Anda di halaman 1dari 2

ADAKAH KEHIDUPAN SEBELUM KEMATIAN?

Oleh:
Ferlansius Pangalila

Pertanyaan yang penting adalah apakah ada kehidupan sebelum kematian? Bukan apakah
ada kehidupan setelah kematian. Tak ada yang bisa menjamin atau memastikan secara logis soal-
soal adakah kehidupan setelah kematian. Tetapi soal adakah kehidupan sebelum kematian, kita
yah masing-masing diri kita dapat memastikan soal ini. Pertanyaan dalam bentuk lain, apakah kita
benar-benar hidup sebelum kita benar-benar mati?

Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya hidup, mereka makan, berjalan,
bekerja, menikah dan bahkan berketurunan dalam keadaan tidak sadar. Melakukann semua itu
pada saat mereka sedang tidur dan bermimpi, tanpa benar-benar menyadarinya. Tidak sedikit
diantara kita melakukannya hanya sekedar menjalani hidup sebagaimana seharusnya. Bekerja
untuk makan, lalu melakukan ini dan melakukan itu hanya untuk menunjukan kepada dunia bahwa
kita sedang hidup karena malakukan semua ini. Tetapi apakah kita benar-benar hidup?

Banyak orang bahkan lebih gila lagi melakukan ini dan itu agar supaya mendapatkan
kehidupan yang lebih baik setelah mati, yah setelah benar-benar mati. Bahkan demi kehidupan
setelah kematian, bagaikan kerasukan dan kehilangan akal sehat melakukan berbagai perbuatan
yang justru mengingkari arti kehidupan saat ini. Apakah memang hidup kita saat ini tidak berharga
sehingga kita rela menukarnya dengan kehidupan lain selain kehidupan kita sekarang ini?

Banyak orang juga menganggap hidup sekarang ini tidak cukup jika hanya 20 tahun, 30
tahun atau bahkan 100 tahun, maka mereka berupaya untuk hidup abadi, hidup selama-lamanya.
Melakukan ini dan itu hanya agar supaya hidup abadi. Adakah orang yang hidup abadi? Barangkali
tidak ada dalam arti yang benar-benar hidup? Abadi berarti juga tidak ada masa lalu dan tidak ada
masa yang akan datang. Yang ada hanyalah masa sekarang, yah waktu sekarang, detik ini yang
terus ada dan abadi. Jadi tidak penting merasa bangga atau merasa malu dengan masa lalu, atau
kuatir dengan masa yang akan datang, masa lalu dan masa yang akan datang adalah soal waktu
yang hanyalah ilusi, permainan otak kita saja.
Jika kita menganggap bahwa kita benar-benar hidup saat ini maka yang pertama kita
lakukan adalah menyadarinya, bahwa kita sementara hidup. Dan melakukan ini itu karena kita
hidup bukan karena kita akan hidup nanti apalagi agar kita hidup lebih baik setelah kita benar-
benar mati. Makanlah dengan kesadaran, berjalanlah dengan kesadaran, bekerjalah dengan
kesadaran, menikahlah dengan kesadaran dan seterusnya dan seterusnya. Mengapa, karena kita
saat ini sedang tidur, bagai patung bernyawa, hanya daging yang bernafas tanpa arti hidup. Maka
tidak heran ada orang bijak menyuruh kita bangun dan berjalan, artinya Sadar dan Hiduplah.

On board Kupang – Jakarta (Batik Air ID 6541, 19 C)


Minggu, 09 Desember 2018
08.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai