Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL ASESMEN

ANAK DENGAN HAMBATAN PENDENGARAN

Tugas Mata Kuliah :


Magang Kependidikan Anak Dengan Hambatan Pendengaran

Dosen Pengampu :
Dr. Hermanto S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Muhammad Ellan Purboyo
NIM 18103241056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Hasil Asesmen Anak
Dengan Hambatan Pendengaran ini dengan baik.

Penyusunan Laporan ini sebagai upaya pemenuhan tugas mata kuliah Magang
Kependidikan Anak Dengan Hambatna Pendengaran yang dibimbing oleh Bapak Dr. Hermanto
S.Pd., M.Pd. selain untuk memenuhi tugas mata kuliah, kami juga sangat berharap penyusunan
laporan ini dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan asesmen
bagi anak dengan hambatan pendengaran.

Dalam penyusunan laporan ini, tim penulis menyadari bahwa hasil laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
dan memiliki relevasi dengan laporan ini sangat penulis harapkan. Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 24 Maret 2021

Penulis,

Muhammad Ellan Purboyo


DAFTAR ISI

SAMPUL...................................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................

A. INFORMASI SUBJEK..................................................................................................
1. Identitas Anak.........................................................................................................
2. Riwayat Kehamilan, Kelahiran dan Perkembangan Anak......................................
B. PENGUMPULAN DATA..............................................................................................
1. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data...................................................................
2. Metode Pengumpulan Data......................................................................................
C. HASIL ASESMEN SUBJEK.........................................................................................
1. Aspek Pendengaran dan Wicara.....................................................................
2. Aspek Bahasa dan Komunikasi................................................................................
3. Aspek Sosial, Emosi dan Perilaku............................................................................
4. Aspek Motorik Kasar dan Motorik Halus.................................................................
5. Aspek Keterampilan dan Vokasional........................................................................
6. Aspek Kemandirian...................................................................................................
7. Aspek Kognitif dan Akademik.................................................................................
D. KESIMPULAN...............................................................................................................
1. Permasalahan Anak...................................................................................................
2. Kebutuhan Anak.......................................................................................................

LAMPIRAN – LAMPIRAN....................................................................................................

Lampiran 1. Instrumen Asesmen / Pedoman Observasi Anak...............................................

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Guru Dan Orang Tua.....................................................

Lampiran 3. Dokumentasi Informasi Perkembangan Anak Dari Pihak SLB........................


A. INFORMASI SUBJEK

1. Identitas Anak
Nama Subjek : DVN
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 25 Desember 2008
Alamat : Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Sekolah : SLB B Karnnamanohara
Kelas : IV (Empat) SDLB
Status Anak : Anak Kandung
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Kekhususan anak : Tunarungu / Hambatan Pendengaran
Catatan Desibel : 105 Desibel (Berat)
Tempat Pemeriksaan : Rumah Sakit Sardjito

2. Riwayat Kehamilan, Kelahiran dan Perkembangan Anak


Perkembangan masa kehamilan : Usia Kandungan 1-3 lemah, diatas 4 bulan normal
Penyakit masa kehamilan : Asma
Usia kandungan : 9 Bulan
Riwayat proses kelahiran : Normal
Tempat Kelahiran : Rumah Bersalin
Penolong proses kelahiran : Dokter
Berat badan saat lahir : 3,1 kg
Panjang badan bayi : 50 cm
Tanda kelainan saat bayi lahir : Tidak ada
Pemberian ASI : Tidak pernah diberi ASI (diberi susu formula)
Pemeriksaan : Rutin imunisasi dan ke posyandu
Penyakit khusus : Alergi makanan yang mengandung sakarin
B. PENGUMPULA DATA
1. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dalam jangka waktu selama tiga minggu, yaitu dari
tanggal 2 maret 2021 hingga 22 maret 2021. Sedangkan tempat pengumpulan data
diambil dari dua lokasi, yaitu di Sekolah Luar Biasa B Karnnamanohara serta rumah /
tempat tinggal subjek yang berlokasi di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan langsung. dalam proses asesmen ini pengamatan langsung
dilakukan di sekolah dengan cara mengamati saat anak sedang melakukan proses
pembelajaran di ruang kelas 4 SLB B Karnnamanohara. Selain itu, pengamatan
langsung juga dilakukan dengan mendatang lokasi rumah subjek yang berlokasi di
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul dengan mengamati anak dan orangtua DVN.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara penanya dan narasumber. Dalam proses
asesmen ini wawancara dilakukan dengan dua guru SLB B Karnnamanohara. Dua
guru tersebut yaitu satu guru wali kelas IV yang merupakan wali kelas DVN serta
satu guru wali kelas III yang pernah mengajar DVN sebelumnya. Selain itu
wawancara juga dilakukan dengan orang tua subjek, lebih tepatnya ibu dari DVN
yang didatangi langsung ke lokasi tempat tinggal subjek.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri ataupun oleh orang
lain tentang subjek. Dalam proses asesmen ini dokumen yang dianalisis antara lain
berupa hasil karya anak seperti hasil belajar, gambar dan tulisan tangan anak. Selain
itu dokumen yang analisis juga berupa data hasil pemeriksaan anak dari instansi
Rumah Sakit Sardjito serta data hasil asesmen yang telah dilakukan oleh pihak
sekolah semasa awal masuk ke SLB B Karnnamanohara.
C. HASIL ASESMEN SUBJEK

1. Aspek Pendengaran dan Wicara


Berdasarkan dokumen hasil pemeriksaan tes pendengaran, DVN mengalami
kehilangan pendengaran sebanyak 105 desibel di telinganya dan diklasifikasikan
kedalam tunarungu tingkat berat. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua, Pada
masa balita DVN sama sekali tidak merespon suara bahkan suara-suara keras dan dekat
sekalipun. Namun, setelah anak bersekolah di SLB B Karnnamanohara dan
menggunakan Alat Bantu Dengar (ABD), DVN mulai mengalami perkembangan tingkat
kepekaan pendengaran yang semakin bertambah bagus, anak sudah dapat merasakan
bunyi / getaran seperti suara bising sepeda motor, petasan dan suara keras di
sekelilingnya.
Terkait aspek wicara, DVN dapat mengeluarkan suara, namun suara yang
dihasilkan sangat lirih / lemah bahkan seringkali hilang, cara pengucapannya juga cepat
sehingga kurang terdengar jelas. Untuk pengucapan artikulasi DVN dapat
mengucapakan fonem vokal (a, i, u e , o) dengan jelas, namun untuk fonem konsonan
(misal b, p, m) masih belum dapat diucakan dengan jelas, hanya beberapa kata tertentu
yang sering diulang saja yang dapat diucapkan dengan jelas seperti kata “mamah”,
“sudah”, “belum”.

2. Aspek Bahasa dan Komunikasi


Terkait kemampuan bahasa dan komunikasi anak, berdasarkan hasil observasi
menunjukan bahwa DVN lebih banyak mengekspresikan bahasa dengan cara oral dan
sedikit gesture isyarat / gerakan sederhana, apabila dengan oral dan isyarat lawan bicara
masih belum bisa memahami maksudnya, ia akan menuliskannya atau menggambarnya
di kertas untuk menjelaskan apa yang ingin ia sampaikan ke lawan bicaranya.
Sedangkan dalam kemampuan reseptif / memahami bahasa orang lain, DVN
mengalami kesusahan apabila lawan bicara hanya memberi perintah satu kali, butuh
pengulangan penyampaiaan agar DVN mampu memahami apa yang dimaksud oleh
lawan bicara, terutama apabila terdapat kosakat abaru yang belum dikenal anak. Bahasa
yang digunakan oleh DVN yaitu bahasa indonesia, namun kosakata masih terbatas pada
kosakata yang sederhana sehingga seringkali kesulitan untuk memahami perintah, baik
itu dari soal atau pertanyaan maupun dari lawan bicaranya.

3. Aspek Sosial, Emosi dan Perilaku


Dalam aspek sosial DVN mampu menjalin sosialisasi dan komunikasi dengan
keluarga dan saudara-saudaranya, DVN juga mudah mengakrabkan diri dengan saudara
atau kerabat jauh yang jarang ditemui. Di sekolah, anak dapat bergurau dan bermain
bersama teman-teman sekelasnya tanpa terdapat masalah yang berarti. Untuk
dilingkungan tempat tinggalnya sendiri, DVN lebih sering menetap dirumah dan jarang
pergi keluar bermain dengan teman-teman di lingkungan tempat tinggalnya, orangtua
DVN pun juga melarangnya untuk pergi keluar di lingkungan tempat tinggalnya, hal
tersebut dikarenakan DVN pernah diolok-olok oleh anak kecil karena kondisi
ketunarunguannya, sehingga membuat DVN lebih nyaman untuk tetap menetap dirumah.
Berdasrkan wawancara wali kelas, di sekolah DVN merupakan anak yang aktif,
rajin mengerjakan tugas, memiliki kepercayaan diri dan tidak malu ketika guru
menyuruhnya untuk tampil dikelas ataupun pentas. Selain itu dari hasil wawancara
dengan orangtua, DVN juga merupakan pribadi yang sensitif emosional dan gampang
terenyuh dengan hal sekitar, seperti beberapa kejadian yang dijelaskan oleh orangtua
DVN, ia sering tiba-tiba bersedih apabila menonton tokoh kartun kesayangannya
tersakiti serta sering ikut menangis apabila ibunya sedang sakit atau bersedih.

4. Aspek Motorik Kasar dan Motorik Halus


Kemampuan motorik kasar anak secara umum tidak mengalami masalah,
meskipun DVN memiliki ukuran tubuh yang kecil dibanding teman-teman sekelasnya,
DVN tidak memiliki masalah dalam hal motorik kasarnya, anak mampu berlari dan naik
turun tangga dengan lancar, dalam pelajaran olahraga ia juga dapat mengikuti
pembelajaran dan praktik dengan baik seperti menendang bola, menangkap bola,
melempar bola dan sejenisnya. Sedangklan terkait kemampuan motorik halusnya anak
dapat meremas-remas kertas, merobek-robek kertas, menulis garis lurus, menhubungkan
titik dan menggunting-gunting kertas dengan baik.
5. Aspek Keterampilan dan Vokasional
Dalam aspek keterampilan dan vokasional, berdasarkan hasi wawancara dengan
orangtuanya menyebutkan bahwa ia menyukai menggambar, seringkai ia
mengekspresikan sesuatu yang ingin disampaikan dengan menggambar. Ia juga sering
menggambar tokoh-tokoh kartun yang ia sukai seperti spongebob dan upin-ipin, hasil
gambaran DVN pun terlihat detail dengan daya imajinasi yang ia tuangkan ke
gambar.Selain itu DVN juga dapat melakukan keterampilan memasak sederhan, seperti
memasak telur, namun saat DVN memasak tersebut tetap diawasi oleh sang ibu untuk
tetap memastikan keamanannya dalam memasak.

6. Aspek Kemandirian
Dalam aspek kemandirian DVN sudah mampu mengurus diri dengan baik seperti
makan, mandi, menyikat gigi, merapikan tempat tidur, menyisir rambut, mengancing
baju, memasang ikat pinggang dan menali sepatu. Berdasarkan hasil wawancara dengan
orangtuanya menyebutkan bahwa DVN dapat memasak sendri seperti menggoreng telur,
meski harus sambil diawasi, selain itu DVN jga sering membantu melakukan pekerjaan
rumah seperti menyapu halaman, mencuci piring dan merapikan barang-barang.

7. Aspek Kognitif dan Akademik


Dalam aspek kognitif anak, DVN memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan
seringkali bercerita setiap ia menemukan sesuatu yang baru, DVN akan mengungkapkan
rasa ingin tahunya dengan bercerita menggunaan oral / gerak bibir dan isyarat serta
menulis dan menggambar apabila lawan bicara belum dapat memahami maksud yang
ingin disampaikannya .
Terkait kemampuan menulis, DVN merupakan tipe anak yang teliti dan
mengusahakan kerapian dalam menulis, Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas
DVN merupakan siswa yang menulis paling lama dan juga memiliki tulisan paling rapi
di kelas dibanding anak-anak lain dikelasnya, ketika terdapat tulisan yang tidak rapi ia
akan menghapus dan mengulanginya lagi dengan benar, itulah yang sering membuat
DVN membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menulis dibandingkana anak
lain dikelasnya.
Dalam hal kemampuan membaca DVN mengeluarkan suara yang kecl dan lemah
dan butuh beberapa kali pengulangan membaca untuk memahami maksdu dari bacaan,
terutama jika dipertemukan dengan kata kata yang baru dikenalnya. Apabila dihadapkan
dengan soal dengan deskripsi tulisan yang banyak DVN serngkali malas untuk
membacanya serta mengalami kesulitan untuk menangkap isi dari bacaan. DVN sudah
dapat memahami maksud dari tanda baca seperti titik, koma da tanda tanya, hanya saja
seringkali masih bingung menangkap poin dari bacaan karena kosakatanya masih
terbatas.
Untuk kemampuan berhitung dan matematika, DVN sudah memahami konsep
pertambahan, pengurangan , pembagian dan perkalian dengan nominal hingga ratusan
dan ribuan. Anak juga sudah mengenal angka desimal. Selain itu DVN sudah mampu
menghitung keliling dan luas bangun datar sederhana seperti persegi, persegi panjang
dan segitiga. Dari hasil wawancara dengan guru disebutkan bahwa DVN menyukai
pelajaran matematika dan lebih mudah memahami materi yang diberikan.
Terkait kemampuan akademik di mata pelajaran bahasa indonesia, untuk
berpendapat atau mendeskripsikan sesuatu DVN harus dipancing dahulu dengan kata-
kata sederhana yang ia pahami, baru ia dapat berpendapat atau mengomentari suatu hal
atau kejadaian yang sedang dibahas dalam materi atau petanyaan. Kemampuan
menyusun kalimat Subyek-Predikat-Obyek-Keterangan (SPOK) anak juga masih sering
terbalik-balik penulisannya, terutama kalimat majemuk yang panjang. Berdasarkan
wawancara dari wali kelas menyebutkan bahwa DVN seringkali kurang menyukai soal-
soal bahasa indonesia dimana harus membaca kalimat / paragraf yang panjang, terutama
soal pilihan ganda dimana anak harus memastikan jawaban yang benar di antara jawaban
pengecoh lain, hal tersebut dikarenakan anak kurang dapat menangkap pemahaman
tulisan sebab penguasaan kosakata DVN masih belum banyak.
D. KESIMPULAN

1. Permasalahan Anak
Dari hasil asesmen berbagai aspek, secara umum DVN mengalami permasalahan
dalam beberapa hal. Terkait permasalahan dalam kemampuan artikulasi dan suara,
DVN masih belum jelas pengucapan artikulasinya, suara yang dihasilkan DVN sangat
lirih / lemah bahkan seringkali hilang, cara bicaranya juga sangat cepat sehingga kurang
terdengar jelas oleh lawan bicara. Beberapa fonem konsonanpun masih belum benar
pengucapannya seperti huruf b, p, m dan fonem konsonan lainnya.
Dalam permasalahan kemampuan bahasa dan memahami bacaan, serta
penyususnan kalimat SPOK secara benar. Masih banyak kosakata yang DVN belum
kuasai, sehingga kurangnya penguasaan kosakata ini berpengaruh juga terhadap
kemampuan memahami bahasa (reseptif) ataupun bacaan dan soal-soal, DVN
mengalami kesulitan untuk menentukan poin bacaan dan masih kebingungan untuk
menentukan jawaban dari plihan ganda dimana anak harus memilih satu diantara
jawaban-jawaban pengecoh lain serta kesulitan untuk mendeskripsikan atau
memberikan pendapat terkait bacaan yang terdapat dalam materi ataupun soal.

2. Kebutuhan Anak
Dari pemasalahan yang telah dijelaskan diatas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa kebutuhan yang diperlukan anak adalah pemberian program pelatihan artikulasi
guna meningkatkan kemampuan pengucapan artikulasi dan suaranya, serta agar anak
mengetahui perbedaan-perbedaan cara pengucapan berbagai fonem konsonan. Selain itu
kebutuhan yang juga diperlukan anak adalah pemberian program peningkatan kosakata
serta penyusunan kalimat SPOK secara benar. Karena apabila anak sudah banyak
menguasai kosakata dan sudah mengetahui susunan SPOK yang tepat maka anak akan
lebih mudah untuk menemukan poin atau maksud dari setiap bacaan yang dihadapi oleh
anak.
LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Instrumen Asesmen / Pedoman Observasi Anak

 Instrumen Perkembangan Bahasa, Komunikasi dan Wicara

No. Kompetensi Dasar Ya Tidak Keterangan


1 Bereaksi terhadap bunyi
2 Bereaksi terhadap perintah
Tekkejut mendengar bunyi atau
3
suara yang tidak terlihat sumbernya
Merespon pembicaraan yang sedang
4
didengar
5 Dapat kontak mata
Menunjuk benda atau orang yang
6
dituju
7 Menggunakan isyarat, gesture
Anak berusaha berkomunikasi
8
sampai lawan bicara mengerti
Teman-temannya mengerti
9
pembicaraannya
10 Anak memakai bahasa lisan
11 Susunan kalimat baik dan lengkap
12 Tidak ada kesulitan dalam artikulasi
13 Anak bersuara saat bicara
14 Suara nada rendah
Mampu mengucapkan fonem vokal
15
dengan baik (a, i, u, e, o)
Mampu mengucapkan fonem
16
konsonan dengan baik (b, p, m, dsb.)
 Instrumen Perkembangan Motorik Kasar Anak

No. Kompetensi Dasar Ya Tidak Keterangan


1 Anak dapat menendang bola
2 Anak dapat menaiki tangga
3 Anak dapat menuruni tangga
4 Anak dapat bermain ular tangga
5 Anak dapat melempar bola kasti
6 Anak dapat menangkap bola
7 Anak dapat bermain seluncuran
8 Anak dapat berlari
9 Anak dapat menirukan tarian
10 Anak dapat bermain perang perangan

 Instrumen Perkembangan Motorik Halus Anak

No. Kompetensi Dasar Ya Tidak Keterangan


1 Anak dapat menendang bola
2 Anak dapat menaiki tangga
3 Anak dapat menuruni tangga
4 Anak dapat bermain ular tangga
5 Anak dapat melempar bola kasti
6 Anak dapat menangkap bola
7 Anak dapat bermain seluncuran
8 Anak dapat berlari
9 Anak dapat menirukan tarian
10 Anak dapat bermain perang perangan
 Instrumen Perkembangan sosial dan emosi

No. Kompetensi Dasar Ya Tidak Keterangan


Mudah bergaul dengan anggota
1
keluarga
Bertanggungjawab atas pekerjaan
2
rumah tangga
3 Tidak suka menyendiri
4 Tidak memiliki masalah pertemanan
5 Tidap pemalu
6 Dapat merasakan empati
7 Mudah memulai pembicaraan
Mudah menyesuaikan diri dengan
8
lingkungan sekolah
Mengerjakan tugas yang diberikan
9
guru
10 Dapat mematuhi aturan sekolah
11 Saling menghargai orang lain
12 Dapat mengekspresikan marah
13 Dapat mengekspresikan sedih
14 Dapat mengekspresikan senang
15 Dapat mengekspresikan malu
16 Dapat mengontrol ketika marah
17 Dapat mengontrol ketika sedih
18 Dapat mengontrol ketika senang
19 Dapat mengontrol ketika malu
LAMPIRAN 2. Pedoman Wawancara Guru dan Orang tua

 Pedoman Wawancara dengan Orang tua


1. Bagaimana riwayat kehamilan semasa mengandung subjek?
2. Bagaimana proses kelahiran sunjek?
3. Bagaiman perkembangan kesehatan subjek semasa balita?
4. Apakah terdapat penyakit khusus yang diderita subjek?
5. Bagaimana perkembangan bahasa, wicara dan komunikasi anak di lingkungan tempat
tinggal?
a. Kemampuan bahasa ekspresif anak bagaimana?
b. Kemampuan bahasa reseptif anak bagaimana?
c. Bagaimana komunikasi dengan keluarga?
d. Anak lebih sering berkomunikasi menggunakan Oral / Gesture / Isyarat?
e. Bagaimana kemampuan artikulasi dan suara anak?
f. Bagaimana pengucapan fonem anak baik vokal maupun konsonan?
6. Bagaimana perkembangan sosial emosi dan perilaku anak di lingkunga tempat tinggal?
a. Apakah anak mudah memulai percakapan?
b. Apakah anak termasuk pendiam atau sebaliknya?
c. Bagaimana interaksi sosial dengan teman di tempat t inggalnya?
d. Bagaimana anak mengekspresikan marah, sedih, senang, malu?
e. Bagaimana anak mengontrol perasaan marah, sedih, senang, malu?
f. Apakah anak mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan menyesuaikan
dilingkungan sekitar?
7. Bagaimana perkembangan motorik kasar anak?
8. Bagaimana perkembangan motorik halus anak?
9. Bagaimana aspek kemandirian / bina diri anak saat dirumah?
10. Keterampilan vokasional / bakat apa yang dapat mulai dilihat dalam diri anak?

 Pedoman Wawancara dengan Guru


1. Bagaimana perkembangan bahasa, wicara dan komunikasi anak di lingkungan sekolah
anak?
a. Kemampuan bahasa ekspresif anak bagaimana?
b. Kemampuan bahasa reseptif anak bagaimana?
c. Bagaimana komunikasi dengan teman-teman sekolah dan guru?
d. Anak lebih sering berkomunikasi menggunakan Oral / Gesture / Isyarat?
e. Bagaimana kemampuan artikulasi dan suara anak?
f. Bagaimana pengucapan fonem anak baik vokal maupun konsonan?
2. Bagaimana perkembangan sosial emosi dan perilaku anak di lingkungan sekolah?
a. Apakah anak mudah memulai percakapan?
b. Apakah anak termasuk pendiam atau sebaliknya?
c. Bagaimana interaksi sosial dengan teman sekelas dan guru nya?
d. Bagaimana anak mengekspresikan marah, sedih, senang, malu?
e. Bagaimana anak mengontrol perasaan marah, sedih, senang, malu?
f. Apakah anak mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan menyesuaikan
dilingkungan sekolah?
3. Bagaimana perkembangan motorik kasar anak?
4. Bagaimana perkembangan motorik halus anak?
5. Bagaimana aspek kemandirian / bina diri anak saat disekolah?
6. Keterampilan vokasional / bakat apa yang dapat mulai dilihat dalam diri anak?
7. Bagaimana perkembagan kemampuan kognitif dan akademik anak?
a. Apakah rasa ingin tahu anak tinggi?
b. Bagaimana kemampuan menulis anak?
c. Bagaimana kemmapuan membaca anak?
d. Bagaimana kemampuan berhitung / matematika anak?
e. Mata pelajaran apa yang disukai anak / di mapel apa anak memiliki prestasi yang
tinggi?
f. Mata pelajaran apa yang kurang disukai anak / di mapelapa anak memiliki
prestasi yang rendah?
LAMPIRAN 3. Dokumentasi Informasi Perkembangan Anak dari Pihak SLB

Anda mungkin juga menyukai