Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 10, No. 1, April 2016 doi: 10.9744/pemasaran.10.1.

20-26
ISSN 1907-235X

PENGARUH PRODUCT PLACEMENT PADA FILM INDONESIA


TERHADAP BRAND AWARENESS DAN PURCHASE INTENTION
MASYARAKAT SURABAYA

Harris Kristanto1, Ritzky Karina M.R. Brahmana1


1
Program Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121–131, Surabaya
E-mail: harris.christanto@yahoo.com; karina@petra.ac.id

Abstrak: Product placement merupakan perkembangan strategi marketing yang tidak lagi menggunakan iklan
konvensional, namun mengikuti perkembangan media komunikasi masa yang adalah media yang bergerak atau bersuara
seperti radio, televisi, internet, dan media digital lainnya. Perfilman Indonesia mengalami masa keemasan hingga 30 juta
penonton, dan melesatnya animo penonton tidak lepas dari kualitas film yang dihasilkan. Dapat dikatakan bahwa product
placement memberikan cara-cara alternatif untuk mengekspos produknya melalui suatu medium dimana audience-nya
cenderung mau untuk menerimanya, terutama di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh
product placement pada film Indonesia terhadap brand awareness dan purchase intention melalui penerapan percobaan yang
dilakukan pada 100 masyarakat Surabaya. Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisis kuantatif dengan metode
path analysis. Hasilnya menunjukan bahwa Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa product placement
efektif untuk meningkatkan brand awareness. Product placement juga memberikan pengaruh positif terhadap purchase
intention baik secara langsung maupun melalui brand awareness.

Kata kunci: Product placement, brand awareness, purchase intention, film Indonesia, pemasaran.

Abstract: Product placement is the development of marketing strategies that are no longer using conventional advertising,
but following the development of mass communication media that is moved or spoken media such as radio, television, the
internet and other digital media. Indonesian film industry experienced a golden period of up to 30 million viewers, and boom
interest of the audience cannot be separated from the quality of the resulting film. It can be said that product placement
provide alternative ways to expose their products through a medium in which his audience tends to want to accept it,
especially in Indonesia. The purpose of this research is to study the effect of product placement in movies Indonesia on brand
awareness and purchase intention through the implementation of experiments conducted on 100 people in Surabaya.
Analysis technique used is the technique of quantitative analysis by the method of path analysis. Based on the results show
that it can be concluded that an effective product placement to increase brand awareness. Product placement is also a
positive influence on purchase intention, either directly or through brand awareness.

Keywords: Product placement, Brand awareness, purchase intention, Indonesian film, marketing.

PENDAHULUAN memasuki tayangan iklan (Tempo, 2005). Fakta ter-


sebut menunjukan bahwa konsumen sudah banyak
Menurut Panda (2004), product placement di- disuguhi iklan, dan cara ini dapat dikatakan tidak lagi
definisikan sebagai suatu praktek penempatan produk efektif karena lebih dari 50% konsumen di Indonesia
bermerek, kemasan atau barang merek dagang lain- tidak tertarik bahkan menghindari tayangan iklan di
nya pada sebuah film, program televisi, atau media televisi. Oleh sebab itu diperlukan gebrakan baru
digital lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan strategi marketing yang lebih kreatif dan efektif dalam
ingatan akan merek dan secara singkat dapat mem- penggunaan media digital. Product placement dapat
permudah dalam pengenalan suatu produk di suatu menjadi jawaban karena hampir pada setiap film dan
lokasi pembelian. Berdasarkan pengertian tersebut, program televisi menampilkan product placement,
dapat diinterpretasikan bahwa product placement me- selain itu product placement dapat mengatasi zipping
rupakan perkembangan strategi marketing yang tidak dan zapping (penggantian saluran) terhadap iklan-
lagi menggunakan iklan konvensional, namun meng- iklan televisi (Van der Waldt Toit & Redelinghuys,
ikuti perkembangan media komunikasi masa yang 2007).
adalah media yang bergerak atau bersuara seperti Dalam pembuatan sebuah film yang mengan-
radio, televisi, internet, dan media digital lainnya. dung product placement tentu memperhatikan keter-
Terdapat sebuah survey yang dilakukan LOWE tarikan audience dengan program yang ditayangkan
Indonesia menunjukan bahwa sebanyak 53% pemirsa baik melalui pemilihan genre maupun aktornya
televisi di Indonesia mengganti saluran televisi ketika (Norris & Colman, 1993). Pada tahun 2008, perfilm-

20
Kristanto: Pengaruh Product Placement pada Film Indonesia Terhadap Brand Awareness 21

an Indonesia mengalami masa keemasan hingga 30 Ada tiga jenis dimensi utama yang digunakan
juta penonton, dan melesatnya animo penonton tidak dalam penerapan product placement atau brand.
lepas dari kualitas film yang dihasilkan (Kompasiana, Dimensi tersebut disebut Tripartite Typology atau tiga
2015). Dapat dikatakan bahwa product placement dimensi yang membangun. Teori ini terdiri dari visual
memberikan cara-cara alternatif untuk mengekspos placement atau penempatan visual, auditory place-
produknya melalui suatu medium dimana audience- ment atau penempatan pendengaran, dan Plot connec-
nya cenderung mau untuk menerimanya, terutama di tion atau koneksi plot (Russel, 1998).
Indonesia. 1. Visual Placement
Pemutaran film dapat membuat produk-produk Dimensi ini terjadi ketika sebuah produk, layanan,
yang terdapat di dalamnya (product placement) dapat atau logo bisa dengan sederhana diamati dalam
terlihat oleh audience atau penontonnya dalam jumlah pengaturan sebuah acara televisi atau film.
yang cukup besar dan lebih dari sekali terjadi peng- Sebagai contoh, selama program televisi anda
ulangan, sehingga exposure yang dihasilkan akan mungkin memperhatikan bahwa sekaleng Pringles
sangat besar dan diharapkan memiliki efektifitas yang ada di ats meja dapur. Efek bahwa placement telah
cukup besar pula dalam menimbulkan awareness ada pada brand attitudes konsumen tidak dapat
akan suatu produk maupun merek (You, 2004). Hal diukur untuk hari ini, tetapi penelitian telah me-
itu berarti, product placement dalam sebuah film nunjukan bahwa jumlah tampilan product place-
dapat menimbulkan brand awareness karena terdapat ment di layar dapat meningkatkan pengakuan atas
atensi yang tinggi terhadap suatu produk yang di- sebuah produk. Namun, beberapa pemasar men-
tampilkan dalam film. cobamengikuti ”taktik penempatan layar” karena
Product placement juga memiliki fungsi lain mereka percaya bahwa itu akan meningkatkan
yang membantu sebuah film menjadi lebih nyata bagi kesadaran merek dan meningkatkan citra merek.
penontonnya. Produk yang digunakan di dalam film Kebanyakan pemasar percaya bahwa menunjukan
memberikan kesan bahwa film tersebut benar terjadi produk berulang kali selama program dinilai
dan menjadi bagian dari kehidupan penontonnya. tinggi karena akan meningkatkan pengakuan
Penonton akan lebih mempercayai dan menjadi konsumen (Russell, 1998). Taktik ini bisa menjadi
bagian dari sebuah tayangan, apabila mereka melihat salah satu yang berbahaya karena kemunculan
produk yang sehari-hari mereka gunakan, dibanding- produk berulang-ulang selama program atau film
kan apabila karakter dalam film tersebut mengguna-
dapat menyebabkan kecurigaan bahwa produk
kan produk fiktif.
ditampilkan untuk alasan iklan. Produk yang
Oleh karena itu, melihat fenomena ini maka
disajikan hanya secara visual dan tidak dibahas
diteliti pengaruh product placement pada film Indo-
tidak begitu efektif karena saluran ini hanya me-
nesia terhadap brand awarenes dan purchase
nampilkan produk tanpa mendiskusikan mereka
intention. Dalam penelitian ini, peneliti hendak meng-
(Russel, 1998). Kadang-kadang item yang hanya
ukur pengaruhnya secara kuantitatif dengan menye-
barkan kuisioner pada masyarakat Surabaya yang ditampilkan sebagai bagian dari latar belakang
menonton film Indonesia. pemandangan akan cenderung tidak diketahui
oleh pemirsa karena mereka cenderung men-
KAJIAN PUSTAKA dengarkan dari pada mengamati bagian tersebut.
2. Auditory Placement
Product Placement Dimensi ini terjadi ketika sebuah karakter dinyata-
kan secara verbal diperdengarkan dalam program
Dalam berbagai literature yang ditulis, istilah ini. Pengaruh penempatan pendengaran tergan-
product placement sering kali disebut juga dengan tung pada tiga faktor Russel (1998):
brand placement. Sehingga dalam penelitian ini  The context in which the brand is mentioned
penulis akan memperlakukan istilah tersebut secara atau konteks penyebutan merek tersebut.
sama. Product placement adalah sebuah cara untuk  The frequency that the brand is mentioned atau
meningkatkan promosi sebuah produk atau jasa frekuensi penyebutan sebuah merek.
dengan menampilkan produknya dengan kesan  The emphasis placed on the brand name atau
bahwa keberadaan produk tersebut seolah-olah adanya penekanan yang ditujukan pada merek
menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi tersebut
(Belch and belch, 2004: 450). Product placement Informasi pendengaran memiliki efek yang lebih
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan akan besar dari pada penempatan visual bagi pemirsa
merek (brand knowledge) di antara konsumen dalam karena mereka dapat memproses informasi bah-
setiap media beriklan yang digunakan. kan ketika mereka tidak melihat layar televisi atau
22 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 10, NO. 1, April 2016: 20-26

