PERCOBAAN IV
CERMIN CEKUNG, CERMIN CEMBUNG DAN CERMIN DATAR
OLEH
NAMA : SITTI YUNIAR FAHMIANTI FIKI
STAMBUK : A1K1 18 062
JURUSAN : PENDIDIKAN FISIKA
KELAS : TEKNIK ELEKTRONIKA
KELOMPOK : III
ASISTEN : MYTHA RANGGA ALLO MAOLA K
A. TUJUAN
B. LANDASAN TEORI
Jika cahaya merambat dari satu titik ke tiik lain melewati bidang
pantul maka sudut lintsan yang diambil adalah lintasan yang menghasilkan
waktu tepuh terpendek dan lintsan tersebut menghasilkan sudut dating
dansudut pantul yang sama.
b. Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
Jarak benda, jarak bayangan dan jarak titik fokus pada cermin cekung
ternyata saling berkaitan. Jika dua dari tiga besaran ini diketahui, maka
besaran ketiga dapat dicari. Melalui percobaan yang teliti dan dilakukan
berulang-ulang, akhirnya para ahli memperoleh hubungan ketiga besaran
tersebut sebagai berikut :
1 1 1
....................................................................................(4.2)
f S S'
2 1 1
....................................................................................(4.3)
R S S'
Ukuran bayangan pada cermin cekung kadang lebih kecil atau lebih
besar daripada ukuran benda. Untuk mengetahui apakah bayangan suatu
benda lebih besar atau lebih kecil daripada benda, maka didefinisikan
perbesaran bayangan. Perbesaran bayangan menyatakan perbandingan antara
tinggi bayangan dan tinggi benda atau perbandingan antara jarak bayangan
dan jarak benda. Jika diberi simbol M, perbesaran bayangan dapat
diungkapkan dengan persamaan berikut :
- S' h '
M ...............................................................................(4.4)
S h
Hukum pemantulan pada cermin cembung sama seperti hukum
pemantulan pada cermin yang lain. Pada cermin cembung, arah semua garis
normal di setiap titik pada bidang pantul menjauhi pusat kelengkungan. Titik
fokus cermin cembung terletak di belakang cermin sehingga titik fokus ini
disebut titik fokus maya. Seperti cermin cekung, pada cermin cembung juga
terdapat tiga sinar istimewa, yaitu :
a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah datang
dari titik fokus cermin.
b. Sinar datang yang menuju titik fokus maya akan dipantulkan sejajar
sumbu utama.
2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan Cermin Cekung, Cermin
Cembung dan Cermin Datar adalah sebagai berikut.
a. Sifat-Sifat Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung dan Cermin
Cembung
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Membuat garis tegak lurus pada kertas A4
3) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 4.7 berikut
Gambar 4.8 Rangkaian Alat dan Bahan Sifat-Sifat
Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung
4) Meletakkan cermin kombinasi dengan bagian cekung menghadap laser
di atas kertas A4.
5) Menghidupkan laser sebagai sumber cahaya.
6) Menandai sinar datang dan sinar pantul dari aser ke cermin dengan
arah panah.
7) Menghubungkan arah anak panah menjadi sebuah garis di atas kertas
A4 dengan menggunakan pulpen dan mistar
8) Mengulangi langkah 2) sampai 5) untuk cermin cembung.
1. Hasil Pengamatan
a. Data Pengamatan
Data pengamatan yang diperoleh pada percobaan Cermin
Cekung, Cermin Cembung dan Cermin Datar adalah sebagai berikut.
1) Sifat-Sifat Pemantulan Cahaya pada Cermin
a) Cermin Cekung
b) Cermin Cembung
b) Cermin Cembung
Tabel 4.3 Data Pengamatan Hubungan antara Jarak Benda,
Jarak Bayangan dan Jarak Fokus Cermin
Cembung
No S (m) S' (m) Sifat Bayangan
1 0,2 -0,225 Maya, Tegak, dan Diperkecil
2 0,3 -0,32 Maya, Tegak, dan Diperkecil
3 0,4 -0,38 Maya, Tegak, dan Diperkecil
4 0,5 -0,53 Maya, Tegak, dan Diperkecil
1 1
Δf ΔS ΔS' f
S S'
1 1
0,0005 0,0005 0,1157
0,2 0,275
0,0005 m
Dengan cara yang sama, untuk data
selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Data Analisis Menentukan Titik Fokus
Cermin Cekung
S S' ΔS ΔS'
No f (m) Δf (m)
(m) (m) (m) (m)
1 0,2 0,275 0,0005 0,0005 0,1157 0,0005
2 0,3 0,16 0,0005 0,0005 0,1043 0,0005
3 0,4 0,13 0,0005 0,0005 0,0981 0,0005
4 0,5 0,135 0,0005 0,0005 0,1063 0,0005
f seb f Δf
0,1157 0,0005
0,1152
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Data Analisis Menentukan Fseb Cermin
Cekung
S f seb
No S' (m) f (m) Δf (m)
(m) f + Δf f - Δf
1 0,2 0,275 0,1157 0,0005 0,1162 0,1152
2 0,3 0,16 0,1043 0,0005 0,1048 0,1038
3 0,4 0,13 0,0981 0,0005 0,0986 0,0976
4 0,5 0,135 0,1063 0,0005 0,1067 0,1057
b) Cermin Cembung
(1) Menentukan Pembesaran Cermin
S'
M
S
- 0,225
0,2
-1,125 Kali
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Data Analisis Menentukan Pembesaran
Cermin Cembung
No S (m) S' (m) M
1 0,2 -0,225 -1,125
2 0,3 -0,32 -1,0666667
3 0,4 -0,38 -0,95
4 0,5 -0,53 -1,06
(2) Menentukan Titik Fokus
(a) Tanpa Ralat
1 1 1
f S S'
1 1
0,2 - 0,225
1,8 m
Dengan cara yang sama, untuk data
selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Data Analisis Menentukan Titik Fokus
Cermin Cembung
No S (m) S' (m) f (m)
1 0,2 -0,225 1,8
2 0,3 -0,32 4,8
3 0,4 -0,38 -7,6
4 0,5 -0,53 8,8333
1 1
Δf ΔS ΔS' f
S S'
1 1
0,0005 0,00051,8
0,2 - 0,225
0,0005 m
Dengan cara yang sama, untuk data
selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Data Analisis Menentukan Titik Fokus
Cermin Cembung
S ΔS ΔS' f
No S' (m) Δf (m)
(m) (m) (m) (m)
1 0,2 -0,225 0,0005 0,0005 1,8 0,0005
2 0,3 -0,32 0,0005 0,0005 4,8 0,0005
3 0,4 -0,38 0,0005 0,0005 -7,6 -0,0005
4 0,5 -0,53 0,0005 0,0005 8,83 0,0005
(3) Kesalahan Relatif (KSR)
Δf
KSR 100%
f
0,0005
1,8
0,02778 %
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Data Analisis Kesalahan Relatif Cermin
Cembung
KSR
No S (m) S' (m) f (m) Δf (m)
(%)
1 0,2 -0,225 1,8 0,0005 0,02778
2 0,3 -0,32 4,8 0,0005 0,0104
3 0,4 -0,38 -7,6 -0,0005 0,0065
4 0,5 -0,53 8,83 0,0005 0,0056
f seb f Δf
1,8 0,0005
1,7995
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13 Data Analisis Menentukan Fseb Cermin
Cembung
S f seb
No S' (m) f (m) Δf (m)
(m) f + Δf f - Δf
1 0,2 -0,225 1,8 0,0005 1,8005 1,7995
2 0,3 -0,32 4,8 0,0005 4,8005 4,7995
3 0,4 -0,38 -7,6 -0,0005 -7,6005 -7,5995
4 0,5 -0,53 8,83 0,0005 8,8338 8,8328
2) Hubungan antara Sudut yang Dibentuk Dua Cermin Datar
dengan Bayangan yang Dibentuk
360
n 1
360
1
30
11
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat
dilihat pada Tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14 Data Analisis Hubungan antara Sudut yang Dibentuk
Dua Cermin Datar dengan Bayangan yang Dibentuk
No θ (˚) n Teori n Praktik
1 30 11 11
2 60 5 5
3 90 3 3
4 120 2 3
2. Pembahasan
1. Kesimpulan
Nirsal. 2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan pada Cermin dan Lensa.
Jurnal Ilmiah D’Computer. Vol. 2