Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B

TAMAN KANAK- KANAK PERMATA BUNDA MANGGILANG

Ira Royanti
Ira02royanti@gmail.com
Universitas Negeri Padang

Abstrak

Perkembangan bahasa anak merupakan perpaduan antara interaksi sosial , perkembangan


emosi, perkembangan fisik maupun motorik. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan bahasa anak sesuai tingkat-tingkat perkembangan bahasa anak menurut
system bahasa formal yang mencakup empat komponen bahasa yaitu pragmatik,
semantik, sintak dan morfologi serta fonologi. Dan perkembangan anak sesuai tingkat-
tingkat perkembangan bahasa. Penelitian ini dilaksanakan di TK Permata Bunda
Manggilang. Sampel yang digunakan 6 anak. Teknik Analisis yang digunakan Time
Sampling melalui rekaman percakapan anak selama kegiatan disekolah. Hasil dari
analisis ini anak sudah mampu menggunakan bahasa yang lebih komplek dan sudah
menguasai empat system bahasa formal.

Kata Kunci: Perkembangan Bahasa, Anak Usia Dini

Pendahuluan

Taman Kanak- kanak Permata Bunda merupakan lembaga formal yang memberikan
layanan pendidikan anak usia dini rentang 4- 6 tahun. Usia 4-6 tahun adalah fase
fundamental bagi perkembangan individu anak, pada masa ini keadaan fisik maupun
segala kemampuan anak sedang berkembang dengan cepat. Untuk itu Layanan Pendidikan
di TK Permata Bunda diselenggarakan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang
dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain sesuai
perkembangan anak. Salah satu kemampuan pada anak TK yang berkembang pesat adalah
kemampuan bahasanya.

Dore (1978) dan Halliday (1975) telah menggambarkan komunikatif yang berbeda fungsi
bahasa secara terinci. Begitu anak-anak dapat menggabungkan kata-kata menjadi kalimat
yang lebih kompleks di sana sering kali merupakan perluasan yang cepat, baik dalam
ukuran kosa kata mereka dan dalam bahasa mereka keterampilan bahasa secara
keseluruhan. Mereka sekarang belajar menggunakan bahasa dalam beragam cara: untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan, untuk memberi dan mendapatkan informasi, untuk
memprotes dan untuk menemukan kata-kata baru. Penggunaan bahasa pragmatis ini
dimulai jauh lebih awal, ketika anak belajar menggunakan suara, gerakan dan kata-kata
untuk menarik perhatian orang lain ke objek dan acara yang menarik, untuk dapatkan
benda atau bantuan yang diinginkan, dan untuk memprotes atau menarik perhatian.

Hasil analisis menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak Kelompok B (usia 5-6
tahun) di TK Permata Bunda Manggilang sudah menunjukkan ketrampilan bahasa dalam
sistem bahasa formal yang meliputi empat komponen bahasa dan berada pada ketrampilan
bahasa tingkat lima.

Dengan hasil analisis yang demikian, guru hendaknya tidak berpuas hati dan terus
berinovasi memberikan program pengembangan bahasa melalui berbagai kegiatan yang
menstimulasi perkembangan bahasa anak, sehingga perkembangan bahasa anak akan
berkembang lebih baik lagi, Seperti bagaimana “Mengembangkan Program
Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini Berbasis Tradis Minangkabau Sebagai Kearifan
Lokal Untuk Pengembangan Karakter Anak Usia 5-6 Tahun”.

Menurut (Eliza: 2017) Banyak peneliti pendidikan anak usia dini mendapatkan tantangan
dalam mengimplementasikan program pembelajaran yang untuk membangun kehidupan
anak Joseph S. Agbenyegaa, Tamakloeb and Klibthongc, 2017) Dalam penelitiannya,
dinyatakan bahwa anak-anak perlu dikembangkan pandangan mereka tentang kenyataan
yang ada di dalam komunitas budaya mereka, mereka perlu mengembangkan kemampuan
untuk berpikir, membayangkan dan mengkonsep tualisasikan masalah sosial dan
mendapatkan wawasan tentang kehidupan pribadi mereka dan juga pengalaman orang lain.
Konsep wawasan ini adalah dasar untuk metakognisi, yaitu pengetahuan diri, evaluasi diri
dan pengetahuan yang berlaku (Buckand Lysaker, 2009).

Anak-anak semestinya dikenalkan dengan budaya yang sesuai dengan konteks lingkungan
anak berkembang, untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan mengkosep-
tualisasikan masalah sosial yang sesuai dengan latar belakang kehidupan mereka. Selain
itu bertujuan agar anak mendapatkan wawasan tentang kehidupan yang terjadi di dalam
budaya mereka dan juga pengalaman orang lain.
Oleh sebab itu melalui penelitian ini dikembangkan sebuah model pembelajaran yang
mengintegrasikan program pengembangan bahasa anak usia dini berbasis tradisi
Minangkabau untuk pengembangan karakter anak.

Kajian Teori
Menurut (Bochner: 2003) Bahasa adalah salah satu bentuk komunikasi. Ini melibatkan
sistem tanda atau simbol yang terorganisir yang digunakan oleh sekelompok orang untuk
berbagi makna. Tanda-tanda atau (ucapan) , simbol tertulis (teks) atau, untuk orang- orang
dengan penglihatan atau pendengaran yang sangat buruk, gerakan tangan atau mengangkat
titik-titik sepertipada tanda bahasa dan bahasa Braille. Bahasa dalam bentuk lisan
melibatkan penggunaan ucapan.

Ada empat komponen dalam sistem bahasa formal yaitu:


a. Pragmatik (fungsi atau tujuan)
Yaitu, apa yang ingin kita lakukan ketika kita menyampaikan.
Contoh: menarik perhatian (‘Lihat!’), Dapatkan informasi (‘seberapa jauh?’),
Protes (‘Tidak. Saya tidak mau ke! ’atau menunjukkan kepemilikan (Bola
saya!’).
b. Sintaks dan Morfologi
yaitu sistem tata bahasa yang mendefinisikan cara menggabungkan kata-kata
untuk menyampaikan makna. Misalnya ungkapan ‘Mummy mencuci cangkir
merah’ bermakna karena kata-katanya dikombinasikan sesuai aturan yang
berlaku.
c. Fonologi
yaitu, mekanisme makna yang digunakan maksudnya disampaikan kepada orang
lain. Fonologi melibatkan penggunaan suara untuk menghasilkan suara ucapan,
atau pena atau pensil untuk menulis huruf untuk membentuk kata-kata di atas
kertas. Atau, melalui gerakan tangan untuk menyampaikan artinya bahasa isyarat

Lima Tingkatan Perkembangan Bahasa anak yaitu:


a. Ketrampilan Awal
Yaitu, keterampilan sebagai prasyarat untuk bahasa.
Ada tiga cotoh keterampilan awal:
1. perhatian bersama atau kemampuan untuk melihat sesuatu tertarik dengan
pasangan, untuk mengikuti pandangan mereka dan melihat apa yang mereka
amati
2. Imitasi: kemampuan untuk berinteraksi dengan pasangan dan menyalin
tindakan dan vokalisasi mitra bermain yang sesuai
3. Kemampuan bermain dengan cara yang diterima secara umum berbagai benda
yang akrab; misalnya dengan mengguncang, meletakkan, menjatuhkan,
melambaikan, menarik, dan mendorong benda, bukan hanya memegang atau
mengucapkannya.
Program berlanjut ke tingkat di mana kata tunggal digabungkan ke dalam
ujaran yang lebih kompleks, untuk mengajukan pertanyaan, atau menunjukkan
lokasi atau kepemilikan.
b. Keterampilan tingkat dua
Preverbal (vokalisasi awal) yaitu, makna pada tindakan dan suara yang belum
disengaja
Contohnya: gerakan (menunjuk) performatif (‘oh-oh’, ‘br’mm br’mm’) protoword
(non-konvensional atau 'dibuat-buat' kata-kata) Kata-kata pertama (‘anjing’,
‘Mum’, ‘mobil’) Kalimat awal (‘mobil Ayah’, ‘anjing hilang’, ‘bocah jatuh’;
‘kucing pergi ke sana’) Memperluas makna (menambahkan morfem, seperti jamak
bahasa Inggris 'seperti 'anjing')
c. Ketrampilan tingkat ketiga
(Kata-kata pertama: ‘dog’, ‘mum’, ‘car) yaitu, Kata-kata pertama yang
dihasilkan oleh anak-anak sering tampaknya digunakan secara sporadis, selama
periode waktu, dan hanya dapat dipahami oleh pengasuh utama.
Contohnya: Kata-kata berupa label untuk objek dan orang, seperti di mobil ’,‘
Mummy ’, meskipun berbagai kata lain juga diperoleh untuk mewakili tindakan
‘Up’, ‘see’; lokasi 'di sana', 'di bawah', 'di'; pengubah ‘panas’, ‘besar’, ‘di sana’;
dan makna lain yang bermanfaat secara sosial seperti 'selamat tinggal', 'tidak',
'lebih'.

d. Ketrampilan Tingkat keempat


Menggabungkan kata menjadi kalimat yaitu, anak-anak mulai
menggabungkannya menjadi kalimat sederhana dalam urutan yang langsung
mencerminkan perkembangan Bahasa Anak.
Suatu ketika anak-anak memiliki sekitar 50 kata dalam kosakata yang diucapkan
dan mengerti hampir 200 kata (Bates, Dale dan Thal, 1995),
Contoh: kalimat awal, ‘Ayah mobil ’,‘ anjing hilang ’

e. Ketrampilan tingkat lima


Memperluas makna: menggunakan morfem bahasa Inggris, jamak 's'. present
'progresif' Pada saat yang sama ketika anak-anak mulai menggabungkan kata-kata
menjadi kalimat, mereka juga mulai memperoleh morfem atau kata-kata atau
bagian-bagian kecil kata-kata. Ini digunakan untuk menambah makna kata lain,
seperti jamak ‘4 atau‘ -es ’, preposisi seperti‘ in ’dan‘ on ’dan artikel seperti‘ a ’
dan ‘itu’. Menurut Brown (1973), yang pertama muncul adalah ing -ing ’, diikuti
oleh ‘in’, ‘on’, dan jamak ‘s’. Untuk anak, penambahan morfem menjadi sebuah
kata, seperti halnya penambahan ing -ing ’untuk membuat‘ makan ’atau‘ duduk
’adalah setara mengatakan dua kata tunggal. Jadi contoh kombinasi 'dua kata'
diproduksi pada saat ini mungkin termasuk: 'menempatkan', 'dicuci', 'sepatu',
'cangkir'.

Begitu anak-anak dapat menggabungkan kata-kata menjadi kalimat yang lebih


kompleks di sana sering kali merupakan perluasan yang cepat, baik dalam ukuran kosa
kata mereka dan dalam bahasa mereka keterampilan bahasa secara keseluruhan. Mereka
sekarang belajar menggunakan bahasa dalam beragam cara: untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan, untuk memberi dan mendapatkan informasi, untuk memprotes
dan untuk menemukan kata-kata baru. Penggunaan bahasa pragmatis ini dimulai jauh
lebih awal, ketika anak belajar menggunakan suara, gerakan dan kata-kata untuk
menarik perhatian orang lain ke objek dan acara yang menarik, untuk dapatkan benda
atau bantuan yang diinginkan, dan untuk memprotes atau menarik perhatian. Dore
(1978) dan Halliday (1975) telah menggambarkan komunikatif yang berbeda fungsi
bahasa secara terinci.

Begitu anak-anak menggunakan bahasa dengan cara yang lebih kompleks, keduanya
dari segi istilah fungsi pragmatis dan berbagai morfem yang diamati dalam ucapan,
dapat diasumsikan bahwa mereka telah menguasai yang paling sulit tugas dalam belajar
berbicara. Kemajuan lebih lanjut akan melibatkan perluasan leksikon dan belajar
menggunakan aspek yang lebih kompleks dari sistem tata bahasa.
Metode Penelitian

Anlisis ini Perkembangan Bahasa ini menggunakan metode mengambil sampel bahasa
(time sampling) melalui rekaman selama empat hari. Rekaman diambil dalam berbagai
aktivitas anak baik didalam maupun diluar ruangan.

Subyek analisis adalah anak-anak kelompok B (usia 5-6 tahun) di Taman Kanak- kanak
Permata Bunda Manggilang dan Instrumen yang digunakan dalam analisis ini adalah:
a. Rekaman yang dituangkan dalam bentuk transkrip percakapan
b. Observasi melalui hasil transkrip percakapan, untuk menarik kesimpulan tentang
perkembangan bahasa yang telah di capai oleh anak

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan dari hasil analisis rekaman percakapan anak- anak kelompok B (usia 6-5
tahun) yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Permata Bunda Manggilang pada
tanggal 24 s/d 27 september 2019, Bahwa Perkembangan bahasa anak menunjukkan
ketrampilan bahasa dalam sistem bahasa formal yang meliputi empat komponen bahasa
(pragmatik, sintak, morfologi dan fonologi) dan anak berada pada kemampuan bahasa
pada tingkat kelima pada dari tahapan- tahapan perkembangan bahasa anak yaitu anak
mampu menngabungkan kata- kata menjadi kalimat, menggambarkan komunikatif
yang berbeda fungsi bahasa secara terinci. anak-anak menggunakan bahasa dengan cara
yang lebih komplek dan dapat diasumsikan bahwa mereka telah menguasai tugas yang
paling sulit dalam belajar berbicara.

Simpulan

Jadi berdasarkan hasil analisis rekaman percakapan anak yang dilaksanakan di TK


Permata Bunda Manggilang pada Kelompok B (Usia 5-6 tahun) selama empat hari, yang
menunjukkan anak telah menguasai tugas yang paling sulit tugas dalam belajar berbicara.
yaitu anak mampu menngabungkan kata- kata menjadi kalimat, dan mampu
menggambarkan komunikatif yang berbeda fungsi bahasa secara terinci. guru hendaknya
tidak berpuas hati dan terus berinovasi memberikan program pengembangan bahasa
melalui berbagai kegiatan yang menstimulasi perkembangan bahasa anak, sehingga
perkembangan bahasa anak akan berkembang lebih baik lagi, Seperti bagaimana
“Mengembangkan Program Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini Berbasis Tradis
Minangkabau Sebagai Kearifan Lokal Untuk Pengembangan Karakter Anak Usia 5-6
Tahun”.

Saran dan Kritik

Demikian artikel ini penulis buat, kritik dan saran yang membangun angat kami
harapkan demi kesempurnaan artikel ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi khazanah
ilmu pendidikan khususnya dalam Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
kedepannya..

Referensi

Bochner, Sandra dan Jane Jones. 2003. Child Language Development Learning to Talk
Second Edition. London: Whurr Publishers Ltd

Eliza, Delfi. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran Karakter Berbasis Cerita


Tradisional Minangkabau Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan
Anak Usia Dini. Volume 3 Nomor 3b Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai