Anda di halaman 1dari 28

Makalah Skenario 1

Blok 1
SEL
Tutorial 6

Oleh :

Derfinta Althafah Rezky 2013101010051


Sherina 2013101010020
Putri Nisha Syuja 2013101010053
Theodora Tri Agustina Simbolon 2013101010054
Evinalis 2013101010011
Azkat Tahia, TH 2013101010010
Nayla Zakiya 2013101010058
Siti Lola Istiqomah 2013101010050
Iqbal Hilmi Riftya 2013101010060

Fasilitator :
Dr. drh. Bashri A Gani, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
Kata Pengantar

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmatnya
sehingga makalah yang berjudul “Sel : Biologi dan Molekular” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan media pembelajaran bagi
mahasiswa mengenai sel yang meliputi komponen sel dan hubungan antar sel.

Makalah ini tidak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada. Kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing fasilitator kelompok 6 yang telah memberikan
arahan dan bimbingannya selama kami mengikuti diskusi kelompok dan juga
kami berterima kasih kepada teman-teman tutorial 6 yang telah membantu
menyusun makalah ini. Sekian dan Terima Kasih
Daftar Isi

Hal
Bab 1........................................................................................................................6
Pendahuluan...........................................................................................................6
1.1. Latar Belakang............................................................................................6
1.2. Identifikasi Tujuan Belajar........................................................................6
Bab 2........................................................................................................................8
Tinjauan Pustaka...................................................................................................8
2.1. Sel......................................................................................................................8
2.1.1. Definisi Sel....................................................................................................8
2.1.2. Bagian-bagian sel.........................................................................................8
1. Membran Sel.....................................................................................................8
2.2. Tranport sel...................................................................................................15
2.2.1. Pengertian Transpor Sel............................................................................15
2.2.2. Jenis Jenis Mekanisme Transpor pada Membran..................................15
2.3. Pembelahan sel..............................................................................................19
2.3.1. Definisi Pembelahan Sel............................................................................19
2.3.3. Jenis-Jenis Pembelahan Sel.......................................................................20
2.4. Komunikasi Sel..............................................................................................24
2.4.1. Definisi.........................................................................................................24
2.4.2. Tujuan Komunikasi Sel.............................................................................24
2.5. Siklus Sel........................................................................................................24
2.5.1 Apoptosis......................................................................................................24
2.5.2 Nekrosis.........................................................................................................28
Daftar Pustaka....................................................................................................................31

Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Sel di
kelilingi oleh selaput/membrane sel yang di dalamnya terdapat cairan
(protoplasma) atau matriks, dan bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang
juga dikelilingi membran. Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan
inti sel (nucleus), Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
Sel memiliki beberapa bagian sel yang menghubungkan satu sama lain
dan juga sel memiliki cara berkomunikasi yang di bahas dalam komunikasi
sel, cara sel berkomunikasi antar sel lainnya adalah dengan melalui suatu
perjalanan yang dinamakan dengan transport sel, dimana sel ini akan
melakukan pembelahan diri atau yang dinamakan dengan pembelahan sel dan
melakukan interaksi dengan sel lainnya.

1.2. Identifikasi Tujuan Belajar


1. Pembelahan Sel
a) Definsi pembelahan sel
b) Mekanisme pembelahan sel
2. Bagian Sel
a) Struktur sel
b) Fungsi dan peran
3. Membran sel
a) Definisi
b) Fungsi
c) Mekanisme
4. Interaksi Sel
a) Mekanisme
b) Fungsi
5. Transpor Sel
a) Definisi
b) Mekanisme
Bab 2
Tinjauan Pustaka

2.1. Sel

2.1.1. Definisi Sel


Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Sel di
kelilingi oleh selaput/membrane sel yang di dalamnya terdapat cairan
(protoplasma) atau matriks, dan bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang juga
dikelilingi membran. Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel
(nucleus), Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma.

Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun mahluk hidup.
Secara fungsional, sel berfungsi untu menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi), kemudian
membentuk organisme.
Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis). Selain
itu sel juga mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat mahluk
hidup, maka sifat mahluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya. Setiap
sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang
dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel
memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein
yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel
tersebut. 1

2.1.2. Bagian-bagian sel

1. Membran Sel
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien,
dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga
berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.

Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid
dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat
bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam
dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan
molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid
tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran,

Gambar 2.1. Membran sel

misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang
menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan
menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar
30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.