film. Orang cenderung lebih memperhatikan apa Peran brand awareness dalam brand equity
yang sedang dibicarakan oleh karakter. Gisela terantung pada tingkatan akan pencapaian kesadaran
Dawson, presiden penempatan Catalyst Group, di benak konsumen. Tingkat brand awareness yang
mengklaim bahwa, ”Ketika bintang menyebutkan paling rendah adalah brand recognition (pengenalam
produk yang dikenali, penonton akan memuji merek) atau disebut juga sebagai tingkatan pengingat-
dirinya sendiri di belakang dan berkata,” Lihat an kembali dengan bantuan (aided recall). Tingkatan
bagaimana pintarnya saya karena menggunakan berikutnya adalah tingkatan brand recall (pengngatan
hal yang sama seperti yang digunakan pahlawan kembali merek) atau tingkatan pengingatan kembali
saya” (Rosenberg, 2000). merek tanpa bantuan (unaided recall) karena konsu-
3. Plot Connection men tidak perlu dibantu untuk mengingat merek.
Dimensi placement ini paling sering dilakukan Pengukuran pengenalan merek tanpa bantuan lebih
dan dapat dikatakan paling efektif karena biasanya sulit dibandingkan pengenalan merek dengan bantu-
memiliki dampak yang besar dalam mengkomu- an. Tingkatan berikutnya adalah merek yang disebut
nikasikan sebuah merek. Sambungan Plot terjadi pertama kali pada saat pengenalan merek tanpa
ketika sebuah merek memberikan kontribusi bantuan yaitu top of minds (kesadaran puncak piker-
rendah atau tingkat tinggi untuk alur cerita Russel an). Top of mind adalah branda awareness tertinggi
(1998). Sebagai contoh, anggaplah bahwa pemain yang merupakan pimpinan dari berbagai merek yang
Will dan Grace melakukan sebuah episode yang ada dalam pikiran konsumen.
melibatkan pembelian Honda baru untuk salah Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau
satu karakter. Merek terintegrasi ke dalam cerita mengingat suatu merek produk tergantung pada
tingkat komunikasi atatu persepsi pelanggan terhadap
karena karakter akan berhadapan dengan produk
merek produk yang ditawarkan. Berikut adalah
sepanjang episode. Plot koneksi biasanya me-
tingkatan dari brand awareness Aaker (1996):
libatkan penangangan fisik produk dan dapat
1. Unaware of brand
memiliki dampak yang besar saat pemirsa ter-
Pada tahapan ini, pelanggan merasa ragu atau
hubung pada merek yang terhubung pada plot
belum yakin apakah sudah mengenali merek yang
Russell (1998).
disebutkan atau belum. Pelanggan juga tidak me-
nyadari akan kehadiran merek yang disebutkan.
Brand Awareness 2. Brand recognition
Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengidenti-
Menurut Aaker (1996) brand awareness adalah fikasi merek yang disebutkan. Pelanggan sudah
sebagai kemampuan dari seorang pelanggan potensial mengenal tetapi masih membutuhkan alat (bantu-
untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa an) untuk mengingat merek tersebut. Implikasi
suatu merek merupakan bagian dari kategori produk dari brand recognition ini menjadi penting ketika
tertentu. seseorang berada pada suatu point of purchase.
Brand awareness membutuhkan jangkauan Untuk meningkatkan brand recognition nama
kontinum dari perasaan yang tidak pasti bahw merek merek haruslah berbeda, khusus, dan tidak biasa.
tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga konsu- 3. Brand recall
men yakin bahwa produk tersebut merupakan satu- Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat
satunya merek dalam suatu kelompok produk. merek tanpa diberikan stimulus. Pengingatan
kembali terhadap merek didasarkan pada per-
mintaan seseorang untuk menyebutkan merek
tertentu dalam suatu kelas produk. Menurut Keller
(2003) untuk meningkatkan brand recall maka
nama merek yang dipilih harus:
 Nama merek sederhana dan mudah untuk
diucapkan. Kesederhanaan nama merek dapat
mempermudah konsumen dalam memahami
nama merek.
 Kemudahaan untuk diucapkan diperlukan
untuk meningkatkan pengulangan secara lisan
dalam rangka membangun daya ingat yang
kuat. Pengucapan juga mempengaruhi timbul-
Gambar 1. Piramida Brand Awareness nya perhatian dan keinginan konsumen me-
Sumber: Durianto, Sugiarto & Sitinjak (2004:54-55) nyebutkan nama merek secara lisan.
Kristanto: Pengaruh Product Placement pada Film Indonesia Terhadap Brand Awareness 23

