Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri Gram positif Listeria monocytogenes sebagai


Penyebab Food-borne Disease
Conny Riana Tjampakasari
Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Bakteri Listeria monocytogenes (L. monocytogenes) merupakan salah satu patogen food-borne penyebab listeriosis dengan prevalensi rendah,
namun dengan fatality tinggi sebagai pencemar makanan. Listeriosis merupakan penyakit infeksius yang menyebabkan aborsi, meningitis, dan
septikemia; cenderung lebih fatal pada kelompok populasi ibu hamil, bayi, lanjut usia, serta penderita imunodefisiensi. Meskipun kasus infeksi
bakteri ini jarang, namun klinisnya termasuk parah dengan angka kematian tinggi. Deteksi laboratorium untuk diagnosis dapat dengan metode
analytic konvensional dan metode cepat. Upaya pengendalian infeksi bakteri ini adalah dengan pencegahan dan pengobatan infeksi.

Kata kunci: L. monocytogenes, pencemar makanan, uji diagnostik

ABSTRACT
Listeria monocytogenes (L. monocytogenes) bacteria is a food-borne pathogen with a low prevalence rate but with a high fatality rate as a food
contaminant. Listeriosis is an infectious disease that causes abortion, meningitis and septicemis; tends to be more fatal in population of pregnant
women, infants, the elderlies, and immunodeficiency sufferers. Although cases are rare, the clinical conditions are categorized as severe with
a high mortality rate. Laboratory diagnosis can be done with conventional analytic and rapid methods. Infections can be controlled with
prevention and treatment. Conny Riana Tjampakasari. Gram positive Listeria monocytogenes as a Cause of Food-borne Disease

Keywords: Diagnostic examination, food-borne disease, L. monocytogenes

PENDAHULUAN di alam; menyebabkan sangat mudah menjadi yang menyebabkan aborsi, meningitis,
Listeria merupakan salah satu bakteri kontaminan bahan makanan. Beberapa dan septikemia.6,7 Penyakit ini umumnya
patogen yang menjadi masalah dalam jenis makanan yang rentan menjadi media menyerang wanita hamil, bayi yang baru
industri makanan selain bakteria genus pertumbuhan bakteri ini antara lain seafood, lahir, orang dewasa di atas usia 65 tahun, serta
Sallmonella dan Campylobacter, terutama daging-dagingan, dairy product, sayuran dan penderita imunodefisiensi seperti penderita
jenis makanan ready-to-eat.1,2 Hingga saat buah, serta makanan ready to eat (RTE).1.2 kanker, diabetes, AIDS, penyakit hepar, serta
ini terdapat 15 spesies berbeda dalam penyalahguna obat 6,7 L. monocytogenes
genus Listeria, namun hanya spesies Listeria Cara lain transmisi bakteri ini adalah infeksi dapat menjadi penyebab utama bakteremia
monocytogenes (L monocytogenes) dan bayi/neonatal transplasenta, melalui birth canal dan meningoencephalitis.8,9 L. monocytogenes
Listeria ivanovii yang teridentifikasi bersifat yang terinfeksi dan cross-infection di ruangan banyak tersebar di alam seperti di tanah, dan
patogen. L. monocytogenes bersifat patogen bersalin. Listeriosis akan menyebabkan merupakan salah satu flora normal pada feses
pada manusia, sedangkan L. ivanovii bersifat gangguan pada uterus ibu hamil, sistem saraf berbagai jenis hewan mamalia. Organisme ini
patogen pada hewan, terutama kelompok pusat, dan sistem peredaran darah. Listeriosis dapat diisolasi dari feses, setidaknya pada 5%
hewan ruminansia.2 sering dijumpai pada penderita gangguan populasi manusia dewasa.8,9
sistem imun, lanjut usia, ibu hamil, serta bayi
L. monocytogenes bersifat ubiquitous, hidup dalam kandungan atau bayi baru lahir.1,2 Berdasarkan studi tahun 1980-1982 dan
di berbagai tempat dan dapat ditemukan tahun 1986 oleh Center for Disease Control
di berbagai jenis lingkungan, seperti tanah, Prevalensi L.monocytogenes rendah and Prevention (CDC) di Amerika Serikat,5 laju
sumber mata air, tumbuhan, dan berbagai dibandingkan food-borne disease lain,3,4 namun infeksi bakteri ini adalah 7,4 per juta populasi,
jenis vegetasi. Kelompok bakteri ini juga fatality rate listeriosis dapat digolongkan per tahun dengan perkiraan jumlah kasus
aktif membentuk biofilm di alam, terutama tinggi dengan persentase kematian lebih dari sebanyak 1.850 kasus dan angka kematian
spesies L. monocytogenes dan L. innocua. 30% kasus.5 sebesar 425. Angka ini turun menjadi 4,4 kasus
Kemampuan kelompok bakteri ini hidup pada tahun 1993 setelah ada regulasi industri
dalam rentang suhu, pH, dan kadar garam Epidemiologi makanan guna meminimalisir risiko infeksi
yang luas membantu kelangsungan hidupnya Listeriosis merupakan penyakit infeksius listeriosis akibat makanan.5
Alamat Korespondensi
email: connyrianat@yahoo.com