2. Nukleus

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel


eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan
diameter rata-rata 5 μm, organel ini umumnya adalah organel yang paling
mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada
pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang
tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan
nukleusnya saat berkembang.

Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang


disebut nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran
yang masing-masing merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait.
Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40
nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100 nm
dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.

Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi


kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk
benang akan menggulung,

Gambar 2.2. Nukelus

menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah
yang disebut kromosom.

Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah
ialah nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis
dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus
ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang
terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap
reproduksi sel tersebut.

Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara


mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis
berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma
melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat pesan genetik tersebut
diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.
3. Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia
yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai
jenis protein dan sejumlah molekul RNA.

Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun


keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu
subunit besar dan satu subunit kecil yang bergabung membentuk ribosom lengkap
dengan massa beberapa juta dalton.

Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada
bagian luar retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi
ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat
umumnya membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran,
untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke
luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling
bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom
begitu metabolismenya berubah.

4. Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan dalam sel yang terletak antara membran plasma
dan nukleus. Secara fisik, sitoplasma tebal, semitransparan, cairan elastik yang
berisi partikel tersuspensi dan sedikit tubulus dan filamen yang membentuk
sitoskleton. Sitoskleton berfungsi sebagai penyokong dan pemberi bentuk sel dan
bertanggung jawab terhadap gerakan struktur-struktur sel, juga fagositosis. Secara
kimia, 70-90% sitoplasma terdiri dari air dan komponen padatan (protein,
karbohidrat, lipida, dan zat-zat anorganik).

Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari


protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli,
serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya.
Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi
tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke
organel atau inti sel. Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan
maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang
lain.2

Gambar 2.3. Sitoplasma

5. Aparatus Golgi
Aparatus atau badan golgi terdiri atas suatu sistem siterna yang terbungkus
oleh membran, halus, gepeng, bertumpuk-tumpuk, dan sedikit melengkung. Pada
sebagian sel, terdapat polaritas. Di dekat aparatus golsi terdapat banyak besikel
kecil yang berisi protein yang dibentuk yang terlepas dari REK dan menuju
aparatus golgi untuk pemrosesan lebih lanjut. Aparatus golgi berperan dalam
sekresi atau membentuk vesikula yang berisi enzim untuk sekresi.

6. Ribosom

Ribosom adalah granula kecil yang padat elektron, dan tidak terbungkus
oleh membran. Terdapat dua jeni ribosom, yaitu ribosom bebas dan ribosom
terikat. Ribosom bebas berada di sitoplasma sel sedangkan ribosom terikat berada
pada retikulum endoplasma kasar. Peran untama ribosom adalah untuk sintsesis
protein dan juga dapat menerjemahkan kode pesan genetik dari nukleus. Ribosom
bebas mensintesis protein yang akan digunakan di dalam sitoplasma. Sebaliknya,
ibosom yang melekat pada membran retikulum endoplasma kasar membentuk
protein yang dikemas dan disimpan di dalam sel sebagai lisosom atau
disekresikan.

7. Lisosom

Lisosom adalah organel yang mengandung banyak enzim penghifrolisis


atau enzim pencernan. Peran utama lisosom adalah pencernaan intasel atau
fagositosis bahan-bahan yang diserap ke dalam sel. Lisosom mencerna
mikroorganisme yang difagositosis, debris sel, organel sel yang rusak, aus atau
berlebihan. Lisosom sangat banyak ditemukan di sel-sel fagositik, misalnya
makrofag jaringan dan sel darah putih tertentu, misalnya neutrofil.

8. Peroksisom

Peoksisom adalah organel sel yang tampak mirip seperti lisosom tetapi
berukuran lebih kecil. Peroksisom mengandung beberapa jenis oksidase, yaitu
enzim yang mengoksidasi berbagai bahan organik untuk membentuk hidrogen
peroksida. Peroksisom juga mengandung enzim katalase dan banyak ditemukan
dalam sel hati dan ginjal. Organel ini melakukan detokifikasi, menguraikan
alkohol, mengoksidasi asam lemak, dan memetabolisme berbagai senyawa.

9. Vakuola

Vakuola merupakan organel sel yang berupa vesikula berisi cairan dan
diselubungi oleh membran tunggal. Vakuola dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Vakuola makanan bertuga untuk
menghasilkan dan mengedarkan makanan ke seluruh sel. Sedangkan vakuola
kontraktil berperan sebagai osmoregulator, yaitu mengatur aktivitas osmosis atau
tekanan pada sel agar tetap seimbang.

10. Sentrosom dan Sentriol

Sentrosom adalah suatu daerah pada sitoplasma yang terletak di dekat


nukleus. Stuktur ini merupakan mikrotubulus utama yang membentuk bagian
tengah serta tempat dihasilkannya mikrotubulus baru dan gelendong mitosis.
Sentrosom terdiri atas dua struktur silindris kecil yang disebut sentriol dan matriks
yang mengelilinginya. Sentrosom dan sentriol berperan dalma proses pembelahan
sel. Sebelum mitosis, sentriol pada sentrosom bereplikasi dan membentuk dua
pasangan. Selama mitosis, masing-masing pasangan bergerak ke kutub sel yang
berlawanan, lalu keduanya menjadi pusat pengatur mikrotubulus untuk gelondong
mitosis yang mengontrol penyebaran kromosom ke sel-sel anak.

11. Sitoskeleton Sel

Sitoskeleton adalah rangka dari suatu sel. Sitoskeleton tersiri atas suatu
anyaman filamen dan tubulus protein kecil yang merambah ke seluruh sitoplasma.
Struktur ini berfungsi sebagai kerangka struktural sel. Sitoskeleton tersusun dari
tuuga jeni protein filamentosa, yaitu mikrofilamen, filamen intermediat, dan
mikrotubulus.

Mikrofilamen adalah struktur yang paling halus. Struktur ini tersusun oleh
protein aktin dan paling banyak di perifer membran sel. Mikrofilamen ini berpera
dalam kontraksi otot. Filamen intermediat adalah struktur yang lebih tebal dan
lebih stabil daripada mikrofilamen. Filamen intermediat mendukung bentuk sel
dan mempertahankan posisi organel sel. Mikrotubulus merupakan elemen terbesar
dalam sitoskeleton sel. Mikrotubulus adalah struktur silindris berongga dan tidak
bercabang, terdiri dari dua protein subunit, yaitu tubulin α dan β. Mikrotubulus
berperan dalam menentukan bentuk sel serta fungsi sel dalam gerakan organel
intrasel dan membantu pergerakan kromosom sel saat pembelahan sel.3

2.2. Tranport sel

2.2.1. Pengertian Transpor Sel


Transpor sel adalah proses keluar masuknya molekul melewati
membran sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa,oksigen,dan
karbondioksida senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar
masuknya sel dalam proses metabolisme.
Membran sel terbentuk dari struktur fosfolipid bilayer. Bagian luar
bersifat hidrofilik, sementara bagian dalam bersifat hidrofobik, sifat
kimia membran tersebut , berpengaruh terhadap molekul – molekul yang
bergerak melewatinya.
Pada makhluk hidup uniseluler, transportasi antarsel dilalukukan
melalui membran sel . Berikut adalah manfaat transpor zat bagi sel:
 Menjaga kestabilan pH
 Menjaga konsentrasi zat dalam sel untuk kegiatan enzim
 Memperoleh pasokan makanan, bahan energi, dam bahan
mentah lain.\
 Membuang sisa metabolisme yang beracun
 Memasok ion- ion penting untuk kegiatan saraf dan otot

2.2.2. Jenis Jenis Mekanisme Transpor pada Membran


Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan
penggunaan energinya, yaitu transpor membran aktif yang memerlukan energi
dan transpor membran pasif yang tidak memerlukam energi.
 Transpor membran aktif
Mekanisme transpor pada membran secara aktif terjadi karena
molekul tidak bisa dilewatkan secara langsung melewati fosfolipid
bilayer atau karena jumlah molekul di luar sel yeng lebih sedikit.
Molekul yang mengalami kesulitan untuk melewati membran sel
umumnya terjadi karena interaksi antara membran sel yang memiliki
ekor bagian dalam yang bersifat hidrofobik non polar dengan molekul
yang bersifat hidrofilik dan atau polar. Selain itu, ukuran molekul yang
besar juga merupakan faktor penghambat untuk melewati membran sel.
Transpor membran secara aktif sendiri terdiri dari beberapa macam
yaitu:
a. Pompa ATP

