Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 5

1.Rahmah Fazriyanti
Saya dari kelompok 13 ingin bertanya, apakah yang paling dianjurkan dalam agama Islam untuk
melaksanakan seni dalam Islam?
Jawab:
Seni adalah keindahan. Ia dapat tampil dalam beragam bentuk dan cara. Apa pun bentuk dan
caranya, selama arah yang ditujunya mengantar manusia ke nilai-nilai luhur, maka ia adalah seni
Islami. Karena itu, Islam dapat menerima aneka ekspresi keindahan selama tidak bertentangan
dengan nilai-nilai al-Khair dan al-Ma’ruf, yakni nilai-nilai universal yang diajarkan Islam serta
nilai lokal dan temporal yang sejalan dengan budaya masyarakat selama tidak bertentangan
dengan al-Khair tersebut. “Allah Maha-indah menyukai keindahan,” sabda Rasul saw. Dia
menganugerahi manusia fitrah menyenangi keindahan. Karena itu, mustahil seni dilarang-Nya,
kecuali jika ada unsur luar yang menyertai seni itu. Siapa yang tidak tergerak hatinya di musim
bunga dengan kembang-kembangnya atau oleh alat musik dengan getaran nadanya, maka
fitrahnya telah mengidap penyakit parah yang sulit diobati. Demikian kata al-Ghazaly.

2. Iqlima Zahara
Saya dari kelompok 7 ingin bertanya, bagaimana hukumnya membuat patung dan melukis dalam
pandangan Al-Qur’an? Apabila bermasalah lantas mengapa pekerjaan tersebut ada dan
dilakukan? Apabila tidak bermasalah lantas mengapa kedua pekerjaan itu dan apakah orang-
orang yang menjadikan profesinya sebagai seniman patung dan pelukis tidak diberikan
kesempatan untuk berkreasi lebih modern? Apa dalil keharamannya dalam pandangan Al-quran?
Jawab:
Dalam pandangan al-Qur’an dan literatur agama lainnya, seni yang konsekuen dan committed
adalah seni yang memotivasi dan menggiring manusia kepada tauhid dan nilai-nilai menjulang
kemanusiaan.
Dengan menelaah sejarah kita jumpai bahwa seni patung dan lukis secara umum tidak dalam
kerangka motivasi ini. Atas dasar itu, kedua seni ini memiliki citra buruk dalam Islam.
Akan tetapi dewasa ini, dengan memperhatikan perubahan pelbagai situasi dan kondisi serta
metode yang digunakan para seniman dalam bidang ini, maka ulama juga menyodorkan
pandangan-pandangan baru sehubungan dengan kebolehan membuat patung dan melukis, dengan
beberapa syarat tertentu. Hanya saja pandangan ini belum lagi diterima oleh seluruh ulama.
Sebagian dari mereka berpendapat bahwa berubahnya kondisi tidak dapat menjadi sebuah dalil
atas berubahnya hukum keharaman seni patung dan lukis.
Dari satu sisi, kita tidak dapat memikirkan pengembangan luas seni ini dan dari sisi lainnya kita
juga tidak dapat menghalangi pelbagai aktifitas bidang ini yang nota- bene sudah terbatas dan
terkendali.

3. Nadiyya
Saya dari kelompok 11 ingin bertanya, syarat apa yang dianjurkan oleh islam dalam segi
berseni? Adakah hal-hal yang dibatasi mengenai seni, terkhusus bagi para akhwat?
Jawab:
Misalnya seni busana pada pakaian, demonstrasi bagian yang disebutkan dalam ayat merupakan
trend, ironisnya, sikap dan tindakan seperti itu oleh sebagian orang dianggap sebagai bagian dari
seni dan mode busana yang artistik dengan slogan, tubuh wanita itu indah, sehingga mengapa
harus ditutupi. Larangan untuk bersolek dan berhias (seni rias) sebagaimana perempuan-
perempuan Jahiliah. Karena perempuan-perempuan Jahiliah tidak memperhatikan batas-batas
aurat yang harus ditutupi. Hadis–hadis seolah memprediksikan kondisi sekarang, sejumlah
perempuan mengklaim diri berpakaian, tetapi pada hakikatnya telanjang. Hal tersebut karena
pakaian yang dikenakannya tidak menutup bagian yang semestinya ditutup, atau mungkin
menutup semua bagian yang dianggap harus ditutup, tetapi pakaian yang dipakainya sangat tipis,
sehingga tidak mencerminkan sebuah pakaian yang dibenarkan dalam Islam.

4. Meichael
Saya dari kelompok 10 ingin bertanya, jika melihat adat tari dari beberapa daerah yang memiliki
busana cukup terbuka, apakah kita boleh menyaksikan acara tersebut atau tidak?
Jawab:
Tari sebagai salah satu jenis kesenian diperbolehkan karena merupakan hasil olah rasa dan karsa
yang merupakan fitrah seorang manusia. Hal yang perlu diperhatikan dalam penciptaan tari
sendiri adalah tentang tujuan dan manfaat tari tersebut bagi manusia. Ketika tidak bermanfaat
maka tidak perlu dibuat dan dikembangkan oleh manusia. Salah satu hal yang membuat tari
menjadi haram adalah ketika menyerupai kaum kafir, seperti menggunakan iringan musik,
memperlihatkan aurat, serta disertai dengan hal-hal yang diharamkan, seperti khamr dan judi.
Asy-Syaikh Al-Faqih Muhammad Shalih Al-Utsaimin berkata: “Menari dalam hukum asalnya
makruh. Namun apabila dilakukan dengan cara nyeleneh atau meniru orang kafir, maka
hukumnya haram” (Liqaa Baabil Maftuh, 41/18). Tarian yang ditampilkan berpasang-pasangan
antara lelaki dan perempuan itu hukumnya haram. Selain itu, di dalam sebuah tarian biasanya
ada sebuah gerakan bergandeng tangan maupun berangkulan. Hal tersebut diharamkan karena
termasuk ke dalam ikhtilat, yang jelas-jelas dilarang dalam Islam, karena merupakan “gerbang”
terjadinya perzinaan.

5. Fajar Siddiq
Saya dari kelompok 12 ingin bertanya, pandangan islam mengenai lagu k-pop apakah kaum
muslimah boleh menikmati dan suka lagu tersebut dengan syarat tidak perlu berlebihan?
Jawab:
Hukum mengidolakan non-muslim lebih jauh seharusnya sangat perlu untuk kamu ketahui.
Dalam hadits riwayat Ath Thobroni, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan
dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti.” Semoga ulasan di atas dapat menjadi
renungan bagi kamu yang masih menjadikan artis-artis non muslim sebagai idola. Sebagai umat-
Nya yang beriman, seharusnya yang dijadikan idola ialah Rasulullah saw, para sahabat dan
orang-orang yang shalih/ shalihah, maka insya Allah kamu akan bahagia ketika berkumpul
bersama mereka.

6. Widia Pratiwi
Bagaimana hukumnya seorang wanita bernyanyi? Bukankah suara wanita itu aurat?
Jawab:
"Keharaman itu bertambah bila nyanyian perempuan itu mengandung unsur yang dapat
mengobarkan syahwat seperti menyebut cinta, rindu dendam, deskrispsi perempuan, mengajak
pada maksiat, dan lain sebagainya,” tulis Abdurrahman Al-Jaziri dalam kitab tersebut.
Sementara itu, Syekh Wahbah az-Zuhayli dalam kitab al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh menulis
bahwa suara perempuan menurut mayoritas ulama bukan aurat karena para sahabat
mendengarkan para istri Rasulullah SAW untuk memahami hukum agama. Tetapi (laki-laki)
diharamkan mendengarkan suara perempuan dengan merdu dan lagu meskipun hanya membaca
Alquran karena khawatir fitnah. Ulama Hanafiyah mengungkapkan, suara perempuan bukan
aurat. Mayoritas ulama memandang suara perempuan tidak termasuk sebagai aurat. Namun jika
suara yang dikeluarkan dapat menimbulkan hal-hal buruk atau mudharat, dibuat mendayu-dayu,
maka suara perempuan menjadi haram untuk didengar banyak orang. Keharaman mendengarkan
suara perempuan dalam bentuk apapun baik itu tadarus, tilawah, nyanyian, atau sendandung,
terletak pada kemunculan fitnah. Dalam QS al-Ahzab ayat 32, Allah SWT berfirman, "Hai isteri-
isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain jika kamu bertakwa. Maka janganlah
kamu tunduk dalam berbicara dengan mendayu-dayu sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya."

7. Andi Soraya
Saya dari kelompok 7 ingin bertanya, pandangan islam tentang seni budaya (musik, tari dan mtq
yang selalu diperlombakan)?
Jawab:
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa yang dikatakan kebudayaan itu adalah hasil cipta budi
dan daya ummat manusia sendiri. Masyarakat tumbuh oleh kebudayaan, tak mungkin ada
kebudayaan tanpa masyarakat dan tiap masyarakat melahirkan kebudayaannya sendiri.
Sedangkan kesenian itu, baik musik, tari, lukis, dan sebagainya ialah penjelmaan rasa keindahan
umumnya, rasa keharuan khususnya, untuk kesejahteraan hidup. Rasa itu disusun dan dinyatakan
oleh pikiran, sehingga ia menjadi bentuk-bentuk yang dapat disalurkan dan dimiliki. Keindahan
dalam segala hal, dan bagi kehidupan ummat manusia dituntut oleh agama Islam untuk mencintai
keindahan itu, dan itu telah menjadi fithrah manusia. Rasulullah saw bersabda: “Empat perkara
termasuk dalam kategori kebahagiaan: wanita yang shalihah, rumah yang luas/lapang, tetangga
yang baik, dan kendaraan yang menyenangkan.” [HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya]. Di
dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, Rasulullah saw
bersabda: “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, ia menyukai keindahan.” [HR. Muslim]
Di dalam hadits yang lain lagi yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Iman Abu Dawud,
Nabi saw bersabda: “Hiasilah Al-Qur’an itu dengan suaramu. Bukanlah ia golongan kami, siapa-
siapa yang tidak melagukan (bacaan) Al-Qur’an.” [HR. al-Bukhari dan Abu Dawud]
Di dalam kitab Fathul-Bari, Syarah Shahih al-Bukhari, disebutkan: “Diriwayatkan dari Aisyah
ra, beliau menjelaskan, telah masuk kepadaku Rasulullah saw sementara bersama saya terdapat
dua orang gadis sedang bernyanyi dengan Bu’ats, lalu Rasulullah saw berbaring di atas tikar
sambil memalingkan mukanya. Dan masuklah Abu Bakar, lalu ia membentak aku sambil
berkata: “Serunai syaithan di sisi Nabi saw?” Lalu Rasulullah menghadapkan mukanya kepada
Abu Bakar, sambil berkata: “ Biarkanlah mereka bernyanyi (hai Abu Bakar)”. Dan manakala
Rasulullah saw tidak ada perhatiannya lagi, keduanya saya singgung (sentuh), lalu mereka
keluar.” [HR. al-Bukhari]. Di dalam riwayat yang lain disebutkan dengan redaksi: “Kedua gadis
itu bernyanyi dengan memukul rebana.” Dengan memperhatikan dalil-dalil tersebut di atas, maka
seni budaya (yang baik), baik berupa musik atau tari-tarian yang sopan yang tidak mengundang
atau membangkitkan nafsu syahwat, dibolehkan dalam Islam. Apalagi musabaqah tilawah Al-
Qur’an, lebih-lebih lagi diperbolehkan, apalagi kalau hal itu dipakai sebagai sarana untuk
mendakwahkan agama Islam.

8. Amelia
Bagaimana seni dalam islam sebaiknya? Melihat seni seperti nyanyi, nari dsb masih ada yang
berbeda pendapat dikalangan masyarakat
Jawab:
"Rasulullah SAW berkata, 'Allah Maha indah menyukai keindahan.' Dia menganugerahi manusia
fitrah menyenangi keindahan. Karena itu, mustahil seni dilarangNya kecuali ada unsur luar yang
menyertai seni itu. Siapa yang tidak tergerak hatinya dengan bunga atau getaran nada dari alat
musik, maka fitrahnya telah mengidap penyakit parah yang sulit diobati. Demikian kata al-
Ghazaly," tulis KH Quraish Shihab.
Kitab suci al-Qur'an menggunakan bahasa dan ketelitian makna untuk mengekspresikan
keindahan. KH Quraish Shihab menjelaskan, keindahan bahasa melahirkan yang disebut musik
Al-Qur'an. Keindahan nada menyentuh pendengar meski tidak paham makna ayat Al-Qur'an
tersebut. Musik Islami tidak harus berbahasa Al-Qur'an, karena lagu lain bisa menjadi ekspresi
keindahan yang sejalan dengan Islam. Sebaliknya lagu berirama Timur Tengah bisa tidak sejalan
dengan Islam dalam lirik atau penampilan penyanyinya.
Terkait membuat patung, KH Quraish Shihab menjelaskan seni ini sempat dilarang karena
menjadi sarana ibadah selain kepada Allah SWT. Jika pahatan tidak mengarah pada
penyembahan selain kepada Allah SWT maka seni tersebut boleh-boleh saja. Selain tidak untuk
disembah, patung tersebut jangan sampai melanggar sopan santun atau mengundang selera
rendah. Seni tersebut menjadi sarana ekspresi pada keindahan yang diciptakan Allah SWT.
KH Quraish Shihab mengatakan, boleh jadi ada yang menduga Islam melarang seni namun
pendapat tersebut salah. Islam tidak membolehkan seni yang tidak punya nilai Islami atau yang
melukiskan kelemahan manusia. Kelemahan tersebut diekspose dengan tujuan menarik perhatian
atau mengundang selera rendah. Seni dalam Islam adalah ekspresi keindahan tentang alam,
kehidupan, dan manusia yang sejalan dengan nilai-nilai Islam serta mempertemukan dengan
haka tau kebenaran.

9. Nur Amanah?
Apakah kibotan pada zaman sekarang itu termasuk haram atau tidak?
Jawab:
Kibotan bisa menjadi haram apabila;
Pertama, musik menjadi haram jika mengandung unsur kemungkaran maupun kemaksiatan.
Ulama mempermasalahkan sisi kemaksiatan yang melekat pada musik tersebut sehingga musik
pun menjadi haram. Bentuk kemaksiatan pada musik bisa ada di lirik atau alunan lagunya
sendiri. Misalnya bila lagu tersebut mengajak berbuat kemaksiatan. Musik juga mengandung
kemaksiatan jika umpamanya irama lagu yang dinyanyikan seperti musik ritual peribadatan
agama tertentu. Dalam kondisi ini musik menjadi haram, sebab, seorang Muslim dilarang meniru
ritual ibadah agama lain. Kemaksiatan lain yang melekat pada musik bisa juga ada pada orang
yang menyanyikan. Misalnya dia menampilkan aurat padahal syariat Islam memerintahkan untuk
menutup aurat. Atau, si penyanyi melakukan gerakan-gerakan tidak senonoh dan melampaui
batas. Pada intinya, jika suatu musik mengandung kemaksiatan, haram.
Kedua, haramnya musik lantaran terdapat fitnah yang berarti keburukan di dalamnya. Artinya,
jika musik itu bisa membuat seorang Muslim jatuh pada keburukan, dosa, dan menimbulkan
fitnah, maka haram mendengarkannya.
Ketiga, musik menjadi haram bila membuat orang yang mendengarnya meninggalkan kewajiban
sebagai Muslim. Seorang Muslim punya kewajiban yang harus dilakukan sebagai hamba Allah.
Dan segala hal yang menghalanginya melakukan kewajiban itu wajib dihindari.

10.Novria Utami
Bagaimana hubungan agama dengan kesenian?
Jawab:
Einstein menyatakan bahwa antara agama, seni dan ilmu memiliki keterkaitan dalam
membangun hidup dan kehidupan manusia secara utuh. Agama mengarahkan hidup manusia,
seni menghaluskan hidup, dan ilmu bertujuan memudahkan hidup manusia. Ketiga hal ini
merupakan landasan budaya bagi setiap masyarakat yang religius atau mendasarkan dirinya pada
nilai-nilai agama. Hal ini sejalan dengan definisi kebudayaan sebagaimana disampaikan oleh
Koentjaraningrat (2002:9) bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia
yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu.
Kebudayaan memang merupakan sesuatu hal yang kompleks sehingga terlalu sulit untuk
didefinisikan, bahkan beberapa orang mengidentikkan antara kebudayaan dan kesenian.
Dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali, antara agama dan kesenian atau seringkali
dikatakan dengan kebudayaannya sangat sulit untuk dibedakan. Padahal garis batas antara agama
dan kebudayaan atau kesenian sangatlah jelas walaupun tipis sekali kenyataannya. Hal ini
memunculkan konfrontasi dalam pemahaman masyarakat adalah tentang hubungan agama
dengan kebudayaannya.Agama merupakan landasan moral dan etika yang paling tinggi dari
berbagai bentuk kehidupan. Akan tetapi pemahaman ajaran agama yang tidak utuh dan
menyeluruh justru sering kali dapat membahayakan tidak saja bagi diri orang tersebut tetapi juga
bagi kehidupan dan kepentingan masyarakat secara luas.
Terkait dengan hal itu, Koentjaraningrat menyatakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan
universal, yaitu (1) sistem religi dan upacara keagamaan, (2) sistem dan organisasi
kemasyarakatan, (3) sistem ilmu pengetahuan, (4) bahasa, (5) kesenian, (6) sistem mata
pencaharian hidup, (7) sistem tekhnologi dan peralatan. Dalam hal ini kesenian merupakan salah
satu unsur dari kebudayaan universal yang walaupun dalam kenyataannya berbeda dengan sistem
religi atau upacara keagamaan, tetapi pada kenyataannya memiliki hubungan yang tidak
terpisahkan.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa agama dalam hubungannya dengan kebudayaan adalah
bahwa agama merupakan sistem religi. Sistem religi Koentjaraningrat (1987) menyatakan bahwa
sistem religi terdiri atas lima komponen yang saling berkaitan erat satu sama lain. Kelima
komponen itu adalah (1) Emosi keagamaan; (2) Sistem keyakinan; (3) Sistem ritus dan upacara;
(4) Peralatan Ritus dan Upacara; dan (5) Umat agama. Dalam kenyataan di dunia empiris bahwa
kaitan agama, kebudayaan dan kesenian akan tampak dalam sistem ritus serta peralatan upacara.
Agama memberikan nilai sakral atau sistem keyakinan kepadanya sehingga menyebabkan
munculnya emosi keagamaan dalam diri penganutnya

KELOMPOK 4
1. Fitri Yani
Saya dari kelompok 12 ingin bertanya, jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah hukum taklii
dan hukum wadh’i?
Jawab:
Hukum taklifi adalah firman Allah swt yang menuntut manusia untuk melakukan atau
meninggalkan sesuatu sedangkan hukum wadi adalah firman Allah swt yang menuntut untuk
menjadikan sesuatu sebagai sebab,syarat atau penghalang dari sesuatu yang lain.

2. Nanda Pratama
Saya dari kelompok 1 ingin bertanya, bagaimana hukumnya menerapkan hukum islam dalam
sebuah negara secara bertahap di negara yang bukan negara islam?
Jawab:
Misalnya: Penerapan hukum Islam di Indonesia dalam negara bukan individu dapat dimaknai
dalam konteks tahapan (tadarruj). Namun demikian, pemahaman mengenai gagasan penerapan
hukum Islam secara bertahap (tadarruj) mengerucut pada makna “perjuangan untuk menerapkan
syari’at Islam secara bertahap.” Bertahap di sini artinya diterapkan dulu secara formal yang telah
disepakati. Jika yang tidak disepakati dapat diperjuangkan secara substansial atau esensial.
Lebih dari itu, tadarruj telah dijadikan sebagai metode perjuangan melalui berbagai pendekatan
yang relevan hingga substansi hukum Islam dapat berjalan dengan baik sesuai dengan konteks
yang ada.
Bukti hukum Islam sudah diakomodir di Indonesia, yaitu adanya Undang-undang (UU) yang
bersumber dari Islam, seperti:
UU Peradilan Agama, UU Perbankan syariah, UU Wakaf, UU Zakat, UU Haji, UU
Perasuransian. Pemberian Keistimewaan Prov Nangro Aceh Darussalam untuk menerapkan
syariah secara kaffah.

3.Zahra Aulia
Mengapa dalam melaksanakan syariah islam juga harus dilandasi oleh nilai ketauhidan dan
akhlak?
Jawab:
Dalam melaksanakan Syariah Islam harus dilandasi oleh nilai ketauhidan dan akhlak karena
Syariah, akhidah, dan akhlak bagaikan bejana yang saling berhubungan. Islam sebagai agama
mempunyai sistem sendiri yang bagian-bagiannya saling bekerja sama untuk suatu tujuan.
Sumbernya adalah tauhid yang menjadi inti akidah. Dari tersebut mengalir syariah dan akhlak
Islami yang mengatur perbuatan dan sikap seseoranghbaik dalam ibadah maupun muamalah.

4. Jihan nabila
Apa hukumnya menerapkan hukum islam dalam negara secara bertahap?
Jawaban sama seperti nomor 2

5. Widia Pratiwi
Sebutkan satu ayat yang menjadi sumber hukum memberikan mas kawin kepada wanita?
Jawab:
Para ulama sepakat pemberian mahar oleh suami dalam akad pernikahan merupakan suatu hal
yang diwajibkan. Pemberian mahar ini merupakan salah satu hak di antara hak-hak istri atas
suami. Ustadz Isnan Ansory dalam bukunya Fiqih Mahar mengatakan ketentuan pemberian
mahar ini sebagaimana didasarkan kepada ayat Alquran surah An-Nisa ayat 4 yang artinya,
"Berikanlah mahar/maskawin kepada wanita sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang
hati, maka makanlah pemberian itu yang sedap lagi baik akibatnya.”
6. Fanny amalia
Bagaimana peranan hadist/sunnah dalam mengembangkan hukum islam di masyarakat saat ini?
Jawab:
Hadist sebagai salah satu sumber hukum memiliki peran yang sangat penting dalam pengaturan
segala aspek kehidupan manusia. Namun secara garis besar, hadist berperan untuk memperkuat
hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Quran, sehingga keduanya menjadi sumber hukum
untuk hal yang sama.

7.Risna Anjani
Bagaimana peran penting hadis/sunnah dalam mengembangkan hukum islam di masyarakat?
Jawab: jawaban sama seperti nomor 6

8. Umi Salamah
Bagaimana hukumnya dalam islam tentang berbohong demi kebaikan?
Jawab:
Dari Ummu Kultsum RA ia berkata:"Saya tidak pernah mendengar Rasulullah SAW memberi
kelonggaran berdusta kecuali dalam tiga hal: [1] Orang yang berbicara dengan masud hendak
mendamaikan, [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan dan [3] suami yang berbicara
dengan istrinya serta istri yang berbicara dengan suaminya (mengharapkan kebaikan dan
keselamatan atau keharmonisan rumah tangga)". (HR. Muslim)

9. Intan Nisa
Apakah wanita haid boleh hadir dalam kajian mesjid?
Jawab:
Syaikh Khalid al Muslih menyebut perempuan haid boleh saja masuk masjid jika ada hajat.
Menurutnya ini adalah pendapat yang lebih tepat. Syaikh Khalid berpatokan pada kitab Shahih
Muslim bahwasanya Nabi SAW berkata pada Aisyah, "Berikan padaku sajadah kecil di masjid."
Lalu Aisyah berkata, "Saya sedang haid." Lantas Rasul SAW bersabda, "Sesungguhnya haidmu
itu bukan karena sebabmu."
Syaikh Khalid mengartikan riwayat ini berarti menunjukkan bahwa boleh saja bagi perempuan
yang sedang haid untuk memasuki masjid jika; ada hajat dan tidak sampai mengotori masjid.
Demikian dua syarat yang mesti dipenuhi bagi wanita haid yang ingin masuk masjid.

Anda mungkin juga menyukai