NRP : 10111910010025
Kelas : TRPPBS/A
Mata Kuliah : Pemetaan ETS
2. Tujuan pengukuran titik-titik detail Metode Tachymetri ialah pada prinsipnya bertujuan untuk
menentukan koordinat dan tinggi titik –titik detail dari titik-titik ikat. Metode Tachymetri
memiliki tujuan untuk keperluan pengukuran dan pemetaan selain pengukuran kerangka dasar
vertikal yang menghasilkan tinggi titik-titik ikat dan pengukuran kerangka dasar horizontal
yang menghasilkan koordinat titik-titik ikat juga perlu dilakukan pengukuran titik-titik detail
untuk menghasilkan titik-titik detail yang tersebar di permukaan bumi yang menggambarkan
situasi daerah pengukuran. Pengukuran titik-titik detail dilakukan sesudah pengukuran kerangka
dasar vertikal dan pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan.
Metode tachymetri ini juga memiliki manfaat dalam penentuan lokasi sejumlah besar detail
topografik baik horizontal maupun vertikal dengan transit atau planset. Wilayah-wilayah
perkotaan, bacaan sudut dan jarak dapat dikerjakan lebih cepat daripada pencatatan pengukuran
dan pembuatan sketsa oleh pencatat.
Metode tachimetri juga berguna untuk sifat datar trigonometris. TI ( tinggi instrumen di atas
datum) ditentukan dengan membidik pada stasiun yang diketahui elevasinya, atau dengan
memasang instrumen pada titik semacam itu dan mengukur tinggi sumbu II diatasnya dengan
rambu tachimetri selanjutnya elevasi titik sembarang dapat dicari dengan hitungan dari
perpotongan rambut dan sudut vertikal
3. Pengukuran Tachymetri untuk titik bidik horizontal ialah selain benang silang tengah, diafragma
transit atau theodolite untuk tachymetri mempunyai dua benang horizontal tambahan yang ditempatkan
sama jauh dari tengah . Interval antara benang – benang stadia itu pada kebanyakan instrumen
memberikan perpotongan vertikal1 ft pada rambu yang dipasang sejauh 100ft ( 1 m pada jarak 100 m ). Jadi
jarak kerambu yang dibagi secara desimal dalam feet, persepuluhan dan perseratusan dapatl angsung dibaca
sampai foot terdekat. Ini sudah cukup seksama untuk menentukan detail-detail fotografi, seperti;
sungai, jembatan, dan jalan yang akan digambar pada peta dengan skala lebih kecil daripada 1 in = 100 ft,
dan kadang-kadang untuk skala lebih besar misalnya; 1 in = 50 ft.
Pengukuran Tachymetri untuk titik bidik bidang miring ialah metode tachymetri didasarkan
pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding.
Kebanyakan pengukuran tachymetri adalah dengan garis bidik miring karena adanya keragaman
topografi, tetapi perpotongan benang stadia dibaca pada rambu tegak lurus dan jarak miring
"direduksi" menjadi jarak horizontal dan jarak vertikal.
4. Peralatan yang dibutuhkan dalam pengukuran titik titik detail metode tachymetri ialah :
Theodolite
Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga waterpass dengan ketiga kakinya dapat
menyangga penempatan alat yang pada masing-masing ujungnya runcing, agar masuk ke dalam
tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan tanah tempat
alat itu berdiri. Seperti tampak pada gambar dibawah ini :
Unting – Unting
Unting-unting ini melekat dibawah penyetel kaki statif, unting-unting ini berfungsi sebagai
tolak ukur apakah waterpass tersebut sudah berada tepat di atas patok.
Payung
Payung digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung maupun hujan
karena lensa teropong pada pesawat sangat peka terhadap sinar matahari.
Kompas
Untuk menentukan arah utara dalam pengukuran sehingga dijadikan patokan utama dalam
pengukuran yang biasa di sebut sudut azimut.
Yalon
Rol meter terbuat dari fiberglass dengan panjang 30-100 m dan dilengkapi tangkai untuk
mengukur jarak antara patok yang satu dengan patok yang lain.
Pylox
Helm
Sebagai pengaman
Baju lapangan