01071170005
KAT 2
BAHASA INDONESIA
Teks pertama yang berjudul “Maaf! orang miskin dilarang sekolah!!!” ditulis oleh
seorang penulis bernama Sopian, dipublikasi di sebuah halaman deviantart.com pada tanggal 16
September 2011. Teks ini menjelaskan bahwa untuk menempuh pendidikan pada bangku sekolah
hingga perguruan tinggi memerlukan biaya yang cukup banyak. Kemudian pada teks kedua yaitu
“Ga ada kata terlambat buat belajar”, dipublikasi pada sebuah jejaring sosial Blogspot oleh
Atmojo Gito pada tanggal 19 November 2013. Teks ini dapat menjelaskan bahwa tidak ada
batasan usia untuk belajar. Analisis berikut akan mengomentari contoh gagasan pokok akan
pendidikan. Komentar ini akan menganalisa bagaimana tipe teks, audiens atau kepada siapa teks
Tipe teks pertama yaitu poster, yang mengandung kalimat ekspresif. Karena gaya bahasa
spontan, menyampaikan gagasan, ide, dan isi perasaan. Lalu maknanya kalimat teks pertama
bersifat konotatif, yang dimana bukan arti sebenarnya. Kalimat ekspresif konotatif memang sulit
dipahami oleh masyarakat awam, penggunaan kalimat ekspresif konotatif yang kurang sopan dan
bergantung dengan lingkungan dan kebiasaan seseorang. Tipe teks pertama menggunakan tulisan
sebagai alat komunikasinya karena ukuran huruf yang cukup besar sehingga dapat menarik
perhatian audien. Tetapi menurut saya, gambar juga menjadi pendukung dalam poster tersebut
dengan tulisan yang menjadi kuncinya. Meskipun pembuat poster tidak menonjol dari segi
gambar, melainkan dengan tulisan yang ukurannya besar, tetapi dapat menyampaikan makna dan
memahami apa yang ingin disampaikan pada poster tersebut. Selanjutnya pada tipe teks kedua
yaitu poster. Sifatnya yang juga sama dengan teks pertama yaitu kalimat ekspresif, tetapi makna
kalimat teks kedua denotatif yang berupa kalimat seruan dan pernyataan yang mewakili
perasaan. Menurut saya, tipe teks kedua pada tulisan dan gambar sama pentingnya dalam
menyampaikan makna. Karena dengan menekankan tulisan yang ukurannya cukup besar dan
mempunyai banyak warna serta gambar laki-laki tua yang sedang memegang buku, dapat
menarik minat audiens sehingga dapat mewakili pesan dan dapat diterapkan.
Audien dari tipe teks pertama dapat di interpretasikan lebih dari satu, yaitu untuk anak
anak di Indonesia, orang tua, pemerintah, dan para pendidik. Hal ini dapat diamati dari tulisan
“maaf! orang miskin dilarang sekolah!!!” yang dimunculkan pada teks pertama di bagian atas,
menunjukkan bahwa jika kita ingin sekolah, kita harus membutuhkan biaya. Pada tipe teks
pertama, ada gambar pendukung seperti topi dengan tingkat sekolah masing yang disertai dengan
biaya untuk bersekolah. Lalu, jika tipe teks ini ditujukan untuk para orang tua, karena tipe teks
ini mengingatkan kepada orang tua agar mempunyai uang untuk menyekolahkan anaknya
dengan terus bekerja keras agar kelak sang anak dapat menjadi sukses kedepannya. Kemudian,
untuk para siswa/i atau mahasiswa/i yang telah mendapatkan kesempatan untuk menempuh,
seharusnya bersyukur, giat, dan ulet dalam melakukan kegiatan belajar. Lalu pesan untuk
pemerintah yang berperan penting serta ikut mengambil bagian dalam pendidikan di Indonesia
merupakan aspek yang penting untuk memajukan bangsa Indonesia dan setiap orang memiliki
hak untuk menempuh pendidikan yang layak. Sedangkan, bagi para pendidik (guru dan dosen)
agar senantiasa tetap memberikan pendidikan yang baik dengan tetap antusias dalam mengajar
walaupun pendapatan yang didapatkan kurang mencukupi. Selain itu, para pendidik diharapkan
untuk tidak memandang bulu terhadap murid-muridnya dengan latar belakang yang berbeda-
beda. Sedangkan, audien pada tipe teks kedua dapat ditujukan kepada semua orang tanpa batasan
usia, baik ia yang sudah lulus dalam perguruan tinggi maupun seseorang yang telah memiliki
profesi, hal ini dapat diamati dengan tulisan “Ga ada kata terlambat buat belajar” dan simbol
gambar seseorang laki laki tua dengan ekspresi wajah bingung dan membawa sebuah buku.
Menurut saya, kedua hal tersebut menyampaikan pesan bahwa waktu untuk belajar tidak pernah
akan cukup walaupun usia sudah tidak muda lagi. Semua dapat dilakukan asalkan ada kemauan
Tujuan dari teks pertama dapat diinterpretasikan sebagai suatu realita sistem pendidikan
semakin tercemar oleh mahalnya biaya sehingga mengesampingkan masyarakat kurang mampu
yang menjadi mayoritas penduduk di negeri ini. Sedangkan, semua orang memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan ini diharapkan pemerintah meningkatkan kualitas
pendidikan tanpa mengedepankan biaya, sehingga dapat meningkatan kualitas sumber daya
manusia. Selain itu, tujuan pada teks kedua bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar.
Menuntut ilmu dalam bidang apapun harus senantiasa dilakukan sampai akhir hayat. Banyak
orang yang menuntut ilmu di usia yang tidak muda lagi dan banyak dari mereka yang
mendapatkan ilmu yang mereka inginkan. Tidak perlu bosan dan malu, maka dari itu gunakanlah
waktu yang ada untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya agar dapat mewujudkan cita-cita
yang diinginkan, tentunya dengan kemauan yang kuat. Belajar tidak harus di institusi formal,
melainkan hal-hal kecil seperti lingkungan, masyarakat, kapan dan dimana, akan selalu
mendapatkan pelajaran. Kemudian jangan merasa cepat puas karena kehidupan itu sendiri adalah
pendidikan di Indonesia. Penulis dalam posisi memaparkan realita masyarakat kurang mampu
dalam menempuh pendidikan. Lalu pada teks kedua, perasaan penulis pada gagasan pokok
memperlihatkan rasa optimis dan antusias untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar
Secara keseluruhan, kedua poster ini menggunakan kalimat ekspresif konotatif dan
denotative. Persamaan kedua poster terletak pada gagasan pokok yang sangat menarik yaitu
mengenai pendidikan dan semangat juang. Gagasan pada kedua poster dapat dimengerti, dan