2: 147-153
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i02.p07
147
Buletin Veteriner Udayana Pratama et al.
parameters were inflammation and necrosis of the heart. The result showed administration of
200 mg/kg of vitamin E had highly significant (P<0.01) to repair of rats’ heart tissue which
were given 0.13 mg/kg of dexamethasone via subcutaneous injection rather than 200 mg/kg of
vitamin E. The conclusions of this study are vitamin E can against heart damage due to side
effects of dexamethasone.
Keywords: dexamethasone; heart; rats; vitamine E
148
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 2: 147-153
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i02.p07
vitamin E peroral dengan dosis 100 mg/kg mikroskop dan dicatat perubahan
berat badan. Kelompok (P3) yang diberikan mikroskopik yang ditemukan.
deksametason secara injeksi subkutan Variabel yang diperiksa dalam
dengan dosis 0,13 mg/kg berat badan dan penelitian ini adalah peradangan dan
vitamin E peroral dengan dosis 150 mg/kg nekrosis pada otot jantung. Pemeriksaan
berat badan. Kelompok (P4) yang diberikan mikroskopik dilakukan masing–masing
deksametason secara injeksi subkutan pada lima lapang pandang mikroskopik
dengan dosis 0,13 mg/kg berat badan dan dengan pembesaran 400x. Hasil
vitamin E peroral dengan dosis 200 mg/kg pemeriksaan selanjutnya diberi skor yaitu
berat badan. Perlakuan ini dilaksanakan nekrosis pada jantung: 0 jika tidak ada
selama dua minggu. Selanjutnya tikus nekrosis jantung, 1 jika ada nekrosis
dinekropsi dan organ jantung diambil untuk jantung bersifat fokal atau ringan, 2 jika ada
pembuatan preparat histopatologi jaringan nekrosis jantung bersifat multifokal atau
otot jantung. sedang, 3 jika ada nekrosis jantung bersifat
difusa atau berat. Peradangan pada jantung:
Pembuatan Preparat
0 jika tidak ada infiltrasi sel radang, 1 jika
Lima kelompok tikus yang telah diberi ada infiltrasi sel radang bersifat fokal atau
perlakuan selama dua minggu diambil ringan jika, 2 (ada infiltrasi sel radang
organ jantungnya untuk selanjutnya bersifat multi fokal atau sedang), dan 3 (
dilakukan pembuatan preparat dengan ada infiltrasi sel radang bersifat difusa atau
menggunakan metode pewarnaan berat).
Hematoxylin-Eosin (HE). Sampel organ
Analisis Data
jantung yang diambil setelah dinekropsi
kemudian dipotong dengan ukuran 1 x 1 x Data hasil pengamatan histopatologi
1 cm, kemudian direndam dengan larutan dikumpulkan dan dianalisis secara statistik
neutral bufer formalin (NBF). Kemudian nonparametrik menggunakan uji Kruskal–
sampel organ yang telah dipotong Wallis. Jika ada perbedaan nyata (P<0,05)
diperkecil lagi dengan irisan tipis untuk maka dilanjutkan dengan uji Mann–
disimpan dalam tisue cassette dan difiksasi Whitney untuk mengetahui perbedaan
ke dalam larutan NBF. Setelah selesai pengaruh antar dosis vitamin E yang
fiksasi, kemudian dilakukan proses diberian.
dehidrasi dan clearing dengan satu sesi
HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan yang terdiri dari: alkohol 70 %,
alkohol 80 %, alkohol 90 %, alkohol 96 %, Hasil pengamatan histopatologi jantung
alkohol absolut, toluene, dan parafin secara tikus putih jantan (Rattus norvegicus)
bertahap selama satu hari. Sampel organ diperoleh dari pengamatan preparat dengan
diblocking dengan menggunakan lima lapang pandang pada setiap kelompok
embedding set yang dituangi parafin cair perlakuan. Pemeriksaan dilakukan dengan
kemudian didinginkan. Blok yang sudah pengamatan perbesaran 400X. Perubahan
dingin disectioning menggunakan histopatologi diperiksa berdasarkan adanya
microtome dengan ketebalan ± 4-5 mikron. nekrosis dan peradangan.
Proses yang terakhir adalah pewarnaan Hasil pengamatan histopatologi jantung
dengan metode Harris Hematoxylin Eosin tikus putih jantan (Rattus norvegicus) pada
(HE) dan mounting media. Selanjutnya semua kelompok perlakuan tersaji pada
preparat histopatologi diamati di bawah Tabel 1.
149
Buletin Veteriner Udayana Pratama et al.
Tabel 1. Tabulasi hasil pemeriksaan histopatologi jantung tikus putih kategori nekrosis dan
peradangan pada semua kelompok perlakuan.
Kelompok Skor Nekrosis Skor Peradangan
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Kontrol negatif (P0) 5 - - - - 5 - - - -
Kontrol positif (P1) - - 5 - - 1 3 1 - -
Vitamin E 100mg/kg (P2) - 2 3 - - 2 3 - - -
Vitamin E 150mg/kg (P3) - 3 2 - - 3 2 - - -
Vitamin E 200mg/kg (P4) 3 - - 2 - 4 1 - - -
150
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 2: 147-153
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i02.p07
151
Buletin Veteriner Udayana Pratama et al.
152
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 2: 147-153
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2018
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i02.p07
Berata IK, Winaya IBO, Adi AAAM, Radicals and Antioxidant Systems.
Adnyana, IBW. 2011. Patologi Special supplement to Bulletin. 4(1).
Veteriner Umum. Denpasar: Swasta Iskandarsyah FA, Sudjaswadi R. 2003.
Nulus. Peningkatan Kelarutan Deksametason
Bebas W, Buyona GL, Budiasa MK. 2016. Melalui Pembentukan Dispersi Padat
Penambahan Vitamin E Pada Dengan Hidroksipropil Metilselulosa.
Pengencer BTS® Terhadap Daya J. Farmasi Indonesia. 1(4): 152-160.
Hidup dan Motilitas Spermatozoa Babi Purnamasari IAA, Berata IK, Kardena IM.
Landrace Pada Penyimpanan 15°C. Bul. 2015. Studi Histopatologi Organ Usus
Vet. Udayana. 8(1): 1-7. dan Jantung Anjing Terinfeksi Virus
Burhanuddin, Marianti A, Manggau, Faisal Parvo. Bul. Vet. Udayana. 7(2): 99-104.
A. 2014. Pengaruh Pemberian Satiavani I. 2010. Artikel karya ilmiah:
Kombinasi Ekstrak Daun Kelor Pengaruh Pemberian Deksametason
(Morinaga oleifera) dan Herba Dosis Bertingkat Per Oral 30 Hari
Sambiloto (Andrographis paniculata) Terhadap Kerusakan Sel Hepar Tikus
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Wistar. Fakultas Kedokteran.
Darah Mencit Jantan (Mus Musculus) Universitas Diponegoro.
Akibat Efek Deksametason. JST Suherman, SK, Ascobat P. 2009.
Kesehatan. 4(1): 17-24. Adrenokortikotropin,
Dewoto HR. 2009. Farmakologi Jdan Adrenokortikosteroid, Analog-Sintetik
Terapi Edisi 5. Jakarta: Fakultas dan Antagonisnya. Dalam:
Kedokteran Universitas Indonesia. Farmakologi dan Terapi Edisi 5,
Indayani SI, Susilowati SRL. Pengaruh Departemen Farmakologi dan
Pemberian Deksametason Terhadap Terapeutik Fakultas Kedokteran
Kerusakan Hepar Tikus Jantan (Ratus Universitas Indonesia, Jakarta. Pp. 496-
norvegicus) Galur Wistar. J. Online UM 516.
Ilmu Hayati 1(1): 1-7. Suhita NLPR, Sudira IW, Winaya IBO.
Indranarum T, Marowardoyo S. 2003. 2013. Histopatologi Ginjal Tikus Putih
Kadar Plasma Kortisol pada Beberapa Akibat Pemberian Ekstrak Pegagan
Macam Manifestasi Efek Samping (Centella asiatica) Peroral. Bul. Vet.
Kortikosteroid pada Kulit. J. Berkala Udayana. 5(2): 71-78.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 15. Yulfiperius, Mokoginta I, Jusadi D. 2003.
Iorio EL. 2007. The Measurement of Pengaruh Kadar Vitamin E Dalam
Oxidative Stress. International Pakan Terhadap Kualitas Telur Ikan
Observatory of Oxidative Stress, Free Patin (Pangasius hypophythalmus). J.
Iktiologi Indonesia. 3(1):11-18.
153