Anda di halaman 1dari 16

Risalah CIP 2018

Quality is the path to a world class company

FT- PROVE T-REX

MENINGKATKAN CADANGAN DAN PRODUKSI


SEBESAR 635 BCF, MENGGUNAKAN METODE T-REX
UNTUK SHALLOW GAS, DI LAPANGAN TUNU PT PHM

PT PERTAMINA HULU MAHAKAM


PT PERTAMINA HULU INDONESIA

2018
Nama Gugus : FT-PROVE T-REX Produk dan Bidang Usaha:
Fungsi : SUBSURFACE PT. Pertamina Hulu Mahakam (PT. PHM) adalah anak
perusahaan dari PT. Pertamina Hulu Indonesia (PT. PHI)
UO/UB/AP : PHM - PHI yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak
Direktorat : HULU dan gas bumi dengan wilayah kerja di Kalimantan Timur
tepatnya di hulu (delta) sungai Mahakam dengan rata-rata
produksi gas 1286 MMSCFD dan minyak 54129 BPD
pada tahun 2017.
Ketua : Rangga A. Brahmantio Lingkup Kerja Gugus:
FT-PROVE T-REX bertugas untuk menciptakan metode
yang reliabel dan terotomatisasi dalam mengkarakterisasi
Sekretaris : Anggara Putra seismik guna mengidentifikasi keberadaan reservoir gas
Anggota Firman Budi K. dan penentuan volumetrik yang akurat pada
pengembangan Shallow Gas di lapangan Tunu dengan
Thomas Setiawan disiplin ilmu dan fungsi yang bervariasi;

1. Geophysicist : Melakukan interpretasi seismik,


Fasilitator : Desrizal Luwu structural modeling, dan attribute analysis
2. Geologist : Melakukan interpretasi geology, property
Jumlah tema :0 modeling, dan perhitungan cadangan
3. Reservoir Engineer : Melakukan analisa PVT dan
core, pressure test, material balance, well testing,
dynamic modeling dan optimisasi lapangan,

Struktur Organisasi: Diagram Proses:


GM
PHM

VP
GSR

Technology Development
(DEV) (DEV)

Desrizal Luwu TUNU ASSET


Head of Department (TUN)
GSE Methods (TEC/MTH)
Rangga Brahmantio Reservoir Tunu
Head of G&G Tunu Shallow (DEV/TUN/RTN)
(DEV/TUN/GTS)

Anggara Putra Firman Budi Kurniawan Thomas Setiawan


Geologist Tunu Shallow Geophysicist Tunu Shallow Lead Eng Tunu Shallow
(DEV/TUN/GTS) (DEV/TUN/GTS) (DEV/TUN/RTN)

Jadwal Rencana Kegiatan dan Realisasi


RENCANA KEGIATAN DAN REALISASI
PDCA Langkah Kegiatan 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rencana
1. Menentukan Tema Dan Sasaran
Aktual
Rencana
2. Menetapkan Faktor-Faktor Penyebab
Aktual
PLAN
Rencana
3. Menetapkan Faktor Dominan
Aktual
Rencana
4. Merencanakan Perbaikan
Aktual
Rencana
DO 5. Melaksanakan Perbaikan
Aktual
Rencana
CHECK 6. Mengevaluasi Hasil
Aktual
Rencana
7. Standardisasi
Aktual
ACTION
Rencana
8. Issue Re-identification
Aktual

2
RISALAH
Continues Improvement Program
Q
Judul Meningkatkan cadangan FT-Prove PC-Prove I-Prove Direktorat: Hulu
Risalah dan produksi sebesar
Asal
635BCF menggunakan Nama Gugus:
metode T-REX untuk Perusahaan:
Shallow Gas, di Lapangan T-REX
Tunu PT PHM PT PHM
Uraian Singkat Masalah/Kejadian/Fakta:
Lapangan Tunu merupakan 1 dari 7 lapangan Blok Mahakam (selain Handil, Tambora, Bekapai, Peciko, South
Mahakam dan Sisi Nubi). Saat ini Tunu berkontribusi sekitar 40% terhadap produksi gas Mahakam.
Pengembangan lapangan TUNU sejak tahun 1990 hingga 2010 telah menghasilkan kumulatif produksi sebesar
lebih dari 9 Tcf gas yang mayoritas berasal dari Tunu Main Zone (TMZ). Produksi lapangan Tunu cenderung
menurun akibat natural decline, dari > 1000 MMscfd sebelum tahun 2010, menjadi < 500 MMscfd setelah 2012.
Optimisasi dan efisiensi dalam menemukan cadangan baru dan miningkatkan produksi menjadi tantangan besar
dan potensi akumulasi gas di Tunu Shallow Zone (TSZ) masih dipertimbangkan sebagai shallow hazard yang
harus dihindari pada saat pengeboran sumur-sumur dengan target TMZ.

Dampak dari Masalah/Kejadian/Fakta:


Apabila tidak disiapkan rencana pengembangan TSZ maka potensi reservoir gas yang tersebar di seluruh area
Tunu Shallow Zone dapat terabaikan dan mempengaruhi kelangsungan produksi lapangan Tunu jangka
panjang, mengingat produksi selama ini hanya mengandalkan target dari TMZ.

Faktor Penyebab Masalah/Kejadian/Fakta:


Belum ada metode yang established & reliable untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi reservoir gas
dengan ketebalan di bawah resolusi seismic serta analisa yang mendalam dari sisi operasional untuk
memproduksi gas di TSZ.

Solusi Penyelesaian/Upaya Perbaikan:


Mengembangkan metode interpretasi seismik yang reliabel untuk mengidentifikasi dan memetakan sebaran gas
sand pada shallow zone di seluruh lapangan Tunu. Identifikasi dan karakterikasi gas sand dilakukan dengan
cara menformulasikan analisa sub-stacks, CDP gathers, AVO/AVA, seismik inversi lithoseismik, dan korelasi
semua sumur serta invetarisasi geobody yang terotomatisasi.

Value Creation: Quality Cost Delivery HSSE Morale


Kondisi Setelah Perbaikan:

Lebih dari 160 sumur yang telah dibor melalui metode T-Rex dengan tingkat keberhasilan > 80% dan
menambah produksi dan cadangan (reserve) gas sebesar ~ 635 Bcf (Rp. 67 Triliun) dan potensi cadangan
(contingent resource) sebesar 279 Bcf.

Total produksi gas dari sumur-sumur yang dibor dengan metode T-Rex sebesar 427 Bcf (Rp. 49 Triliun) hingga
Oktober 2018.

Level produksi lapangan Tunu saat ini berkisar di 300 MMScfd, dimana 42%-nya berasal dari TSZ (atau sekitar
20% terhadap total produksi Blok Mahakam dari produksi TSZ). Ke depannya, TSZ merupakan salah satu
prioritas kegiatan operasi pemboran di Mahakam.

Konvensi: Tahun: Nomor CIP: Kode Upload KOMET:


2018 181105020

3
PLAN LANGKAH 1 – ISSUES IDENTIFICATION, RISK ANALYSIS, DAN PRIORITIZE ISSUES

1.A IDENTIFIKASI/STRATIFIKASI ISSUE


Lapangan Tunu adalah lapangan gas terbesar dengan luas 1400 km 2 di Delta Mahakam, Kalimantan Timur.
Lapangan ini mulai diproduksi sejak tahun 1990 dengan kumulatif produksi hingga akhir 2017 sebesar >9 Tcf
gas dan >190 Mbbl condensate dan lebih dari 1000 sumur sudah dibor. Mayoritas produksi berasal dari interval
Tunu Main Zone dan saat ini Tunu berkontribusi sekitar 40% terhadap total produksi Blok Mahakam.

Gambar 1. Lokasi Lapangan Tunu dan profil produksi dari Main Zone.

Sebagai lapangan yang sudah lama berproduksi, level produksi mengalami penurunan secara natural. Hal ini
terlihat pada profil produksi tahunan yang menunjukkan trend yang mulai menurun dari tahun 2008.

Untuk menjaga dan meningkatkan cadangan dan produksi yang berkelanjutan di Lapangan Tunu dan di Blok
Mahakam secara umum dengan biaya yang optimum, maka dibutuhkan inovasi dan usaha dengan menerapkan
metode and teknologi terkini. FT-Prove T-REX mengidentifikasi 4 (empat) masalah utama di Lapangan Tunu:
A. Menurunnya produksi dan menipisnya cadangan lapangan Tunu.
B. Masalah di fasilitas produksi (unplanned shutdown).
C. Perforasi pada sumur berisiko dan degraded properties
D. Kepasiran di sumur dan fasilitas produksi.

