Makalah Manajemen Strategik
Makalah Manajemen Strategik
MANAJEMEN STRATEGIK
OLEH:
KONSENTRASI PEMASARAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020/2021
A. PROFIL PT. UNILEVER TBK.
Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama
Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933. Kantor pusat
Unilever berlokasi di Grha Unilever, BSD Green Office Park Kav. 3, Jln BSD Boulevard
Barat, BSD City, Tangerang 15345, dan pabrik berlokasi di Jl. Jababeka 9 Blok D, Jl.
Jababeka Raya Blok O, Jl. Jababeka V Blok V No. 14-16, Kawasan Industri Jababeka
Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, serta Jl. Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan Industri
Rungkut, Surabaya, Jawa Timur. Telp: (62-21) 8082-7000 (Hunting), Fax: (62-21) 8082-
7002. Induk usaha Unilever Indonesia adalah Unilever Indonesia Holding B.V. dengan
persentase kepemilikan sebesar 84,99%, sedangkan induk usaha utama adalah Unilever N.V.,
Belanda.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNVR meliputi
bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun,
deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman
dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Merek-merek yang dimiliki Unilever
Indonesia, antara lain: Domestos, Molto, Rinso, Cif, Unilever Pure, Surf, Sunlight, Vixal,
Super Pell, Wipol, Lux, Rexona, Lifebuoy, Sunsilk, Closeup, Fair&Lovely, Zwitsal, Pond’s,
TRESemme, Dove, Pepsodent, AXE, Clear, Vaseline, Citra, Citra Hazeline, SariWangi,
Bango, Blue Band, Royco, Buavita, Wall’s Buavita, Wall’s, Lipton, Magnum, Cornetto,
Paddle Pop, Feast, Populaire dan Viennetta.
Pada tanggal 16 Nopember 1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran
Rp3.175,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 11 Januari 1982.
B. LINGKUNGAN EKSTERNAL PT. UNILEVER TBK.
Lingkungan eksternal perusahaan ini memiliki dua variabel yakni peluang (opportunity) dan
acaman (threats) dan terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan khusus dan lingkungan umum
a. Lingkungan khusus
1. Customer (konsumen/pelanggan)
Kita dapat melihat pengaruh selera masyarakat terhadap jenis output yang
dihasilkan pada PT Unilever Indonesia TBK. Selera masyarakat yang berbeda-
beda mempengaruhi SariWangi (anak perusahaan PT Unilever Indonesia dengan
produk teh) dalam menghasilkan jenis barang (teh) yang akan dipasarkan. Setelah
membidik selera teh masyarakat pada umumnya dengan produk teh celup
SariWangi regular, saat ini SariWangi membidik selera premium para
customernya yang rata-rata kalangan menengah ke atas dengan mengeluarkan
produk SariWangi Gold Selection.
2. Distributor (penyalur)
Melihat begitu pentingnya peranan distributor dalam penyebaran produk yang
dihasilkannya, PT Unilever Indonesia Tbk membentuk dan menjalin jaringan
distribusi yang sangat baik (versi majalah Businessweek). Salah satu caranya, PT
Unilever mengeluarkan program promosi bagi para distributor yang membuat
display (tampilan) dari produk Unilever yang baik di tempatnya berdagang.
Penjual yang membuat display yang baik terhadap produk Unilever akan
diberikan hadiah berupa uang tunai. Penerapan dari hal ini dapat kita lihat dengan
jelas dalam produk Sunsilk yang termasuk dalam produk yang dihasilkan PT
Unilever Indonesia Tbk.
3. Unions (kemitraan)
Pepsodent sebagai salah satu produk yang dikeluarkan oleh PT Unilever Indonesia
Tbk, menjalin kerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Jalinan
kemitraan antara Pepsodent dengan PDGI memberikan pengaruh pada Pepsodent
dalam hal kualitas produk dan kemasan produk. Dalam hal kualitas produk, PDGI
memberi input kepada Pepsodent tentang karakteristik kualitas produk yang baik.
Sedangkan dalam hal kemasan, PDGI bekerja sama dengan Pepsodent untuk
mencantumkan himbauan sikat gigi teratur pada kemasan Pepsodent.
4. Competitors (pesaing)
PT Unilever Indonesia Tbk mengeluarkan sebuah produk sabun mandi yang
khusus pada jenis sabun mandi kesehatan. Produk tersebut diberi nama Lifebuoy.
Di pasar, tidak hanya PT Unilever Indonesia Tbk saja yang menghasilkan produk
sabun mandi kesehatan. Ada beberapa perusahaan yang bergerak pula dalam
produk sabun mandi kesehatan seperti Nuvo dan Dettol. Karena persaingan dalam
pasar itulah yang membuat PT Unilver Indonesia Tbk dengan Lifebuoy-nya lebih
memfokuskan produknya pada jenis konsumen yaitu keluarga dengan
memproklamirkan Lifebuoy-nya sebagai sabun mandi kesehatan keluarga. Selain
melirik keluarga sebagai target pemasaran produknya, PT Unilever Indonesia Tbk
juga mengeluarkan program sosial masyarakat yaitu ‘Kampanye Cuci Tangan
dengan Sabun’ yang sekaligus sebagai ajang promosi bagi Lifebuoy.
5. Government (perwakilan pemerintahan)
PT Unilever Indonesia Tbk melahirkan trashion sebagai bagian dari program
‘Green and Clean’. Di dalam program ini, PT Unilever Indonesia Tbk melibatkan
sekitar 500 ibu rumah tangga yang tergabung dalam Komunitas Ibu Bersinar
Sunlight untuk berperan serta dalam pembuatan tas daur ulang dari sampah plastik
bekas kemasan produk yang lebih dikenal dengan trashion. Komunitas yang telah
membentuk 53 sentra ini tersebar di beberapa kota yaitu Jakarta, Surabaya,
Yogyakarta, dan Makasar. Program ini merupakan bentuk tanggungjawab sosial
perusahaan yang sejalan dengan UU 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
yang mewajibkan pelaku usaha untuk bertanggungjawab dalam mengelola sampah
yang berasal dari produk dan/atau kemasan yang dibuat.
6. Suppliers (pemasok)
Salah satu produk teh dari PT Unilever Indonesia Tbk yaitu SariWangi baru saja
meluncurkan pruduk terbarunya yaitu SariWangi Gold Selection. Produk ini
adalah produk yang memenuhi keinginan para kalangan premium. Untuk produk
terbarunya itu, PT Unilever Indonesia Tbk mencari supplier lain dimana pasokan
bahan bakunya memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik produk
terbarunya tersebut. Karena itulah supplier dari produk SariWangi regular berbeda
dengan supplier dari produk SariWangi Gold Selection. Kualitas supplier akan
sangat berpengaruh pada kualitas produk tersebut. Sehingga PT Unilever
Indonesia Tbk sangat berhati-hati dalam pemilihan supplier.
b. Lingkungan umum
1) Demographic & cultural (Demografi dan Budaya)
Menurut majalah Businessweek, PT Unilever Indonesia Tbk karakteristik
demografis di Indonesia sangat ideal atau cocok dengan PT Unilever Indonesia
Tbk. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Unilever Indonesia Tbk telah
mampu memenuhi kebutuhan para penduduk Indonesia dengan berbagai produk
yang dihasilkannya yang dapat dinikmati oleh semua kalangan usia dan semua
kalangan kelas ekonomi. Misalnya produk Pepsodent yang dapat dinikmati oleh
semua kalangan usia (Pepsodent kids sampai Pepsodent untuk orang dewasa) dan
semua kalangan kelas ekonomi (Pepsodent regular sampai Pepsodent untuk
perawatan khusus). Penduduk Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia pun dapat diatasi oleh PT Unilever Indonesia dengan membentuk
jaringan distrribusi yang baik. Sehingga produk-produk PT Unilever Indonesia
Tbk dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia dari perkotaan hingga
pelosok pedesaan. Karakteristik demografis yang ideal inilah yang membuat PT
Unilever Indonesia Tbk menjadi terkenal merajai pasar di Indonesia.