20 CDK-292/ vol. 48 no. 1 th. 2021


TINJAUAN PUSTAKA

Survei di wilayah Uni Eropa tahun 2010 dan ditumbuhkan pada suhu 20°-25°C. Berbeda Bakteri ini tidak mudah tumbuh pada medium
2011 pada makanan ready to eat mencatat dari kebanyakan bakteria, L. monocytogenes dengan garam mineral khusus dengan
angka cemaran L. monocytogenes pada tumbuh baik pada suhu dingin (4°-10°C) glukosa sebagai sumber karbon utamanya.
makanan fishery sebesar 10,4%, pada daging dengan pertumbuhan optimal pada 30°- Oleh karena itu, bakteri ini biasa ditumbuhkan
sebesar 2,07%, dan pada sampel keju sebesar 37°C. Bakteri ini dapat memproduksi sitokrom pada medium BHI (Brain-Heart Infusion). L.
0,47%. Sampel tersebut diuji pada akhir masa dan mampu melakukan katabolisme glukosa monocytogenes tumbuh pada kisaran suhu
shelf life produk.6 Berdasarkan analisis data secara homofermentatif, sehingga dapat -0.4 hingga 50°C dengan suhu ruang (22-37°C)
pada tahun 1985 hingga 2014 di Belanda menghasilkan asam laktat tipe L (+), asam sebagai pertumbuhan optimum. Kisaran pH
diketahui bahwa insidens infeksi bakteri L. asetat, dan berbagai jenis produk lainnya. untuk pertumbuhan bakteri ini adalah 4,3-
monocytogenes bervariasi antara 0,03 dan Jenis bakteria ini dapat melakukan fermentasi 9. Mikroorganisme ini dapat bertahan pada
0,13 kasus per 100.000; juga diketahui terjadi tanpa menghasilkan gas.1 tekanan osmotik tinggi dan bahkan diketahui
penurunan kasus infeksi L. monocytogenes dapat tumbuh pada NaCl konsentrasi 2 M, hal
pada neonatal listeriosis selama jangka 25 Koloni Listeria setelah 24-48 jam memiliki inilah yang menyebabkan bakteri ini dapat
tahun analisis tersebut, namun laju kematian diameter 0,5-1,5 mm, berbentuk bulat, tumbuh baik pada bahan makanan, terutama
yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini translucent, konveks dengan permukaan makanan yang sudah diproses menggunakan
masih dikategorikan tinggi dengan case halus, tidak berpigmen dengan crystalline di garam, pH, serta suhu untuk mengontrol
fatality sebesar 31%.8 Laju insidens infeksi L. bagian tengah. Koloni akan sedikit lengket pencemaran bakteri.1,2
monocytogenes di Polandia pada tahun 1997- apabila diangkat dari permukaan agar
2003 mencapai 0,05 per 100.000 populasi medium pertumbuhan, namun akan mudah Pada beberapa kasus, L. monocytogenes
dengan puncak insidens pada tahun 2012.9 teremulsifikasi setelah pengangkatan.1 yang mencemari makanan dapat diisolasi
Penelitian di Cina pada September 2012 dengan metode isolasi direct plating, namun
hingga Januari 2014 menguji 1036 sampel Spesies L. monocytogenes menghasilkan jumlah organisme pada makanan tersebut
acak makanan berupa sayuran, jamur-jamuran, Listeriosin-O. Protein ini merupakan faktor harus tinggi, yang sangat jarang terjadi.
daging mentah, produk pangan akuatik, dan virulensi antigenik L. monocytogenes. Jenis Kompetisi untuk mendapatkan nutrisi antara
makanan beku dari seluruh Cina; diketahui hemolysin lain adalah Streptolisin-O dan L. monocytogenes dan jenis mikroba lain
angka prevalensi infeksi L. monocytogenes Pneumolisin. Hampir seluruh strain L. pencemar makanan yang sama membuat
adalah sebesar 20,0% (207/1036) dengan nilai monocytogenes bersifat hemolitik. Strain pertumbuhannya akan tertekan jika tidak ada
MPN sebesar 65,7% dari sampel positif.10 bersifat non-hemolitik dari spesies ini diketahui pengayaan jenis nutrisi sebelumnya.4
sebagai strain mutan yang mengalami
Di Indonesia, angka prevalensi cemaran L. delesi asam amino pada materi genetiknya.
monocytogenes belum banyak dilaporkan. Kelompok strain mutan L. monocytogenes
Namun, berdasarkan penelitian Sugiri, et ini bersifat avirulen karena kehilangan faktor
al, pada November 2012 dan Februari virulensi antigeniknya.11 Ada 13 jenis serotipe
2013, diketahui angka prevalensi infeksi L. bakteria L. monocytogenes berdasarkan
monocytogenes di daerah Bandung sebesar kelompok antigen seluler O dan antigen flagel
15,8% dari 184 sampel ayam mentah dengan H, pada umumnya penyakit oleh bakteri ini
jenis serotipe IIb, yakni serotipe 1/2b, 3b, dan terjadi pada kombinasi antigen 4b, 1/2a, dan
7.13 1/2b.2

