Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM
Segala puji bagi Allah yang telah mencurahkan segala nikmat kepada hamba-
hamba-nya, khususnya penulis dapat menyelesaikan penulisn makalah ini. Yang
mana dalam penulisan ini yang sangat menguras otak dan pikirian yang begitu
berat yang hamper saja mematahkan semnagat penulis dalam meneyelesaikan
makalah ini tetapi berkat pertolongan Allah dan semangat dari Ustadz dan
Ustadzah sekalian penilis akhirnya dapat menyelesaikan makalah tepat pada
waktunya.

Salawat dana salam penulis doakan kepada Allah agar senatiasa di sampaikan
kepada Rasulullah Saw, seorang pemuda Quraisy oanutan umat. Beliau telah
mencurahkan sekuruh jiwa dan raganya demi tercapainya risalah islam hingga
akhir hayat beliau. Beliau sang Reolusioner dunia yang membawa manusia
kepada hidup yang lebih bermanfaat dan yang membawa pencerahan di setiap
kegelapan iman.

Makalah ini penulis ajukan demi memperjelaskan kembali secara rinci


tentang apa itu cadar , apa itu hukum cadar , dan apakah cadar itu wajib atau tidak.
Dan disinilah penulis akan menjelaskan semua tersebut.penulis yakin dalam
pembuatan makalah ini banayak mendapat rintangan dan halangan, sehingga
banayak kesalahan dan kejanggalan dalam makalah ini. Semua ini penulis sadari
karena minim nya ilmu pengetahuan yang penulis dapati.

Penilis mengucapkan syukur kepada Allah dan terimakasih kepada semua


pihak yang terlibat dalam karya ilmiah ini termasuk Ustadz dan Ustadzah yang
telah membantu makalah ini dalam menyelesaikan tugas untuk UJIAN TENGAH
SEMESTER (UTS).

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua teman-teman yang


telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini baik moril atau non
moril , dan selalu menyemangati penulis dalam menyelesaikan makalah ini, dan
selalu memberikan kecerian dalam tiap lembaran makalah ini.

Semoga segala amal kebaikan yang telah di berikan kepada penulis di balasi
oleh Allah SWT dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Penulis harapkan saran dan kritik dari berbagai pihak, karna penulis sendiri
merasa masih banyak kekurangan dari makalah ini meskipun telah disusun secara
maksimal. Akhirnya hanay kepada Allah SWT kita memohon pertolongan dan
hidayah-Nya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..…………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………….iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………...1
B. Rumusan masalah…………………………..1
C. Tujuan…………………………………………….1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Cadar Menurut Empat Mazhab………..2
B. Cros Hijaber…………………2
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………7
B. Saran……………………………………………...7
KEPUSTAKAAN
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Para ulama sepakat bahwa menutup aurat bagi wanita adalah wajib. Dalam
hal ini banyak para ulama yang berselih pendapat tentang hal ini apakah wajah
wanita termasuk kedalam aurat yang wajib ditutup atau tidak. Asal mula dari
perselihan pendapat ini adalah dari surat An-nur ayat 31 yang mana artinya:
: kecuali apa-apa yang tampak darinya”
Maka dari sini lah para ulama mulai berselisih pendapat tentang cadar , yang
mana apakah menutup wajah juga wajib atau tidak.

Selain dari itu dengan telah diadakannya UJIAN TENGAH SMESTER


(UTS) , dan yang mana dosen pembimbbing penulis juga memberikan penulis
tuga membuat makalah tentang cadar , maka penulis mengangkat judul makalah
dengan “LARANGAN CADAR TENTANG PERSPEKTIF PANCASILA” .

2.Rumusan Masalah
1.Apa itu cadar dan apa saja hukum dalam memakai cadar
2. Apa saja tantangan kaum wanita dalam memakai cadar dan cros hijaber

3.Tujuan
Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih memperjelas
hukum cadar bagi wanita dan apa itu cadar sebenarnya, dan cara dalam
menghadapi masalah cros hijaber.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Cadar Dan Hukum Cadar Menurut Empat


Mazhab
Cadar menurut bahasa adalah kain penutup kepala atau muka bagi wanita.
Cadar merupakan penutup wajah bagi kaum wanita yang sekarang sudah kembali
hangat-hangat nya di perbincangan. Dalam atauran pemerintah sendiri tidak di
larang pemakaian cadar tersebut , seprti yang di katakan Fachrul Razi,” Kalau
orang mau pakai, silahkan”.
Begitupun yang dikatan mantang panglima TNI ,” pemakaian cadar atau
tidak bukan menjadi tolak ukur ketakwaan seseorang”.
“ jadi cadar itu bukan ukuran ketakwaan orang, bukan berarti kalau sudah
pakai cadar takwanya tinggi. Sudah dekat dengan tuhan, cadar tidak ada dasar
hukumnya di Al-quran maupun hadis dalam pandangan kami,” kata dia.
Adapun hukum cadar menurut empat mazhab adalah sebagai berikut:
 Madzhab Hanafi
Pendapat madzhab Hanafi wajah wanita bukanlah aurat, namun
memakai cadar hukumnya sunnah (dianjurkan) dan menjadi wajib jika
menimbulkan fitnah.
- Asy Syaranbalali berkata:
“seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak
tangan luar, ini pendapat yang lebih shahih dan merupakan pilihan
madzhab kami” (Matan Nuurul lidhah).
- Al Imam Muhammad ‘Alaauddin berkata:
“ seluruh badan wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak
tangan. Dalam suatu riwayat, juga telapak tangan luar. Demikian
juga suaranya. Namun bukan aurat jika dihadapkan dengan
sesame wanita. Jika menimbulkan fitnah, dilarang menampakkan
wajahnya di hadapan para lelaki” ( Ad Durr Al Muntaqa, 81)
- Al Allamah Al Hashkafi berkata:
“ aurat wanita dalam shalat ini seperti aurat lelaki. Namun wajah
itu di buka sedangkan kepalanya tidak. Andai seorang memakai
sesuatu di wajahnya atau menutupnya, boleh, bahkan di anjurkan”
( Ad Durr Al Mukhtar, 2/189)
- Al Allamah Ibnu Abidin berkata:
“ terlarang bagi wanita menampakkan wajahnya karena
khawatir akan dilihat oleh para lelaki, kemudian timbul lah fitnah.
Karena jika wajah dinampakkan, terkadang lelaki melihatnya
dengan syahwat” (Hasyiah ‘Alad Durr Al Mukhtaar 3/188-189)
- Al Allamah Ibnu Najim berkata:
“ para ulama madzhab kami berkata bahwa terlarang bagi
wanita muda untuk menampakkan wajahnya di hadapan para
lelaki di zaman kita ini, karena di khawatirkan menimbulkan
fitnah” (Al Bahr Ar Raaiq,284)\

 Madzhab Maliki
Madzhab maliki berpendapat bahwa wajah wanita bukan lah aurat,
namun memakai cadar hukumnya sunnah (dianjurkan) dan menjadi
wajib jika di khawatirkan menimbulkan fitnah. Bahkan sebagian ulama
maliki berpendapat bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat.
- Az Zarqaani berkata
“Aurat wanita di depan lelaki muslim ajnabi adalah seluruh tubuh
selain wajah dan telapak tangan. Bahkan suara indahnya juga
aurat. Sedangkan wajah, telapak tangan luar dan dalam, beleh
dinampakan dan di lihat oleh laki-laki walaupun wanita tersebut
masih muda baik sekedar melihat ataupun untuk tujuan
pengobatan. Kecuali jika khawatir timbul fitnah atau lelaki
melihat wanita untuk berlezat-lezat, maka hukumnya haram,
sebagaimana haramnya melihat amraad. Hal ini juga diungkapkan
oleh Al Faakihaani dan Al Qalsyaani’ (Syarh Mukhtashar Khalil,
176)
- Ibnul Arabi berkata:
“wanita itu semuanya adalah aurat. Baik badan maupun suara.
Tidak boleh menampakan wajahnya kecuali darurat atau
kebutuhan mendesak seperti persaksian atau pengobatan pada
badannya, atau kita dipertanyakan apakah ia adalah orang yang di
maksud ( dalam sebuah persoalan)” (Ahkaamul Qur’an, 3/1579)
- Al Qurthubi berkata:
“Ibnu Juwaiz Mandad- ia adalah ulama besar maliki- berkata: jika
seorang wanita itu cantik dan khawatir wajahnya dan telapak
tangannya menimbulkaan fitnah, hendaknya ia menutup
wajahnya. Jika ia wanita tua atau wajahnya jelek, boleh baginya
menampakan wajahnya” ( Tafsir Al Qurthubi 12/229)
- Al Hathab berkata:
“ketahuilah jika dikhawatirkan terjadi fitnah maka wanita wajib
menutup wajah dan telapak tangannya. Ini dikatan oleh Al Qadhi
Abdul Wahhab, juga juga dinukilkan oleh Syeikh Ahmad Zarruq
dalam Syarhur Risaalah. Dan inilah pendapat yang paling tepat”
( Mawahib Jaliil,499)
- Al Allamah Al Banaani berkata:
“pendapat tersebut juga dikatakan oleh Ibnu Marzuuq dalam kitab
Ightimamul Furshah, ia berkata: inilah pendapat yang masyhur
dalam madzhab Maliki. Sebagian ulama maliki menyebutkan
pendapat bahwa hukumnya tidak wajib tapi laki-laki wajib
menundukan pandangan nya.
 Madzhab Syafi’i
- Asy Syarwani berkata:
“wanita memiliki tiga jenis (1) aurat dalam shalat, (2) aurat
terhadap pandangan lelaki, (3) aurat ketika berdua bersama yang
mahram.
- Syaikh Sulaiman Al Jamal berkata:
“maksud perkataan An Nawawi aurat wanita adalah selain wajah
dan telapak tangan, ini adalah aurat wanita dalam shalat. Adapun
aurat wanita muslimah secara mutlak dihadapan lelaki yang masih
mahram antara pusar hingga paha. Sedangkan lelaki yang bukan
mahram adlah seluruh badan.
- Syaikh Muhammad bin Qaasim Al Ghazzi, penulis Fathul Qarib,
berkata
“seluruh badan wanita selain wajah dan telapak tangan adalah
aurat.
- Ibnu Qaasim Al Abdi berkata:
“wajib bagi wanita menutup seluruh tubuh selain wajah telapak
tangan, walaupun penutupnya tipis.
- Taqiyuddin Al Hushni, penulis Kifaayatul Akhyaar, berkata:
“makruh hukumnya shalat dengam memakai pakaian yang
bergambar atau tulisan. Makruh pula wanita memakai niqab
(cadar) ketika shalat.
 Madzhab Hambali
- Imam Ahmad bin Hambal berkata,
“setiap bagian tubuh wanita adalah aurat, termasuk pula kukunya.
- Syaikh Abdullah bin Abdil Aziz Al ‘nqaari, penulis Rudhul
Murbi’, berkata:
“setiap bagian tubuh wanita yang baligh adalah aurat, termasuk
pula sudut kepalanya.
- Ibnu Muflih berkata:
“kuku mereka aurat. Jika merekan keluar, tidak boleh
menampakan bahkan khuf (semacam kaos kaki), karena khuf itu
masih menampakan lekuk kaki.
- Syaikh Manshur bin Yunus bin Idris Al Bahuti berkata:
“keduanya, yaitu dua telapak tangan dan wajah adalah aurat di
luar shalat karena adanya pandangan, sama seperti anggota badan
lainnya”
- Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata,
“pendapat yang kuat dalam masalah ini adalah wajib

Makalah

Larangan Penggunaan Cadar dalam Perspektif Etika Pancasila

Disusun Oleh

WULAN SARI

No. BP. 30021917

Dosen Pembimbing:

Ustadz Riki Zulfiko, SH., MH

MA’HAD ‘ALY SUMATERA THAWALIB


PARABEK-BUKITTINGGI
2019 M/ 1441 H
DAFTAR PUSTAKA
http:// www. Forsanelhaq.com/ showthread.php? t=83503 ,

(tirto.id- yan/agu)
2. Crosshijaber
Crosshijaber adalah sosok laki-laki yang mengenakan hijab, gamis, cadar,
dan busana muslim perempuan lainnya tampil didepan umum.
Perilaku ini dalam istilah medis adalah TRANSVESTISIME yakni
perilaku yang sering kali dianggap sebagai suatu penyimpangan yang merupakan
gangguan kejiwaan karena adanya keingina dari seorang laki-laki atau perempuan
yang mengenakan pakaian yang bisa digunakan jenis kelamin sebaliknya.
Empat hal tentang fenomena crosshijaber
 Memiliki Komunitas dan Tidak Memiliki Penyimpangan Sosial
Para crosshijaber mengaku tidak punya penyimpangan orientasi
seksual. Mereka bahkan memili komunitas.
 Kekhawatiran Perempuan
Banyak orang yang menolak komunitas ini, karena banyak
meresahkan kaum wanita jika haru bepergian kemana-mana. Apalagi
kalau ke toilet umum karena bagian tubuh wanita kan aurat.
Oleh karena itu kaum wanita berharap agar pengguna crosshijaber
tidak menggunakan hijab ketika ditempat umum. Juga tidak
menggunakan fasilitas umum untuk wanita.
 MUI Sebut Haram
Menanggapi crosshijaber tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI)
menganggap hal itu suatu tindakan yang diharamkan dalam ajaran
islam.
Dalam ajaran islam sendiri sudah dijelaskan bahwa sejatinya
melarang keras pria menyerupai wanita dan wanita menyerupai pria
karena secara takdir dan syariat pria dan wanita adalah berbeda.
 Muhammadiyah Minta Polisi Cepat Bertindak
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadyah Abdul Mu’ti
meminta agar kepolisian segera menyelidiki motif dari crosshijaber
tersebut.
Dia menambahkan bahwa jika perbuatan mereka meresahkan warga
akan dilakukan hukum lebih lanjut.
Muti juga menjelaskan bahwa laki-laki yang memakai pakaian
wanita seperti gamis, cadar, dan hijab, berarti mereka mengalami
penyimpangan psikologi,dan harus dilakukan pembinaan.
Dia juga meminta agar masyarakat tidak perlu mengambil
kesimpulan dan lebih berhati-hati.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
 Dari penjelasan tentang pengertian cadar di atas dapat penulis
simpulkan bahwa cadar adalah kain penutup wajah.
Dan dari pengertian empat madzhab adalah bahwa cadar itu boleh
dipakai boleh tidak, tetapi jika dapat menimbulkan fitnah atau dapat
mengkhawatirkan si wanita maka wajib memakai cadar.
 Crosshijaber adalah pria yang memakai pakaian wanita seperti cadar,
gamis, dan hijab.
Crosshijaber ini sangat mengkhawatirkan kaum perempuan karena
mereka dapat melihat aurat wanita. Jika mereka memakai pakaian
seperti wanita.
Dan diharapakan supaya mereka tidak memaki pakaian wanita di
tempat umum, dan jika itu dapat meresahkan maka akan di jatuhkan
hukuman terhadap mereka.

2. SARAN
 Saran penulis jika alangkah lebih wanita itu mengikuti pegangan
madzhab sendiri , jika madzhab nya menyuruh wajib memakai cadar ,
maka lebih baik di pakai tetapi jika tidak maka jangan pakai, tetapi jika
sewaktu-waktu menimbulkan fitnah maka wajib memakai cadar.
 Saran penulis mengenai crosshijaber lebaih baik wanita berhati-
hati mengenai crosshijaber ini karena dapat membuka aurat kita
terhadap yang bukan mahram kita.

Anda mungkin juga menyukai