Mekanisme pompa ATP terjadi akibat perubahan pada protein


membran yang mengalami perubahan bentuk sehingga memungkinkan
molekul bisa melewatinya untuk keluar atau masuk sel. Perubahan
konformasi itu sendiri terjadi dengan penggunaan ATP.
Gambar 2.4. Pompa Atp

b. Kontranspor
Kontraspor adalah transpor zat yang mengaktifkan transpor zat
lain melewati membran plasma .Kontranspor dibedakan menjadi dua,
yaitu simport dan antiport. Disebut simport apabila kedua jenis zat
memiliki arah pergerakan yang sama, dan disebut antiport apabila arah
pergerakannya berlawanan. Contoh mekanisme kontranspor berupa
pompa potasium dan sodium.4

Gambar 2.5. Kontranspor

c. Endositosis dan Eksositosis


Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke dalam
sel dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma.
Endositosit dibagi menjadi 2, yaitu pinositosit dan fagositosit.
Sedangkan eksositosis adalah transpor makromolekul dan materi
keluar sel dengan membentuk vesikula baru.
Gambar 2.6. Eksositosis dan Endositosis

 Transpor membran pasif


Mekanisme transpor membran secara pasif terjadi dengan
memanfaatkan prinsip sederhana diffusi . Molekul akan berpindah
dari suatu area yang konsentrasinya tinggi ke rendah. Hal ini yang
menyebabkan sel tidak perlu mengeluarkan energi.

a. Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul atau ion. Sebagai akibat
gerak acak , dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah
dengan konsentrasi rendah. Kecepatan difusi zat melalui
membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi
antar ruang pada sel, , tetapi juga pada besar, muatan dan daya
larut dalam lipid dari partikel partikel tersebut. Pada
umumnya zat- zat yang larut dalam lipid, lebih mudah
berdifusi melalui membran daripada molekul hidrofobik.
Membran sel kurang, kurang permeabel terhadap ion –ion
seperti Na, Cl, dan K, dibandingkan dengan molekul kecil
yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama , molekul
kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel daripada
molekul besar.
Gambar 2.7. Difusi
b. Osmosis
Osmosis adalah bagian khusus dari difusi . Osmosis adalah
pergerakan zat dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi
lebih redah. melewati membran semipermeabel.5
Gambar 2.8. Osmosis

2.3. Pembelahan sel

2.3.1. Definisi Pembelahan Sel


Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi
dua atau lebih sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel untuk
memperbanyak diri atau yang disebut dengan bahasa ilmiahnya proses
reproduksi sel.