Identifikasi Masalah Analisa/Potensi Masalah Potensi Loss / Kehilangan Referensi


Natural decline dari TMZ (main
Menurunnya produksi dan
production interval) dan belum
A menipisnya cadangan
ditemukan potensi cadangan
Kehilangan potensi 384 Bcf gas Lampiran B.4
lapangan Tunu
baru.
Masalah di fasilitas
Banyaknya jumlah dan lapisan Lampiran B.4
B produksi (unplanned
reservoir.
Kehilangan potensi 62 Bcf gas
shutdown)
Perforasi pada sumur Tingginya risiko perforasi di
Lampiran B.4
C berisiko dan degraded reservoir yang berkualitas Kehilangan potensi 24 Bcf gas
properties rendah.
Material pasir dapat
Kepasiran di sumur dan Lampiran B.4
D fasilitas produksi
menimbulkan korosi dan Kehilangan potensi 7 Bcf gas
mengganggu produksi

4
* 384 Bcf = POD Booklet TMZ post 2011 (Phase 13C dan 13D)

Berdasarkan diagram pareto dan analisa di atas, permasalahan utama yang harus diselesaikan adalah
Pengembangan Shallow Gas di lapangan Tunu yang berpotensi menimbulkan kehilangan cadangan gas
sebesar 384 BCF yang merepresentasikan 80.5 % dari permasalahan yang ada.

1.B ALASAN PENETAPAN ISSUE / TEMA DAN KOMPLEKSITAS ISSUE


Berdasarkan penetuan prioritas masalah diatas, FT-Prove T-REX memilih tema “Meningkatkan cadangan dan
produksi, menggunakan metode T-Rex untuk Shallow Gas, di Lapangan Tunu PT PHM”

Tema ini sejalan dengan komitment PT. Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dalam peningkatan Cadangan dan
Produksi serta MISI PHM untuk: “Menjalankan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas yang aman,
berkelanjutan, handal, efisiensi dan ramah lingkungan dengan mengedepankan penciptaan nilai, menggunakan
teknologi berbasis inovasi, prinsip komersial yang kuat dan karyawan berkelas dunia” (Lampiran B.1)

1.C ANALISA RISIKO / PREDIKSI ISSUE


FT-Prove T-REX menggunakan analisa Risk Matrix untuk melakukan kajian risiko masalah diatas:

Berdasarkan pemetaan risiko, maka jika tidak ditemukan dan dikembangkan cadangan gas baru, maka dapat
menimbulkan kehilangan potensi cadangan gas sebesar 384 Bcf.
5
1.D PERSETUJUAN PIMPINAN & KOMENTAR HIERARKI

PLAN LANGKAH 2 – ROOT CAUSE ANALYSIS & PRIORITIZE ROOT CAUSE

2.A FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB (FISHBONE DIAGRAM)

2.B ANALISA SEBAB/AKIBAT

Faktor Penyebab Analisa/ Uraian Hasil Uji Lapangan Kesesuaian

Untuk mengembangkan
Belum ada cara Penyebaran dan volume shallow Shallow gas secara ekonomis,
CARA

mengkuantifikasi gas reservoir belum diperlukan perhitungan volume Ada korelasi


Shallow Gas teridentifikasi. yang akurat sebagai syarat
pengembangan

Dengan target yang lebih dalam


SARANA

Biaya pemboran Kisaran harga sumur baru TMZ


ALAT /

dan durasi lebih panjang, sumur


sumur MZ relatif lebih ~ 6–8 MUSD, sumur baru TSZ Ada korelasi
Main Zone akan lebih mahal
tinggi ~ 4–7 MUSD.
daripada sumur Shallow Zone.
Setiap reservoir perlu Terdapat ribuan reservoir yang
MANUSIA

diidentifikasi dan dikuantifikasi perlu dievaluasi. Interpretasi


Terbatasnya Sumber
secara cermat yang keseluruhan reservoir Ada korelasi
Daya Manusia
membutuhkan sumber daya memerlukan waktu dan SDM
manusia dan waktu lebih. yang signifikan
6
Dengan lebih dari 1000 sumur
Dengan produksi yang ektensif,
BAHAN

Terbatasnya cadangan telah di-bor, hampir semua


akan susah menemukan Ada korelasi
baru di Main Zone reservoir Main Zone sudah dan
cadangan baru yang virgin
akan diproduksikan
LINGKUNGAN

Shallow gas reservoir bertekanan


Mitigasi dilakukan saat
Letak Reservoir yang tinggi yang berada dekat
pemboran, sehingga dapat Tidak ada
dangkal (500-1500 m permukaan dapat menjadi
melewati zona shallow gas korelasi
MSL) potensi Hazard pada aktifitas
dengan aman
pemboran MZ

2.C ANALISA FAKTOR PENYEBAB DOMINAN


Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)

Berdasarkan analisa FMEA dan diagram pareto di atas, diketahui bahwa belum ada cara untuk
mengkuantifikasi akumulasi Shallow Gas memiliki nilai Risk Priority Nuber (PRN) yang tertinggi sebesar 66.7% .

