Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL APPRAISAL TAHAP 3 : POLA KONSUMSI KOPI PADA PENDERITA

HIPERTENSI DI KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN, KOTA MEDAN

OLEH :

CITRA CAHYATI NST (0801172234)


FIKRI RIZALDI SARAGIH (0801172132)
FATIMAH ZAHRO HARAHAP (0801173357)
KAAF WAJIAH SIREGAR (0801173303)
KHOIRO FUTRI AYUMI (0801173329)

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2019 / 2020
Judul
Kritik Tahap 1 oleh kelompok 3
1. Kritik oleh Ridha Roihan Lubis : Pengeritik tidak setuju dengan judul yang dibuat oleh
peneliti karena seharusnya peneliti menambah kata “Gambaran” yang mana judulnya
menjadi “Gambaran Pola Konsumsi pada Penderita Hipertensi di Kecamatan Medan
Perjuangan, Kota Medan”. Dan pengeritik mengatakan dengan alasan pengeritik membaca
isi proposal dan menyimpulkan bahwa peneliti ingin menggambarkan pola konsumsi kopi
pada penderita hipertensi. Serta pengeritik juga melihat ada kesalahan pengetikan judul di
kata “pada”
2. Kritik oleh Fauziah Ramadhani : Bahwa pengeritik tidak setuju dengan judul
penelitian dikarenakan menurut reviewer reviewer kopi sudah membudaya di Indonesia
dan penikmat nya tidak banyak yang mengalami Hipertensi dan pada penelitian ini
dilampirkan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara
kopi dengan hipertensi yang semakin menguatkan ketidak setujuan reviewer.
3. Kritik oleh Nur Fadhilah Hasanah : Pengeritik menyatakan sepakat dengan judul
peneliti karena sudah sesuai dengan apa yang ingin diteliti. Dan pada perdebatan konsumsi
kopi dengan penderita hipertensi, pengeritik sudah memahami bahwa peneliti ingin
melihat gambaran bukan hubungan. Tetapi pengeritik memiliki saran kepada peneliti
untuk menambahkan kata “gambaran” dan mengganti kata “pola konsumsi” menjadi
“perilaku kebiasaan”, “ konsumsi” menjadi “mengonsumsi” pada judul proposal penelitian
tersebut, agar judul menjadi lebih baik dan pembaca mengetahui bahwa pada proposal
penelitian yang dipaparkan oleh peneliti berkaitan tentang gambaran perilaku
mengkonsumsi kopi. Dan pengeritik juga mendapatkan kesalahan pada pengetikan “Pada”
4.Kritik oleh Eka Githa Roszaliya : pengeritik tertarik dengan judul penelitian tetapi
pengeritik memiliki pendapat bahwa ada perbedaan penjelasan judul dan tujuan di tiap-
tiap bagian proposal yang menyebabkan kerancuan yaitu apakah mengenai ‘pola konsumsi
kopi pada penderita hipertensi’ ataukah ‘gambaran hipertensi berdasarkan konsumsi kopi’.
5. Kritik oleh Dini Prratiwi : Pengeritik setuju dengan judul yang diajukan oleh peneliti
karena menurut pengeritik, masih banyak dikalangan anak muda bahkan orang dewasa
yang menyukai kopi. Pengeritik juga berpendapat bahwa Kopi juga dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi, namun bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi
6. Kritik oleh Zulfikar Abdul Aziz : Pengeritik tidak setuju dengan judul peneliti karena
pada penelitian tidak menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan dengan Pola Konsumsi
Kopi. Peneliti, pengeritik memberi saran sebaiknya menambahkan tujuan yang ingin
dilihat dari penelitian, dapat berupa Gambaran, Hubungan maupun Pengaruh kedalam
judul Penelitian. Hal ini dimaksudkan agar judul penelitian dapat mewakili dari tujuan
peneliti itu sendiri.
Kritik Tahap 2 Oleh kelompok 2 Terhadap Kritik Kelompok 3
1. Kritik oleh Dwichy Augie Terhadap Zulfikar Abdul Aziz : Pengeritik kedua tidak
setuju pada kalimat pengeritik pertama karena penulisan kalimat pertama menimbulkan
ambiguitas, sehingga membingungkan pembaca. Tetapi pengeritik kedua setuju dengan
pengeritik pertama mengenai judul dari proposal yang dikritik, dengan alasan proposal
yang dikeritik memang tidak menjelaskan lingkup penelitian yang akan dilakukan dan
tidak seperti kaidah yang berlaku dimana judul harusnya mewakili keseluruhan penelitian
yang akan dilakukan.
2. Kritik oleh Bebby Alfiera Riyandina Hardja Terhadap Ridha Roihan Lubis :
Pengeritik kedua sependapat dengan pengeritik pertama bahwa lebih baik judul
ditambahkan dengan kata Gambaran dikarenakan isi proposal yang akan diteliti oleh
peneliti membahasa tentang gambaran pola konsumsi kopi pada penderita hipertensi di
Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan.
3. Kritik oleh Windi Aulia Terhadap Dini Pratiwi : Pengeritik kedua tidak sependapat
dengan pengeritik pertama terhadap judul yang diajukan oleh peneliti, karenan menurut
pengeritik kedua judul ini hanya memuat dari sekian banyaknya faktor risiko dari
hipertensi, sehingga membuatnya terlalu dangkal dalam penelitian yaitu hanya mengukur
satu variable saja. Sementara, banyak faktor risiko hipertensi yang tidak diukur dalam
penelitian. Kemudian pengeritik kedua juga tidak setuju dengan pemaparan yang
disampaikan oleh pengeritik satu yang mengatakan “Kopi juga dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi, namun bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi” karena
sepengetahuan pengeritik kedua kopi adalah salah satu dari sekian banyak faktor risiko
dari hipertensi seperti merokok, kolesterol tinggi, mengkonsumsi alcohol dan masih
banyak lagi.
4. Kritik oleh Maduri Sakilla Terhadap Eka Githa Roszaliya : Pengeritik pertama
sependapat dengan pengeritik kedua bahwa ada perbedaan antara penjelasan judul dengan
tujuan penelitian. Pengeritik kedua juga sepakat bahwa penjelasan keduanya adalah hal yang
berbeda. Namun, pengeritik kedua tidak sepakat dengan saran yang diberikan oleh pengkritik.
Pengeritik kedua lebih menyarankan untuk mempertegas judul menjadi “Gambaran
Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi pada Penderita Hipertensi di Kecamatan Medan Perjuangan
Tahun 2019”

5. Kritik oleh Wahidah Terhadap Fauziah Ramadhani : Pengeritik kedua tidak sependapat
dengan pengeritik pertama dengan alasannya karena pengeritik kedua memiliki pendapat
peneliti membuat judul yang berbeda di cover dan closing statement dan tidak singkron dan
kesalahan fatal dan tidak dapat menilai peneliti fokus kearah tujuan yang mana, kemudian
pengeritik kedua tidak setuju dengan alasan lain pengeritik pertama yang mengatakan
“Karena menurut reviewer kopi sudah membudaya di Indonesia dan penikmat nya tidak
banyak yang mengalami Hipertensi dan pada penelitian ini dilampirkan penelitian
sebelumnya yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara kopi dengan hipertensi”.
Dikarenakan menurut pengeritik kedua dan “Bias bisa saja terjadi dalam penelitian ini jika
responden hipertensi yang ditemukan tidak mengonsumsi kopi atau tidak menyukai kopi.”
Karena pengeritik kedua memiliki alasan sudah jelas dari kata budaya memiliki makna
kebiasaan atau hal yang sudah menjadi kebiasaan dan pernyataan sudah jelas tercantum pada
paragraph ke 3 kalimat 1 dan alasan pengeritik kedua tidak setuju dengan pengeritik pertama
yang alasannya “sudah jelas dari kata budaya memiliki makna kebiasaan atau hal yang sudah
menjadi kebiasaan” karena pengeritik pertama hanya berpacu pada literasi yang tidak
menduKkung tetapi pengeritik pertama harus ketahui bahwa di bagian pendahuluan
penelitian banyak mencantumkan alasan penelitian dengan judul seperti pada paragraf 6
kalimat pertama “Kadar kafein yang tinggi di dalam kopi bisa membuat tekanan darah
seseorang yang mempunyai penyakit hipertensi meningkat 3-4 kali”.

6. Kritik oleh Lelya Nosiayu Terhadap Nur Fadhilah Hasanah : Pengeritik kedua
sependapat dengan pengeritik pertama yang mengatakan “Penulis sepakat dengan Judul
proposal penelitian, Menurut penulis judul ini sudah sesuai dengan apa yang ingin diteliti.
Walaupun konsumsi kopi pada penderita Hipertensi masih menjadi perdebatan”. Tetapi
pengeritik kedua tidak setuju dengan saran pengeritik pertama karena tidak semua judul
penelitian harus menggunakan kata “Gambaran” dan judul penelitian ini sudah sesuai dengan
tujuan dari peneliti.

Komentar Peneliti
Pada kritikan yang diajukan ada beberapa yang tidak setuju dengan apa yang telah
dibuat peneliti seperti :

1. Kritikan Ridha Roihan Lubis yang disetujui Bebby Alfiera Riyandina Hardja mengatakan
untuk menambahkan kata “Gambaran” pada judul karena pada saat membaca isi proposal dan
menyimpulkan peneliti ingin melihat gambaran pola konsumsi kopi. Pernyataan ini juga sama
diajukan Eka Githa Roszaliya yang disetujui oleh Maduri Sakilla. Menurut peneliti tidak
ada pedoman khusus yang mengatur tentang penulisan judul, dan judul yang dibuat oleh
peneliti sepertinya sudah cukup singkat, jelas, lugas dan telah menggambarkan masalah yang
ingin diteliti, kemudian pada kritikan Ridha Roihan Lubis yang mengatakan ada kesalahan
pada pengetikan “pada”. Sepertinya hal tersebut bukan merupakan masalah yang terlalu
berdampak besar dikarenakan setiap peneliti atau penullisan pasti ada terjadi typo dan dapat
diperbaiki secepatnya.

2. Kritikan Windi Aulia yang tidak setuju dengan Dini Pratiwi karenan menurut Windi Aulia
judul ini hanya memuat dari sekian banyaknya faktor risiko dari hipertensi, sehingga
membuatnya terlalu dangkal dalam penelitian yaitu hanya mengukur satu variable saja.
Sementara, banyak faktor risiko hipertensi yang tidak diukur dalam penelitian. Pada
pembuatan judul, variabel yang dicantumkan hanya perlu satu saja karena pada judul variabel
tersebutlah yang ingin diteliti dan penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui pola
konsumsi kopi, karena itu variabel-variabel yang lain seperti faktor risiko hipertensi yang lain
tidak perlu dimasukkan.

3. Kritikan Zulfikar Abdul Aziz yang disetujui oleh Dwichy Augie yang mengatakan tidak
setuju dengan judul peneliti karena pada penelitian tidak menjelaskan tentang apa yang akan
dilakukan dengan Pola Konsumsi Kopi. Menurut peneliti Judul yang kami buat sudah jelas
apa yang dilakukan dengan Pola Konsumsi Kopi karena pada judul “ Pola Konsumsi Kopi
pada Penderita Hipertensi di Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan. Sudah jelas bahwa
peneliti ingin melihat bagaimana POLA KONSUMSI KOPI PADA PENDERITA
HIPERTENSI oleh karena itu sepertinya judul peneltian kami sudah mencakup kepada tujuan
penelitian.

Pendahuluan

Kritik tahap 1 Oleh kelompok 3

1. Kritik oleh Ridha Roihan Lubis : Bahwa pengeritik tidak setuju dengan isi
pendahuluan dari peneliti karena judul dengan pendahuluan tidak sesuai literaturnya
dan pembahasannya. Selain itu, pengkeritik juga tidak mengerti antara judul dengan
isi pendahuluan dikarenakan kesalahan dalam tempat yang ingin diteliti ada dua yaitu
antara Kecamatan Medan Timur dengan Medan Perejuangan.
2. Kritik oleh Fauziah Ramadhani : Bahwa pengeritik tidak setuju dengan pendahuluan
dari peneliti, karena kurang mengerti dalam memahami kata-kata yang digunakan
dalam isi pendahuluan dan data yang digunakan juga tidak dijelaskan dengan
spesifiek.
3. Kritik oleh Nur Fadillah Hasanah : Bahwa pengeritik kurang memahami isi
pendahuluan peneliti.
4. Kritik oleh Eka Githa Roszaliya : Bahwa pengeritik tidak sependapat dengan data
yang ada pada isi pendahuluan, karena data yang didapat dan dijelaskan dalam
pendahuluan kurang akurat dan pengeritik mendapatkan data plagiarisme pada
pendahuluan. Selain itu, closing statementnya tidak sesuai dengan judul yang ada
dengan penelitian.
5. Kritik oleh Zulfikar Abdul Aziz : Bahwa pengeritik tidak sependapat dengan isi
pendahuluan, karena penyusunan datanya yang tidak rapi dengan penjelasaan paragraf
yang tidak berhubungan dengan paragraf sebelumnya maupun setelahnya. Peniliti
baiknya mengurutkan paragraf berdasarkan suatu pola yang berhubungan, agar lebih
sistematis. Selain itu, terkait dengan pemaparan data, akan lebih baik jika peneliti
konsisten memaparkan bentuk data yang ada, seperi pemaparan data dapat berupa
frekuensi ataupun proporsi.
6. Kritik oleh Dini Pratiwi : Bahwa pengeritik tidak sependapat dengan pendahuluan.
Menurut pengeritik, peneliti tidak menyebutkan negara mana dan hanya menyebutkan
persentasenya. Peneliti tidak meletakkan definisi hipertensi paragraf pertama dan
peneliti memakai sumber yang telah lampau yaitu lebih dari waktu 5 tahun.

Kritik tahap 2oleh kelompok 2 terhadap kritik kelompok 3

1. Kritik oleh Dwichy Augie terhadap kritikan Zulfikar Abdul Aziz


 Pengeritik sepakat dengan pengeritik sebelumnya bahwa penulisan referensi harus
menggunakan referensi yang jelas, tidak boleh mencantumkan referensi yang tidak
disebutkan penulisnya. Selain itu, pengeritik juga sepakat dengan pengkritik pertama,
bahwa proposal yang dikritik sama sekali tidak menunjukkan sistematis penulisan
latar belakang atau pendahuluan yang baik berupa piramida terbalik, serta pemaparan
data dilihat dari sisi data yang dipaparkan tidak konsisten dengan menjelaskan
proporsi, prevalensi yang tidak sistematis.
2. Kritik oleh Bebby Alfiera Riyandina Hardja terhadap kritikan Ridha Roihan
Lubis
 Pengeritik sependapat dengan pengeritik pertama bahwa pengeritik tidak setuju
dengan isi pendahuluan dari peneliti karena judul dengan pendahuluan tidak sesuai
literaturnya dan pembahasannya. Selain itu, pengkeritik juga tidak mengerti antara
judul dengan isi pendahuluan dikarenakan kesalahan dalam tempat yang ingin diteliti
ada dua yaitu antara Kecamatan Medan Timur dengan Medan Perejuangan.
3. Kritik oleh Windi Aulia terhadap kritikan Dini Pratiwi
 Pengeritik juga setuju dengan pengeritik sebelumnya bahwa pengeritik tidak
sependapat dengan pendahuluan. Menurut pengeritik, peneliti tidak menyebutkan
negara mana dan hanya menyebutkan persentasenya. Peneliti tidak meletakkan
definisi hipertensi paragraf pertama dan peneliti memakai sumber yang telah lampau
yaitu lebih dari waktu 5 tahun.
4. Kritik oleh Maduri Sakilla terhadap kritikan Eka Githa Roszaliya
 Pengertik tidak sepakat dengan pengeritik pertama bahwa Penulis tidak sepakat
dengan saran yang disampaikan pengkritik yaitu “peneliti seharusnya menyajikan data
mengenai pola konsumsi kopi pada penderita hipertensi sesuai dengan judul dan
tujuan dari penelitian penelit”. Karena pada bagian judul, pengkritik mengatakan
bahwa judul dan tujuan proposal peneliti terdapat perbedaan, dan juga pengkritik
menyarankan untuk mengganti judul menjadi “‘Gambaran Hipertensi Berdasarkan
Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi’. Namun mengapa pengkritik malah menyarankan
untuk menyajikan data mengenai pola konsumsi kopi. Selain itu pengeritik juga
sepakat dengan pengeritik sebelumnya bahwa sepakat dengan pengkritik yang
menyatakan bahwa ditemukan paragraph yang hanya terdiri dari 2 kalimat. Karena
seharusnya paragraf yang baik terdiri dari minimal 3 kalimat. Paragraf tersebut adalah
paragraf keempat, kelima, kesembilan, dan kesepuluh. Dan terakhir pengeritik juga
sepakat dengan pengeritik pertama bahwa di dalam pendahuluan kelompok 4 tidak
ada closing statement.
5. Kritik oleh Wahidah terhadap kritikan Fauziah Ramadhani
 Pengeritik ke dua tidak sependapat dengan pengeritik pertama bahwa seharusnya
saudara lebih mengkritisi tentang peneliti tidak menampilkan data mengenai penderita
hipertensi dengan konsumsi kopi di internasional, indonesia dan lokal. Alasannya
untuk mendukung judul penelitian disebabkan karena dalam penelitian lebih baik
banyak menunjukkan permasalahan tersebut seberapa urgent untuk diteliti atau tdiak
dengan menggunakan data.
6. Kritik oleh Lelya Nosiayu terhadap kritikan Nur Fadhilah Hasanah
 Pengeritik sependapat dengan pengeritik sebelumnya yang menyatakan bahwa penulis
masih belum dapat memahami sebuah penelitian yang peneliti cantumkan di dalam
pendahuluan.
Komentar Peneliti

