MAKALAH
Oleh:
Roestanto Sukarta Diputra
55120120015
Pembimbing
Dr. Sudjono, M.Acc.
Financial risk and income smoothing are some important factors that must be
considered by insurance companies. Financial risk and income smoothing can affect
the performance of insurance companies. Cases of failure to pay claims due from PT.
Asuransi Jiwasraya is an example of not paying attention to financial risk and income
smoothing. Companies only think about short-term profits, while not paying attention
to the long-term. The result is a loss for society, the state and the insurance company
itself.
ABSTRAK
Financial risk dan income smoothing merupakan beberapa faktor penting yang harus
diperhatikan oleh perusahaan asuransi. Financial risk dan income smoothing dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi. Kasus gagal bayar klaim jatuh tempo dari
PT. Asuransi Jiwasraya merupakan contoh dari tidak diperhatikannya financial risk
dan income smoothing. Perusahaan hanya memikirkan keuntungan jangka pendek,
sementara untuk jangka panjang tidak diperhatikan. Hasilnya adalah kerugian bagi
masyarakat, negara dan perusahaan asuransi itu sendiri.
2
KATA PENGANTAR
Penulis
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
DAFTAR TABEL 5
BAB I PENDAHULUAN 6
BAB IV PENUTUP 33
A. Kesimpulan 33
B. Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
DAFTAR TABEL
4
BAB I
PENDAHULUAN
pertanggungan ulang risiko, pemasaran dan distribusi produk asuransi atau produk
5
asuransi syariah, konsultasi dan keperantaraan asuransi, asuransi syariah, reasuransi,
atau reasuransi syariah, atau penilaian kerugian asuransi atau asuransi syariah.
Pengertiaan asuransi umum dalam pasal 1 (5) adalah usaha jasa pertanggungan risiko
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis
di Indonesia per 31 Desember 2020 adalah 376 perusahaan, terdiri dari 148
perusahaan asuransi dan reasuransi serta 228 perusahaan penunjang usaha asuransi
(tidak termasuk Konsultan Aktuaria dan Agen Asuransi). Perusahaan asuransi dan
Perusahaan penunjang usaha asuransi terdiri dari 160 perusahaan pialang asuransi, 42
data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah premi bruto industri asuransi pada
tahun 2020 mencapai Rp503,3 triliun, meningkat 4,6% dari tahun sebelumnya yaitu
Rp481,1 triliun. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata premi bruto adalah
6
sebagaimana dicerminkan oleh rasio antara premi bruto terhadap PDB mengalami
kenaikan sebesar 0,22% dari 3,04% pada tahun 2019 menjadi 3,26% pada tahun
2020. Premi bruto tertinggi pada tahun 2020 diperoleh dari penerimaan iuran asuransi
sosial sebesar 15,1%, diikuti oleh premi asuransi umum dan reasuransi sebesar 3,8%.
Sementara itu, penerimaan premi untuk asuransi jiwa turun 4,3%, diikuti oleh
Penumpang Umum dan Lalu Lintas Jalan turun 5,8%. Porsi terbesar dari premi bruto
industri asuransi tahun 2020 adalah premi bruto badan penyelenggara jaminan sosial
sebesar 42,3%, diikuti premi asuransi jiwa sebesar 36,9%, asuransi umum dan
Kinerja keuangan merupakan analisis yang dilakukan untuk menilai sejauh mana
suatu perusahaan telah berkinerja baik dan benar dengan menggunakan aturan
pelaksanaan keuangan (Irham, 2012: 2). Penilaian kinerja keuangan yang paling
menilai kinerja perusahaan berdasarkan rasio yang ada di dalam laporan keuangan.
Rasio keuangan merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui kondisi keuangan
sebuah perusahaan.
