Anda di halaman 1dari 12

BAB 15

EKUITAS PEMEGANG SAHAM: MODAL KONTRIBUSI

 Ekuitas pemegang saham menunjukkan:


1. Jumlah kontribusi dari para pemegang saham
2. Bagian yang dihasilkan & yang ditahan oleh perusahaan

 Laba adalah pengembalian atas ekuitas (return on equity capital) &


termasuk hanya arus kas masuk yang melebihi jumlah yang diperlukan untuk
mempertahankan modal.

SIFAT DASAR EKUITAS PEMEGANG SAHAM


 Kepentingan pemilik atau pemegang saham pada perusahaan bisnis adalah
suatu kepentingan sisa (residual interesuatu).
 Sumber utama ekuitas
1. Kontribusi pemegang saham (modal disetor)
2. Laba (penghasilan) yang ditahan oleh perusahaan

 Modal adalah bagian ekuitas pemegang saham yang disyaratkan menurut


anggaran dasar untuk ditahan dalam perusahaan sebagai perlindungan bagi
kreditor.
 Umumnya modal dasar adalah nilai nominal semua saham yang diterbitkan,
ttpi jika saham tanpa nilai nominal diterbitkan, itu bisa berupa:
1. Total dari pembayaran untuk saham tersebut
2. Jumlah minimum yang ditetapkan dalam hukum perseroan yang berlaku
3. Jumlah yang diputuskan oleh dewan komisaris menurut kebijksanaannya.

 Modal kontribusi (modal disetor) adalah jumlah uang yang dikeluarkan


dimuka oleh pemegang saham untuk dipakai dalam bisnis perusahaan.
 Modal yang dihasilkan adalah modal yang terdiri dari semua laba yang
belum dibagikan & tetap diinvesuatuasikan pada perusahaan.

BENTUK PERSEROAN DARI KESATUAN


 Tiga jenis utama organisasi bisnis
1. Perusahaan perorangan,
2. Firma, &
3. Perseroan, bentuk yang paling dominan

 Dari segi kepemilikan, Perseroan diklasifikasikan sbb:


1. Perseroan Sektor Masyarakat; unit-unit pemerintah atau operasi bisnis
yang dimiliki unit-unit pemerintah (seperti Federal Deposit Insurance
Corp)
2. Perseroan Sektor Swasuatua
a. Bukan Saham: bersifat nirlaba & tak menerbitkan saham (spt tempat
ibadah, yayasan sosial & sekolah)
b. Saham: yang beroperasi untuk mencari laba & menerbitkan saham
i. Perseroan tertutup (non-publik): saham dipegang oleh beberapa
pemegang saham (mungkin satu keluarga) & tak tersedia untuk
pembelian umum.
1
ii. Perseroan terbuka; saham dijual secara luas & dipegang oleh
masyarakat umum
(a). Perseroan terdaftar; saham diperdagangkan pada suatu
bursa efek/stock exchange yang terorganisasi
(b). Perseroan tak terdaftar/paralel (over-the–counter corp):
saham diperdagangkan pada suatu pasar dimana pialang surat
berharga (securities dealers) membeli dari & menjual kepada
publik.

 Bentuk perusahaan mempengaruhi akuntansi dari segi:


1. Pengaruh ketentuan hukum
2. Penggunaan saham modal atau sistem saham
3. Pengembangan berbagai kepentingan kepemilikan
4. Kewajiban terbatas pemegang saham
5. Formalitas pembagian laba

SAHAM MODAL ATAU SISTEM SAHAM


 Hak pemegang saham dari setiap lembar saham adalah
1. Membagi laba & rugi secara proporsional
2. Ikut serta dalam manajemen (hak untuk memilih direktur) secara
proporsional
3. Membagi aktiva perusahaan bila terjadi likuidasi secara proporsional
4. Ikut serta secara proporsional dalam penerbitan saham.

 Tiga hak pertama berlaku untuk semua perusahaan, sdgkan hak ke-4 mrp
hak istimewa untuk melindungi pemegang saham dari kehilangan hak
kepemilikan di luar kemauannya.
 Keuntungan dari sistem saham adalah kemudahannya dalam pemindahan
hak perusahaan dari seseorang ke orang lain. Orang yang memiliki
saham dalam suatu perusahaan dpt menjual sahamnya ke pihak lain tiap
saat dengan harga tertentu tanpa harus meminta izin dari perusahaan atau
pemegang saham.
 Oki, perusahaan menggunakan jasa registrars & transfer agents yang
memberikan jasa pencatatan & pemindahtanganan saham

JENIS-JENIS HAK KEPEMILIKAN


 Common Stock adalah hak perseroan tersisa yang menanggung risiko
terbatas bila terjadi kerugian & menerima manfaat bila terjadi keuntungan.
 Prefered Stock adalah sebagai ganti untuk preferensi khusus, pemegang
saham selalu mengorbankan beberapa hak yang terkandung pada saham
modal

KEWAJIBAN PEMEGANG SAHAM YANG TERBATAS


 Pemilik perseroan yaitu para pemegang saham yang menyumbangkan
kekayaan/jasa kepada perush sebagai ganti untuk saham kepemilikan &
kekayaan/jasa tersebut mrp batas kerugian pemegang saham
 Nilai nominal saham adalah saham yang memiliki nilai tetap tercetak pada
setiap lbr saham

2
 Saham pada nilai premi/agio atau diskonto/disagio adalah saham modal
perseroan diterbitkan di atas atau di bawah nominal

 Kewajiban kontinjen pemegang saham / saham yang dibeli pada harga di


bawah nilai nominal:
1. kewajiban kpada kreditor perush, bukan kpada perush itu sendiri.
2. menjadi kewajiban yang sebenarnya hanya jika jumlah di bawah nominal
hrs dikumpulkan untuk membayar kreditor jika perush dibubarkan
3. tgg jwb pemegang sertifikat asli pada saat pembubaran perush kecuali
oleh kontrak dimana tgg jwb ini dialihkan kpada pemegang lain.
FORMALITAS PEMBAGIAN LABA, hal yang perlu diperhatikan:
1. Pembagian kpada pemilik hrs mematuhi hukum perseroan,
2. Pembagian kpada pemegang saham hrs disetujui oleh dewan
komisaris/direksi (board of directors),
3. Dividen hrs sesuai dg kontrak saham modal spt hal preferensi, partisipasi dll.

AKUNTASI UNTUK PENERBITAN SAHAM


Saham Nilai Nominal
 Penerbitan saham dg nilai nominal, sbb:
1. Saham Biasa, memperlihatkan nilai nominal saham terbitan perseroan.
2. Agio saham. Menunjukkan kelebihan atas nilai nominal yang disetor oleh
pemegang saham sebagai ganti saham yang diterbitkan. Kelebihan di
atas nilai nominal mjd bagian modal disetor perush,
3. Disagio Saham. Menunjukkan bhw saham diterbitkan di bawah nilai
nominal. Pemegang saham yang diterbitkan di bawah nilai nominal dpt
diminta membayar jumlah diskonto jika diperlukan untuk melindungi
kreditur dari kerugian bila perush dilikuidasi.

Contoh Colonial Corporation mengeluarkan 100 lbr saham dg harga Rp1.100


dg nilai nominal Rp5 per saham. Pencatatan pembukuannya:
Kas 1.100
Saham Biasa 500
Agio Saham Biasa 600

Jika diterbitkan saham senilai Rp300, maka pencatatnnya sbb:


Kas 300
Disagio Saham Biasa 200
Saham Biasa 500

 Pada kasus pencatatan jurnal secara resmi hrs dilakukan untuk otorisasi
saham, perlu memperhatikan hal berikut:
1. saham preferen atau saham biasa yang diotorisasi. Menunjukkan
jumlah total dari saham modal yang diotorisisi.
2. saham preferen atau saham biasa yang belum diterbitkan.
Menunjukkan total saham otorisasi yang belum diterbitkan. Jk saham
yang blm diterbitkan dikurangkan dari jml saham otorisasi, diperoleh jml
saham yang telah diterbitkan

3
SAHAM TANPA NILAI NOMINAL
 Alasan penerbitan saham tanpa nilai nominal:
1. menghindari kewajiban kontinjen yang mungkin timbul jika saham dg nilai
nominal diterbitkan dg disagio
2. jk saham tak mpy nilai nominal, timbul kerancuan antara nilai nominal &
nilai wajar.
Contoh Video electronic corp didirikan dg 10.000 lembar saham biasa yang
diotorisasi tanpa nilai nominal. Tak ada pencatatan selain memo, yang perlu
dibuat untuk otorisasi karena tak ada jumlah uang yang terlibat. Jika 500 lembar
saham kmd diterbitkan dg harga Rp10 per saham, pencatatannya sbb:

Kas 5.000
Saham Biasa – tanpa nilai nominal 5.000
Jika 500 lbr saham diterbitkan lagi seharga Rp11 per saham, pencatatannya
sbb:
Kas 5.500
Saham Biasa – tanpa nilai nominal 5.500

 Saham tanpa nilai nominal hrs dicatat pada harga penerbitannya tanpa
tambahan agio atau disagio.
 Nilai tetapan (suatuated value) adalah nilai minimum dimana saham tak dpt
diterbitkan di bawah nilai itu.
Contoh 1000 lbr saham, nilai tetapan Rp5 diterbitkan Rp15 per lbr &
pembayaran tunai, pembukuannya sbb:
Kas 15.000
Saham Biasa 15.000
Atau
Kas 15.000
Saham Biasa 5.000
Agio Saham 10.000

SAHAM DIJUAL ATAS DASAR PESANAN (SUBSCRIPTION)


 Dilakukan jika:
1. perush kecil melakukan “go public”
2. perseroan menawarkan saham kpada pegawainya agar karyawan
berpartisipasi dalam kepemilikan perush. Hanya dilakukan pembayaran
sebagian & saham tak diterbitkan hingga harga pesanan penuh diterima.

 Akuntansi untuk saham dipesan:


1. saham biasa atau preferen yang dipesan, menunjukkan kewajiban
perseroan untuk menerbitkan saham suatulh pembayaran akhir saldo
pesanan.
2. piutang pesanan (subscriptions receivable), menunjukkan jumlah yang
hrs ditagih sblm saham pesanan akan diterbitkan.
 Pemesan yang telah menandatangani kontrak pesanan, memiliki hak &
keisuatuimewaan yang sama sebagai pemegang saham yang mpy saham
yang beredar
Contoh Lubradite Corp. menawarkan saham atas dsr pesanan pada masy
tertentu & berhak membeli 10 lbr saham (nilai nominal Rp5) seharga Rp20 per

4
saham. 50 org menerima tawaran perush & akan membayar 50% uang muka &
50% lagi pada akhir bulan keenam.
Pada tgl penerbitan
Piutang pesanan 10.000
Saham Biasa yang Dipesan 2.500
Agio Saham 7.500
(untuk mencatat penerimaan pesanan 500 lembar saham)
Kas 5.000
Piutang Pesanan 5.000
(untuk menctt penerimaan angsuran I: 50% dari total jml tempo saham yang
dipesan)

ketika pembayaran akhir diterima & saham diterbitkan, ayat jurnalnya adalah:
Enam bulan kmd
Kas 5.000
Piutang pesanan 5.000
(untuk mencatat penerimaan angsuran akhir saham
pesanan)
Saham Biasa yang dipesan 2.500
Saham Biasa 2.500
(untuk menctt penerbitan 500 lbr saham suatulh penrimaan angsuran akhir dari
pemesan)

SAHAM DITERBITKAN DALAM GABUNGAN DG SURAT BERHARGA LAIN


(LUMP SUM)
 Dua metoda alokasi:
1. Metoda Proporsional
2. Metoda Inkremental

Metoda Proporsional
 Jika nilai pasar atau dasar lain tersedia, maka nilai lump sum dialokasikan
atas surat berharga secara proporsional, yaitu rasio surat berharga thdp
total.
 Contoh 1000 lbr saham biasa dg nominal Rp10 memiliki harga pasar Rp20
per saham & 1000 lbr saham preferen dg nilai Rp10 & harga pasar Rp12 per
saham diterbitkan dg nilai lump sum Rp30.000; alokasi sbb:

Nilai pasar wajar saham biasa (1000 x Rp20) Rp20.000


Nilai pasar wajar saham prefren (1000 x Rp12) 12.000
Nilai pasar wajar agregat Rp32.000

Rp20.000
Alokasi untuk saham biasa = X Rp30.000 = Rp18.750
Rp32.000
Alokasi untuk saham Rp12.000
= X Rp30.000 = Rp11.250
preferen Rp32.000

5
Total Alokasi Rp30.000

Metoda Inkremental
 Jika nilai pasar wajar tak dpt ditentukan, metoda inkremental digunakan. Nilai
pasar surat berharga digunakan sebagai dasar alokasi nilai saham yang
diketahui & sisanya dialokasikan pada saham yang nilai pasarnya tak
diketahui.
 Contoh 1000 lbr saham biasa dg nilai nominal Rp10 & harga pasar Rp20 per
saham & 1000 lbr saham preferen dg nilai nominal Rp10 tak memiliki harga
pasar yang diterbitkan dg nilai lump sum Rp30,000, alokasi sbb:

Lump sum Rp30.000


Alokasi untuk saham biasa (1,000 saham x nilai pasar Rp20) 20.000
Saldo yang dialokasikan untuk saham preferen Rp10.000

Jika tak ada nilai pasar wajar yang dpt ditentukan untuk setiap kelas saham
yang terlibat dalam pertukaran sekaligus, alokasi hrs dilakukan secara arbitrer.
Arbitrer digunakan agar dpt dilakukan penyesuaian jika nilai pasar masa depan
terbentuk.

SAHAM YANG DITERBITKAN DALAM TRANSAKSI BUKAN KAS


 Jika saham diterbitkan untuk jasa/kekayaan selain kas, maka kekayaan/jasa
dicatat pada nilai pasar wajar saham yang diterbitkan atau pada nilai pasar
wajar saham dari penerimaan bukan kas, mana yang dpt ditentukan secara
lebih jelas.

 Saham yang blm diterbitkan atau saham treasuri (saham diterbitkan yang
telah dibeli kembali ttp blm ditarik) dpt ditukar dg kekayaan/jasa, dg
memperhatikan:
1. Diket nilai pasar wajar saham treasuri, digunakan untuk menilai
kekayaan/jasa
2. Tak diket nilai pasar saham treasuri, digunakan nilai pasar wajar
kekayaan/jasa

Contoh prosedur pencatatan penerbitan 10.000 lbr saham biasa dg nilai


nominal Rp10 yang diukur dg suatu paten.
1. Nilai pasar wajar paten blm dpt ditetapkan ttp nilai pasar wajar atas saham
diket Rp140.000
Paten Rp140.000
Saham Biasa Rp100.000
Agio Saham Rp40.000

2. Nilai pasar wajar dari saham blm dpt ditentukan, ttp nilai pasar wajar dari
paten ditetapkan Rp150.000
Paten Rp150.000
Saham Biasa Rp100.000
Agio Saham Rp50.000

6
3. Nilai pasar wajar dari saham maupun dari paten blm dpt ditentukan.
Konsultan yang independen menetapkan nilai paten Rp125.000 & dewan
komisaris setuju.
Paten Rp125.000
Saham Biasa Rp100.000
Agio Rp25.000

PENILAIAN ATAS SAHAM


 Perusahaan dpt menilai/assessment pemegang saham pada jumlah
tambahan di atas nilai kontribusi sebenarnya, kmd menetapkan apakah
saham yang semula dijual pada disagio atau agio.
 Jika saham semula dinilai pada disagio, hasil tambahannya dikredit pada
perkiraan disagio.
 Jika saham semula diterbitkan pada nilai agio, perkiraan Modal Disetor yang
Berasal dari Penilaian dikredit.

BIAYA PENERBITAN SAHAM


 Biaya yang berkaitan dg akuisisi modal perush dari penerbitan surat
berharga:
1. Biaya pengacara
2. Biaya akuntan publik
3. Biaya penjamin (underwriter) & komisi
4. Pengeluaran pencetakan & pengiriman sertifikat & laporan regisuaturasi
5. Beban untuk pengajuan pada SEC/bursa saham
6. Bebab adminisuaturasi & klerikal untuk penyaituapan
7. Biaya iklan penerbitan

 Dua metoda akuntansi untuk biaya penerbitan awal


1. Memperlakukan biaya penerbitan sebagai pengurangan atas jumlah yang
disetor, krn tak berkaitan dg operasi perush
2. Memperlakukan biaya penerbitan sebagai biaya pendirian

REAKUISISI SAHAM
 Sebab perush membeli kembali sahamnya yang beredar:
1. Untuk memenuhi kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yang potensial
2. Menambah laba per saham dg mengurangi saham yang beredar.
3. Untuk menghindari usaha pengambilalihan atau mengurangi jumlah
pemegang saham
4. Membentuk pasar bagi saham.
5. Untuk mengurangi operasi.

METODA AKUNTANSI UNTUK SAHAM TREASURI


 Dua metoda akuntansi untuk saham treasuri
1. Metoda Biaya (cosuatu); mendebet saham treasuri untuk biaya
reakuisisi & dilaporkan sebagai pengurang modal disetor & laba ditahan di
neraca
2. Metoda Nilai Nominal; menctt transaksi saham treasuri pada nilai
nominal & melaporkannya sebagai pengurang atas saham modal

7
Saham Treasuri Diperhitungkan pada Biaya
 Perkiraan saham treasuri didebet untuk biaya saham yang dibeli & dikredit
ketika saham diterbitkan kembali.
 Dalam metoda biaya, harga yang diterima untuk saham pada saat diterbitkan
mula-mula tak mempengaruhi ayat jurnal untuk menctt akuisisi & penerbitan
kembali saham treasuri.

Contoh
1. 1000 lembar saham biasa dg nilai nominal Rp100 diterbitkan dg harga
Rp110
Kas Rp110.000
Saham Biasa Rp100.000
Agio Saham Biasa 10.000

2. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pada harga Rp112


Saham Treasuri Rp11.200
Kas Rp11.200

3. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pada Rp112


Kas Rp1.120
Saham Treasuri (10 saham pada Rp112 per Rp1.120
lbr)

4. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pada Rp130


Kas Rp1.300
Saham Treasuri (10 saham pada Rp112 per Rp1.120
lbr)
Agio Saham Treasuri 180

5. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pada Rp98


Kas Rp980
Disagio Saham Treasuri 140
Saham Treasuri (10 saham pada Rp112 Rp1.120
per lbr)

6. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali Rp105


Kas Rp1.050
Agio Saham Treasuri 40
Laba Ditahan 30
Saham Treasuri (10 saham pada Rp112 Rp1.120
per lbr)

8
Saham Treasuri yang Dihitung pada Nilai Nominal
 Dasar teori: pembelian atau akuisisi lainnya atas saham treasuri sebenarnya
mrp penarikan konsuaturuktif atas saham tersebut
 Biaya akuisisi dari saham treasuri diperbandingkan dg jumlah yang diterima
pada saat penerbitan awal
 Lebih bi akuisisi di atas harga penerbitan awal dibebankan pada Laba
Ditahan
 harga penerbitan awal melebihi harga beli saham treasuri dibebankan pada
Agio Saham Treasuri

Contoh
1. 1000 lembar saham biasa dg nilai nominal Rp100 diterbitkan dg harga
Rp110
Kas Rp110.000
Saham Biasa Rp100.000
Agio Saham Biasa 10.000

2. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pada harga Rp112


Saham Treasuri (100 lb pada nilai nominal Rp10.000
Rp100)
Agio Saham Biasa 1.000
Laba Ditahan 200
Kas Rp11.200

3. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pada Rp98


Saham Treasuri (100 lb pada nilai nominal Rp10.000
Rp100)
Agio Saham Biasa 1.000
Kas Rp9.800
Agio Saham Treasuri 1.200

4. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pada Rp105


Saham Treasuri (100 lb pada nilai nominal Rp10.000
Rp100)
Agio Saham Biasa 1.000
Kas Rp10.500
Agio Saham Treasuri 500

5. 100 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pada Rp115


Kas Rp11.500
Saham Treasuri (100 saham pada nilai Rp10.000
nominal Rp100)
Agio Saham Biasa 1.500

6. 100 lembar saham treasuri diterbitkan kembali Rp104


Kas Rp10.400
Saham Treasuri (100 saham pada nilai Rp10.000
nominal Rp100)
Agio Saham Biasa 400

9
7. 100 lembar saham treasuri diterbitkan kembali Rp94
Kas Rp9.400
Agio Saham Treasuri 600
Saham Treasuri (100 saham pada nilai Rp10.000
nominal Rp100)

PENARIKAN SAHAM TREASURI


Contoh: penarikan 10 lb saham biasa dg nilai nominal Rp100 yang diterbitkan
pada Rp110

Metoda Biaya Metoda Nilai Nominal


Jika saham treasuri dibeli pada Rp112
Saham Biasa 1.000
Agio Saham 100 Saham Biasa 1.000
Laba Ditahan 20 Saham Treasuri 1,000
Saham Treasuri 1.120
Jika saham treasuri dibeli pada Rp98
Saham Biasa 1.000
Agio Saham 100
Modal Disetor dari Penarikan Saham Biasa 1.000
Saham Biasa 120 Saham Treasuri 1.000
Saham Treasuri 980

SAHAM TREASURI DI NERACA


 Pelaporan saham treasuri pada neraca berdasarkan metoda biaya atau nilai
nominal

Metoda Biaya Untuk Melaporkan Saham Treasuri


Ekuitas pemegang saham
Saham biasa Rp1; otorisasi 2jt lb; diterbitkan 1,5jt lb Rp1.500.000
Tambahan modal disetor 3.600.000
Total modal disetor 5.100.000
Laba ditahan 4.781.484
Total modal disetor & laba ditahan 9.881.484
Dikurangi: biaya saham treasuri (80.000 lb) (480.000)
Total ekuitas pemegang saham Rp9.401.484

Metoda Nilai Nominal Untuk Melaporkan Saham Treasuri


Ekuitas pemegang saham
Saham biasa Rp1 nominal; otorisasi 2jt lb; diterbitkan 1,5jt Rp 1.500.000
lb (80.000)
Dikurangi: saham treasuri (80.000 lb pada nilai nominal) 1.420.000
Saham biasa yang beredar 3.200.000
Tambahan modal disetor 4.620.000
Total modal disetor 4.781.484
Laba ditahan Rp 9.401.484
Total ekuitas pemegang saham

10
KARAKTERISTIK SAHAM PREFEREN
 Saham preferen (SP) adalah saham dg keistimewaan krn memiliki
preferensi yang tak dimiliki oleh saham biasa
 Kelebihan SP (seringkali berkaitan dg penerbitan):
1. Preferensi atas deviden
2. Prefrensi atas aktiva pada saat likuidasi
3. Dapat dikonversi ke saham biasa
4. Dapat ditebus opsi perseroan
5. Tak mpy hak suara.

KEISTIMEWAAN SAHAM PREFEREN


1. Kumulatif. Dividen tak dibayar pada suatu th hrs dibayarkan th berikutnya
sblm laba dpt dibagikan kpada pemegang saham biasa.
2. Partisipasi. Pemegang saham preferen partisipasi membagi rata dg
pemegang saham biasa pada pembagian laba di luar tk yang ditentukan.
3. Konvertibel. Pemegang saham dpt menukar saham preferen dg saham
biasa pada rasio yang telah ditentukan sblmnya, berdasarkan hak opsinya.
4. Dapat ditarik (callable). Perush penerbit saham dpt menarik atau menebus
berdasar hak opsi, saham preferen yang beredar pada tgl tertentu di masa
depan & pada harga yang ditentukan.

TAMBAHAN MODAL DISETOR


 Transaksi dasar yang mempengaruhi tambahan modal disetor adalah
Tambahan Modal Disetor
1. Disagio saham modal yang 1. Agio saham modal yang diterbitkan
diterbitkan 2. Penjualan saham treasuri di atas
2. Penjualan saham treasuri di harga pokok
bawah harga pokok 3. Modal tambahan yang timbul pada
3. Penyerapan kekurangan dalam rekapitalisasi atau revisi pada
suatu rekapitulasi (kuasi- suaturuktur modal (kuasi-
reorganisasi) reorganisasi)
4. Pengumuman dividen likuidasi 4. Penilaian tambahan pada pmg
saham
5. Konversi obligasi konvertibel atau
saham preferen
6. Pengumuman dividen saham “kecil”
(biasa)

POS-POS EKUITAS TAMBAHAN


MODAL DONASI & REVALUASI
 Pos lain yang dilaporkan pada ekuitas pmg saham sebagai suatu bentuk
modal tambahan:
1. modal donasi &
2. modal revaluasi atau modal apresiasi yang belum direalisasi.
 Modal donasi berasal dari hibah kpada perush oleh pmg saham & kreditur.
 Modal revaluasi berasal dari kenaikkan atau penurunan aktiva dari harga
pokok

11
 Klasifikasi ekuitas pemegang saham hrs dibedakan:
1 Saham Modal 4 Modal Revaluasi
2 Tambahan Modal Disetor 5 Laba Ditahan
3 Modal Donasi

12

Anda mungkin juga menyukai