Anda di halaman 1dari 32

1

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, kekuatan, dan ketabahan sehingga karya tulis
ilmiah yang berjudul “Pengaruh Budaya Modern Terhadap Minat Pemuda Akan
Kebudayaan dan Kesenian Subang” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
mata kuliah Sosiologi dengan dosen pembimbing yaitu Dr. Neneng Maulyanti.
Karya tulis ilmiah ini disusun karena dewasa ini kebudayaan dan kesenian
tradisional khususnya di Subang sudah mulai tergeser oleh kebudayaan dan
kesenian modern. Maka dari itu, agar dapat mengetahui secara mendalam
mengenai kasus tersebut, penulis menyusun karya tulis ini.

3
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengucapkan


terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Allah SWT., atas limpahan karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat
melaksanakan dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Dr. Neneng Maulyanti selaku dosen pembimbing, atas arahan dan
masukan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Kedua Orang Tua saya yang telah membantu dan mendoakan saya dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Rekan-rekan Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani.

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan Negara yang memiliki beragam suku yang tersebar
luas dari Sabang sampai Merauke. Dari berbagai suku tersebut, maka terciptalah
kesenian, budaya, dan bahasa dan beragam. Keberagaman budaya Indonesia
tercermin pada bagian budaya-budaya local yang berkembang di masyarakat.
Perkembangan budaya local di setiap daerah tertentu memiliki peran yang
signifikan dalam meningkatkan semangat nasionalisme, karena kesenian budaya
local tersebut mengandung nilai-nilai sosial di masyarakat.
Namun dalam derasnya arus globalisasi, budaya local pada sisi lain
mengalami kemajuan yang sangat pesat, tetapi di tempat lain juga mengakibatkan
kerusakan yang luar biasa. Globalisasi yang terjadi dapat dirasakan dalam
kemajuan bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan yang pesat dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tentunya membawa dampak bagi masyarakat Indonesia. Dampak yang
ditimbulkan ada yang bersifat positif dan juga negative. Jika kebudayaan asing
yang bersifat negative memasuki kehidupan bangsa, terutama para generasi muda
tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa, dikhawatirkan
Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. Bukti lemahnya
masyarakat Indonesia dalam upaya pelestarian budaya terlihat dari minimnya
minat untuk mempelajari kesenian tradisional atau daerah yang saat ini sudah
hamper dilupakan oleh pemuda Indonesia. Kaum muda, lebih suka kepada
kebudayaan asing dibandingkan dengan budaya local.
Terdapat beberapa contoh kebudayaan dan kesenian subang, diantaranya
seperti: tarian jaipong, wayang golek, musik calung, sisingaan,kuda renggong,
kuda lumping,bajidoran, acara ruatan bumi, musik gemyung, karawitan,
galura,dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya, pemuda Subang lebih
suka kepada kebudayaan dan kesenian asing daripada budayanya sendiri. Mereka
lebih menyukai musik jazz,rock,korea, dibanding produk budaya local yang

5
sesungguhnya. Hal demikian cukup membuktikan dimana apresiasi pemuda
Subang terhadap budaya daerahnya sendiri masih sangat rendah. Jika hal ini terus
menerus dibiarkan maka akan terjadi dominasi kebudayaan dari pihak asing.
Pesatnya laju teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sarana difusi
budaya yang ampuh, sekaligus juga alternative pilihan hiburan yang lebih
beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya para pemuda tidak lagi menikmati
berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan
mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pemuda subang masih menyukai kesenian daerahnya sendiri?
2. Apa dampak yang ditimbulkan jika sebagian besar pemuda subang
memilih kesenian modern?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan pemuda sekarang lebih memilih
kesenian modern daripada kesenian tradisional?
4. Bagaimana upaya agar para pemuda kembali menyukai dan mempelajari
kesenian tradisional lagi?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa besar pemuda subang menyukai kesenian tradisional.
2. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan apabila sebagian besar pemuda
subang memilih kesenian modern
3. Mengetahui penyebab kurangnya minat pemuda Subang terhadap
kebudayaan dan kesenian tradisional
4. Mengetahui cara untuk membangun kembali minat pemuda Subang
terhadap kebudayaan dan kesenian tradisional

D. Metode Penelitian
Metode : Wawancara
Sample/Populasi : 5 orang pemuda/i Subang

6
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Manusia Menciptakan Kebudayaan


Hubungan antara manusia dengan lingkungannya bersifat khas. Makhluk-
makhluk bukan manusia dikuasai secara menyeluruh oleh hukum-hukum alam
yang tidak disadari. Maka dapat dikatakan bahwa mereka adalah bagian dari alam,
sebab relasi mereka dengan alam ditentukan secara tak terelakkan dan tak
terubahkan, mereka telah dilengkapi dengan sarana biologis yang diperlukan
untuk berkembang dan bertahan di tengah alam. Mereka dibekali alat-alat bawaan
untuk mempertahankan diri. Contohnya ular berbisa.
Manusia berlainan sekali relasinya dengan lingkungan disadarinya dn
harus dikembangkan sendiri secara bebas, ia tidak dilengkapi dengan segala
sarana biologis, melainkan ia diberikan kesadaran dan kebebasan untuk menbuat
sendiri segala sarana yang diperlukan demi ketahanan dan pengembangan
hidupnya. Dapat dikatakan bahwa dalam diri manusia, alam raya mencapai
puncak aktualisasinya. Artinya, semua bakat yang terdapat di alam raya dapat
diperkembangkan sepenuhnya oleh manusia. Manusia berakar sepenuhnya dalam
alam raya dan sekaligus mengambil jarak darinya. Ini berarti bahwa dalam segala
aktivitasnya, juga yang bersifat rohani, manusia mengajak alam raya untuk turut
serta.
B. Pengertian Kebudayaan
Dalam hubungan yang khas itu, manusia mengungkapkan kesadaran dan
kebebasannya ke dalam alam material. Ia adalah makhluk budaya. Maka
kebudayaan dapat didefinisikan sebagai hasil pengungkapan diri manusia ke
dalam materi sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi
warisannya. Kata materi harus dimengerti dalam arti luas, sehingga mencakup
juga badan dan relasi-relasi dengan orang lain.
Manusia harus menciptakan suatu kebudayaan, sebab tanpa kebudayaan Ia
makhluk yang tidak berdaya, yang menjadi korban dari keadaannya yang tidak
lengkap dan naluri-nalurinya yang tidak terpadu. Misalnya: andaikan Ia tidak

7
dapat membuat senjata, Ia tidak dapat mempertahankan diri. Relasi dengan
sesame manusia harus dibudayakan, sebab kalau tidak, hidup bersama menjadi
mustahil. Hubungan dengan sesama manusia jauh lebih utama daripada hubungan
manusia dengan alam raya, karena berpangkal pada sifatnya yang rohani. Ia
dilahirkan dari persatuan rohani dan jasmani antara pria dan wanita. Dengan
bergaul dengan sesama, seorang anak menjadi manusia sungguh-sungguh. Hanya
dengan bergaul dengan sesame manusia, hanya dengan mencintai sesama manusia
dan menyerahkan diri kepadanya maka manusia mencapai kebahagiaan dan
kesempurnaan.
C. Manusia Diciptakan Oleh Kebudayaan
Manusia diciptakan oleh kebudayaan tertentu dan di dalam lingkungan
kebudayaan tertentu. Sudah dikatakan, bahwa manusia harus membudaya supaya
tidak menjadi korban keadaan alami dan naluri-nalurinya yang tidak terpadu yang
menghancurkan. Makhluk yang lahir di dunia ini belum dikatakan manusia
melainkan harus dijadikan manusia. Manusia menjadi manusia oleh kebudayaan,
yaitu system pendidikan, bahasa, tata sopan santun, adat-istiadat, agama, dan lain-
lain. Contoh: di Jawa Tengah orang baru dipandang manusia dewasa, bila Ia dapat
bergaul menurut kaidah-kaidah kebudayaan Jawa, anak kecil belum dianggap
manusia (wong). Selain kebudayaan menghasilkan manusia, kebudayaan
menghasilkan juga manusia tertentu. Kebudayaan orang Batak menghasilkan
manusia Batak.
Sekali lagi,kebudayaan diarahkan pada penyempurnaan pribadi manusia
yang utuh, pada kepentingan masyarakat dan seluruh umat manusia.
Karena kebudayaan langsung bersumber dari kodrat manusia yang rasional
dan sosial,maka ia membutuhkan kebebasan yang wajar untuk mengembangkan
dirinya dan kemampuan yang sah untuk bertindak otonom menurut asasnya
sendiri.
Perbedaan antara alam adikodrati dan alam kodrat, antara pengetahuan
yang bersumber pada wahyu dan iman serta pengetahuan yang berasal dari akal
budi (membedakan kedua tata itu amat penting). Maka dari itu kebudayaan
menikmati otonomi yang sah, demikian juga pengkajian ilmu. Manusia dengan

8
bebas hendaknya mencari kebenaran, menyebarkan pendapatnya, dan mengolah
kesenian. Kebudayaan jangan diselewengkan dari tujuannya sendiri dan dipaksa
melayani kekuasaan politik atau ekonomi (seperti di Negara komunis). (Gaudium
et Spes. Bagian II, Bab II, No.59:1983)
Hak semua orang atas kebudayaan.
Harap diusahakan agar semua orang menikmati kebudayaan dasar (basic
cultural values) antara lain dengan memberantas buta aksara. Jangan ada
kelompok besar orang yang terhalang untuk turut bekerja secara benar manusiawi
bagi kepentingan umum. Manusia disadarkan akan haknya atas kebudayaan serta
kewajibannya mengembangkan diri dan membantu orang lain. Hal ini khusus
berlaku bagi kaum buruh, petani, dan wanita. (Gaudium et Spes. Bagian II, Bab II,
No.60:1983)
Pendidikan untuk kebudayaan manusia yang utuh.
Makin sukar mempertahankan citra manusia universal. Pribadi manusia
yang utuh meliputi nilai daya nalar, kehendak, hati nurani, dan persaudaraan.
Pengasuh pendidikan yang pertama dan utama adalah keluarga. Di dalam
keluarga, setiap anak-anak diasuh dengan cinta, dapat mempelajari segala sesuatu
dengan lebih mudah, sedangkan bentuk-bentuk kebudayaan yang lebih tangguh
disalurkan seolah-olah secara alamiah. Di dalam masyarakat juga ada kesempatan
untuk pendidikan itu, dengan adanya penyebaran buku yang meningkat dan
karena alat-alat komunikasi cultural dan sosial mutakhir, yang dapat memupuk
kebudayaan universal. Perpendekan waktu kerja dimana-mana, makin hari makin
bertambah waktu senggang agar tercapai keseimbangan jiwa. Kemanusiaan yang
utuh tidak tercapai bila diabaikan pertanyaan dasar tentang makna kebudayaan
serta ilmu bagi pribadi manusia. (Gaudium et Spes. Bagian II, Bab II,
No.61:1983)
Pentingnya seni dan sastra bagi kehidupan beragama.
Seni dan sastra mengungkapkan masalah dan pengalaman manusia, suka
dan dukanya. Khusus pengalaman manusia mengenai adanya Tuhan serta peran
Tuhan dalam hidupnya diungkapkan dalam seni dan sastra. Oleh karena itu, seni

9
dan sastra harus diberi tempat yang wajar dan terhormat dalam kehidupan
kelompok beragama. (Gaudium et Spes. Bagian II, Bab II, No.62:1983).
D. Keanekaragaman Kebudayaan
Manusia mempunyai individualitas yang menyebabkannya berbeda
dengan makhluk lain. Ia mempunyai profil pribadi yang unik. Ini juga berlaku
bagi kelompok-kelompok manusia, suku-suku, dan sebagainya. Itulah mengapa
sebabnya kebudayaan yang diciptakan oleh manusia beraneka ragam. Setiap
kelompok mengungkapkan diri atas caranya sendiri. Rumah orang Eskimo di
Kutub Utara lain dari rumah penduduk di padang pasir, lain lagi dari rumah
manusia di Aceh, tanah Minang, Jawa Tengah, dan sebagainya. Perbedaan ini
tidak hanya disebabkan oleh faktor iklim, tetapi juga oleh perbedaan dalam
sejarah, pengalaman bersama, pandangan mengenai alam raya, perkembangan
ilmu, teknologi, dan komunikasi.
Kita sedang mengalami dan menjalani era baru dengan aneka perubahan.
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh ilmu alam dan ilmu sosial, teknologi dan
alat-alat komunikasi. Ilmu eksakta mempertajam penilaian kritis; ilmu jiwa
memperjelas perilaku manusia; ilmu sejarah membuka mata bagi unsur-unsur
perubahan,kebiasaan dan adat menjadi makin seragam, industrialisasi dan
urbanisasi menciptakan bentuk kebudayan baru, terjadilah perubahan dalam cita
rasa, dalam bertindak dan dalam mempergunakan waktu senggang. Jalur
komunikasi yang lebih luas membuka jalan untuk berpartisipasi dalam aneka
bentuk kebudayaan dan untuk menciptakan kebudayaan yang lebih universal,
menuju kesatuan umat manusia tanpa menghilangkan cirri khas masing-masing
bentuk kebudayaan. (Gaudium et Spes. Bagian II, No.54:1983)
E. Hakikat Kebudayaan
Pertanyaan mengenai hakikat kebudayaan sama dengan pertanyaan
mengenai hakikat manusia. Kebudayaan merupakan endapan dari kegiatan dan
karya manusia.
Dulu perhatian perhatian para sarjana khusus diarahkan kepada
pertanyaan, apakah kebudayaan bersifat teoritis. Kini mereka bertanya, bagaimana
kebudayaan dapat diarahkan, bagaimana dapat disusun semacam strategi

10
kebudayaan. Ini menjadi jelas dari diskusi mengenai pembaruan system
pendidikan misalnya, perencanaan kota, pelestarian lingkungan, dan sebagainya.
Konsep kebudayaan harap dioperasionalkan. Manusia hendaknya sadar akan
kebudayaan, secara aktif turut memikirkan dan merencanakan arah yang akan
ditempuh oleh kebudayaan manusia.
Kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan
setiap kelompok orang, meliputi segala perbuatan manusia. Manusia tidak
tenggelam dalam alam, ia selalu hidup mengutik-ngutik lingkungan hidup
alaminya.
Konsep kebudayaan bersifat dinamis, kebudayaan bukan kata benda,
melainkan kata kerja. Tradisipun dapat dan harus diubah, adanya interaksi antara
harta warisan dan manusia yang mewarisinya.
Proses kebudayaan meliputi kita semua, maka setiap warga masyarakat
hendaknya merasa terlibat. Kebudayaan jangan dipandang sebagai titik tamat,
melainkan sebagai sebuah petunjuk jalan, sebuah tugas. Kebudayaan harap
dievaluasi, merupakan sekolah untuk belajar. Manusia tidak hanya bertanya
bagaimana sifat-sifat sesuatu, melainkan pula bagaimana seharusnya bersifat.
Kebudayaan merupakan ketegangan antara imanensi dan transedensi, serta
sekaligus dapat dipandang sebagai ciri khas dalam kehidupan manusia. Hidup
manusia berlangsung di tengah-tengah atau terkurung dalam proses-proses yang
bersifat fisik atau naluri, disebut imanensi, tetapi yang juga memperlihatkan
sesuatu dimensi baru, yaitu menilai alamnya itu dan mengubahnya, disebu
transendensi. Transendensi menerobos dan mendobrak imanensi. Manusia tidak
secara pasif, turut dengan arus alam, ia dapat melawan arus, mengikuti suara
hatinya. Proes kebudayaan juga menyangkut moral, bersifat normative.
Perbuatan-perbuatan manusia tidak lagi hewani, melainkan manusiawi, yakni
perbuatan itu dilakukan berdasarkan penilaian moral atau menurut akhlak atau
ditentukan oleh norma-norma.
F. Kebebasan Manusia dalam Menciptakan Kebudayaan
Sebagai makhluk rohani-jasmani, manusia mengatasi alam raya. Untuk
sebagian ia terikat dengan alam, selalu harus mengajak alam untuk turut serta

11
dalam segala kegiatannya. Tetapi dilain pihak, ia mengatasi alam. Artinya ia
bebas mengubah alam dan memilih dari banyak kemungkinannya. Contohbunyi.
Kebebasan merupakan sifat khas dari kodrat manusia sebagai makhluk rohani.
Atas keputusannya sendiri ia berpantang dan berpuasa misalnya, ia dapat
menentukan hari-hari tertentu dan minggu-minggu tertentu untuk berpuasa.
Karena kebebasannya ia dapat merencanakan hari depannya, member arah kepada
proses kebudayaan. Misalnya, ia dapat mendirikan lembaga untuk melestarikan
kebudayaan tradisional; ia menentukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
bangsa Indonesia, ia dapat menentukan dimana dan bagaimana program
transmigrasi harus dilaksanakan, dan seterusnya.
G. Tanggung Jawab Manusia atas Kebudayaan
Barang siapa berkata “bebas” sekaligus juga berkata “bertanggung jawab”.
Kalau benarlah manusia bebas dalam menciptakan kebudayaan, ia bertanggung
jawab juga atas hasil dan pelaksanaannya. Bertanggung jawab berarti merasa
terlibat dan ikut memiliki secara pribadi, sehingga kebudayaan harus sesuai
dengan hati nurani. Jangan bertanya apa yang ku warisi tetapi apa yang dapat
kuwariskan dalam bidang kebudayaan. Misalnya: manusia sebagai pengatur
hubungan sosial bertanggung jawab agar system kemasyarakatan sungguh
ditopang oleh perikemanusiaan. Nilai-nilai system kemasyarakatan colonial atau
feodal yang sudah tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi, harus diganti,
disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Manusia pencipta kebudayaan.
Tumbuh kesadaran akan otonomi manusia serta tanggung jawabnya
(Gaudium et Spes, Bagian II, Bab II, No. 55:1983)
Beberapa tantangan:
Komunikasi kebudayaan jangan mengacaukan kehidupan masyarakat dan
meninggalkan kearifan para leluhur. Ilmu dan teknologi harus diserasikan dengan
kebudayaan rohani seperti dikembangkan oleh studi humaniora klasik.
Spesialisasi yang muncul dari pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi harus
disintesiskan dalam keutuhan manusia yang mampu berkontemplasi, mengagumi,
dan menghasilkan kearifan. Pemerataan harta budaya di tengah-tengah semua

12
orang dan kelompok. Otonomi kebudayaan jangan sampai menjurus kea rah
humanism yang duniawi belaka. Persoalan pokok: kebudayaan harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga memekarkan pribadi manusia.
(Gaudium et Spes, Bagian II, Bab II, No. 56:1983)
Tugas kita bersama membangun dunia yang lebih manusiawi.
Ilmu dan teknologi tidak dapat mengantar kita kepada dasar-dasar
kehidupan (kepada the ultimate reality). Ada bahaya bahwa manusia menganggap
dirinya serba cukup (otonomi mutlak). Tetapi ada juga unsur-unsur positif;
kesetiaan akan kebenaran seperti diajarkan oleh ilmu membuka hati manusia bagi
Sang Kebenaran; kesadaran bahwa segala kemajuan harus memajukan manusia
serta melindunginya, bahwa solidaritas internasional adalah keharusan. Ini semua
dapat membawa manusia kepada Tuhan. (Gaudium et Spes, Bagian II, Bab II, No.
57:1983).
H. Seni Musik
Seni musik juga merupakan kebudayaan yang dapat menjadi aktivitas
individual, seperti diterangkan didepan. Musik dapat dipakai untuk
menggambarkan ungkapan perasaan manusia, perasaan cinta, kegelisahan,
harapan,kerinduan, kebanggaan,keberanian, bahkan cita-cita dan pengorbanan.
Seni musik dapat dibagi menjadi berbagai golongan dan periode. Ada
periode musik klasik dan ada periode musik modern. Ada pula penggolongan
berdasarkan musik barat, musik Indonesia dan musik daerah. Contoh: musik barat
misalnya lagu-lagu ciptaan Bethoven, Mozart, dan sebagainya. Iringannya
biasanya sama dengan mengiringi musik barat. Contoh: musik daerah misalnya
lagu-lagu yang diiringi dengan karawitan, degung Sunda, Kolintang, gending
Sriwijaya dan sebagainya.
Selain itu ada juga penggolongan musik rakyat, folk musik, musik
tradisional, musik primitive, musik kolektif, dan sebagainya. Musik tradisional
menunjuk satu bentuk musik yang bersifat kolektif dalam komunitas tertentu.
Folk musik menunjuk musik-musik yang ada dalam komunitas yang berperadaban
tinggi. Primitive musik menunjukkan musik yang ada dalam komunitas yang
berperadaban rendah atau terbelakang. Musik tradisional dan kolekif

13
menggambarkan kepribadian komunal masyarakat setempat. Ia menyuarakan
masyarakat kebersamaan. Musik tradisional meskipun diciptakan oleh seseorang
atau anggota dari beberapa komunitas, tetapi lalu menjadi milik dari komunitas
tersebut. Bahkan karena begitu fungsionilnya musik itu, mungkin menjadi rebutan
antara komunitas yang satu dengan yang lain.
I. Seni Tari
Tari merupakan salah satu cabang seni yang mendapat perhatian besar di
masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal tersebut menjadi alat ekspresi
manusia dalam karya seni.
J. Kesenian Tradisional Khas Subang
1. Wayang Golek
Wayang golek mirip dengan wayang kulit . Tapi 2 jenis wayang ini
ternyata berbeda bentuk. Wayang itu sendiri mengandung arti boneka
tiruan manusia yang terbuat dari pahatan kayu atau kulit. Dalam
pertunjukan wayang golek, sang dalang selalu menggunakan bahasa
daerahnya.Ciri-ciri kesenian wayang adalah selalu membutuhkan
bantuan Dalang yaitu sebutan untuk orang yang mengendalikan para
wayang. 1 dalang bisa memainkan 4-10 karakter wayang.
2. Tari Jaipongan
Jaipongan adalah jenis tarian traidisional Sunda, tepatnya dari
Karawang. Lahir dari tangan kreatif H. Suanda pada tahun 1976.
Tarian Jaipongan adalah campuran dari seni lain seperti pencak silat,
topeng banjet, ketuk tilu, wayang golek dan lain-lain. Tariannya
diiringi oleh alat musik yang berupa gendang, rebab, gong, gamelan,
dan yang lainnya.
3. Degung
Degung pertama kali dibuat oleh H.J Oosting sejak 1879. Diambil
dari bahasa belanda “De Gong” artinya gamelan. Alat musik ini kian
marak hingga sekarang dan mengundang banyak peminat seni.Alat
musik ini terdiri dari berbagai macam gamelan, seperti: bonang, saron,
gendang, gong, kecapi, jenglong, dan sebagainya.

14
4. Sisingaan
Sisingaan mulai diciptakan pada tahun 1975, berasal dari kota Subang
asli. Sisingaan berbentuk boneka diiringi 4 pebggotong pada 1 singa.
Sisingaan terbuat dari beberapa jenis kayu, penggotong terbuat dari
bambu, boneka singa terbuat dari kayu yang dibungkus kain boneka,
ada juga bulu singa yang terbuat dari rafia. Tradisi sisingaan biasanya
diadakan untuk menerima tamu khusus kesenian.
5. Gembyung
Gembyung berasal dari dua suku kata yakni gem dan yung. Gem
berasal dari kata ageman yang artinya ajaran, pedoman, atau paham
yang dianut oleh manusia. Suku kata byung berasal dari kata
kabiruyungan yang artinya kepastian untuk dilaksanakan. Gembyung
memiliki nilai-nilai keteladanan untuk dijadikan pedoman hidup.
Kesenian ini pertama kali berkembang pada masa penyebaran agama
Islam, pada saat itu gembyung dimainkan oleh para santri pesantren
dengan bimbingan sesepuh pesantren.
Gembyung merupakan kesenian tradisional yang menggunakan
genjring sebagai alat musik utamanya, diiringi juga dengan gendang
serta bisa juga dikolaborasikan dengan jaipong.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari
literature maupun dari lapangan kemudian dianalisis. Karena sehubungan dengan
metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan empiris dan rasional. Saya menggunakan metode ini karena secara
langsung menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang
yang diamati, yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh
subjek penelitian. Menurut Menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh
Moleong (2007:4) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Moleong (2007:6)
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.

Teknik pengumpulan datanya dengan melakukan survey langsung. Survey


merupakan metode yang menggunakan pendekatan komunikasi (communication
approach) dalam mengumpulkan data penelitian. Pendekatan Komunikasi ialah
pendekatan dimana peneliti berhubungan langsung dengan sumber data dan terjadi
proses komunikasi untuk mendapatkan data (Hartono, 2004). Alasannya adalah
karena data yang dikumpulkan berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik
obyek yang diteliti yakni para pemuda sunda.

16
BAB IV
BAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi
Penelitian yang saya lakukan terhadap 5 orang pemuda atau pemudi
Subang mengenai kebudayaan dan kesenian Subang. Sample tersebut dipilih
secara acak, dalam penelitian ini terdiri dari orang-orang yang berbeda yang
terdiri dari beberapa daerah. Ada yang dari daerah yang notabennya memang
kebudayaan dan keseniannya masih kental. Dan ada juga dari daerah yang sudah
terjamah oleh modernisasi. Dari para partisipan juga mempunyai latar pendidikan
yang berbeda-beda pula serta terdiri dari berbagai macam jurusan.
Narasumber yang pertama adalah Iman Teguh Munggarana, mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia dengan jurusan Ilmu Keolahragaan.
Narasumber kedua adalah Dewi Indriyani, mahasiswi Universitas Subang jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Narasumber ketiga yaitu Asep Fazar Rahayu dari
Universitas Jenderal Achmad Yani jurusan Ilmu Pemerintahan. Narasumber ke
empat bernama Lilis Agustin, lulusan SMAN 1 Jalancagak,Subang. Dan
narasumber yang terakhir adalah Fellia Lesthari dari Universitas Jenderal Achmad
Yani jurusan Psikologi.

B. Pembahasan
Tabel 4.1
Narasumber : Iman Teguh Munggarana
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang kamu ketahui tentang Kesenian di subang sangat
kebudayaan dan kesenian beragam. Mulai dari sisingaan,
Subang? toleat, seni gembyung, tardug,
genjring ronyok, jaipong. Jika
melihat kebudayaan di kota
subang, juga sangat banyak
tentunya. Seperti ngaruat,

17
ngabungbang, ngangon sato,
ngadu panggal, juga festival
kolecer.
2. Apa yang kamu ketahui tentang Kesenian modern banyak
kebudayaan dan kesenian macam jenisnyaa, seperti band,
modern? pop,reggae, jazz, dan lain lain.
Sedangkan kebudayaan modern
adalah kebudayaan yang dibawa
dari luar. Seperti pesta taun baru,
valentine day, dan yang lainnya.
3. Menurut kamu, lebih menarik Menurut pribadi saya, kesenian
kesenian dan kebudayaan
tradisional lebih menarik, sebab
subang atau modern? Sertai
dengan alasan! itu murni warisan dari nenek
moyang kita dulu serta beragam.
Namun, alangkah lebih
bagusnya jika kesenian
tradisional dikolaborasikan
dengan kesenian modern.
Tentunya lebih menarik dan
memiliki nilai jual yang tinggi.
4. Menurut kamu, apakah seni Sedikit demi sedikit kesenian
subang sudah mulai tergeser?
dan kebudayaan yang ada di
Faktor apakah yang
melatarbelakangi pemuda subang sudah mulai ditinggalkan
subang kurang meminati budaya
dan lebih banyak orang yang
dan seni subang?
menikmati kesenian dan
kebudayaan modern. Karna
kesenian modern hampir
diterima disemua kalangan
khususnya anak anak muda
zaman sekarang. Dan simple
dalam penyajiannya, dimulai
dari pakaian, gerakan, dan yang

18
lainnya.

Berdasarkan narasumber pertama, yang dapat dianalisis bahwa terlihat dari


jawaban yang ada, ternyata mengenai kesenian dan kebudayaan di Subang Ia
masih tau dan bahkan menjelaskan kesenian dan kebudayaan di Subang dengan
contoh-contohnya. Dengan demikian, Ia juga berpendapat bahwa kebudayaan dan
Kesenian di Subang itu lebih menarik dibandingkan dengan yang modern.
Namun, kesenian Subang akan lebih menarik jika dikolaborasikan dengan
kesenian modern agar lebih menarik lagi. Namun ternyata kebudayaan dan
kesenian yang ada di Subang sedikit demi sedikit tergeser karena ada beberapa
alasan, yaitu bahwa kesenian modern lebih simple dalam penyajiannya. Dalam hal
pakaiannya serta gerakannya.

Table 4.2
Narasumber kedua : Dewi Indriyani
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang kamu ketahui tentang Yang saya ketahui bahwa
banyak kesenian dan
kebudayaan dan kesenian
kebudayaan, salah satunya singa
Subang? depok, jaipong, bahkan untuk
sekarang banyak seni tradisional
buhun yang sedang viral. Seperti
kesenian gemyung. Untuk
jaipong sendiri sekarang sudah
mulai berkurang pementasannya.
Karna minat masyarakat lebih
minat ke seni buhun tradisional,
yaitu gemyung. Dimana musik
dan lagu yang dibawakannya
adalah lagu lagu jaman dulu.
Diaransemen jadi sebuah seni
tradisional yang sangat menarik.

2. Apa yang kamu ketahui tentang Yaitu kebudayaan yang menurut


saya untuk saat ini tidak terlalu
kebudayaan dan kesenian
diminati, bahkan sampai di
modern? setiap daerah bisa dihitung jari
generasi penerus yang mau
menggeluti budaya tersebut.

19
Hanya sebagian orang yang
berminat menggelutinya.
Terutama anak anak yang orang
tuanya kolot atau tidak gaul.
Dance, sanggar yg seperti itu
hanya sebagian orang tua yang
memang kelas tinggi, gaul,
modernis, punya gadget, update.
terutama di perkampungan yang
masih tradisional.

3. Menurut kamu, lebih menarik Lebih menarik kesenian subang


kesenian dan kebudayaan
karena lebih variatif. Bahkan
subang atau modern? Sertai
dengan alasan! bisa masuk ke berbagai event.
Misal di hajatan, festival.
Sedangkan modern tidak.
4. Menurut kamu, apakah seni Tidak. Bahkan seni Subang lebih
subang sudah mulai tergeser? kuat. Karena masih banyak
Faktor apakah yang pemuda yang meminatinya.
melatarbelakangi pemuda Khususnya di daerah, banyak
subang kurang meminati budaya pemuda dan pemudi yg langsung
dan seni subang? terjun berkecimpung di seni
tradisional tersebut berarti itu
menandakan antusiasnya yang
sangat tinggi.

Berdasarkan narasumber ke dua, menyebutkan bahwa banyak sekali


kebudayaan dan kesenian dari Subang. Yang paling terkenal yaitu singa depok
dan jaipong. Bahkan seni tradisional buhun (seni yang sudah tua), dewasa ini
menjadi eksis kembali, yaitu seni gembyung. Sebab lagu dari seni buhun tersebut
diaransemen ke lagu tradisional zaman sekarang sehingga jadi lebih menarik
minat para pemudanya. Untuk kebudayaan dan kesenian modern tidak terlalu
diminati karena kesenian dan kebudayaan dari Subang lebih bervariasi serta
umum ada di berbagai acara di Subang, seperti dalam acara festival dan hajatan.
Ternyata masih banyak pemuda Subang yang meminati budaya dan seni
tradisionalnya. Faktor di kampung itu sendiri yang kurang meminati budaya dan
seni modern hanyalah orang-orang tertentu. Yang memang notaben orang dari

20
generasi penerusnya yang kelas tinggi, gaul atau modernis. Karena rata-rata dari
kesenian modern seperti dance dan masuk sanggar seni itu membutuhkan biaya
besar.

Table 4.3
Narasumber Ketiga : Asep Fazar Rahayu
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang kamu ketahui tentang Kebudayaan merupakan kultur,
dimana setiap daerah bahkan
kebudayaan dan kesenian
negara mempunyai kebudayaan
Subang? yang berbeda-beda khusus
Indonesia merupakan negara
majemuk dengan berbagai
kebudayaan di setiap daerahnya .
Begitu pula di daerah
kebudayaan dan kesenian
terdapat juga di Subang Jawa
Barat , salah satu kebudayaan
yang masih sangat kental dan
begitu di lestarikan yaitu
ngaruwat, kegiatan dimana
dimaksudkan sebagai ungkapan
rasa syukur atas hasil bumi yang
melimpah. Kemudian untuk
kesenian ada sisingaan dimana
kesenian ini sering ditampilkan
dalam pesta sunat serta
pernikahan cukup unik juga
karena ini merupakan salah satu
aset kesenian Subang.
2. Apa yang kamu ketahui tentang Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang yang diturun
kebudayaan dan kesenian
kan secara turun temurun.
modern? Budaya terdiri dari beberapa
aspek diantaranya sistem agama
dan politik, adat istiadat,
perkakas dan unsur seni serta
lainnya.
Seni modern merupakan karya
seni yang dihasilkan dari
pembaharuan berbagai jenis
seni, lebih tepatnya mengikuti
arus perubahan jaman serta

21
modernisasi.

3. Menurut kamu, lebih menarik Menurut saya selaku putra


kesenian dan kebudayaan daerah lebih menarik kesenian
subang atau modern? Sertai Subang daripada modern ya
dengan alasan! meskipun tidak dapat dipungkiri
bahwa saya juga harus
mengikuti perkembangan jaman
supaya tidak tertinggal dalam
berbagai bidang termasuk seni.
Namun jelas disini kesenian
subang mempunyai hal yang
menarik dan unik untuk
dilestarikan seperti kesenian
yang saya jadikan contoh,
sisingaan dimana jelas sekali
banyak nilai nilai yang dapat
kita ambil, lebih jauhnya lagi
dimana sudah sangat jarang
sekali kesenian semacam ini
ditemukan di kota-kota besar.

4. Menurut kamu, apakah seni Menurut saya memang sedikit


subang sudah mulai tergeser? banyaknya kesenian khas
Faktor apakah yang Subang sudah mulai tergeser, hal
melatarbelakangi pemuda ini diakibatkan oleh arus
subang kurang meminati budaya globalisasi yang terus merangsak
dan seni subang? masuk ke negara kita tidak
terkecuali bidang seni. Dimana
tidak sedikit juga orang Subang
yang lebih tau k-pop ketimbang
sisingaan. Selain itu juga kurang
nya rasa cinta serta memiliki
dari para generasi penerus
bangsa di Subang itu sendiri ,
hal ini yang kemudian membuat
kebudayaan serta kesenian lokal
mulai tergeser, padahal kalau
bukan sekarang kapan lagi ?!
Kalau bukan kita siapa lagi ?!
Salam gotong royong

Dari narasumber ini dapat dilihat bahwa kebudayaan dan kesenian Subang
itu merupakan asset bagi masyarakat Subang itu sendiri. Mengenai kebudayaan

22
dan kesenian modern, itu merupakan hasil dari pembaruan berbagai jenis seni
yang mengikuti arus perkembangan zaman. Kebudayaan dan kesenian Subang
lebih menarik daripada kebudayaan dan kesenian modern. Namun, kita juga harus
mengikuti perkembangan zaman atau globalisasi. Kesenian dan kebudayaan
Subang merupakan sesuatu yang unik dan menarik untuk dilestarikan. Karena
terdapat nilai-nilai yang jarang sekali ditemukan pada kota-kota besar. Tapi
terdapat beberapa faktor yang memang sedikit banyaknya kebudayaan dan
kesenian Subang yang mulai tergeser, diakibatkan oleh arus globalisasi yang terus
masuk ke Subang. Terutama K-Pop. Selain adanya arus globalisasi, kurangnya
rasa cinta dan rasa memiliki dari para pemuda tersebut.

Table 4.4
Narasumber Ke Empat : Lilis Agustin

No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang kamu ketahui tentang Kebudayaan dan kesenian Sunda
menurut saya adalah segala hal
kebudayaan dan kesenian
yang diwarisi oleh nenek
Subang? moyang orang sunda asli yang
secara turun temurun menjelma
menjadi suatu kebiasaan/adat
istiadat yang mestinya terus
lestari. Kesenian yang lebih
terkenal adalah sisingaan. Kalau
kebudayaan yaitu budaya gotong
royong.
2. Apa yang kamu ketahui tentang Budaya dan seni yang lahir
diabad modern ataupun budaya
kebudayaan dan kesenian
atau seni lama yang diadopsi
modern? lalu diperbaharui serta lebih
mengedepankan ekspresi diri
tanpa terikat adanya nilai-nilai
filosofis. Contohnya budaya
liberalisme. Kalau kesenian
seperti dance,hip hop,dan
lainnya.
3. Menurut kamu, lebih menarik Latar belakang dan pengalaman
kesenian dan kebudayaan saya seperti pada pasanggiri
subang atau modern? Sertai pupuh pernah saya ikuti,yang

23
dengan alasan! menurut saya lebih memikat
kita akan belajar bagaimana
ketenangan batiniah dan arti
setiap syair yang filosofis
4. Menurut kamu, apakah seni Ya, sudah mulai terkikis rasa
subang sudah mulai tergeser? cinta anak muda terhadap
Faktor apakah yang daerahnya sendiri
melatarbelakangi pemuda Faktor kurangnya sosialisasi dari
subang kurang meminati budaya pihak pemerintah daerah.
dan seni subang? Bekerjasamalah antara
kementrian pariwisata dan
pejabat pemerintahan lainnya
serta melibatkan tenaga pendidik
agar sampai kepada muda mudi
di sekolah-sekolah.

Ternyata narasumber ini lebih menyukai kesenian dan kebudayaan


tradisional karena pengalamannya dalam seni itu sendiri. Melihat pemuda lain di
daerah Subang memang minat terhadap kebudayaan dan keseniannya sudah
kurang karena faktor kurangnya sosialisasi dari pemerintah daerah. Pemerintah
daerah kurang menekankan di sector pariwisata. Mungkin di sector pariwisata,
kesenian dan kebudayaan dari Subang dapat ditunjukkan ke pihak luar.
Khususnya pemuda dan masyarakat Subang, umumnya dari luar Subang.

Table 4.5
Narasumber Ke Lima : Fellia Lesthari
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang kamu ketahui tentang Kebudayaan Subang itu adalah
sesuatu yang dijaga dan ada
kebudayaan dan kesenian
sejak dulu serta dijaga secara
Subang? turun-temurun. Contohnya
adalah budaya ngaruwat bumi,
pawai agustusan, serta budaya
gotong royong. Kesenian
Subang itu merupakan kesenian
yang berasal dari daerah Subang
itu sendiri. Contohnya:
sisingaan, wayang golek,
karawitan,nyinden, jaipong.

24
2. Apa yang kamu ketahui tentang Kebudayaan dan kesenian
modern berasal dari luar atau
kebudayaan dan kesenian
kebarat-baratan. Contoh dari
modern? kesenian adalah dance, battle
dance, hip hop. Budaya cara
berpakaian dan kecantikan
kebarat-baratan.
3. Menurut kamu, lebih menarik Lebih menarik dan suka modern
kesenian dan kebudayaan karena tradisional musik seninya
subang atau modern? Sertai mellow, selow, bikin ngantuk,
dengan alasan! agak bosan. Sedangkan kesenian
modern lebih menarik karena
musiknya menggugah dan tidak
bikin bosan.
4. Menurut kamu, apakah seni Kalau menurut saya, khususnya
subang sudah mulai tergeser? di daerah saya yang masih kental
Faktor apakah yang akan budaya dan keseniannya
melatarbelakangi pemuda tidak. Alasannya karena
subang kurang meminati budaya memang para pemuda dan
dan seni subang? pemudi masih totalitas terhadap
ke kebudayaan dan keseniannya.
Fasilitas seperti sumber daya
manusianya seperti pengajar tari,
musik dan lain-lain masih
memadai. Karena selain dari
hasil itu juga kita dapat
berpenghasilan dari menari dan
manggung.

Narasumber terakhir, yang notabennya memang dari daerah Subang yang


sudah terjamah oleh modernisasi(bukan dari kampong), lebih memilih
kebudayaan dan kesenian modern. Kesenian tradisional dianggapnya lembut,
pelan dan membuat bosan. Berbeda dengan kesenian modern yang musiknya
menggugah serta tidak membosankan. Namun jika melihat dari sisi lain, ternyata
kebudayaan dan kesenian dari Subang yang masih kental dan diminati.
Dikarenakan sumber daya manusianya yang masih mendukung.
Berdasarkan hasil penelitian dengan metode wawancara tersebut, terlihat
bahwa banyak kesamaan antara pendapat dari 5 orang sample tersebut. Kesenian
dan kebudayaan dari Subang yang paling eksis, seperti kebudayaan gotong
royong dan ruwatan bumi. Untuk keseniannya itu sendiri yang paling eksis yaitu

25
sisingaan dan jaipong. Dimana sisingaan memang merupakan kesenian khas yang
unik yang memiliki nilai-nilai tersendiri. Dari sebagian besar memang para
pemuda asli Subang masih meminati akan kebudayaan dan kesenian daerahnya itu
sendiri. Terdiri dari berbagai faktor dan alasan, bahwa:
1. Kesenian dan kebudayaan tradisional Subang memang unik serta menarik
dan menjadi ciri khas dari daerah Subang.
2. Kesenian tradisional lebih variatif dan bisa masuk ke acara-acara umum
seperti festival daerah dan hajatan (acara pernikahan,sunatan,ataupun
syukuran).
3. Kebudayaan dan kesenian Subang menarik untuk dilestarikan karena
terdapat nilai-nilai yang jarang sekali ditemukan di kota-kota
besar(modern).
4. Hanya kalangan tertentu yang meminati budaya dan seni modern, seperti
kalangan tinggi, orang-orang yang eksis dan gaul.

Namun, ada juga beberapa faktor penyebab kurangnya minat para pemuda
terhadap kesenian daerahnya:
1. Kebudayaan dan kesenian modern lebih sederhana dalam penyajiannya,
seperti dalam pakaian dalam acara tertentu serta gerakan dalam tarian
tradisionalnya.
2. Arus globalisasi yang merangsak masuk ke Subang, terutama dari luar
Indonesia seperti K-Pop.
3. Kurangnya rasa cinta dan rasa ingin memiliki para pemuda terhadap
kebudayaan dan kesenian di Subang.
4. Kurangnya sosialisasi pemerintah daerah akan seni dan budaya di sector
pariwisata.

Perubahan kebudayaan dan kesenian ini juga dipengaruhi oleh faktor ilmu
alam dan ilmu sosial. Yang mana ilmu alam seperti letak gerografis suatu daerah,
khususnya Subang yang sudah menjadi perkotaan. Ilmu sosial,yang mana
masyarakat mengalami globalisasi atau perubahan sesuai dengan zamannya.

26
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh teknologi dan alat-alat komunikasi. Kita bisa
mengakses apapun dan dari dunia belahan manapun mengenai kebudayaan dan
kesenian. Tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri. Kebudayaan
dan kesenian tentu akan menjadi beragam dan lebih universal menuju kesatuan
hidup manusia tanpa menghilangkan cirri khas masing-masing. Ini dikemukakan
juga di dalam buku yang berjudul “Tonggak Sejarah” :
Kita sedang mengalami dan menjalani era baru dengan aneka perubahan.
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh ilmu alam dan ilmu sosial, teknologi dan
alat-alat komunikasi. Ilmu eksakta mempertajam penilaian kritis; ilmu jiwa
memperjelas perilaku manusia; ilmu sejarah membuka mata bagi unsur-unsur
perubahan,kebiasaan dan adat menjadi makin seragam, industrialisasi dan
urbanisasi menciptakan bentuk kebudayan baru, terjadilah perubahan dalam cita
rasa, dalam bertindak dan dalam mempergunakan waktu senggang. Jalur
komunikasi yang lebih luas membuka jalan untuk berpartisipasi dalam aneka
bentuk kebudayaan dan untuk menciptakan kebudayaan yang lebih universal,
menuju kesatuan umat manusia tanpa menghilangkan cirri khas masing-masing
bentuk kebudayaan. (Gaudium et Spes. Bagian II, No.54:1983)
Solusi untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tentunya sangat
banyak, diantaranya:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus disaring dan
disesuaikan dengan kebudaan daerah tanpa meninggalkan kearifan para
leluhur.
2. Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi juga harus disintesiskan dalam
keutuhan manusia yang mampu berkontemplasi, mengagumi, dan
menghasilkan kearifan.
Seperti kutipan dalam buku Tonggak Sejarah 1983 Bagian II Bab II, no
56:
Komunikasi kebudayaan jangan mengacaukan kehidupan masyarakat dan
meninggalkan kearifan para leluhur. Ilmu dan teknologi harus diserasikan dengan
kebudayaan rohani seperti dikembangkan oleh studi humaniora klasik.
Spesialisasi yang muncul dari pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi harus

27
disintesiskan dalam keutuhan manusia yang mampu berkontemplasi, mengagumi,
dan menghasilkan kearifan. Pemerataan harta budaya di tengah-tengah semua
orang dan kelompok. Otonomi kebudayaan jangan sampai menjurus kea rah
humanism yang duniawi belaka. Persoalan pokok: kebudayaan harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga memekarkan pribadi manusia.
(Gaudium et Spes, Bagian II, Bab II, No. 56:1983).
Jika kebudayaan dan kesenian di Subang sudah kurang diminati, ciri khas
dari daerah Subang akan hilang. Maka masyarakat khususnya pemuda Subang
sudah kehilangan jati diri sebagai warga asli orang Subang. Jika buka pemuda
sebagai generasi penerus bangsa, siapa lagi yang akan melestarikan dan menjaga
budaya serta seninya itu sendiri.

BAB V
KESIMPULAN

Ternyata pemuda Subang masih meminati dan menyukai akan


kebudayaan dan kesenian daerahnya. Sebab, kebudayaan dan kesenian di Subang
dianggap sesuatu yang unik, menarik, memiliki nilai-nilai luhur dan sebagai jati
diri dari warga Subang itu sendiri. Namun, pengaruh dari adanya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kurangnya kecintaan dan kebanggaan akan
budaya dan seni daerah, akan menghilangkan jati diri dari budaya dan seni itu

28
sendiri. Merangsaknya arus globalisasi dapat menjadi hambatan jika pemuda atau
masyarakatnya tidak menyaring aring dan menyesuaikannya dengan kebudaan
daerah. Jika kebudayaan dan kesenian di Subang sudah kurang diminati, ciri khas
dari daerah Subang akan hilang. Maka masyarakat khususnya pemuda Subang
sudah kehilangan jati diri sebagai warga asli orang Subang. Jika buka pemuda
sebagai generasi penerus bangsa, siapa lagi yang akan melestarikan dan menjaga
budaya serta seninya itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Veeger, K.J. 1992. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Arifin, Chairul. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Kemendikbud. 2014. Seni Budaya (kurikulum 2013) .Jakarta. CV Merah Putih.

J,Riberu.Gaudium,et Spes.1983.Tonggak Sejarah, Pedoman Arah.Jakarta.Dokpen

Mawi.

29
Hartoko, Dick.1986. Manusia dan Seni. Yogyakarta. Yayasan Kanisius.

Tim Dosen Tata Tulis Karya Ilmiah ITB Bandung. 2017. Metode Penulisan Ilteks.

Bandung. Kelompok Keahlian Ilmu Kemanusiaan ITB.

Sastrosupono, M. Suprihadi. Ilmu Budaya Dasar. Salatiga: Universitas Kristen

Satya Wacana, 1984, hlm. 1-27.

LAMPIRAN

30
Kesenian Sisingaan Subang

Kesenian Kuda Renggong

31
Tarian Tradisional Jaipong

Hajatan Lembur

32

Anda mungkin juga menyukai