Kami tidak sepakat dengan kritikan dari saudara Aziz dan disetujui oleh saudara
Dwichy mengenai kesalahan pertama peneliti adalah mencantumkan sumber ”Anonim”
dalam bagian paragraf pertama. Kata “Anonim” digunakan untuk menggambarkan sesuatu
yang tidak diketahui, dalam hal ini kata Anonim merujuk kepada kutipan yang diambil oleh
kelompok. Pada pendahuluan kelompok kami kata “Anonim” tersebut merupakan nama
seorang peneliti yang memang jelas adanya dan diambil dengan menggunakan referensi data
yang jelas dan akurat.
Kami juga tidak setuju dengan pernyataan saudari Ridha Roihan yang disetujui oleh
saudari Beby bahwa pendahuluan pada penelitian kami tidak sesuai literatur, kami tidak
terima karena kami sudah mendapatkan sumber literaturnya dengan sangat jelas antara kopi
dengan hipertensi. Selain itu, kami tahu kelompok kami membuat tempat yang berbeda antara
di judul dengan pndahuluan seperti ada dua tempat yaitu Kecamatan Medan Timur dengan
Kecamatan Medan Perjuangan. Itu merupakan kesalahan dalam pengetikan nama tempat,
yang benar adalah Kecamatan Medan Perjuangan.
Selanjutnya kami tidak setuju dari pernyataan Dini Pratiwi yang disetujui oleh Windi
Aulia bahwa perlu menjelaskan tentang pengertian hipertensi di paragraf awal. Menurut
kelompok kami itu tidak perlu, karena kalu kami menbuat pengertian hiperensi di awal
paragraf pada pendahuluan maka itu sama saja menggunakan sebuah teori pada pendahuluan,
sedangkan dipendahuluan tidak boleh menggunakan teori yang ada hanyalah data dengan
persentase. Kami menerima kritikan dari saudari dini yang menyatakan bahwa referensi yang
baik adalah 5 tahun terakhir.
Kami sependapat dengan saudari Wahidah yang menyatakan bahwa seharusnya
saudara Fauziah lebih mengkritisi tentang peneliti tidak menampilkan data mengenai
penderita hipertensi dengan konsumsi kopi di internasional, indonesia dan lokal. Alasannya
untuk mendukung judul penelitian disebabkan karena dalam penelitian lebih baik banyak
menunjukkan permasalahan tersebut seberapa urgent untuk diteliti atau tidak dengan
menggunakan data dan hal yang disampaikan saudari wahidah akan menjadi masukan bagi
kami.
Kepada saudari Fadhilah yang disetujui saudari Lelya, kami tidak mengerti kenapa
saudari menyatakan kepada kami bahwa peneliti atau kami masih belum memahami sebuah
penelitian yang dicantumkan dalam penadhuluan padahal kami sudah menacari data untuk
pendahuluan itu dengan jelas.
Untuk saudari Eka githa yang disetujui oleh saudari Maduri yang menyatakan bahwa
pengkritik mengatakan judul dan tujuan proposal peneliti terdapat perbedaan, dan juga
pengkritik menyarankan untuk mengganti judul menjadi “‘Gambaran Hipertensi Berdasarkan
Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi’. Namun mengapa pengkritik malah menyarankan untuk
menyajikan data mengenai pola konsumsi kopi. Sebenarnya dari awal kami ingin membuat
judul mengenai Pola Konsumsi Kopi terhadap Kejadian Hipertensi. Akan tetapi kami berpikir
bahwa survei cepat itu dikaitkan dengan gambaran sehingga kami membuat judul penelitian
kami menjadi gambaran. Sedangkan yang seharunya yaitu kaitan antara konsumsi kopi
dengan hipertensi
Tujuan
Kritik tahap 1 oleh kelompok 3

1. Kritik oleh Ridha Roihan Lubis: Pengeritik telah menyatakan sepakat terhadap
tujuan umum dan tujuan khusus yang dibuat peneliti.
2. Kritik oleh Fauziah Ramadhani: Pada bagian tujuan khusus pengeritik
mempertanyakan maksud dari kata-kata “Mengetahui lama minum kopi secara rutin
pada penderita hipertensi” apakah durasi minum kopi setiap hari atau sudah berapa
tahun responden minum kopi.
3. Kritik oleh Nur Fadhilah Hasanah: Pengeritik sepakat dengan tujuan umum dan
tujuan khusus yang dibuat olen peneliti dengan alasan tujuannya sudah sesuai dengan
judul penelitian.
4. Kritik oleh Eka Githa Roszaliya: pengeritik sepakat dengan tujuan umum peneliti
dengan alasan telah relevan dengan judul penelitian yang diajukan. Pengeritik juga
sepakat dengan tujuan khusus yang dibuat oleh peneliti denyan pernyataan “Reviewer
sepakat dengan tujuan khusus yang dikemukakan oleh peneliti karena telah
menggambarkan variabel apa saja yang akan diteliti sehingga hal ini akan
memudahkan peneliti dalam memperoleh hasil penelitian sesuai yang diharapkan.”
5. Kritik oleh Dini Prratiwi: pengeritik mengkritisi penulisan pada tujuan umum
penelitian yaitu pada penulisan hipertensi di Kecamatan tidak memakai spasi.
Pengeritik juga mengkritisi tujuan khusus penggunaan kata yang perlu dikurangi dan
kalimat yang rancu pada tujuan khusus nomor 2 dan 5 dengan pernyataan “Peneliti
membuat “mengetahui jumlah sendok/bungkus kopi per gelas yang di konsumsi
penderita Hipertensi. Menurut saya hanya salah satu saja di tuliskan antara sendok
atau bungkus saja. Pada tujuan khusus no.5 kalimatnya rancu.”
6. Kritik oleh Zulfikar Abdul Aziz: pengeritik mengkritis penulisan populasi penelitian
yang berbeda di pendahuluan dan tujuan dengan pernyataan “Pada pendahuluan di
jelaskan bahwa populasi penelitian adalah Kecamatan Medan Timur, namun pada
tujuan, peneliti menyebutkan bahwa populasi penelitian adalah Kecamatan Medan
Perjuangan. Kesalahan tersebut mungkin terjadi akibat perubahan tujuan penelitian,
namun peneliti harusnya lebih teliti dan menghindari kesalahan-kesalahan seperti
ini.” Pengeritik juga mengkritisi tujuan khusus yaitu tujuan ketiga dengan
penggunaan kalimat yang masih rancu dengan pernyataan “Pada tujuan khusus,
tujuan ketiga disebutkan bahwa peneliti ingin mengetahui “lama minum kopi secara
rutin”. Kalimat yang digunakan masih sangat rancu. Peneliti hendaknya memilih
kata-kata yang lebih sederhana agar lebih mudah dimengerti.”

Kritik tahap 2 oleh kelompok 2 terhadap kelompok 3

1. Kritik oleh Dwichy Augie terhadap Zulfikar Abdul Aziz: Pengeritik pertama
menyatakan sepakat dengan pernyataan pengeritik kedua mengenai kesalahan wilayah
penelitian. Pengeritik juga menyatakan sependapat dengan pengeritik sebelumnya
mengenai penulisan tujuan khusus yang masih rancu.
2. Kritik oleh Bebby Alfiera Riyandina Hardja terhadap Ridha Roihan Lubis:
Pengeritik tidak sependapat dengan pengeritik sebelumnya yang mengatakan bahwa
tujuan sudah sesuai dengan masalah yang penelitian dengan alasan pada bagian tujuan
umum masih terlihat adanya ketidak selarasan antara tujuan penelitian dengan
masalah yang akan diteliti oleh peneliti mengenai gambaran pola konsumsi kopi pada
penderita hipertensi. Pada bagian tujuan khusus peneliti menuliskan mengetahui
frekuensi konsumsi kopi pada penderita hipertensi dan mengetahui jumlah
sendok/bungkus kopi per gelas yang di konsumsi penderita hipertensi. Menurut
penulis tidak perlunya mengetahui jumlah sendok kopi/bungkus pergelas dikarenakan
point pertama mengenai frekuensi konsumsi kopi sudah cukup menggambarkan
berapa banyak dan seringnya responden mengkonsumsi kopi. Pengeritik kedua juga
mengkritisi kekurangan dari kritikan pengeritik pertama yaitu “tidak perlunya
mengetahui jumlah sendok kopi/bungkus pergelas dikarenakan point pertama
mengenai frekuensi konsumsi kopi sudah cukup menggambarkan berapa banyak dan
seringnya responden mengkonsumsi kopi.”
3. Kritik oleh Windi Aulia terhadap Dini Pratiwi: pengeritik sepakat dengan apa yang
dikemukakan oleh pengeritik sebelumnya , dengan alasan tujuan umum yang dibuat
oleh peneliti tersebut telah relevan dengan judul penelitian yang diajukan. Pengeritik
juga sepakat dengan pengeritik sebelumnya dalam tujuan khusus bahwa lebih baik
pilih bungkus atau sendok per gelas kopi yang akan dikomsumsi dengan alasan
bungkus dan sendok itu memiliki perbedaan dalam hal takaran, ini akan menyulitkan
peneliti untuk mengolah dan menganalis data yang didapatkan.
4. Kritik oleh Maduri Sakilla terhadap Eka Githa Roszaliya: pengeritik tidak sepakat
dengan pengkritik sebelumnya yang menyatakan bahwa setuju dengan peneliti karena
tujuan telah relevan dengan judul yang diajukan dengan alasan pernyataan “Karena
pada bagian judul, pengkritik menyarankan untuk mengganti judul menjadi
“‘Gambaran Hipertensi Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi’. Namun
mengapa pada bagian ini pengkritik tidak menegaskan kembali bahwa tujuan dapat
diganti menjadi “Untuk mengetahui gambaran hipertensi berdasarkan kebiasaan
mengkonsumsi kopi di Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan”.”
Pengeritik juga tidak sepakat dengan pernyataan pengeritik sebelumnya yang
mengatakan bahwa tujuan khusus yang dikemukakan oleh peneliti telah
menggambarkan variabel apa saja dengan alasan pernyataan “Karena masih ada
variabel yang tidak disajikan pada tujuan khusus (seperti riwayat penyakit
hipertensi). Dan juga, pengkritik tidak teliti terkait penggunaan kalimat yang rancu
yaitu “Mengetahui lama minum kopi secara rutin pada penderita hipertensi “ dan
kalimat yang tidak efektif yaitu “Mengetahui tambahan kopi yang ditambahkan pada
saat konsumsi kopi oleh penderita hipertensi”. Sebaiknya pengkritik memberikan
saran untuk perbaikan kalimat pada tujuan khusus. “
5. Kritik oleh Wahidah terhadap Fauziah Ramadhani: pengeritik sepakat dengan
pengeritik sebelumnya yang menyatakan bahwa” Pada bagian tujuan khusus
“Mengetahui lama minum kopi secara rutin pada penderita hipertensi” maksud dari
kata-kata ini apakah durasi minum kopi setiap hari atau sudah berapa tahun responden
minum kopi.” terlihat bahwa tujuan khusus dari penelitian ini tidak jelas karena tidak
menekankan kata yang spesifik pada tujuan khusus. Kemudian pengeritik juga
memberikan kritik terhadap pengeritik kedua dengan pernyataan “tidak mengkritisi
pada tujuan khusus penelitian pada point kelima “Mengetahui tambahan kopi yang
ditambahkan pada saat konsumsi kopi oleh penderita hipertensi”. Pernyataan tersebut
masih belum kurang pas karena disini tolak ukur dari tambahan kopi belum jelas
maksud dari penelitian.”
6. Kritik oleh Lelya Nosiayu terhadap Nur Fadhilah Hasanah: Pada tujuan umum
pengeritik sepakat dengan pengkritik sebelumnya yang mengatakan bahwa: “Penulis
sepakat dengan peneliti karena tujuan umum dan tujuan khusus disusun sistematis”.
Pada tujuan khusus pengeritik sepakat dengan maksud dari pengkritik sebelumnya
yang mengatakan bahwa “Dan penelitian ini sudah sesuai dengan judul penelitian”.
Namun pengeritik juga memberi kritik bahwa Akan lebih baik jika pengkritik
mengatakan “Dan tujuan penelitian ini sudah sesuai dengan judul yang diajukan oleh
peneliti”.
Komentar Peneliti

Tujuan mengetahui lama minum kopi secara rutin pada penderita hipertensi bermaksud untuk
mengetahui sejak kapan penderita hipertensi yang menjadi responden mulai mengonsumsi
kopi secara rutin. Menurut kami penggunaan kata ini sudah tepat karena dikatakan rancu
apabila tidak menggunakan kata rutin.

Tujuan khusus “mengetahui jumlah sendok/bungkus kopi per gelas yang di konsumsi
penderita Hipertensi”, jika hanya menggunakan salah satu sendok atau bungkus, hal itu tidak
sesuai karena penggunaan untuk mengetahui banyaknya kopi yang dikonsumsi dalam sekali
minum tidak bisa hanya menanyakan berapa sendok atau berapa bungkus karena setiap orang
berbeda dalam mengonsumsi kopi

Kami menyetujui kesalahan penulisan tempat populasi peneletian yang dikritik oleh saudara
Zulfikar Abdul Aziz disebabkan human error.

Kritikan oleh saudari Maduri terhadap Eka githa roszaliya yaitu tujuan dapat diganti menjadi
“Untuk mengetahui gambaran hipertensi berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi kopi di
Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan”. Disini kami mau meluruskan bahwa tujuan
kami adalah mengetahui gambaran pola konsumsi kopi pada penderita hipertensi. Bukan
mengetahui gambaran hipertensi berdasarkan pola konsumsi kopi. Beliau juga memberi
kritikan terhadap tujuan khusus bahwa tujuan khusus yang dikemukakan oleh peneliti telah
menggambarkan variabel apa saja dengan pernyataan “Karena masih ada variabel yang
tidak disajikan pada tujuan khusus (seperti riwayat penyakit hipertensi”. Disini kami mau
meluruskan bahwa sampel penelitian kami adalah orang yang menderita hipertensi jadi tidak
perlu menanyakan riwayat hipertensi.

Menurut kami, tujuan khusus “Mengetahui tambahan kopi yang ditambahkan pada saat
konsumsi kopi oleh penderita hipertensi” sudah menggambarkan maksud dari pernyataan
tersebut ialah untuk mengetahui bahan apa saja yang ditambahkan responden pada saat
mengonsumsi kopi.

DEFINISI OPERASIONAL
KRITIK TAHAP 1

1. Kritik oleh Ridha Roihan Lubis


ISI: Reviewer melihat di definisi operasional peneliti salah meletakkan hasil ukur dari
variable Lama Minum Kopi secara Rutin, peneliti meletakkan hasil ukur di alat ukur. Selain
itu peneliti tidak mencantumkan hasil ukur dari variable Jenis Kopi dan Tambahan Kopi.
2. Kritik oleh Fauziah Ramadhani
ISI: Pada definisi operasional seluruh definisi nya mengulang kata-kata dari variabel.
Menurut reviewer sebuah definisi operasional yang baik adalah tidak terjadi pengulangan
variabel pada definisi variabel.
3. Kritik oleh Nur Fadhilah Hasanah
Pengkritik Nur Fadhilah Hasanah tidak ada mengkritik tentang definisi operasional
4. Kritik oleh Eka Githa Roszaliya
ISI: Pada definisi operasional, reviewer menemukan bahwa di variabel Lama Minum
Kopi Secara Rutin tidak tercantum alat ukur. Selain itu, pada variabel Jenis Kopi dan
Tambahan Kopi tidak tercantum hasil ukurnya.
5. Kritik oleh Dini Prratiwi
ISI: Pada definisi operasional “pekerjaan” adalah kegiatan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan hidup menurut saya tidak semua kegiatan yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup. Sarannya di tuliskan secara spesifik
Pada definisi operasional “ lama minum kopi secara rutin” menurut saya bahasanya
rancu sehingga sulit untuk di mengerti. Sarannya di ganti menjadi waktu seseorang mulai
mengkonsumsi kopi secara rutin dalam hitungan minimal satu kali dalam sehari. Pada
definisi “jenis kopi” peneliti menuliskan kata “varian”, menurut saya kata tersebut tidak
semua orang mengetahui arti dari varian. Pengertian hipertensi diurutkan paling bawah,
seharusnya paling pertama.
6. Kritik oleh Zulfikar Abdul Aziz
ISI: Pada defenisi operasional, peneliti sebaiknya langsung menjelaskan arti variabel
pada kolom defenisi, tanpa menuliskan variabel itu lagi. Pengelompokan dalam hal frekuensi
konsumsi kopi sebaiknya di dasarkan oleh sesuatu dan bukan hanya berdasarkan
pertimbangan dari peneliti.
Lalu, hasil ukur hipertensi yang di tuliskan oleh peneliti adalah Tinggi, Normal dan
Rendah. Pengelompokan tersebut lebih tepat jika variabel yang di teliti adalah tekanan darah
dan bukan hipertensi. Sementara hipertensi, sebagai hasil ukur sebaiknya peneliti tidak perlu
mengkategorikan seperti yang sudah dilakukan, namun menuliskan satuan tekanan darah.
Peneliti tidak menjelaskan faktor inklusi dan ekslusi dari penelitian yang dilakuakan.
Namun secara tidak langsung peneliti menyebutkan bahwa sampel yang akan diambil adalah
penderita hipertensi. Dengan prevalensi hipertensi 24.98% di Kota Medan, maka peneliti
akan sedikit kesulitan mendapatkan responden yang sesuai dengan penelitian yang
diinginkan. Untuk mempermudah hal ini, peneliti dapat memperluas sampel mereka dan tidak
hanya berfokus pada penderita hipertensi. Judul yang penulis tawarkan kepada peneliti ialah
“Gambaran Hipertensi berdasarkan Konsumsi Kopi”, yang mana sampel yang diambil tidak
hanya penderita hipertensi.

KRITIK TAHAP 2

1. Kritik Bebby Alfiera terhadap Ridha Roihan Lubis


ISI: Penulis setuju dengan reviewer yang menyatakan bahwa Reviewer melihat di
definisi operasional peneliti salah meletakkan hasil ukur dari variable Lama Minum Kopi
secara Rutin, peneliti meletakkan hasil ukur di alat ukur. Selain itu peneliti tidak
mencantumkan hasil ukur dari variable Jenis Kopi dan Tambahan Kopi. Adanya salah
peletakan dalam hasil ukur dan tidak adanya peneliti menuliskan hasil ukur di variabel jenis
kopi dan tambahan kopi.
2. Kritik Wahidah terhadap Fauziah Ramadhani

ISI: Saudara fauziah mengatakan “Pada definisi operasional seluruh definisi nya
mengulang kata-kata dari variabel. Menurut reviewer sebuah definisi operasional yang baik
adalah tidak terjadi pengulangan variabel pada definisi variabel.” Tetapi saudara fauziah tidak
menunjukkan bagian defenisi operasional penelitian yang saudara maksudkan supaya
memang berdasarkan fakta bagian mana yang diulang-ulang. Kemudian penulis perlu
mengkritisi bahwa saudara fauziah tidak melihat kesalahan-kesalahan pada bagian defenisi
operasional penelitian yaitu :
a. Bagian no 6 peneliti salah mencantumkan alat ukur peneliti mencantumkan
“seharusnya mencantumkan alat instrument yang digunakan”.
b. Bagian no 7 tentang variabel jenis kopi dikuesioner peneliti membuat macam-macam
jenis kopi tapi didefenisi operasional peneliti tidak mencantumkan dan skala ukurnya
salah seharusnya ordinal bukan nominal karena ada perbedaan dan tingkatan dari kopi
tersebut sehingga dia dibedakan begitu juga no 8 hasil ukur tidak dicantumkan
peneliti seharusnya di cantumkan karna dibagian kuesioner dibuat peneliti dan skala
ukurnya salah harusnya ordinal.
c. Bagian defenisi operasional no 9 peneliti mencantumkan variabel hipertensi dengan
hasil ukur “tinggi, normal, rendah “ tetapi pada kuesioner itu tidak ada hasil ukur
apakah tinggi tekanan darah itu berapa dan rendah dan dikatakan normal berapa
seharusnya saudara menambah kritikan itu sebab defenisi operasional yang hipertensi
terkesan dilihat langsung dikategorikan tanpa melihat tekanan darah dikatakan tinggi
dengan ukuran berapa seharusnya dicantumkan di hasil ukur defenisi operasional.

3. Kritik oleh Lelya Nosiayu terhadap Nur Fadhilah Hasanah


ISI: Pada laporan critical appraisal pengkritik tidak ada membuat kritikan definisi
operasional, akan tetapi pada proposal tersebut masih ada beberapa definisi operasional yang
perlu untuk dikoreksi, seperti pada variabel “Jumlah sendok/bungkus kopi per gelas” akan
lebih baik jika pada definisi operasionalnya adalah “Banyaknya kopi yang ditambahkan
dalam satu satu gelas”. Dan dalam definisi operasional yang baik tidak ada pengulangan kata
dari variabel seperi pada variabel “Tambahan kopi”, untuk menghindari pengulangan kata
definisi operasional dari variabel tersebut dapat dibuat menjadi “Tambahan kopi adalah
bahan racikan ataupun bahan pelengkap yang dicampur dengan kopi”.

4. Kritik oleh Maduri Sakilla terhadap Eka Githa Roszaliya


ISI: Penulis sepakat dengan pengkritik bahwa ditemukan variabel “lama minum kopi
secara rutin” yang tidak tercantum alat ukur dan variabel “Jenis Kopi dan Tambahan Kopi”
yang tidak tercantum hasil ukurnya. Namun pengkritik tidak teliti mengenai hasil ukur pada
variabel “lama minum kopi secara rutin”. Pada definisi operasional, peneliti mencantumkan
“Tahun/Bulan”. Kata tersebut tidak dapat menjelaskan hasil ukur pada variabel tersebut.
Sebaiknya diganti menjadi “per tahun atau per bulan”.

5. Kritik oleh Windi Aulia terhadap Dini Pratiwi


ISI: Reviewer tidak sepakat dengan apa yang dikemukakan oleh saudari Dini Pratiwi,
yang menyatakan bahwa tidak semua perkerjaan dapat memenuhi kebutuhan hidup kita.
Menurut reviewer walaupun pekerjaan tersebut tidak dapat memnuhi kebutuhan hidup,
namun pekerjaan tersebutlah sebagai bentuk usaha seseorang untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Reviewer sepakat dengan apa yang dikemukaan bahwa penggunaan
kalimat “lama minum kopi secara rutin” adalah kalimat yang rancu sehingga dapat
membingungkan pembaca. Namun pada saran saudari Dini Pratiwi menyarankan untuk
mengganti kalimatnya” waktu seseorang mulai mengkonsumsi kopi secara rutin dalam
hitungan minimal satu kali dalam sehari” Menurut reviewer ini adalah pengertian dari
frekuensi seseorang penderita hipertensi tersebut dalam mengkonsumsi kopi dalam sehari.
Hal ini sudah dipaparkan peneliti dalam defenisi operasionel untuk variable frekuensi
konsumsi kopi.

6. Kritik oleh Dwichy Augie terhadap Zulfikar Abdul Aziz


ISI: Penulis kurang sependapat dengan pengkritik pada bagian defenisi operasional
hipertensi yang hasil ukurnya tinggi, normal dan rendah, harusnya pengkritik menuliskan
atau melakukan kritik dengan menunjukkan angka kategori hipertensi yang sudah baku dari
WHO. Bukan dengan menyatakan asumsi pribadi yang menyatakan tidak setuju dengan hal
tersebut.

KRITIK TAHAP 3 (KOMENTAR PENELITI)

1. Kritikan Ridha Rihan Lubis


Pada kritik yang disampaikan oleh pengkritik tahap 1 dan 2, berikut penjelasannya:
a. Kesalahan dalam meletakkan hasil ukur dari variable Lama Minum Kopi secara
Rutin yaitu hasil ukur diletakkan di kolom alat ukur, memang murni kesalahan
dari peneliti sendiri. Peneliti menyadari akan hal tersebut.
b. Untuk hasil ukur dari variable Jenis Kopi dan Tambahan Kopi bukan merupakan
kesalahan dari peneliti. Peneliti sengaja tidak membuat hasil ukur dari variabel
jenis kopi dan tambahan kopi karena menurut penulis, jawaban untuk variabel
tersebut merupakan jawaban terbuka dan telah disesuaikan dengan kuisioner yang
telah diuji.