2) International
Kebijakan dalam PT Unilever Indonesia Tbk dipengaruhi pula oleh lingkungan
internasional. Salah satunya adalah kebijakan PT Unilever Indonesia Tbk dalam
program peningkatan gizi anak. PT Unilever Indonesia Tbk melalui produk Blue
Band mengeluarkan program untuk meningkatkan gizi anak-anak yang kurang
mampu di beberapa negara bekerja sama dengan UNICEF. Selain itu, beberapa
program dan produk dari PT Unilever Indonesia juga bekerja sama dengan WHO.
Namun dari internasional maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk Cina.
3) Political (politik)
Kondisi politik Indonesia yang sering tidak stabil membuat keadaan ekonomi
yang ada di Indonesia pun menjadi tidak stabil pula. Keadaan ini akan menjadi
perhatian PT Unilever Indonesia Tbk dalam menjalani kegiatan organisasi sehari-
hari maupun dalam membuat keputusan. Misalnya keadaan ekonomi yang tidak
stabil akibat kondisi politik yang tidak menentu membuat PT Unilever Indonesia
Tbk untuk mengurangi jumlah produksinya. Dan bila kondisi politik stabil yang
diikuti dengan keadaan ekonomi yang stabil pula, maka PT Unilever Indonesia
Tbk akan membuat keputusan untuk menaikkan jumlah output produksi.
4) Technological (Teknologi)
Kekuatan teknologi digunakan PT Unilever Tbk untuk memberikan pengaruh
positif terhadap organisasinya. Pengaruh positif ini dapat berupa peningkatan
jumlah produksi maupun peningkatan mutu produksi. Yang pada akhirnya kedua
hal tersebut akan memengaruhi organisasi dalam hal cara pengelolaan organisasi.
5) Economic (Ekonomi)
Kondisi perekonomian Indonesia yang sempat menurun membawa PT Unilever
Indonesia Tbk untuk melakukan suatu inovasi agar produk-produk yang
dihasilkannya dapat tetap dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini
dapat kita lihat jelas dalam produk pembersih cuci piring dan detergen yang
dihasilkan oleh PT Unilever Indonesia Tbk yaitu Sunlight dan Rinso. Sebelumnya
kedua produk tersebut dikenal sebagai produk yang cukup mahal dan belum tentu
terjangkau oleh seluruh masyarakat. Dengan kondisi perekonomian Indonesia
yang sempat tergoncang dimana terjadi inflasi dalam jumlah besar dan banyaknya
jumlah pengangguran. Masyarakat lalu mengetatkan anggaran pengeluaran
mereka yang berimbas pada menurunnya tingkat permintaan masyarakat terhadap
beberapa produk (termasuk Sunlight dan Rinso), serta produk pesaing yang
harganya lebih rendah. Untuk menghadapi masalah itu, PT Unilever Indonesia
Tbk mengeluarkan produk Sunlight dan Rinso yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi ekonomi masyarakat yaitu mengemasnya dalam bentuk sachet. Terbukti
dengan dikeluarkannya produk sachet dari Sunlight dan Rinso, penjualan kedua
produk tersebut meningkat dan cenderung stabil meski dalam keadaan ekonomi
yang turun sekalipun.
Lingkungan internal perusahaan ini memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness) mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan seperti
struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan, sumber daya.
1. Organisasi Perusahaan
Manajemen dan Pegawai
Visi dan misi manajemen dan pegawai
Bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari.
Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih
menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan
bagi orang lain.
Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari
yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia.
Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan
membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak
lingkungan
2. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan ini adalah mempunyai tanggung jawab sosial, Unilever Indonesia
menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang luas. Keempat
pilar program kami adalah Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan.
Program CSR termasuk antara lain kampanye Cuci Tangan deNgan Sabun
(Lifebuoy), program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), program
Pelestarian Makanan Tradisional (Bango) serta program Memerangi Kelaparan untuk
membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band).
3. Metode
a) Berfokus Pada Peluang Pasar
PT Unilever Indonesia dalam menjaga ke eksistensiannya di dalam persaingan
global yang semakin meningkat melakukan promosi melalui media elektronik.
Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT Unilever
Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media
cetak, sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk
dari PT Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dan lain-lain.
Karena jika promosi yang dilakukan hanya melalui media elektronik maka PT
Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang optimal. Masyarakat di
Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosial yang beragam. Jika
perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan maka
perusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang ditawarkan oleh
perusahaan juga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan, karena iklan adalah
salah satu cara promosi yang bisa dilakukan oleh perusahaan agar dapat
memperoleh keuntungan yang optimal.
b) Diferensiasi Produk
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi
Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol
kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
c) Menguatkan Keakraban Pelanggan Dan Pemasok
Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok
terhadap jadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan
bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever
juga melakukan tanya jawab kepada para konsumen dan membuat suara
konsumen tempat para konsumen mengeluh.
PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah Perusahaan multinasional yang memasarkan berbagai
barang konsumen untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi
sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. Unilever Indonesia Tbk sudah
menyiapkan strategi dan taktik dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan,
untuk memudahkan kita memahami bagaimana PT.Unilever melakukan penestrasi pada
pasar, saya membagi ada beberapa cara unggulan yang di lakukan perusahaan ini ,antara lain:
Ada beberapa cara jitu yang di lakukan perusahaan ini agar dapat tetap bersaing di tengah
ketat nya pasar terutama dari pesaing-pesaing mereka, pesaing utama unilever adalah Prector
& Gamble dan Kraft Foods memiliki penjualan di kira-kira 140-150 negara yang berbeda
pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki penetrasi pasar di
hampir setiap negara di dunia( bukti bahwa perusahaaan unilever merupakan perusahaan
global ). Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson & Jhonson.
Selain itu, Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan
konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka dengan berbagai cara yang bisa di
terima masyarakat antara lain dengan strategi pemasaran;
a) Differensiasi Produk
Deferensiasi produk adalah strategi bersaing yang dimana menekankan pada
Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik,
sejuk, aman, nyaman, menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan,
dan mampu mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen
dibandingkan dengan produk pesaing lainnya. Pada Differensiasi produk Unilever
mempunyai strategi winning with brand and innovation, kuncinya adalah
pengembangan produk baru dan tepat guna, terutama pada kategori hair, male
grooming, home and personal, serta food and beverages di tahun lalu. Di samping
factor keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing juga
menerapkan strategi marketing mix yangmeliputi harga yang mampu bersaing, tempat
atau lokasi strategis, dan promosi yang memadai.Simpulan yang dapat ditarik dari
konsep keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk adalah bagaimana
perusahaan dapat menciptakan produk unik yang memberikan tingkat keuntungan
diatas rata-rata yang mampu diraih oleh industri melalui kombinasi manusia,
lingkungan, dan proses. Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan
yang terbaru, tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu
kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
b) Kepemimpinan Harga Rendah
Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan
sistim pengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin
bisnis eceran di amerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas
barang dagang baru secara langsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar
pembelian mereka pada kasir.terminal titik pejualan mencatat kode barang setiap
barang yang melewati kasir dan mengirimkan transaksi pembelian langsung kepada
komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkan pesanan dari semua toko wai-
mart dan mengirimkannya ke pemasok.Pemasok juga dapat mengakses daa penjualan
dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web.Sistem ini mampu membuat
wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikan persediaannya untuk
memenuhi permintaan pelanggan.
c) Segmentasi Produk
Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi
pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan
segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan
sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain serta
menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh
produsen sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi konsumennya
berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum), Estea (menyukai volume/isi lebih
banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya anak sekolah yang menyukai teh rasa
buah & cenderung suka rasa manis). Unilever tidak saja menjawab kebutuhan
pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum
menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut.
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila
dirancang dengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah
atau kawasan tertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever
telah memiliki pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini
dilakukan agar setiap negara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan
kebiasaan mengkonsumsi produk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa
negaranya.
d) Berfokus Pada Peluang Pasar
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang berbeda dengan
yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-
barangnya dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas
secara real, misalnya dengan diadakannya perlombaan-perlombaan kepada
masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing
lainnya.
e) Menguatkan Keakraban dengan Pelanggan dan Pemasok
Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok
terhadap jadwal produksi dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan
bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga
melakukan tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para
konsumen mengeluh dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling
banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang
dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak
juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-event.
f) Strategi Penjualan atau Promosi
Strategi Promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau
jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
Promosi Penjualan → Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
Hubungan Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk mempromosikan
dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
Penjualan Secara Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau
lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
Pemasaran Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat
penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Advertising
Consumer Sales Promotion
Trade Promotion and Co-Marketing
Packaging. Point Of Purchase
Personal Selling
Public relations
Brand Publicity
Corporate Advertising
The Internet
Direct Marketing
Experiantial contact: Event, sponsorship
Customer Service
Word Of Mouth
Jakarta, 6 Juni 2011 – PT Unilever Indonesia, Tbk. terpilih sebagai salah satu dari
lima perusahaan emiten berkinerja terbaik sepanjang 2010 versi Indonesian Finance
Review (IFR), sebuah publikasi finansial terbitan Majalah Tempo bersama
Independent Research & Advisory Indonesia. Unilever memperoleh penghargaan
untuk kategori konsumer dan perdagangan. Penyerahan penghargaan berlangsung
pada Malam Penganugerahan Emiten Terbaik di Ballroom hotel Shangri La, Jakarta.
Hadir dan menerima penghargaan, Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, Joseph
Bataona. Penyerahan penghargaan diberikan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan Nurhaida, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Ito
Warsito dan Direktur Utama PT Tempo Inti Media, Bambang Harymurti.
Pemeringkatan mengacu pada kinerja saham, keuangan, dan pengaruhnya sebagai
penggerak di pasar modal Indonesia, serta berdasarkan laporan keuangan per
Desember 2010.
Sebanyak 424 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah diseleksi
oleh panitia. Seleksi dilakukan bertahap dengan mengeluarkan perusahaan yang tidak
memenuhi kriteria. Dari hasil seleksi awal, terdapat 283 perusahaan yang kemudian
mengikuti seleksi lebih lanjut hingga tersisa 100 perusahaan berkapitalisasi pasar
besar dan likuiditas yang wajar. Pada tahap ini, seleksi berdasarkan pada lima sektor
yang menguasai 93 persen kapitalisasi pasar modal Indonesia. Lima sektor yang
dimaksud adalah finansial, pertambangan, industri, konsumer dan perdagangan serta
infrastruktur. Selanjutnya, untuk menentukan perusahaan dengan kinerja terbaik
dipilih berdasarkan 10 kriteria dengan pembobotan tertentu. Ke-sepuluh kriteria itu
mencakup tingkat pengembalian modal (RoE), tingkat pengembalian aset (RoA),
kinerja harga saham, laba per saham, net marjin, pertumbuhan pendapatan,
pendapatan per karyawan, price to book value, kapitalisasi pasar, dan laba perusahaan.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) berhasil mencatatkan kinerja yang positif pada
kuartal pertama tahun ini. Perseroan mengantongi pendapatan sebesar Rp 11.15 triliun
pada kuartal I/2020, naik 4.59% dibanding periode yang sama tahun lalu. Secara rinci,
penjualan ke dalam negeri berkontribusi sebesar Rp 10.63 triliun, dan ekspor sebesar
Rp 521.69 miliar.Sementara itu perusahaan juga berhasil mengurangi beban pokok
penjualan dimana beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 5.30 triliun, turun tipis
1.12% dari beban pokok penjualan Rp 5.36 triliun pada kuartal pertama 2019. Dengan
demikian, UNVR mencatat laba kotor sebesar Rp 5.84 triliun atau naik 9.98% dari
periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5.31 triliun sehingga UNVR mengantongi
laba tahun berjalan sebesar Rp 1.86 triliun 6.28% lebih tinggi dari laba Rp 1.75 triliun
pada kuartal I/2019.