kategori, salah satunya adalah financial risk. Financial risk adalah perubahan tujuan
7
Regulasi di Indonesia terkait kesehatan perusahaan asuransi terdapat pada Peraturan
tingkat solvabilitas dengan menggunakan metode Risk Based Capital (RBC), sebagai
metode untuk mengukur batas tingkat solvabilitas dalam mengukur tingkat kesehatan
sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan ketika mengelola kekayaan
dan kewajiban. Pasal 3 POJK No.71 tahun 2016 menyatakan bahwa perusahaan
asuransi dan perusahaan reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas
paling rendah 100% dari risiko Modal Minimum Berbasis Risiko (MMBR) dan target
tingkat solvabilitas internal ditetapkan paling rendah 120% dari MMBR dengan
simulasi skenario perubahan (stress test). Pada Pasal 4 disebutkan risiko yang harus
diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan modal paling sedikit adalah risiko kredit,
Informasi yang terkandung dalam laba dimaksudkan untuk menentukan hasil kerja
Income smoothing adalah proses memanipulasi waktu pendapatan atau pelaporan laba
sehingga laba yang dilaporkan tampak stabil. Income smoothing disebabkan karena
8
manajemen ingin mempertahankan nilai pendapatan yang stabil. Jika pendapatan
aktual menurun dari tahun ke tahun, manajemen akan melaporkan pendapatan lebih
beragam, maka penulis mengambil keputusan untuk menyusun makalah dengan judul
Asuransi”.
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
9
Makalah ini membahas dampak pengaruh financial risk dan income
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Praktis
nasabah.
2) Manfaat Teoritis
kontribusi secara ilmiah mengenai financial risk dan income smoothing yang
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Asuransi
11
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
Manfaat dari asuransi bagi masyarakat, negara, dan perusahaan asuransi itu
2) Mengurangi kekhawatiran.
4) Meratakan keuntungan.
2. Financial Risk
12
Menurut Horcher (2005:3) financial risk adalah proses untuk menghadapi
ketidakpastian yang dihasilkan dari pasar keuangan. Hal ini melibatkan penilaian
yang konsisten dengan prioritas dan kebijakan internal. Mengatasi risiko keuangan
secara proaktif dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Ini juga
4) Risiko keuangan yang timbul dari eksposur perusahaan terhadap perubahan harga
5) Risiko keuangan yang timbul dari tindakan, dan transaksi dengan, perusahaan lain
nilai tukar mata uang asing, suku bunga, harga komoditas, harga ekuitas, kualitas
kredit, likuiditas, dan akses perusahaan ke pembiayaan. Risiko keuangan ini tidak
selalu independen satu sama lain. Misalnya, nilai tukar dan suku bunga seringkali
sangat terkait, dan saling ketergantungan ini harus dikenali ketika manajer merancang
sistem manajemen risiko. Risiko keuangan dapat dibagi ke dalam kategori yang
13
1) Market Risks.
2) Credit Risks.
3) Liquidity Risks.
perusahaan untuk mengelola risiko yang terkait dengan pasar keuangan. Manajemen
risiko adalah proses dinamis yang harus berkembang dengan perusahaan dan
bisnisnya. Ini melibatkan dan berdampak pada banyak bagian perusahaan termasuk
Bagian pertama dari proses melibatkan identifikasi dan prioritas risiko keuangan yang
industri, struktur neraca, dan posisi dalam industri. Penting juga untuk
terhadap risiko. Ada tiga alternatif luas untuk mengelola risiko (Horcher, 2005:7):
1) Tidak melakukan apa-apa dan secara aktif, atau pasif, menerima semua risiko.
2) Lindung nilai sebagian eksposur dengan menentukan eksposur mana yang dapat
14
menyediakan forum untuk diskusi tentang isu-isu penting dan berbagai perspektif
pemangku kepentingan
Salah satu sumber utama risiko keuangan adalah internal. Risiko internal
dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan. Selain itu, rasio keuangan juga dapat
Rasio keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam empat aspek rasio, yaitu Solvency
Stability Ratio adalah rasio yang mengukur kestabilan operasi dengan menggunakan
premi secara efektif serta untuk mengetahui kenaikan atau penurunan yang terjadi
pada jumlah premi. Technical Ratio adalah rasio yang mengukur tingkat kecukupan
dana yang diperlukan dari penutupan risiko. Analisis angka-angka keuangan utama
keputusan.
15
Pengertian risk based capital berdasarkan Peraturan Ketua Badan Pengawas
jumlah tingkat solvabilitas minimum yang sama dengan jumlah dana yang
asuransi dan reasuransi harus memiliki rasio solvabilitas (risk based capital) minimal
120%, atau 100% dari risiko yang mungkin timbul dari penyimpangan dalam
solvabilitas sehubungan dengan periode waktu tertentu. Aturan ini ditetapkan oleh
Risk based capital dapat memberikan ukuran apakah suatu perusahaan sehat dan
terjamin. Ukuran risk based capital yang memenuhi syarat sering digunakan sebagai
4. Income Smoothing
fluktuasi pendapatan dari tahun ke tahun dengan cara mengalihkan pendapatan dari
bervariasi, sementara pada saat yang sama tidak meningkatkan pendapatan yang
dilaporkan selama periode tersebut. Tujuan income smoothing adalah sebagai berikut:
16
1) Meningkatkan citra perusahaan di mata pihak luar bahwa perusahaan tersebut
B. Penelitian Terdahulu
17
bahwa kinerja
keuangan PT.
