Anda di halaman 1dari 42

PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK

PERCOBAAN IV
CERMIN CEKUNG, CERMIN CEMBUNG DAN CERMIN DATAR

OLEH
NAMA : SITTI YUNIAR FAHMIANTI FIKI
STAMBUK : A1K1 18 062
JURUSAN : PENDIDIKAN FISIKA
KELAS : TEKNIK ELEKTRONIKA
KELOMPOK : III
ASISTEN : MYTHA RANGGA ALLO MAOLA K

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
CERMIN CEKUNG, CERMIN CEMBUNG DAN CERMIN DATAR

A. TUJUAN

Tujuan pada percobaan Cermin Cekung, Cermin Cembung dan


Cermin Datar adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengamati dan menggambarkan dengan tepat sifat-sifat
pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung.
2. Untuk memperoleh hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan
jarak fokus cermin cekung atau cermin cembung.
3. Untuk mendapatkan hubungan antara sudut yang dibentuk oleh dua
cermin datar dengan jumlah bayangan yang terbentuk.

B. LANDASAN TEORI

Cahaya yang jatuh pada bidang pembatas dua material mengalami


pemantulan dengan sudut pantul (diukur dari arah tegak lurus bidang
pembatas medium) persis sama dengan sudut datang. Gambar 4.1 adalah
ilsutrasi peristiwa pemantulan cahaya. Hukum pemantulan cahaya adalah
θ d  θ p ...........................................................................................(4.1)

Jika cahaya merambat dari satu titik ke tiik lain melewati bidang
pantul maka sudut lintsan yang diambil adalah lintasan yang menghasilkan
waktu tepuh terpendek dan lintsan tersebut menghasilkan sudut dating
dansudut pantul yang sama.

Gambar 4.1 Peristiwa Pemantulan Sudut


Datang Sama dengan Sudut Pantu
Sifat pemantulan cahaya yang memenuhi sudut datang sama dengan sudut
pantul memunculkan fenomena pemantulan yang berbeda jika permukaan
pembias rata dan tidak rata.
1) Jika berkas cahaya sejajar jatuh pada bidang pembatas yang rata maka
berkas cahaya yang dipantulkan juga sejajar.
2) Jika berkas cahaya sejajar jatuh pada bidang pembatas yang tidak sejajar
(tidak teratur) maka berkas cahaya pantul memiliki arah yang tidak teratur
pula.
(Abdullah, 2017)
Cermin adalah suatu benda dengan permukaan licin, mengkilap dan
dapat memantulkan cahaya. Terdapat tiga jenis cermin yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin
cembung. Cermin datar menghasilkan bayangan dengan ukuran dan bentuk
yang sama dengan benda aslinya. Cermin cekung dan cembung dapat
menghasilkan bayangan dengan ukuran yang berbeda dari benda aslinya.
Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar (konvergen) dan titik fokusnya
berada di depan cermin sehingga jarak fokus cermin cekung bernilai positif.
Sebaliknya cermin cembung bersifat menyebarkan sinar (divergen) dan titik
fokusnya berada di belakang cermin sehingga jarak fokus cermin cembung
bernilai negatif (Novita, 2015).
Permukaan-permukaan yang memantulkan tidak harus datar. Cermin
lengkung yang umumnya berbentuk sferis, yang berarti cermin tersebut akan
membentuk sebagian dari bola. Cermin sferis disebut cembung jika pantulan
terjadi pada permukaan cermin menggembung ke luar menuju orang yang
melihat. Cermin dikatakan cekung jika permukaan pemantulannya ada pada
permukaan dalam bola sehingga pusat cermin melengkung menjauhi orang
ynag melihat. Cermin cekung digunakan untuk bercukur atau cermin rias dan
cermin cembung digunakan pada mobil (kaca spion) dan toko (untuk
mengawasi pencuri), karena cermin ini memperlihatkan medan pandang yang
luas (Giancoli, 2014).
Untuk memudahkan melukis bayangan pada cermin cekung, biasanya
diperlukan bantuan sinarsinar istimewa pada cermin cekung. Sinar-sinar itu
meliputi :
a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.

Gambar 4.2 Pemantulan sinar datang yang sejajar sumbu


utama pada cermin cekung

b. Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.

Gambar 4.3 Pemantulan sinar datang yang melalui titik


fokus pada cermin cekung

c. Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan


kembali melalui titik tersebut.
Gambar 4.4 Pemantulan sinar datang yang melalui titik
pusat kelengkungan pada cermin cekung

Jarak benda, jarak bayangan dan jarak titik fokus pada cermin cekung
ternyata saling berkaitan. Jika dua dari tiga besaran ini diketahui, maka
besaran ketiga dapat dicari. Melalui percobaan yang teliti dan dilakukan
berulang-ulang, akhirnya para ahli memperoleh hubungan ketiga besaran
tersebut sebagai berikut :
1 1 1
  ....................................................................................(4.2)
f S S'

2 1 1
  ....................................................................................(4.3)
R S S'
Ukuran bayangan pada cermin cekung kadang lebih kecil atau lebih
besar daripada ukuran benda. Untuk mengetahui apakah bayangan suatu
benda lebih besar atau lebih kecil daripada benda, maka didefinisikan
perbesaran bayangan. Perbesaran bayangan menyatakan perbandingan antara
tinggi bayangan dan tinggi benda atau perbandingan antara jarak bayangan
dan jarak benda. Jika diberi simbol M, perbesaran bayangan dapat
diungkapkan dengan persamaan berikut :
- S' h '
M  ...............................................................................(4.4)
S h
Hukum pemantulan pada cermin cembung sama seperti hukum
pemantulan pada cermin yang lain. Pada cermin cembung, arah semua garis
normal di setiap titik pada bidang pantul menjauhi pusat kelengkungan. Titik
fokus cermin cembung terletak di belakang cermin sehingga titik fokus ini
disebut titik fokus maya. Seperti cermin cekung, pada cermin cembung juga
terdapat tiga sinar istimewa, yaitu :
a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah datang
dari titik fokus cermin.

Gambar 4.5 Pemantulan sinar datang yang sejajar sumbu


utama pada cermin cembung

b. Sinar datang yang menuju titik fokus maya akan dipantulkan sejajar
sumbu utama.

Gambar 4.6 Pemantulan sinar datang yang menuju titik


fokus maya pada cermin cembung

c. Sinar utama yang menuju titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan


kembali seolah-olah datang dari titik pusat kelengkungan tersebut.
Gambar 4.7 Pemantulan sinar datang yang menuju titik
pusat kelengkungan pada cermin cembung

Dengan demikian, persamaan-persamaan yang digunakan dalam


perhitungan pada cermin cembung sama seperti yang digunakan pada cermin
cekung (Nirsal, 2012).
C. METODE PENELITIAN

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Cermin Cekung,


Cermin Cembung dan Cermin Datar dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Alat dan Bahan Percobaan Cermin Cekung, Cermin Cembung
dan Cermin Datar
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Rel Presisi Sebagai tempat peletakkan diafragma
2 Lilin Sebagai objek pengamatan
3 Busur Derajat Sebagai pengukur besar sudut
4 Laser Sebagai sumber cahaya
5 Tumpakan Berpenjepit Sebagai dudukan pemegang slide
6 Pemegang Slide Diafragma Sebagai pemegang diafragma
Cermin Cekung, Cermin
7 Cembung, Cermin Datar dan Sebagai objek pengamatan
Cermin Kombinasi
8 Meja Optik Untuk menangkap bayangan benda
9 Korek Untuk menyalakan lilin
Untuk menggambarkan berkas
10 Kertas A4
cahaya
11 Penghubung Rel Untuk menghubungkan tiap rel

2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan Cermin Cekung, Cermin
Cembung dan Cermin Datar adalah sebagai berikut.
a. Sifat-Sifat Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung dan Cermin
Cembung
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Membuat garis tegak lurus pada kertas A4
3) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 4.7 berikut
Gambar 4.8 Rangkaian Alat dan Bahan Sifat-Sifat
Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung
4) Meletakkan cermin kombinasi dengan bagian cekung menghadap laser
di atas kertas A4.
5) Menghidupkan laser sebagai sumber cahaya.
6) Menandai sinar datang dan sinar pantul dari aser ke cermin dengan
arah panah.
7) Menghubungkan arah anak panah menjadi sebuah garis di atas kertas
A4 dengan menggunakan pulpen dan mistar
8) Mengulangi langkah 2) sampai 5) untuk cermin cembung.

b. Hubungan Jarak Benda, Jarak Bayangan dan Jarak Fokus Cermin


Cekung dan Cermin Cembung
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Merangkai alat dan bahan seperti pada Gambar 4.8 berikut.

Gambar 4.9 Rangkaian Alat dan Bahan Hubungan


Jarak Benda, Jarak Bayangan dan Jarak
Fokus Cermin Cekung
3) Meletakkan benda (lilin) pada jarak 0,2 m di depan cermin
cembung
4) Mengatur jarak antara cermin dan bayangan seolah-olah benda
berada di belakang cermin cembung.
5) Mencatat hasil pengamatan pada data pengamatan
6) Mengulangi langkah 3) sampai 5) untuk jarak antara cermin dan
objek yang diamati yaitu 0,3 m, 0,4 m, dan 0,5 m untuk cermin
cembung.
7) Mengulangi langkah 2) sampai 6) untuk jenis cermin cekung.

c. Hubungan antara Sudut yang Dibentuk oleh Dua Cermin Datar


dengan Jumlah Bayangan yang Terbentuk
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Meletakkan dua buah cermin datar pada sudut 30˚ yang
berhimpit.
3) Meletakkan penutup pulpen diantara dua buah cermin datar yang
berhimpit.

Gambar 4.10 Rangkaian Alat dan Bahan


4) Mengamati jumlah bayangan yang terbentuk pada dua buah
cermin datar yang berhimpit.
5) Mencatat hasil pengamatan.
6) Mengulangi langkah 2) sampai 5) untuk besar sudut 60˚, 90 ˚ dan
120 ˚.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

a. Data Pengamatan
Data pengamatan yang diperoleh pada percobaan Cermin
Cekung, Cermin Cembung dan Cermin Datar adalah sebagai berikut.
1) Sifat-Sifat Pemantulan Cahaya pada Cermin
a) Cermin Cekung

Gambar 4.11 Sifat-Sifat Pemantulan Cahaya


Cermin Cekung

b) Cermin Cembung

Gambar 4.12 Sifat-Sifat Pemantulan Cahaya


Cermin Cembung
2) Hubungan antara Jarak benda, Jarak Bayangan dan jarak Fokus
a) Cermin Cekung
Tabel 4.2 Data Pengamatan Hubungan antara Jarak Benda,
Jarak Bayangan dan Jarak Fokus Cermin Cekung
No S (m) S' (m) Sifat Bayangan
1 0,2 0,275 Nyata, Terbalik, dan Diperkecil
2 0,3 0,16 Nyata, Terbalik, dan Diperkecil
3 0,4 0,13 Nyata, Terbalik, dan Diperkecil
4 0,5 0,135 Nyata, Terbalik, dan Diperkecil

b) Cermin Cembung
Tabel 4.3 Data Pengamatan Hubungan antara Jarak Benda,
Jarak Bayangan dan Jarak Fokus Cermin
Cembung
No S (m) S' (m) Sifat Bayangan
1 0,2 -0,225 Maya, Tegak, dan Diperkecil
2 0,3 -0,32 Maya, Tegak, dan Diperkecil
3 0,4 -0,38 Maya, Tegak, dan Diperkecil
4 0,5 -0,53 Maya, Tegak, dan Diperkecil

3) Hubungan antara Sudut yang Dibentuk Dua Cermin Datar


Tabel 4.4 Data Pengamatan Hubungan antara Sudut yang
Dibentuk Dua Cermin Datar
No. θ (˚) n
1 30 11
2 60 5
3 90 3
4 120 3
b. Analisis Data
1) Hubungan antara Jarak benda, Jarak Bayangan dan jarak Fokus
a) Cermin Cekung
(1) Menentukan Pembesaran Cermin
S'
M
S
0,275

0,2
 1,375 Kali
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Data Analisis Menentukan Pembesaran
Cermin Cekung
No S (m) S' (m) M (Kali)
1 0,2 0,275 1,375
2 0,3 0,16 0,533
3 0,4 0,13 0,325
4 0,5 0,135 0,27

(2) Menentukan Titik Fokus


(a) Tanpa Ralat
1 1 1
 
f S S'
1 1
 
0,2 0,275
1

8,636364
 0,11579 m
Dengan cara yang sama, untuk data
selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Data Analisis Menentukan Titik Fokus
Cermin Cekung
No S (m) S' (m) f (m)
1 0,2 0,275 0,1157
2 0,3 0,16 0,1043
3 0,4 0,13 0,0981
4 0,5 0,135 0,1063

(b) Dengan Ralat

1 1
Δf   ΔS   ΔS' f
S  S' 
 1   1 
 0,0005   0,0005 0,1157
 0,2   0,275 
 0,0005 m
Dengan cara yang sama, untuk data
selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Data Analisis Menentukan Titik Fokus
Cermin Cekung
S S' ΔS ΔS'
No f (m) Δf (m)
(m) (m) (m) (m)
1 0,2 0,275 0,0005 0,0005 0,1157 0,0005
2 0,3 0,16 0,0005 0,0005 0,1043 0,0005
3 0,4 0,13 0,0005 0,0005 0,0981 0,0005
4 0,5 0,135 0,0005 0,0005 0,1063 0,0005

(3) Kesalahan Relatif (KSR)


Δf
KSR   100%
f
0,0005

0,1157
 0,4318 %
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Data Analisis Kesalahan Relatif Cermin
Cekung
KSR
No S (m) S' (m) f (m) Δf (m)
(%)
1 0,2 0,275 0,1157 0,0005 0,4318
2 0,3 0,16 0,1043 0,0005 0,4791
3 0,4 0,13 0,0981 0,0005 0,5096
4 0,5 0,135 0,1063 0,0005 0,4703
(4) Menentukan fseb
f seb  f  Δf
 0,1157  0,0005
 0,1162

f seb  f  Δf
 0,1157  0,0005
 0,1152
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Data Analisis Menentukan Fseb Cermin
Cekung
S f seb
No S' (m) f (m) Δf (m)
(m) f + Δf f - Δf
1 0,2 0,275 0,1157 0,0005 0,1162 0,1152
2 0,3 0,16 0,1043 0,0005 0,1048 0,1038
3 0,4 0,13 0,0981 0,0005 0,0986 0,0976
4 0,5 0,135 0,1063 0,0005 0,1067 0,1057

b) Cermin Cembung
(1) Menentukan Pembesaran Cermin
S'
M
S
- 0,225

0,2
 -1,125 Kali
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Data Analisis Menentukan Pembesaran
Cermin Cembung
No S (m) S' (m) M
1 0,2 -0,225 -1,125
2 0,3 -0,32 -1,0666667
3 0,4 -0,38 -0,95
4 0,5 -0,53 -1,06
(2) Menentukan Titik Fokus
(a) Tanpa Ralat
1 1 1
 
f S S'
1 1
 
0,2 - 0,225
 1,8 m
Dengan cara yang sama, untuk data
selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Data Analisis Menentukan Titik Fokus
Cermin Cembung
No S (m) S' (m) f (m)
1 0,2 -0,225 1,8
2 0,3 -0,32 4,8
3 0,4 -0,38 -7,6
4 0,5 -0,53 8,8333

(b) Dengan Ralat

1 1
Δf   ΔS   ΔS' f
S  S' 
 1   1 
 0,0005   0,00051,8
 0,2   - 0,225 
 0,0005 m
Dengan cara yang sama, untuk data
selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Data Analisis Menentukan Titik Fokus
Cermin Cembung
S ΔS ΔS' f
No S' (m) Δf (m)
(m) (m) (m) (m)
1 0,2 -0,225 0,0005 0,0005 1,8 0,0005
2 0,3 -0,32 0,0005 0,0005 4,8 0,0005
3 0,4 -0,38 0,0005 0,0005 -7,6 -0,0005
4 0,5 -0,53 0,0005 0,0005 8,83 0,0005
(3) Kesalahan Relatif (KSR)
Δf
KSR   100%
f
0,0005

1,8
 0,02778 %
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Data Analisis Kesalahan Relatif Cermin
Cembung
KSR
No S (m) S' (m) f (m) Δf (m)
(%)
1 0,2 -0,225 1,8 0,0005 0,02778
2 0,3 -0,32 4,8 0,0005 0,0104
3 0,4 -0,38 -7,6 -0,0005 0,0065
4 0,5 -0,53 8,83 0,0005 0,0056

(4) Menentukan fseb


f seb  f  Δf
 1,8  0,0005
 1,8005

f seb  f  Δf
 1,8  0,0005
 1,7995
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13 Data Analisis Menentukan Fseb Cermin
Cembung
S f seb
No S' (m) f (m) Δf (m)
(m) f + Δf f - Δf
1 0,2 -0,225 1,8 0,0005 1,8005 1,7995
2 0,3 -0,32 4,8 0,0005 4,8005 4,7995
3 0,4 -0,38 -7,6 -0,0005 -7,6005 -7,5995
4 0,5 -0,53 8,83 0,0005 8,8338 8,8328
2) Hubungan antara Sudut yang Dibentuk Dua Cermin Datar
dengan Bayangan yang Dibentuk
360 
n 1

360 
 1
30
 11
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat
dilihat pada Tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14 Data Analisis Hubungan antara Sudut yang Dibentuk
Dua Cermin Datar dengan Bayangan yang Dibentuk
No θ (˚) n Teori n Praktik
1 30 11 11
2 60 5 5
3 90 3 3
4 120 2 3
2. Pembahasan

Cermin adalah suatu benda dengan permukaan licin, mengkilap dan


dapat memantulkan cahaya. Terdapat tiga jenis cermin yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu cermin datar, cermin cekung
dan cermin cembung. Cermin datar menghasilkan bayangan dengan
ukuran dan bentuk yang sama dengan benda aslinya. Cermin cekung dan
cembung dapat menghasilkan bayangan dengan ukuran yang berbeda dari
benda aslinya. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar (konvergen)
dan titik fokusnya berada di depan cermin sehingga jarak fokus cermin
cekung bernilai positif. Sebaliknya cermin cembung bersifat menyebarkan
sinar (divergen) dan titik fokusnya berada di belakang cermin sehingga
jarak fokus cermin cembung bernilai negatif (Novita, 2015).
Percobaan cermin cekung, cermin cembung dan cermin datar
dilakukan untuk menentukan sifat-sifat pemantulan bayangan, menetukan
hubungan jrak benda, jarak bayangan dan jarak fokus, serta menentukan
hubungan antara sudut yang dibentuk dua cermin datar dengan jumlah
bayangan yang terbentuk. Pada percobaan pertama yaitu menentukan sifat-
sifat pemantulan cahaya pada cermin kombinasi dengan menggunakan
laser sebagai sumber cahaya. Pada cermin cekung hasil pemantulan cahaya
yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 4.11, dari gambar tersebut dapat
dikatakan bahwa saat sinar laser yang sejajar mengenai permukaan cermin
cekung, maka hasil pemantulan cahayanya konvergen dan titik fokusnya
berada di depan cermin. Hal ini telah sesuai dengan teori, dimana ketika
berkas sinar-sinar sejajar mengenai cermin cekung, maka sinar pantulnya
akan mengumpul pada satu titik fokus. Sedangkan pada cermin cembung
hasil pemantulan cahaya yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 4.12,
dimana dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa saat sinar laser yang
sejajar mengenai permukaan cermin cembung, maka hasil pemantulan
cahayanya divergen dan titik fokusnya berada di belakang cermin. Hal ini
telah sesuai dengan teori, dimana ketika berkas sinar-sinar sejajar
mengenai cermin cembung, maka sinar pantulnya akan menyebar dengan
sinar pantulnya seolah-olah berasal dari titik fokus yang menyebar ke luar.
Percobaan kedua yaitu menentukan jarak benda, jarak bayangan
dan jarak fokus cermin cekung dan cermin cembung. Hasil yang diperoleh
untuk cermin cekung dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan untuk cermin
cembung dapat dilihat pada Tabel 4.3. Pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3, dapat
dikatakan bahwa semakin besar jarak bendanya maka semakin kecil pula
jarak bayangan yang dihasilkan, dan pada Tabel 4.2 bayangannya bersifat
nyata, terbalik dan diperkecil. Hal ini telah sesuai dengan teori, dimana
jarak benda berbanding terbalik dengan jarak bayangan terhadap cermin.
Sedangkan pada Tabel 4.3 sifat bayangannya maya, tegak dan diperkecil.
Percobaan ketiga yaitu menentukan hubungan antara sudut yang
dibentuk dua cermin datar dengan jumlah bayangan yang terbentuk, hasil
yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.4. Pada Tabel 4.4, dapat
dikatakan bahwa antara sudut bayangan yang dibentuk dengan jumlah
bayangan yang dihasilkan berbanding terbalik. Hal ini telah sesuai dengan
teori, dimana semakin besar sudut yang diberikan maka semakin sedikit
jumlah bayangan yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin kecil sudut yang
diberikan maka semakin banyak jumlah bayangan yang dihasilkan.
Percobaan untuk menentukan perbesaran pada cermin cekung dan
cermin cembung, hasil yang diperoleh berdasarkan analisis data dapat
dilihat pada Tabel 4.5 untuk cermin cekung dan Tabel 4.9 untuk cermin
cembung. Dimana, pada kedua tabel tersebut dapat dikatakan bahwa
semakin besar jarak benda, maka perbesarannya semakin kecil atau
semakin kecil bayangan benda yang diperoleh, maka semakin kecil pula
perbesarannya. Selanjutnya menentukan titik fokus tanpa ralat dan dengan
ralat untuk cermin cekung dan cermin cembung. Untuk titik fokus cermin
cekung data analisis tanpa ralat dapat dilihat pada Tabel 4.6. Pada Tabel
4.6, dapat dikatakan bahwa semakin besar jarak benda, maka titik
fokusnya semakin kecil atau semakin kecil bayangan benda yang
diperoleh, maka semakin kecil pula titik fokus yang diperoleh. Sedangkan
titik fokus cermin cembung data analisis tanpa ralat dapat dilihat pada
Tabel 4.10. Dimana, dapat dikatakan bahwa semakin besar jarak bendanya
maka titik fokus yang diperoleh semakin besar. Menentukan titik fokus
dengan ralat dapat dilihat pada Tabel 4.7 untuk cermin cekung dan Tabel
4.11 untuk cermin cembung. Selanjutnya menentukan kesalahan relatif
(KSR) dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.12. Yang terakhir
menentukan fseb yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 untuk cermin cekung
dan Tabel 4.13 untuk cermin cembung.
Percobaan untuk menentukan hubungan antara sudut yang dibentuk
oleh dua cermin datar dengan jumlah bayangan yang terbentuk dapat
dilihat pada Tabel 4.14. Pada Tabel 4.14, dapat dikatakan bahwa semakin
besar sudut yang diberikan maka semakin sedikit jumlah bayangan yang
dihasilkan. Secara Teori dan secara Praktik telah sesuai, dimana hubungan
antara sudut yang dibentuk dua cermin datatr dengan jumlah bayangan
yang terbentuk berbanding terbalik. Semakin besar sudut yang diberikan,
maka semakin kecil bayangan yang terbentuk.
E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan Cermin Cekung,


Cermin Cembung dan Cermin Datar adalah sebagai berikut:
a. Pemantulan cahaya pada cermin cekung bersifat konvergen, artinya
ketika cahaya mengenai permukaan cermin maka cahaya pentulnya
akan mengumpul pada satu titik pokus. sedangkan pada cermin
cembung pemantulan cahayanya bersifat divergen, artinya cahaya
pantulnya menyebar.
b. Jarak benda terhadap cermin berbanding terbalik dengan jarak
beyangannya. semakin besar atau jauh benda dari cermin maka jarak
bayangannya akan semakin kecil atau semakin dekat dengan cermin.
Dan hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan ini akan
menghasilkan jarak fokus.
c. Hubungan antara sudut yang dibentuk dua cermin datar dengan
jumlah bayangan yang terbentuk adalah berbanding terbalik. Artinya
semakin kecil sudut yang dibentuk maka jumlah bayangannya akan
semakin banyak. Sebaliknya, jika sudut yang dibentuk semakin besar
maka jumlah bayangannya akan semakin sedikit.
2. Saran

a. Untuk labolatorium, sebaiknya praktikum dilakukan secara offline


agar praktikan lebih mudah mengamati percobaan yang dilakukan.
b. Untuk asisten, agar di pertahankan atau ditingkatkan lagi dalam
membimbing.
c. Untuk praktikan, sebaiknya masuk dalam link zoom tepat waktu dan
tetap semangat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar II. Bandung: ITB.

Giancoli. 2014. Fisika Edisi Kelima Jilid 2.Jakarta: Erlangga.

Nirsal. 2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan pada Cermin dan Lensa.
Jurnal Ilmiah D’Computer. Vol. 2

Novita, Sari.S. Khotimah, S.N. Hidayat,W. 2015. Media Pembelajaran-Interaktif


Pembentukan Bayangan oleh Cermin dengan Menggunakan Macro Visual
Basic pada Powerpoint. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains. ISBN: 978-602-19655-8-0
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai