b) tidak ada hubungan linear
Dummy(inflasi)i = Dummy kondisi sempurna antar peubah bebas atau
tingkat infasi rendah disebut tidak ada masalah kolinier; (c)
pada tahun diterapkan komponen sisaan mempunyai nilai
redenominasi untuk harapan sama dengan nol atau E( ) = 0;
negara ke-i, dengan (d) ragam konstan untuk semua
nilai: 1 = inflasi pengamatan atau var( ) = σ2; € tidak
rendah (<10%) dan 0 ada hubungan/korelasi antar sisaan
= inflasi tinggi (≥10%) atau cov( ) = 0 untuk i ≠ j; serta (vi)
Groi = Pertumbuhan ekonomi
pada tahun diterapkan komponen sisaan menyebar normal.
redenominasi untuk negara
ke-i (%) Analisis ragam.
Moneyi = Pertumbuhan uang beredar Pengujian terkait pengaruh peubah
pada tahun diterapkan bebas terhadap peubah tak bebas secara
redenominasi untuk negara simultan dapat diuji dengan
ke-i (%) menggunakan uji F (analisis ragam).
Interesti = Tingkat suku bunga riil Pengujian secara simultan dimaksudkan
pada tahun diterapkan untuk melihat pengaruh peubah bebas
redenominasi untuk negara secara bersama-sama terhadap peubah
ke-i (%) bebas lainnya. Hipotesis yang

67 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

digunakan untuk melakukan uji F hipotesis nol ditolak atau H1 diterima,


(analisis ragam) adalah sebagai berikut: berarti peubah bebas i berpengaruh
terhadap peubah tak bebas jika faktor
Ho : α1 = α2 = … = α11 =0
lainnya tetap (cateris paribus). Nilai-p
H1 : minimal ada satu i dimana αi ≠ 0 adalah peluang (risiko) kesalahan dalam
(i=1,2,3,…,11) menyimpulkan H1.
Hipotesis nol ditolak apabila nilai
F-hitung > F-Tabel atau jika peluang PEMBAHASAN
nyata (p) lebih kecil dari nilai taraf
nyata (α). Jika hipotesis nol ditolak Penelitian ini bertujuan untuk
maka dari peubah bebas yang terdapat melihat faktor-faktor yang memengaruhi
dalam model tersebut diharapkan ter- keberhasilan pelaksanaan redenominasi.
dapat paling sedikit satu peubah yang Model yang digunakan dalam penelitian
berpengaruh langsung terhadap peubah ini diadaptasi dari model yang
tak bebas. Selain itu untuk melihat digunakan dianalisis menggunakan
keterandalan model juga dapat regresi berganda. Variabel eksogen
menggunakan koefisien determinasi (independent) adalah pertumbuhan
(R2) untuk mengukur proporsi ekonomi, jumlah uang beredar, tingkat
keragaman peubah tak bebas yang suku bunga, tingkat pengangguran, nilai
dijelaskan oleh model regresi berganda. tukar mata uang, serta bentuk
pemerintahan. Sedangkan variabel yang
Pengujian hipotesis parameter diamati (endogen) atau variabel tak
regresi. bebas (dependent) adalah keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan re-
Untuk melihat pengaruh peubah denominasi yang diukur oleh tingkat
bebas secara parsial selanjutnya dapat inflasi satu tahun setelah redenominasi
menggunakan uji-T. Pengujian ini akan diterapkan di masing-masing negara.
berguna jika pada pengujian analisis Penelitian ini juga menggunakan
ragam diperoleh kesimpulan bahwa variabel dummy yaitu Dummy(inflasi)i
terdapat paling sedikit satu peubah dengan nilai: 1 = inflasi rendah (< 10%)
bebas yang berengaruh terhadap peubah
dan 0 = inflasi tinggi (≥10%).
tak bebas. Uji-T digunakan untuk
menunjukkan peubah bebas mana yang
Faktor-faktor yang Memengaruhi
berpengaruh terhadap peubah tak bebas.
Keberhasilan Redenominasi Mata
Hipotesis yang digunakan untuk
Uang
melakukan uji-T adalah sebagai berikut:
Alasan suatu negara melakukan
Ho : α1 = 0 redenominasi mata uang adalah
H1 : α1 ≠ 0 (i=1,2,3,…,11) menghentikan atau mengurangi tingkat
inflasi yang tinggi, stabilisasi per-
Statistik uji dapat dirumuskan sebagai
ekonomian, dan meningkatkan
berikut:
kredibilitas mata uang (Mosley 2005).
....................................... (1) Kriteria berhasil dan gagal dalam
melaksanakan redenominasi adalah
Hipotesis nol akan diterima jika tingkat inflasi dan lebih rendah dan per-
nilai mutlak dari nilai t lebih besar dari tumbuhan ekonomi. Apabila tingkat
nilai t-Tabel atau jika nilai-p lebih kecil inflasi lebih rendah dan tingkat per-
dari taraf nyata (α) sebesar 10% maka tumbuhan ekonomi stabil maka negara

68 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

tersebut berhasil dalam melaksanakan denominasi tidak berhasil (gagal). Tabel


redenominasi. Sebaliknya, apabila 4 menunjukkan kriteria berhasil dan
negara tersebut memiliki tingkat inflasi tidak berhasil (gagal) beserta negaranya
yang lebih tinggi dan pertumbuhan dalam melaksanakan kebijakan re-
ekonomi yang tidak stabil maka re- denominasi.

Tabel 4 Kriteria negara berhasil dan gagal dalam melaksanakan redenominasi


Berhasil Tidak berhasil
Pertumbuhan Pertumbuhan
Keterangan Inflasi Inflasi
ekonomi ekonomi
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Rata-rata 642,07 23,98 1,01 4,45 246,78 370,92 5,41 1,65
3048,9
Maximum 2741,29 20,11 4,67 1,93 1618,43 13,66 10,03
7
Minimum 11,82 82,50 8,34 7,68 1,00 6,79 -0,55 -12,01
Standar
835,95 20,11 4,67 1,93 500,93 943,85 4,09 5,67
Deviasi
Negara Argentina, Chili, Latvia, Belarus, Azerbaijan, Angola, Congo, Venezuela,
Lithuania, Bolivia, Brazil, Bulgaria, Islandia, Sudan, Finlandia, Moldova,
Georgia, Israel, Mexico, Mozambique, Ghana, Nicaragua.
Peru, Polandia, Romania, Rusia, Turki,
Ukraina, Uruguay, Macedonia, Kroasia,
Uganda.

Penelitian ini menggunakan data tahun setelah redenominasi tersebut


historis berupa 32 negara yang pernah diterapkan.
melakukan redenominasi sejak tahun Berdasarkan Tabel 5, nilai R2
1963 sampai tahun 2008. Menggunakan sebesar 98.81%, artinya 98.81%
analisis regresi berganda dalam variabel tingkat inflasi satu tahun
penelitian ini dilakukan kajian terhadap setelah redenominasi dapat dijelaskan
variabel-variabel ekonomi, yaitu oleh semua variabel independen dalam
pertumbuhan ekonomi, tingkat suku model sedangkan sisanya dijelaskan
bunga, jumlah uang beredar, tingkat oleh faktor-faktor lain di luar model. Uji
pengangguran, nilai tukar, bentuk F bernilai 0.000 dimana lebih kecil dari
pemerintahan, dan Dummyinflasi. Tabel 5 taraf nyata 10% maka dalam penelitian
menunjukkan kondisi perekonomian ini model tersebut dapat digunakan.
pada tahun diterapkannya redenominasi
mata uang memengaruhi inflasi satu

69 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

Tabel 5 Hasil uji regresi linear berganda 32 negara yang telah melakukan redenominasi
INFLASI1 tahun setelah redenominasi
Variabel
Coef T-stat Prob
Constant 39,99 0,81 0,425
Dummyinflasi -8,89 -0,20 0,845
Gro -4,89 -1,65 0,113**
G_money 0,37 24,44 0,000*
Interest 0,31 1,48 0,153
Unemp 1,85 0,58 0,570
LnEXR 2,18 0,19 0,852
Gove -5,84 -1,49 0,148**
Analisis Ragam
R-Squared 98,81% Sktest 0,7537
R-Squared (Adj) 98,47% Prob (runs test) 0,235
F-Statistic 285,38 Prob (breusch-pagan) 0,9055
Prob (F-stat) 0,000 VIF 2,53
Keterangan: *) signifikansi pada taraf 10%; **) signifikan pada taraf 15%.

Uji normalitas dapat dilihat dari dengan penelitian Mosley (2005) bahwa
nilai probabilitas sktest sebesar 0,7537, salah satu faktor yang mendorong
lebih besar dari taraf nyata 10% keberhasilan redenominasi adalah
sehingga residual dalam model tingkat pertumbuhan ekonomi yang
penelitian ini terdistribusi secara stabil.
normal. Uji autokorelasi melihat nilai Variabel bentuk pemerintahan
probabilitas p-value dari runs test (gove) yang dalam penelitian ini diukur
sebesar 0,235, lebih besar dari taraf menggunakan indeks dengan nilai min
nyata 10%. Dapat disimpulkan model = -10 (sangat autokratis); maks = 10
ini terbebas dari masalah autokorelasi. (sangat demokratis) juga signifikan
Nilai probabilitas breusch-pagan adalah memengaruhi tingkat inflasi satu tahun
0,9055 lebih besar dari taraf nyata 10% setelah redenominasi. Koefisien bentuk
sehingga dapat dikatakan bahwa model pemerintahan (gove) bernilai negatif,
penelitian tidak mengandung artinya semakin demokrasi bentuk
heteroskedastisitas. Berdasarkan uji pemerintahan suatu negara ketika
multikolinearitas, nilai VIF untuk pelaksanaan redenominasi, maka akan
seluruh variabel bebas lebih kecil dari menurunkan tingkat inflasi satu tahun
10 dengan rata-rata sebesar 2,53 maka setelahnya.
tidak terjadi multikolinearitas. Fenira (2014) menyebutkan
Variabel pertumbuhan ekonomi bahwa demokrasi akan menurunkan
(gro) dan bentuk pemerintahan (gove) tingkat inflasi karena masyarakat
signifikan memengaruhi tingkat inflasi mempercayai pemerintah sepenuhnya.
satu tahun setelah redenominasi pada Pemerintahan yang transparan akan
taraf nyata 15%. Koefisien membentuk ekspektasi yang baik dari
pertumbuhan ekonomi bernilai negatif masyarakat kepada pemerintah.
menunjukkan bahwa semakin baik Sehingga kebijakan yang dilakukan
pertumbuhan ekonomi pada saat oleh pemerintah dalam rangka
dilakukan redenominasi, maka tingkat memperbaiki kondisi perekonomian
inflasi satu tahun setelahnya akan suatu negara akan direspon secara
cenderung menurun. Hal ini sejalan positif oleh masyarakat negara

70 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

tersebut.Variabel yang signifikan mem- kebijakan. Hal ini karena money illusion
pengaruhi tingkat inflasi satu tahun akan menyamarkan kenaikan harga-
setelah redenominasi dengan nilai harga yang pada dasarnya disebabkan
probabilitas di bawah taraf nyata 10% oleh perilaku produsen yang
adalah pertumbuhan jumlah uang menganggap bahwa ekspektasi
beredar (g_money). masyarakat terhadap inflasi sudah tinggi
Koefisien variabel pertumbuhan sehingga produsen akan meningkatkan
jumlah uang beredar (g_money) bernilai harga transaksi suatu barang ketika
positif. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat inflasi tinggi.
negara yang akan melaksanakan Variabel tingkat suku bunga
redenominasi haruslah menjaga bernilai 0,31 artinya kenaikan satu
pertumbuhan jumlah uang beredar persen tingkat suku bunga cenderung
karena cenderung akan meningkatkan akan meningkatkan tingkat inflasi satu
tingkat inflasi satu tahun setelahnya. tahun setelahnya. Namun variabel
Mankiw (2007) menyebutkan bahwa tersebut memiliki tingkat kesalahan
terdapat hubungan positif antara jumlah sebesar 54,5%. Ketika tingkat suku
uang beredar dan tingkat inflasi. Ketika bunga rendah ketika pelaksanaan
jumlah uang beredar mengalami redenominasi, banyak dana yang
peningkatan, maka akan menyebabkan mengalir untuk investasi sehingga
tingkat inflasi juga mengalami pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
peningktan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Variabel dummy yang men- tersebut cenderung akan menurunkan
cerminkan kondisi inflasi (inflasi tingkat inflasi satu tahun setelah
rendah dan inflasi tinggi) memiliki nilai redenominasi.
koefisen -8,89. Hal ini berarti bahwa Variabel lainnya adalah tingkat
negara yang sedang mengalami inflasi pengangguran yang menunjukkan
rendah saat redenominasi dilakukan hubungan positif yaitu sebesar 1,85. Hal
(<10%) cenderung memiliki tingkat ini menunjukkan bahwa negara yang
inflasi satu tahun setelahnya lebih memiliki tingkat pengangguran yang
rendah daripada negara yang mengalami rendah ketika kebijakan redenominasi
inflasi tinggi (≥10%) dengan rata-rata diterapkan memiliki kecenderungan
perbedaan sebesar 8,89%. Namun hasil akan menurunkan tingkat inflasi satu
tersebut memiliki risiko kesalahan tahun setelahnya. Dengan kata lain,
59,5%. Sejalan dengan Mosley (2005) semakin rendah tingkat pengangguran
bahwa redenominasi akan lebih baik akan menurunkan tingkat inflasi satu
dilakukan ketika tingkat inflasi rendah tahun setelah redenominasi diterapkan.
dan pertumbuhan ekonomi stabil. Namun variabel ini memiliki tingkat
Kebijakan redenominasi akan kesalahan sebesar 57%..
menyebabkan money illusion dimana Variabel nilai tukar mata uang
masyarakat akan cenderung membuat yang dalam penelitian ini diukur dalam
kesalahan dalam menilai perubahan satuan mata uang domestik/US$
nominal atau riil mata uang. Blanchard bernilai 2,18. Ketika pelaksanaan
(2006) menilai bahwa money illusion redenominasi didukung oleh mata uang
merupakan biaya dari inflasi. yang mengalami apresiasi maka tingkat
Redenominasi yang dilakukan ketika inflasi satu tahun setelah redenominasi
tingkat inflasi tinggi akan mempersulit akan menurun. Variabel tersebut
masyarakat dalam membandingkan memiliki tingkat kesalahan sebesar
nilai riil sebelum dan sesudah 85,2%.

71 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

Hasil penelitian menunjukkan yang dianggap dapat berpengaruh ter-


bahwa semakin baik kondisi hadap redenominasi.
perekonomian suatu negara ketika Pemerintah Indonesia sebaiknya
menerapkan kebijakan redenominasi, mempersiapkan hal-hal yang ke-
maka akan memberikan dampak yang mungkinan akan terjadi apabila
baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai redenominasi diterapkan. Oleh sebab
inflasi yang lebih rendah pada saat satu itu, sosialisasi secara menyeluruh
tahun setelah pelaksanaan sangatlah penting untuk dilakukan oleh
redenominasi. pemerintah. Hal ini karena banyak
KESIMPULAN DAN SARAN masyarakat yang belum paham dan
mengerti terkait kebijakan redenominasi
Kesimpulan yakni pengurangan nominal mata uang
Rupiah.
Berdasarkan hasil analisis regresi
berganda yang menggunakan data DAFTAR PUSTAKA
historis (sekunder), maka dari penelitian
ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
Astrini D, Bambang J, Noer AA. 2016.
berikut:
Impact of redenomination on
Dengan menggunakan data
price, volume, and value of trans-
sekunder hasil penelitian menunjukkan
action: an experimental economic
bahwa keberhasilan kebijakan re-
approach. Buletin Ekonomi
denominasi dipengaruhi oleh kondisi
Moneter dan Perbankan.
perekonomian suatu negara. Negara-
19(2):207-237.
negara yang melakukan redenominasi
[BI] Bank Indonesia. 2017. Sejarah
ketika tingkat inflasinya rendah (<10%)
Bank Indonesia.
cenderung memiliki tingkat inflasi yang
http://www.bi.go.id [2017 April
lebih rendah pada satu tahun setelahnya
05].
daripada negara-negara yang melakukan
Blanchard O. 2006. Macroeconomic- 6th
redenominasi ketika tingkat inflasinya
Edition. United States: Prentice
sedang tinggi (≥10%). Selain itu,
Hall.
semakin baik pertumbuhan ekonomi
Daniel W. 2013. Kisah Turki yang
pada saat dilaksanakan redenominasi
Sukses Hilangkan 6 Nol Mata
akan menurunkan tingkat inflasi satu
Uangnya. Detik finance [05
tahun setelahnya.
Agustus 2010].
Fenira M. 2014. Democracy: A
Saran
Determinant Factor in Reducing
Berdasarkan hasil penelitian, hal Inflation. International Journal of
yang paling penting ketika pe- Economics and Financial Issues
laksanakan kebijakan redenominasi 4(2):363-375.
adalah kondisi perekonomian negara Iona D. 2005. The National Currency
tersebut. Redenominasi akan lebih baik Re-denomination Experience in
di-laksanakan dalam kondisi per- Several Countries: A Comparative
ekonomian yang baik dan stabil yaitu Analysis. International Multi-
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan disciplinary Symposium
tingkat inflasi yang rendah. Universitaria Simpro.
Adapun saran untuk penelitian se-
lanjutnya yaitu menambahkan series
waktu serta variabel-variabel lainnya

72 | Edisi Desember 2017


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 61-73 Vol 6 No 2

Juanda B, Junaidi. 2012. Ekonometrika


Deret Waktu Teori dan Aplikasi.
Bogor (ID): IPB Press.
Lianto J, Ronald S. 2012. The Impact of
Redenomination in Indonesia
from Indonesia Citizens’
Perspective. Procedia – Social
and Behavioral Sciences 40
(2012): 1-6.
Mankiw NG. 2007. Makroekonomi
Edisi Keenam. Jakarta (ID):
Erlangga.
The World Bank. 2016. “World
Development Indicators 2016”.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2009 Tentang
Bank Indonesia. 13 Januari 2009.
Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 07.
Jakarta.
Zidek L, Chribik M. 2015. Impact of
Currency Redenomination on
Inflation Case Study Turkey.
Asian Economic and Financial
Review 5(6):908-914.

73 | Edisi Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai