Blok 1
SEL
Tutorial 6
Oleh :
Fasilitator :
Dr. drh. Bashri A Gani, M.Si
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmatnya
sehingga makalah yang berjudul “Sel : Biologi dan Molekular” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan media pembelajaran bagi
mahasiswa mengenai sel yang meliputi komponen sel dan hubungan antar sel.
Makalah ini tidak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada. Kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing fasilitator kelompok 6 yang telah memberikan
arahan dan bimbingannya selama kami mengikuti diskusi kelompok dan juga
kami berterima kasih kepada teman-teman tutorial 6 yang telah membantu
menyusun makalah ini. Sekian dan Terima Kasih
Daftar Isi
Hal
Bab 1........................................................................................................................6
Pendahuluan...........................................................................................................6
1.1. Latar Belakang............................................................................................6
1.2. Identifikasi Tujuan Belajar........................................................................6
Bab 2........................................................................................................................8
Tinjauan Pustaka...................................................................................................8
2.1. Sel......................................................................................................................8
2.1.1. Definisi Sel....................................................................................................8
2.1.2. Bagian-bagian sel.........................................................................................8
1. Membran Sel.....................................................................................................8
2.2. Tranport sel...................................................................................................15
2.2.1. Pengertian Transpor Sel............................................................................15
2.2.2. Jenis Jenis Mekanisme Transpor pada Membran..................................15
2.3. Pembelahan sel..............................................................................................19
2.3.1. Definisi Pembelahan Sel............................................................................19
2.3.3. Jenis-Jenis Pembelahan Sel.......................................................................20
2.4. Komunikasi Sel..............................................................................................24
2.4.1. Definisi.........................................................................................................24
2.4.2. Tujuan Komunikasi Sel.............................................................................24
2.5. Siklus Sel........................................................................................................24
2.5.1 Apoptosis......................................................................................................24
2.5.2 Nekrosis.........................................................................................................28
Daftar Pustaka....................................................................................................................31
Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Sel di
kelilingi oleh selaput/membrane sel yang di dalamnya terdapat cairan
(protoplasma) atau matriks, dan bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang
juga dikelilingi membran. Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan
inti sel (nucleus), Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
Sel memiliki beberapa bagian sel yang menghubungkan satu sama lain
dan juga sel memiliki cara berkomunikasi yang di bahas dalam komunikasi
sel, cara sel berkomunikasi antar sel lainnya adalah dengan melalui suatu
perjalanan yang dinamakan dengan transport sel, dimana sel ini akan
melakukan pembelahan diri atau yang dinamakan dengan pembelahan sel dan
melakukan interaksi dengan sel lainnya.
2.1. Sel
Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun mahluk hidup.
Secara fungsional, sel berfungsi untu menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi), kemudian
membentuk organisme.
Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis). Selain
itu sel juga mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat mahluk
hidup, maka sifat mahluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya. Setiap
sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang
dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel
memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein
yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel
tersebut. 1
1. Membran Sel
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien,
dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga
berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid
dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat
bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam
dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan
molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid
tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran,
misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang
menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan
menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar
30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.
2. Nukleus
menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah
yang disebut kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah
ialah nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis
dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus
ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang
terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap
reproduksi sel tersebut.
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia
yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai
jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada
bagian luar retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi
ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat
umumnya membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran,
untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke
luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling
bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom
begitu metabolismenya berubah.
4. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan dalam sel yang terletak antara membran plasma
dan nukleus. Secara fisik, sitoplasma tebal, semitransparan, cairan elastik yang
berisi partikel tersuspensi dan sedikit tubulus dan filamen yang membentuk
sitoskleton. Sitoskleton berfungsi sebagai penyokong dan pemberi bentuk sel dan
bertanggung jawab terhadap gerakan struktur-struktur sel, juga fagositosis. Secara
kimia, 70-90% sitoplasma terdiri dari air dan komponen padatan (protein,
karbohidrat, lipida, dan zat-zat anorganik).
5. Aparatus Golgi
Aparatus atau badan golgi terdiri atas suatu sistem siterna yang terbungkus
oleh membran, halus, gepeng, bertumpuk-tumpuk, dan sedikit melengkung. Pada
sebagian sel, terdapat polaritas. Di dekat aparatus golsi terdapat banyak besikel
kecil yang berisi protein yang dibentuk yang terlepas dari REK dan menuju
aparatus golgi untuk pemrosesan lebih lanjut. Aparatus golgi berperan dalam
sekresi atau membentuk vesikula yang berisi enzim untuk sekresi.
6. Ribosom
Ribosom adalah granula kecil yang padat elektron, dan tidak terbungkus
oleh membran. Terdapat dua jeni ribosom, yaitu ribosom bebas dan ribosom
terikat. Ribosom bebas berada di sitoplasma sel sedangkan ribosom terikat berada
pada retikulum endoplasma kasar. Peran untama ribosom adalah untuk sintsesis
protein dan juga dapat menerjemahkan kode pesan genetik dari nukleus. Ribosom
bebas mensintesis protein yang akan digunakan di dalam sitoplasma. Sebaliknya,
ibosom yang melekat pada membran retikulum endoplasma kasar membentuk
protein yang dikemas dan disimpan di dalam sel sebagai lisosom atau
disekresikan.
7. Lisosom
8. Peroksisom
Peoksisom adalah organel sel yang tampak mirip seperti lisosom tetapi
berukuran lebih kecil. Peroksisom mengandung beberapa jenis oksidase, yaitu
enzim yang mengoksidasi berbagai bahan organik untuk membentuk hidrogen
peroksida. Peroksisom juga mengandung enzim katalase dan banyak ditemukan
dalam sel hati dan ginjal. Organel ini melakukan detokifikasi, menguraikan
alkohol, mengoksidasi asam lemak, dan memetabolisme berbagai senyawa.
9. Vakuola
Vakuola merupakan organel sel yang berupa vesikula berisi cairan dan
diselubungi oleh membran tunggal. Vakuola dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Vakuola makanan bertuga untuk
menghasilkan dan mengedarkan makanan ke seluruh sel. Sedangkan vakuola
kontraktil berperan sebagai osmoregulator, yaitu mengatur aktivitas osmosis atau
tekanan pada sel agar tetap seimbang.
Sitoskeleton adalah rangka dari suatu sel. Sitoskeleton tersiri atas suatu
anyaman filamen dan tubulus protein kecil yang merambah ke seluruh sitoplasma.
Struktur ini berfungsi sebagai kerangka struktural sel. Sitoskeleton tersusun dari
tuuga jeni protein filamentosa, yaitu mikrofilamen, filamen intermediat, dan
mikrotubulus.
Mikrofilamen adalah struktur yang paling halus. Struktur ini tersusun oleh
protein aktin dan paling banyak di perifer membran sel. Mikrofilamen ini berpera
dalam kontraksi otot. Filamen intermediat adalah struktur yang lebih tebal dan
lebih stabil daripada mikrofilamen. Filamen intermediat mendukung bentuk sel
dan mempertahankan posisi organel sel. Mikrotubulus merupakan elemen terbesar
dalam sitoskeleton sel. Mikrotubulus adalah struktur silindris berongga dan tidak
bercabang, terdiri dari dua protein subunit, yaitu tubulin α dan β. Mikrotubulus
berperan dalam menentukan bentuk sel serta fungsi sel dalam gerakan organel
intrasel dan membantu pergerakan kromosom sel saat pembelahan sel.3
b. Kontranspor
Kontraspor adalah transpor zat yang mengaktifkan transpor zat
lain melewati membran plasma .Kontranspor dibedakan menjadi dua,
yaitu simport dan antiport. Disebut simport apabila kedua jenis zat
memiliki arah pergerakan yang sama, dan disebut antiport apabila arah
pergerakannya berlawanan. Contoh mekanisme kontranspor berupa
pompa potasium dan sodium.4
a. Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul atau ion. Sebagai akibat
gerak acak , dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah
dengan konsentrasi rendah. Kecepatan difusi zat melalui
membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi
antar ruang pada sel, , tetapi juga pada besar, muatan dan daya
larut dalam lipid dari partikel partikel tersebut. Pada
umumnya zat- zat yang larut dalam lipid, lebih mudah
berdifusi melalui membran daripada molekul hidrofobik.
Membran sel kurang, kurang permeabel terhadap ion –ion
seperti Na, Cl, dan K, dibandingkan dengan molekul kecil
yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama , molekul
kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel daripada
molekul besar.
Gambar 2.7. Difusi
b. Osmosis
Osmosis adalah bagian khusus dari difusi . Osmosis adalah
pergerakan zat dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi
lebih redah. melewati membran semipermeabel.5
Gambar 2.8. Osmosis
Telofase
Pada tahap telofase, kromatid-kromatid mengumpul pada kutub-kutub
yang berlawana. Benang gelendong menghilang, kromatid memanjang
kembali membentuk benang-benang kromatin. Membran inti dan nukleolus
terbentuk kembali.
Pada sel tumbuhan, di bidang ekuator terjadi pembentukan lempengan sel
dari bagian tengah menuju ke luar, sedangkan pada sel hewan terjadi lekukan
dari sebelah luar yang makin lama makin ke dalam hingga sel induk terbagi
menjadi dua. Kedua sel anak, masing-masing mempunyai sifat dan jumlah
yang kromosom yang sama dengan induknya.
Interfase
Interfase disebut pula fase istirahat, tetapi sebutan ini kurang tepat karena
justru pada saat ini sel mempersiapkan diri untuk pembelahan lagi dengan
mengumpulkan materi dan energi. Pada fase ini kromosom tidak tampak.
Akhirnya pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang
masing-masing sel anakan memiliki jumlah dan sifat kromosom yang sama
dengan sel induknya. Pada pembelahan ini terjadi pembagian inti
(kariokinesis) dan pembagian plasma/sitoplasma (sitokinesis).
Mitosis merupakan mekanisme memperbanyak sel atau pertumbuhan.
Mitosis terjadi pada sel-sel tubuh, dan berlangsung mulai dari terbentuknya
zigot yang bersifat diploid. Sel-sel tertentu seperti otot dan saraf tidak lagi
membelah pada batas-batas tertentu. Sel-sel yang telah mengalami
pembelahan diferensiasi tidak lagi membelah secara mitosis.
Pembelahan Meiosis
Meiosis adalah proses pembelahan sel dengan dua kali pembelahan yang
menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dai
jumlah kromosom sel induk. Pembelahan sel ini berlangsung melalui dua
tahap melalui interfase, dikenal dengan meiosis I dan meiosis II.
Profase I
Leptonema merupakan tahap pengumpulan kromosom.
Metafase I
Pada fase ini, tetrad berkumpul di bidang ekuator.
Anafase I
Benang gelendong pembelahan dari masing-masing kutub menarik
kromosom homolog sehingga setiap pasangan kromosom homolog berpisah
bergerak ke arah kutub yang berlawanan, sentromer belum membelah. Setiap
kutub menerima campuran acak kromosom dari ibu dan bapak.
Telofase I
Kromatid memadat, selubung inti terbentuk, dan nukleous muncul
lagi, kemudian sitokinesis berlangsung. Pada manusia terjadi duplikasi 2
kromosom dari jumlah sehingga terbentuk 4 kromatid sehingga terbentuk 23
kromosom yang diduplikasi di setiap kutub. Benang gelendong lenyap,
kromatid muncul kembali; sentriol berperan sebagai sentrosom kembali.
Profase II
Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya pada kutub yang
berlawanan dan dihubungkan oleh benang gelendong. Membran inti dan
nukleolus lenyap, kromatin berubah menjadi kromosom yang terjerat oleh
benang gelendong.
Metafase II
Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua.
Belum terjadi pembelahan sentromer.
Anafase II
Kromosom melekat pada kinetokor benang gelendong, lalu ditarik
olehbenang gelendong ke arah kutub yang berlawanan yang menyebabkan
sentormer terbelah. Sebagai akibatnya tiap kromatid bergerak ke arah yang
berlawanan pula.
Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi
kromatin kembali. Bersamaan dengan itu membran inti dan anak inti terbentuk
lagi, dan sekat pemisah semakin jelas sehingga akhirnya terjadilah dua sel
anakan.
Pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Satu sel induk yang diploid (2n)
menghasilkan empat sel anakan yang bersifat haploid (n). meiosis disebut pula
pembelahan reduksi yang berarti terjadi pengurangan jumlah kromosom.7
2.4.1. Definisi
Komunikasi Sel adalah Interaksi antara satu sel dengan sel yang lainnya
ataupun antara sel dengan lingkungannya. Sistem komunikasi suatu sel
berperan teramat penting dalam menentukan respon seluler yang akan
dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi
molekuler diawali oleh adanya aktivitas komunikasi. Untuk dapat
menjalankan aktivitas komunikasi tersebut sebuah sel (eukariotik) dilengkapi
berbagai jenis reseptor yang terdapat di membrane plasmanya. Reseptor ini
biasanya meupakan bagian structural dari protein integral yang terdapat di
sela-sela lemak lapis ganda. Sel berinteraksi dengan sel lain dengan cara
komunikasi langsung atau dengan mengirimkan sinyal kepada sel target.
2.5.1 Apoptosis
Setiap organisme multiseluler mengalami proses perkembangan. Selama
proses tersebut, terdapat mekanisme baru untuk diverisifikasi tipe sel, koordinasi
produk yang dihasilkan (protein sekresi), mengatur ukuran sel dan jumlahnya,
organisasi sel dalam suatu jaringan, dan mengurangi kelebihan jumlah sel atau
umur sel yang bersangkutan. Silsilah kehidupan sel dikontrol dari faktor dalam,
faktor luar termasuk sinyal sel dan lingkungan yang mempengaruhinya.
Organisme yang hidup pasti terdiri dari ratusan tipe sel, dan semua selnya
berasal dari fertilisasi sel telur. Selama perkembangan masing-masing organ maka
sejumlah sel akan bertambah secara dramatis untuk terbentuknya berbagai jenis
jaringan dan organ, tetapi pada proses pembentukan sel yang baru diperlukan sel-
sel yang mati sebagai proses regulasi yang normal pada sejumlah sel dalam
jaringan. Kematian sel atau eliminasi sel-sel ini dilakukan secara terprogram, agar
tercapainya keseimbangan fungsional mekanisme kerja jaringan. Kematian sel
yang terprogram ini disebut dengan apoptosis.
Kematian sel dapat disebabkan karena tidak adanya sinyal untuk
pertumbuhan. Apoptosis juga penting untuk menghilangkan sel yang terinfeksi
virus, menghillangkan sel-sel yang tidak dibutuhkan dan juga untuk
menghancurkan sel-sel sistem imun sebagi reaksi terhadap ketahanan tubuh.
Kematian sel secara apoptosis seperti tampak pada gambar 2.9 diawali dengan
menyusutnya dan terjadi konsensasi yang kemudian sel tersebut akan menjadi
bagian-bagian kecil yang disebut sebagai badan apoptosis, yang kemudian secara
keseluruhan akan dicerna oleh sel-sel yang lain (lihat gambar 2.10).10
2.5.2. Nekrosis
Berlawanan dengan apoptosis maka sel juga dapat mengalami kematian
sebagai respon terhadap kerusakan jaringan dengan bentuk morfologi yang sangat
berbeda dan disebut sebagai nekrosis. Pada nekrosis, sel nampak mengalami
penambahan besar dan pecah, sehingga mengeluarkan isi selnya dan
menyebabkan kerusakan sel karena cairan sel berada di sekitar sel sehingga
menyebabkan peradangan.
Nekrosis merupakan kematian sel yang terjadi pada organism hidup yang
disebabkan oleh injury atau infeksi. Pada nekrosis akan terjadi perubahan pada
inti yang akhirnya menyebabkan inti mengalami lisis sehingga membrane plasma
rusak.
Gambar 2.11 Perbedaan mekanisme nekrosis dan apoptosis
3.1 Kesimpulan
Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Sel di
kelilingi oleh selaput/membrane sel yang di dalamnya terdapat cairan
(protoplasma) atau matriks, dan bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang
juga dikelilingi membran. Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan
inti sel (nucleus), Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
Transpor sel adalah proses keluar masuknya molekul melewati membran
sel.Berbagai macam molekul, seperti glukosa,oksigen,dan karbondioksida
senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar masuknya sel dalam
proses metabolisme.
Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi
dua atau lebih sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel untuk
memperbanyak diri atau yang disebut dengan bahasa ilmiahnya proses
reproduksi sel.
Komunikasi Sel adalah Interaksi antara satu sel dengan sel yang lainnya
ataupun antara sel dengan lingkungannya. Sistem komunikasi suatu sel
berperan teramat penting dalam menentukan respon seluler yang akan
dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi
mol
Daftar Pustaka
1. Harry Murti, dkk. Regulasi Siklus Sel : Kunci Sukses Somatic Cell
Nuclear Transfer. 2007
2. Silbernagl, Stefan. Atlas berwarna dan teks fisiologi. Ed. 1. 2000.
Germany : Stuttgat. 1-21
3. Eroschenko, Victor P. Atlas Histologi Difore dengan korelasi
fungsional. Ed. 12. 2005. Jakarta : EGC
4. Campbell, dkk. Biologi. Ed. 5. 2016. Jakarta : EGC
5. Campbell, dkk. Biologi. Ed. 8. 2016. Jakarta : EGC
6. Reece, Campbell. Biologi. 2002. Jakarta : EGC
7. Rochmah Siti Nur, Widiyati Sri, Miah Mazrikhatul. Biologi. 2009.
Penerbit : Pusat perbukuan department Pendidikan Indonesia
8. Prabawati Ria. Biologi sel dan molekular.
9. Lodish, et al. 2010
10. Lukitasari M. Biologi sel. 2015. Malang : Universitas Negeri Malang