2.3.2. Fungsi Pembelahan Sel


Fungsi pembelahan sel pada makhluk memiliki 2 fungsi, yaitu:
Pembelahan sel
Fungsi pembelahan Sel pada makhluk hidup uniseluler atau bersel tunggal
adalah sebagai cara untuk berkembang biak. Contoh makhluk hidup yang
berkembang biak dengan membelah diri: Protozoa, Amoeba, dll.
Fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup multiseluler atau makhluk hidup
bersel banyak adalah sebagai cara untuk memperbayak sel tubuh sehingga
makhluk hidup yang bersangkutan dapat tumbuh dan berkembang.
Proses pembelahan sel merupakan cara agar sel dapat tumbuh dan
berkembang. Sel yang membelah diri disebut sel induk, sedangkan sel hasil
pembelahan diri disebut sel anak. Pada dasarnya proses pembelahan sel
terbagi menjadi 2, yaitu: pembelahan sel secara langsung dan pembelahan sel
secara tidak langsung.6
2.3.3. Jenis-Jenis Pembelahan Sel
Pada makhluk hidup bersel eukariotik terdapat dua macam reproduksi sel,
yaitu mitosis dan meiosis. Kedua jenis reproduksi ini akan dijelaskan secara
rinci sebagai berikut.
Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak
yang masing-masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sam
dengan sel induknya.
Pembelahan yang bertujuan untuk:
-Mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh yang sudah rusak atau aus,
-Pertumbuhan (perbanyakan sel sehingga baik kwantitas dan kwalitasnya
bertambah).
-Membentuk jaringan karena produk pembelahan ini kromosom /sifat induk
sama dengan sifat anakannya, artinya karena membentuk jaringan baik sel
baru dan lama sama.
Pembelahan mitosis punya karakter:
-Berlangsung pada sel somatik
-Menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya.
-Melakukan pembelahannya sekali.
-Antar pembelahan satu dengan yang kedua diselingi dengan fase interfase
(istirahat tidak membelah).
-Anakan selnya mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induk
sifatnya sama dengan induk mempunyai kemampuan membelah lagi, ini tidak
terjadi pada anakan hasil miosis.
-Pada organisme bisa terjadi pada usia muda, dewasa, ataupun usia tua, yang
pada pembelahan miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa tidak pada
organisme yang usianya muda.
-Tahapannya I-P-M-A-T interfase dulu baru PMAT lagiMitosis terjadi pada
sel tubuh (sel somatik), bersifat diploid (2n) dan pembelahan berlangsung
secara bertahap melalui beberapa fase, yaitu: profase, metafase, anaphase,
telofase, dan interfase.
 Profase
Pada fase ini, sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala
terbentuknya dua sentriol dari sentrosom, yang satu tetap berada di tempatnya,
sedangkan yang satu bergerak kearah kutub yang berlawanan. Masing-masing
sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang
gelendong pembelahan (benang spindle), yang menghubungkan sentriol satu
dengan lain.
Membran inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera
terpecah-pecah. Butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin.
Benang kromatin kemudian memendek dan menebal menjadi
kromosom,dengan bagian yang menggenting disebut sentromer. Sentromer
adalah bagian kromosom yang tidak bisa menyerap zat warna. Masing-
masing sentromer mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus terikat.
Selanjutnya kromosom berduplikasi membujur menjadi dua bagian yang
masing-masing disebut kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti (nukleolus)
mengecil dan tidak tampak atau menghilang. Dengan demikian, kromatid
benang spindle meluas keluar ke segala arah, disebut sebagai aster.
Di akhir pofase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di
beberapa benang spindle di kinektor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan
daerah kutub dan berjajar di ekuator.
Pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang gelendong
pembelahan ini terbentuk di antara dua titik yang disebut titik kutub.
 Metafase
Periode selama kromosom di ekuatorial disebut metafase. Membran inti
sudah menghilang, kromosom berada di bidang ekuator, dengan sentromernya
seolah kromosom berpegang pada benang gelendong pembelahan. Pada fase
ini kromosom tampak paling jelas.
 Anafase
Selama anafase, kromatid bergerak menuju ke arah kutub-kutub yang
berlawanan. Kinetokor yang masih melekat pada benang spindel yang
berfungsi menunjukkan jalan, sedangkan lengan kromosom mengikuti di
belakang.

 Telofase
Pada tahap telofase, kromatid-kromatid mengumpul pada kutub-kutub
yang berlawana. Benang gelendong menghilang, kromatid memanjang
kembali membentuk benang-benang kromatin. Membran inti dan nukleolus
terbentuk kembali.
Pada sel tumbuhan, di bidang ekuator terjadi pembentukan lempengan sel
dari bagian tengah menuju ke luar, sedangkan pada sel hewan terjadi lekukan
dari sebelah luar yang makin lama makin ke dalam hingga sel induk terbagi
menjadi dua. Kedua sel anak, masing-masing mempunyai sifat dan jumlah
yang kromosom yang sama dengan induknya.
 Interfase
Interfase disebut pula fase istirahat, tetapi sebutan ini kurang tepat karena
justru pada saat ini sel mempersiapkan diri untuk pembelahan lagi dengan
mengumpulkan materi dan energi. Pada fase ini kromosom tidak tampak.
Akhirnya pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang
masing-masing sel anakan memiliki jumlah dan sifat kromosom yang sama
dengan sel induknya. Pada pembelahan ini terjadi pembagian inti
(kariokinesis) dan pembagian plasma/sitoplasma (sitokinesis).
Mitosis merupakan mekanisme memperbanyak sel atau pertumbuhan.
Mitosis terjadi pada sel-sel tubuh, dan berlangsung mulai dari terbentuknya
zigot yang bersifat diploid. Sel-sel tertentu seperti otot dan saraf tidak lagi
membelah pada batas-batas tertentu. Sel-sel yang telah mengalami
pembelahan diferensiasi tidak lagi membelah secara mitosis.
Pembelahan Meiosis
Meiosis adalah proses pembelahan sel dengan dua kali pembelahan yang
menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dai
jumlah kromosom sel induk. Pembelahan sel ini berlangsung melalui dua
tahap melalui interfase, dikenal dengan meiosis I dan meiosis II.
 Profase I
Leptonema merupakan tahap pengumpulan kromosom.
 Metafase I
Pada fase ini, tetrad berkumpul di bidang ekuator.
 Anafase I
Benang gelendong pembelahan dari masing-masing kutub menarik
kromosom homolog sehingga setiap pasangan kromosom homolog berpisah
bergerak ke arah kutub yang berlawanan, sentromer belum membelah. Setiap
kutub menerima campuran acak kromosom dari ibu dan bapak.
 Telofase I
Kromatid memadat, selubung inti terbentuk, dan nukleous muncul
lagi, kemudian sitokinesis berlangsung. Pada manusia terjadi duplikasi 2
kromosom dari jumlah sehingga terbentuk 4 kromatid sehingga terbentuk 23
kromosom yang diduplikasi di setiap kutub. Benang gelendong lenyap,
kromatid muncul kembali; sentriol berperan sebagai sentrosom kembali.
 Profase II
Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya pada kutub yang
berlawanan dan dihubungkan oleh benang gelendong. Membran inti dan
nukleolus lenyap, kromatin berubah menjadi kromosom yang terjerat oleh
benang gelendong.
 Metafase II
Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua.
Belum terjadi pembelahan sentromer.
 Anafase II
Kromosom melekat pada kinetokor benang gelendong, lalu ditarik
olehbenang gelendong ke arah kutub yang berlawanan yang menyebabkan
sentormer terbelah. Sebagai akibatnya tiap kromatid bergerak ke arah yang
berlawanan pula.
 Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi
kromatin kembali. Bersamaan dengan itu membran inti dan anak inti terbentuk
lagi, dan sekat pemisah semakin jelas sehingga akhirnya terjadilah dua sel
anakan.
Pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Satu sel induk yang diploid (2n)
menghasilkan empat sel anakan yang bersifat haploid (n). meiosis disebut pula
pembelahan reduksi yang berarti terjadi pengurangan jumlah kromosom.7

2.4. Komunikasi Sel

2.4.1. Definisi
Komunikasi Sel adalah Interaksi antara satu sel dengan sel yang lainnya
ataupun antara sel dengan lingkungannya. Sistem komunikasi suatu sel
berperan teramat penting dalam menentukan respon seluler yang akan
dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi
molekuler diawali oleh adanya aktivitas komunikasi. Untuk dapat
menjalankan aktivitas komunikasi tersebut sebuah sel (eukariotik) dilengkapi
berbagai jenis reseptor yang terdapat di membrane plasmanya. Reseptor ini
biasanya meupakan bagian structural dari protein integral yang terdapat di
sela-sela lemak lapis ganda. Sel berinteraksi dengan sel lain dengan cara
komunikasi langsung atau dengan mengirimkan sinyal kepada sel target.

2.4.2. Tujuan Komunikasi Sel


Tujuannya adalah agar setiap organ ditubuh kita dapat menjalankan
tugasnya sehingga dapat menjaga kelangsungan hidupnya.8

2.5. Siklus Sel

2.5.1 Apoptosis
Setiap organisme multiseluler mengalami proses perkembangan. Selama
proses tersebut, terdapat mekanisme baru untuk diverisifikasi tipe sel, koordinasi
produk yang dihasilkan (protein sekresi), mengatur ukuran sel dan jumlahnya,
organisasi sel dalam suatu jaringan, dan mengurangi kelebihan jumlah sel atau
umur sel yang bersangkutan. Silsilah kehidupan sel dikontrol dari faktor dalam,
faktor luar termasuk sinyal sel dan lingkungan yang mempengaruhinya.
Organisme yang hidup pasti terdiri dari ratusan tipe sel, dan semua selnya
berasal dari fertilisasi sel telur. Selama perkembangan masing-masing organ maka
sejumlah sel akan bertambah secara dramatis untuk terbentuknya berbagai jenis
jaringan dan organ, tetapi pada proses pembentukan sel yang baru diperlukan sel-
sel yang mati sebagai proses regulasi yang normal pada sejumlah sel dalam
jaringan. Kematian sel atau eliminasi sel-sel ini dilakukan secara terprogram, agar
tercapainya keseimbangan fungsional mekanisme kerja jaringan. Kematian sel
yang terprogram ini disebut dengan apoptosis.
Kematian sel dapat disebabkan karena tidak adanya sinyal untuk
pertumbuhan. Apoptosis juga penting untuk menghilangkan sel yang terinfeksi
virus, menghillangkan sel-sel yang tidak dibutuhkan dan juga untuk
menghancurkan sel-sel sistem imun sebagi reaksi terhadap ketahanan tubuh.
Kematian sel secara apoptosis seperti tampak pada gambar 2.9 diawali dengan
menyusutnya dan terjadi konsensasi yang kemudian sel tersebut akan menjadi
bagian-bagian kecil yang disebut sebagai badan apoptosis, yang kemudian secara
keseluruhan akan dicerna oleh sel-sel yang lain (lihat gambar 2.10).10

Gambar 2.9 Apoptosis


Gambar 2.10 Mekanisme apoptosis

Gambaran sel yang mengalami apoptosis. a) skema penampakan morfologi


perubahan sel yang mengalami apoptosis. Di awal apoptosis, kromosom menebal
dan terkondensasi di sekeliling inti. Badan sel nampak menyusut, dan organel-
organel sel utuh tetapi hanya tinggal sisanya saja. Dilanjutkan dengan nukleus dan
sitoplasma yang terfragmentasi, membentuk badan apoptosis, dan kemudian akan
dipagositosis oleh sel yang ada di sekelilingnya. b) Pengamatan mikrograp
perbandingan antara sel normal dan sel yang mengalami apoptosis. Nampak
dengan jelas bahwa bulatan yang tebal adalah kromatin yang terkondensasi dan
inti sel mengalami fragmentasi.9
Proses apoptosis nampak terkontrol dengan sempurna, dimana gen yang
mempengaruhi mekanisme tersebut akan mengkodekan jenis protein untuk
melaksanakan tiga kegiatan penting dalam apoptosis:
 Protein untuk kode ‘kematian’ diproduksi oleh sel sebagai tanda proses
apoptosis dimulai.
 Protein untuk kode ‘menghancurkan’ diproduksi untuk tanda berfungsinya
proses terbentuknya badan apoptosis seperti potongan DNA saat sel mengalami
kematia.
 Protein untuk kode ‘mencerna’ dibutuhkan untuk mengkodekan proses
fagositosis pada sel mengalami kematiana oleh sel lainnya.
Banyak sel yang mati selama proses perkembangan hewan yang normal.
Saat suatu sel ditakdirkan untuk mati maka sinyak yang diterima oleh sel tersebut
akan mengarah kepada pengaktifan protein yang akan mengarah kepada
pemotongan protein dan DNA seluler sehingga akan terjadi kematian sel. Sinyal
sel-sel yang akan mati memerintahkan sel yang disebelahnya untuk
memfagositosis dan mencernanya, sehingga embrio yang terbentuk terbebas dari
enzim dan metabolik yang berbahaya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
penyakit degeneratif tertentu yang menyerang sistem syaraf sehingga
mengakibatkan pengaktifan gen kematian sel menjadi tidak benar dan bahkan
penyakit kanker juga disebabkan oleh gagalnya kemampuan sel untuk melakukan
apoptosis.
Fungsi apoptosis sebagai fenomena normal dibutuhkan secara fisiologis
untuk:
 Terminal sel, saat apoptosis terjadi pada sel yang mengalami kerusakan dan
tidak bisa diperbaiki. Jika sel terinfeksi virus, yang dapat mengakibatkan
stress pada sel. Pada kondisi tersebut fungsi apoptosis untuk mengangkat sel
yang rusak, mencegah sel menjadi lemah karena kurangnya nutrisi dan
mencegah terjadinya penyebaran infeksi virus.
 Mempertahankan homeostatis atau keseimbangan organisme yang bertujuan
agar jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan harus berada dalam keadaan
yang relative konstan. Keseimbangan tersebut merupakan kebutuhan makhluk
hidup untuk mempertahankan lingkungan internalnya. Jika keseimbangan
akan terganggu maka akan mengakibatkan terbentuknya tumor dan
kekurangan jumlah sel.
 Perkembangan embrional, dimana apoptosis merupakan bagian dari
pekembangan jaringan. Saat embrio, perkembangan jaringan atu organ akan
didahului oleh pembelahan sel dan diferensiasi sel dan kemudian dikoreksi
melalui apoptosis.
 Interaksi limfosit, dengan perkembangan limfosit B dan limfosit T pada
tubuh manusia yang merupakan suatu proses kompleks untuk membuang sel-
sel yang berpotensi menjadi rusak.
 Involusi hormonal pada usia dewasa, merupakan proses apoptosis yang dapat
terrjadi pada pelepasan sel endometrium selama siklusa menstruasi, regresi
pada payudara setelah masa menyusui dan atresia folikel ovarium pada masa
menopause.