 Idealnya nama merek harus jelas dapat di- H1: Product placement dalam film Indonesia akan
pahami dan tidak memiliki arti yang ambigu. mempengaruhi brand awareness konsumen.
 Untuk mempertinggi brand recall nama merek H2: Product placement dalam film Indonesia akan
harus terdengar akrab dan memiliki arti. mempengaruhi purchase intention konsumen.
4. Top of mind H3: Brand awareness dalam film Indonesia akan
Pada tahapan ini, pelanggan mengingat merek mempengaruhi purchase intention konsemen.
sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat
berbicara mengenai kategori produk tertentu,
berada pada posisi istimewa. Dalam pengertian
sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan
dalam benak konsumen tersebut dibandingkan
nama merek-merek lain.

Purchase Intention

Niat adalah salah satu faktor internal yang mem-


pengaruhi perilaku konsumen, niat adalah suatu
bentuk pikiran nyata yang merupakan refleksi dari
rencana konsumen untuk membeli sebuah produk
atau jasa dalam periode waktu tertentu (Schiffman Gambar 2. Kerangka Konseptual
dan Kanuk, 2000). Niat membeli adalah keinginan
Individu untuk membeli merek tertentu yang telah METODE PENELITIAN
dipilih untuk diri mereka sendiri setelah melalui
beberapa evaluasi (Laroche and Zhou, 1996). Dalam Penelitian ini termasuk deskriptif kausal, yang
proses akan melakukan sebuah pembelian, niat bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai
membeli seorang konsumen berkaitan erat dengan kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang
motif yang dimilikinya untuk memakai ataupun timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian
membeli produk atau jasa tertentu. Motif pembelian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian meng-
yang dimiliki setiap konsumen berbeda-beda. angkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang
Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat kondisi, situasi ataupun variabel tersebut (Malhotra,
didefinisikan melalui indikator-indikator sebagai ber- 2012, p.108). Sampel penelitian ini adalah masyarakat
ikut: Surabaya usia 18-35 tahun. Teknik penarikan sampel
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan untuk yang digunakan adalah teknik Non Probability
membeli produk. Sampling yang mana kesempatan setiap individu un-
2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang tuk menjadi sampling tidak sama, bahkan ada unit
untuk merefrensikan produk kepada orang lain. populasi yang nilai probabilitasnya untuk terpilih
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggam- menjadi unit sampel adalah sama dengan 0 atau 1
barkan perilaku seseorang yang memiliki prefe- (Silalahi, 2003 Lebih dalam lagi, peneliti mengguna-
rensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini kan teknik purposive sampling. Purpose sampling
hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan yaitu “pengambilan sampel berdasarkan karakteristik
produ preferensinya. yang sudah ditentukan” (Silalahi, 2003, p. 74). Teknik
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah
perilaku seseorang yang selalu mencari informasi Path analysis, Indicator Reliability dan Internal
mengenai produk yang diminatinya dan mencari Consistency Reliability, Convergent Validity dan
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari Discriminant Validity, Path Coefficient dan T-test.
produk tersebut.
PEMBAHASAN
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
Convergent Validity
Model dalam penelitian ini digambarkan seperti
Gambar 2. Convergent validity berhubungan dengan prinsip
Berdasarkan kerangka konseptual pada Gambar bahwa pengukur (indikator) dari suatu konstruk
2 dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai seharusnya berkorelasi tinggi (Jogiyanto, 2009).
berikut ini: Convergent validity merupakan evaluasi pertama
24 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 10, NO. 1, April 2016: 20-26

pada outer model. Suatu indikator memenuhi conver- struktural penelitian yang disusun dapat menjelaskan
gent validity jika memiliki nilai outer loading > 0.5. fenomena mengenai purchase intention warga Sura-
hasil dari validitas konvergen untuk masing-masing baya atas film Indonesia sebesar 75,1% atas adanya
variable yaitu product placement, brand awareness faktor product placement dan brand awareness di
dan purchase intention. film yang bersangkutan.

Composite Realibility Uji model struktural

Evaluasi composite reliaility dipergunakan Hasil analisa PLS menghasilkan koefisien inner
untuk melihat konsistensi keakuratan sebuah model weight untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari
dari indikator terhadap konstruk. Berikut adalah tabel masing-masing jalur seperti pada tabel 3.
hasil evaluasi composite reliability untuk setiap
Tabel 3. Tabel inner weight
variabel penelitian.
Original Sample T Statistics
Tabel 1. Tabel Composite Realibility (O) (O/STERR)
Brand Awareness  0,422763 4,616804
Composite Reliability Purchase Intention
Brand Awareness 0,960849 Product Placement  0,53814 6,676857
Product Placement 0,940294 Brand Awareness
Purchase Intention 0,925152 Product Placement  0,495580 5,573233
Purchase Intention
Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai composite
reliability untuk semua variabel sudah memiliki nilai Dari hasil inner weight pada tabel di atas dapat
yang lebih besar dari 0,70. Dengan demikian di dalam diuji hipotesis penelitian:
variabel-variabel dalam model struktural tersebut 1. Product Placement pada film Indonesia berpenga-
telah memenuhi composite reliability. ruh terhadap Brand Awareness
Hasil inner weight untuk jalur pengaruh product
Pengujian nilai R-Square placement terhadap brand awareness diperoleh
nilai koefisien sebesar 0,538 dengan nilai T-
Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, di- Statistics sebesar 6,676 yang lebih besar dari
hasilkan nilai koefisien determinasi (R-square) seperti ketetapan 1,96. Berdasarkan hasil tersebut dapat
pada Tabel 2. disimpulkan bahwa product placement pada film
Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan
Tabel 2. Tabel nilai R-Square terhadap brand awareness yang ditunjukkan oleh
R Square warga Surabaya. Pengaruh yang dihasilkan oleh
Brand Awareness 0,289600 product placement terhadap brand awareness
Purchase Intention 0,649825 adalah positif yang berarti apabila product
placement pada film Indonesia semakin bagus
Nilai R-square pada variabel brand awareness maka brand awareness yang ditunjukkan oleh
adalah sebesar 0,289 yang berarti bahwa variabel warga Surabaya juga akan semakin tinggi.
product placement mampu menjelaskan sebesar 2. Product Placement pada film Indonesia berpenga-
28,9% keragaman data brand awareness warga ruh terhadap Purchase Intention
Surabaya atas film Indonesia. Sementara nilai R Hasil inner weight untuk jalur pengaruh product
square pada variabel purchase intention adalah placement terhadap purchase intention diperoleh
sebesar 0,649 yang berarti bahwa product placement nilai koefisien sebesar 0,496 dengan nilai T-
dan brand awareness mampu menjelaskan ke- Statistics sebesar 5,573 yang lebih besar dari
ragaman data variabel purchase intention warga ketetapan 1,96. Berdasarkan hasil tersebut dapat
Surabaya atas film Indonesia sebesar 64,9%. disimpulkan bahwa product placement pada film
Selain itu, untuk melihat kebaikan dari model Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan
struktural juga dapat dihitung nilai Q Square sebagai terhadap purchase intention yang akan dilakukan
berikut: oleh warga Surabaya. Pengaruh yang dihasilkan
Q2 = 1 – {(1-0,289) x (1-0,649} oleh product placement terhadap purchase inten-
= 1 – 0,249 = 0,751 tion adalah positif yang berarti apabila product
placement pada film Indonesia semakin bagus
Hasil perhitungan diperoleh nilai Q2 model maka purchase intention yang akan ditunjukkan
sebesar 0,751 yang menunjukkan bahwa model oleh warga Surabaya juga akan semakin tinggi.
Kristanto: Pengaruh Product Placement pada Film Indonesia Terhadap Brand Awareness 25

3. Brand Awareness pada film Indonesia berpenga- katkan brand awareness. Product placement juga
ruh terhadap Purchase Intention memberikan pengaruh positif terhadap purchase
Hasil inner weight untuk jalur pengaruh brand intention baik secara langsung maupun melalui brand
awareness terhadap purchase intention diperoleh awareness.
nilai koefisien sebesar 0,423 dengan nilai T-
Statistics sebesar 4,617 yang lebih besar dari Saran
ketetapan 1,96. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa brand awareness pada film Penggunaan product placement pada film Indo-
Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan ter- nesia semakin berkembang. Bagi produsen tentunya
hadap purchase intention yang ditunjukkan oleh hal ini adalah sebuah peluang. Berdasarkan kesimpul-
warga Surabaya. Pengaruh yang dihasilkan oleh an dari hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat
brand awareness terhadap purchase intention diajukan adalah:
adalah positif yang berarti apabila brand aware- 1. Untuk meningkatkan niat membeli maka sponsor
ness pada film Indonesia semakin bagus maka dari product placement harus sesuai dengan jenis
purchase intention yang ditunjukkan oleh warga film dan juga target penonton dari film tersebut.
Surabaya juga akan semakin tinggi. 2. Strategi penggunaan product placement yang
dilakukan sebaiknya berupa placement eksplisit
KESIMPULAN DAN SARAN yang menunjukan kelebihan dari produk.
3. Penggunaan product placement harus tetap diba-
Kesimpulan rengi dengan jenis promosi lainnya. Hal ini dilaku-
kan untuk terus meningkatkan awareness konsu-
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti men terhadap produk dan juga untuk mengajak
membahas mengenai pengaruh product placement konsumen membeli produk tersebut.
terhadap brand awareness dan purchase intention
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Penelitian mendatang mengenai product place-
1. Adanya pengaruh positif dan signifikan antara ment di Indonesia sebaiknya memilih model, produk,
product placement pada film Indonesia terhadap media dan juga populasi yang saling sesuai untuk
brand awareness masyarakat Surabaya. Hasil memberikan hasil yang lebih baik. Penelitian men-
inner weight untuk jalur pengaruh product place- datang juga diharapkan bisa memberikan sebuah
ment terhadap brand awareness diperoleh nilai perbandingan antar produk atau antar media yang
koefisien sebesar 0,538 dengan nilai T-statistics menggunakan product placement.
sebesar 6,676 yang lebih besar dari ketetapan 1,96. Pada penelitian mendatang, peneliti dapat men-
Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpul- cari tau hubungan antara product placement dengan
an semakin baik dari sebuah penempatan produk brand ambassador untuk mengetahui sejauh mana
pada film Indonesia maka brand awareness yang efektifitas dari sebuah product placement.
ditunjukan oleh warga Surabaya juga akan se- Praktisi yang menggunakan product placement
makin tinggi. sebaiknya juga menggunakan sarana promosi lain
2. Pengaruh product placement terhadap purchase yang bisa mendukung sarana promosi lain yang
intention menunjukan nilai yang positif dan signi- mendukung efektifitas product placement, terutama
fikan. Dalam hal ini ketika penonton film Indo- untuk meningkatkan niat membeli.
nesia dapat menyadari adanya penempatan produk
pada sebuah film yang mereka tonton maka akan DAFTAR PUSTAKA
memberikan dampak positif terhadap purchase
intention pada produk atau merek tersebut. Belch, G.E., & Belch, M.E. (2004). Advertising and
3. Pengaruh brand awareness terhadap purchase Promotion. New York: McGraw-Hill, Inc.
intention menunjukan nilai yang positif dan signi- David, A.A. (1996). Manajemen Equitas Merek.
fikan. Semakin baik kesadaran sebuah merek Jakarta: Spectrum Mitra Utama.
dalam hal mengenal dan mengingat akan suatu Durianto, D., Sugiarto, & Sitinjak, T. 2004. Strategi
merek pada film Indonesia yang ditonton maka menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan
semakin berpengaruh positif pula pada purchase Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
intention warga Surabaya. Utama.
Ferdinand. (2006). Pengembangan Minat Beli Merek
Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpul- Ekstensi. Badan Penerbit Universitas Dipone-
an bahwa product placement efektif untuk mening- goro. Semarang.
26 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 10, NO. 1, April 2016: 20-26

Jogiyanto, HM. (2009). Analisis dan Desain. Yogya- Rosenberg, M.K. (2000). The e-learning Readiness
karta: Andi OFFSET. Survey. Retreived 5 April, 2015, from:
Keller, K.L. (2003). Strategic Brand Management, http://www.ucalgary.ca/srmccaus/eLearning_Su
Building, Measuring, and Managing Brand rvey.pdf.
Equity (2nd ed). USA: Prentice Hall. Russel, C.A. (1998). Toward a Framework of
Khairunnisa. (2005). 53 Persen Pemirsa Nilai Iklan Product Placement: Theoretical Propositions, in
Televisi Membosankan; http://www.tempo.co/ Advances in Consumer Research, vol. 25,
read/news/2005/03/03/05657418/53-Persen- Joseph W. Alba and J Wesley Hutchinson, eds.,
Pemirsa-Nilai-Iklan-Televisi-Membosankan Provo, UT: Association for Consumer Research,
(akses 11 Maret 2015).
357-362.
Laroche, M., Kim, C. and Zhou, L. (1996). „Brand
familiarity and confidence as determinants of Silalahi U. (2003). Studi Tentang Ilmu Administrasi.
purchase intention: an empirical test in a Bandung: Sinar Baru Aglesindo.
multiple brand context‟, Journal of Business Schiffman, L.G., & Kanuk, L.L. (2000). Consumer
Research, 37(2), 115-120. Behavior. 7thed. New Jersey: Prentice Hall.
Malhotra, N.K. (2012). Basic Marketing Research Van der Walt, DLR & Du Toit, Redelinghuys, R.
(4thed). New Jersey: Pearson Education. Inc. (2007). Does Branded Product Placement in
Norris, C.E., & Colman, A.M. (1993). Context Film Enhance Realism and Product Recognition
Effects on Memory for Television Advertise- by Consumers? African Journal of Business
ments. Social Behavior and Personality, 21(4), Management pp.019-025.
279-296. You, I. (2004). Product Placement Belief and Product
Panda, T.P. (2004). Effectiveness of Product Place- Usage Behavior in South Korea and the United
ments in Indian Films and Its Effects on Brand States. Thesis Master in University of Florida.
Memory and Attitude with Special Reference to Kompasiana (23/03/2015). Meningkatkan Kualitas
Hindi Films. Jurnal of Indian Institute of Film, Mengatrol Jumlah Penonton. Retreived
Management Kozhikode. 2015.

Anda mungkin juga menyukai