Asei Reasuransi
Indonesia
(Persero) dalam
keadaan sangat
baik.
3 Khoiruddin, Pengaruh Pengawasan 1. Risk based 1. secara
E. P. (2016). Rasio terhadap kinerja capital. simultan
Keuangan keuangan 2. Rasio Early terdapat
Early perusahaan Warning pengaruh yang
Warning asuransi sangat System.
signifikan rasio
System penting untuk
Terhadap meningkatkan
likuiditas
Tingkat tingkat utilitas, (RLK), rasio
Solvabilitas mengoptimalkan retensi
Perusahaan pengelolaan sendiri (RRS),
Asuransi Jiwa keuangan yang rasio beban
Syariah akuntabel dan (RBN) dan
Periode 2010- kepercayaan ukuran
2013. masyarakat serta perusahaan
konsumen (UKP)
terhadap lembaga berpengaruh
dan produk jasa
terhadap tingkat
keuangan
yang ada di solvabilitas
Indonesia perusahaan
(financial well- asuransi jiwa
literate), syariah
sebagaimana yang 2. Semakin
dilakukan terhadap besar beban
lembagalembaga perusahaan maka
keuangan lainnya tingkat
misalnya bank. solvabilitas
perusahaan akan
menurun sehingga
perusahaan
harus menurunkan
rasio beban agar
solvabilitas
perusahaan
asuransi jiwa
syariah meningkat
dan
sebaliknya
4 Siswanto, R. Kinerja Perusahaan 1. Risk based 1. Solvabilitas
M. (2019) Keuangan asuransi jiwa capital. perusahaan
Perusahaan konvensional terus 2. Strategi asuransi
Asuransi Jiwa mencatatkan aliansi joint melibatkan aset
Konvensional kerugian, padahal venture. yang
di Indonesia trend pendapatan diperkenankan,
18
Periode 2015- premi yang dicapai maka ketika
2018. mengalami perusahaan
peningkatan. asuransi berusaha
mencapai target
tingkat
solvabilitas
sesungguhnya
perusahaan
tersebut juga
mengelola ROA
perusahaan.
2. Kemampuan
aktiva
perusahaan
asuransi dalam
mencetak laba
tidak dipengaruhi
apakah
perusahaan
tersebut
merupakan
perusahaan joint
venture life
insurance
company atau
national life
insurance
company. Artinya
keterlibatan
perusahaan
asuransi asing
tidak berpengaruh
terhadap
pencapaian ROA
perusahaan
asuransi.
5 Rikumahu, Y. Penerapan Melihat dampak 1. Manajemen Perwujudan
A. (2014). Manajemen dari penerapan risiko. GCG pada Jasa
Risiko manajemen risiko 2. Good Raharja yang
Terhadap yang diukur Corporate mengacu pada
Perwujudan menggunakan Governance. pedoman GCG
Good kerangka perusahaan di
Corporate manajemen risiko Indonesia belum
Governance ISO 31000 masuk pada skor
Pada terhadap optimal yaitu
Perusahaan penerapan antara 5,50
Asuransi. corporate hingga 7,00,
governance di namun telah
Jasa Raharja yang masuk ke dalam
merupakan salah kategori baik
satu BUMN di dengan skor 5,30.
19
bidang asuransi.
6 Santoso, L. M. Pengaruh Ketidakkonsistenan 1. Pecking Terdapat
(2020). Ukuran hasil dari beberapa order theories. pengaruh antara
Perusahaan, penelitian 2. Financial variabel ukuran
Debt To terdahulu, menarik risk dan risk perusahaan, debt
Equity Ratio, minat peneliti based capital. to equity ratio,
Debt To Asset untuk melakukan debt to asset
Ratio dan penelitian lebih ratio dan risk
Risk Based lanjut mengenai based capital
Capital pengaruh positif terhadap
Terhadap ukuran perusahaan profitabilitas
Profitabilitas. (UP) terhadap secara bersama-
profitabilitas, sama.
pengaruh negatif
debt to equity
ratio (DER)
terhadap
profitabilitas,
pengaruh negatif
debt to asset ratio
(DAR)
terhadap
profitabilitas dan
pengaruh positif
risk based capital
(RBC) terhadap
profitabilitas.
7 Wiratno, R. A. Pendapatan 1) Kegagalan Risk based Faktor
(2017). Premi, Rasio pengelolaan capital. fundamental
Hasil kekayaan, ketidak perusahaan yang
Investasi, seimbangan antara berasal dari
Laba, Klaim proyeksi arus laporan keuangan
dan Risk kekayaan dan yang
Based Capital kewajiban. direpresentasikan
Perusahaan 2) Ketidak- oleh pendapatan
Asuransi seimbangan antara premi, rasio hasil
Kerugian di nilai kekayaan dan investasi, laba dan
Indonesia. kewajiban dalam klaim secara
setiap jenis mata bersama sama
uang. memberikan
3) Perbedaan sinyal yang positif
antara beban klaim untuk
yang terjadi dan memprediksi
beban klaim yang kesehatan
diperkirakan. perusahaan
4) Ketidak- asuransi. Dalam
cukupan premi hal ini kinerja
akibat perbedaan perusahaan pada
hasil investasi yang saat ini maupun
diasumsikan dalam yang akan datang
penetapan premi sehingga menjadi
20
dengan hasil pertimbangan
investasi yang pemangku
diperoleh kepentingan
5) Ketidak- dalam menetapkan
mampuan pihak keputusan bagi
reasuradur untuk perusahaan
memenuhi asuransi sehingga
kewajiban tingkat kesehatan
membayar klaim. perusahaan
asuransi dalam
mengelola risiko
dapat dikelola
secara baik
dengan tingkat
solvabilitas
perusahaan
terjaga.
8 Rohmah, R. d. Pengaruh Terdapat ketidak 1. Rasio 1. Rasio likuiditas,
(2021). Rasio konsistenan keuangan rasio beban klaim,
Keuangan pengaruh rasio early warning dan underwriting
Early keuangan early system. ratio berpengaruh
Warning warning system 2. Risk based signifikan
System terhadap tingkat capital. terhadap tingkat
Terhadap solvabilitas. solvabilitas
Tingkat Perbedaan rasio perusahaan
Solvabilitas keuangan early asuransi.
Perusahaan warning system 2. Rasio tingkat
Asuransi Life dengan tingkat kecukupan dana
Syariah di solvabilitas dilihat berpengaruh
Indonesia dari hasil signifikan
Periode 2015- perhitungan setiap terhadap tingkat
2019. rasio keuangan solvabilitas
dimana setiap rasio perusahaan.
keuangan diambil
dari pos-pos
laporan keuangan
yang berbeda-beda.
9 Fira Agustin, Pengaruh Perusahaan Risk based 1. Pertumbuhan
A. S. (2016). Premium asuransi umum capital. premi tidak berarti
Growth Ratio, tidak efisien karena profitabilitas
Risk Based adanya penggunan perusahaan itu
Capital dan modal yang bertambah karena
Hasil diinvestasikan salah satunya
Investasi menjadi tidak adalah
Terhadap produktif. meningkatnya
Profitabilitas pertumbuhan
Perusahaan klaim yang terjadi
Asuransi sehingga beban
Umum yang yang dikeluarkan
Terdaftar di oleh perusahaan
Bursa Efek lebih besar dari
21
Indonesia pada pendapatan
Tahun 2010- yang diperoleh
2014. dari premi itu
sendiri.
2. Pencapaian
tingkat risk based
capital yang
disyaratkan
pemerintah hanya
memberikan
informasi
mengenai
kesehatan kondisi
keuangan
perusahaan
terhadap
memenuhi
kewajibannya dan
pengelolaan resiko
yang akan
ditanggung.
3. Jika nilai hasil
investasi naik
maka akan
meningkatkan
return on assets
yang diperoleh
perusahaan.
10 Bogar, S. Analisis Risk Tingkat 1. Prinsip Kesehatan
(2016). Based Capital persaingan hukum dasar Perusahaan
(RBC) di Industri Asuransi asuransi. Asuransi sangat
Perusahaan semakin ketat 2. Risk based dipengaruhi oleh
Asuransi. sehingga menjurus capital. Tingkat
praktek yang Solvabilitas,
tidak sehat seperti Tingkat
penetapan tarip Solvabilitas
premi yang sangat Minimum, dan
rendah sehingga Tingkat
dapat mematikan Perimbangan
perusahaan lain Investasi dengan
dalam jangka Kewajiban. Jadi
panjang. Praktek untuk
ini bisa membuat meningkatkan
tarip premi yang Kesehatan
ditetapkan tidak Perusahaan
benar. Dengan Asuransi adalah
adanya hal meningkatkan
tersebut perlu suatu bentuk
regulasi didalam investasi antara
pengelolaan lain surat
industri Asuransi berharga yang
22
yang memberikan diterbitkan oleh
perlindungan bagi pemerintah
publik sebagai karena didalam
pengguna jasa pengakuan
Asuransi. bentuk investasi
hampir seratus
prosen dengan
risiko hampir
mendekati nol.
11 Ibrahim Financial Risk In the year 2014 1. Financial 1. The study
Mallam Fali, and Financial FBN life insurance risk. concludes that
T. N. (2020). Performance acquired Oasis 2. Markowitz credit risk
of Listed insurance plc, all portfolio inversely
Insurance the insurance theory. influence the
Companies in companies financial
Nigeria. collapsed due to performance
unable to manage of the insurance
financial risk and firms in Nigeria
also unable to while liquidity
meet up with risk is not a
regulatory strong driver of
guidelines and in financial
2019 Great performance of
Nigeria insurance the insurance
plc voluntarily firms in Nigeria.
withdrew from the 2. The study
business due to further concludes
their failure to that, the solvency
manage the risk improves the
financial risk financial
properly. performance of
the listed
insurance
companies in
Nigeria. The
report advises
that Nigerian
insurance
providers should
do better to
adequately
control their
receivable
number by
supplying their
debtors with
payment plans
that are
appropriate for
servicing their
outstanding debt
23
or loan.
12 Xing, L. The Financial Although The Financial risk. It can be
(2020). Risk Analysis Similar Financial seen from the
and mode can help research that the
Prevention of enterprises expand similar financial
Electrical in scale quickly, it mode is a double-
Industry under also becomes a edged sword as a
the Similar burden for new financing
Financial enterprises due to method, which
Mode---Base occupy a large should be used
on One amount of funds appropriately.
Electronics from suppliers. When electric
Company. appliance chain
enterprise needs
fund,
they can apply
this kind of mode
appropriately.
The key to the
success or failure
of this financing
mode relay on the
management and
application of the
enterprises
themselves.
Enterprises
should pay
attention to risk
prevention and
control and at the
same time should
deal with the
relationship with
suppliers.
However, how
can the similar
financial model
develop well,
manage
redundant funds,
and
do risk prevention
and control well
is the key question
that should be
worth studied for
a long time.
13 Voronova, D. Risk The subject is the 1. Solvency II Implementing risk
K. (2012). Management improvement of the approach. self-assessment
as a Tool to insurance 2. Risk tool as a start
24
Improve company’s management. point for
The reliability with the improving every
Reliability: risk management, insurance
Case of according to the company’s
Insurance Solvency II reliability that is
Company. Directive performed for
requirements. every business
line according to
the insurance
company’s
organizational
structure in order
to cover exiting
risks according to
the standard
formula of
Solvency capital
requirements.
Risks are assessed
and evaluated
taking into
account an
occurrence
probability, a
possible damage
in case of a risk
occurrence and
the effectiveness
of the control
system.
14 W. Travis Financial Risk Each effort has Risk Applying our
Selmier II, H. as a Good. sought out those governance. general concept
P. (2014). factors which of risk to finance,
caused the recent we propose that
crisis to reach effective financial
such heightened governance policy
systemic effects must take into
which damaged account three
national, regional, factors:
and global (1) The utility
financial systems. function for risk-
lovers is convex
and that for risk-
averse agents
concave.
(2) More risk-
prone agents may
seek levels of risk
that create
systemic effects, if
those agents are
25
of a sufficient
size.
3) As the scale of
risk grows and
risk is
transmutated from
a private good
into a club good
or common pool,
governance
principles that
encompass this
transmutation are
required. Given
these three
important reasons
and these three
factors, we argue
that proper
macroprudential
governance and
microprudential
regulation must
be developed in
tandem.
15 John M. Strategic There is a great Financial risk. The ALM systems
Mulvey, D. P. Financial Risk need for discussed in this
(1997). Management integrative paper illustrate
and approaches to the benefits of
Operations fïnancial analysis stepping up the
Research. and planning. The risk analysis
globalization of ladder. The
financial markets systems provide a
and the comprehensive
introduction of measurer of
complex products organizational
such as exotic risks. The final
derivatives has step is to move to
increased volatility the top rung -
and risks. Strides Total Integrative
in computers and Risk
information Management.
technology has Here, the ALM
eliminated any system
delays between the coordinates the
occurrence of an entire financial
event and the enterprise
impact on the (Mulvey et al.,
markets - within 1995). For
the home country example, it might
and develop a funding
26
internationally. strategy for a
Consideration of pension plan that
uncertainties is is consistent with
critical in lïnancial the profit/loss
planning. Major potential for the
uncertainties parent company
include the returns (e.g adding
of investment contribution
instruments, future under highly
borrowing rates profitable
and external scenarios, and
deposit/withdrawal reducing
streams. Investors contribution
often seek to during periods of
develop long-term stress). Of course,
strategies that financial
hedge against organizations do
uncertainties. just this. But an
integrative risk
management
system improves
coordination and
allows for more
aggressive
investments and
increased long
term growth.
27
BAB III
PEMBAHASAN
ekuitas tercatat negatif Rp23,92 triliun pada September 2019. Selain itu, Jiwasraya
membutuhkan uang sebesar Rp32,89 triliun untuk kembali likuid. Berikut data
Tabel 3.1. Data Laporan Keuangan PT. Asuransi Jiwasraya Tahun 2017-
September 2019
(Dalam triliun rupiah)
Pos Tahun 2017 Tahun 2018 September 2019
Tanah dan
8,68 8,68 8,68
Bangunan
28
SUN 3,09 3,11 3,19
Dapat dilihat dari tabel 3.1, kinerja dari perusahaan asuransi Jiwasraya terus
mengalami penurunan sampai mengalami minus (23,92) pada bulan September 2019.
Sementara, total utang mencapai Rp 50 triliun dan rasio solvabilitas atau risk based
capital per September 2019 sebesar minus (809%). Kinerja perusahaan yang tidak
baik disebabkan perusahaan membeli saham-saham lapis kedua dan ketiga menjelang
tutup kuartal atau tutup tahun untuk membuat laporan keuangan terlihat baik. Selain
akhir tahun dan dijual kembali pada 2 Januari tahun berikutnya. Karena saham yang
dibeli berada di bawah harga pasar, laporan keuangan menunjukkan laba atas
2006 1) Aset yang dimiliki jauh lebih kecil dibandingkan dengan kewajiban dan ekuitas
2) Laporan keuangan PT. Asuransi Jiwasraya diberi opini disclaimer oleh Badan
2008 Jiwasraya mengalami kerugian sebesar Rp5,7 triliun dan menerbitkan reksa dana
2009 Kerugian meningkat menjadi Rp6,3 triliun. Jiwasraya melanjutkan skema reasuransi.
29
2011 Mengalami surplus Rp1,3 triliun.
2012 Produk JS Saving Plan mendapatkan izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan
2013 1) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengganti dari BAPEPAM-LK meminta
2015 1) BPK menemukan penyalahgunaan wewenang dan laporan aset investasi keuangan
3) BPK menangkap kejanggalan pembelian saham dan reksa dana lapis kedua dan
ketiga yang tidak disertai kajian memadai, aspek legal dan tidak melihat kinerja
perusahaan.
2016 1) BPK menemukan nilai pembelian saham dan reksa dana lebih mahal
Rp601,85 miliar.
2) BPK mencatat investasi tidak langsung senilai Rp6,04 triliun atau setara 27,78%
3) Jiwasraya melepas saham dan reksa dana lapis kedua dan ketiga sesuai
rekomendasi BPK.
30
kekurangan sebesar Rp7,7 triliun, karena tidak memperhitungkan penurunan aset.
3) Kewajiban dicatat lebih rendah dari semestinya membuat laba sebelum pajak
2018 1) Kantor Akuntan Publik (KAP) Pricewaterhouse Coopers (PwC) memberikan opini
tidak wajar pada laporan keuangan Jiwasraya tahun 2017. Hal ini dikarenakan
kewajiban manfaat polis masa depan hanya dicatat sebesar Rp38,76 triliun dari
Rp46,44 triliun.
2) Laba untuk laporan keuangan tahun 2017 dikoreksi dari Rp2,4 triliun menjadi
Rp428 miliar.
3) Tidak dapat membayar polis jatuh tempo produk JS Saving Plan sebesar Rp802
miliar.
2019 Jiwasraya membutuhkan dana Rp32,89 triliun untuk memenuhi syarat solvabilitas
120% dan total gagal bayar klaim jatuh tempo sebesar Rp12,4 triliun.
2020 1) Total klaim jatuh tempo pada tahun 2020 sebesar Rp16,1 triliun.
2) Terdapat indikasi kerugian negara sebesar Rp13,7 triliun karena gagal bayar klaim
asuransi.
Dapat dilihat dari kasus PT. Asuransi Jiwasraya yang tidak memperhatikan
financial risk dan melakukan income smoothing. Financial risk yang terdapat di
perusahaan PT. Asuransi Jiwasraya adalah market risk, credit risk, dan liquidity risk.
Market risk terkait dengan investasi yang dilakukan oleh perusahaan yang
ditempatkan di saham lapis 2 dan 3 serta penempatan reksa dana di manajer investasi
yang kurang berkualitas. Credit risk terkait dengan utang perusahaan yang melebihi
31
dari aset dan ekuitasnya sehingga menyebabkan liquidity risk berupa gagal bayar
klaim jatuh tempo. Hal ini merupakan sebab dari financial risk yang timbul dari
eksposur perusahaan terhadap perubahan harga pasar. Selain itu, financial risk timbul
dari dari tindakan, dan transaksi dengan pihak lawan dalam transaksi derivatif.
Terakhir, financial risk timbul dari akibat tindakan internal atau kegagalan
perusahaan, khususnya orang, proses, dan sistem. Hal ini dapat dilihat dari beban
operasional yang terus meningkat. Selain itu, pihak internal perusahaan melakukan
income smoothing. Hal ini dilakukan untuk menarik para investor. Hasilnya para
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
perusahaan asuransi. Jika tidak diperhatikan maka akan berdampak pada kinerja
perusahaan. Selain itu, dapat membawa kerugian bagi masyarakat dan negara. Salah
perusahaan asuransi Indonesia. Hal ini bermanfaat bagi pemerintah, khususnya OJK,
dalam hal pengaturan dan pengendalian industri asuransi masa depan serta mencari
B. Saran
mempengaruhi sejumlah besar investor dan nasabah pemegang polis. Selain itu,
33
manajemen risiko secara konsisten. Manajemen risiko memungkinkan perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Bogar, S. (2016). Analisis Risk Base Capital (RBC) di Perusahaan Asuransi. Jurnal
Reviu Akuntansi dan Keuangan (JRAK), 54-70.
Fira Agustin, A. S. (2016). Pengaruh Premium Growth Ratio, Risk Based Capital
Dan Hasil Investasi Terhadap Profitabilitas Perusahaan Asuransi Umum Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Accounting Research
Journal os Sutaatmadja (Accruals) Volume 2 No. 2, 53-65.
34
Ibrahim Mallam Fali, T. N. (2020). Financial Risk and Financial Performance of
listed Insurance Companies in Nigeria. European Journal of Business and
Management, 143-153.
N., M. Kirschenheiter. (2002). Can Big Bath And Earnings Smoothing Co-Exist as
Equilibrium Financial Reporting Strategis? Jurnal Of Accounting Review.
Vol. 35, 105-120.
Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor PER-
02/BL/2009 tentang Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas
Minimum Bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
35
Santoso, L. M. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Debt To
Asset Ratio dan Risk Based Capital Terhadap Profitabilitas. RATIO: Reviu
Akuntansi Kontemporer Indonesia, Volume 1, No.1, 37-47.
Sindi Nurfadila, R. R. (2015). Analisis Rasio Keuangan dan Risk Based Capital
Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi. Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), Vol. 22, No. 1, 1-9.
Wiratno, R. A. (2017). Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi, Laba, Klaim dan
Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia. Jurnal Riset
Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, 87-101.
Xing, L. (2020). The Financial Risk Analysis and Prevention of Electrical Industry
under the Similar Financial Mode---Base on One Electronics Company.
International Conference on Social Sciences and Social Phenomena, 64-67.
36