Anda di halaman 1dari 3

Nama: Amelia Kusuma PurnamaSari

NIM: P17211191017
Prodi: Sarjana Terapan Keperawatan Malang

Bahasa merupakan alat komunikasi antar sesama manusia. Bahasa bukan hanya
sekedar alat komunikasi, bahasa bukan sekedar tutur kata, melainkan Bahasa turut
menggambarkan budaya dan jati diri sebuah bangsa. Berbagai ragam macam
bahasa yang ada salah satunya ialah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah
jati diri sekaligus identitas bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memegang
peranan penting pada semua aspek kehidupan. Bahasa Indonesia juga digunakan
sebagai media pembelajaran di hampir semua jenjang dan tataran pendidikan. Dan
Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan
bahasa negara. Kalau kita melihat kenyataan-kenyataan pemakaian itu, kita bisa
memastikan bahwa bahasa indonesia bermartabat tinggi.

Pertama, perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud martabat bahasa adalah tinggi
rendahnya derajat bahasa dilihat dari kacamata pemakainya. Untuk Bahasa
Indonesia, para pemakai bahasa itu bermacam - macam. Mantapnya pemakaian
Bahasa Indonesia, tingginya penghargaan Bahasa Indonesia, dan meluasnya
pemakaian Bahasa Indonesia yang dapat dipastikan bahwa Bahasa Indonesia
bermartabat tinggi.

Saat ini adalah era milenial, sesuai dengan arus globalisasi kini yaitu dengan
adanya peningkatan penggunaan dengan komunikasi, media dan teknologi digital.
Hal tersebut berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia. Keadaan yang ada
sekarang adalah fungsi bahasa Indonesia mulai digantikan atau tergeser oleh
bahasa asing dan adanya perilaku yang cenderung menyelipkan istilah asing,
dikarenakan sikap yang meyakini bahwa akan terlihat modern, dan dengan alasan
mempermudah komunikasi di era milenial. Sering kali dengan alasan
mempermudah komunikasi, tidak sedikit orang menggunakan bahasa Indonesia
dengan tidak baik dan benar. Karena itu, perlu adanya kepatuhan dalam
penggunaan bahasa Indonesia, agar pemertahanan bahasa Indonesia tetap terjaga
dan mengingat banyak pengaruh dikarenakan globalisasi,

Kehidupan dan interaksi anak muda milenial pun tak lepas dari penggunaan
istilah-istilah yang sudah tentu banyak dipakai dikalangan generasi milenial, yang
selalu ingin diakui dan dilihat eksistensinya yang entah dari mana asalnya dan
semakin menghilangkan wujud asli bahasa Indonesia.

Pergeseran bahasa tidak dapat dilepaskan dengan pemertahanan bahasa.


Pemertahanan dan pergeseran bahasa ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya (fasold, 1984:213). Ketika ada pergeseran bahasa,
maka perlu dilakukan pemertahan bahasa, agar tidak terjadi pergeseran fungsi
bahasa atau bahkan kepunahan suatu bahasa. Begitu juga yang terjadi pada
eksistensi bahasa Indonesia di kalangan generasi milenial.

Dalam ulasan sebelumnya dijelaskan, pemakaian Bahasa Indonesia semakin


merosot peran dan fungsinya. Senakin lama senakin keropos, rapuh dan hilang.
Berkenaan dengan seiring perjalanan globalisasi di era milenial ini, maka tepat
sekali jika banyak orang yang berfikir bagaimana mempertahankan, melestarikan,
atau lebih dari semua itu, atau juga bagaimana menghidupkan kembali jika
ternyata bahasa itu terlanjur mati. Bertautan dengan ini, apakah tidak ada upaya
khusus menghidupkannya kembali?

Maka singkatnya, Bahasa Indonesia yang ada dalam era milenial ini selayaknya
dibiarkan hidup dan berkembang sesuai lingkup dan ranahnya. Bahasa yang satu
tidak perlu menyingkirkan keberadaan bahasa yang lainnya. Bahasa yang satu
tidak perlu mematikan bahasa lainnya. Maka biarkan saja bahasa yang harus
menempati peran dan fungsinya bahasa.

Anda mungkin juga menyukai