Anda di halaman 1dari 13

Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X

Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X


__________________________________________________________________________________

Strategi Korea Selatan dalam Pemulihan Krisis Moneter


Tahun 1997 Melalui IMF
Yola Natasyah Kaloka, Putri Tegar, M. Eldy
Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang – Indonesia
Email: natasyahkaloka3@gmail.com
Diserahkan: 20 April 2019 | Diterima: 29 April 2019

Abstract
During the monetary crisis in 1997, South Korea's economic growth increased the recession. This
is due to a large amount of foreign money made by the maturing Chaebol. Add to that by reducing
South Korea's very significant export revenue paid to the country's foreign exchange reserves. In
line with this, it could lead to distrust of foreign creditors, so they withdrew funds that had planted
in large-scale investment agreements several years earlier. Over time, South Korea could no longer
run economic turmoil. How to improve the Government to collaborate with the IMF on
November 21, 1997, as an effort to stabilize national finance, with total funding of US $ 57 billion.
In accordance with the role of the IMF, it means that South Korea has approved the procedures
provided by the IMF that participated in the intervention of its national political economy. This
paper will explained how the role of the IMF as an institutional liberal institution in South Korea,
what forms of intervention carried out by the IMF, and how South Korea has utilized IMF
assistance in its national economic recovery strategy.
Keywords: IMF, South Korea, Monetary, Crisis, Liberal, Institutions.

Abstrak
Pada saat krisis moneter pada tahun 1997, pertumbuhan perekonomian Korea Selatan mengalami
resesi. Hal Ini diakibatkan oleh banyaknya utang luar negeri yang dilakukan oleh Chaebol yang
jatuh tempo. Ditambah lagi dengan penurunan pendapatan hasil ekspor Korea Selatan yang sangat
signifikan yang berpengaruh pada cadangan devisa negara. Sejalan dengan hal tersebut, dapat
mengakibatkan ketidakpercayaan kreditur luar negeri, sehingga mereka menarik kembali dana yang
sudah di tanam dalam perjanjian Investasi besar- besaran beberapa tahun sebelumnya. Seiring
berjalannya waktu, Korea Selatan tak sanggup lagi menghadapi gejolak ekonomi. Sehingga
memaksa Pemerintah untuk menggandeng IMF pada 21 November 1997 sebagai ikhtiar
menstabilkan perekonomian nasional, dengan dana bantuan total US$ 57 miliar. Seiring dengan
adanya peran IMF, artinya Korea Selatan diwajibkan mengikuti prosedur yang diberikan oleh IMF
yang mengarah pada adanya intervensi ekonomi politik nasionalnya. Dalam tulisan ini akan
dijelaskan bagaimana peran IMF sebagai lembaga liberalisme institusional di Korea Selatan, apa
saja bentuk intervensi yang dilakukan oleh IMF, serta bagaimana Korea Selatan memamfaatkan
bantuan IMF dalam strategi pemulihan ekonomi nasionalnya.
Kata Kunci: IMF, Korea Selatan, Moneter, Krisis, Liberal, Institusional.

PENDAHULUAN
Perekonomian Korea Selatan September 1993, Bank Dunia
sebenarnya cukup baik sebelum memberi predikat Korea Selatan
terjadinya krisis ekonomi makro. Pada sebagai salah satu “Keajaiban Asia”

44
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

bersama Jepang dan Indonesia (CNN, berjalan juga turun menjadi 2,5% dari
2018). Korea Selatan adalah salah satu PDB, dan pada pertengahan 1997
negara dengan kekuatan ekonomi menjadi sekitar US $8,2 miliar atau
dengan pertumbuhan tercepat di 1,9% dari PDB (Shalendra, 2003).
dunia, dengan tingkat pertumbuhan Sejak saat ini, gejala krisis ekonomi
rata-rata 7 hingga 9% per tahun Korea Selatan mulai muncul.
(Kihwan, 1999). Hal ini juga dapat Berdasarkan data tahun 1997,
dilihat pada dekade tahun 1990-an, terdapat beberapa indikator yang
ekonomi Korea Selatan tumbuh secara menyebabkan perekonomian Korea
mengesankan yang dibuktikan dengan Selatan menurun dari 8,9% pada tahun
tingkat pertumbuhan ekonomi pada 1995 menjadi 6,8% pada tahun 1996
tahun 1995 yang mencapai 8,9% (Annissa, 2011). Penurunan ini
(Annissa, 2011) selama tiga kuartal ditandai dengan defisit anggaran
pertama sebelum krisis. Selain itu, belanja yang sangat besar hingga
tingkat inflasi juga terkendali, sejak mencapai US$15,2 milyar hanya dalam
tahun 1993 inflasi relatif rendah, yakni waktu 8 bulan pertama di tahun 1996.
antara 4% hingga 5% yang Kondisi ini jumlahnya dua kali lipat
menyebabkan penurunan terhadap dari anggaran pada tahun 1995. Pada
tingkat suku bunga nominal. kenyataannya defisit mencapai 23,7%
Selanjutnya nilai tukar riil juga stabil. untuk keseluruhan tahun tersebut.
Tabungan domestik bruto juga
terbilang tinggi melebihi 30% pada Hal ini semakin ditambah lagi
awal tahun 1995 hingga 1996 dengan harga komoditi ekspor Korea
(Shalendra, 2003). Selatan yang mengalami penurunan
nilai produk petrokimia, baja, dan
Kemudian fenomena defisit pembuatan kapal (Annissa, 2011).
fiskal tahun 1980-an yang berkisar Nilai ekspor melambat dari 33% pada
2,5% dari PDB meningkat menjadi tahun 1995 menjadi hanya 3% pada
surplus pada tahun 1993 dan bertahan tahun 1996 (Saito, 1998). Kondisi ini
hingga awal krisis. Anggaran diperparah dengan depresiasi mata
pemerintah juga hampir seimbang, uang Yen Jepang. Mata uang Jepang
antara 1990 hingga 1995, defisit mengalami penurunan sebanyak 17%
transaksi berjalan Korea Selatan yaitu pada mata uang Won, sehingga
rata-rata 1,9% dari PDB. Namun, membuat harga barang-barang Korea
meningkat secara signifikan pada Selatan menjadi mahal di pasaran Asia
tahun 1996 menjadi 4,7% dari PDB Tenggara (Kihwan, 1999). Padahal,
atau senilai hampir US $24 miliar harga impor barang yang masuk ke
(Shalendra, 2003). Defisit transaksi

45
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

Korea Selatan tidak berubah, meningkat. Namun, pada tahun 1996


meskipun volumenya turun sebanyak permintaan eksternal melemah disertai
11% sampai pertengahan tahun. dengan hilangnya daya saing yang
Tanda-tanda lain yang menunjukan dihasilkan dari depresiasi mata uang
penurunan ekonomi Korea Selatan Yen. Pertumbuhan investasi juga
adalah meningkatnya hutang luar melambat, sebagian mencerminkan
negeri secara cepat karena deficit ketidakpastian politik yang
perdagangan yang terjadi. Pada tahun berlangsung menjelang pemilihan
1996, hutang Korea Selatan Presiden pada masa pemerintahan
diperkirakan sekitar US$100 milliar Kim Young-Sam. Akibatnya, posisi
kepada kreditur internasional laba perusahaan mengalami kerugian
(Kihwan, 1999). Hal ini semakin dan mengalami masalah arus kas,
membuat Korea Selatan menjadi termasuk untuk melunasi hutang yang
negara ketujuh dengan jumlah hutang terakumulasi selama masa booming
terbesar. untuk membiayai investasi yang besar.
Beberapa pengamat menyatakan Ketika pinjaman bank tidak lagi
bahwa Korea Selatan terlalu cepat tersedia, beberapa perusahaan Chaebol
mengembangkan industri di luar negeri seperti Hanbo Steel, Jinro, Dianong,
dengan bergantung pada sumber New Core Group, dan KIA Motors
pembiayaan hutang (Annissa, 2011). mengalami kebangkrutan.
Meskipun utang luar negeri Korea Sebagai konsekuensinya,
Selatan meningkat secara signifikan pembayaran kredit terhambat, aset-
pada dekade 1990-an, namun rasio aset perbankan semakin menipis dan
utang per PDB pada tahun 1996 masih neraca perdagangan melemah. Kondisi
hanya 22%, yang berarti masih jauh di ini mengurangi kepercayaan kreditur
bawah tingkat kritis sebesar 48% yang luar negeri yang ragu terhadap bank-
ditentukan oleh Bank Dunia bank di Korea Selatan sehingga
(Shalendra, 2003). kesulitan untuk mengumpulkan
Menurut Saito (1998), selaku pendanaan baru. Pada saat yang sama,
Direktur Regional Office for Asia and the sejumlah bank yang terdiri dari merchant
Pacific IMF mengemukakan bahwa banks, menghadapi masalah likuiditas
sejak tahun 1995 hingga awal tahun untuk membayar utang jangka pendek
1996 perekonomian Korea Selatan yang akan jatuh tempo. Pemerintah
sedang dalam keadaan yang stabil. dan Bank of Korea menanggapi masalah
Posisi laba perusahaan kuat, investasi ini dengan menyuntikkan dana
tinggi, dan kapasitas produktif likuiditas dan memperkenalkan
langkah-langkah untuk memfasilitasi

46
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

aliran likuiditas ke perusahaan yang Asia Tenggara pasti memberikan


sedang “sakit” tersebut. Pemerintah dampak yang cukup berarti bagi Korea
Korea Selatan juga mengumumkan Selatan (Annissa, 2011, p. 29).
untuk meningkatkan kepercayaan diri Sebagai respon terhadap kondisi
bank yang mengalami defisit. pelemahan ekonomi domestik, Wakil
Meskipun demikian, langkah-langkah Perdana Menteri Mr. Lim Chang-Yeol
ini sebagian besar tidak efektif dalam mengumumkan bahwa Pemerintah
memulihkan kepercayaan kreditur. telah meminta dukungan IMF untuk
Korea Selatan saat ini telah melaksanakan program stabilisasi
terintegrasi ke dalam sistem pasar ekonomi dan reformasi kebijakan
global, di mana faktor kepercayaan struktural. Program ini dibawa ke
kreditur memainkan peran penting. Dewan Eksekutif IMF dan disetujui
Dalam kondisi demikian, respons pada 4 Desember 1997. Sejak saat itu,
kebijakan harus berubah, misalnya, pemerintah Korea Selatan mulai
menutup bank yang bermasalah. Pada memperkuat program tersebut atas
umumnya, kebijakan ini membantu pendampingan intensif dari Dewan
meningkatkan kepercayaan IMF (Saito, 1998).
perekonomian dan mampu Korea Selatan tidak dapat
memfasilitasi pembiayaan eksternal. menemukan cara lain untuk keluar dari
Namun, tetap saja tidak berkontribusi krisis moneter yang melanda
besar terhadap pemulihan ekonomi negaranya pada saat itu. Bantuan
Korea Selatan. Melemahnya nilai tukar keuangan IMF senilai US$57 miliar
mata uang Won di pasar saham telah diumumkan oleh pemerintah
mencapai angka 10% (Saito, 1998). yang terdiri dari paket darurat pertama
Sebelumnya juga, pada akhir berjumlah US$21 miliar dan paket
musim panas, pasar keuangan Korea tambahan US$14 miliar yang diberikan
Selatan mengalami kepanikan karena oleh Asian development Bank dan World
para investor bersiap-siap menarik Bank disusul bantuan Amerika Serikat
modal mereka. Hal ini ditambah lagi dan Jepang dengan tambahan sebesar
dengan krisis mata uang di Asia US$23 miliar. Namun IMF
Tenggara yang dialami oleh Thailand memberikan bantuan keuangan
dan Indonesia (CNN, 2018). Kondisi tersebut dengan syarat bahwa Korea
ini dapat dimengerti karena sebagian Selatan harus melakukan reformasi
besar produk Korea Selatan di ekspor kebijakan ekonomi. Tujuan utamanya
ke wilayah Asia Tenggara, sehingga dari program ini adalah untuk
kekacauan ekonomi yang terjadi di menstabilkan nilai tukar dan

47
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

membendung efek inflasi lain dari disajikan beberapa tinjauan literatur


depresiasi mata uang. dengan topik tentang Korea Selatan
Korea Selatan secara tidak dengan perspektif yang beragam.
langsung terpaksa harus berhutang untuk menemukan strategi apa saja
kepada IMF dikarenakan kondisi yang telah di lakukan Korea Selatan
perekomiannya yang terpuruk. Hal dalam menuntaskan krisis moneter
tersebut menjadikan IMF mengambil pada tahun 1997.
peran dalam menentukan kebijakan Dalam artikel yang ditulis oleh
ekonomi Korea Selatan. Meskipun Ririn Darin (2010) yang berjudul “Park
demikian, pemerintah Korea Selatan Chung-Hee dan Keajaiban Ekonomi
secara perlahan berhasil memulihkan Korea Selatan” dijelaskan beberapa
negaranya dari krisis moneter tersebut kebijakan Park Chung-Hee yang
dengan membayar hutang IMF tiga memiliki kontribusi besar dalam
tahun lebih cepat dari rencana perekonomian Korea Selatan.
pembayaran yang disepakati. Tidak Pemerintahan Park Chung-Hee
hanya itu, Pemerintah Korea Selatan berusaha merangkul masyarakatnya
juga tidak ingin bergantung pada untuk ikut andil dalam memajukan
hutang IMF. Keberhasilan Korea perekonomian Korea Selatan.
Selatan untuk mengatasi krisis Selanjutnya, dalam artikel
ekonomi nasional mengembalikan tersebut juga dinyatakan bahwa
citra Korea Selatan sebagai negara terdapat empat kebijakan pokok
yang mandiri (BBC, 2016). Maka dari Presiden Park Chung-Hee pada
itu, dalam penelitian ini dijelaskan masanya. Pertama, kebijakan
bagaimana peran IMF di Korea pembentukan Badan Perencanaan
Selatan, apa saja bentuk intervensi Ekonomi yang bertugas untuk
yang dilakukan oleh IMF? serta menyusun perencanaan dan tujuan
bagaimana strategi Korea Selatan yang ingin dicapai oleh Korea Selatan
memanfaatkan bantuan IMF untuk pembangunan dan
memulihkan ekonomi domestik pada pengembangan industri pertanian serta
tahun 1997?. pembangunan ekonomi dan
pemerataan pembangunan (Darini,
TINJAUAN PUSTAKA 2010). Kedua, kebijakan Export-
Penelitian tentang strategi Korea Oriented Industri (EOI) yang bertujuan
Selatan dalam mengatasi keterpurukan untuk mengembangkan perusahaan
ekonomi domestik telah dilakukan industri ringan di dalam negeri yang
oleh beberapa peneliti sebelumnya. dapat meningkatkan pendapatan
Dalam tinjauan pustaka ini, akan

48
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

negara. Ketiga, kebijakan turut membantu kemajuan ekonomi


pengembangan industri berat yang Korea Selatan ketika mengalami Krisis
bernama Heavy Chemical Industri (HCI). Moneter karena sudah berdiri sejak
Industri ini meliputi perusahaan tahun 1970. Sehubungan dengan
produsen mesin-mesin berat, kapal berdirinya industri tersebut, Korea
laut, otomotif, petrokimia, dan baja. Selatan akhirnya membuka empat
Keempat, kebijakan modernisasi pelabuhan.
pedesaan yang bertujuan untuk Tinjauan selanjutnya adalah
pemerataan pembanguan daerah bersumber dari tulisan “Financial Crisis
pedesaan. Berkembangnya industri in Korea and IMF: Analysis and
tidak sejalan dengan perkembangan Perspectives” oleh Lee yang menjelaskan
pertanian di pedesaan. Sebagai respon, tentang penyebab krisis moneter di
pemerintah Korea Selatan, Park Korea Selatan tahun 1997. Menurut
Chung Hee, membuat sebuah gerakan Lee (1998), pada dasarnya pemerintah
Saemaul Undong yang berarti Korea Selatan sangat anti IMF
modernisasi desa yang menghasilkan mengingat dampak pinjaman IMF
peningkatan pendapatan petani desa sangat mengerikan terhadap
(Darin, 2010). pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Tinjauan literatur selanjutnya Ada pun penjelasan Lee bisa diringkas
adalah tesis yang berjudul menjadi empat dampak pahit IMF bagi
“Keberhasilan Korea Selatan dalam Korea Selatan yang meliputi beban
Mendukung Industri Galangan Kapal suku bunga tinggi yang mencapai 30%.
sebagai Agenda Meningkatkan Konsekuensinya, Korea Selatan
Pertumbuhan Ekonomi, Studi Kasus menghadapi persoalan antara lain,
Keberhasilan Hyundai Heavy Industries” peningkatan beban hutang, krisis mata
yang ditulis oleh M. Zuhaldi Feriawan uang, pemutusan hubungan kerja
Wijaya (Wijaya, 2017). Dalam (PHK) secara besar-besaran karena
penelitian tersebut, dijabarkan bahwa perusahaan sudah tidak menerima
kebijakan Pemerintah Korea Selatan dana dari bank, dan yang terakhir
tentang industri Kapal dari perusahaan adalah untested presiden (Lee, 1998).
Hyundai Heavy Industries (HHI). Tinjauan selanjutnya berdasarkan
Perusahaan tersebut menjadi jurnal yang berjudul “The South Korean
perusahaan kapal terbesar dan Crisis of 1997 and its Aftermath: The
tersukses di Korea Selatan dengan Legacy of the Developmental State and the
permintaan yang selalu meningkat Importance of State capacity in Post-Crisis
pesat setiap tahunnya ditinjau dari data Adjustment” yang ditulis oleh M.
yang disajikan peneliti. Industri ini

49
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

Mustafa Erdogu. Dalam jurnal membutuhkan penghapusan non-


tersebut terdapat tiga pembahasan performing loans pada lembaga terkait
utama. Pertama, Erdogu meneliti dan dan rekapitalisasi lembaga keuangan
berusaha membuktikan argumennya melalui Public Funds maupun investasi
tentang sejauh mana perkembangan luar negeri. Kedua, sistem regulasi
Korea Selatan sebagai penyebab krisis perlu direformasi agar menciptakan
ekonomi Asia. Kedua, digunakannya transparansi dan akuntabilitas. Ketiga,
perspektif kritis tentang peran IMF deregularisasi berkelanjutan dan
dalam dan pasca krisis moneter yang liberalisasi pada pasar keuangan
terjadi tahun 1997. Ketiga, perhatian diperlukan untuk mendukung investasi
difokuskan pada dinamika yang asing dan menunjukkan komitmen
mendasari proses pemulihan Asia era untuk mereformasi finansial. Terakhir,
pasca-krisis di Korea Selatan. pemerintah harus mengembangkan
Penyebab terjadinya krisis adalah kapasitas kelembagaan untuk
liberalisasi keuangan yang tidak melakukan reformasi ini (Mo, t.t).
terkendali. Krisis 1997 sebagian besar Beberapa laporan menunjukkan
disebabkan karena liberalisasi pasar bahwa krisis keuangan Korea Selatan
dan arus modal yang mengarah pada pada tahun 1997 merupakan akibat
ketergantungan berlebihan terhadap dari masalah struktural yang membuat
sektor swasta. Pada tahun 1997, neraca lembaga keuangannya rentan
pemerintah Korea Selatan tidak dapat terhadap guncangan eksternal.
menemukan cara untuk keluar dari Kerentanan keuangan patut mendapat
krisis moneter yang melanda perhatian khusus, karena pemerintah
negaranya, sehingga memaksa Korea Selatan mengusahakan strategi
pemerintah menerapkan program pertumbuhan yang tinggi untuk
darurat dari IMF pada November 1997 meminimalisir lemahnya pengawasan
(Sohn, t.t). keuangan dalam negeri. Oleh karena
Pada awal 1998, pemerintahan itu, langkah-langkah reformasi harus
Kim Dae-jung yang baru terpilih mulai dilakukan di seluruh sektor keuangan
mereformasi sektor keuangan yang dan perusahaan secara bersamaan.
tidak efisien dengan menggunakan Restrukturisasi ini sangat penting
empat pendekatan (Sohn, t.t). Pertama karena perusahaan yang bangkrut
pemerintah harus menutup atau adalah sumber masalah keuangan di
menggabungkan lembaga keuangan Korea Selatan.
yang bangkrut dan memperkuat basis
modal “Viabel Ones” yang

50
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

METODE PENELITIAN Organisasi internasional bersifat


Penelitian ini menggunakan otonom yang berarti bahwa institusi
metode kualitatif dengan sifat deduktif internasional memiliki kewenangan
yang menjelaskan strategi Korea atau kedaulatan untuk mengubah
Selatan dalam pemulihan krisis kebijakannya sendiri tanpa adanya
moneter tahun 1997 yang difokuskan intervensi dari negara lain (Goldstein
pada peran IMF sebagai institusi & Keohane, 1993). Kelompok
keuangan internasional. liberalisme institusional berargumen
bahwa keberadaan organisasi maupun
Pengumpulan data diperoleh
institusi internasional bisa mengatasi
melalui studi pustaka, yaitu observasi
anarki yang diakibatkan oleh minimnya
literatur dari berbagai sumber seperti
kepercayaan negara satu dengan yang
buku dan jurnal sebagai data primer,
lain. Pasalnya, sebuah institusi
dan artikel maupun berita yang
internasional bisa menambah
relevan.
kepercayaan antara negara satu dan
yang lainnya dengan cara membuka
KERANGKA TEORITIK
forum untuk negosiasi antarnegara.
Dalam penelitian ini digunakan Organisasi maupun institusi
teori Liberalisme Institusional yang internasional dinilai Keohane
memandang bahwa keberadaan menciptakan stabilitas kawasan dan
organisasi internasional dalam menciptakan iklim yang damai
kerjasama antar negara dapat berperan (Jackson & Sorensen, 2013).
sebagai instrumen perdamaian dan
Sejak dua puluh tahun pasca
mencegah terjadinya konflik sekaligus
Perang Dunia II, kelompok liberalisme
berperan dalam mengatasi masalah
institutional mulai memikirkan bahwa
ekonomi, gender, agama, dan HAM.
strategi untuk menciptakan stabilitas
Teori Liberalisme Institusional keamanan bukan hanya berpusat pada
menolak untuk dikatakan sebagai alat militer dan politik, tetapi juga bidang
negara-negara besar untuk ekonomi. Teori ini mulai meluas ke
mengintervensi negara lain. Teori ini bidang lain, bahwa negara-negara perlu
memiliki argumen bahwa organisasi untuk melakukan perdagangan
internasional sepenuhnya berperan internasional yang kemudian
secara independen dalam membantu menciptakan ketergantungan antar
negara-negara untuk saling negara (Goldstein & Keohane, 1993).
bekerjasama dalam sektor militer,
Meskipun demikian,
social, politik maupun ekonomi
ketergantungan atau interdependensi
(Jackson & Sorensen, 2013).

51
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

bidang ekonomi menurut Keohane HASIL DAN PEMBAHASAN


dan Goldstein (1993) dapat Peran IMF di Korea Selatan
menimbulkan kompleksitas jika terjadi
perubahan tidak terduga dari suatu Korea Selatan merupakan salah
negara terhadap negara lain. Misalnya satu negara yang mendapatkan
saja ketika terjadi devaluasi yang terjadi pinjaman dana dari International
pada negara lain akan memunculkan Monetary Fund (IMF) ketika terjadi
masalah baru bagi negara yang krisis moneter tahun 1997. Pinjaman
memiliki hubungan secara ekonomi tersebut benilai US$40 miliar.
atau yang disebut sebagai efek domino Walaupun Korea Selatan adalah negara
(Farlex, t.t). yang mandiri, tetapi krisis moneter
berakibat pada kemunduran ekonomi
Teori liberalisme institusional yang cukup signifikan (Callahan,
percaya bahwa kehadiran institusi 2004). Sebagai contoh, perusahaan
internasional bisa menghindarkan otomotif KIA Motors mengalami
perselisihan dan mengharmonisasikan jatuhnya pasar saham dan mengalami
hubungan antargara. Untuk kerugian yang besar. Hal itu
mewujudkan kerjasama yang baik mendorong Korea Selatan untuk
dengan menyelaraskan kebijakan melakukan penyesuaian terhadap
masing-masing negara, maka institusi kebijakan pasar, finansial, dan
internasional akan mengelola perdagangan.
kebijakan dari negara lain agar
kompatibel satu sama lain dan agar Oleh karena itu, keberadaan dan
dapat diterima secara luas (Goldstein peran IMF dinilai sangat membantu
& Keohane, 1993). Dalam buku yang negara-negara yang sedang mengalami
ditulis oleh Keohane dan Goldstein krisis ekonomi seperti Korea Selatan
(1993), Amerika Serikat selama Perang pada tahun 1997. Peran IMF dinilai
Dunia II merupakan pemegang efektif dalam mengatasi permasalahan
kekuatan hegemonik dalam tatanan krisis moneter di Korea Selatan. Hal ini
ekonomi politik internasional, hampir ditandai dengan bangkitnya
seluruh negara-negara di dunia perekonomian Korea Selatan yang
memerlukan keterlibatan Amerika lebih cepat dari negara-negara Asia
Serikat. lainnya.

Intervensi IMF dalam Krisis


Moneter Korea Selatan
Alasan IMF untuk membantu
mengatasi krisis ekonomi Korea

52
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

Selatan juga didorong oleh tujuan IMF dan Liberalisme Institusional


untuk menjaga stabilitas ekonomi- Kaum liberalis memandang
politik internasional. Dengan bahwa keberadaan institusi
menggunakan sistem nilai tukar dan internasional seperti IMF dapat
pembayaran internasional yang lebih membuat tatanan dunia menjadi
terbuka dapat meningkatkan teratur dan damai. Hal ini didasari
penyebarluasan arus modal keyakinan bahwa institusi
antarnegara. Dalam aspek internasional mempunyai peran untuk
pengawasan, IMF memengaruhi memajukan kerjasama antarnegara
kebijakan negara-negara anggota untuk (Keohane 1989; Acharya dan
dapat meningkatkan stabilitas Johnston, 2007) sekaligus penyangga
ekonomi di negaranya. Sehingga, dapat dalam mengatasi permasalahan di
mengurangi kemungkinan krisis dalam suatu negara maupun
ekonomi di kemudian hari. antarnegara dalam lingkup global.
IMF menawarkan pinjaman Dengan adanya institusi
terbesar US$58 milliar kepada Korea internasional, kaum liberal
Selatan dari semua negara di Asia institusional percaya bahwa hal ini
Timur dengan berbagai persyaratan. dapat dapat mengurangi kekacauan
Salah satunya adalah reformasi yang dan anarki dalam sistem internasional.
mendasar dari sektor ekonomi, seperti Dalam hal tersebut, anarki yang
kebijakan fiskal yang ketat, neraca dimaksud adalah hanya ada sedikit
modal, dan liberalisasi perdagangan ruang bagi kepercayaan antara negara
serta reformasi pasar tenaga kerja serta hanya negara tersebut yang dapat
(Williamson, 2012; Shin, 2002, p. 98). menjamin keberlangsungan hidupnya
IMF pun memiliki tujuan untuk sendiri (Mearsheimer, 1993, p. 148).
memberikan pinjaman kepada Korea
Selatan dikarenakan potensi Korea Meskipun demikian, Korea
Selatan sebagai negara kesebelas Selatan juga meyakini adanya sistem
dengan ekonomi terbesar di dunia anarki dalam kondisi krisis moneter
dalam sistem moneter internasional. yang dialaminya. Didukung kondisi
Intervensi IMF terhadap Korea Korea Selatan sebagai negara yang
Selatan juga merupakan upaya untuk pernah mengalami perekonomian
menyebarluaskan model liberalisme pesat sebelum terjadi krisis moneter,
ekonomi barat. timbul kekhawatiran lesunya
perekonomian Korea Selatan justru
dapat mengarah kepada gejolak politik
dalam negara ginseng tersebut. Hal

53
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

tersebut juga dapat memicu adanya negara lain, seperti Cina dan India
konflik yang berpotensi mengancam sekaligus meningkatkan pendapatan
stabilitas domestik Korea Selatan dan bagi Korea Selatan.
negara-negara lain dalam tatanan Jika dibandingkan dengan negara
internasional. Sehingga, institusi Asia Tenggara, seperti Thailand dan
internasional dianggap sebagai sebuah Indonesia, pemulihan ekonomi Korea
harapan untuk menciptakan Selatan pulih lebih cepat dari negara-
perdamaian dunia. negara lain yang juga mengalami krisis
IMF memiliki fungsi dalam moneter tahun 1997. Bahkan,
mengatasi krisis moneter di negara- pembayaran hutang Korea Selatan
negara, termasuk di Korea Selatan. sejumlah 58 milliar US Dollar kepada
Fungsi pertama adalah sebagai IMF dapat lunas dalam jangka waktu
penyedia pinjaman dana bagi negara tiga tahun lebih cepat dari yang
anggota IMF. Kedua, memberikan disepakati antara Korea Selatan dan
saran kebijakan dalam suatu negara IMF. Hal tersebut mengembalikan
yang terkena krisis moneter. Ketiga, citra Korea Selatan yang merupakan
mengatur dana bantuan bagi negara negara yang mandiri (Ririn, 2010).
berkembang dengan tujuan untuk Reformasi ekonomi yang
mencapai stabilitas ekonomi makro dilakukan oleh Kim Dae-Jung sebagai
dan menurunkan tingkat kemiskinan Presiden Korea Selatan periode tahun
(Lauren, 2014). IMF juga menyediakan 1998-2003 ditandai dengan program
pembelanjaan bagi negara anggota liberalisasi pasar keuangan untuk
dalam rangka melakukan reformasi memperkuat arus modal investasi
struktural negara anggota (IMF, 2003). asing secara terbuka. Oleh karena itu,
intervensi IMF dalam kebangkitan dari
Strategi Korea Selatan melalui perekonomian Korea Selatan dianggap
IMF cukup efektif dalam membantu krisis
Korea Selatan memanfaatkan moneter tahun 1997 bagi negaranya.
IMF untuk mendirikan perusahaan Tentunya, tidak hanya bantuan dana
Multi National Coorperation (MNC) dari IMF, tetapi etos kerja dari
seperti Samsung (Purba dan Suzana Pemerintahan Korea Selatan dan
2015). Hal tersebut merupakan salah adanya kerja sama Perusahaan MNC
satu strategi Korea Selatan untuk dapat Korea Selatan (Ririn, 2010).
mengembalikan stabilitas ekonomi
domestik. Dengan adanya perusahaan
MNC tersebut dapat mendorong
adanya kegiatan ekspor ke negara-

54
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

KESIMPULAN perekonomian pesat sebelum terjadi


Hubungan antara Korea Selatan krisis moneter, timbul kekhawatiran
dan IMF tidak lepas dari kepentingan lesunya perekonomian Korea Selatan
nasional untuk memperoleh pinjaman yang dapat mengarah kepada kondisi
dana oleh IMF dan beberapa negara politik dalam negara. Hal tersebut pula
lain senilai US$57 miliar. Meskipun dapat memicu adanya konflik yang
demikian, pinjaman yang diperoleh dapat mengancam stabilitas Korea
Korea Selatan dari IMF mensyaratkan Selatan dan negara-negara di dunia.
perlunya reformasi ekonomi dalam Keberadaan institusi
kebijakan fiskal, neraca modal, dan interanasional seperti IMF dianggap
liberalisasi perdagangan, dan pasar sebagai sebuah harapan untuk
tenaga kerja. IMF pun memiliki tujuan mencapai perdamaian dalam lingkup
untuk memberikan pinjaman dana global. IMF memiliki fungsi dalam
terhadap Korea Selatan tersebut, mengatasi krisis moneter di negara-
dikarenakan terdapat potensi Korea negara, termasuk di Korea Selatan.
Selatan sebagai negara ke sebelas Dalam memamfaatkan kehadiran
ekonomi terbesar di dunia dalam IMF, Korea Selatan mendirikan
sistem moneter Internasional. Hal itu perusahaan Multi National Coorperation
dikarenakan kekhawatiran IMF bahwa (MNC), seperti perusahaan elektronik,
perekonomian Korea Selatan dapat salah satunya adalah produk Samsung
bersaing ketat dengan perekonomian yang merupakan salah satu produk
negara Barat. Sehingga, secara tidak elektronik terlaris di dunia. Sehingga
langsung IMF menginginkan Korea mampu mendorong ekspor yang lesu
Selatan untuk melakukan liberalisasi di Korea Selatan.
ekonomi seperti sistem ekonomi di
Selanjutnya, liberalisasi pada
Barat.
pasar keuangan yang bertujuan untuk
Prinsip liberalisme institusional mendukung adanya investasi asing
yang ada pada IMF merupakan hal yang semula menarik diri, serta
yang penting dan fundamental. Kaum mereformasi finansial dari Korea
liberalisme institusional berpendapat Selatan. Dengan starategi ini, Korea
bahwa tingkat institusional yang tinggi Selatan mengalami kebangkitan
dapat mengurangi dampak kekacauan ditandai dengan kondisi ekonomi yang
yang mengarah pada anarki. Korea pulih lebih cepat dari negara-negara
Selatan pun meyakini adanya sistem terdampak krisis moneter terparah
anarki dalam kondisi krisis moneter yaitu Indonesia dan Thailand. Bahkan,
tersebut. Didukung kondisi Korea pembayaran hutang Korea Selatan
sebagai negara yang pernah mengalami

55
Nation State: Journal of International Studies P ISSN 2620-391X
Vol. 2 No. 1 | Juni 2019 E ISSN 2621-735X
__________________________________________________________________________________

sejumlah US$57 miliar kepada IMF Theories and Approaches. United


Kingdom: Oxford University Press.
dapat terlunasi dalam tiga tahun lebih
cepat dari yang disepakati oleh kedua Kim K. (2000) The Korean Financial Crisis:
Causes, Response and Lessons in
belah pihak. Bisignano J.R., Hunter W.C., Kaufman
G.G. (eds) Global Financial Crises.
REFERENSI Boston: Springer.
Lavinda. (2018) Baht, Peluit Krisis Mata Uang
Annissa, Jeanie. (2011) ‘Faktor-Faktor
Asia (Online). Tersedia di:
Penyebab Krisis Ekonomi Di Korea
https://www.cnnindonesia.com/ekon
Selatan Periode 1997-1998’,
omi/20180502033958-532-
Transnasional Jurnal Ilmu Hubungan
294984/baht-peluit-krisis-mata-uang-
Internasional, Vol.6, No.1, pp. 27-33.
asia (Diakses: 7 April 2019).
BBC News. (2016) Krisis Politik Korea Selatan,
Moon, Chung-In, & Mo, Jongryn. (2000)
Rakyat Cari Kesempatan Baru (Online).
Economic Crisis and Structural Reforms in
Tersedia di:
South Korea. Economic Strategy
https://www.bbc.com/indonesia/dun
Institute.
ia-38145298 (Diakses: 26 Maret 2019).
Purba, T. S. dan Afrizal (2015) ‘Strategi
Darini, R. (2010) ‘Park Chung-Hee dan
Ekonomi Politik Samsung Group
Keajaiban Ekonomi Korea Selatan’,
Company Dalam Menguasai Pasar
Vol. 5 No. 1 (Online) Tersedia di:
Seluler Smartphone di Indonesia’, Vol.
https://doi.org/10.21831/moz.v5i1.4
2 No. 2 (Online). Tersedia di:
336 (Diakses: 5 Maret 2019).
https://jom.unri.ac.id/index.php/JO
Farlex. (t.t) Domino Effect [online]. Tersedia di: MFSIP/article/view/7297/6975
https://www.thefreedictionary.com/d (Diakses: 5 Maret 2019).
omino+effect (Diakses: 5 Maret 2019).
Rodier, L. (2014) ‘Assessing the Role of the
Fernandez, M. & Irene. (2015) Korea and the IMF in South Korea during the Asian
Asian Economic Crisis: Did Korea Change Financial Crisis’, Journal of Economics
its Economic Model?. Barcelona: and Development Studies, Vol. 2, No. 2.
Universitat de Barcelona.
Saito, K. (1998) Korea's Economic Adjustments
Goldstein, J. & Keohane, R. O. (1993) Ideas Under the IMF-supported Program
and Foreign Policy Beliefs, Institutions, and Presentation by Kunio Saito (Online).
Political Change. New York: Cornell Tersedia di:
University Press. https://www.imf.org/en/News/Artic
Hennida, Citra (et.al) (2016) ‘Budaya dan les/2015/09/28/04/53/sp012198a
Pembangunan Ekonomi di Jepang, (Diakses: 7 April 2019).
Korea Selatan, dan China’, Journal Sharma, Shalendra D. (2003) ‘Review Essay:
Global & Strategis (Online). Vol. 10 Chaebols and the Korean Financial
No. 2. Tersedia di: Crisis’, Indian Journal of Asian Affairs,
http://dx.doi.org/10.20473/jgs.10.2.2 Vol. 16, No. 1/2, pp.159-168.
016.248-263 (Diakses: 5 Maret 2019).
VOA News. (2001) Korea Selatan Lunasi
IMF. (2017) Sekilas tentang IMF (Online). Hutang IMF Lebih Cepat (Online).
Tersedia di: https://www.wwf.org Tersedia di:
(Diakses: 5 Maret 2019). https://www.voaindonesia.com/amp
Jackson, R. & Sorensen, G. (2013) /53417.html (Diakses: 25 Maret
Introduction to International Relations: 2019).

56

Anda mungkin juga menyukai