PLAN LANGKAH 3 – ALTERNATIVE SOLUTIONS & PRIORITIZE SOLUTION

3.A MENENTUKAN ALTERNATIF SOLUSI

Berdasarkan hasil identifikasi issue dan analisa faktor penyebab permasalahan, gugus fungsi FT-Prove T-REX
menganalisa 3 alternatif solusi yang dapat diaplikasikan guna mengatasi kecenderungan turunnya produksi
lapangan, yaitu:

1. Penerapan Metode Twin Well: Produksi zona shallow dari proven reservoir yang sudah ditembus oleh
sumur Main Zone
2. Penerapan Metode Conventional Seismic: Produksi zona shallow menggunakan data seismik Full-stack
3. Penerapan Metode T-REX: Produksi zona shallow menggunakan data seismik sub-stack, AVO dan
otomatisasi geobody

3.B ANALISA PERBANDINGAN ALTERNATIF SOLUSI


Penerapan Metode Penerapan Metode
No Parameter Penerapan Metode T-REX
Twin Well Conventional Seismic
Potensi
Nihil. Tidak ada peningkatan Ada peningkatan cadangan Ada peningkatan cadangan
1 peningkatan
cadangan baru baru sebesar 384 Bcf baru sebesar 384 Bcf
cadangan baru
Akurasi penentuan
2 Tinggi (>90%) Medium (50%) Tinggi (> 80%)
lokasi pengeboran

7
Tinggi – tidak dapat
Rendah – target sangat dekat Rendah – penerapan multi-
3 Risiko membedakan antara Gas dan
proven gas atribute seismic
Coal
Durasi studi /
4 3 bulan 12 bulan 18 bulan
pengerjaan
5 Biaya Sumur 4-7 MUSD 4-7 MUSD 4-7 MUSD
6 Kesimpulan Tidak terpilih Tidak terpilih TERPILIH

3.C DESAIN ALTERNATIF SOLUSI YANG TERPILIH


Berdasarkan analisa alternatif solusi di atas, maka dikembangkanlah metode T-REX. Metode T-REX adalah
teknik interpretasi seismik yang reliabel dalam hal:
1. Mendeteksi gas sand reservoir melalui karakterisasi seimik "ultra far" substack, gather, dan
lithoseismic inversion
2. Mengkuantifikasi besarnya cadangan (reserves) target reservoir
3. Inventarisasi reservoir geobody seluruh lapangan Tunu dengan cara yang terotomatisasi.

Gambar 1 – Diagram proses metode T-REX

Inovasi yang berhasil dilakukan berdasarkan solusi ini adalah:


 Identifikasi reservoir gas
o Mengoptimalkan desain substack & analisa gather hingga mencapai "ultra-far angle" (480-620) guna
memisahkan gas sand reservoir dari lithology lainnya.
o Integrasikan klasifikasi lithoseismic berdasarkan seismik inversi simultan untuk mengurangi risiko
dalam pemilihan target-target sumur pengembangan Lapangan Tunu di masa depan.

Gambar 2 - Analisa Subtacks dan Gather hingga "Ultra Far Angle"

 Estimasi Volume Reservoir


o Menciptakan persamaan matematika dalam memprediksi ketebalan reservoir dibawah resolusi seismik
(<15 meter) menggunakan amplitudo seismik. Ekstensi reservoir didapat dari kontras amplitudo seismik.
o Parameter petrofisika (porositas dan saturasi) diturunkan dengan menggunakan statistik post mortem.
o Pemodelan dan histori produksi menurunkan persamaan Recovery Factor dan Bg
8
 Otomatisasi metode identifikasi reservoir, penghitungan cadangan di skala penuh lapangan dan
analisa multi-target reservoir
o Inventarisasi seluruh potensi reservoir gas TSZ (>20.000 geobody) secara otomatis dengan
menciptakan persamaan reservoir amplitude cut-off / filter dan coal discrimination.
o Iterasi analisa multi-target reservoir dengan desain pengeboran (inklinasi maksimum, dog-leg severity,
dll).

3.D REFERENSI STANDAR DESAIN

 Metode T-REX dalam mengidentifikasi gas reservoir merupakan penerapan teori perambatan gelombang
seismik dan efeknya terhadap lapisan yang berbeda.
 Persamaan matematis dalam prediksi Netpay gas diadaptasi dari Widess' & Ricker criterion

PLAN LANGKAH 4 – PLANNING & VALUE CREATION EXPECTATION

4.A 5W + 2H

WHY HOW WHAT WHEN WHO WHERE HOW TARGET


MUCH
Memasukkan semua
Melakukan 5 Jan- 20 Kantor
data yang diperlukan ke Rangga Nihil
inventarisasi data Jun 2012 PHM
dalam software
Melakukan
Menentukan 25 Jun 2012 Kantor
karakterisasi Firman Nihil
lithoseismik facies - 1 Jul 2013 PHM
seismik
Melakukan
Menentukan nilai 14 Mar - 25 Kantor
prediksi Anggara Nihil
ketebalan netpay Agu 2013 PHM
ketebalan Netpay
Melakukan Menentukan nilai
8 Jun - 16 Kantor
karakterisasi porositas & saturasi Firman Nihil
Sep 2013 PHM
Belum ada petrofisika gas
Memperoleh
cara untuk Melakukan Menentukan Faktor
28 Agu - 18 Kantor cadangan
mengkuan- kuantifikasi Volume Formasi gas Thomas Nihil
Okt 2013 PHM baru sebesar
tifikasi volumetric (Bg) & Recovery factor 384 Bcf
Shallow reservoir
Otomatisasi ->IGIP & Reserve
Mendapatkan
Gas karakterisasi inventorisasi geobody
2 Maret - 10 Kantor
seismik dan dan perhitungan Rangga Nihil
Agu 2015 PHM
perhitungan cadangan secara tepat
cadangan dan cepat.
QC hasil
otomatisasi Menentukan lithofacies 3 Jun - 14 Kantor
Anggara Nihil
karakterisasi (Gas atau non-gas) Sep 2015 PHM
seismik
Menentukan lintasan
9 Okt 2014 - Kantor
Desain sumur sumur yang optimum Thomas Nihil
25 Dec 2015 PHM
untuk semua target

9
4.B SCHEDULE

4.C PENETAPAN TARGET VALUE CREATION BERDASARKAN PANCA MUTU

Panca Mutu Kondisi Awal Sasaran Perbaikan


Adanya ketidakpastian terhadap lokasi, Mengkuantifikasi seluruh shallow gas,
Quality penyebaran, dan volume Shallow Gas menggunakan metode T-REX dengan
reservoirs di Lapangan Tunu. Success ratio menemukan reservoir ≥ 80%
Baseline total produksi 2012-2017 Peningkatan cadangan baru sebesar 384 Bcf
Cost mencapai sekitar 895 Bcf (tanpa yang setara dengan sekitar Rp 34 Triliun
penambahan cadangan baru). diatas baseline produksi

Evaluasi Geobody inventory dilakukan secara


Evaluasi Shallow Gas masih dilakukan
efisien dan terotomatisasi sehingga
Delivery secara manual. Untuk evaluasi 1
mempersingkat evaluasi sumur dibawah 3
kandidat sumur bisa membutuhkan waktu
hari.
7 hari.

Standar safety untuk pemboran sudah Mempertahankan dan menjaga unsur safety
Safety dilaksanakan dengan baik sesuai pada saat pemboran shallow gas sehingga
prosedur yang ada. tidak terjadi Kelelakaan kerja (Zero Accidents)

Tingkat keyakinan terhadap perhitungan Mengubah paradigma Shallow Gas Hazard


Morale Reserves masih rendah serta potensi menjadi potensial resource yang dapat
hazards untuk diproduksikan diproduksi

4.D PENETAPAN ATAS RENCANA PERUBAHAN


(Manajemen perubahan (MOC) terdapat di (Lampiran A.5)

4.E PERSETUJUAN PIMPINAN

10
DO LANGKAH 5 – RUNNING & CONTROL
5.A EKSEKUSI SESUAI RENCANA (5W+2H) & MONITORING IMPROVEMENT (QA/QC)
HOW

WHEN

WHO
NO AKTUAL WHERE GAMBAR / DOKUMEN HASIL AKHIR
RENCANA
PELAKSANA
PERBAIKAN
AN

5 Jan- 20
Jun 2012

Rangga
Melakukan Melakukan
Kantor
1 inventarisasi inventarisasi Terlaksana 100%
PHM
data data

Analisa penampang
25 Jun 2012 - 1 Jul 2013

seismik (evolusi Near-


VFar stack) dan
pengamatan gathers.

Firman
Melakukan Melakukan Analisa AVA, seismik
Kantor
2 karakterisasi karakterisasi inversi dan klasifikasi
PHM
seismik seismik A 1 2 3 4 56 7 8 B
TOP OF TARGET : FAR
litho seismik dilakukan
B8 Upside guna mengevaluasi
7
6
5
4
keberadaan gas
TN-X36
TN-X36 2
3 reservoir dan
Far Stack Section
500 m
1

A
persebarannya.

Di area "tuning",
14 Mar - 25
Agu 2013

Melakukan Melakukan
Anggara

besarnya nilai amplitude


prediksi prediksi Kantor
3 akan berkorelasi
ketebalan ketebalan PHM
langsung dengan
Netpay Netpay
ketebalan reservoir gas.
Estimasi porositas
8 Jun - 16
Sep 2013

reservoir sebagai fungsi


Firrman

Melakukan Melakukan
Kantor depth & netpay dan
4 karakterisasi karakterisasi
PHM saturasi dimodelkan
petrofisika petrofisika
sebagai fungsi dari
Figure 1: Porosity estimation Figure 2: Saturation estimation
porositas.
Net Pay vs. Recovery Factor: GDT reservoirs
80%

70%
Recovery factor
28 Agu - 18

Melakukan Melakukan 60%


Okt 2013

Thomas

50%
1P diestimasi sebagai fungsi
kuantifikasi kuantifikasi Kantor 40%
RF

2P
5 30%
3P dari netpay (jarak
volumetric volumetric PHM 20%

10%
perforasi ke kontak
reservoir reservoir 0%
0 2 4 6
Net Pay Thickness (meters)
8 10
GWC).

Identifikasi seluruh
2 Maret - 10 Agu

Melakukan Melakukan reservoir gas secara


otomatisasi otomatisasi simultan dan
Rangga
2015

karakterisasi karakterisasi Kantor terotomatisasi dengan


6
seismik dan seismik dan PHM tidak menurunkan
perhitungan perhitungan kualitas interpretasi.
cadangan cadangan >20000 geobody
teridentifikasi.
Lebih dari 12000 potensi
of Gas Vfar/Far>0.6

1
3 Jun - 14 Sep 2015

Coal
(Ratio >0.6)

Gas 98,5% Gas

geobody gas didapat


0.8 1.5% Gas w coal risk
Gas w Coal Risk
Proven Coal
0.6 Proven Gas
of cells

Melakukan Melakukan dengan waktu singkat


Proportion

0.4
Anggara

98% Coal
Proportion

QC hasil QC hasil 0.2


2% Gas w coal risk
54% Gas w coal risk
dan hingga saat ini
Kantor 27% Gas
19% Coal

7 otomatisasi otomatisasi 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 sudah mengidentifikasi
PHM Proportion of cells
Proportion of GasVfar/Far>0.45
(Ratio >0.45)

karakterisasi karakterisasi 89% of cells with ratio>0.6


=> body classified as GAS
~1500 target yang
seismik seismik < 0.45
Coal
Gas
potensial untuk dijadikan
0.45-0.6

> 0.6
Gas?
Coal?
Very small
sebagai kandidat target
sumur.

11
Menentukan Menentukan Integrasi dari seluruh

9 Okt 2014 - 25
lintasan lintasan target subsurface,

Dec 2015
sumur yang sumur yang lintasan sumur dengan

Thomas
optimum optimum Kantor batasan-batasan surface
8
untuk untuk PHM facility, untuk
menembus menembus menentukan target
semua semua pemboran yang
target target ekonomis secara efisien.

5.B RENCANA & REALISASI (S-CURVE UPDATE)

Keterlambatan terjadi pada proses yang sangat penting yaitu karakterisasi seismik dan penentuan geometri
reservoir. Kedua proses tersebut merupakan faktor yang menentukan jumlah potensi yang ada di zona dangkal
Lapangan Tunu sehingga memerlukan evaluasi yang menyeluruh dan iterasi yang intensif, untuk semua
anomali yang berpotensi sebagai reservoir gas.
Tim FT Prove T-Rex berupaya melakukan recovery keterlambatan dengan melakukan koordinasi yang intensif
bersama Tim G&G Tunu Shallow untuk melakukan akselerasi terhadap pengerjaan desain sumur agar
mencapai target deadline sesuai dengan program.

CHECK LANGKAH 6 – VALUE CREATION REVALUING

6.A KETEPATAN HUBUNGAN ANTARA HASIL DAN AKTIFITAS YANG DILAKUKAN

12
Produksi Shallow Gas sebelum dan sesudah penggunaan metode T-REX :

Gambar 5 – Produksi Tunu Shallow Zone sbelum dan sesudah perbaikan

Setelah aplikasi metode seismik yang reliable dan terotomatisasi, terlihat peningkatan cadangan sebesar 635
Bcf atau setara Rp. 67 Triliun (per 2013, dari POD Sh.2,3,4 T-Rex seismic method). Dengan kumulatif
produksi dari metode T-Rex sampai oktober 2018 sebesar 427 Bcf.

6.B PERBANDINGAN HASIL PERBAIKAN TERHADAP SASARAN AWAL SESUAI


PANCAMUTU
Panca
Sasaran Perbaikan Hasil Akhir Dampak Positif
Mutu
Mengkuantifikasi seluruh Teridentifikasi dan terevaluasinya
shallow gas, menggunakan seluruh reservoir Shallow Gas Target-target pemboran baru
Quality metode T-REX dengan sebesar 3.3 Tcf IGIP. Success untuk meningkatkan produksi
Success ratio menemukan ratio dalam menemukan reservoir lapangan.
reservoir ≥ 80% (seismic target) > 80%.

Peningkatan cadangan
Telah terproduksi 427 Bcf
baru sebesar 384 Bcf yang Peningkatan cadangan 635 Bcf
Cost yang setara ~ Rp 49 Triliun
setara dengan Rp 34 Triliun yang setara ~ Rp 67 Triliun.
hingga Oktober 2018.
diatas baseline produksi

13
Evaluasi Geobody
Evaluasi Geobody inventory Sumur baru dapat
inventory dilakukan secara
berhasil dilakukan secara efisien dipersiapkan dengan tepat
efisien dan terotomatisasi
Delivery dan terotomatisasi sehingga waktu (30-50 sumur per
sehingga mempersingkat
mempersingkat evaluasi sumur tahun, >160 sumur telah
evaluasi sumur dibawah 3
menjadi kurang lebih 1 hari. dibor)
hari.
Mempertahankan dan
Proses pengeboran sumur
menjaga unsur safety pada Tercapainya objektif HSE
shallow gas dapat dilakukan
Safety saat pemboran shallow gas untuk angka Kecelakaan kerja
dengan aman dan tidak terjadi
sehingga tidak terjadi
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja
Dengan metode yang tepat,
Mengubah paradigma Meningkatkan reputasi
Shallow Gas dapat dikembangkan
Shallow Gas hazard perusahaan dan menjadi
Morale dengan baik. Ada 4 POD Tunu
menjadi potensi cadangan referensi bagi lapangan dan
Shallow yang telah dan sedang
yang dapat diproduksi perusahaan lain.
berjalan.

6.C ANALISA POTENSI DAMPAK NEGATIF


Potensi Dampak Negatif No Mitigasi
Kualitas seismik yang bervariasi (lateral dan Intepretasi dan kalibrasi metoda yang harus
1
vertical). disesuaikan untuk setiap area yang berbeda.
Perlu dilakukan detail analisis untuk setiap Shallow Gas assessment perlu dilakukan dengan
2
anomali seismik. cermat untuk setiap sumur baru.
Learning curve terhadap metode baru, personel
Training dan mentoring oleh personel lain yang
3 yang berum berpengalaman terhadap metode
lebih berpengalaman
baru ini.

6.D VALIDASI TERHADAP HASIL PERBAIKAN

ACTION LANGKAH 7 – STANDARDIZING

7.A STANDARDISASI & SOSIALISASI SESUAI KETENTUAN PERUSAHAAN


Metode T-REX merupakan inovasi yang reliable, repeatable dan replicable yang telah
distandarisasi dalam PHM Standard Operating Procedure (SOP) atau setara TKO dengan CMS
referensi No.: MHK-ENTY-SOP-GSR-GPH-0003 (Lampiran B.2):
No Standarisasi Uraian (Pedoman-TKO)
1. Data well log
1 Standar Input
2. Data Seismik 3D

14
1. Melakukan inventarisasi data
2. Melakukan karakterisasi seismik
3. Melakukan prediksi ketebalan Netpay
4. Melakukan karakterisasi petrofisika
5. Melakukan kuantifikasi volumetric reservoir
2 Standar Proses 6. Otomatisasi karakterisasi gas dan perhitungan
cadangan
7. Melakukan QC hasil otomatisasi karakterisasi seismik
8. Menentukan lintasan sumur yang optimum untuk
menembus semua target

1. Gas identification
2. Reservoir geometry
3. Netpay thickness prediction
4. Petrophysical parameter definition
3 Standar Output
5. Reservoir Volumetric
6. Full-field Geobody inventory
7. Full-field Resouces Evaluation
8. Desain lintasan sumur

7.B KEMUNGKINAN PENERAPAN STANDAR BARU DI LOKASI KERJA LAIN


Keberhasilan Metode T-REX menjadi contoh dilakukannya studi serupa di lapangan lain dan sudah mulai
diproduksikan, yaitu:
1. Lapangan Peciko - Very Shallow Zone (2014-2015) : ~310 Bcf IGIP
2. Lapangan Sisi-Nubi - Shallow Zone (2015-2016) : ~700 Bcf IGIP
3. Lapangan Bekapai - Shallow Zone (2015-2016) : ~540 Bcf IGIP
Penggunaan data seismik untuk memetakan persebaran dan mengevaluasi Shallow Gas sangat mungkin
diaplikasikan di lapangan-lapangan lainnya. Dengan dikembangkannya shallow gas, diharapkan dapat
meningkatkan produksi lapangan dengan biaya pemboran yang relatif lebih rendah.
Hasil studi Metode T-REX ini telah dipresentasikan dan mendapatkan penghargaan:
- AAPG AsPac Geoscience Tech Workshop, Kuala Lumpur 2013
- IPA Convex, Jakarta 2015 dan 2017: Best Paper Geophysics di 39th IPA convention
- Forum Sharing Teknologi Hulu Pertamina, Makassar 2017
- AAPG AsPac Geoscience Tech Workshop, Bandung 2017
- SPE APOGCE, Jakarta 2017
- PHM Sharing with PHE Nunukan, Balikpapan 2018
- Forum Presentasi CIP PHI, Balikpapan 2018

ACTION LANGKAH 8 – ISSUE RE-IDENTIFICATION

8.A IDENTIFIKASI DAN STRATIFIKASI ISSUE


Masalah lain yang belum diselesaikan pada langkah I adalah:

Identifikasi Masalah Analisa/Potensi Masalah Potensi Loss / Kehilangan


Masalah di fasilitas
Kehilangan potensi 62 Bcf
A produksi (unplanned Banyaknya jumlah dan lapisan reservoir.
gas
shutdown)

15
Perforasi pada sumur
Tingginya risiko perforasi di reservoir yang Kehilangan potensi 24 Bcf
B berisiko dan degraded
berkualitas rendah. gas
properties
Kepasiran di sumur dan Material pasir dapat menimbulkan korosi
C Kehilangan potensi 7 Bcf gas
fasilitas produksi dan mengganggu produksi

8.B ALASAN PENETAPAN ISSUE/TEMA


Berdasarkan penetuan prioritas, masalah utama yang dipilih adalah “Masalah di fasilitas produksi (unplanned
shutdown)” dengan tema; “Meningkatkan Cadangan dan Produksi pada sumur uncosolidated sand yang
berdampak pada fasilitas produksi di Lapangan Tunu PT PHM”
Masalah kepasiran perlu ditanggulangi mencegah material pasir yang ikut terproduksi bersamaan dengan gas
dapat menyebabkan korosi dan kebocoran pada material sumur dan fasilitas produksi.

8.C ANALISA RISIKO / PREDIKSI ISSUE


Berdasarkan pemetaan risiko, maka jika tidak ditemukan dan dikembangkan cadangan gas baru dari zona
lapisan lainnya, maka dapat menimbulkan kehilangan potensi gas sebesar 62 Bcf.

8.D PERSETUJUAN PIMPINAN & KOMENTAR HIERARKI

16

Anda mungkin juga menyukai