Anda di halaman 1dari 18

SERI PENGHARAPAN HIDUP

Harapan
Setelah
Kematian

Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat


memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau
orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup.
Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau
denominasi apa pun.

santapanrohani.org
Harapan Setelah
Kematian
“ Tak seorang pun ingin mati.”
tidak banyak hal yang lebih
menakutkan daripada kematian.
Kematian membayang-bayangi
kehidupan kita dan mengingatkan
kita bahwa segala sesuatu yang kita
sayangi dapat hilang dalam sekejap.
Baik karena penyakit, kecelakaan, atau
usia lanjut, kematian tak terelakkan.
Meski ada orang yang lebih siap untuk
mati, bahkan beberapa mungkin
mendambakannya, kebanyakan dari kita
takut pada kematian. Itu wajar, karena
kebanyakan dari kita hampir mustahil
dapat sepenuhnya menaklukkan rasa
takut akan kematian. Kita belum
menemukan cara untuk mengalahkan
maupun meloloskan diri dari kematian.
Jika Anda merasa takut mati, tak perlu
sungkan—Anda tidak sendirian.
Steve Jobs, pendiri Apple dan otak
di balik produk iPhone, mengatakan
dalam pidatonya pada tahun 2005: “Tak

1
seorang pun ingin mati. Bahkan orang
yang ingin ke surga tidak menginginkan
kematian untuk sampai di sana.”
Jobs mengetahui dengan persis apa
yang dikatakannya karena ia telah
didiagnosis dengan kanker pankreas
dan diberi tahu bahwa waktu hidupnya
tinggal tiga sampai enam bulan. Kita
melihat sekilas apa yang dipikirkan
Jobs dari reaksi awalnya saat menerima
berita buruk tersebut. “Aku hidup
dengan diagnosis itu sepanjang hari,”
kenangnya. Jobs meninggal dunia pada
tahun 2011.
Kenapa kita begitu takut untuk
mati? Apa yang sebenarnya kita takuti?
Mungkin Anda dapat sepakat dengan
dengan persepsi umum berikut:
Kematian melambangkan suatu
akhir. Kematian tidak dapat ditawar—
itu menandakan akhir dari waktu
kita di bumi ini. Kita tidak dapat lagi
mencapai harapan dan impian kita atau
memperbaiki kesalahan dan kekeliruan
kita.
Kematian melambangkan kehilangan
yang mutlak. Kita bukan hanya akan
kehilangan tubuh kita, tetapi juga
identitas kita, kehormatan kita,
dan keberartian kita. Kematian juga
memisahkan kita dari orang-orang yang
2
kita kasihi, meninggalkan mereka—atau
kita—tanpa apa pun kecuali kenangan.
Sekalipun kita siap menghadapi
kematian kita sendiri, kita mungkin
mengkhawatirkan orang-orang yang
kita tinggalkan dan cemas kalau-kalau
mereka tidak terurus sewaktu kita tiada.
Kematian melambangkan sesuatu
yang tidak diketahui. Ada apa setelah
kematian? Apa yang akan terjadi dan
siapa yang akan kita temui? Apakah
surga atau neraka itu ada? Akankah
kita bertemu dengan Allah dan
mempertanggungjawabkan segala
perbuatan kita? Meski ada orang yang
memang menanti-nantikan apa yang
tidak diketahui itu, kebanyakan dari
kita akan merasa tidak aman. Lebih
dari itu, kita menghadapi kemungkinan
yang menakutkan, yaitu kita akan
mati sendirian. Tak seorang pun dapat
menemani kita dalam perjalanan
terakhir kita.
Pepatah asal Tiongkok meringkasnya
dalam satu kalimat: “Hidup bagaikan
kabut yang berlalu begitu cepat.” Ketika
datang, kematian akan menghapus
semua keberadaan kita, milik kita, dan
pencapaian kita, membuat hidup terlihat
begitu fana, bagaikan kabut yang tertiup
hanya oleh angin sepoi-sepoi.

3
Pergumulan Tiada Akhir
Melawan Kematian
dalam the denial of death (Menyangkal
Kematian), buku yang telah memenangi
banyak penghargaan, antropolog budaya
Ernest Becker mengamati bahwa rasa
takut mati menjadi alasan di balik
sebagian besar upaya kita dalam hidup.
Ia menulis, “Tidak ada hal lain yang
begitu menghantui manusia seperti
perasaan takut mati. Itulah hal utama
yang mendorong kegiatan manusia,
kegiatan yang dibuat terutama untuk
menghindari fatalnya kematian,
untuk menaklukkan kematian dengan
berusaha menyangkalinya sebagai nasib
akhir bagi manusia.”
Memang benar! Kita tidak pernah
berhenti mencari perawatan medis
untuk melawan efek penuaan dan untuk
memperpanjang umur. Kita berusaha
memastikan warisan kita tetap terjaga
dengan mencatat setiap prestasi kita dan
membangun monumen agar kita tidak
akan terlupakan. Atau kita berusaha
menyangkali kematian itu ada dan
memusatkan seluruh energi kita untuk
mengisi hidup secara maksimal—suatu
prinsip yang dirangkum dalam slogan,
“Mari makan, minum, dan bersenang-
senang, sebab besok kita akan mati.”
4
Apakah Anda menerima manfaat
dari bacaan ini? Berikan tanggapan
dan usul Anda di sini.

KOMENTAR

BACA ARTIKEL LAIN

Jika Anda ingin menerima


Seri Pengharapan Hidup terbaru secara rutin
atau ingin membagikan materi ini
kepada orang lain, silakan:

Daftar di sini
Meski metode ini sudah memadai bagi
beberapa orang, kebanyakan dari kita
tetap merasa sulit untuk menyingkirkan
ketakutan mereka yang terdalam
terhadap kematian. Sebanyak apa pun
usaha kita menyangkali kematian atau
menolak memikirkannya, kita takkan
pernah betul-betul
siap menghadapi Sebanyak apa
kematian. Kita
pun usaha kita
mungkin dapat
melakukan segala menyangkali
sesuatu untuk kematian
mempersiapkan atau menolak
diri dan keluarga memikirkan-
kita akan nya, kita takkan
kematian kita.
pernah betul-
Namun, ketika
kemungkinan mati betul siap
itu sangat besar— menghadapi
misalnya saat kematian.
kita didiagnosis
mengidap penyakit mematikan—
sangatlah sulit untuk menghadapi
kematian dan berkata, “Aku sudah siap.”
Mengapa demikian? Ketakutan
semacam itu berakar pada sifat
menusiawi kita. Gagasan akan
kematian bertentangan dengan naluri
kita untuk bertahan hidup; kematian
menggambarkan kegelapan dan
ketiadaan. Sulit rasanya untuk merasa
5
tidak takut kehilangan segala sesuatu
yang kita miliki dan terpisahkan dari
tubuh jasmani kita dan orang-orang
yang kita kasihi selamanya. Tidak ada
obat, perencanaan, atau pikiran positif
yang dapat menyingkirkan bayang-
bayang kematian yang mengancam kita.
Jadi apakah yang dapat kita lakukan?
Apakah ada jalan bagi kita untuk
meloloskan diri dari kematian dan
pengaruhnya? Dapatkah kita hidup
selamanya? Orang Kristen percaya
bahwa jawaban itu ada.

Yesus, Manusia yang


Menaklukkan Kematian
sekitar 2.000 tahun yang lalu, hiduplah
seorang manusia yang mengajarkan
di mana-mana bahwa Dialah “jalan
dan kebenaran dan hidup”. Nama-Nya
adalah Yesus dan Dia dengan berani
menyatakan bahwa Dialah Anak Allah
dan Dia akan mengalahkan kematian.
Musuh-musuh Yesus membunuh-
Nya, tetapi tiga hari kemudian, Dia
bangkit dari kematian.1 Ratusan orang,
termasuk mereka yang awalnya skeptis,
menyaksikan sendiri bahwa Yesus hidup.
Mengapa Yesus sanggup mengalahkan
kematian? Karena Dia dibangkitkan oleh
kuasa Allah.
6
Mengapa itu penting? Alkitab
menjelaskan: Allah menciptakan kita
semua sebagai makhluk bermoral,
sehingga kita mengetahui secara alami
apa yang benar
dan yang salah. Dengan
Namun, kita
tidak melakukan
bangkit dari
apa yang benar kematian,
secara sempurna Yesus menun-
atau secara jukkan bahwa
konsisten.2 Alkitab Dia telah
menyebutnya menaklukkan
sebagai dosa—
kegagalan dalam
dosa dan kutuk
memenuhi standar kematiannya.
moral Allah yang
kudus dan sempurna3—dan menyatakan
bahwa konsekuensi dari dosa adalah
kematian.4 Sebagai akibatnya, kita hidup
di bawah kutuk kematian. Kematian
memisahkan kita dari Allah selamanya.
Namun, Yesus menanggung
konsekuensi itu untuk menggantikan
kita. Meski Yesus tidak bersalah, Dia
rela mati demi tujuan tersebut—yang
tidak berdosa mati bagi yang berdosa.
Dengan bangkit dari kematian,
Yesus menunjukkan bahwa Dia telah
menaklukkan dosa dan mematahkan
kutuk kematian.

7
1
“Sebab yang sangat penting telah kusampaikan
kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri,
ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa
kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah
dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan,
pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas
dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.” —1
Korintus 15:3-5
2
“Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam
aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik.
Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi
bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan
apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku
perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki,
yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” —Roma 7:18-19
3
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah.” —Roma 3:23
4
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah
ialah hidup yang keka dalam Kristus Yesus, Tuhan
kita.” —Roma 6:23
8
Kita Juga Dapat
Menaklukkan Kematian
kabar baiknya adalah Yesus memberi
kita kesempatan untuk mengalami
kemenangan-Nya atas dosa dan
kematian. Bagaimana caranya? Dengan
mempercayai bahwa Yesus mati untuk
menggantikan kita dan mengikuti-Nya
sebagai Tuhan kita. Alkitab mengatakan:
“Sebab jika kamu mengaku dengan
mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan percaya dalam hatimu, bahwa
Allah telah membangkitkan Dia dari
antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan” (Roma 10:9). Alkitab juga
mengatakan bahwa Allah tidak hanya
akan mengampuni kita, tetapi juga
akan memberi kita hidup kekal—untuk
bersama-Nya selamanya.5
Bayangkan seorang siswa yang
diminta untuk melapor kepada kepala
sekolah. Ia berjalan menuju kantor
kepala sekolah dengan gemetar dan
takut akan dihukum. Ia sangat takut
untuk masuk dan menunggu di luar
untuk sesaat. Lalu ia melihat seorang
siswa lain masuk dengan percaya diri—
dan beberapa saat kemudian keluar dari
kantor kepala sekolah sambil tersenyum.
Siswa pertama itu bertanya kepada siswa
kedua, “Kenapa kamu tidak takut masuk
9
ke kantor kepala sekolah? Bagaimana
kamu bisa keluar dengan sangat
gembira?” Siswa kedua itu melihat
kepada siswa pertama dan menjawab,
“Karena ia adalah ayahku.”
Ketika kita
Yesus percaya kepada
memberi kita Yesus, kita akan
menjadi seperti
kesempatan
siswa kedua
untuk itu—kita tidak
mengalami lagi takut pada
kemenangan- kematian. Meski
Nya atas dosa kita tetap akan
dan kematian. mati secara fisik,
Allah menantikan
kita di ujung
sana, dan kita tidak lagi perlu takut
pada penghakiman-Nya. Kita akan
sepenuhnya masuk ke dalam hadirat
Allah dan menikmati hubungan yang
kekal dengan Pencipta kita, bebas dari
segala rasa sakit dan kesedihan.6
Sebagai orang percaya, kita juga
tidak lagi perlu menghadapi kematian
seorang diri. Mengapa? Karena Yesus
akan menemani kita melewati gerbang
kematian. Sebagai Anak Allah yang telah
menghadapi dan mengalahkan kematian,
Dia mampu menyertai kita di sepanjang
hidup ini, bahkan sampai saat yang

10
paling akhir. Keluarga dan teman-teman
kita mungkin dapat menemani kita
dalam kehidupan ini, tetapi kita harus
meninggalkan mereka ketika kita mati.
Hanya Yesus yang dapat mendampingi
kita melewati kematian itu sendiri,
dengan menggenggam erat tangan kita
di saat kita menempuh perjalanan dari
kehidupan pada kematian dan masuk ke
dalam kehidupan kekal.
Itulah janji yang dapat kita percayai,
karena janji itu diberikan oleh Yesus
sendiri, Sang Anak Allah, yang telah
mengalahkan dosa dan kematian.

5
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-
Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.” —Yohanes 3:16
6
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah,
percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku
banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu
Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke
situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila
Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan
tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di
mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana
Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ. . . . Akulah jalan
dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
—Yohanes 14:1-4, 6

11
Jangan Takut Lagi
apakah anda gelisah memikirkan
tentang kematian dan mengkhawatirkan
apa yang akan terjadi pada Anda?
Apakah Anda merasa tak berdaya?
Apakah Anda sulit menerima fakta
bahwa kematian itu tak terhindarkan?
Percayalah kepada Yesus, yang
telah mengalahkan kematian dan
menunjukkan kuasa-Nya atas dosa
dan akibat dosa. Jika Anda percaya
bahwa Yesus mati dan menyerahkan
nyawa-Nya demi menggantikan Anda,
dan mempercayai kebangkitan-Nya
serta janji hidup kekal yang diberikan-
Nya, kemenangan Yesus atas dosa dan
kematian juga akan menjadi milik Anda.
Jika Anda percaya kepada Yesus,
Anda tidak perlu lagi takut menghadapi
kematian dan apa yang akan terjadi
setelah itu. Sebaliknya, Anda akan
dapat hidup dalam pengharapan dan
keyakinan penuh bahwa setelah tubuh
jasmani Anda mati, Anda akan terus
hidup kekal bersama Allah, menikmati
hubungan pribadi yang erat dengan-
Nya selamanya. Anda tidak perlu lagi
khawatir akan meninggal sendirian,
karena tahu bahwa Yesus akan menyertai
Anda sepanjang hidup, melewati
kematian, dan memasuki kekekalan.

12
Maukah Anda Mengenal Yesus?
berbicaralah dengan seorang
teman kristen untuk tahu lebih banyak
tentang Yesus. Juga tersedia buklet berjudul
Kisah tentang Pengharapan, yang dapat lebih
memperkenalkan tentang Yesus kepada Anda.
Buklet itu dapat Anda peroleh tanpa dikenakan
biaya. Silakan menghubungi kami
untuk mendapatkannya atau
pindai QR-code tertera.
Anda juga dapat mengakses situs
web kami di www.santapanrohani.org untuk
melihat materi-materi lain yang kami miliki,
baik cetak maupun digital.

Penerjemah: Vely Megawati


Editor Terjemahan: Dwiyanto, Natalia Endah
Penyelaras Bahasa: Bungaran Gultom
Penata Letak: Felix Xu
Foto Sampul: Shutterstock
Perancang Sampul: Felix Xu, Mary Chang

Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan


Baru Indonesia © LAI 1974
© 2016 Our Daily Bread Ministries.
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Indonesian Looking at Life “Death—Fear No More”


14
ANDA DAPAT MEMBERI
DAMPAK YANG BERARTI!
Materi kami tidak dikenakan biaya.
Pelayanan kami didukung oleh persembahan
kasih dari para pembaca kami.
Jika Anda ingin mendukung pelayanan kami, Anda
dapat mengirimkan persembahan kasih melalui
rekening “Yayasan ODB Indonesia”
BCA Green Garden A/C 253-300-2510
BNI Daan Mogot A/C 0000-570-195
Mandiri Taman Semanan A/C 118-000-6070-162

QR Code Standar
Pembayaran Nasional

Scan QR code ini untuk donasi


dengan aplikasi e-wallet berikut:

Yayasan
ODB Indonesia

Silakan konfirmasi persembahan kasih Anda


melalui nomor kontak kami di halaman belakang
buklet ini.

Anda juga dapat mendukung kami


dengan meng-klik tautan ini.
Ingin lebih mengenal Tuhan?
Bacalah
Ingin firman-Nya
lebih mengenal Tuhan?
dengan bantuan
Bacalah renungan
firman-Nya
dengan bantuan
Santapan renungan
Rohani
Santapan Rohani

Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.


Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.

CETAK
CETAK E-MAIL
E-MAIL APLIKASI
APLIKASI
Menerima edisi Menerima e-mail Our Daily Bread/
Menerima
cetak edisi
secara Menerima e-mail
secara harian. Our Daily
Santapan Bread/
Rohani
cetak secara
triwulan. secara harian. Santapan
di Android Rohani
& iOS.
triwulan. di Android & iOS.

HUBUNGI KAMI:

+62
H U B21
U N2902
G I K A8950
MI:
+62 815 8611
+62 21 2902 8950 1002
+62 878 7878 9978
+62 815 8611 1002
Santapan.Rohani
+62 878 7878 9978
indonesia@odb.org
Santapan.Rohani
santapanrohani.org
indonesia@odb.org
ourdailybread.org/locations/
santapanrohani.org
Materikami
kami tidak
tidak dikenakan
dikenakanbiaya.
ourdailybread.org/locations/
Materi biaya.
Pelayanan kami didukung oleh
Pelayanan kami didukung lewat
persembahan kasih dari para pembaca kami.
persembahan kasih dari para pembaca kami.
Materi kami tidak dikenakan biaya.
Pelayanan kami didukung oleh
persembahan kasih dari para pembaca kami.

WR534

Anda mungkin juga menyukai