Taksonomi Apabila L. monocytogenes ditumbuhkan


Taksonomi L. monocytogenes dapat pada medium blood-free agar serta dilihat Gambar 1. Hasil pengecatan Gram bakteri Listeria
diklasifikasikan ke dalam domain Bacteria, dengan transmisi cahaya pada sudut 45° monocytogenes.2
divisi Firmicutes, kelas Bacilli, ordo Bacillales, (metode Henry’s illumination), koloni Listeria Patogenesis dan Virulensi
keluarga Listeriaceae, dan genus Listeria. akan terlihat berwarna biru, sedangkan koloni Listeria dapat menginfeksi berbagai tipe sel
Pengelompokan tersebut didasarkan pada bakteria lain akan terlihat berwarna kuning pejamu. Rute infeksi diawali dengan masuknya
homologi DNA, sekuens DNA dan 16 rRNA, atau oranye. Pada spesimen klinis, bakteri ini bakteri ini ke saluran pencernaan setelah
properti kemotaxonomi, dan analisis enzim dapat menunjukkan jenis gram yang beragam pejamu mengonsumsi bahan makanan
multilokus.14,4 dan bisa terlihat seperti diphteroid, cocci atau tercemar. Kemudian bakteri akan masuk ke
diplococci sehingga sering terjadi kesalahan aliran darah dan menyebar ke jaringan hati,
Karakterisasi identifikasi dengan bakteri Diphteroid dan limpa, hingga ke jaringan plasenta pada ibu
L. monocytogenes merupakan kelompok Streptococcus; sehingga apabila terdapat hamil. Distribusi dan perpindahan bakteri ini
bakteri Gram positif berbentuk basil, bakteri Diphteroid berasal dari spesimen darah difasilitasi oleh makrofag.1,14
fakultatif anaerob, katalase positif, tidak ataupun cerebrospinal fluid (CSF), inokulum
mampu membentuk spora, tidak mampu tersebut harus diwaspadai sebagai kelompok Bakteri ini merupakan patogen intraseluler
mengoksidasi, serta memproduksi bakteria L. monocytogenes. 2 yang menyerang makrofag dan berbagai
β-hemolysis. Bakteri ini memiliki peritrik apabila jenis jaringan pejamu terinfeksi, yang

CDK-292/ vol. 48 no. 1 th. 2021 21


TINJAUAN PUSTAKA

kemudian melakukan proliferasi. Bakteri amnion yang tercemar L. monocytogenes. sakit kepala, sakit perut, serta diare.
ini masuk ke dalam sel dengan bantuan Fetus juga dapat terinfeksi oleh saluran
protein dan menyebabkan fagositosis reproduksi ibu yang terinfeksi.7 4. Dewasa normal
dalam sel. Setelah terjadi fagositosis, bakteri Yang dimaksud kelompok dewasa normal
ini akan terkurung di dalam fagolisosom. KLINIS adalah kelompok selain wanita hamil,
Kadar pH fagolisosom yang rendah memicu 1. Wanita hamil bayi, lansia dan penderita imunodefisiensi.
produksi listeriosin O yang bekerja melisiskan Sebagian besar wanita hamil yang mengalami Umumnya kelompok ini merupakan perantara
membran fagolisosom, sehingga bakteri L. infeksi bakteri ini akan mengalami aborsi atau carrier koloni bakteri L. monocytogenes
monocytogenes terbebas ke dalam sitoplasma spontan, gejala pada wanita hamil itu sendiri penyebab listeriosis. Gejala pada kelompok ini
sel. Selanjutnya mikroorganisme ini akan di antaranya seperti serangan flu ringan, hampir serupa dengan gastroenteritis ringan,
berproliferasi memperbanyak diri. Protein pada beberapa kasus tidak ada gejala. Hal ini yaitu mual, muntah, dan diare; muncul 24
permukaan ActA yang dimiliki bakteri ini menyebabkan jarangnya deteksi dini infeksi hingga 48 jam setelah tepapar infeksi bakteri
bertugas menginduksi sel pejamu melakukan Listeria pada wanita hamil. Listeriosis dapat Listeria.
polimerisasi aktin yang digunakan untuk terjadi di sepanjang masa kehamilan, namun
menginvasi membran sel.3 banyak terdeteksi pada kehamilan trimester DIAGNOSIS
ketiga.5,7 Secara umum diagnosis mikroba patogen
dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap
2. Bayi pre-analytic, analytic, dan post-analytic. Tahap
Sebagian janin dengan infeksi Listeria akan pre-analytic merupakan tahapan sebelum
mengalami abortus, namun pada beberapa uji laboratorium, mencakup proses sampling
kasus jarang, bayi dapat selamat. Dua jenis spesimen biologis dan sampel makanan.
Gambar 2. Ilustrasi proses penyebaran bakteri L. listeriosis pada bayi, yaitu sindrom serangan Spesimen biologis yang dapat digunakan
monocytogenes dari satu sel ke sel lain.7
di awal masa perinatal (early-onset syndrome), untuk deteksi L. monocytogenes adalah kultur
Bakteri ini mempunyai beberapa jenis dan sindrom serangan di akhir masa perinatal darah, cairan cerebrospinal, cairan amnion,
protein adhesin dan faktor virulensi lain yang (late-onset syndrome). Early-onset syndrome dan feses. Sedangkan untuk sampel makanan
memungkinkannya untuk melekat pada sel akibat infeksi uterus yang menyebar dan dapat digunakan dalam bentuk sampel padat,
pejamu. Ekspresi berbagai jenis faktor virulensi kemudian menginfeksi janin. Bayi terinfeksi sampel cair, dan sampel swab atau usapan
menyebabkan L. monocytogenes mampu yang dapat bertahan hidup lebih dari 48 jam permukaan.4
menginfeksi berbagai jenis sel, jaringan, dan akan mengalami septikemia neonatal. Hal ini
organ.2,14 dapat menyebabkan kematian baik sebelum Sifat alami L. monocytogenes yang merupakan
ataupun sesudah kelahiran. Late-onset mikroba ubiquitous menjadi alasan mengapa
Transmisi pada Manusia syndrome menyebabkan meningitis sesaat kontaminasi bakteri ini sering terjadi. Cemaran
Status L. monocytogenes sebagai food- setelah kelahiran hingga minggu ketiga; sering pada lingkungan processing makanan,
borne disease didapat dari sifat transmisi umumnya oleh infeksi L.monocytogenes yang berkompetisi dengan jenis mikroba
L. monocytogenes yang umumnya terjadi serotipe 4b yang dapat mengakibatkan kontaminan lainnya.6 Proses sampling penting
karena konsumsi bahan makanan tercemar. kematian. Angka kematian bayi terinfeksi untuk menentukan adanya cemaran L.
Pada beberapa kasus tertentu transmisi juga Listeria 30%.5,7 monocytogenes.4,6
dapat terjadi karena kontak langsung manusia
dengan hewan terinfeksi. Hingga saat ini 3. Lanjut usia dan penderita imunodefisiensi Tahap analytic mencakup proses pengujian
belum ditemukan infeksi antar manusia Lanjut usia (lansia) rentan terinfeksi karena sampel di laboratorium. Pertama dilakukan
(human to human contamination), kecuali penurunan kemampuan sistem imunnya proses pengayaan. Tahapan pengayaan
pada transmisi vertikal dari ibu ke anak dan melawan antigen dan memerangi invasi dilakukan untuk meningkatkan jumlah
transmisi cross-infection di ruang bersalin. bakteri patogen ini, sama halnya dengan para populasi bakteri hingga dapat dideteksi
Infeksi yang paling sering terjadi adalah penderita imunodefisiensi (penderita kanker, dan diujikan. Pengayaan sangat penting
melalui konsumsi bahan makanan yang pasien transplantasi organ, pasien AIDS, mengingat angka cemaran L. monocytogenes
tercemar L. monocytogenes.4 kelainan hepar kronis, dan penderita diabetes). rendah. Tipe konfirmasi deteksi spesies
Tingkat kematian infeksi listeria pada kedua L.monocytogenes yaitu dengan metode
Infeksi manusia dewasa oleh L. monocytogenes kelompok ini lebih tinggi jika dibandingkan deteksi konvensional serta metode deteksi
hanya dapat terjadi karena konsumsi dengan kelompok lain.5 Bahkan listeriosis pada cepat.1,2,4,6
makanan tercemar, namun bayi dapat terlahir kedua kelompok ini tidak jarang disebabkan
dengan infeksi L. monocytogenes apabila oleh infeksi spesies L. ivanovvi yang jarang 1. Metode Deteksi Konvensional.
ibu mengonsumsi makanan yang tercemar menginfeksi manusia.1,3 Meningoensefalitis Metode ini diawali dengan pengayaan
L. monocytogenes selama masa kehamilan. dan bakteremia biasa terjadi pada penderita (enrichment) untuk multiplikasi jumlah bakteri
Maternal listeriosis ditransmisikan dari ibu immunosuppressed.3,5 Gejala klinis meningitis agar dapat dilakukan tes konfirmasi. Dua
pada fetus melalui rute transplacental.6,7 Fetus yang disebabkan bakteri ini bervariasi dan jenis metode pengayaan untuk bakteri L.
mungkin terinfeksi karena menelan cairan nonspesifik; antara lain demam, menggigil, monocytogenes, yaitu metode cold enrichment

22 CDK-292/ vol. 48 no. 1 th. 2021


TINJAUAN PUSTAKA

dan metode selective enrichment. digunakan.2 Keduanya memberi hasil yang tiap sel yang diidentifikasi dengan cahaya
lebih baik dibandingkan jenis agar lain.2,3 fluorescence.15
a. Cold enrichment Prinsip dasar penggunaan ALOA dan BLA
Pada metode ini sampel uji dihomogenisasi ialah aktivitas fosfolipase C dan aktivitas UPAYA PENGENDALIAN
dalam medium tryptose broth. Selanjutnya β-glukosidase yang dimiliki L. monocytogenes. Pencegahan
suspensi disimpan pada suhu 4°C yang 2
Bentuk dan pola pertumbuhan bakteri Sifat bakteri L. monocytogenes yang ubiquitous
kemudian ditumbuhkan pada media agar Listeria spp. pada kedua media ini cenderung menyulitkan pencegahan dan pengendalian
plat setiap minggu atau setiap dua minggu terlihat sama, yaitu koloni berbentuk bulat, penyakit; vaksin serta antibiotik profilaksis
dalam jangka penyimpanan 3 bulan. Metode halus dengan warna biru atau hijau. Satu- spesifik masih belum ditemukan.3,11 Salah
cold enrichment tidak lebih unggul jika satunya perbedaan karakter visual antara satu bentuk pencegahan paling efektif untuk
dibandingkan dengan metode selective L. monocytogenes dengan spesies lain kelompok risiko adalah menghindari konsumsi
enrichment baik dari segi waktu inkubasi adalah keberadaan zona jernih di sekitar makanan mentah atau setengah masak.11
maupun ketepatan identifikasi.14 koloni spesies L. monocytogenes.2,3 Meski
penggunaan medium selektif ini cukup akurat Untuk mencegah cemaran L. monocytogenes
b. Selective enrichment secara umum, uji konfirmasi lain tetap harus pada makanan, beberapa hal yang dapat
Belum ditemukannya nutrisi spesifik yang dilakukan karena zona jernih satu koloni diperhatikan, yakni pada tahap sebelum, saat,
mendukung proses pertumbuhan L. yang berdekatan dengan spesies Listeria lain dan sesudah proses.
monocytogenes menjadi salah satu penyebab yang tidak menghasilkan zona jernih dapat
sulitnya memformulasi media yang dapat menyebabkan kesalahan identifikasi.1,2,6 a. Sebelum proses
meningkatkan pertumbuhan bakteri ini Tahapan sebelum memproses makanan
secara spesifik,2 sehingga para peneliti sangat perlu diperhatikan karena kebanyakan
lebih menitikberatkan formulasi media pencemaran bakteri berasal dari tahapan
untuk menghalangi dan mengeliminasi ini. Beberapa hal yang perlu diperhatikan di
pertumbuhan mikroba kompetitor saat kultur antaranya dengan memastikan penggunaan
L. monocytogenes.2,3 Beberapa agen seleksi fertilizer organik yang bebas dari cemaran
yang sering ditambahkan pada medium L. monocytogenes pada tanaman sayur,
dasar pertumbuhan termasuk golongan zat memberikan jenis pakan kering pada hewan
kimia, antimikroba, hingga bahan pewarna. ternak, serta penggunaan kontainer dan air
Berdasarkan standar ISO-11290, metode bersih untuk memproses bahan makanan.16,17
yang biasa digunakan dalam deteksi dan
kuantifikasi L. monocytogenes melibatkan dua b. Saat proses
kali tahap pengayaan menggunakan medium Gambar 3. Zona jernih yang terbentuk di sekitar Tahapan prosesing merupakan tahapan
broth Fraser sebagai medium dasar.2,4 koloni pertumbuhan L.monocytogenes pada agar utama pengolahan sumber daya menjadi
ALOA.2 bahan makanan. Untuk produksi skala industri
Tahapan berikutnya adalah penanaman hal yang dapat dilakukan adalah dengan
bakteri pada medium plat agar selektif Selanjutnya dapat dilakukan uji biokimia, yaitu menerapkan dan memberlakukan protokol
Listeria. Kemiripan ciri dan reaksi spesies uji kalium hidroksida (KOH) 3%, uji katalase, uji Hazard Analysis Personal Hygienes (HACCP), di
Listeria lain dengan spesies L. monocytogenes gula-gula. Uji mikroskopis dilakukan dengan antaranya pembersihan menyeluruh secara
pada medium agar plat dapat menyebabkan pewarnaan gram, dan juga uji motilitas.1,2,3 berkala, menjaga sterilitas alat dan mesin
kesalahan identifikasi, oleh karena itu perlu dan food contact surface, serta pemisahan
uji konfirmasi lebih lanjut. Setidaknya Metode Deteksi Cepat jelas fungsi tugas staf dengan pekerja
lima jenis koloni berbeda dari proses Metode deteksi cepat dapat diartikan sebagai pabrik. Selain itu, juga dapat diberikan
penanaman di medium agar plate harus pendekatan untuk mendapatkan hasil dalam hot treatment suhu 80°C saat pemrosesan
diujikan setelah proses pengayaan selesai. waktu lebih singkat dibandingkan metode makanan (dengan prinsip hot steam, hot air,
Metode uji oleh badan ISO adalah dengan konvensional.14,15 hot water). Penggunaan desinfektan dan
melihat uji kemampuan eskulinasi dengan sanitizer juga dapat dimaksimalkan dengan
menumbuhkan bakteri yang diasumsikan Perangkat deteksi cepat Listeria secara umum optimalisasi kombinasi sanitizer dan detergen
sebagai L. monocytogenes pada triptose-soy dan L. monocytogenes secara khusus sudah untuk lingkungan produksi makanan.
agar. Bakteri tersebut diinkubasi selama 24-48 banyak beredar secara komersial. Kit yang Salah satu yang sering digunakan untuk L.
jam.1,6 beredar mempunyai berbagai jenis dan monocytogenes adalah alkaline treatment
format pengujian, antara lain kolorimetri (pH 10,5) yang segera diikuti dengan acidic
Medium selektif untuk pertumbuhan probe DNA, enzyme-limked immunosorbent treatment (pH 5,4).16,17
L. monocytogenes juga sudah banyak assay (ELISA), immunogenetic separation (IMS),
dikembangkan. Jenis Agar Listeria Ottovani fluorescence in situ hybridization (FISH), serta c. Setelah proses
& Agosti (ALOA) dan Brilliance Listeria Agar polymerase chain reaction (PCR) dan metode Hal yang dapat dilakukan setelah masa
(BLA) merupakan media yang paling sering flow cytometry mengandalkan karakteristik prosesing atau produksi adalah memantau

CDK-292/ vol. 48 no. 1 th. 2021 23


TINJAUAN PUSTAKA

prosedur kontrol kualitas, serta selalu sembuh sendiri.18 Pada pasien dengan status populasi ibu hamil, bayi, lansia, serta penderita
mengoptimalisasi formulasi sanitasi dan imunitas menurun, meningitis merupakan imunodefisiensi. Deteksi laboratorium dapat
kebersihan.16,17 infeksi paling berbahaya dengan mortalitas menggunakan metode konvensional ataupun
mencapai 55%.18 Sekitar 20% perempuan metode cepat. Salah satu bentuk pencegahan
PENGOBATAN hamil terinfeksi listeriosis mengalami aborsi paling efektif bagi kelompok risiko adalah
Penisilin atau ampisilin masih menjadi pilihan sepsis atau bayi lahir mati.19 Tujuh puluh lima dengan menghindari konsumsi makanan
utama, baik tunggal maupun kombinasi persen neonatus yang lahir dari ibu listeriosis mentah atau setengah masak. Cemaran L.
dengan gentamisin. Pada pasien penderita akan mengalami komplikasi.19 monocytogenes pada makanan dapat dicegah
alergi terhadap penisilin, eritromisin dengan memberlakukan protokol Hazard
merupakan salah satu alternatif.11 RINGKASAN Analysis Personal Hygenes (HACCP) sebelum,
Sebagai bakteri pencemar makanan, saat, dan sesudah proses. Penisilin atau
PROGNOSIS Listeria monocytogenes (L. monocytogenes) ampisilin menjadi pilihan utama pengobatan
Setiap sindrom yang berkaitan dengan merupakan penyebab listeriosis dengan infeksi bakteri ini. Prognosis berkaitan dengan
listeriosis memiliki prognosis tersendiri dan angka kematian tinggi. Listeriosis dapat sindrom dan status imunitas individu.
ditentukan oleh status imunologis masing- menyebabkan aborsi, meningitis, dan
masing individu.18 Gastroenteritis umumnya septikemia; cenderung lebih fatal pada

DAFTAR PUSTAKA
1. Liu D. Handbook of Listeria monocytogenes. 1st ed. USA: Taylor & Francis CRC Press; 2008. p.33-63
2. Jordan K, Leong D, Ordonez AA. Listeria monocytogenes in the food processing enviroment. USA: Springer Briefs in Food, Health and Nutrition; 2015. p.197-201
3. Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, et al. Adelberg’s medical microbiology. 26th ed. USA: McGraw-Hill Co; 2013. p. 273-7
4. Reyser ET, Marth EH. Listeria, listeriosis, and food safety. 3rd ed. USA: Taylor & Francis CRC Press; 2007. p. 443-54
5. Goldfine H, Shen H. Listeria monocytogenes pathogenesis and host response. USA: Springer Briefs in Food, Health and Nutrition; 2007, p. 387-95
6. Rodrigues CS, de Sa LVGC, de Melo CB. An overview of Listeria monocytogenes contamination in ready to eat meat, diary and fishery foods. Ciência Rural. 2017;47:2
7. Remington JS, Klein JO, Wilson CB, Nizet V, Maldonado YA. Infectious diseases of fetus and newborn infant. 8th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015. p. 127-35
8. Koopmans MM, Bijlsma MW, Brouwer MC, de Beek DV, der Ende AV. Listeria monocytogenes meningitis in the Netherlands. J Infect. 2017;75(1):12.
9. Kuch A, Goc A, Belkiewicz K, Filipello V, Ronkiewicz P, Golebiewska A. Molecular diversity and antimicrobial susceptibility of Listeria monocytogenes isolates from
invasive infections in Poland (1997-2013). Scientific Report. 2018;8(1):14562.
10. Wu S, Wu Q, Zhang J, Chen M, Yan Z, Hu H. Listeria monocytogenes prevalence and chracteristic in rerail foods in China. PloS ONE. 2015;10(8):e0136682.
11. Kumar S. Textbook of microbiology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2012. p. 207-15
12. Vazquez B, Kuhn JA, Berche M, Chakraborty P, Dominguez-Bernal T, Goebel G, et al. Listeria pathogenesis and molecular virulence determinants. Clin Microbiol Rev.
2001;14(3):584-640
13. Sugiri YD, Golz G, Meeyam T, Baumnn MPO, Kleer J, Chaisowwong W, et al. Prevalence and antimicrobial susceptibility of Listeria monocytogenes on chicken
carcasses in Bandung, Indonesia. J Food Protection. 2014;77(8):1407-10
14. Liu D. Identification, subtyping and virulance determination of Listeria monocytogenes, an important foodborne pathogen. J Med Microbiol. 2006;55(1):645-59
15. Thomas TSM. Diagnostic challenges with Listeria monocytogenes identification from food and environmental samples. International Meeting Emerging Diseases
and Surveillance (IMED). National Health Laboratory Servives, Clin Microbiol Infect Dis. 2019:79
16. Jamshidi A, Zeinali T. Significance and characteristics of Listeria monocytogenes in poultry products. Int J Food Sci. 2019;3:7
17. Gambarin P, Magnabosco CX, Losio MN, Pavoni E, Gattuso A, Arcangeli G, et al. Listeria monocytogenes in ready to eat seafood and potential hazards for the
consumers. Int J Food Sci. 2012;10:497635
18. Arslan F, Meynet E, Sunbul M, Sipahi OR, Kurtaran B, Kaya S, et al. The clinical features, diagnosis, treatment and prognosis of neuroinvasive listeriosis: A multinational
study. Eye J Clin Microbiol Infect Dis. 2015;34(6):1213-21.
19. Mylonakis E, Paliou M, Hofmann EL. Listeriosis during pregnancy: A case series and review os 222 cases. Medicine (Balt).2002;81(4):260-9

24 CDK-292/ vol. 48 no. 1 th. 2021

Anda mungkin juga menyukai