2.5.2. Nekrosis
Berlawanan dengan apoptosis maka sel juga dapat mengalami kematian
sebagai respon terhadap kerusakan jaringan dengan bentuk morfologi yang sangat
berbeda dan disebut sebagai nekrosis. Pada nekrosis, sel nampak mengalami
penambahan besar dan pecah, sehingga mengeluarkan isi selnya dan
menyebabkan kerusakan sel karena cairan sel berada di sekitar sel sehingga
menyebabkan peradangan.
Nekrosis merupakan kematian sel yang terjadi pada organism hidup yang
disebabkan oleh injury atau infeksi. Pada nekrosis akan terjadi perubahan pada
inti yang akhirnya menyebabkan inti mengalami lisis sehingga membrane plasma
rusak.
Gambar 2.11 Perbedaan mekanisme nekrosis dan apoptosis

Gambar 2.11. Perbedaan kondisi sel saat mengalami apoptosis dan


nekrosis. a) Nekrosis, yang terjadi karena adanya lukaatau infeksi. Diawali dengan
perubahan pada inti yang menyebabkan inti lisis. Membran inti hancur. b)
Apoptosis, kematian sel yang terprogram untuk perkembangan jaringan. Inti sel
akan mengalami fragmentasi, dan sel akan mengirim sinyal pada sel di dekatnya
untuk melakukan fagositosis.(Sumber: Lodish, et al. 2010).

Mekanisme proses yang terjadi antara apoptosis nekrosis dapat dibedakan


berdasarkan ciri yang nampak pada sel (lihat gambar 2.11). Tabel 2.1 menjelaskan
perbedaan yang nampak pada sel yang mengalami apoptosis dan nekrosis.

Tabel 2.1. Ciri-ciri Sel yang mengalami Apoptosis dan Nekrosis


Nekrosis Apoptosis
Sel akan membengkak dan membesar Sel tetap dan hanya mengalami
kondensasi kemudian mengkerut
Membran sel pecah Membrane sel mengalami fragmentasi
Menghabiskan cadangan ATP Membutuhkan ATP
Sel lisis dan menyebabkan terjadinya Sel sipagositosis oleh sel tetangga
reaksi peradangan sehingga tidak ada reaksi pada
jaringan
Fragmentasi DNA terjadi secara acak Fragmentasi DNA terjadi secara
bertahap
Terjadi dalam jaringan dan seluruh Terjadi dalam jaringan, tetapi hanya
area dalam jaringan dapat terkena sel tertentu yang mengalami
dampaknya. kematian.10
Bab 3
Penutup

3.1 Kesimpulan
Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Sel di
kelilingi oleh selaput/membrane sel yang di dalamnya terdapat cairan
(protoplasma) atau matriks, dan bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang
juga dikelilingi membran. Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan
inti sel (nucleus), Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
Transpor sel adalah proses keluar masuknya molekul melewati membran
sel.Berbagai macam molekul, seperti glukosa,oksigen,dan karbondioksida
senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar masuknya sel dalam
proses metabolisme.
Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi
dua atau lebih sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel untuk
memperbanyak diri atau yang disebut dengan bahasa ilmiahnya proses
reproduksi sel.
Komunikasi Sel adalah Interaksi antara satu sel dengan sel yang lainnya
ataupun antara sel dengan lingkungannya. Sistem komunikasi suatu sel
berperan teramat penting dalam menentukan respon seluler yang akan
dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi
mol
Daftar Pustaka

1. Harry Murti, dkk. Regulasi Siklus Sel : Kunci Sukses Somatic Cell
Nuclear Transfer. 2007
2. Silbernagl, Stefan. Atlas berwarna dan teks fisiologi. Ed. 1. 2000.
Germany : Stuttgat. 1-21
3. Eroschenko, Victor P. Atlas Histologi Difore dengan korelasi
fungsional. Ed. 12. 2005. Jakarta : EGC
4. Campbell, dkk. Biologi. Ed. 5. 2016. Jakarta : EGC
5. Campbell, dkk. Biologi. Ed. 8. 2016. Jakarta : EGC
6. Reece, Campbell. Biologi. 2002. Jakarta : EGC
7. Rochmah Siti Nur, Widiyati Sri, Miah Mazrikhatul. Biologi. 2009.
Penerbit : Pusat perbukuan department Pendidikan Indonesia
8. Prabawati Ria. Biologi sel dan molekular.
9. Lodish, et al. 2010
10. Lukitasari M. Biologi sel. 2015. Malang : Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai