Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S A P)

“ OVERDOSIS”

Di susun oleh:
Kelompok 2
1. Nanda Ardini
2. Natasya Wulandari
3. Nurul Hendriani
4. Oktariani Aulia Wilmar
5. Oriza Sativa
6. Puput Avita Sari
7. Putri Rahmawati
8. Rahmi Santi Gusfani

Dosen Pembimbing :
Ns.Ida Suryati,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TA 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
OVERDOSIS

Topik : Overdosis
Sub Topik : Penatalaksanaan Overdosis
Hari/Tanggal : ----
Waktu / Jam : 30 Menit
Tempat : ----
Peserta : ----
Penyuluh : Mahasiswa Universitas Perintis Indonesia

A. Tujuan Intruksional
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit,diharapkan warga dapat
memahami pengertian overdosis dan penatalaksanaan overdosis
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini,warga diharapkan mampu:
a. Pengertian overdosis
b. Penyebab / etiologi overdosis
c. Patofisiologi overdosis
d. Gejala overdosis
e. Manifestasi klinis overdosis
f. Pemeriksaan penunjang overdosis
g. Penatalaksanaan overdosis
B. Materi penyuluhan (terlampir)
1. Pengertian overdosis
2. Penyebab / etiologi overdosis
3. Patofisiologi overdosis
4. Gejala overdosis
5. Manifestasi klinis overdosis
6. Pemeriksaan penunjang overdosis
7. Penatalaksanaan overdosis
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
D. Media
 Leaflet
 PPT
E. Setting Tempat

Keterangan :
: Moderator : Fasilitator

: Penyuluh : Observer

: Peserta
F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
kegiatan
dan waktu
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(2 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Menyampaikan tentang 3. Mendengarkan dan
tujuan pokok materi memperhatikan
4. Menyampaikan pokok 4. Bertanya mengenai
pembahasan perkenalan dan
tujuan jika ada yang
kurang jelas
5. Kontrak waktu 5. Menyetujui
2 Kegiatan 1. Menjelaskan Pengertian 1. Mendengarkan dan
Inti overdosis memperhatikan
( 15 menit) 2. Menjelaskan penyebab/ 2. Mendengarkan dan
etiologi overdosis memperhatikan
3. Menjelaskan patofisiologi 3. Mendengarkan dan
overdosis memperhatikan
4. Menjelaskan gejala 4. Mendengarkan dan
overdosis memperhatikan
5. Menanyakan kembali hal 5. Menjawab
yang sudah di sampaikan pertanyaan
6. Memberikan reinforsemen 6. -
positif bagi peserta yang
bisa menjawab
7. Menjelaskan manifestasi 7. Mendengarkan dan
klinis overdosis memperhatikan
8. Menjelaskan pemeriksaan 8. Mendengarkan dan
penunjang overdosis memperhatikan
9. Menjelaskan 9. Mendengarkan dan
penatalaksanaan overdosis memperhatikan
10. Memberikan kesempatan 10. Bertanya
pada peserta untuk
bertanya
3 Penutup 1. Melakukan evaluasi 1. Peserta menjawab
( 3 menit ) mengenai materi yang telah
disampaikan
2. Menyampaikan kesimpulan 2. Mendengarkan dan
materi memperhatikan
3. Mengakhiri pertemuan dan 3. Mendengarkan dan
memberi salam menjawab salam

G. Evaluasi
1. Struktural
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
d. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
2. Proses
a. Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat
aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir
3. Hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh
penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat menyebutkan:
a. Pengertian overdosis
b. Penyebab / etiologi overdosis
c. Patofisiologi overdosis
d. Gejala overdosis
e. Manifestasi klinis overdosis
f. Pemeriksaan penunjang overdosis
g. Penatalaksanaan overdosis
Lampiran
Overdosis
A. Definisi
Overdosis adalah keadaan dimana seseorang mengalami ketidaksadaran
akibat menggunakan obat terlalu banyak, Ketika batas toleransi tubuh dalam
mengatasi zat tersebut terlewati (melebihi toleransi badan) maka hal ini dapat
terjadi.
Overdosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi apabila tubuh mengabsorbsi obat
lebih dari ambang batas kemampuannya (lethal doses). Biasanya, hal ini terjadi
akibat adanya proses toleransi tubuh terhadap obat yang terjadi terus menerus,
baik yang digunakan oleh para pemula maupun para pemakai yang kronis.
B. Etiologi
Over Dosis atau kelebihan dosis terjadi karena beberapa hal:
1. Mengkonsumsi lebih dari satu jenis narkoba misalnya mengkonsumsi putaw
hamper bersamaan dengan alcohol atau obat tidur seperti valium, megadom/
BK, dll.
2. Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya, misalnya jika
seseorang memakai narkoba walaupun hanya seminggu, tetapi apabilah dia
memakai lagi dengan takaran yang sama seperti biasanya kemungkinan besar
terjadi OD.
3. Kualitas barang dikonsumsi berbeda.
C. Patofisiologi
IFO (Organo Phosphatase insectisida) bekerja dengan cara menghambat
(inaktivasi) enzim asetikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim
KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh
–KhE yang bersifat inaktif. Bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan
IFO- KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh
ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala gejala rangsangan Akh yang
berlebihan,yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik dan SSP
(menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP )
Pada keracunan IFO, Ikatan IFO  – KhE bersifat menetap (ireversibel),
sedangkan keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara (reversible). Secara
farmakologis efek Akh dapat dibagi 3 golongan : 
1. Muskarini, terutama pada saluran pencernaan, kelenjar ludah dan keringat,
pupil, bronkus dan jantung. 
2. Nikotinik, terutama pada otot-otot skeletal,bola mata, lidah, kelopak mata
dan otot pernafasan. 
3. SSP, menimbulkan nyeri kepala, perubahan emosi, kejang-kejang (Konvulsi)
sampai koma.
D. Gejala overdosis
1. Tidak merespon pada sentuhan atau suara
2. Wajah pucat atau membiru
3. Tubuh dingin dan kulit lembab
4. Tidak bernafas selama 3-5 menit
5. Bernafas tetapi sangat lambat, kira-kira 2-4 kali dalam 1 menit
6. Keluar busa pada mulut
7. Sakit atau seperti ada tekanan yang sangat kuat di dada
8. Menggigil
9. Keringat dingin mengalir deras (keringat jagung)
10. Pingsan 
11. Kejang-kejang
E. Manifestasi klinis
Umumnya manifestasi klinis yang timbul pada klien yang mengalami
overdosis :
1. Kelainan visus
2. Hiperaktifitas kelenjar ludah
3. Keringat 
4. Gangguan saluran pencernaan
5. Kesukaran bernafas. 

1. Gejala ringan meliputi : 


a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
e. Tremor pada lidah, kelopak mata
f. Pupil miosis. 
2. Keracunan sedang : 
a. Nausea
b. Muntah-muntah
c. Kejang atau kram perut
d. Hipersaliva
e. Hiperhidrosis
f. Fasikulasi otot dan bradikardi. 
3. Keracunan berat : 
a. Diare
b. Pupil pi- poin
c. Reaksi cahaya negatif
d. Sesak nafas
e. Sianosis
f. Edema paru 
g. Inkontenesia urine dan feces
h. Kovulsi
i. Koma
j. Blokade  jantung akhirnya meningal. 
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorik.
Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting
untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun
sekian % dari harga normal ). 
Kercunan akut : Ringan : 40 - 70 % Sedang : 20 - 40 % Berat : < 20 %
Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 % setiap individu
yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan dan baru
diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75 % N 
2. Patologi Anatomi ( PA ).
Pada keracunan akut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas.
Sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi  paru,otak dan
organ-oragan lainnya. 
G. Penatalaksanaan
a. Tindakan emergensi.
 Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi.
 Breathing   : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas
spontanatau pernapasan tidak adekuat.
 Circulation : Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki
perfusi jaringan.
 Identifikasi penyebab keracunan : Bila mungkin lakukan identifikasi
penyebab keracunan, tapi hendaknya usahamencari penyebab keracunan
ini tidak sampai menunda usaha-usaha penyelamatan penderita yang
harus segera dilakukan.
 Eliminasi racun : Racun yang ditelan, dilakukan dengan cara
1) Rangsang muntah akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1
jam pertama sesudah menelanbahan beracun
2) Bila sudah lebih dari 1  jam tidak perlu dilakukan rangsang muntah
kecuali bila bahan  beracun tersebut mempunyai efek yang
menghambatmotilitas (memperpanjang pengosongan) lambung.
3) Rangsang muntah dapat dilakukan secara mekanis dengan
merangsang palatum mole atau dinding belakang faring,atau dapat
dilakukan dengan pemberian obat- obatan : 
a) Sirup Ipecac, diberikan sesuai dosis yang telah ditetapkan.
b) Apomorphine
 Kontraindikasi rangsang muntah : 
a. Keracunan hidrokarbon, kecuali bila hidrokarbon tersebut
mengandungbahan-bahan yang berbahaya seperti camphor,  produk-
produk yang mengandunghalogenat atau aromatik, logam berat dan
pestisida. Keracunan bahan 
b. korossif Keracunan bahan - bahan perangsang CNS ( CNS
stimulant, seperti strichnin) 
c. Penderita kejang 
d. Penderita dengan gangguan kesadaran
b. Kumbah Lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah
menelan bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat
pengosonganl ambung. Kumbah lambung seperti  pada rangsang muntah
tidak boleh dilakukan pada :
1) Keracunan bahan korosif 
2) Keracunan hidrokarbon 
3) Kejang pada penderita dengan gangguan kesadaran atau  penderita-
penderita dengan resiko aspirasi jalan nafas harus dilindungi dengan cara
pemasangan pipa endotracheal.

Penderita diletakkan dalam posisi trendelenburg dan miring kekiri,


kemudian di masukkan pipa orogastrik dengan ukuran yang sesuai dengan
pasien, pencucian lambung dilakukan dengan cairan garam fisiologis
( normal saline/ PZ ) atau ½ normal saline 100 ml atau kurang berulang-
ulang sampai bersih.
c. Pemberian Norit ( activated charcoal )Jangan diberikan bersama obat
muntah, pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit sesudah
emesis.
            Indikasi pemberian norit untuk keracunan :
1) Obat2 analgesik/ antiinflammasi : acetamenophen, salisilat,antiinflamasi
non steroid,morphine, propoxyphene.
2) Anticonvulsants/ sedative : barbiturat, carbamazepine,chlordiazepoxide,
diazepam phenytoin, sodium valproate.· 
3) Lain-lain : amphetamine, chlorpheniramine, cocaine, digitalis,quinine,
theophylline, cyclic anti  – depressants Norit tidakefektif pada keracunan
Fe, lithium, cyanida, asam basa kuat dan alkohol.
4) Catharsis Efektivitasnya masih dipertanyakan. Jangan diberikan  bila ada
gagal ginjal, diare yang berat (severe diarrhea), ileus  paralitik atau
trauma abdomen.
5) Diuretika paksa ( Forced diuretic )Diberikan pada keracunan salisilat dan
phenobarbital ( alkalinisasi urine ).Tujuan adalah untuk mendapatkan
produksi urine 5,0 ml/kg/jam,hati-hati jangan sampai terjadi overload
cairan. Harus dilakukan monitor dari elektrolit serum pada pemberian
diuresis paksa.
Kontraindikasi : udema otak dan gagal ginjal
Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/238210589/Askep-Overdosis-Jadi
http://id.wikipedia.org/wiki/Overdosis
http://health.detik.com/read/2012/10/04/130910/2054473/1407/pertolongan-
pertama-pada-overdosis-penyalahgunaan-obat
http://health.detik.com/read/2012/10/04/130910/2054473/1407/pertolongan-
pertama-pada-overdosis-penyalahgunaan-obat

Anda mungkin juga menyukai