Alsa Study Book 3
Alsa Study Book 3
ALSA LC UNDIP
www.alsalcundip.org
ALSA STUDYBOOK
Mid term exam of Odd Semester for Batch
2018, 2019 and 2020
2
ALSA STUDYBOOK
TEORI HAK ASASI MANUSIA .................................................................... 43
BAB III ................................................................................................................... 47
INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA 47
BAB IV.................................................................................................................... 55
MEKANISME INTERNASIONAL PEMANTAUAN HAM .................... 55
2019 ............................................................................................ 62
HUKUM PIDANA ......................................................................... 63
HUKUM PAJAK............................................................................ 96
HUKUM OTONOMI DAN DAERAH .......................................... 111
HUKUM ADAT .......................................................................... 118
BAB I.....................................................................................................................119
PENGANTAR HUKUM ADAT .....................................................................119
BAB II ...................................................................................................................123
KARAKTERISTIK HUKUM ADAT ............................................................123
BAB III .................................................................................................................126
HUKUM ADAT DALAM PERUNDANG-UNDANGAN .......................126
BAB IV..................................................................................................................137
KEGUNAAN MEMPELAJARI HUKUM ADAT ......................................137
KEWIRAUSAHAAN .................................................................. 140
Pengertian Kewirausahaan .......................................................................141
Pengertian Secara Etimologi ....................................................................141
Sejarah kewirausahaan ...............................................................................141
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan ...........................................................143
Tahap-tahap kewirausahaan ....................................................................144
3
ALSA STUDYBOOK
Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional .........................150
Unsur-Unsur Penting Dalam Kewirausahaan ..................................151
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kewirausahaan...154
.................................................................................................. 158
HUKUM JAMINAN .................................................................... 158
HUKUM AGRARIA.................................................................... 167
BAB I.....................................................................................................................168
DASAR-DASAR DAN KETENTUAN-KETENTUAN POKOK ..........168
HUKUM BISNIS ........................................................................ 177
HUKUM DAGANG ...........................................................................................178
HARTA KEKAYAAN PERUSAHAAN .......................................................182
4
ALSA STUDYBOOK
2018
5
ALSA STUDYBOOK
HUKUM ACARA
PERDATA
6
ALSA STUDYBOOK
BAB I
Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Acara Perdata
7
ALSA STUDYBOOK
B. SIAPAKAH YG DAPAT MENJADI PIHAK?
yang dapat menjadi pihak berperkara adalah setiap SUBYEK HUKUM;
Subyek hukum terdiri dari:
1. Perseorangan;
2. Perkumpulan / Badan Hukum;
3. Lingkungan hidup.
Perseorangan : a) Cakap (bekwaam)
b) Tidak Cakap (onbekwaam)→ terjadi karena usia atau tidak sehat
PERKUMPULAN : a) BADAN HUKUM: 1) PUBLIK : negara & perlengkapannya
2) PRIVAT : PT, Yayasan & Koperasi
b) BUKAN BADAN HUKUM: CV, Firma, Persekutuan Perdata
Ruang Lingkup→ Semua hal yang berkaitan dengan menjalankan dan menegakkan
hukum perdata materiil.
Sumber Hukum Acara Perdata
–Peraturan Perundang-undangan (UUD 1945, UU Kekuasaan Kehakiman, UU Mahkamah
Agung, UU Peradilan Umum, Het Herziene Indonesiche Reglement (HIR),
Rechtsreglement Buiten Gewesten (Rbg), Reglement Op De Burgerlijke Rechtsvordering
(BRv), KUHPDT Buku IV, Wvk, Peraturan Kepailitan)
– Yurisprudensi→ Putusan MA no. 99K/Sip/1971 yang tidak membedakan antara
permohonan untuk mendapatkan izin guna mengajukan gugatan perceraian dan gugatan
perceraian itu sendiri.
– Perjanjian Internasional → Kerjasama dengan Thailand dalam penyampaian dokumen
dan bukti pengadilan (Keppres 6/1978)
– Doktrin → Tempat bagi hakim untuk menggali hukum acara perdata.
– Adat, Kebiasaan (dalam praktek) → Setiap Hakim Berbeda
– Peraturan, Instruksi, dan Surat Edaran Mahkamah Agung.
8
ALSA STUDYBOOK
Sengeketa hukum adalah peristiwa/kejadian yang menimbulkan perselisihan yang diatur
dalam undang-undang.
Sengketa hukum perdata merupakan suatu peristiwa yang menimbulkan perselisihan
yang diatur dalam hukum perdata.
Sengketa hukum perdata terjadi apabila ketentuan hukum perdata materiil
dilanggar/diabaikan/tidak dipenuhi, dalam hal:
- Wanprestasi
- Perbuatan melawan hukum (PMH)
- Subyek hukum yang menimbulkan kerugian orang lain yang tidak termasuk
kategori wanprestasi/PMH tapi merupakan penyalahgunaan
kepentingan/keadaan.
KOMPETENSI
a. Kompetensi absolut/atributif (wewenang mutlak), yaitu wewenang mengadili
lembaga peradilan yang dibedakan berdasar hirarkhi, atau jenis perkaranya.
b. Kompetensi relatif/distributif (wewenang nisbi), yaitu wewenang mengadili lembaga
peradilan yang dibedakan berdasar wilayah hukum suatu pengadilan.
1. Pihak Materiil
Pihak yang mempunyai kepentingan langsung terhadap perkara yang bersangkutan
(kepentingannya tersangkut dalam perkara)
2. Pihak Formil
Adalah pihak yang menghadap/maju ke pengadilan yaitu pihak yang beracara di
pengadilan, yaitu:
a. Pihak yang bersangkutan sendiri (in person)
b. Orang yang punya kedudukan (dalam perkumpulan)
10
ALSA STUDYBOOK
c. Wali/kurator
d. Kuasa hukum
Konsekuensi menunjuk kuasa, bhw pemberi kuasa terikat pada hal-hal yg dilakukan oleh
kuasanya
• pemberi kuasa dapat lakukan action en dessaveu yaitu membantah perbuatan
kuasanya jika perbuatan itu merugikannya.
Jaman Penjajahan kuasa dibedakan antara
1. Kuasa Umum (Generaale Volmacht): Kuasa untuk menghadap Instansi Pemerintah
2. Kuasa Khusus (bijzondere Volmacht): Kuasa untuk menghadap Pengadilan
Sekarang Bijzondere Volmacht :
a. Disebutkan untuk menghadap Pengadilan dan Instansi Pemerintah
b. Untuk Mengajukan verzet, banding dan kasasi
Ps. 123 HIR : kuasa khusus (bijzondere schrijftelijke machtiging).
11
ALSA STUDYBOOK
Ps. 157 HIR : kuasa istimewa dengan akta otentik -> Pengangkatan Sumpah (bijzondere
gemolmagtige bij autentice acte).
Ps. 174 HIR : kuasa istimewa -> Membuat Pengakuan (bijzondere gevolmachtige)
KUASA HUKUM/ PERWAKILAN
• HIR mengatur kuasa istimewa
• kuasa ini untuk mengucapkan sumpah atau
PENGAKUAN
• Bedanya :
A. Sumpah harus ditulis dlm akta otentik
B. Pengakuan tidak harus
• Baik lafal sumpah maupun kata-kata dalam pengakuan harus ditulis secara rinci, kuasa
hanya membacakan.
BAB V: GUGATAN
16
ALSA STUDYBOOK
2) KPN mendelegasikan perkara tersebut pada majelis hakim yang ditunjuk untuk
memeriksa perkara
3) Majelis hakim/ketua majelis hakim menetapkan hari sidang dengan suatu penetapan
(beschikking)
4) Dilakukan perintah pemanggilan kepada para pihak yang memenuhi syarat panggilan
patut/layak
Syarat Panggilan Patut/Layak
1) Ketentuan siapa yg memanggil (Ps 388 HIR) Yg memanggil juru sita dengan Berita
Acara pemanggilan/relaas panggilan
2) Ketentuan cara memanggil (Ps 390 HIR)
- Ketentuan harus bertemu yang bersangkutan,
- jika tidak bertemu disampaikan pada kades/lurah,
- jika tidak diketahui tempat tinggal maka dilakukan pemanggilan umum
3) Ketentuan tenggang waktu pemanggilan (Ps 122 HIR)
Pemanggilan sekurang-kurangnya 3 hari kerja sblm hari sidang; Dalam hal-hal yg sangat
diperlukan boleh kurang dari 3 hari→ pertimbangan tsb dicantumkan dlm surat
panggilan
BAB VII: Pemeriksaan Perkara
-Tindakan hakim pada pemeriksaan perkara diawali dengan membacakan surat gugatan
-Kemungkinan yang terjadi pada tahap pemeriksaan:
1. Pihak Penggugat
a) Mencabut gugatan→ mencabut gugatan, harus mendapat persetujuan Tergugat
karena:
- Tergugat sudah rugi (waktu, pikiran, biaya, dll)
- Penggugat dapat mengajukan perkaranya lagi
b) Merubah gugatan (mengurangi maupun menegaskan)
c) Meneruskan gugatan tidak ada perubahan ataa Gugatan
merubah gugatan
Mengganti tidak boleh, jika :
1. Dasar hukum tetap, tuntutan diganti lain;
2. Dasar hukum diganti, mohon hubungan hukum yang lain.
17
ALSA STUDYBOOK
Menambah dasar tuntutan tidak boleh.
Contoh yang boleh : menambah tuntutan sita jaminan atau mohon putusan dinyatakan
UBV
Mengurangi dan/Menegaskan isi gugatan selalu boleh
KAPAN PERUBAHAN DAPAT DILAKUKAN?
Dapat dilakukan sebelum Tergugat mengajukan jawabannya
Sesuai dgn petunjuk MA jika tergugat telah mengajukan jawaban harus ada persetujuan
dari
Tergugat.
Jawab Jinawab
Gugatan x Jawaban
- berupa : eksepsi, JPP, rekonvensi (Ps 133 – 136 HIR)
- asas concentratie van verweer : bahwa semua jawaban yang diajukan Tergugat atas
gugatan Penggugat harus dijadikan satu (disatukan dlm satu jawaban → tidak boleh
dipisahkan dari jawaban yang lain); Tujuan : pemeriksaan perkara lancar, tidak berbelit
dan tidak merugikan Penggugat.
Replik x Duplik
- Tanggapan Penggugat atas jawaban Tergugat → Replik
- Tanggapan yang diajukan Tergugat atas Repliek dari Penggugat → Duplik
Rereplik (Tripliek) x Reduplik (Quardupliek)
18
ALSA STUDYBOOK
Eksepsi
Dilihat dari dasar hukum/pengaturannya, eksepsi dibedakan menjadi :
A. Eksepsi Prosesuil
B. Eksepsi Materiil
Dilihat dari sifatnya, eksepsi dibedakan :
1.Eksepsi Deklinatoir;
2.Eksepsi Diskualifikatoir;
3.Eksepsi Dilatoir;
4.Eksepsi Obscuur Libel;
5.Eksepsi Peremtoir;
6.Eksespsi Chicaneus Process.
EKSEPSI PROSESUIL:
1.EKSEPSI DEKLINATOIR, tentang kompetensi, mis : PN Smg tdk berwenang (relatif), PN
tdk berwenang (absolut);
2.EKSEPSI DISKUALIFIKATOIR, tentang kedudukan pihak-pihak dalam perkara, mis : P
tdk punya kedudukan sbg Penggugat;
3.EKSEPSI OBSCUUR LIBEL, tentang persyaratan menggugat, mis : uraian FP tdk jelas.
EKSEPSI MATERIIL, didasarkan pada ketentuan hukum materiil :
1. EKSEPSI DILATOIR, tentang saat mengajukan gugatan, mis : gugatan belum saatnya;
2. EKSEPSI PEREMTOIR, tentang saat mengajukan gugatan, mis : gugatan sudah
daluwarsa;
3. EKSEPSI CHICANEUS : gugatan rekayasa.
Eksepsi Bersifat Mengelak; mengelak untuk diperiksa oleh satu pengadilan, baik dalam
kompetensi yang absolut maupun relatif; mis :Pengadilan Negeri tdk wenang (absolut)
atau PN Smg tdk wenang (relatif), Kalo diterima diputus Niet Onvankelijk verklaar (NO);
EKSEPSI DECLINATOIR.
Eksepsi Bersifat Menunda; mis : eksepsi yg menyatakan bahwa gugatan belum saatnya
diajukan. Kalau eksepsi diterima, maka diputus NO. Dapat diajukan lagi setelah tiba
saatnya.
EKSEPSI DILATOIR.
19
ALSA STUDYBOOK
Eksepsi Bersifat Menyudahi; mis : eksepsi yang menyatakan gugatan sudah pernah
diputus, maka tidak boleh diajukan lagi (res yudicata). Atau gugatan sudah daluwarsa.
Kalo eksepsi diterima, putusannya “gugatan ditolak”. EKSEPSI PEREMTOIR.
Eksepsi Bersifat Mendiskualifikasi; eksepsi ini mendis-kualifikasi kedudukan pihak dlm
perkara, mis : Penggugat/Tergugat tidak mempunyai kedudukan dalam pekara. Kalo
eksepsi diterima diputus gugatan NO (niet onvanklijk verklaar).
EKSEPSI DISKUALIFIKATOIR
Eksepsi Bersifat menangguhkan; eksepsi ini didasarkan pada uraian peristiwa yang tidak
jelas
dan tidak lengkap sehingga tidak/sulit dimengerti pihak lawan. Kalo eksepsi diterima,
gugatan
diputus NO. EKSEPSI OBSCUUR LIBEL.
Eksepsi Bersifat mengakhiri; eksepsi yang menyatakan bahwa gugatan didasarkan pada
peristiwa yang direkayasa, atau tidak ada sengketa sebagai dasarnya. Kalo diterima
gugatan ditolak. EKSEPSI CHICANEUS.
• Jika Tergugat dipanggil di muka pengadilan yang menurut Pasal 118 HIR ia tidak perlu
menghadap, maka ia dapat menuntut supaya hakim menyatakan dirinya tidak
berwenang.
• Tetapi jika Tergugat sudah mengajukan jawaban lain, eksepsi tidak akan diputus NO
(Ps. 133 HIR). Tergugat dianggap setuju pada kompetensi pengadilan dimana gugatan
diajukan.
Bagaimana tentang eksepsi deklinatoir dalam kompetensi yang absolut ?
Menurut ketentuan Ps. 134 HIR maka eksepsi demikian ini dapat diajukan setiap saat
Bahkan hakim atas jabatan (tanpa diminta oleh pihak) harus menyatakan dirinya tidak
berwenang.
21
ALSA STUDYBOOK
HUKUM PERJANJIAN
INTERNASIONAL
22
ALSA STUDYBOOK
BAB I: Pengertian dan Istilah Perjanjian Internasional
23
ALSA STUDYBOOK
Subjek→ pihak - pihak yang mempunyai kemampuan untuk mengadakan PI, yaitu
negara, organisasi internasional, Takhta Suci, International Committee of The Red Cross
(ICRC), Belligerent dan Individu secara terbatas.
Objek→ segala permasalahan yang terkait hubungan antar negara, antar negara dangan
organisasi internaional ataupun antar organisasi internasional serta subyek hukum
internasionalnya. Obyek PI jg terkait segala permasalahan yang melintasi batas negara
ataupun membawa implikasi terhadap masyarakat internasional pada umumnya.
24
ALSA STUDYBOOK
Biasannya digunakan pada perjanjian dalam rangka pembentukkan
organisasi internasional.
6. Arrangement
Perjanjian yang berisi ketentuan-ketentuan pelaksanaan teknik
operasional suatu perjanjian yang sudah ada sebelumnya (perjanjian induk).
7. Final Act
Final Act atau ketentuan penutup adalah suatu dokumen yang mencatat
ringkasan hasil konferensi. Di sini disebutkan tentang negara-negara peserta dan
nama-nama utusan yang ikut berunding serta tentang hal-hal yang disetujui dalam
konferensi itu, termasuk interpretasi
8. Optional Protocol
Optional Protocol atau Protokol Tambahan merupakan dokumen yang
memberikan tambahan hak dan kewajiban yang belum tercantum dalam
perjanjian internasional.
9. Protocol Signature
Protocol Signature atau Protokol Penandatanganan merupakan perangkat
tambahan dalam suatu perjanjian internasional dan dibuat oleh pihak yang sama
dalam perjanjian. Protokol ini biasanya berisi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan peraturan teknik dalam perjanjian internasional.
10. Protocol based on a framework treaty
Protocol ini merupakan perangkat yang mengatur kewajiban-kewajiban
khusus dalam melaksanakan perjanjian induknya.
25
ALSA STUDYBOOK
BAB II: Prinsip-prinsip Perjanjian Internasional
1. Prinsip “pacta sun servanda” memiliki arti bahwa setiap perjanjian berlaku
mengikat terhadap pihak-pihak pada perjanjian dan harus dilaksanakan dengan
itikad baik. Pada Kovensi Wina 1969.
2. Prinsip “free consent” berarti bahwa setiap pihak memiliki kebebasan untuk
mengadakan perjanjian dengan pihak manapun. Prinsip “pacta terteis nec nosun
nec prount” artinya bahwa perjanjian hanya berlaku pada pihak yang membuat
perjanjian.
3. Prinsip “jus cogen” artinya bahwa perjanjian batal bilamana munculnya norma
imperatif baru menggantikan norma lama yang mendasari perjanjian.
4. Prinsip “Good Faith” memiliki arti bahwa setiap perjanjian harus dilaksanakan
dengan itikad baik oleh para pihak.
5. Prinsip “Non Retroactive” berarti ketentuan konvensi hanya berlaku terhadap
perjanjian internasional yang ditutup sesudah berlakunya konvensi.
6. Prinsip “Rebus Sic Stantibus” memiliki arti bahwa suatu perjanjian tidak lagi
berlaku akibat perubahaan keadaan yang mendasar.
7. Prinsip “Et Equo et Bono” diartikan sebagai permohonan kepada hakim untuk
menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya bila hakim punya pendapat lain
daripada apa yang diminta pada petitum.
26
ALSA STUDYBOOK
perjanjian, corak/bentuk perjanjian, proses / tahapan pembuatan perjanjian, sifat
pelaksanaan perjanjian dan fungsi dalam pembentukan hukum internasional.
- Perjanjian yang subyek negara dengan negara (antar Negara) : Dalam praktek
pembuatan perjanjian internasional, perjanjian yang dibuat antar negara yang
jumiahnya paling banyak, hal ini bisa dipahami karena negara merupakan pelaku
utama dalam hubungan internasional dan sekaligus subyek yang paling sempuna (par
excelence) atau mempunyai kapasitas penuh untuk menutup perjanajian dalam
tatanan hukum internasional;
- Perjanjian yang subyeknya negara dan subyek hukum internasional lainnya yang
bukan negara.
- Perjanjian antara negara Italia dan Vatikan ( Lateran Treaty) tentang didirkan
Negara Vatikan 1929 dan perjanjian hubungan diplomatik Vatikan dengan
negara-negara mengenai pembukaan perwakilan Vatikan adalah salah satu
perjanjian yang subyek negara dengan yang bukan negara.
- Bentuk yang lain adalah perjajian yang dibuat oleh negara dengan organisasi
internasional : Perjanjian antara Negara Amerika dan PBB tentang Pendirian
Sekertariatan PBB di New York, Perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan
ASEAN tentng Hak Immunitas dan Prevelege Sekertariat ASEAN.
- Disamping bentuk tersebut ada perjanjian yang diadakan oleh negara dengan
"belligerent", contoh Persetujuan EVIAN 1962 antara Perancis dengan Front de
Liberation Nationale (FLN), Declaration of Principles Israel - Palestine mengenai
otonomi Palestina, Perjanjian Perdamaian Helsenki Indonesia dan GAM ;
- Perjanjain yang dibuat antara subyek hukum internasional yang bukan negara, bisa
perjanjian yang dibuat oleh organisasi internasional dengan organisasi Internasional,
seperti:
27
ALSA STUDYBOOK
- Kerjasama WIPO dan UNESCO di bidang perlindungan traditonal Cultural
Expression
Klasifikasi perjanjian internasional dilihat dari jumlah para pihak yang mengadakan
perjanjian :
a. Perjanjian bilateral, yaitu perjanjian internasional yang diadakan hanya oleh dua
pihak (negara) saja. Pada umumnya perjanjian bilateral yang hanya beris| ketentuan-
ketentuan yang terkait kepentingan kedua belah pihak dan berlakunya perjanjian
hanya untuk ke dua belah pihak saja (tidak bisa diperlakukan kepada pihak ketiga
atau perjanjian tertutup). Sehingga ketentuan yang ada dalam perjanjian bilateral
bisanya mengatur hal yang khusus. Pada prakteknya hal yang diatur dalam perjanjian
bilateral ini misalnya, perjanjian perbatasan dua negara (border line
treaty/delimation treaty), pejanjian pajak berganda, kerjasama teknik, perjanjian
ektradisi dsb.
b. Perjanjian multalateral adalah perjanjian yang diadakan oleh banyak negara dan
ketentuan yang diatur bisanya terkait hal-hal yang terkait kepentingan umum
masyarkat internasional yang bisa diberlakukan terhadap pihak-pihak yang ikut
serta dalam pembuatan perjanjian tapi juga bisa diberlakukan atau terbuka kepada
pihak-pihak yang tidak turut serta dalam pembuatan perjanjian. Perjanjian -
perjanjian internasionalsemacam ini menggunakan istilah "convention" selalu
identik dengan perjanjian multilateral.
28
ALSA STUDYBOOK
b. Perjanjanjian antar pemerintah (inter-government form) adalah perjanjian yang
dilakukan oleh pemerintahan suatu negara. Materi-materi yang diperjanjian terkait
bidang urusan pemerintahan (eksekutif). Perwakilan negara yang diakreditasikan
dalam perundingan pembuatan perjanjian bentuk ini biasanya Menteri Luar Negeri
atau juga Duta Besar. Penyebutan para pihaknya yaitu "Contracting States).
c. Perjanjian antar negara (inter states form). Di dalam perjanjian ini perwakilan yang
yang di akrditasikan adalah Menteri Luar Negeri atapunpun Kepala Perwakilan
Diplomatik
29
ALSA STUDYBOOK
Seperti perjanjian penyerahan wilayah, kedaulatan, perjanjian tapaJ batas negara
30
ALSA STUDYBOOK
turut serta dalam pembuatan perjanjian. Disamping itu perjanjian yang masuk
katagori treaty contract, biasanya secara khusus hanya mengatur pihak-pihak
peserta perjanjian dan pihak ketiga atau pihak lain yang tidak berkepentingan
perjanjian ini tidak berlaku. Pada kategori perjanjian berlaku prinsip yang sesuai
dengan adanya azas pacta tertiis nee nosunt nee prosunt, artinya perjanjian tidak
berlaku bagi pihak ketiga yang tidak turut serta dalam perjanjian.Dalam praktek
perjanjian yang termasuk dalam treaty contract adalah perjanjian-perjanjian
bilateral.
Pada perjanjian dalam katagori ini terbuka bagi pihak lain yang tidak ikut serta dalam
pembuatan perjanjian dengan jalan akses (accession) , karena perjanjian
internasionai ini mengatur masalah-masalah umum yang bisa berlaku bagi
keseluruhan masyaraka internasional. Pada umumnya perjanjian dalam katagori law
making treaty daiam praktek hubungan antar negara berbentuk perjanjian-
perjanjian multilateral.
31
ALSA STUDYBOOK
treaty adalah suatu kontrak, yaitu suatu perjanjian atau persetujuan antara pihak-
pihak yang mengadakan dan yang yang menimbulkan hak-hak dan kewajiban bagi
peserta-pesertanya. Dilihat dari fungsinya sebagai sumber hukum perjanjian baik
yang termasuk penggolongan diatas sama-sama menimbulkan akibat hukum.
1. Negosiasi
Letter of full power/Surat Kuasa Penuh→ Penerimaan Teks→ Pengesahan Teks
2. Penandatanganan
By Contractracting Praties/ Para Pihak→ consent to be bound/Persetujuan untuk
terikat
3. Ratifikasi
Consent to be bound→ Legally Binding→ Otoritas Nasional
■ Penjajagan
■ Perundingan
■ Perumusan naskah
■ Penerimaan
■ Penanda tanganan
■ pengesahan
32
ALSA STUDYBOOK
■ MAIN TEXTS : substantive------expressly obligation and rights
Bentuk-bentuk CBBT:
1. Penandatanganan/signature
Pasal 12 Konvensi Wina 1969
Persetujuan negara untuk diikat suatu perjanjian dapat dinyatakan
dalam bentuk tandatangan wakil negara tersebut. Bila terbukti bahwa negara -
negara yang ikut berunding menyetujuinya. Bila perjanjian itu sendiri yang
menyatakannya, full powers wakil — wakil negara menyebutkan demikian atau
dinyatakan dengan jelas waktu perundingan.
2. Ratifikasi
Pasal 14 Konvensi Wina 1969
Perjanjian itu sendiri mengharuskan supaya persetujuan diberikan dalam
bentuk ratifikasi, bila utusan - utusan negara menandatangani perjanjian
tersebut dengan syarat untukmeratiftkasinya.
biia terbukti bahwa negara - negara yang ikut berunding setuju untuk
mengadakan ratifikasi, full powers delegasi itu sendiri menyatakan bahwa
ratifikasi diharuskan kemudian.
3. Aksesi
Pasal 15 Konvensi Wina 1969
bila perjanjian itu sendiri secara jelas menyatakan hal tersebut, bila terbukti
negara - negara yang ikut berunding menginginkan demikian.
4. Pertukaran/penyimpanan Instrumen Ratifikasi
33
ALSA STUDYBOOK
Pasal 16 Konvensi Wina 1969
Persetujuan bahwa pertukaran instrumen-instrumen itu diantara negara-
negara yang berjanji, penyimpanan instrumen-instrumen itu pada tempat
penyimpanan. pemberitahuannya kepada negara-negara yang berjanji kepada
tempat penyimpanan.
Latar Belakang
bila terbukti bahwa negara - negara yang Ikut berunding setuju untuk
mengadakan ratifikasi bila utusan - utusan negara menandatangani perjanjian
tersebut dengan syarat untuk meratifikasinya ;
TMT Amerika
34
ALSA STUDYBOOK
ada di tangan parlemen; dan
Perjanjian-perjanjian mengenai penyerahan wilayah tertentu dari negara.
PI Penting
❖ Soal-soal politik atau soal-soal yang dapat mempengaruhi haluan politik luar
negeri seperti halnya dengan perjanjian-perjanjian persahabatan, perjanjian
persekutuan (aliansi), perjanjian perubahan wilayah atau penetapan tapal batas;
❖ Ikatan yang sedemikian rupa sifatnya sehingga mempengaruhi politik luar negeri
dapat terjadi bahwa ikatan-ikatan sedemikian dicantumkan didalam perjanjian
kerjasama ekonomi dan teknik atau pinjaman uang;
❖ Soal-soal yang menurut Undang Undang Undang Dasar atau menurut perundang
undangan kita harus datur dengan Undang Undang seperti soal-soKehakiman
Pengesahan UU PI
35
ALSA STUDYBOOK
❖ kedaulatan atau hak berdaulat negara;
36
ALSA STUDYBOOK
37
ALSA STUDYBOOK
BAB I
Hak Asasi Manusia
Artinya : benar, nyata, pasti, tetap dan wajib, kewenangan atau kewajiban utk melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Artinya : membangun, mendirikan, meletakkan, asal, asas, pangkal, dasar dari segala
sesuatu, segala sesuatu yg bersifat mendasar & fundamental yg selalu melekat pada
obyeknya.
Penyelenggaraan HAM terjadi dlm prasyarat2 sosial, krn kebebasan individu selalu
dipahami dlm konteks penghormatan hak individu lain dibatasi oleh hak orang lain.
Pilihan bebas tsb tidak dilakukan dng cara kekerasan.
PENGERTIAN HAM
38
ALSA STUDYBOOK
UU No. 39/1999 Ps. 1 : HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerahnya, yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
HAM berlaku utk sma orang di seluruh dunia. Hak asasi merupakan hak yg melekat pada
setiap manusia dan dimiliki oleh seluruh manusia di seluruh dunia. Hak-hak tsb tidak
dapat diserahkan secara sukarela atau dicabut.
• HAM didasarkan pada prinsip penghormatan thd martabat manusia, & utk
hidup bermartabat, semua org berhak atas hak2 pd waktu yg bersamaan.
• HAM, baik hak sipil politik (Sipol) maupun hak ekonomi, social & budaya(ekosob)
semuanya inherent, menyatu sbg bagian dari harkat dan martabat umat manusia
yg tidak dpt dipisahkan.
• Konsekuensi : semua org memiliki status hak yg sama & sederajat, tdk bs
digolongkan berdasar tingkatan hierarkhis.
• Pengabaian pd satu hak akan berdampak pd hak lainnya.
• Setiap individu sederajat sbg manusia & memiliki kebaikan yg melekat dlm harkat
& martabatnya sbg manusia.
• Setiap manusia berhak sepenuhnya atas hak2nya tanpa ada pembedaan dng
alasan apa pun, seperti: suku, agama, ras, etnis, jenis kelamin, pandangan
39
ALSA STUDYBOOK
politik, kewarganegaraan, latar belkg sosial, tingkat kesejahteraan, cacat
dan kekuarangan, dsb.
Setiap orang dan seluruh masy berhak utk turut berperan aktif scr bebas & berkontribusi
utk menikmati kehidupan pembangunan, baik dlm kehidupan sosial, politik ekonomi,
sosial dan budaya.
3. HAK ALAMIAH
• hak yg melekat pd manusia terlepas dr segala adat istiadat atau aturan tertulis.
• Merupakan akar religiusitas HAM, mendahului posisi legal, kultural, ekonomi &
sosialmanusia dlm satu komunitas.
• hak BUKAN diberikan oleh kekuasaan duniawi tapi adi duniawi (Tuhan YME), shg
manusia memiliki hak utk tidak diperlakukan semena-mena oleh siapa pun.
• Posisi manusia setara, sehingga manusia hrs saling menghormati dan
memahami bhw hak yang dinikmatinya tidak boleh melanggar hak orang lain.
4. KEWAJIBAN NEGARA
Filsafati / filosofis :
40
ALSA STUDYBOOK
HAM inherent pd manusia, manusia memperoleh haknya langsung dari Tuhan
(secundum suam naturan). asas obligations erga omnes, bhw penghormatan &
penegakan HAM adalah bagian dari kewajiban negara utk melindungi kepentingan umat
manusia
Hukum positif :
1. Kewajiban untuk tidak melakukan pelanggaran HAM, baik melalui tindakan (by
commission) atau pendiaman (by ommission).
Kewajiban Negara
41
ALSA STUDYBOOK
• Kewajiban negara utk tidak melakukan tindakan yg menghambat pemenuhan
HAM warganya.
• Menuntut negara & seluruh jajarannya utk tidak membuat kebijakan & bertindak
apa pun yg melanggar integritas atau martabat kemanusiaan individu / kelompok.
• Merupakan kewajiban negara untuk menahan diri agar tidak melakukan
intervensi kecuali atas hukum yang sah (legitimate).
• Kewajiban negara utk tidak mengambil tindakan2 yang mengakibatkan
tercegahnya akses thd suatu hak, termasuk didalamnya mencegah melakukan
sesuatu yg dpt menghambat warga memanfaatkan sumber2 daya alam materiil yg
tersedia.
• Kewajiban ini harus diterapkan pada semua hak, baik hak hidup, integritas
personal, privasi maupun hak untuk bekerja, hak atas pangan, kesehatan dan
pendidikan.
Contoh :
• Kewajiban dan tanggung jawab negara untuk bertindak secara aktif mengambil
langkah-langkah yg memadai untuk memperkuat dan memfasilitasi masyarakat
memperoleh haknya.
• Negara wajib mengambil semua langkah : legislatif, administratif, hukum &
tindakan lain utk mewujudkan secara penuh HAM warganya.
Contoh :
Contoh :
BAB II
TEORI HAK ASASI MANUSIA
43
ALSA STUDYBOOK
• Ide dasar : posisi manusia dlm kehidupan ditentukan oleh Tuhan, semua manusia
apa pun statusnya tunduk pd otoritas Tuhan.
• Kekuasaan raja dibatasi oleh aturan Illahi.
• Semua manusia diberi identitas individual yg unik, terpisah dari negara.
• Hukum kodrati merup cikal bakal ide hak kodrati, bhw setiap manusia adalah
individu yg otonom.
John Locke :
➢ Semua individu dikaruniai oleh alam, hak yg inheren atas kehidupan, kebebasan
dan harta yg merupakan milik mrk sendiri & tdk dpt dipindahkan / dicabut negara
➢ Du Contract Social : utk menghindari ketidakpuasan hidup di alam ini, umat
manusia tlh melakukan kontrak sosial dng menyerahkan penggunaan hak mereka
yg tidak dpt dicabut tsb kpd penguasa negara.
➢ Bila penguasa negara memutuskan kontrak sosial tsb dengan melanggar hak
kodrati individu , maka para kawula negara itu bebas utk menyingkirkan
penguasa tsb dan menggantikannya dng Pemerintah yg bersedia menghormati
hak-hak tsb.
• Tanggung jwb neg utk menghormati & melindungi HAM warga negaranya
obligation erga omnes.
2. TEORI POSITIVISME
• Tidak semua org sepakat dng teori hak kodrati, diantaranya adalah teori
positivisme.
• Timbul sbg implikasi dari jaman enlightment di Eropa abad 18.
44
ALSA STUDYBOOK
• Diambil dr tradisi ilmu alam yg menempatkan gejala / fenomena yg dikaji sbg
obyek yg dpt dikontrol & digeneralisasi shg ke depan dpt diramalkan.
• Teori positivisme sangat matematis & sangat dipengaruhi oleh ilmu alam yg pd
wkt itu merup satu2nya ilmu yg validitasnya tdk diragukan lagi.
• Secara tegas menolak pandangan teori hak kodrati.
• Hak diberikan oleh konstitusi, hukum atau kontrak hak hrs berasal dr sumber
yg jelas.
• Tokohnya a.l : Jeremy Bentham
• Dlm konteks HAM :
o Teori positivisme lbh menekankan pd aturan2 tertulis mengenai HAM
o Tindakan yg tdk sesuai aturan dianggap melanggar HAM
o dk mempersoalkan bhw aturan hk positif itu sejak pembuatannya sdh
penuh dng unsur kepentingan pihak yg dominan, shg peraturan tsb tdk
netral & cenderung tdk adil bagi sebagian masy yg lain
• Tdk menempatkan kendala moral pd aturan2 yg disahkan negara.
• Individu hanya menikmati hak2 yg diberikan negara.
• Keunggulan : berdasar perat yg ada individu dpt menuntut haknya.
3. TEORI UNIVERSALISME
45
ALSA STUDYBOOK
1. Universalisme absolut :
2. Universalisme relatif :
1. Partikularistik absolut :
46
ALSA STUDYBOOK
2. Partikularistik relatif :
melihat persoalan HAM di samping sebagai persoalan universal juga merupakan masalah
internasional yang harus diselaraskan memperoleh dukungan dan tertanam (embedded)
serta melembaga dalam masyarakat bangsa tersebut.
BAB III
INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA
• HAM dlm hk internasional (khususnya dlm Perj Int’l) hendaknya dijadikan sbg
suatu pedoman bagi negara yg sdh meratifikasinya (asas pacta sunt servanda).
• Apa yg diatur dlm Perj Int’l mengenai HAM diterapkan sesuai dng kondisi &
struktur sosial yg ada dlm negara masing2.
• Tolok ukur : nilai sosial dlm masyarakat.
• Kompromi antara good faith atas keterikatannya dng Perj Int’l tsb dng asas
kedaulatan negara.
INSTRUMEN HAM
PIAGAM PBB
TUJUAN PBB:
47
ALSA STUDYBOOK
• Diwarnai oleh 2 Perang Dunia, menginginkan pendekatan yg lbh luas dng
menyepakati hak-hak minimum yg hrs dpt dinikmati oleh setiap orang.
• Mengindikasikan pendapat internasional.
• Bukan merupakan kodifikasi dari HAM, tapi telah meletakkan dasar perlindungan
hukum ius constituendum bagi HAM.
• Merupakan standar pencapaian yg berlaku umum utk semua rakyat & semua
negara.
• Diputuskan oleh Majelis Umum, namun UDHR bukan suatu perjanjian
internasional yg mempunyai kekuatan hukum mengikat morally binding
• Memberikan sumbangan besar bagi terbentuknya norma-norma dasar hukum
internasional ttg HAM (secara filosofis, historis maupun yuridis)
• Mempunyai peranan penting dlm rangka progressive development of
international law.
• Mencakup sekumpulan hak, baik hak sipil, politik, budaya, ekonomi dan sosial
setiap individu, dan beberapa hak kolektif.
• Mencantumkan kewajiban individu : (Ps 29 ay 1)
“Setiap orang mempunyai kewajiban thd suatu masy dimana ia mendapat kemungkinan
utk mengembangkan pribadinya dng penuh & utuh.”
Dukungan thd peran negara bagi pelaksanaan keadilan sosial mulai meningkat sejak
akhir abad 19, a.l :
Four Freedoms dari Franklin Delano Roosevelt (1941): bebas dari kekurangan (freedom
from want)
48
ALSA STUDYBOOK
3. KOVENAN HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK (ICCPR) + 2 PROTOKOL
1. Pengakuan bhw anak berhak atas HAM sbg haknya sendiri yg independen.
• KONVENSI PENGHAPUSAN Anak berhak menikmati HAM & kebebasan int’l scr
penuh yg merup hak setiap manusia sejak lahir.
• Umur bukan suatu batasan penikmatan HAM, namun anak perlu mendapat
dukungan tambahan.
49
ALSA STUDYBOOK
• Konvensi berlaku utk setiap orang di bawah 18 tahun, kecuali kedewasaan sdh
dicapai sebelumnya.
• KHA merup instrumen paling komprehensif yg berlaku berdasar rezim HAM int’l
atau reg’l.
51
ALSA STUDYBOOK
pelaksanaan hakcdan kebebasan fundamental manusia, atas dasar
kesetaraan di bidang pol, ek, sos, bud atau bid kehidupan publik lainnya.
• Konvensi secr eksplisit tidak memasukan pembedaan antara warga negara &
bukan warga negara.
• Negara hrs melaksanakan kebijakan yg tepat
• Mencantumkan affirmative action.
52
ALSA STUDYBOOK
• Konv. ini lbh menekankan pd prinsip kesetaraan (equality) & keadilan (justice)
antara laki2 & perempuan, prinsip non – diskriminasi, & prinsip kewajiban negara.
PENYANDANG DISABILITAS :
• Dideklarasikan di New York tgl 18 Desember 1990 dan berlaku efektif tgl 1 Juli
2003.
53
ALSA STUDYBOOK
• Diratifikasi Indonesia pada 12 April 2012 dng UU Nomor 6 tahun 2012.
• Pekerja migran : seseorang yang akan, tengah atau telah melakukan pekerjaan
yang dibayar dlm suatu negara dimana ia bukan menjadi warga negara.
• Anggota keluarga : mengacu pd org2 yg kawin dng pekerja migran atau
mempunyai hub dng nya, yg menurut hukum yg berlaku berakibat sama dngn
perkawinan, & jg anak2 mrk yg dibwh umur & org lain yg menjadi tanggungan mrk
yg dianggapsbg anggota kelg menurut ketentuan perundangan yg berlaku, atau
menurut perj bilateral atau multilateral antara negara2 ybs.
• Diberikan selama seluruh proses pekerja migran & anggota keluarganya, sejak
dari persiapan, pemberangkatan, transit & selama tinggal di negara dimana ia
bekerja sampai ia kembali ke negara asal.
• Prinsip non diskriminasi (Pasal 7).
RATIFIKASI INDONESIA
54
ALSA STUDYBOOK
BAB IV
MEKANISME INTERNASIONAL PEMANTAUAN HAM
3. Mekanisme yg tdp dlm berbagai institusi lain yg berkaitan dng sistem PBB &
menangani isu HAM spesifik, misal : ILO, WHO, UNICEF, etc.
55
ALSA STUDYBOOK
• Pemilihan dilakukan dng mempertimbangkan keterwakilan budaya & hukum,
memperhatikan distribusi geografis & perwakilan berbagai bentuk peradaban
& sistem hukum di dunia.
MEKANISME PENGADUAN
Jika gagal dengan cara damai, Committee memberikan jasa baik utk penyelesaian.
2. Pengaduan perorangan.
56
ALSA STUDYBOOK
B. MEKANISME PEMANTAUAN HAM REGIONAL
1. UNI EROPA
2. UNI AFRIKA
57
ALSA STUDYBOOK
• “The African Comission on Human and Peoples” ini terdiri dari sebelas orang
anggota independen yang dipilih Uni Afrika, bersidang dua kali setahun.
• Tiga fungsi utama dari Komisi ini adalah :
1) memajukan penghormatan hak asasi manusia di Afrika;
2) memastikan perlindungan hak-hak tersebut; dan
3) menafsirkan ketentuan-ketentuan Piagam Uni Afrika.
4) Disamping itu komisi tersebut harus melaksana-kan tugas lain yang diminta
oleh Uni Afrika.
• Komisi ini beranggotakan 53 Negara di Afrika.
4. ASEAN
58
ALSA STUDYBOOK
Memberikan kerangka hukum & kelembagaan dalam proses institusionalisasi
organisasi.
Didorong 2 hal :
Proses panjang :
1. In conformity with the purposes and principles of the ASEAN Charter relating to
the promotion and protection of human rights and fundamental freedoms, ASEAN
shall establish an ASEAN human rights body.
2. This ASEAN human rights body shall operate in accordance with the terms of
refernce to be determined by the ASEAN Foreign Ministers Meeting.
59
ALSA STUDYBOOK
ASEAN INTERGOVERNMENTAL COMMISSION ON HUMAN RIGHTS (AICHR)
Fungsi promosi.
TUJUAN AICHR
2. Menjunjung tinggi hak rakyat ASEAN untuk hidup damai, bermartabat dan
makmur;
PERSOALAN AICHR :
60
ALSA STUDYBOOK
Masalah HAM muncul setiap saat, diperlukan peran nyata lembaga ini untuk
menanganinya.
61
ALSA STUDYBOOK
2019
62
ALSA STUDYBOOK
HUKUM PIDANA
63
ALSA STUDYBOOK
Percobaan Tindak Pidana
• Dalam Bab IX Buku I KUHP (tentang arti beberapa istilah yang dipakai dalam kitab
undang- undang): Undang-Undang tidak memberikan definisi Percobaan.
• Terminologi Percobaan: Menuju kepada suatu hal, namun tidak sampai pada hal
yang dituju tersebut atau hendak berbuat sesuatu yang sudah dimulai tapi tidak
selesai.
• Jan Remmelink: Suatu tindakan yang diikhtiarkan untuk mewujudkan sesuatu
yang menurut UU dikategorikan sebagai suatu kejahatan, namun tindakan
tersebut tidak berhasil mewujudkan tujuan semula yang hendak dicapai.
1. Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat itu telah ternyata dari adanya
permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendaknya sendiri
2. Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal percobaan dapat
dikurangi sepertiga.
3. Jika Kejahatan diancam dengan pidana mati dan pidana seumur hidup, dijatuhkan
pidana penjara paling lama lima belas tahun 4. Pidana tambahan bagi percobaan
adalah sama dengan kejahatan selesai. Pasal 54 KUH Pidana: Mencoba melakukan
pelanggaran tidak dipidana.
• Pasal 184 ayat 5 KUH Pidana: Percobaan perkelahian tanding tidak dipidana
• Pasal 302 ayat 4 KUH Pidana: Percobaan melakukan kejahatan terhadap hewan tidak
dipidana
• Pasal 351 ayat 5 KUH Pidana : Percobaan melakukan kejahataan penganiayaan tidak
dipidana;
64
ALSA STUDYBOOK
• Pasal 352 ayat 2 KUH Pidana: Percobaan melakukan penganiayaan ringan tidak
dipidana.
• Teori Percobaan Subjektif: Tolak ukurnya adalah niat atau kehendak atau sikap
batin yang dimiliki pelaku untuk melakukan perbuatan yang dilarang atau
menimbulkan akibat yang dilarang.
• Teori Percobaan Objektif: Tolak ukurnya adalah adanya perbuatan yang
dilakukan oleh pelaku dalam hal mana perbuatan tersebut bersifat
membahayakan kepentingan umum yang diiindungi UU.
Contoh: Pelaku hendak membunuh korban dengan cara menikam pakai pisau, karena
mendapatkan perlawanan dari korban, maka korban hanya menderita luka di lengannya.
Niat membunuh dari pelaku tidak selesai, tapi muncul akibat lain yang tidak dikehendaki
pelaku yaitu luka pada korban.
65
ALSA STUDYBOOK
Percobaan Tidak Sempurna
• Prof Andi Hamzah: Percobaan tidak mampu mutlak adalah kejahatan yang tidak
berhasil dilaksanakan karena alat atau sasarannya mutlak tidak
memungkinkannya.
Contoh: penembakannya terhadap seorang korban yang memakai jaket anti peluru atau
membunuh dengan racun yang terlalu sedikit dosisnya.
Percobaan Penyuapan?
• Pasal 209 KUH. tidak mensyaratkan bahwa pemberian itu diterima dan maksud
dari pada pasal 209 KUHP ialah untuk menetapkan sebagai suatu kejahatan
tersendiri suatu percobaan yang dapat dihukum untuk menyuap.
Putusan Mahkamah Agung tgl. 22-6-1956 No. 145 K/Kr/1955. Dalam Perkara : Tan Su
Lam.
66
ALSA STUDYBOOK
Dalam UU Tipikor: Percobaan dianggap delik selesai.
• Van Bemmelen dan Van Hattum: Pasal Percobaan bukan untuk mengadakan
perluasan pada rumusan delik.
• Niat (Voornemen): Menurut Suringa, niat adalah tidak lebih dari satu rencana
untuk mengadakan perbuatan tertentu dalam keadaan tertentu di dalam pikiran.
67
ALSA STUDYBOOK
Percobaan tidak dipandang sebagai delik yang berdiri sendiri ( delictum sui
generis) melainkan sebagai delik yang tidak sempurna.
Eddy O. S Hiariej sependapat dengan Suringa dan ahli hukum pidana Belanda
pada umumnya, namun perbedaannya percobaan bukanlah untuk memperluas
dapat dipidananya perbuatan dan merupakan delik yang tidak selesai (Bukan
Delik mandiri)
68
ALSA STUDYBOOK
Dalam konteks delik formil: belum memenuhi rumusan delik
Dalam konteks delik materiil: perbuatan atau akibat dari tindakan tidak
terwujud.
PENYERTAAN (DEELNEMING)
• Orang yang melakukan (Pleger): orang yang melakukan sendiri perbuatan yang
memenuhi rumusan delik.
69
ALSA STUDYBOOK
undang-undang. Jadi hampir sama dengan menyuruhlakukan (doenpleger); pada
penganjuran (uitloking) ini ada usaha untuk menggerakkan orang lain sebagai
pembuat materiel/auctor physicus.
• Bila ia tidak sempurna pertumbuhan jiwanya atau rusak jiwanya (Pasal 44);
• Bila ia berbuat karena daya paksa (Pasal 48);
• Bila ia melakukannya atas perintah jabatan yang tidak sah seperti yang
dimaksudkan dalam Pasal 51 ayat (2);
• Bila ia keliru (sesat) mengenai salah satu unsur delik; misal A menyuruh B untuk
menguangkan pcs wissel yang tanda tangannya dipalsu oleh A; sedangkan B tidak
mengetahui pemalsuan itu;
• Bila ia tidak mempunyai maksud seperti yang disyaratkan untuk kejahatan ybs.
Misal A menyuruh B (seorang kuli) untuk mengambil barang darai suatu tempat.
B mengambilnya untuk diserahkan kepada A dan ia sama sekali tidak mempunyai
maksud untuk memiliki bagi dirinya sendiri.
70
ALSA STUDYBOOK
• A membujuk B dengan cara memberikan uang untuk membunuh C, jika B hanya
melakukan percobaan membunuh, maka A hanya bertanggungjawab atas
percobaan membunuh.
• Dalam kasus kedua di atas, apabila B telah menerima pemberian uang dari A dan
sebelum B dapat membunuh C ternyata ketahuan, apakah A dapat dihukum?
Dapat, akan tetapi jika tidak jadinya B melakukan pembunuhan itu karena
kemauan sendiri, maka A tidak dapat dihukum.
PEMBANTUAN (MEDEPLICHTIGE)
• Sengaja disini dapat terdiri dari 3 bentuk yaitu sengaja sebagai niat, sengaja
kesadaran kepastian, dan sengaja kesadaran kemungkinan.
• Sifat: Dilihat dari perbuatannya, pembantuan ini bersifat accessoir. Artinya, untuk
adanya pembantuan harus ada orang yang melakukan kejahatan (harus ada orang
yang dibantu). Tetapi dilihat dari pertanggungjawabannya tidak accessoir, artinya
71
ALSA STUDYBOOK
dipidananya pembantu tidak tergantung pada dapat tidaknya si pelaku dituntut
atau dipidana.
• Keberatan yang diajukan penuntut kasasi : --- bahwa dalam perkara ini pelaku
utamanya tidak diadili; Tidak dapat diterima, karena untuk memeriksa perkara
terdakwa Pengadilan tidak perlu menunggu diajukannya terlebih dahulu pelaku
utama dalam perkara itu. (i.c. Terdakwa dipersalahkan atas kejahatan : “Sebagai
Pegawai Negeri turut serta membujuk orang lain melakukan penggelapan dalam
jabatan).
72
ALSA STUDYBOOK
• Pengumuman tersebut dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban atas
karya jurnalistik yang diterbitkan atau disiarkan.
• Pasal 5 UU Pers
Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan
menghormati normanorma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas
praduga tak bersalah. Penjelasan Pasal 18 UU Pers: Dalam hal pelanggaran pidana
yang dilakukan oleh perusahaan pers, maka perusahaan tersebut diwakili oleh
penanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 12.
73
ALSA STUDYBOOK
Penyertaan dalam Konsep KUHP
Jenis-jenis penyertaan dalam Konsep KUHP pada intinya masih sama dengan KUHP.
Namun dalam pengaturannya ada perbedaan. Untuk pasal-pasal penyertaan dalam
Konsep 2006 s/d 2008 sebagai berikut:
pasal 22
(2) ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk pembantuan
terhadap
tindak pidana yang diancam dengan pidana Kategori I.
Pasal 23
Tidak berbeda dengan KUHP, Konsep juga memandang pembantuan sebagai salah satu
alasan/factor untuk memperingan pemidanaan, yaitu dikurangi (mendapat keringanan)
sepertiga dari ancaman pidana pokoknya (Pasal 133 Konsep). Untuk tindak pidana yang
74
ALSA STUDYBOOK
diancam pidan mati dan penjara seumur hidup, maksimum pidananya penjara 15 (lima
belas) tahun.
Walaupun pada prinsipnya sama dengan KUHP, namun ada perbedaannya sebagai
berikut :
75
ALSA STUDYBOOK
PERBARENGAN PERATURAN (CONCURSUS IDEALIS)
• Orang yang membunuh korban dengan tembakan yang menembus tubuh korban,
lalu pelurunya menyebabkan kaca pecah, hanya dikenakan pidana pembunuhan
(Pasal 338 KUHP) saja dan tidak dipidana merusak barang (406 KUHP);
• “Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur pula
dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah yang
diterapkan.”
• Contoh Umum Penerapan Pasal 63 Ayat 2 KUHP: Pasal 209, 210, 387, 388, 415,
416, 417, 418, 419, 420, 423, dan 435 KUHP mengatur Tentang Tindak Pidana
Korupsi, dengan adanya UU Tipikor, maka seluruh ketentuan pidana menjadi lex
specialis dari KUHP sebagai legi generali.
76
ALSA STUDYBOOK
PERBUATAN BERLANJUT (VOORGEZETTE HANDELING)
Menurut Andi Hamzah dalam bukunya Pengantar Dalam Hukum Pidana Indonesia, hal.
536 yang disarikan dari MEMORIE VAN TOELICHTING PASAL 64 KUHP, yaitu:
“Dalam hal perbuatan berlanjut, pertama-tama harus ada satu keputusan kehendak.
Perbuatan itu mempunyai jenis yang sama. Putusan hakim menunjang arahan ini dengan
mengatakan:
“Dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan
yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, YANG DIANCAM DENGAN
PIDANA POKOK SEJENIS, maka dijatuhkan hanya satu pidana.”
77
ALSA STUDYBOOK
• Kesimpulan: Pasal 65 ayat (1) KUHP tersebut mengatur tentang gabungan
(beberapa tindak pidana) dalam beberapa perbuatan, tanpa menyebutkan tindak
pidana itu sejenis atau tidak sejenis.
• Kata Kunci Pasal 66 ayat 1 KUHP: Pidana Pokok Yang Tidak Sejenis.
78
ALSA STUDYBOOK
diancam dgn pidana sendiri-sendiri, maka penjatuhan pidananya tidak boleh
melebihi ancaman pidana terberat + 1/3;
1. Matinya terdakwa
2. Daluwarsa
Pasal 73
Ybs meninggal dunia, yang berhak mengadukan:
- Orang tuanya
- Anaknya, atau
- Suami/istrinya (kecuali yang bersangkutan tidak menghendaki).
- Jika belum cukup umur, oleh wanita ybs, atau orang yang harus memberi izin bila
wanita itu kawin.
- Jika sudah cukup umur, oleh wanita ybs, atau suaminya.
2. Ne Bis in Idem :
Syarat Ne Bis in Idem:
- Ada putusan hakim yang berkekuatan tetap.
- Sudah tidak ada upaya hukum (biasa) lagi.
- Tidak berlaku untuk penetapan
81
ALSA STUDYBOOK
Berkaitan dg concursus (jika suatu perbuatan dipandang sbg conc. Idealis maka
ada ne bis. Sebaliknya, jika dipandang sbg conc. Realis, tidak ada ne bis.)
3. Matinya terdakwa :
Dasar hukum: Pasal 77 KUHP
KUHP berpendirian bahwa yang dapat menjadi subjek hukum hanyalah orang dan
pertanggungjawaban bersifat pribadi.
4. Daluwarsa Penuntutan:
Tidak bisa dituntut apabila perbuatan telah lewat tenggang waktu
- Bagi orang yang pada saat melakukan perbuatan umurnya belum 18 tahun,
masing-masing tenggang waktu daluwarsa dikurangi menjadi sepertiga.
- Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada Anak paling lama 1/2 (satu perdua)
dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa (Pasal 81 ayat (2)
UU SPPA)
Pasal 79 :
82
ALSA STUDYBOOK
5. Afkoop (pembayaran denda damai):
Dalam KUHP
Di Luar KUHP
83
ALSA STUDYBOOK
- Kejahatan percetakan : 5 tahun
- Kejahatan lainnya : daluwarsa penuntutan ditambah sepertiga
- Pidana mati : tidak ada daluwarsa
Tenggang waktu daluwarsa dihitung mulai pada keesokan harinya sesudah putusan
hakim dapat dijalankan
Penundaan terhadap daluwarsa hak untuk mengeksekusi pidana, dapat terjadi dalam dua
hal :
Jika terpidana melarikan diri selama menjalani pidana: Maka tenggang daluwarsa baru,
dihitung pada keesokan harinya setelah melarikan diri
Jika pelepasan bersyarat dicabut: Maka tenggang daluwarsa baru, dihitung pada
keesokan harinya setelah pencabutan.
Grasi :
Dasar hukum: UU No. 22 Tahun 2002 tentang Grasi diubah dengan UU No. 5 Tahun 2010
84
ALSA STUDYBOOK
b. Hanya mengeksekusi sebagian saja, atau
Gugurnya Kewenangan Penuntutan dan Pelaksanaan Pidana dalam Konsep KUHP Baru
Pasal 145
Pasal 153
85
ALSA STUDYBOOK
b. daluwarsa eksekusi
c. terpidana mendaoat grasi dan amnesti
d. rehabilitasi; atau
e. penyerahan untuk pelaksanaan pidana ke negara lain.
Residive atau pengulangan terjadi apabila seseorang yang melakukan suatu tindak
pidana dan telah dijatuhi pidana dengan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap atau “in kracht van gewijsde”, kemudian melakukan tindak pidana lagi.
Perbedaannya dengan Concursus Realis ialah pada Residive sudah ada putusan
Pengadilan berupa pemidanaan yang telah MKHT sedangkan pada Concursus Realis
terdakwa melakukan beberapa perbuatan pidana dan antara perbuatan sang satu dengan
yang lain belum ada putrusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
Residive merupakan alasan untuk memperberat pidana yang akan dijatuhkan. Dalam
ilmu hukum pidana dikenal ada dua sistem residive ini, yaitu :
Menurut sistem ini, setiap pengulangan terhadap jenis tindak pidana apapun dan
dilakukan dalam waktu kapan saja, merupakan alasan untuk memperberat pidana yang
akan dijatuhkan. Jadi tidak ditentukan jenis tindak pidana dan tidak ada daluwarsa dalam
residive-nya.
Menurut sistem ini tidak semua jenis pengulangan merupakan alasan pemberatan
pidana. Pemberatan hanya dikenakan terhadap pengulangan yang dilakukan terhadap
jenis tindak pidana tertentu dan yang dilakukan dalam tenggang waktu yang tertentu
pula.
86
ALSA STUDYBOOK
Dalam KUHP ketentuan mengenai Residive tidak diatur secara umum dalam “Aturan
Umum” Buku I, tetapi diatur secara khusus untuk kelompok tindak pidana tertentu baik
berupa kejahatan dalam Buku II maupun pelanggaran dalam Buku III.
Disamping itu di dalam KUHP juga memberikan syarat tenggang waktu pengulangan yang
tertentu. Jadi dengan demikian KUHP termasuk ke dalam sistem Residive Khusus, artinya
pemberatan pidana hanya dikenakan pada pengulangan-pengulangan jenis-jenis tindak
pidana (kejahatan/pelanggaran) tertentu saja dan yang dilakukan dalam tenggang waktu
tertentu.
Dalam KUHP ketentuan mengenai Recidive tidak diatur secara umum tetapi diatur secara
khusus untuk kelompok tindak pidana tertentu baik berupa kejahatan maupun
pelanggaran.
Disamping itu di dalam KUHP juga memberikan syarat tegnggang waktu pengulangan
yang tertentu. Jadi denagan demikian KUHP termasuk kedalam Recidive khusus.
Recidive Kejahatan
Dengan dianutnya sistem Recidive khusus, maka recidive menurut KUHP adalah recidive
“kejahatan-kejahatan tertentu”. Mengenai recidive kejahatan-kejahatan tertentu ini
KUHP membedakan antara :
87
ALSA STUDYBOOK
Jadi ada 11 jenis kejahatan yang apabila ada pengulangan menjadi alasan pemberatan
pidana
Kejahatan yang harus diulangi harus sama atau sejenis dengan kejahatan yang terdahulu;
Antara kejahatan yang terdahulu dan kejahatan yang diulangi harus sudah ada keputusan
hakim berupa pemidanaan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
Pengulangannya dilakukan dalam tenggang waktu tertentu yang disebut dalam pasal-
pasal terbseut, yaitu :
a. 2 tahun sejak adanya keputusan hakim yang tetap (untuk delik-delik dalam pasal
137, 144, 208, 216, 303 bis dan 321), atau
b. 5 tahun sejak adanya keputusan hakim yang tetap (untuk delik-delik dalam pasal
155, 157, 161, 163, dan 393).
Dengan adanya syarat keputusan hakim yang berupa pemidanaan dan mempunyai
kekuatan tetap, maka tidak ada recidive dalam hal :
Keputusan hakim terbut masih dapat diubah dengan upaya-upaya hukum yang berlaku
(misalnya dengan upaya banding atau kasasi);
88
ALSA STUDYBOOK
- Keputusan yang menyatakan tidak berwenangnya hakim untuk memeriksa
perkara yang bersangkutan,
- Keputusan tentang tidak diterimanya tuntutan jaksa karena terdakwa tidak
melakukan kejahatan.
- Tidak diterimanya perkara karena penuntutannya sudah daluwarsa.
Pada syarat keempat diatas ditegaskan bahwa saat pengulangan dihitung sejak adanya
putusan hakim yang berkekuatan tetap. Jadi tidak disyaratkan apakah jenis pidana yang
dijatuhkan oleh hakim sebelumnya dan tidak pula disyaratkan apakah pidana yang
dijatuhkan itu sudah dijalankan atau belum baik seluruhnya atau sebagian.
Mengenai pemberatan pidana dalam sistem recidive kejahatan yang sejenis ini berbeda-
beda, yaitu :
Dapat diberikan pidana tambahan berupa pelarangan atau pencabutan hak untuk
menjalankan mata pencahariannya (untuk delik-delik yang pengulangannya dilakukan
pada waktu menjalankan mata pencahariannya);
Pidananya dapat ditambah sepertiga (khusus untuk delik dalam pasal 216); pasal 216
ayat 3 hanya menyebut “pidana” saja yang berarti ancaman pidana penjara atau denda
yang disebut dalam pasal 216 ayat 1 dapat ditambah sepertiga.
Pidana penjaranya dapat dilipatkan dua kali, yaitu khusus untuk pasal 393 dari 4 bulan 2
minggu menjadi 9 bulan penjara.
Ad. 2 : Recidive terhadap kejahatan-kejahatn tertentu yang masuk dalam satu “kelompok
jenis” diatur dalam pasal 486, 487, 488KUHP
89
ALSA STUDYBOOK
1. Kejahatan yang diulangi harus termasuk dalam satu kelompok jenis dengan
kejahatan yang pertama atau terdahulu.
Kelompok jenis kejahatan yang dimaksud ialah : Kelompok jenis kejahatan dalam
pasal 486 yang pada umumnya kejahatan harta benda dan pemalsuan, misalnya:
Pemalsuan mata uang (244-248), pemalsuan surat (263-264), pencurian (362,
363, 365), pemerasan (368), pengancaman (369), penggelapan (372, 374, 375) ,
penipuan (378), kejahatan jabatan (415, 417, 425, 432), penadahan (480, 481).
Kelompok jenis kejahatan dalam pasal 487 pada umumnya mengenai kejahatan
terhadap orang. Kelompok jenis kejahatan dalam pasal 488 pada umumnya
mengenai kejahatan penghinaan dan yang berhubungan dengan
penerbitan/percetakan.
Menarik pula untuk diperhatikan bahwa didalam Pasal 487 (kelompok jenis kejahatan
pribadi orang) tidak disebutkan delik maker dalam PAsal 104 dan semua delik kesusilaan
(pasal 281-303) misalnya perkosaan (285), perdagangan wanita (297), pengguguran
(299), dan perjudian (303).
90
ALSA STUDYBOOK
Dengan meninjau pasal-pasal yang disebutkan diatas ternyata bahwa dalam sistem,
KUIHP tidak semua kejahatan berat dapat dijadikan sebagai alasan recidive/pengulangan
(alasan pemberatan pidana)
2. Antara kejahatan yang kemudian (yang diulangi) dengan kejahatan yang pertama
atau terdahulu, harus sudah ada putusan hakim berupa pemidanaan yang
berkekuatan tetap. Dengan adanya syarat kedua ini, maka tidaklah dapat
dikatakan recidive dalam hal putusan hakim tidak berupa pemidanaan atau belum
mempunyai kekuatan hukum tetap atau yang berupa beschikking.
3. Pidana yang dijatuhkan hakim terdahulu harus berupa pidana penjara. Dengan
adanya sayarat ini maka tidak ada alas an recidive untuk pemberatan pidana
apabila pidana yang pernah dijatuhkan terdahulu berupa pidana kurungan atau
pidana denda.
91
ALSA STUDYBOOK
- Apabila A menjalani seluruhnya, maka tenggang waktu pengulangannya
adalah sebelum lewat tahun 2005 (perhitungan : 1992 + 8 + 5).
Dari contoh ini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tenggang waktu recidive dapat lebih
dari 5 tahun.
Undang-undang di luar KUHP yang memuat ketentuan recidive, antara lain terdapat
dalam:
92
ALSA STUDYBOOK
b. Tenggang waktu pengulangannya: sebelum lewat jangka waktu satu tahun sejak
tanggal putusan pengadilan telah mempunyai kekuatan hukum tetap atas
pelanggaran pertama.Pemberatan pidananya:
a. Tindak pidana yang diulangi adalah tindak pidana psikotropika dalam UU ini (di
antara Pasal 59 s/d 71); berarti tidak harus sejenis
b. Waktu pengulangannya: belum lewat dua tahun sejak selesai menjalani
seluruhnya atau sebagian pidana penjara yang dijatuhkan kepadanya.
Berdasarkan syarat sub-b, berarti ada syarat ketiga, yaiu bahwa yang bersangkutan
pernah dijatuhi pidana penjara terhadap tindak pidana penjara terhadap tindak
pidana yang terdahulu. Apabila ada tindak pidana pertama/terdahulu hanya dijatuhi
pidana denda, maka tidak ada recidive (tidak ada pemberatan pidana).
93
ALSA STUDYBOOK
• Patut dicatat, bahwa pemberatan pidana menurut Pasal 72 di atas tidak hanya
dapat diberikan apabila ada pengulangan (recidive), tetapi juga apabila tindak
pidana psikotropika dilakukan:
a. dengan menggunakan anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan
belum menikah,
b. dengan menggunakan orang yang di bawah pengampuan.
a. Tindak pidana yang diulangi adalah tindak pidana yang diatur dalam Pasal 78 s/d
85 dan Pasal 87; berarti tidak harus sejenis atau tindak pidana yang sama.
b. Tenggang waktu pengulangannya: dalam jangka waktu 5 tahun. Pasal 96 tersebut
tidaka menegaskan, sejak kapan menghitung jangka waktu 5 tahun tersebut.
Dalam UU Narkotika yang lama (Pasal 39 UU No 9 tahun 1976) ditegaskan, belum
lewat 2 (dua) tahun “sejak menjalani seluruhnya atau sebagian pidana penjara
yang dijatuhkan padanya”.
• Pemberatan pidananya: ditambah seperiga dari pidana pokok, ini berarti, pidana
penjara maupun denda diperberat sepertiga. Hal ini berbeda dengan UU
Narkotika yang lama (UU No 9/1976) yaitu: pidana denda dilipatkan dua kali.
• Catatan: dalam UU 22/1997 ini tidak ada pasal yang menyebutkan kualifikasi
deliknya (berupa “kejahatan” atau “pelanggaran”), sehingga dapat menimbulkan
masalah yuridis.
94
ALSA STUDYBOOK
Dalam Konsep KUHP Baru
95
ALSA STUDYBOOK
HUKUM PAJAK
96
ALSA STUDYBOOK
Konsep Negara Hukum
Manusia sebagai makhluk sosial. Mempunyai hasrat untuk hidup bersama, berkumpul,
dsb. Mereka tentunya memerlukan organ yang bisa mengkordinirkan, yakni Negara
(terbesar) dan Keluarga (terkecil).
Ada beberapa minimum fungsi yang biasa diselenggarakan oleh suatu negara:
Istilah Negara Hukum mulai popular di Eropa abad XIX, ahli hukum Erope menyebut
Rechstaat. Ahli hukum Anglo Saxon menyebutnya Rule of Law. Tujuannya adalah
mencegah kesewenang-wenangan dan mengedepankan perlindungan hukum terhadap
Hak Asasi Manusia (HAM).
Berawal dari konsep negara hukum formal lalu beralih negara hukum material.
Ini biasa dikenal dengan “Negara sebagai Penjaga Malam” atau juga biasa disebut sebagai
Negara Hukum Klasik.
Negara hukum formill beralih menjadi negara hukum materiil, yang kita kenal sebagai
Negara Hukum Welfare State. Negara diberikan tugas sebagai fungsi kesejahteraan.
Untuk melaksanakan tugasnya negara membutuhkan pembiayaan yang besar, dan salah
satu cara untuk mendapatkan biaya itu ya pemungutan pajak.
97
ALSA STUDYBOOK
Ketika negara melakukan suatu pemungutan pajak, tujuan pajak ini adalah untuk
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah itu diberikan kewenangan di dalam konsep
Welfare State ini, bisa mencampuri urusan warganya dari lahir hingga meninggal. Hal ini
diperbolehkan dengan catatan tujuannya untuk menyelenggarakan kesejahteraan
rakyat.
Tugas negara dalam negara hukum materiil – bestuur zorg – biaya – pajak.
Pajak
Pajak adalah iuran dari rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung
dapat ditunjuk.
Rakyat di sini yang dimaksud adalah ‘Rakyat yang sudah diwajibkan pajak’ oleh Undang-
Undang yang berlaku. Rakyat itu tidak langsung mendapatkan timbalan saat membayar
pajak namun nantinya itu diproses dan menjadi suatu yang berguna. Dan belum tentu
juga yang bayar wajib pajak itu yang akan menikmati pembayarannya secara langsung.
Pemungutan pajak termaktud di dalam Konstitusi, tepatnya Pasal 23A UUD NRI 1945. Hal
tersebut merupakan legitimasi kuat yang dimiliki negara.
Pemungutan pajak itu merupakan Hak Istimewa Negara (Exorbitante Rechten). Rochmat
Soemitro menyebutkan bahwa negara mempunyai wewenang mutlak atau kedaulatan
perpajakan (belastingsouvereignitei) wewenang mutlak untuk mengadakan peraturan-
peraturan dalam mengatur pemungutan pajak. Karena pemungutan pajak digunakan
untuk kesejahteraan rakyat.
98
ALSA STUDYBOOK
Teori Pembenaran Pemungutan Pajak
1. Teori Asuransi
Pajak diibaratkan sebagai premi asuransi yang harus dibayar oleh anggotanya, negara
bertugas melindungi kepentingan rakyat, keselamatan dan keamanan jiwa. Teori ini
mengukur besarnya pajak sesuai dengan kepentingan wajib pajak.
• Pajak = Premi Asuransi
• Wajib Pajak = Pembayar Premi = Tertanggung
• Negara = Penanggung
Kelemahan dari teori ini ialah pajak tidaklah sama dengan Asuransi.
4. Teori Kepentingan
• Negara mengenakan pajak kepada rakyat karena negara telah melindungi
kepentingan rakyat. Teori ini mengukur besarnya pajak sesuai dengan
kepentingan pajak yang dilindungi negara.
• Semakin besar kepentingan yang seseorang dilindungi oleh Negara, maka
seseorang itu harus bayar pajak lebih besar.
• Kelemahan:
99
ALSA STUDYBOOK
Seakan-akan bahwa kalau dia bayar besar, maka dia harus dapat perlindungan
yang besar. Padahal karakter pajak itu tidak mendapatkan jasa timbal (kontra-
prestasi) itu. Sedangkan retribusi itu memiliki karakter jasa timbalnya bisa
langsung dia rasakan.
Yang biasanya dapat perlindungan dari pemerintah kan justru rakyat yang tidak
mampu. Kan itu merupakan sasaran yang dituju. Kalau menurut teori ini berarti
rakyat kecillah yang harus membayar lebih besar. Dan ini tidak adil. Ini lah suatu
kelemahan dari teori ini.
5. Teori kewajiban Pajak Mutlak (organ theori) dari Otto Van Gierke
Yang menyatakan negara merupakan organ atau lembaga yang mempunyai
kekuasaan mutlak terhadap anggotanya.
Jadi pajak boleh dipungut oleh negara, karena pajak mengandung asas gotong royong
itu untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. (Pasal 23A UUD NRI 1945).
Fungsi Pajak
1. Budgeter
Pajak merupakan suatu alat untuk memaskkan uang sebanyak-banyaknya ke kas
negara.
100
ALSA STUDYBOOK
2. Regulerend (Mengatur)
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengukur atau mencapai tujuan-tujuan tertentu
yang dikehendaki pemerintah.
1. Teori Kepentingan
2. Teori Daya Pikul
1. Teori Kepentingan
Besarnya beban pajak diukur sesuai dengan besarnya kepentingan masing-
masing penduduk terhadap kegiatan pelayanan negara yang diinginkan, semakin
besar kepentingan penduduk terhadap kegiatan pelayanan negara semakin besar
pula pajak harus dibayar.
Kelemahan: dalam teori ini menyamakan pajak dengan retribusi. Pajak tidak
mendapatkan kontraprestasi yang langsung dirasakan, tidak serta merta langsung
merasakan timbal balik. Beda dengan retribusi, retribusi itu ketika bayar langsung
mendapat kontraprestasi langsung dirasakan, ketika bayar langsung
mendapatkan timbal balik.
Teori ini akan menjadi teori tidak adil karena nanti orang yang memerlukan
banyak fasilitas dari pemerintah adalah orang yang mempunyai ekonomi rendah.
Sehingga tidak adil jika orang yang ekonomi rendah harus membayar lebih tinggi.
101
ALSA STUDYBOOK
untuk melakukan kewajiban pajak. Ketika seseorang yang mempunyai
tanggungan banyak, pasti akan memikul beban besar. Sehingga orang-orang
seperti ini harus diberikan suatu keistimewaan/keringanan dalam melakukan
kewajiban berpajakan.
Ada 2 pendapat yang mendukung teori daya pikul:
Namun pendapat ini dianggap sulit, karena kebutuhan primer orang berbeda-
beda, bersifat relatif. A cukup makan dengan 200rb, namun B baru cukup
makan jika dengan 500rb. Maka dari pungutan pajak kita terdapat batasan
berapa sih penghasilan yang dianggap mampu membayar pajak. Di Indonesia,
penghasilan yang di bawah 54 juta pertahun tidak mempunyai kewajiban
untuk membayar pajak (sebulannya 4.5jt).
PTKP
Untuk Wajib Pajak: Rp 54.000.000
Status Kawin : Rp 4.500.000
102
ALSA STUDYBOOK
Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah, semenda dalam satu keturunan
lurus serta anak angkat, maksimal 3 @ Rp 4.500.000
Coba menghitung PTKP, misal pertahun pajaknya 100 juta, untuk wajib pajak pribadi
diberikan 54.000.000. maka 100.000.000 dikurangi 54.000.000. jadi dia bayar
pajaknya 56.000.000.
A. Jika punya menikah, ibu kandung, punya anak 3. Beban hanya dihitung maks 3. Jadi
54.000.000+4.500.000+4.500.000 x 3
54.000.000 + 18.000.000 = 72.000.000 (PTKP)
B. B adalah wajib pajak status menikah, punya tanggungan 1 anak, 1 bapak, 1 mertua.
54.000.000 + 4.500.000 + 4.500.000 x 3 = 72.000.000 (PTKP)
C. C adalah wajib pajak status lajang, punya tanggungan ibu kandung dan adik
kandung.
54.000.000 + 4.500.000 = 58.500.000 (PTKP)
D. D adalah wajib pajak status menikah, punya tanggungan 1 anak angkat dan 1 anak
kandung.
54.000.000 + 4.500.000 + 4.500.000 x 2 = 67.500.000 (PTKP)
E. E adalah wajib pajak status lajang mempunyai tanggungan 1 orang nenek dan 1
paman.
54.000.000 + 4.500.000 = 58.500.000 (PTKP)
Tarif Pajak
Untuk menghitung besarnya pajak diperlukan 2 unsur:
1. Jumlah Dasar Perhitungan
2. Tarif
103
ALSA STUDYBOOK
A. Tarif Tetap adalah tarif yang besarnya merupakan jumlah tetap, tidak berubah,
jika yang dijadikan dasar perhitungannya berubah. Contoh: bea materai
B. Tarif Proposional atau Tarif Sepandan yaitu yang berupa prosentase tetap,
tetapi jika yang dijadikan dasar berubah maka yang harus dibayar berubah juga.
Contoh: PPN (kayak beli baju, harga dasar/harga bajunya beda-beda sehingga
pajaknya beda-beda)
C. Tarif Progresif yakni tarif yang prosentase pemungutannya makin naik apabila
jumlah yang dijadikan perhitungan naik. Contoh: PPh (semakin besar
penghasilan seseorang, maka tarif pajaknya semakin tinggi)
D. Tarif Degresif yakni tarif yang prosentasinya menurun jika yang dijadikan dasar
perhitungannya naik.
5% x 50.000.000 = 2.500.000
Total = 25.000.000
104
ALSA STUDYBOOK
Contoh B penghasilan kena pajaknya 600.000.000, hitung kewajiban perpajakan B!
5% x 50.000.000 = 2.500.000
Total = 125.000.000
PTKP:
Wajib Pajak: 54.000.000
Status menikah: 4.500.000
Tanggungan sedarah/semenda lurus (maks. 3) = 4.500.000
1. Mukidi seorang wajib pajak nikah dengan penghasilan 500.000.000 pertahun, punya
tanggungan 1 adik kandung, ibu kandung, dan ibu mertua. Hitung kewajiban pajak Mukidi!
PTKP
54.000.000 + 4.500.000 + 4.500.000 (2) = 67.500.000
105
ALSA STUDYBOOK
PPh
432.500.000:
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 182.500.000 = 45.625.000
Total = 78.125.000
2. Dian wajib pajak lajang penghasilan 100.000.000 pertahun, punya tanggungan 2 orang tua, 1
adik. Hitung kewajiban perpajakan Dian!
PTKP
54.000.000 + 4.500.000 (2) = 63.000.000
37.000.000:
5% x 37.000.000 = 1.850.000
Total = 1.850.000
3. Sani wajib pajak status menikah, penghasilan 300.000.000 pertahun. Punya tanggungan 1
adik ipar dan 1 anak angkat. Hitung kewajiban perpajakan Sani!
PTKP
54.000.000 + 4.500.000 + 4.500.000 = 63.000.000
PPh
237.000.000:
5% x 50.000.000 = 2.500.000
106
ALSA STUDYBOOK
15% x 187.000.000 = 28.050.000
Total = 30.550.000
4. Amir wajib pajak dengan penghasilan kena pajak 1.000.000.000, hitung kewajiban PPhnya!
PPh
1.000.000.000:
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 250.000.000 = 62.500.000
30% x 500.000.000 = 150.000.000
Total = 245.000.000
5. Maryono seorang wajib pajak status menikah punya tanggungan 1 kakek, 1 ibu, 1 anak
kandung. Penghasilannya dalam setahun 450.000.000. hitung kewajiban perpajakannya!
PTKP
54.000.000 + 4.500.000 + 4.500.000 (3) =72.000.000
PPh
378.000.000:
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 128.000.000 = 32.000.000
Total = 64.500.000
107
ALSA STUDYBOOK
Asas-Asas Pemungutan Pajak
A. Asas Pokok
1. Asas Yuridis
2. Asas Umum dan Merata
3. Asas Ekonomis
B. Asas Tambahan
4. Asas Domisili
5. Asas Sumber
6. Asas Nasionalitas
7. Asas Timing
8. Asas Rentabilitas
9. Asas Resprositas
1. Asas Yuridis
“Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang.”
108
ALSA STUDYBOOK
Umum: pajak dikenakan terhadap semua orang/badan yang memenuhi syarat yang
ditentukan undang-undang.
3. Asas Ekonomis
a. Pajak tidak boleh menghalang-halangi kebahagiaan rakyat,
b. Pajak tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum,
c. Pajak tidak boleh menghalang-halangi usaha perdangangan/perindustrian.
4. Asas Domisili
5. Asas Sumber
6. Asas Nasionalitas
7. Asas Timing
109
ALSA STUDYBOOK
8. Asas Rentabilitas
Uang pajak yang masuk harus lebih besar daripada biaya pemungutan pajak.
9. Asas Resprositas
Negara memberikan pembebasan subyektif dengan syarat timbal balik. Misal orang
Malay minta bebas pajak di Indonesia, maka Malay juga harus membebaskan pajak pada
orang Indo di Malay.
2. Certainy
3. Covenience of Payment
110
ALSA STUDYBOOK
HUKUM OTONOMI
DAN DAERAH
111
ALSA STUDYBOOK
Pengertian
Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem negara kesatuan republic Indonesia ( UU. 23/2014 Pasal 1
angka 6). Aspek pelaksanaan otonomi daerah adalah pelayanan public dan
pengawasan keuangan di daerah.
112
ALSA STUDYBOOK
7. Asas efektivitas
113
ALSA STUDYBOOK
5. Moneter dan fiscal nasional
6. Agama
Prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah
114
ALSA STUDYBOOK
a) Kebijakan pemerintah pusat/nasional :
1) UUD NRI 1945
2) UU/PERPU
3) PP
4) PERPRES
5) PERMEN,KEPMEN dan KEPDIR
b) Kebijakan pemerintah daerah :
1) Peraturan daerah
2) Peraturan gubernur
3) Peraturan bupati/walikota
4) Keputusan dinas/instansi daerah
2. Kebijakan dalam peraturan tidak tertulis (konvensi) :
a) Peraturan tentang pemberian dana bantuan korban bencana alam
b) Peraturan tentang pengaturan dan penertiban Kawasan kota
c) Peraturan tentang upaya pembangunan jalan dan sarana umum
1. Faktor internal :
a) Masyarakat telah terbiasa dengan sistem lama bahwa pembuatan
kebijakan publik itu adalah urusan pemerintah
b) Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk berperan serta dalam
perumusan kebijkan publik
c) Masyrakat tidak mengerti prosedur/partisipasi
115
ALSA STUDYBOOK
d) Masyarakat tidak mau tahu/acuh tak acuh
2. Faktor eksternal :
a) Tidak dibukanya kepada warga untuk beratisipasi
b) Adanya kesempatan untuk berpatisipasi warga tetapi belum diketahui
c) Masih adanya pola sentralistik yang tidak sesuai dengan semangat
otonomi
d) Adanya anggapan bahwa banyak usnur yang terlibat maka perumusan
akan berjalan lamban
Politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiscal serta agama
116
ALSA STUDYBOOK
Urusan pemerintahan konkuren terdiri dari :
a. Urusan wajib :
a) Berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu : Pendidikan, Kesehatan,
pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan Kawasan
pemukiman, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat serta sosial
b) Yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu : tenaga kerja,
pemberdayaan pperempuan dan perlindungan anak, panagan,
lingkungan hidup, administrasi kependudukan dan catatan sipil,
pemberdayaan masyarakat desa, perhubungan, komunikasi dan
informatika, dll.
b. Urusan pilihan :
a) Pertanian
b) Kehutanan
c) Energi dan sumberdaya mineral
d) Pariwisata
e) Kelautan dan perikanan
f) Perdagangan
g) Perindustrian
h) transmigrasi
117
ALSA STUDYBOOK
HUKUM ADAT
118
ALSA STUDYBOOK
Bab I
PENGANTAR HUKUM ADAT
120
ALSA STUDYBOOK
• Menurut Soerojo WIgnjodipoero
→ Unsur kenyataan (selalu dipatuhi oleh rakyat)
→ Psikologis (adanya keyakinan bahwa adat mempunyai kekuatan
hukum)
121
ALSA STUDYBOOK
- Gol. Umayyah (Moderat) = mengurusi pemerintah,
polisi, hukum acara pidana (berlaku di luar Islam)
- Gol. Madinah (Konservatif) = mengurusi keagamaan,
hukum keluarga, perkawinan, waris (berlaku hukum
islam)
122
ALSA STUDYBOOK
▪ Hukum Adat = hukum yang tidak bersumber pada peraturan yang
dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda
• Van Vollen Hoven
▪ Hukum Adat = mempunyai sanksi yaitu reaksi masyarakat
• Ter Haar
▪ Hukum Adat = sekalian yang tercantum dalam keputusan penguasa
adat
▪ Teori “Beslissingen – Leer” (Teori Keputusan)
Bab II
KARAKTERISTIK HUKUM ADAT
123
ALSA STUDYBOOK
➢ Salah satu norma yang terwujud dari perikelakukan masyarakat yang
dilakukan berulang-ulang dalam pola yang sama disebut NORMA ADAT
yang melahirkan HUKUM ADAT
➢ APA BEDANYA NILAI, NORMA, DAN HUKUM?
▪ Nilai = konsepsi abstrak tentang apa yang baik dan buruk dalam
masyarakat
▪ Norma = patokan (pedoman) tentang perilaku yang pantas/kaidah
pengatur → sanski sosial
▪ Hukum = pedoman perilaku yang mempunyai akibat
hukum/sanksi
124
ALSA STUDYBOOK
B. CARA BERPIKIR DALAM HUKUM ADAT (Pendapat Holleman)
• Sifat Religio Magis
Sifat yang masih percaya adanya kekuatan ghaib, yang ada di luar kekuatan
manusia
• Corak yang Komunal
Corak berfikir yang senantiasa mendahulukan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi
• Cara yang Kontan
Peralihan hak dan kewajiban harus dilakukan pada saat yang bersamaan,
yakni dengan perbuatan yang nyata/simbolik/ucapan, maka tindakan
yang dimaksud telah selesai seketika itu juga untuk menjaga keseimbangan
dalam pergaulan masyarakat --- harus cepat tidak boleh ditunda-tunda
• Cara yang Konkrit
Dalam setiap perbuatan/setiap hubungan hukum tertentu, dinyatakan
dengan benda yang berwujud atau tanda yang kelihatan (misal : panjer,
peningset) ---
125
ALSA STUDYBOOK
7. Terbua (dapat menerima nilai-nilai baru yang berkembang di
masyarakat)
• SIFAT HUKUM ADAT
1. Kongkrit
→ Segala permasalahan diselesaikan secara jelas/nyata
2. Supel
→ Dapat diterima dalam tatanan kehidupan masyarakat
3. Dinamis
→ Dapat menyesuaikan dengan keadaan jaman
Bab III
HUKUM ADAT DALAM PERUNDANG-UNDANGAN
127
ALSA STUDYBOOK
DITENTANG VAN VOLLEN HOVEN --- MEMPERTAHANKAN HUKUM ADAT
MELALUI PENELITIAN DAN PENCATATAN HUKUM DENGAN RESMI
128
ALSA STUDYBOOK
o UUD sebagai hukum dasar yang tertulis, yang berlaku juga hukum dasar
yang tidak tertulis, ialah aturan-atiran dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelanggaran negara.
o Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, menyebutkan :
“Segala badan negara dan peraturan yang ada masih berlaku selama
belum diadakan yang baru menurut UU ini”
o Kesimpulannya : Pasal 131 Ayat 2 SUB b IS JO 131 Ayat 6 IS dapat
dijadikan dasar hukum berlakunya hukum adat setelah kemerdekaan
4. UUDS 1950 :
o Pasal 104 :
129
ALSA STUDYBOOK
Segala keputusan pengadilan harus berisi alasan-alasannya dan dalam
perkaran hukuman menyebut aturan-aturan UU dan aturan hukum
adat yang dijadikan dasar hukuman itu
8. UU NO. 1 / 1974
o Pasal 2 Ayat 1
131
ALSA STUDYBOOK
Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-
masing agama dan kepercayaannya itu
- Ketentuan di atas merupakan aspek materiilnya, yakni
hukum agama dan kepercayaan sebagai penentu keabsahan
perkawinan
- HA dalam menentukan keabsahan suatu perkawinan makin
dibatasi
o Simpulan :
- Tak ada pasal yang menunjuk berlakunya HA dalam masalah
perkawinan secara tegas
- Hanya pasal 37 yang menyatakan : bila perkawinan putus
karena perceraian, harta benda diatur menurut hukumnya
masing-masing, maka dapat dimaknai secara tersirat
mengakui HA. (Dalam penjelasan, yang dimkasud dengan
“hukumnya” masing-masing ialah hukum agama, HA, dan
hukum-hukum lainnya).
- HA adalah kepercayaan masih mempunyai peranan dalam
UUP, walau sifat terbatas
133
ALSA STUDYBOOK
- Mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan
-
11. UU NO. 44 / 1999 --- TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
Bedasarkan ketentuan Pasal 3 Ayat 2, maka salah satu keistimewaan adalah
penyelenggaraan kehidupan adat
o Pasal 6
Daerah dapat menetapkan berbagai kebijakan dalam upaya
pemberdayaan, pelesatrian dan pengembangan adat serta
lembaga adat di wilayahnya yang dijiwai dan sesuai dengan
syariat islam
o Perda Provinsi Aceh No. 7 / 2000 Tentang Penyelenggaraan
Kehidupan Adat
- Ada pengakuan terhadap HA sebagai hukum yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat di
daerah
- Ada pengakuan terhadap lembaga adat sebagai
suatu organisasi kemasyarakatan adat yang
dibentuk oleh MHA tertentu, punya wilayah
tertentu dan harta kekayaan sendiri, serta berhak
dan berwenang untuk mengatur dan mengurus
serta menyelesaikan hal-hal terkait dengan adat
Aceh
12. UU NO. 21 / 2001 --- TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA
o Pasal 43
(1) Pemprov Papua wajib mengakui, menghormati, melindungi,
memberdayakan, dan mengembangkan hak-hak masyarakat adat
dengan berpedoman pada ketentuan hukum yang berlaku
134
ALSA STUDYBOOK
(2) Hak-hak masyakarat adat tersebat pada ayat (1) meliputi hak
ulayat MHA dan hak perorangan pada warna MHA yang
bersangkutan
o Pasal 44
Pemprov berkewajiban melindungi hak kekayaan intelektual orang
asli Papua sesuai dengan peraturan perundangan
o Simpulan
- Beri pengakuan yang sangat berdasar terhadap hukum adat
- Beri perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat
136
ALSA STUDYBOOK
-
Bab IV
KEGUNAAN MEMPELAJARI HUKUM ADAT
138
ALSA STUDYBOOK
2) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk melakukan
pengendalian sosial (social control), artinya system pengawasan dari
masyarakat thd tingkah laku anggotanya agar kebutuhan dari masyarakat
ttp terjamin.
139
ALSA STUDYBOOK
KEWIRAUSAHAAN
140
ALSA STUDYBOOK
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan ( Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Menurut Penrose (1963) kegiatan
kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi
sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup
kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat
semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau
komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter
Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan
perilaku sebagai manusia unggul.
Sejarah kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon
pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16,
sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha
seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti
141
ALSA STUDYBOOK
Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang
mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikankewirausahaan. Di
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan- pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
142
ALSA STUDYBOOK
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan
ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha
adalah:
• Percaya diri
• Berorientasikan tugas dan hasil
• Pengambil risiko
• Kepemimpinan
• Keorisinilan
• Berorientasi ke masa depan
• Jujur dan tekun
• Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
• Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
• Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
143
ALSA STUDYBOOK
Tahap-tahap kewirausahaan
Tahap memulai
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu
pilihan yang mungkin diambil.
144
ALSA STUDYBOOK
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita
identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya
sehari-hari, sebagai berikut:
• Disiplin
145
ALSA STUDYBOOK
tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja
yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang
dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
• Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang,
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya,
seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat
progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat
dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain
terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan,
penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang
teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di
mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga
pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
• Jujur
146
ALSA STUDYBOOK
kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara
berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan
produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif
umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru
seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia
usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya
mustahi
• Mandiri
• Realistis
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
147
ALSA STUDYBOOK
• Tidak kompeten dalam manajerial.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan
operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat
peralihan setiap waktu.
149
ALSA STUDYBOOK
Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
• Mengurangi pengangguran
150
ALSA STUDYBOOK
Unsur-Unsur Penting Dalam Kewirausahaan
• Unsur Pengetahuan
Unsur Keterampilan
Unsur Mental
Seseorang mungkin saja mempunyai otak yang cerdas dan keterampilan tinggi, namun
jika ia malas, tidak mempunyai keberanian, apalagi ceroboh, tentulah hal itu tidak
menjamin untuk dapat sukses. Sukses dapat dipakai jika pemikiran, keteramplan dan
sikap mental maju digabungkan. Sikap mental maju ini meliputi: keteladanan,
keluhuran, keberanian, penuh tanggung jawab, jujur, berjiwa besar dan mandiri. Jika
ditelusuri lebih dalam, akan semakin jelas bahwa kesuksesan seseorang, kemajuan
suatu bangsa disebabkan seseorang maupun bangsa tersebut memiliki sikap mental
maju, daya penalaran dan keterampilan yang tinggi.
Unsur Kewaspadaan
Unsur terakhir yang juga sangat penting untuk dimiliki seorang wiraswasta adalah
151
ALSA STUDYBOOK
unsur kewaspadaan. Unsur kewaspadaan sangat dibutuhkan agar usaha yang dijalani
tidak mengalami berbagai macam kendala. Untuk bisa waspada, seorang wiraswasta
harus bisa memadukan pengetahuan, kematangan mental dan juga keterampilan yang
dimilikinya. Kewaspadaan biasanya sangat berkaitan dengan pemikiran dan juga
susunan rencana yang akan dilakukan ataupun yang kemungkinan akan dialami di
masa – masa mendatang.
merupakan salah satu peran dari seorang wirausaha. Dengan adanya lapangan
pekerjaan yang diciptakan oleh para wirausaha tentunya dapat membantu
perekonomian masyarakat, sehingga dengan terciptanya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat akan dapat mengurangi tingkat kriminalitas yang ada di masyarakat.
Dengan adanya usaha yang di didirikan oleh para wirausaha tentunya dapat membantu
masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan dengan cara menyerap tenaga kerja
mereka untuk membantu kelangsungan atau proses dari usaha yang didirikan oleh
wirausaha tersebut.
Seorang wirausaha merupakan orang yang kreatif dan inovatif. Karena seorang
wirausaha mampu untuk mengatur dan mengolah, serta menggabungkan antara SDM
dan SDA menjadi bermanfaat. Seorang wirausaha mampu mencari peluang-peluang
152
ALSA STUDYBOOK
yang baru dan tidak pernah ragu untuk mencoba/menciptakan hal-hal baru
• Meningkatkan produktivitas.
153
ALSA STUDYBOOK
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kewirausahaan
Faktor Internal
yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri.
Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu:
(1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan
efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang
harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri.
Faktor Eksternal
yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu
hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu:
(1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif
orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan
mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain,
154
ALSA STUDYBOOK
dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya
dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya.
(2) Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk
meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan,
membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola
perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk
tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan
kepentingan bersama.
1. Fakor ekonomi/ keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya,
mencari pendapatan tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Faktor sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/ status, untuk menjadi terkenal dan
dihormati, menjadi contoh bagi warga desa, dan agar dapat bertemu dengan orang
banyak.
3. Faktor pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk
menatar masyarakat, membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-
anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/ isteri, dan untuk
membahagiakan orang tua.
4. Faktor kebutuhan diri, yaitu untuk menjadi sesuai keinginan (misal atasan),
menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif, dan
menggunakan kemampuan pribadi.
155
ALSA STUDYBOOK
1. Digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.
2. Digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
3. Hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
4. Sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.
5. Terintegrasi dan holistik
1. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan
usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan
baik, faktor paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas,
mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam
pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan
mengakibatkan jalannya perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi
dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan
peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efesien dan tidak efektif.
156
ALSA STUDYBOOK
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-
setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil
dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal lebih bersih.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak
akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha
hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
157
ALSA STUDYBOOK
HUKUM JAMINAN
158
ALSA STUDYBOOK
A. HUKUM JAMINAN
I. Kaidah Umum Hukum Jaminan
a. Dalam Hukum Perdata
Belum ada definisi pasti mengenai hukum jaminan. Pasal dalam KUH
Perdata yang mendekati dengan Hukum Jaminan adalah Pasal 1331
tentang “Piutang Yang distimewakan.”
b. Menurut Para Ahli
i. J. Satrio : Peraturan hukum yang mengatur jaminan-
jaminan seornag kreditur terhadap seorang debitur.
ii. Marian Darus : Suatu tanggungan yang diberikan oleh
debitur/ pihak ketiga kepada kreditur untuk menjamin suatu
perikatan.
iii. Thomas Sujanto : Penyerahan kekayaan atau pernyataan
kesanggupan seorang untuk membayar hutangnya.
c. Konsep umum
i. Jaminan
Sesuatu yang diberikan kepada Kreditor terhadap Debitur, untuk
menimbulkan keyakinan pada Kreditur, bhawa Debitur mampu
memenuhi kewajibannya (utang) yang dapat dinilai dengan uang,
yang timbul akibat suatu perikatan.
ii. Hukum Jaminan
Keseluruhan kaidah-kaidah hukum antara pemberi jaminan
(debitur) dan peneriman jaminan (Kreditur) yang kaitannya
dengan Fasilitas Kredit.
d. Lembaga Jaminan
• Untuk menjamin pelaksanaa kredit oleh debitor kepada kreditor
demi amannya keperluan jaminan angunan.
• Dengan jaminan, bilaman Debitor wanprestasi maka kreditor dapat
mengeksekusi benda jaminana.
159
ALSA STUDYBOOK
II. Asas-Asas Hukum Jaminan
Schuld dan
Haftung
Pasal 1331
Keprcayaan
(KUHPerdata)
Moral
Hukum
Jaminan
Paritas
Kreditorium
Pasal 1332
Keseimbangan
(KUHPerdata)
Umum
160
ALSA STUDYBOOK
merupakan perikatan yang tidak sempurna keran tidak
memiliki akibat hukum yang dapat dituntut pengadilan
Contoh: Seorang janji untuk membelikan temannya hadiah
di saat ulang tahun. Ini merupakan perikatan tanpa akibat
hukum. Contoh lain ada dalam pasal 1788 tentang hutang
akibat suatu perjudian.
II. Schuld dengan Haftung Terbatas
Pelunasan yang dilakukan debitur tidak dapat
dipertanggungjawabkan sepenuhnya oleh debitur perihal
keadaan yang memaksa/overmacht
Contoh: Debitur tidak bisa melunasi hutangnya pada bank,
karena usaha debitur bangkrut dan dinyatkan pailit oleh
hukum. Bank dapat menerima hutang Debitur dengan
mengambil sisa harta debitur.
III. Schuld dengan Haftung pada Pihak III
Pihak ketiga yang menjamin pelunasan hutang yang dilakukan
debitur.
b. Asas Paritas Kreditorium
161
ALSA STUDYBOOK
Jaminan Umum Seluruh harta
1131 KUHPerdata benda Debitur
Gadai
Jaminan
Jaminan
Perorangan
Jaminan Khusus
Pasal 1132 Jaminan Fidusia
KUHPerdata
Jaminan
Kebendaan
Hak Tanggungan
Hipotek
162
ALSA STUDYBOOK
• Piutang-piutang dari orang yang menyewakan benda tidak
bergerak;
• Biaya perkara karena pelelangan dan penyelesaian sengketa
warisan;
• Biaya penyelamatan benda bergerak yang harus dikeluarkan
setelah benda itu digadaikan;
• Pajak.
B. GADAI
I. PENGERTIAN
Suatu hak yang diperoleh Kreditur atas suatu benda bergerak yang
diberikan kepadanya oleh Debitur sebagai jaminan piutang kreditur dan
memberikan wewenang kepada kreditur untuk mendapat pelunasan
terlebih dahuludari kreditur lainny, kecuali biaya untuk melelang barang
tersebut dan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara/menyelamatkan
benda tersebut.
II. Subjek Gadai
i. Pemberi Gadai (debitur)
ii. Pemegang Gadai (Kreditur)
163
ALSA STUDYBOOK
Objek Gadai
Benda Bergerak
Benda Bergerak
tidak bertubuh
bertubuh
(puitang)
Piutang Atas
Piutang Atas Piutang Atas Tunjuk
Nama (GPAN) Bawa (GPAB)
(GPAT)
GPAT GPAN
GPAB
1. Perjanjian Gadai 1. Perjanjian Gadai
1. Perjanjian Gadai
2. Enddosemen dan 2. Pemberitahuan Pada
2. Penyerahan Surat Bukti
Penyerahan Bukti Kreditur
164
ALSA STUDYBOOK
1. Menerima sisa hasil pendapatan penjualan benda gadai
setelah dikurangi dengan piutang pokok, bungadan biaya
dari pemegang gadai;
2. Menerima penggantian benda gadai apabila benda gadai
hilang dari kekuasaan pemegang gadai.
ii. Kewajiban
1. Mengansuransikan benda gadai jika telah diperjanjikan lebih
dahulu;
2. Selama piutang digadaikan, pemberi gadai tidak boleh
melakukan penagihan atau menerima pembayaran dari
debiturnya;
3. Melunasi Hutangnya.
V. Hak dan Kewajiban Pemegang Gadai
i. Hak
1. Mengesekusi benda gadai;
2. Menahan benda gadai (retensi);
3. Kompensasi;
4. Ganti rugi atas biaya penyelamatan benda gadai;
5. Menjual benda gadai delam kepailitan Debitur;
6. Preferensi;
7. Atas izin hakim tetap memegang benda gadai;
8. Menjual gadai dengan perantara hakim;
9. Menerima Bungan piutang gadai;
10. Menagih piutang gadai.
ii. Kewajiban
1. Memberitahukan kepada pemberi gadai jika barang gadai
dijual;
2. Memelihara benda gadai;
3. Memberikan perhitungan hasil penjualan benda gadai dan
besarnya piutang kepada pemberi gadai;
165
ALSA STUDYBOOK
4. Mengembalikan benda gadai jika pemegang gadai
menyalahgunakan benda gadai/ debitor melunasi utangnya;
5. Memperhitungkan hasil penagihan bunga puitang gadai
dengan besarnya Bunga puitang kepada debitur;
6. Mengembalikan sisa hasil penagihan piutang gadai kepada
pemberi gadai.
VI. Berakhirnya Gadai
• Hapusnya perikatan pokok
• Benda gadai keluar dari penguasaan pemegang gadai
• Musnahnya benda gadai
• Penyalahgunaan benda gadai
• Pelaksanaan eksekusi
• Kreditur melepaskan hak gadai secara sukarela
• Percampuran
166
ALSA STUDYBOOK
HUKUM AGRARIA
167
ALSA STUDYBOOK
HUKUM AGRARIA
BAB I
DASAR-DASAR DAN KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
Pasal 1
(1) Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah-air dari seluruh rakyat Indonesia,
yang bersatu sebagai bangsa Indonesia.
(2) Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa
adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional.
(3) Hubungan antara bangsa Indonesia dan bumi, air serta ruang angkasa termaksud
dalam ayat 2 pasal ini adalah hubungan yang bersifat abadi.
ABADI
hubungan antara rakyat dengan tanah tidak bisa terputus dan akan berlangsung terus
dengan syarat rakyat Indonesia masih bersatu dan selama tanah Indonesia masih ada.
Dalam arti lain, tidak ada suatu kekuasaan pun yang dapat memutuskan hubungan ini)>.
KOMUNALISTIK
sesuai dengan ayat 1, “Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah-air dari seluruh
rakyat Indonesia, yang bersatu sebagai bangsa Indonesia.”Dapat diartikan pula tidak ada
tanah di Indonesia yang tak bertuan.
168
ALSA STUDYBOOK
RELIGIUS
sesuai dengan ayat 2, “Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan
Yang Maha Esa adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan
kekayaan nasional.”
TATA JENJANG :
1. Hak Bangsa Indonesia
Masyarakat memberikan kepercayaan kepada bangsa untuk mengurus tanah-tanah
yang ada di Indonesia.
Diatur dalam Pasal 2 ayat (2) UUPA ;
(2) Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat 1 pasal ini memberi
wewenang untuk :
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;
b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan
bumi, air dan ruang angkasa; c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
antara orang-orang dan perbuatanperbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan
ruang angkasa.
Pasal 14
(1) Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 2 ayat 2 dan 3, pasal 9 ayat 2
serta pasal 10 ayat 1 dan 2 Pemeritah dalam rangka sosialisme Indonesia, membuat
169
ALSA STUDYBOOK
suatu rencana umum mengenai persediaan, peruntukkan dan penggunaan bumi, air dan
ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya :
a. untuk keperluan Negara;
b. untuk keperluan peribadatan dan keperluan-keperluan suci lainnya, sesuai dengan
dasar Ketuhanan Yang Maha Esa;
c. untuk keperluan pusat-pusat kehidupan masyarakat, sosial, kebudayaan dan lain-lain
kesejahteraan;
d. untuk keperluan memperkembangkan produksi pertanian, peternakan dan perikanan
serta sejalan dengan itu;
e. untuk keperluan memperkembangkan industri, transmigrasi dan pertambangan.
(2) Berdasarkan rencana umum tersebut pada ayat 1 ini dan mengingat peraturan-
peraturan yang bersangkutan, Pemerintah Daerah mengatur persediaan, peruntukkan
dan penggunaan bumi, air serta ruang angkasa untuk daerahnya, sesuai dengan keadaan
daerah masing-masing.
(3) Peraturan Pemerintah Daerah yang dimaksud dalam ayat 2 pasal ini berlaku setelah
mendapat pengesahan, mengenai Daerah Tingkat I dari Presiden, Daerah Tingkat II dari
Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan dan Daerah Tingkat III dari
Bupati/Walikota/Kepala Daerah yang bersangkutan.
Note :
PASAL 3 UUPA ;
Jika sepanjang kenyataannya masyarakat hukum adat masih ada, maka masih akan diakui
oleh negara.
Bagaimana diketahuinya?
Dilihat dari ;
1. Eksistensinya
-> Masih ada atau tidak? Maka dibutuhkan penelitian ; membutuhkan masyarakat
setempat, lembaga, akademisi, dsb nya. Dari situ Perda dibuat mengenai ada atau
tidaknya masyarakat hukum adat.
170
ALSA STUDYBOOK
2. Pelaksanaannya
2 . Hak Menguasai dari Negara yang disebut dalam Pasal 2, semata-mata beraspek publik.
3 . Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat yang disebut dalam Pasal 3, beraspek perdata dan
publik ;
-Lembaga Hukum
Merupakan suatu lembaga hukum, jika belum dihubungkan dengan tanah dan orang atau
badan hukum tertentu sebagai pemegang haknya. Sebagai contoh dapat disebuh Hak
Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak Sewa untuk Bangunan
yang disebut dalam Pasal 20 sampai dengan 45 UUPA.
Konversi UUPA ; Perubahan secara yuridis antara ketentuan hukum lama dan ketentuan
tanah berdasarkan UUPA.
“lama” = sebelum adanya UUPA, yaitu sebelum 1 September 1960.
PENGERTIAN PENGUASAAN
-Yuridis
Dilandasi suatu hak yang dilindungi hukum dan umumnya memberi kewenangan kepada
pemegang haknya untuk menguasai tanahnya secara fisik. Berarti, ada celah juga, saat
seseorang menguasai secara yuridis tapi tidak menguasai secara fisik.
Cth : orang yang mengontrakkan tanahnya, orang yang mempunyai kos-kos-an, orang
yang menjaminkan tanahnya untuk hutang.
Yuridisnya ; sertifikat tanah.
-Fisik
Penguasaan atas tanahnya.
1 . Aspek wewenang
Pasal 6
Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial.
173
ALSA STUDYBOOK
2 . Aspek kewajiban.
Pasal 15
Memelihara tanah, termasuk menambah kesuburannya serta mencegah
kerusakannya adalah kewajiban tiap-tiap orang, badan hukum atau instansi yang
mempunyai hubungan hukum dengan tanah itu, dengan memperhatikan pihak yang
ekonomis lemah.
Arti ; yang mempunyai sertifikat tanah harus bertanggung jawab untuk mengurus
tanahnya.
Pasal 10
(1)Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah
pertanian pada azasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara
aktif, dengan mencegah cara-cara pemerasan.
(2)Pelaksanaan dari pada ketentuan dalam ayat (1) pasal ini akan diatur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan.
(3)Pengecualian terhadap azas tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur dalam
peraturan perundangan.
Pasal ini dibuat dengan tujuan untuk mensejahterakan petani. Jadi petani
mempunyai tanah dan dia yang mengembangkan tanah tersebut dan mendapatkan hasil
dari tanah tersebut.
3 . Aspek larangan
Bersifat ; internal (enteren) dan eksternal (eksteren)
internal (enteren) : hak usaha (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan).
Eksternal (eksteren) :
174
ALSA STUDYBOOK
PERKEMBANGAN HUKUM AGRARIA DI INDONESIA
Dibagi 2 periode :
Periode I : Hukum Agraria Lama
Berlaku sebelum berlakunya UUPA (sebelum 24 September 1960).
Sifat :
-Dualisme
Dalam waktu dan tempat yang sama terdapat dua aturan yang berbeda, terhadap dua
subjek yang berbeda, namun objeknya sama yaitu tanah.
->hukum barat (golongan eropa,timur asing).
176
ALSA STUDYBOOK
HUKUM BISNIS
177
ALSA STUDYBOOK
HUKUM DAGANG
PERKEMBANGAN KUHD
1. KUHD tidak mampu lagi menampung dan mengikuti perkembangan ekonomi
yg makin kompleks
2. Perkembangan perdagangan internasional beserta dokumen pendukungnya
3. Pembiayaan bisnis
4. HKI
5. Evolusi menuju hukum bisnis, hukum ekonomi
HUKUM EKONOMI
Keseluruhan peraturan yang dibuat unutk mengatur eksistensi , aktifitas ekonomi
serta penyelesaian sengketanya bisnis.
178
ALSA STUDYBOOK
• ( UU ADR,PENGADILAN PAJAK,MA,KEKUASAAN KEHAKIMAN,PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL )
BADAN USAHA
• Ciri badan usaha;melakukan kegiatan usaha , terang-terangan, domisili
jelas, mencari keuntungan
• Terdapat berbagai bentuk badan usaha
• Dapat dibedakan dari tiga indikator;
• Cara pendiriannya
• Tanggung jawabnya
• Tugas dan kewajibannya
• Pembubaran
BENTUK USAHA
• Usaha mandiri, tidak bekerjasama dengan pihak lain- sole proprietorship /
usaha perseorangan
• ( bukan badan hukum)
• Dengan bekerjasama dengan pihak lain- partnership ( badan hukum, bukan
badan hukum)
• FIRMA
• CV
• PT
• KOPERASI
• YAYASAN
➢ Jenis usaha
SECARA EKONOMI PERUSAHAAN DAPAT DIKELOMPOKKAN DALAM TIGA
JENIS USAHA;
❖ PERUSAHAAN MANUFAKTUR
❖ PERUSAHAAN DAGANG
❖ PERUSAHAAN JASA
• CV merupakan badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih
dalam rangka mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan anggotanya
yang berbeda-beda. Di dalam sebuah CV bisa ada satu pihak yang mengelola
usahanya secara aktif dengan melibatkan harta pribadi misalnya jika terjadi krisis
finansial, tetapi di lain pihak ada juga yang hanya menyertakan modalnya saja
dengan tanpa melibatkan harta pribadi jika terjadi krisis finansial.
180
ALSA STUDYBOOK
• Perseroan terbatas atau disingkat PT merupakan badan usaha yang memiliki badan
hukum secara resmi yang dimiliki oleh dua orang atau lebih dengan tanggung jawab
yang hanya berlaku terbatas pada perusahaan saja atau artinya dengan tidak
melibatkan harta perseorangan yang ada di dalamnya. Yang menjadi manajemen di
dalam PT tidak harus pemilik modal, tetapi dapat ditunjuk orang lain di luar pemilik
modal untuk menjadi manajeman perusahaan.
• BUMN atau Badan Usaha Milik Negara merupakan badan usaha yang seluruh atau
sebagian permodalannya dimiliki oleh Pemerintah. Ada tiga macam BUMN yaitu
yang berbentuk Persero, Perum dan Perjan. Meskipun BUMN meiliki tujuan yang
sama seperti badan usaha lainnya yaitu untuk menghasilkan keuntungan, BUMN
memiliki ciri khusus atau tujuan tambahan yaitu seperti didirikan dengan tujuan
untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat atau dibentuk untuk
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah.
• Firma adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih untuk
menjalankan badan usaha di bawah satu nama yang digunakan bersama. Firma
terdiri dari anggota minimal sebanyak 2 orang dan setiap anggota firma memiliki
tanggung jawab penuh atas badan usaha ini.Firma berasal dari bahasa Belanda,
yaitu venootschap onder firma. Dalam pendiriannya, anggota firma akan
menyerahkan kekayaan pribadi sesuai ketentuan yang ada di dalam akta pendirian
perusahaan. Jika firma mengalami kerugian atau bangkrut, maka setiap anggota
harus ikut bertanggung jawab.Firma bukan merupakan badan hukum seperti halnya
perseroan terbatas. Firma diatur sebagai badan usaha yang dibentuk berdasarkan
persekutuan, bukan sebagai bahan hukum menurut undang-undang. Selain itu, firma
juga tidak memenuhi persyaratan badan hukum lainnya yaitu kekayaan yang
terpisah dengan kekayaan milik pengurusnya masing-masing.
181
ALSA STUDYBOOK
HARTA KEKAYAAN PERUSAHAAN
PENGERTIAN
182
ALSA STUDYBOOK
2. MASING-MASING MEMPUNYAI CARA PERALIHAN SENDIRI-SENDIRI.
PEMISAHAAN KEKAYAAN PRIBADI DAN PERUSAHAAN
• TERGANTUNG PADA BENTUK BADAN USAHANYA.
• BADAN USAHA BERBENTUK BADAN HUKUM, TERPISAH DENGAN KEKAYAAN
PRIBADI PENGURUSNYA
• BADAN USAHA YANG TIDAK BERBADAN HUKUM, TIDAK TERPISAH DENGAN
KEKAYAAN PENGURUSNYA
i. MERK
DASAR HUKUM
• UU NO. 21 TH 1961
• UU NO.19 TAHUN 1992
• UU NO. 15 TAHUN 2001
• UU NO. 20 TAHUN 2016
MACAM-MACAM MERK
• MEREK DAGANG
• MEREK JASA
• MEREK KOLEKTIF
• INDIKASI GEOGRAFIS
ii. PATEN
DASAR HUKUM
• UU NO. 3 TAHUN 1989
• UU NO.14 TAHUN 2001
• UU NO.13 TAHUN 2016
OBJEK PERLINDUNGAN
• INOVASI TEKNOLOGI YANG ;
• BARU/ IT MUST BE NEW
• MENGANDUNG LANGKAH INVENSI/
• AN INVENTIVE STEP
• DAPAT DITERAPKAN DI BIDANG INDUSTRI/ INDUSTRIALLY APPLICABLE
PERLINDUNGAN PATEN:
➢ MELALUI PENDAFTARAN PATEN PADA PEMERINTAH- DITJEN HKI
183
ALSA STUDYBOOK
➢ MEMBUAT DESKRIPSI INVENSI
MACAM PATEN:
• PATEN SEDERHANA
• PATEN BIASA
• PATEN PRODUK
• PATEN PROSES
iii. HAK CIPTA
DASAR HUKUM:
• UU NO. 6 TAHUN 1982
• UU NO. 7 TAHUN 1987
• UU NO. 13 TAHUN 2001
• UU NO. 19 TAHUN 2002
• UU NO. 28 TAHUN 2014
OBYEK PERLINDUNGAN
• KARYA DI BIDANG :
➢ ILMU PENGETAHUAN/ SCIENCE
➢ SENI/ ART
➢ SASTRA/LITERARY WORK
I. Keagenan
Sedangkan pedagang perantara yang tidak diatur secara khusus di dalam KUHD antara
lain: agen , distributor, perwakilan dagang, dan yang sejenisnya.[1]
Selain itu juga dikenal adanya sub agen, yaitu perusahaan perdagangan nasional yang
bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan penunjukan
atau perjanjian dan agen atau agen tunggal untuk melakukan pemasaran.[3]
Siapa yang dimaksud dengan prinsipal di sini? Prinsipal adalah perorangan atau badan
usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum di luar negeri atau di
dalam negeri yang menunjuk agen atau distributor untuk melakukan penjualan barang
dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai. Prinsipal dibedakan menjadi prinsipal produsen
dan prinsipal supplier.[4]
Dengan demikian, pada hakikatnya baik agen maupun distributor tunduk pada ketentuan
tentang perjanjian penyuruhan (lasgeving). Baik agen maupun distributor, keduanya
185
ALSA STUDYBOOK
adalah bagian dari pedagang perantara yang menghubungkan antara prinsipal dengan
pihak ketiga, baik langsung (agen) maupun tidak langsung (distributor).[6]
186
ALSA STUDYBOOK
2020
187
ALSA STUDYBOOK
ILMU NEGARA
188
ALSA STUDYBOOK
ILMU NEGARA SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
B. Ruang Lingkup : Asal mula negara, hakekat negara, dan bentuk-bentuk negara dan
pemerintahan
C. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara
• Ilmu Negara merupakan pengantar sebelum mempelajari HTN dan HAN.
• Ilmu Negara banyak menyumbangkan aliran pemikiran negara dan hukum
bagi HTN dan HAN.
• Sebaliknya Di dalam praktek kenegaraan yang diatur dalam HTN dan HAN
dapat memberikan masukan bagi pengembangan Ilmu Negara itu sendiri.
•
D. Persamaan dan Perbedaan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara dan
Hukum Administrasi Negara
• Persamaan : Obyek kajiannya sama, yakni sama-sama mempelajari negara.
• Perbedaan : Ilmu Negara mempelajari negara dalam pengertian yang
umum-abstrak-universal, sedangkan HTN/HAN mempelajari negara
dalam pengertian yang konkrit dan tertentu.
•
PENGERTIAN NEGARA
189
ALSA STUDYBOOK
• Etat (Perancis)
190
ALSA STUDYBOOK
ketua keluarga adalah bapak, sedangkan pada matriarkal ketua keluarga
adalah ibu.
• Teori Organis : Negara dipersamakan dg makhluk hidup, manusia atau
binatang.
• Teori Daluwarsa : Raja bertakhta bukan karena jure divino (kekuasaan dari
Tuhan) akan tetapi karena jure consuetudinario (kebiasaan).
• Teori Alamiah : Negara dalam kehidupan manusia merupakan sesuatu
yang alamiah terjadi dan merupakan esensi dari kemanusiaan itu sendiri.
• Teori Idealistis : Negara dianggap sebagai sebuah kesatuan yang mistis dan
memiliki aspek supranatural.
B. Kenyataan Sejarah
• Pendudukan/Occupatie : Suatu daerah atau wilayah yang tidak bertuan
dan belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh suatu bangsa.
• Peleburan/Fusi : Beberapa negara mengadakan peleburan dan
membentuk satu negara baru.
• Pemisahan/Separatisme : Suatu daerah yang tadinya termasuk wilayah
suatu negara tertentu kemudian melepaskan diri dari ikatan negara
tersebut dan membentuk negara merdeka yang baru.
• Proklamasi : Penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki bangsa
lain, mengadakan suatu perlawanan sehingga berhasil merebut
wilayahnya kembali dan menyatakan kemerdekaannya sendiri.
• Penyerahan/Cessie : Suatu wilayah diserahkan pada negara lain
berdasarkan atas suatu perjanjian tertentu.
• Accesie/Penaikan : Suatu wilayah akibat penaikan lumpur, atau timbul dari
dasar laut, kemudian wilayah baru itu dihuni, sehingga terbentuk sebuah
negara.
• Anexatie/Penguasaan : Suatu negara dapat berdiri di suatu wilayah yang
dikuasai oleh bangsa lain tanpa reaksi berarti.
191
ALSA STUDYBOOK
HILANG/LENYAPNYA NEGARA
TUJUAN NEGARA
192
ALSA STUDYBOOK
BENTUK NEGARA, BENTUK PEMERINTAHAN, DAN SISTEM
PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA
A. Negara Kesatuan
1. Negara yang tidak tersusun dari beberapa negara. Hanya terdapat 1 (satu)
negara, tidak ada negara dalam negara
2. Hanya ada 1 (satu) pemerintahan, yaitu pemerintah pusat yang
mempunyai kekuasaan tertinggi dalam segala lapangan pemerintahan
3. Dapat berbentuk :
• Sistem Sentralisasi
o Semua hal diatur dan diurus pemerintah pusat, pemerintah
daerah hanya menjalani perintah dari pusat
• Sistem Desentralisasi
o Pemerintah daerah diberi kekuasaan untuk mengatur
daerahnya, tetapi tetap melakukan koordinasi dengan
pemerintah pusat
B. Negara Federasi
1. Negara yang tersusun dari beberapa negara yang semula berdiri sendiri-
sendiri lalu bekerjasama. Tetapi negara-negara itu ingin tetap memiliki
wewenang sendiri-sendiri
2. Tidak semua urusan diberikan kepada pemerintah federal
3. Urusan pemerintah federal merupakan urusan bersama
4. Ada pemerintah federal dan pemerintah negara bagian
BENTUK PEMERINTAHAN
Menurut Menurut LEON DUGUIT, bentuk pemerintahan itu ditentukan oleh caranya
menunjuk kepala negara dan lamanya kepala negara menjabat kedudukan itu :
193
ALSA STUDYBOOK
A. Monarki
1. Mutlak (Absolut)
2. Terbatas (Konstitusional)
3. Parlementer
B. Republik
1. Mutlak
2. Konstitusional
3. Parlementer
SISTEM PEMERINTAHAN
A. Presidensiil
1. Ada pemisahan yg tegas antara badan legislatif, eksekutif dan juga badan
yudikatif
2. Presiden sebagai Kepala Negara sekaligus menjadi kepala eksekutif
3. Presiden bukan dipilih oleh parlemen tapi presiden beserta parlemen
sama2 dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu
4. Presiden tidak bertanggung jawab pada parlemen sehingga presiden dan
kabinetnya tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen
5. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen
6. Kedua lembaga melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
konstitusi dan berakhir pada masa jabatannya kecuali mereka
diberhentikan karena perbuatan tercela dengan impeachment
7. Kelebihan :
• Stabilitas eksekutif didasarkan pada masa jabatan presiden
• Pemilihan kepala Pemerintahan oleh rakyat dipandang lebih
demokratis
• Pemisahan kekuasaan berarti pemerintahan yang dibatasi
8. Kelemahan :
• Masalah kemandegan/konflik eks-leg
• Kekakuan temporal
194
ALSA STUDYBOOK
• Sistem ini berjalan atas dasar aturan pemenang menguasai
semuanya
•
B. Parlementer
1. Kepala Negara tdk berkedudukan sbg Kepala Pemerintahan, krn ia lebih
bersifat simbol nasional
2. Eksekutif dipimpin oleh Perdana Menteri, dibentuk oleh Parlemen dari
partai/orang yg mayoritas di parlemen
3. Rakyat tidak langsung memilih Perdana Menteri dan kabinetnya, tapi
hanya memilih anggota parlemen
4. Kabinet bertanggung jawab dan tunduk pada parlemen dan kabinet akan
jatuh apabila dukungan tidak mencapai mayoritas di parlemen
5. Kepala Negara dapat membubarkan parlemen atas permintaan Perdana
Menteri yang disusul dengan penyelenggaraan pemilu
6. Kelebihan : Penyesuaian antara pihak eksekutif & legislatif mudah dapat
dicapai
7. Kelemahan : Pertentangan antara keduanya bisa sewaktu-waktu terjadi
menyebabkan kabinet harus mengundurkan diri & akibatnya
pemerintahan tidak stabil
8.
C. Referendum
1. Bentuk pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat terhadap
badan legislatif
2. Badan Eksekutif Merupakan bagian dari Legislatif (Sbg pelaksana tugas
pemerintahan)
3. Parlemen tunduk pada kontrol langsung dr rakyat, kontrol itu dengan 2
cara yaitu
• Referendum :
195
ALSA STUDYBOOK
o Obligator (Wajib) : Referendum untuk menentukan disetujui
atau tidaknya oleh rakyat berlakunya satu peraturan/UU
yang baru
o Fakultatif (Tidak wajib) : Referendum untuk menentukan
apakah suatu peraturan/UU yang sudah ada dapat terus
diberlakukan ataukah harus dicabut
o
• Usul Inisiatif Rakyat : Hak rakyat untuk mengajukan suatu RUU
kepada parlemen & pemerintah
KONSTITUSI
A. Pengertian
1. Dr bhs Perancis “Constituer” : membentuk (pembentukan suatu negara
atau menyusun dan menyatakan suatu negara)
2. Keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
3. Menurut Sri Soemantri, konstitusi adalah UUD. (sesuai dengan praktek
ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara dunia termasuk
Indonesia)
4. Menurut E.C.S Wade, UUD adalah naskah yang memaparkan angka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan
menentukan pokok-pokoknya cara kerja badan-badan tersebut
196
ALSA STUDYBOOK
B. Fungsi UUD
Untuk membatasi kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang
198
ALSA STUDYBOOK
PENGANTAR ILMU
HUKUM
199
ALSA STUDYBOOK
Pengertian Ilmu Hukum
Ilmu hukum dikenal dengan nama jurisprudence. Berasal dari kata jus atau juris
yang berarti hukum atau hak. Prudence berarti mempunyai keahlian.
Pada umumnya yuris prudence diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hukum.
Berbagai pendapat mengenai hal – hal yang diuraikan dalam ilmu hukum
• Ulpianus : ilmu hukum adalah pengetahuan mengenai apa yang benar dan apa yang
salah.
• CK Allen : ilmu hukum merupakan sintesa ilmiah mengenai asas – asas pokok dari
hukum.
• Julius Stone : Ilmu hukum merupakan penyelidikan tentang norma – norma, cita- cita,
teknik – teknik hukum dengan mempergunakan pengetahuan mutakhir yang
diperoleh dari berbagai ilmu lain di luar disiplin hukum.
• Fitgerald : Ilmu hukum adalah nama yang diberikan kepada suatu cara untuk
mempelajari hukum, suatu penyelidikan yang bersifat abstrak, umum, dan teoritis
yang berusaha untuk mengungkapkan asas yang pokok dari hukum dan sistem
hukum.
200
ALSA STUDYBOOK
• Holmes : Ilmu hukum adalah sekedar hukum dalam seginya yang paling umum. Setiap
usaha untuk mengembalikan suatu kasus kepada suatu peraturan adalah suatu
kegiatan ilmu hukum, sekalipun nama yang dipakai dalam Bahasa Inggris dibatasi
pada artiannya sebagai aturan – aturan yang paling luas dan konsep yang paling
fundamental.
• RWM Dias : Ilmu hukum berisi pemikiran –pemikiran mengenai hukum dengan dasar
yang paling luas.
• Hall : ilmu hukum merupakan usaha pencarian konsep – konsep yang mampu
memberikan pernyataan yang memberi arti bagi semua cabang – cabang ilmu hukum.
• Cross : Ilmu hukum merupakan pengetahuan tentang hukum dalam semua bentuk
dan perwujudannya.
• Edgar Bodenheimer : Ilmu hukum berisi pokok bahasan yang meliputi hal – hal yang
filsafati, sosiologis, historis maupun komponen – komponen yang analitis dari teori
hukum.
• Karl N. Llewellyn : Ilmu hukum berisi semua pemikiran mengenai setiap segi
kehidupan hukum yang melampaui batas – batas pemecahan permasalahan yang
konkret/ praktis.
Tujuan
1. Asas – asas pokok dari hukum
2. Sistem formal dari hukum
3. Konsepsi – konsepsi hukum dan bekerjanya hukum di dalam masyarakat
4. Kepentingan – kepentingan yang dilindungi oleh hukum
5. Sumber – sumber hukum, hakikat dari sistem – sistem dari hukum, cara – cara
bekerjanya hukum, tujuan hukum
6. Apakah keadilan itu, bagaimana hukum mewujudkan keadilan
7. Berkembangnya hukum dari masa ke masa
201
ALSA STUDYBOOK
8. Pemikiran – pemikiran mengenai hukum dari masa ke masa
9. Kedudukan hukum dalam masyarakat, hubungan antara hukum dengan lembaga
– lembaga sosial lain di dalam masyarakat.
10. Ciri khas keilmuan hukum, sifat – sifat ilmu hukum sebagai ilmu pengetahuan.
Objek
Ilmu hukum tidak menguraikan mengenai suatu tata hukum tertentu yang kebetulan
berlaku di suatu negara tertentu, tetapi ilmu hukum melampaui batas – batas hukum
yang berlaku di suatu negara tertentu dalam suatu waktu tertentu. Jadi hukum sebagai
objek studi dari ilmu hukum ditinjau sebagai fenomena universal yang terdapat di semua
tempat di dunia dari masa ke masa.
1. IDEALIS
Hukum dilihat sebagai nilai. Bagaimana mewujudkan niali-nilai tertentu dalam
masyarakat. Salah satu nilai yang menjadi tuntutan adalah keadilan.
2. NORMATIF ANALITIS
Hukum dilihat sebagai norma-norma abstrak. Hukum dilihat sebagai lembaga
otonom. Hukum tidak terkait atau terlepas dari aspek-aspek sosial (politik,
budaya,ekonomi)
3. SOSIOLOGIS
Hukum dilihat sebagai alat untuk mengatur masyarakat. Hukum dipakai untuk
memenuhi tujuan-tujuan atau kebutuhan-kebutuhan konkret masyarakat metode
ini memusatkan perhatian pada efektifitas dari hukum.
202
ALSA STUDYBOOK
TATANAN-TATANAN DALAM MASYARAKAT IDEAL
• Kebiasaan
• Hukum
• Kesusilaan
Ketiga tatanan tersebut mempunyai sifat yang berbeda-beda karena norma
pendukungnya mempunyai sifat yang berbeda.
1. TATANAN KEBIASAAN :
Didukung oleh norma kebiasaan yaitu kebiasaan yang memenuhi syarat-syarat:
KETARATURAN
KEAJEGAN (TETAP)
KESADARAN PENERIMAAN SEBAGAI NORMA OLEH MASYARAKAT
203
ALSA STUDYBOOK
2. TATANAN KESUSILAAN :
didukung oleh norma kesusilaan yang bersumber pada ide (nilai) yang masih harus
diwujudkan dalam masyarakat. Ide (nilai) sebagai ukuran untuk menilai tingkah laku
anggota masyarakat. Tingkah laku tidak menyimpang apabila sesuai dengan ide (nilai)
yang diinginkan masyarakat.
3.TATANAN HUKUM :
didukung oleh norma hukum . Pembuatannya dilakukan secara sadar dan sengaja untuk
menegakkan ketertiban dalam masyarakat.
Dalam tatanan hukum, antara ide dan kenyataan harus dipenuhi. Ide merupakan
cita-cita masyarakat. Kenyataan sebagai cermin basis sosial hukum (masyarakat). Karena
itu hukum harus memenuhi persyaratan 3 nilai dasar yaitu :
• KEPASTIAN (YURIDIS)
• KEADILAN (KEADILAN/FILOSOFIS)
• KEGUNAAN (SOSIOLOGIS)
204
ALSA STUDYBOOK
Norma hukum dirumuskan dalam bentuk stereotip yaitu perbuatan atau tingkah laku
dirumuskan dalam bentuk yang umum sehingga dengan satu norma hukum saja dapat
dicakup banyak perbuatan.
Norma hukum bersifat hipotetis artinya norma hukum belum tentu sesuai dengan
kenyataan masih memerlukan proses perwujudan. Jadi, bersifat das sollen (yang
seharusnya) bukan das sein (sesuai kenyataan).
Dengan dirumuskanya perbuatan atau tingkah laku ke dalam norma hukum maka
muncul istilah-istilah
• Perbuatan hukum
• Peristiwa hukum
• Hubungan hukum
• Akibat hukum.
• Objek hukum.
• Subjek hukum
SUMBER-SUMBER HUKUM
205
ALSA STUDYBOOK
Dengan sendirinya) sah dan mempunyai kekuatan
yang bersifat otoritatif
2. Sumber hukum bersifat sosial
yaitu sumber yang tidak mendapatkan pengakuan
secara formal oleh hukum atau hanya sebagai
sumber bahan atau sumber isi untuk pembuatan
hukum. Kekuatannya bersifat persuasif
• UU
• YURISPRUDENSI
• KEBIASAAAN
• TRAKTAT
• PERJANJIAN
• DOKTRIN
C.pendapat allen
Sumber hukum yang berasal dari kehendak yang berkuasa (top – down/atas bawah)
Sumber hukum yang berasal dari kehendak masyarakat (bottom – up/bawah atas)
206
ALSA STUDYBOOK
PERUNDANG-UNDANGAN
A. Ciri-Ciri Perundang-Undangan :
• Bersifat universal
I. Kelebihan :
Ii. Kelemahan :
• Kaku
Asas-asas hukum
Dalam pembuatan hukum tidak boleh meninggalkan asas hukum. Karena asas hukum
berisi nilai-nilai dan tuntutan etis. Asas hukum
Dikatakan sebagai jantungnya peraturan hukum atau ratio legis
207
ALSA STUDYBOOK
PERATURAN HUKUM.
Contoh Asas-Asas Hukum
• RES JUDICATA PRO VERITATE HABETUR ( APA YANG DIPUTUS HAKIM HARUS
DIANGGAP BENAR)
Paton mengatakan :
Asas hukum sebagai suatu sarana yang membuat hukum itu hidup, tumbuh dan
berkembang serta men unjukkan bahwa hukum itu bukan sekedar kumpulan dari
peraturan-peraturan belaka.
Hans kelsen :
Dalam teori stufenbau dikatakan bahwa agar ilmu hukum ditelaah secara empirik dan
analisis yang logis rasional. Objek ilmu hukum adalah hukum positif yaitu dari
hukum dasar sampai pada peraturan-peraturan paling konkret. Semua peraturan
208
ALSA STUDYBOOK
tersusun secara hierarki yang bersumber dari tata nilai dasar atau norma dasar
(grund norm). Norma dasar ini juga merupakan sumber asas hukum.
SISTEM HUKUM :
Pembuatan hukum didasarkan pada norma dasar sebagai asas sehingga akan terbentuk
sistem hukum.
Mochtar kusumaatmadja : sistem hukum terdiri atas 3 komponen :
• Kelembagaan Hukum
• Struktur Hukum
• Substansi Hukum
• Kultur Hukum
Fuller : untuk mengukur sistem hukum dapat dilihat dari 8 asas (principles of legality )
209
ALSA STUDYBOOK
7. Tidak boleh ada keb iasaan sering mengubah peraturan sehingga menyebabkan
orang kehilangan orientasi
8. Harus ada kecocokan antara peraturan dengan pelaksanaan sehari-hari
PENERAPAN HUKUM :
Adalah penggunaan suatu peraturan hukum terhadap suatu kejadian konkret. Peraturan
hukum (abstrak) dan umum itu dikonkretkan sehingga dapat digunakan terhadap
kejadian konkret
TERDAPAT 4 TEORI :
1.HANS KELSEN
Penerapan hukum adalah kon kretisasi atau individualiserung atau pemositivan yaitu
proses yang bergerak dari norma yang abstrak (umum) sampai pada norma-norma
konkret (khusus).
Tata hukum suatu negara tersusun secara bertingkat dari norma tertinggi atau norma
dasar (grund norm) sampai pada norma kon kret.
2 . LEGISME
210
ALSA STUDYBOOK
3. AJARAN HUKUM BEBAS (DAS FREIE RECHTSCHULE)
4. PAUL SCHOLTEN
Hukum positif adalah peraturan untuk melakukan perbuatan yang berlaku umum, yang
diberikan oleh golongan yang secara politis kedudukannya lebih tinggi (political
superior) kepada
211
ALSA STUDYBOOK
Hukum positif adalah peraturan untuk melakukan perbuatan yang berlaku umum, yang
diberikan oleh golongan yang secara politis kedudukannya lebih tinggi (political
superior) kepada
Mazhab Sejarah
Hukum itu ditentukan secara historis, berubah menurut waktu dan tempat. Mazhab
sejarah menitik beratkan pada jiwa bangsa (volkgeist), sehingga hukum melalui
proses yang perlahan-lahan sama halnya dengan bahasa.Sumber hukum adalah
perasaan keadilan yang instingtif yang dimiliki setiap bangsa. Jiwa bangsa yang
sama-sama hidup dan bekerja di dalam tiap-tiap individu menghasilkan hukum
positif.
Tokoh : Friedrich Carl von Savigny
Mazhab Sosiologis
Hukum merupakan hasil pertentangan-pertentangan dan hasil perimbangan
(balance) antara kekuatan-kekuatan sosial, cita-cita sosial, institusi sosial,
perkembangan ekonomi, pertentangan dan perimbangan kepentingan-kepentingan
golongan-golongan atau klas-klas dalam masyarakat.
Hukum adalah suatu gejala masyarakat, bukan norma tetapi kebiasaan-kebiasaan
manusia yang menjelma dalam perbuatan atau perilaku di dalam masyarakat.
Mazhab sosiologis disebut mazhab hukum bebas karena hakim bebas untuk
menggali sumber-sumber hukum yang terdapat dalam masyarakat yang berwujud
kebiasaan-kebiasaan, perbuatan-perbuatan dan adat.
Berlakunya hukum tergantung pada penerimaan masyarakat dan tiap golongan
menciptakan sendiri-sendiri bagi golongan itu masing-masing suatu hukum yang
hidup (living law).
Tokoh : Eugen Ehrlich
212
ALSA STUDYBOOK
Mazhab Fungsional
kebutuhan-kebutuhan semaksimal mungkin, dengan menimbulkan pergeseran
(friction) yang seminimal mungkin. Fungsi hukum adalah melakukan “social
engineering” yaitu alat sosial dalam masyarakat.
kebutuhan-kebutuhan semaksimal mungkin, dengan menimbulkan pergeseran
(friction) yang seminimal mungkin. Fungsi hukum adalah melakukan “social
engineering” yaitu alat sosial dalam masyarakat.
213
ALSA STUDYBOOK
• Pembedaan ini oleh T. Aquinas dipakai untuk menjelaskan perbedaan antara
filsafat dan teologia.
Berbicara tentang hukum, T. Aquinas mendefinisikan hukum sebagai ketentuan akal
untuk kebaikan umum yang dibuat oleh orang yang mengurus masyarakat.
C.Lex divina yaitu hukum rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh pancaindera manusia
(sebagian saja), petunjuk-petunjuk dari Tuhan yang tercantum dalam kitab-kitab
suci.
D.Lex Humane /Positivis yaitu rumusan hukum. Karena sumber utama dari hukum
adalah akal, maka hukum harus menyesuaikan diri pada dalil-dalil bekerjanya akal.
Hukum yang tidak adil dan tidak dapat diterima akal, dan hukum yang bertentangan
dengan hukum alam tidak dapat disebut dengan hukum
Realisme
Aliran ini meninggalkan hukum yang abstrak kepada pekerjaan-pekerjaan yang praktis
untuk menyelesaikan praktik-praktik dalam masyarakat.
Hukum berubah-ubah dan diciptakan pengadilan, hukum sebagai sarana mencapai
tujuan sosial. Aliran ini berpandangan bahwa masyarakat lebih cepat berubah daripada
hukum.
214
ALSA STUDYBOOK
Penafsiran hukum / interpretasi hukum :
Untuk mencari maksud dan isi uu karena :
CONTOH :
215
ALSA STUDYBOOK
MACAM-MACAM PENAFSIRAN HUKUM
GUSTAV RADBRUCH MEMBAGI PENAFSIRAN
HUKUM :
Nach denken (melihat ke belakang)
Penafsiran historis
Penafsiran sistematis(ekstensif)
Penafsiran gramatikal
Zu ende denken ( melihat ke depan)
Analogi
Penghalusan hukum
216
ALSA STUDYBOOK
PENGANTAR HUKUM
INDONESIA
217
ALSA STUDYBOOK
PENGANTAR HUKUM INDONESIA
Pengertian PHI atau Pengantar Hukum Indonesia terdiri dari tiga kata “Penghantar”,
“Hukum”, dan “Indonesia”. Pengantar berarti menantarkan pada tujuan tertentu. yang
Pengantar dalam bahas Belanda disebut inleiding dan introduction (bahasa inggris) yang
berarti memperkenalkan secara umum atau secara garis besar yang tidak mendalam atas
sesuatu hal tertentu. Pada istilah Pengantar Hukum Indonesia yang diperkenalkan secara
umum atau secara garis besar adalah hukum Indonesia.
Istilah “Hukum Indonesia” yang dimaksud adalah hukum yang berlaku di Negara
Indonesia pada waktu sekarang. Hukum yang berlaku pada waktu sekarang disuatu
tempat atau wilayah disebut “Hukum Positif”, artinya hukum yang (dipositifkan) berlaku
untuk masyarakat tertentu dan dalam waktu tertentu. Hukum positif juga disebut ius
constitutum, artinya hukum yang sudah ditetapkan untuk diberlakukan saat ini pada
suatu tempat atau Negara tertentu.
Hukum positif (hukum yang ditetapkan) yaitu hukum yang berlaku saat ini disuatu
tempat baik hukum itu berasal dari hukum yang lama yang masih ditetapkan berlaku
maupun hukum yang baru yang juga ditetapkan berlaku.
218
ALSA STUDYBOOK
Hukum positif atau stellingsrecht merupakan suatu kaidah yang berlaku sebenarnya,
merumuskan suatu hubungan yang pantas antara fakta hukum dengan akibat hukum
yang merupakan abstraksi dari keputusan-keputusan.
Ius constitutum adalah hukum positif suatu Negara , yaitu hukum yang berlaku dalam
suatu Negara pada suatu saat tertentu.
Mengikat secara umum adalah aturan hukurn yang berlaku umum yaitu peraturan
perundang-undangan (UUD, UU, PP, Peraturan Daerah), hukurn adat, hukum
yurisprudensi, dan hukum agama yang dijadikan atau diakui sebagai hukum positif
seperti hukurn perkawinan agama (UU No. l Tahun 1974). Khusus bagi yang
beragama Islam ditambah dengan hukum waris, wakaf, dan beberapa bidang hukum
lainnya (UU No. 7 Tahun 1989), Mengikat secara khusus, adalah hukurn yang
mengikat subyek tertentu atau obyek tertentu saja yaitu yang secara keilmuan (Ilmu
Hukum Administrasi Negara) dinamakan beschikkivg.
Manusia hidup dan diatur, serta tunduk pada berbagai aturan. Selain aturan umum
atau khusus yang telah disebutkan diatas, manusia juga diatur dan tunduk pada
aturan adat-istiadat (hukum kebiasaan), hukum agama (sepanjang belum menjadi
hukum positif), hukum moral. Hukum kebiasaan, hukum agama, hukum moral
mempunyai daya ikat yang kuat bagi seseorang atau suatu kelompok tertentu. Jadi
merupakan hukum bagi mereka, tetapi tidak merupakan (bukan) hukum positif.
Ketaatan terhadap hukum kebiasaan, hukum agama, atau hukum moral tergantung
pada sikap orang perorangan dan sikap kelompok masyarakat yang bersangkutan.
Negara, dalam hal ini pemerintah dan pengadilan tidak mempunyai kewajiban hukum
untuk mempertahankan atau menegakkan hukum tersebut. Tetapi tidak berarti
219
ALSA STUDYBOOK
hukum kebiasaan, hukum agama, atau hukum moral tidak berpehtang mempunyai
kekuatan sebagai hukum positif.
Hukum positif “berlaku dan ditegakkan di Indonesia“. Unsur ini dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa, hukum positif adalah suatu aturan hukum yang bersifat nasional,
bahkan mungkin lokal. Selain hukum positif Indonesia, akan didapati hukum positif
Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, clan lain-lain negara atau suatu masyarakat
hukum tertentu. Apakah mungkin ada hukum positif yang bersifat supra
nasional, misalnya.dalam lingkungan ASEAN, UNI EROPA, dan lain-lain. Sangat mungkin,
asal dipenuhi syarat ada badan pada tingkat supra nasional yang bersangkutan yang
menegakkan aturan hukum tersebut apabila ada pelanggaran.
Hukum positif yang mengatur kehidupan masyarakat Indonesia adalah hukum yang
berlaku di Indonesia pada waktu ini. Hukum positif (Indonesia) adalah keseluruhan asas
dan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan manusia dalam masyarakakat.
Hukum positif adalah terjemahan dari ius positum dari bahasa Latin, yang secara
harafiah berarti “hukum yang ditetapkan” (Gesteldrecht). Jadi, hukum positif adalah
hukum yang ditetapkan oleh manusia, karena itu dalam ungkapan kuno disebut stellig
recht.
Dari pendapat para ahli hukum tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai
pengertian atau definisi hukum positif. Pertama, hukum positif (ius positum) itu
ditetapkan oleh manusia atau oleh penguasa (pembuat hukum) yang berwenang untuk
masyarakat tertentu dalam wilayah tertentu. Kedua, hukum positif (ius positum) identik
atau sama dengan ius constitutum, artinya hukum yang telah dipilih atau ditentukan atau
ditetapkan berlakunya untuk mengatur kehidupan ditempat tertentu pada waktu
sekarang. Jika hukum itu masih dicita-citakan (ide) dan akan berlaku untuk waktu yang
akan datang, disebut ius constituendum kebalikan dari ius constitutum atau ius positum.
220
ALSA STUDYBOOK
Ius constitutum atau ius positun, selain berbeda dengan ius constituendum juga berbeda
dengan konsep hukum menurut “hukum alam” atau “hukum kodrat” (ius natural atau
natural law) yang bersifat universal karena berlakunya tidak terbatas oleh waktu dan
tempat.
Ius positum atau ius constitutum atau disebut juga ius operatum, artinya hukum yang
telah ditetapkan atau dipositifkan (positum) atau dipilih atau ditentukan (contitutum)
berlakunya sekarang (operatum) dalam masyarakat atau wilayah tertentu. Ius
operatum mengandung arti bahwa hukum atau peraturan perundang-undangan telah
berlaku dan dilaksanakan di masyarakat.
Ius constituendum dapat menjadi ius constitutum atau ius positum atau ius
operatum apabila sudah ditetapkan berlaku oleh penguasa yang berwenang, dan
pemberlakuannya memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum
positif lainnya yang mengatur pemberlakuan suatu hukum (undang-undang), misalnya
perundang-undangan harus telah disahkan oleh lembaga pembuat undang-undang dan
diundangkan oleh lembaga yang berwenang.
Ius positum (hukum positif) atau ius constitutum atau ius operatum adalah hukum yang
berlaku pada waktu sekarang di wilayah tertentu, untuk masyarakat tertentu.
Istilah hukum dalam bahasa latin juga disebut ius dari kata iubere, artinya mengatur
atau memerintah atau hukum. Perkataan mengatur dan memerintah bersumber pada
kekuasaan Negara atau pemerintah. Istilah ius (hukum) sangat erat dengan tujuan
221
ALSA STUDYBOOK
hukum, yaitu keadilan atau iustitia. Iustitia atau justitia adalah dewi “keadilan”
bangsa Yunani dan Romawi kuno. Iuris atau juris (Belanda) berarti “hukum” atau
kewenangan (hak), dan jurist (Inggris dan Belanda) adalah ahli hukum atau hakim.
Istilah jurisprudence (Inggris) berasal dari kata iuris merupakan bentuk jamak dari
ius yang berarti “hukum” yang dibuat oleh masyarakat atau sebagai hukum kebiasaan,
atau berarti “hak”, dan “prudensi” berarti melihat ke depan atau mempunyai keahlian.
Dengan demikian. Jurisprudence mempunyai arti ilmu pengetahuan hukum, ilmu
hukum, atau ilmu yang mempelajari hukum.
Beberapa definisi hukum menurut para ahli hukum adalah sebagai berikut :
Hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa yang diadakan untuk melindungi
kepentingan orang dalam masyarakat.
Paul Scholten dalam bukunya Algemeen Deel menyatakan, bahwa hukum itu suatu
petunjuk tentang apa yang layak dikerjakan apa yang tidak, jadi hukum itu bersifat
suatu perintah.
Dapat disimpulkan, bahwa hukum adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum
yang mengatur hubungan antara manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dan
barangsiapa yang melanggar norma hukum dapat dijatuhi sanksi atau dituntut oleh
pihak yang berwenang atau oleh pihak yang hak-haknya dirugikan.
223
ALSA STUDYBOOK
apakah sesuai dengan asas-asas hukum dan teori-teori hukum positif
(dogmatik hukum).
b. PIH atau Inleiding tot de Rechtswetenschap (bahasa Belanda)
atau Introduction of Jurisprudence atau Introduction science of Law (bahasa
Inggris) merupakan pengantar guna memperkenalkan dasar-dasar ajaran
hukum umum (algemeine rechtslehre).
c. PIH mempelajari ilmu hukum secara umum dengan memperkenalkan
pengertian-pengertian dan konsep-konsep dasar tentang hukum pada
umumnya yang tidak hanya berlaku di Indonesia saja tetapi yang berlaku pada
masyarakat hukum lainnya.
d. PIH mempelajari dan memperkenalkan pengertian-pengertian dan konsep-
konsep dasar serta teori-teori hukum secara umum, termasuk mengenai
sejarah terbentuknya lembaga-lembaga hukum maupun pengantar
falsafahnya dalam arti kerohanian kemasyarakatan.
224
ALSA STUDYBOOK
mana pun akan memunyai nomor pendirian dan berhubungan satu dengan
lainnya. Freemasonry merupakan organisasi yang tertutup dan ketat dalam
penerimaan anggota barunya. Organisasi ini bukan merupakan organisasi agama dan
tidak berdasarkan pada teologi apapun. Tujuan utamanya adalah membangun
persaudaraan dan pengertian bersama akan kebebasan berpikir dengan standar
moral yang tinggi.
• Lex Posterior yaitu hukum baru, derogate lex prior yaitu sebelumnya. Lex
posterior derogat legi priori adalah asas penafsiran hukum yang menyatakan
bahwa hukum yang terbaru ( posterior) mengesampingkan hukum yang lama
(prior). Asas ini biasanya digunakan baik dalam hukum nasional maupun
internasional.
• Het Recht Hink Achter De Feiten Aan pengertian secara istilah motto hukum
Belanda ini yaitu hukum / undang-undang berjalan dibelakang
kejadian/peristiwa yang muncul di masyaarakat. Undang-undang senantiasa
terseok-seok / tertatih-tatih berupaya mengejar peristiwa / fakta yang
seyogianya diaturnya.
• Teori Stufenbau adalah teori mengenai sistem hukum oleh Hans Kelsen yang
menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga dengan
225
ALSA STUDYBOOK
kaidah berjenjang dimana norma hukum yang paling rendah harus
berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi, dan kaidah hukum yang
tertinggi (seperti konstitusi) harus berpegangan pada norma hukum yang
paling mendasar (grundnorm).
Menurut Kelsen norma hukum yang paling dasar (grundnorm) bentuknya tidak kongkrit
(abstrak). Contoh norma hukum paling dasar abstrak adalah Pancasila
Lex Specialist derogat lex generalis adalah asas penafsiran hukum yang menyatakan
bahwa hukum yang bersifat khusus (lex specialis) mengesampingkan hukum yang
bersifat umum (lex generalis). Contohnya, dalam pasal 18 UUD 1945, gubernur, bupati,
dan wali kota harus dipilih secara demokratis. Aturan ini bersifat umum ( lex generalis).
Pasal yang sama juga menghormati pemerintahan daerah yang bersifat khusus (lex
specialis), sehingga keistimewaan daerah yang gubernurnya tidak dipilih secara
demokratis seperti Daerah Istimewa Yogyakarta tetap dipertahankan
Di Inggris, Yurisprudensi, jurist artinya ahli hukum. Prudence artinya kebijakan,
ketetapan, kehati-hatian. Terjadinya Yurisprudensi. Terjadi Rechtsvacuum – dibutuhkan
keputusan – melakukan perundingan – putusan yang adil – dicontoh hakim lain dalam
kasus yang serupa. Paul Scholten berpendapat hukum ada didalam Undang-Undang tapi
masih harus diketemukan (ditafsirkan adil atau tidak).
Politik Hukum Nasional. Politik hukum merupakan policy atau kebijakan Negara
dibidang hukum yang sedang dan akan berlaku dalam suatu Negara. Dengan adanya
politik hukum, Negara dapat menentukan jenis-jenis atau macam-macam hukum, bentuk
hukum, materi, dan/atau sumber hukum yang diberlakukan dalam suatu Negara pada
saat ini dan yang akan datang. Selain itu, dapat diketahuinya lembaga-lembaga pembuat
atau pembentuk hukum (rechtvorming), lembaga pelaksana dan penegak hukum,
lembaga penemu atau penggali dan penafsir hukum (rechtsvinding) dalam suatu Negara.
Apabila dihubungkan dengan pengertian “politik hukum” dan “nasional”, maka politik
hukum nasional merupakan policy atau kebijakan dasar penyelenggara Negara dalam
226
ALSA STUDYBOOK
bidang hukum nasional, baik yang sedang berlaku ( ius constitutum) maupun yang akan
berlaku (ius constituendum) guna pencapaian tujuan bangsa dan Negara yang
diamanatkan oleh UUD 945.
Idealnya politik hukum nasional (hukum nasional) harus ditekankan pada pencapaian
tujuan atau mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang adil dan makmur sebagaimana
tercantum di dalam Pembukaan UU 1945 yakni :
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa;
d. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yan berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
227
ALSA STUDYBOOK
politik hukum nasional bertujuan meletakkan dasar-dasar Negara Indonesia sebagai
Negara hukum (rechtsstaat) yang demokratis dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
Hukum merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub sistem hukum yang saling
berkaitan satu sama lainnya dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan hukum,
yakni keadilan (gerechtigkeit), kemanfaatan (zweckmassigkeit), dan kepastian
hukum (rechtssicherheit).
a. Hukum undang-undang;
b. Hukum kebiasaan/hukum adat;
c. Hukum traktat (perjanjian);
d. Hukum yurisprudensi;
e. Doktrin hukum (pendapat atau ajaran ahli hukum).
228
ALSA STUDYBOOK
• Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan, misalnya Undang-Undang: Merek, Hak
Cipta, Hak Paten, Kepailitan, Arbitrase, Perseroan Terbatas, Yayasan, Koperasi,
Notaris, dan sebagainya.
Kodifikasi adalah membukukan hukum sejenis, secara lengkap, sistematis menjadi satu
dalam satu kitab undang-undang. Berbeda dengan unifikasi, adalah penyatuan hukum
yang berlaku secara nasional.
1. Hukum tidak tertulis (Hukum Kebiasaan dan Hukum Adat), yaitu hukum yang
tumbuh dan berkembang dari keyakinan dan kesadaran hukum masyarakat,
tetapi tidak tertulis, dan masyarakat menaatinya seperti halnya menaati undang-
undang (hukum tertulis).
2. Menurut tempat berlakunya, hukum dibedakan sebagai berikut.
a. Hukum nasional, yaitu hukun yang berlaku dalam suatu Negara.
b. Hukum internasionl, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara
Negara dan/atau antara organisasi/lembaga internasional).
c. Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku di Negara lain atau Negara asing.
d. Hukum gereja (Kanonik), yaitu hukum yang ditetapkan oleh gereja (katolik
Roma) berlaku untuk anggotanya.
e. Hukum Islam, yaitu hukum yang berlaku untuk orang-orang yang beragama
Islam.
f. Menurut waktu berlakunya hukum dibagi dalam:
• Ius Constitutum (ius positum/ius operatum), yaitu hukum yang
berlaku pada waktu sekarang dalam suatu masyarakat di wilayah
tertentu;
• Ius constituendum, yaitu hukum yang diterapkan berlaku untuk
waktu yang akan datang atau hukum yang dicita-citakan;
• Hukum asasi (kodrat), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dan
kapan aja tidak terbatas oleh ruang waktu dan tempat. Hukum asasi
ini berlaku untuk semua bangsa dan bersifat abadi.
229
ALSA STUDYBOOK
g. Menurut fungsinya atau cara mempertahankannya, dibedakan sebagai
berikut.
• Hukum material (materiel recht atau substantive law), yaitu
keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur
hubungan hukum antar subjek hukum yang satu dengan subjek
hukum yang lain yang mengutamakan kepentingan tertentu.
• Hukum formal atau (formeelrecht/procesrecht/ajective law) atau
hukum acara, yaitu keseluruhan peraturan atau norma hukum yang
mengatur cara melaksanakan dan mempertahankan hukum
material, misalnya Hukum Acara Pidana.
h. Menurut sifatnya, hukum dibedakan sebagai berikut.
• Hukum yang memaksa atau hukum imperaktif (dwingendrecht),
yaitu peraturan atau norma hukum yang dalam keadaan konkret
tidak dapat dikesampingkan oleh para pihak yang bersengketa atau
harus ditaati secara mutlak.
• Hukum pelengkap atau hukum yang bersifat mengatur (hukum
fakultatif), yaitu peraturan atau norma hukum yang dalam keadaan
konkret dapat dikesampingkan oleh para pihak yang mengadakan
perjanjian, seperti tentang bentuk perjanjian boleh tertulis dan
boleh tidak tertulis, boleh dilakukan atau dibuat dihadapan notaris
atau di bawah tangan.
i. Menurut isinya, hukum dibedakan sebagai berikut :
• Hukum publik (public law/recht), yaitu keseluruhan peraturan
atau norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara Negara
dengan orang dan atau badan yang mengutamakan kepentingan
umum, seperti Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha
Negara/Hukum Administrasi Negara/Hukum Tata Pemerintahan,
Hukum Pidana, Hukum Internasional (Publik) dan Hukum Acara
(Pidana, Tata Usaha Negara, dan Mahkamah Konstitusi).
230
ALSA STUDYBOOK
• Hukum privat atau hukum sipil (private law/privaatrecht), yaitu
keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur
hubungan hukum antara perseorangan dan/atau badan pribadi
yang mengutamakan kepentingan pribadi, atau keseluruhan
peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara
perseorangan yang satu dengan perseorangan yang lain untuk
kepentingan pribadi, seperti Hukum Dagang dalam (WvK).
• Sumber-sumber Hukum, sumber hukum ialah “asal mulanya hukum” segala seuatu
yang dapat menimbulkan aturan-aturan hukum sehingga mempunyai kekuatan
mengikat. Yang dimaksud “segala sesuatu” tersebut adalah factor-faktor yang
mempengaruhi terhadap timbulnya hukum, dari mana hukum ditemukan atau dari
mana berasalnya norma hukum.
Sumber hukum material adalah faktor-faktor yang menentukan kaidah hukum, tempat
dari mana berasalnya isi hukum, atau faktor-faktor yang menentukan isi hukum yang
berlaku.
Faktor-faktor yang menentukan isi hukum dapat dikelompokkan atas “faktor ideal
(filosofis), faktor sejarah (historis) dan faktor kemasyarakatan (Sosiologis)”.
Sumber Hukum Formal ialah tempat dari mana dapat ditemukan atau diperoleh aturan-
aturan hukum yang berlaku yang mempunyai kekuatan mengikat masyarakat dan
pemerintah sehingga ditaati.
• Sumber hukum formal (van Apeldoorn) adalah dari mana timbulnya hukum yang
berlaku (yang mengikat hakim dan penduduk). Sumber hukum formal adalah yang
menjadi determinan formal membentuk hukum (formele detrminanten van de
rechtsvorming), menentukan berlakunya hukum.
231
ALSA STUDYBOOK
1. Undang-Undang. Undang-undang dalam arti material (wet in materiele zin)
adalah “setiap keputusan atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah atau
penguasa yang berwenang yang isinya mengikat secara umum” atau setiap
“keeputusan atau ketetapan pemerintah atau penguasa yang berwenang yang
memuat ketentuan-ketentuan umum” atau “peraturan-peraturan umum yang
dibuat oleh penguasa yang berwenang”.
Undang-undang dalam arti “formal” (wet in formale zin) ialah “setiap keputusan
pemerintah atau penguasa yang berwenang yang karena prosedur terjadinya atau
pembentukannya dan bentuknya dinamkan “undang-undang”.
• Konflik Antarumber Hukum, konflik dapat terjadi antara sumber hukum formal,
misalnya sebagai berikut.
1) Lex specialis derogate lex generalis, yaitu apabila terjadi konflik antar undang-
undang yang bersifat khusus dengan undang-undang yang bersifat umum, maka
undang-undang yang bersifat umum harus dikesampingkan.
232
ALSA STUDYBOOK
2) Lex superiori derogate lex inferiori, yaitu apabila ada dua undang-undang yang
tidak sederajat tingkatannya mengatur objek yang sama dan saling bertentangan,
maka undang-undang yang lebih tinggi tingkatannya mengesampingkan undang-
undang yang tingkatannya dibawahnya.
3) Lex posteriori derogate lex priori, yaitu undang-undang atau peraturan yang
berlaku belakangan (baru) mengesampingkan undang-undang atau peraturan
terdahulu (lama).
233
ALSA STUDYBOOK
ALSA STUDYBOOK
Mid term exam of Odd Semester for Batch 2018, 2019234
and 2020