Awal mula kasus ini ketika seorang klien mengaku bahwa Jouska disebut telah
melakukan pengelolaan dana yang tidak sesuai dengan kesepakatan sehingga
menimbulkan kerugian. Ketua SWI Tongam L. Tobing mengatakan,
pihaknya mencatat sudah ada sekitar 80 klien yang mengajukan aduan dengan
permasalahan yang sama.
Oleh karenanya, SWI akan melakukan penyelidikan dan analisis kegiatan usaha
Jouska sebagai perencana keuangan. Jika Jouska terbukti melenceng dari arah
kegiatannya menjadi pengelola dan manajer investasi atau keuangan maka
termasuk melanggar hukum pidana.
- Jouska Mentransaksikan RDI Klien
Dugaan ini muncul dari hasil aduan klien Jouska yang diterima tim Satgas
Waspada Investasi. Namun, ia mengatakan akan terus melakukan penelitian
sehingga menemukan hasil yang tepat.
Menurutnya, setidaknya hingga saat ini sudah ada 80 aduan yang diterima SWI
dari mantan klien Jouska terkait hal tersebut. Oleh karenanya pihaknya akan
melakukan pemanggilan kepada Jouska untuk menjelaskan core bisnis mereka.
"Kami akan lihat dan kami akan panggil (untuk memastikan) apakah yang
dilakukan Jouska sudah mengarah pada kegiatan penasihat investasi atau
manajer investasi atau wakil manajer investasi," jelasnya.
Baca:
Tertunduk Lesu & Minta Maaf, Ini Pernyataan Bos Jouska
- Izin Bisnis Dipertanyakan
"Jadi kita akan panggil Jouska ini minggu depan untuk menjelaskan dua hal.
Yang pertama mengenai izin kegiatan seperti apa, izin produk dan usahanya.
Kedua kegiatan bisnisnya apa yang dilakukan sebenarnya," kata Tongam
kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/7/2020).
Dalam hal ini, SWI akan menindaklanjuti guna melihat adanya hal-hal yang
dijalankan dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Menurut Tongam,
kegiatan financial advisory yang menjadi bisnis utama Jouska memiliki batasan-
batasan hanya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai produk
keuangan dan investasi. Lembaga bukan lembaga yang melakukan eksekusi
ataupun penempatan dana dalam produk investasi.
"Kegiatan financial advisor ini atau agregator ini merupakan inovasi baru
termasuk inovasi keuangan digital yang perlu kita tangani sehingga masyarakat
kita tidak dirugikan. Kita liat kalau sudah masuk ke penempatan atau eksekusi
dia harusnya manajer investasi," imbuhnya.
Ketua SWI Tongam L Tobing menyebutkan, OJK tak ikut turun tangan karena
Jouska tidak memiliki izin sebagai manajer investasi (MI). Sebab, Jouska hanya
memiliki izin sebagai perencana keuangan.
"Pertama-tama perlu kami sampaikan bahwa Jouska ini tidak berada di bawah
pengawasan OJK, karena memang tidak terdaftar atau tidak ada izin di OJK,
sehingga kegiatan-kegiatan Jouska ini tentu tidak dikaitkan dengan OJK. Jadi
yang melakukan penanganan dari Jouska ini adalah SWI karena tidak ada
kaitannya dengan OJK," ujarnya saat berbincang dengan CNBC Indonesia,
Kamis (23/7/2020).
Menurutnya, pengaduan dari masyarakat yang sudah diterima ini lebih dari
cukup untuk menanggil hingga menyelidiki kegiatan usaha Jouska. Sebab, saat
ini SWI tidak bisa langsung menyatakan Jouska bersalah atau tidak sebelum
melakukan penyelidikan serta mendengarkan penjelasan dari pihak manajemen
Jouska sendiri.
"Kalau saya lihat ada sekitar 80 ya Di tempat saya laporannya dan ini memang
seragam semua kegiatannya," katanya.
Baca:
Jouska Diduga Salahi Aturan, Ini Pernyataan Lengkap Satgas
- Merusak Citra Finansial Planner & Muncul Wacana Regulasi Profesi
Hebohnya kasus Jouska yang diduga merugikan kliennya menjadi perhatian
banyak pihak. Apalagi Jouska merupakan salah satu perencana keuangan yang
menjadi pilihan kaum milenial.
Hal ini membuat Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menyarankan agar
semua usaha financial planner diregulasi. Sehingga kasus yang dialami oleh
klien Jouska tidak terulang kembali.
"Yang dilarang adalah transaksi dilakukan oleh financial planner untuk rekening
nasabahnya di sekuritas walaupun ada surat kuasa transaksi dari nasabahnya,"
katanya lagi.
Oleh sebab itu, Oky juga mendesak agar perusahaan konsultan investasi dan
penasihat keuangan, agar diberikan rambu-rambu yang tegas jika mengelola
dana klien.