2. Kritikan Fauziah Ramadhani


Untuk kritikan mengenai pengulangan kata-kata dari variabel, peneliti setuju dengan
kritikan yang disampaikan oleh pengkritik tahap 2 yaitu pengkritik tahap 1(Fauziah
Ramadhani) tidak menunjukkan bagian defenisi operasional penelitian yang dimaksud. Jika
pengulangan kata yang dimaksud oleh pengkritik 1 yaitu kata-kata sebelum “adalah” maka
menurut peneliti hal tersebut diperbolehkan. Yang tidak diperbolehkan ialah ketika memasuki
definisi yaitu yang ditandai dengan setelah adanya kata “adalah”.
Untuk kritikan yang disampaikan oleh pengkritik 2 (Wahidah), ada beberapa hal
perlu peneliti koreksi yaitu sebagai berikut:
a. Pada bagian no 6, seperti yang telah dijelaskan oleh peneliti, peneliti mengakui
bahwa itu merupakan kesalahan dari peneliti yaitu peneliti khilaf dalam
meletakkan hasil ukur dibagian alat ukur
b. Pada bagian no 7 tentang variabel jenis kopi, itu bukan merupakan kesalahan dari
peneliti. Peneliti sengaja tidak membuat hasil ukur karena jenis kopi itu
bermacam-macam dan tidak dapat dimasukkan ke dalam definisi operasional.
Meskipun di kuesioner peneliti membuat macam-macam jenis kopi, hal tersebut
bertujuan untuk memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan dari
peneliti. Mengenai skala ukur, menurut peneliti pengkritik 2 salah dalam
mengkritik skala ukur yang telah peneliti tetapkan, dimana pengkritik mengatakan
bahwa seharusnya skala ukur dari variabel tersebut adalah ordinal. Menurut
peneliti, pengkritikan ini merupakan pengkritikan yang salah, skala ukur yang
sebenarnya adalah nominal karena pada jenis kopi tidak ada tingkatan, hanya
menunjukkan perbedaan. Untuk yang bagian 8, peneliti juga tidak setuju dengan
kritik yang disampaikan. Alasannya, sama dengan alasan tentang jenis kopi.
c. Untuk bagian 9, peneliti tidak setuju dengan kritikan yang disampaikan oleh
pengkritik 2. Peneliti sengaja tidak mencantumkan angka yang dikatakan
hipertensi, rendah dan normal pada definisi operassional karena peneliti tidak
melakukan pengukuran pada responden. Peneliti hanya melakukan wawancara
pada responden yang sudah positif hipertensi yang datanya didapatkan dari data
sekunder yang diambil dari Puskesmas di wilayah penelitian.

3. Kritikan Nur Fadhilah Hasanah


Pada tahap 1, pengkritik (Nur Fadhilah Hasanah ) tidak mencantumkan kritikan
mengenai definisi operasional. Maka peneliti akan mengkritik hasil kritikan dari pengkritik 2
(Lelya Nosiayu). Berikut penjelasannya:
Untuk variabel “Jumlah sendok/bungkus kopi per gelas” lebih tepat dari pada saran yang
diberikan oleh pengkritik 2 yaitu “Banyaknya kopi yang ditambahkan dalam satu satu
gelas”. Pertanyaan ini sedikit rancu yaitu dapat diartikan sebagai “jumlah biji kopi” padahal
yang dimaksud adalah berapa sendok atau berapa bungkus kopi yang responden masukkan ke
dalam gelas. Jika pertanyaannya seperti yang pengkritik ajukan, maka pertanyaan tersebut
belum bisa menunjukkan maksud dari peneliti yaitu mengenai jumlah sendok dan bungkus.
Untuk pengulangan kata yang peneliti cantumkan, koreksi dari pengkritik 2 peneliti terima.
Namun, saran yang diberikan yaitu “Tambahan kopi adalah bahan racikan ataupun bahan
pelengkap yang dicampur dengan kopi” Menurut peneliti pertanyaan tersebut belum tepat
untuk menggambarkan variabel tambahan kopi karena kata “bahan racikan” memiliki makna
lain.

4. Kritikan Eka Githa Roszaliya


Untuk kritik yang disampikan oleh pengkritik tahap 1 (Eka Githa Roszaliya), yaitu
mengenai tidak tercantumkannya alat ukur pada variabel Lama Minum Kopi Secara Rutin.
Seperti yang sudah dijelaskan oleh peneliti pada pengkritik lainnya bahwa hasil ukur
diletakkan di kolom alat ukur. Hal ini merupakan murni kesalahan dari peneliti sendiri. Sama
halnya dengan variabel Jenis Kopi dan Tambahan Kopi yang tidak tercantumkannya hasil
ukur, ini merupakan kesengajaan dari peneliti, bukan kesalahan. Peneliti tidak dapat
mencantumkan hasil ukur dari jenis kopi dan tambahan kopi pada definisi operasional karena
jawaban atas variabel ini merupakan jawaban terbuka dari responden.
Untuk kritik tambahan dari pengkritik tahap 2 (Maduri Sakilla), peneliti tidak setuju
dengan kritikan yang disampikan oleh pengkritik 2 mengenai hasil ukur dari “lama minum
kopi secara rutin”. Pengkritik menyampaikan bahwa hasil ukur dari “tahun/bulan” lebih baik
jika diganti dengan “per tahun atau per bulan”. Peneliti akan menjelaskan alasan peneliti
membuat hasil ukur dari “lama minum kopi secara rutin” dalam tahun/bulan adalah karena
maksud dari “lama minum kopi secara rutin” dalam definisi operasional ini adalah sejak
kapan responden mulai mengkonsumsi kopi secara rutin. Maka, jawaban yang tepat adalah
dalam tahun/bulan.

5. Kritikan Dini Pratiwi


Untuk pengkritik tahap 1 (Dini Pratiwi), ada beberapa hal yang perlu peneliti
dikoreksi. Berikut penjelasannya:
Pada definisi operasional “pekerjaan”, menurut peneliti, definisi yang telah peneliti
buat merupakan definisi yang sudah tepat. Dimana yang dinamakan suatu pekerjaan adalah
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak hanya dari segi materi juga dari segi rohani
dan jasmani. Kemudian, perlu disampaikan kepada pengkritik tahap 1 agar memberi saran
definisi yang tepat untuk menggambarkan “pekerjaan”.
Pada definisi operasional “lama minum kopi secara rutin” saran yang diberikan oleh
pengkritik yaitu “waktu seseorang mulai mengkonsumsi kopi secara rutin dalam hitungan
minimal satu kali dalam sehari”. Kata “waktu” juga memiliki pengertian lain seperti waktu
pagi, siang, dan lainnya. Juga dapat diartikan sebagai waktu (jam) sehingga tidak dapat
menggambarkan “sejak kapan mengkonsumsi kopi secara rutin”. Untuk definisi “jenis kopi”
yang peneliti definisikan menjadi “varian”. Menurut peneliti, kata tersebut sudah tepat dan
tidak akan menimbulkan kebingungan pada pembacanya karena kata “varian” merupakan
kata yang sudah umum digunakan. Dan untuk saran mengenai letak definisi operasional dari
variabel hipertensi harusnya diletakkan di bagian paling atas. Penulis tidak setuju dengan
saran tersebut karena peneliti membuat urutan definisi operasional berdasarkan judul dan
variabel yang paling dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai pola konsumsi kopi.
Untuk pengkritik tahap 2 (Windi Aulia), peneliti setuju dengan kritik yang
disampaikan oleh pengkritik tahap 2 kepada pengkritik tahap 1 mengenai pekerjaan. Selain
itu, peneliti juga setuju dengan kritikan yang disampaikan oleh pengkritik 2 mengenai “waktu
seseorang mulai mengkonsumsi kopi secara rutin dalam hitungan minimal satu kali dalam
sehari”.

6. Kritikan Zulfikar Abdul Aziz


Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada kritik yang disampikan oleh pengkritik
tahap 1 dan tahap 2. Berikut penjelasannya:

Untuk pengkritik tahap 1 (Zulfikar Abdul Aziz), pada defenisi operasional, peneliti
sebaiknya langsung menjelaskan arti variabel pada kolom defenisi, tanpa menuliskan variabel
itu lagi. Mengenai kritik ini, menurut peneliti hal ini tidak menjadi masalah dalam penulisan
definisi operasional. Pada kritik pengelompokan dalam hal frekuensi konsumsi kopi, peneliti
memiliki dasar dalam memilih frekuensi tersebut yaitu berdasarkan penelitian-penelitian
yang telah dilakukan yang mana peneliti tersebut lebih banyak menetapkan frekuensi
konsumsi kopi yaitu minimal satu kali dalam sehari. Jadi, penetapan ini bukan berdasarkan
pertimbangan penilit, namun ada yang mendasarinya.

Untuk hasil ukur hipertensi yaitu Tinggi, Normal dan Rendah merupakan hasil ukur
yang tepat dari variabel hipertensi yang mana dalam mengukur tekanan darah tinggi
seseorang pasti akan melihat ukuran lainnya seperti normal atau rendah yaitu dengan
membandingkannya. Mengenai hasil ukur dari hipertensi, peneliti sengaja membuat hasil
ukurnya ialah ordinal karena peneliti tidak melakukan pengukuran secara langsung pada
responden. Peneliti hanya melakukan wawancara pada penderita hipertensi positif.

Untuk inklusi dan eksklusi, menurut peneliti, peneliti tidak perlu menjelaskannya
karena responden dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi. Mengenai prevalensi
hipertensi 24.98% di Kota Medan, peneliti tidak akan mengalami kesulitan dalam
mendapatkan responden karena angka 24,98% merupakan angka yang cukup besar jika
dibandingkan dengan populasi penduduk di Kota Medan. Maka dari itu, peneliti tidak perlu
memperluas sampel dan peneliti akan tetap berfokus pada penderita hipertensi. Untuk judul
yang ditawarkan oleh pengkritik tahap 2, judul tersebut merupakan judul yang sudah dipakai
oleh peneliti-peneliti sebelumya.

Untuk pengkritik tahap 2 (Dwichy), mengenai “angka kategori hipertensi yang sudah
baku dari WHO”. Peneliti sengaja tidak mencantumkan angka karena peneliti tidak
melakukan pengukuran pada responden. Tetapi responden dalam penelitian ini sudah
memang penderita hipertensi.

Metode

Kritik tahap 1 oleh kelompok 3

1. Kritik oleh Ridha Roihan Lubis


Isi:
“Peneliti tidak menjelaskan alasan peneliti melakukan penelitian di daerah
tersebut. Reviewer setuju dengan sumber data, instrumen dan pengolahan data yang
telah dijelaskan peniliti. Reviewer masih bingung dengan analaisis data yang telah
peneliti jelaskan. Peneliti menjelaskan bahwa analisis data digunakan untuk
menggambarkan kejadian hipertensi ditinjau berdasarkan konsumsi kopi di
Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan. Sedangkan judul pelitian ini hanya
melihat pola konsumsi kopi pada penderita hipertensi di Kecamatan Medan
Perjuangan, Kota Medan.”
2. Kritik oleh Fauziah Ramadhani
Isi:
“Pada waktu penelitian tidak ditulis tanggal penelitian, hanya menulis bulan
penelitian dilaksanakan dan ditulis 2 bulan. Pada dasarnya Metode Survey Cepat
merupakan penelitian singkat yang sudah pasti tanggalnya. pada analisis data
menggunakan analisis univariat, reviewer tidak setuju dengan analisis datanya jika
memang dikaitkan dengan kopi, menurut reviewer sebaiknya analisis bivariat jika
ingin memisakan responden minum kopi yang mengalami hipertensi.”
3. Kritik oleh Nur Fadhilah Hasanah
Isi:
“Penulis sepakat dengan peneliti karena telah mencantumkan lokasi penelitian yang
sangat jelas dari mulai Kecamatan, Kota, dan Provinsi. Namun peneliti tidak
mencantumkan tanggal penelitian, penulis menyarankan agar peneliti mencantumkan
tanggal penelitian agar proposal penelitian semakin baik lagi. Dan penulis tidak
memukan kesalahan pengetikan.”

4. Kritik oleh Eka Githa Roszaliya


Isi:
“Seperti yang sudah disinggung di pendahuluan, reviewer masih ‘mempertanyakan’
alasan peneliti memilih daerah tersebut menjadi tempat penelitian.”
5. Kritik oleh Dini Prratiwi
Isi:
“Peneliti tidak mencantumkan tanggal penelitian dimulai
Pada data primer, peneliti tidak menyebukan secara spesifik mengenai data yang
akan diambil
Pada pengolahan data, peneliti telah menuliskan kelanjutan dalam pengolahan
data kuesioner”
6. Kritik oleh Zulfikar Abdul Aziz
pengeritik tidak mengkritik secara spesifik mengenai metode penelitian

Kritik tahap 2 oleh kelompok 2 terhadap kelompok 3

1. Kritik oleh Dwichy Augie terhadap Zulfikar Abdul Aziz


Pengeritik tidak memberikan kritikan terhadap kritikan pengeritik sebelumnya
2. Kritik oleh Bebby Alfiera Riyandina Hardja terhadap Ridha Roihan Lubis
Isi:
“Penulis setuju dengan reviewer yang menyatakan bahwa :
Peneliti tidak menjelaskan alasan peneliti melakukan penelitian di daerah tersebut.
Reviewer setuju dengan sumber data, instrumen dan pengolahan data yang telah
dijelaskan peniliti. Reviewer masih bingung dengan analaisis data yang telah
peneliti jelaskan. Peneliti menjelaskan bahwa analisis data digunakan untuk
menggambarkan kejadian hipertensi ditinjau berdasarkan konsumsi kopi di
Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan. Sedangkan judul pelitian ini hanya
melihat pola konsumsi kopi pada penderita hipertensi di Kecamatan Medan
Perjuangan, Kota Medan.”
3. Kritik oleh Windi Aulia terhadap Dini Pratiwi
Isi:
 “Reviewer sepakat dengan apa yang dikemukakan bahwa peneliti tidak
memaparkan dengan jelas ke-9 kelurahan yang menjadi lokasi pengambilan sampel
penelitian.
 Reviewer tidak sepakat dengan apa yang dikemukakan bahwa peneliti tidak
menyebutkan secara spesifik data primer yang akan diambil dalam penelitian.
Menurut reviewer peneliti telah menyebutkan data dengan rinci dan jelas
bahwasannya peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan penyebaran
kuesioner, dimana kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan mengenai demografi,
dan gambaran hipertensi yang ditinjau dari pola konsumsi kopi pada masyarakat
tersebut.
Untuk menyebutkan variable secara spesifik, menurut reviewer tidak perlu karena
variable-variable yang akan diukur telah dipaparkan didalam defenisi operasional.
Jadi tidak perlu lagi dipaparkan di sumber data dan instrument.
 Reviewer sepakat dengan apa yang dikemukakan bahwa peneliti telah memaparkan
dengan jelas dan terperinci dalam langkah-langkah pengolahan data yang akan
dilakukan.”
4. Kritik oleh Maduri Sakilla terhadap Eka Githa Roszaliya
Isi:
“Penulis sepakat dengan pengkritik yang mempertanyakan alasan peneliti memilih
lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian. Penulis tidak setuju dengan pengkritik yang
sepakat dengan penjelasan terkait sumber data dan instrumen yang disajikan
peneliti. Menurut penulis, kalimat yang digunakan oleh peneliti belum efektif dan
tersusun dengan baik.”
5. Kritik oleh Wahidah terhadap Fauziah Ramadhani
Isi:
“Penulisan sepakat dengan pernyataan fauziah bahwa “ Pada waktu penelitian tidak
ditulis tanggal penelitian, hanya menulis bulan penelitian dilaksanakan dan ditulis 2
bulan. Pada dasarnya Metode Survey Cepat merupakan penelitian singkat yang
sudah pasti tanggalnya. pada analisis data menggunakan analisis univariat, reviewer
tidak setuju dengan analisis datanya jika memang dikaitkan dengan kopi, menurut
reviewer sebaiknya analisis bivariat jika ingin memisakan responden minum kopi
yang mengalami hipertensi. Tetapi saya tidak sepakat dengan pernyataan 2 bulan
karena peneliti belum menuliskan tanggal berapa dilakukan penelitian sehingga
pernyataan saudara subjektif.”
6. Kritik oleh Lelya Nosiayu terhadap Nur Fadhilah Hasanah
Isi:
penulis tidak sepakat dengan pengkritik yang mengatakan bahwa: “Penulis sepakat
dengan peneliti dalam metode survey cepat instrumen atau sumber data yang dipilih
adalah dengan kuesioner dan wawancara. Hal ini sudah tepat sesuai dengan
pengumpulan data yang dilakukan dalam metode survey cepat”.Dalam metode survey
cepat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara kurang efektif untuk
dilakukan sebab waktu pengumpulan data dari metode survey cepat ini relatif singkat
yakni 2-3 minggu saja. Selain itu pada proposal penelitian tidak ditemukan bahwa
peneliti menggunakan wawanncara sebagai cara pengumpulan data.

Komentar Peneliti

Kritikan mengenai analisis data, kami menyatakan bahwa analisis data yang digunakan pada
penelitian ini sudah tepat karena penggunaan metode survey cepat umumnya menggunakan
analisi univariat. Kami juga tidak ingin memisahkan responden minum kopi yang menderita
hipertensi karena sampel penelitian kami adalah orang yang mengalami hipertensi, kami tidak
mengambil sampel orang yang tidak menderita hipertensi walaupun ia mengonsumsi kopi.

Kemudian kritikan mengenai data tempat penelitian dan data yang digunakan merupakan
sesuatu yang seharusnya dari awal sudah diinstruksikan untuk tidak di kritik. Karena proposal
penelitian kami beum mendapatkan data sekunder mengenai populasi dan tempat penelitian.

Mengenai penulisan waktu penelitian yang tidak mencantumkan tanggal dikarenakan


proposal penelitian ini belum ditentukan tanggal untuk melakukan penelitian, penulisan
bulan pada waktu penelitian sekiranya sudah cukup menggambarkan waktu penelitian ini
akan dilakukan.

Daftar Pustaka
KRITIK TAHAP 1 OLEH KELOMPOK 3
1. Kritik oleh Ridha Roihan Lubis: bahwa menurut pengkritik daftar pustaka di
proposal belum sesuai dengan kaidah penyusunan daftar pustaka.
2. Kritik oleh Eka Githa Roszaliya : Menurut pengkritik penulisan daftar pustaka di
proposal penelitian ini belum sesuai kaidah yang telah ditentukan. Diharapkan peneliti
dapat memperbaikinya.
3. Kritik oleh Dini Pratiwi : menurut pengkritik sumber yang peneliti ambil terlalu
lama, lebih dari 5 tahun.

KRITIK TAHAP 2 OLEH KELOMPOK 2 TERHADAP KELOMPOK 3


1. Kritik Bebby Alfiera Riyandina Hardja terhadap Ridha Roihan Lubis : Pengkritik
kedua Bebby Alfiera Riyandina Hardja tidak setuju dengan pengkritik pertama
yang menyatakan penulisan daftar pustaka tidak sesuai dikarenakan menurut
pengkritik kedua bahwa peneliti sudah sangat jelas menuliskan daftar pustaka dengan
baik dan benar berdasarkan abjad dan urutan.
2. Kritik Windi Aulia terhadap Dini Pratiwi : pengkritik kedua Windi Aulia sepakat
dengan pernyataan yang disampaikan oleh saudari Dini Pratiwi bahwa peneliti
menggunakan sumber dibawah 5 tahun dari waktu penelitaian yang dilakukan.
Padahal untuk kurun waktu yang lama ada banyak perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi dan akan mempengaruhi hasil penelitian. Untuk itu, ditetapkan
minimal mengambil literature (sumber) penelitian 5 tahun keatas, karena dalam kurun
waktu 5 tahun akan ada perubahan-perubahan yang terjadi namun tidak terlalu
signifikan atau terlalu dinamis, sehingga tidak terlalu mempengaruhi hasil penelitian.
3. Kritik Maduri Syakila terhadap Eka Githa Roszaliya : pengkritik kedua Maduri
Syakila sepakat dnegan pengkritik satu Eka Githa Roszaliya bahwa penulisan daftar
pustaka proposal tersebut belum sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan. Penulis
juga memiliki harapan yang sama terhadap peneliti yaitu agar dapat memeperbaiki
bagian ini.

Komentar peneliti :
Menanggapi pernyataan sebagian besar pengkritik bahwa daftar pustaka di proposal
belum sesuai dengan kaidah penyusunan daftar pustaka, peneliti kurang sepakat dengan yang
dinyatakan oleh sebagian besar pengkritik karena daftar pustaka yang dibuat oleh peneliti
seuai dengan penulisan daftar pustaka dan semua pengkritik yang menyatakan daftar pustaka
di proposal belum sesuai dengan kaidah penyusunan daftar pustaka menurut peneliti
merupakan pernyataan yang kurang jelas karena pengkritik tidak mengemukakan alasannya
mengapa memberikan pernyataan tersebut. Pernyataan peneliti bahwa daftar pustaka yang
dibuat oleh peneliti seuai dengan penulisan daftar pustaka juga didukung oleh pengkritik
kedua yaitu saudari Bebby Alfiera Riyandina Hardja.
Selanjutnya menanggapi pernyataan saudari Windi Aulia dan Dini Pratiwi tentang
peneliti menggunakan sumber dibawah 5 tahun dari waktu penelitian yang dilakukan.
Padahal untuk kurun waktu yang lama ada banyak perubahan-perubahan yang mungkin
terjadi dan akan mempengaruhi hasil penelitian. Untuk itu, ditetapkan minimal mengambil
literature (sumber) penelitian 5 tahun keatas, karena dalam kurun waktu 5 tahun akan ada
perubahan-perubahan yang terjadi namun tidak terlalu signifikan atau terlalu dinamis,
sehingga tidak terlalu mempengaruhi hasil penelitian. Menurut peneliti hal tersebut tidak
menjadi masalah karena jika kita lihat sumber referensi yang dibawah 5 tahun dari waktu
penelitian juga didukung oleh sumber penelitian yang bahkan 4 tahun dibawah waktu
penelitian. Contoh :
 Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita
hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi (WHO,
2015).
 Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi berdasarkan pada usia 18 tahun
ke atas sebesar 34,1%, yang mana angka ini mengalami peningkatan sebesar 7,6
persen dibandingkan 2013 yaitu 26,5 persen. Angka ini tentunya membuat masyarakat
harus semakin waspada dan memerhatikan gaya hidup. (Riskesdas, 2018).
 Kadar kafein yang tinggi di dalam kopi bisa membuat tekanan darah seseorang yang
mempunyai penyakit hipertensi meningkat 3-4 kali. Karena saat kafein masuk ke
aliran darah, hormon adrenalin yang membuat Anda selalu terjaga akan meningkat.
Sehingga tekanan darah akan terpengaruh dan semakin meningkat. Penderita
hipertensi boleh mengkonsumsi kopi akan tetapi harus dibatasi dalam sehari maksimal
3 cangkir tetapi akan lebih baik untuk tidak mengkonsumsi sama sekali (European
Society of Cardiology, 2015).
Contoh-contoh di atas sudah mewakili data masalah penelitian dan tidak berbeda dari data
masalah yang dengan sumber referensi dibawah 5 tahun dari waktu penelitian.
Kuisioner
KRITIK TAHAP 1 OLEH KELOMPOK 3
1. Kritik oleh Fauziah Ramadhani : bahwa menurut pengkritik pada pertanyaan
Sendok/bungkus kopi per gelas sebaiknya digabung ke pertanyaan frekuensi
konsumsi kopi karena saling berkaitan. Untuk pertanyaan lain pengkritik telah setuju
semua karena pertanyaan nya sudah dapat menggambarkan konsumsi kopi pada
masyarakat.
2. Kritik oleh Eka Githa Roszaliya : Menurut pengkritik, alangkah baiknya jika
menggunakan kuesioner yang sudah teruji. Apabila peneliti membuat kuesionernya
sendiri, reviewer menyarankan agar melakukan pengujian terlebih dahulu untuk
menghindari bias data dan sebagainya.

KRITIK TAHAP 2 OLEH KELOMPOK 2 TERHADAP KELOMPOK 3


1. Kritik Maduri Syakila terhadap Eka Githa Roszaliya
Pengkritik kedua sepakat dengan saran yang diajukan pengkritik pertama
mengenai penggunaan kuesioner yang sudah teruji. Dan menurut pengkritik kedua
bahwa ia menemukan banyak sekali pertanyaan yang masih belum mewakili judul
peneltian. Pada bagian “riwayat penyakit hipertensi”, pengkritik kedua ingin
menyarankan agar peneliti mengajukan pertanyaan mengenai riwayat hipertensi
didalam keluarga.
2. Kritik Wahidah terhadap Fauziah Ramadhani
Pengkritik kedua tidak sepakat dengan pernyataan saudara fauziah (pengkritik
satu) yang menyatakan “Pada pertanyaan Sendok/bungkus kopi per gelas menurut
reviewer sebaiknya digabung ke pertanyaan frekuensi konsumsi kopi karena saling
berkaitan”. Karena mau digabung atau tidak itu tidak menjadi masalah.

Komentar Peneliti
Kuisioner yang kami gunakan merupakan kuisioner yang sudah teruji karena kami
menggabungkan beberapa kuisioner dari karya tulis ilmiah seperti jurnal dan skripsi yang
telah terbit dan telah diuji validitas dan reliabilitas kuisionernya dimana masalah yang diteliti
sama dengan masalah penelitian kami. Selanjutnya menurut pengkritik kedua Maduri
Syakila ia menemukan banyak sekali pertanyaan yang masih belum mewakili judul peneltian
tanpa mencontohkan apa yang ia maksud dengan pertanyaan yang masih belum mewakili
judul penelitian sehingga pernyataan saudari Maduri Syakila tidak berdasar dan menurut
kami sebagai peneliti pertanyaan dalam kuisioner penelitian kami sudah mewakili judul
penelitian terlebih karena kuisioner tersebut telah teruji.
Menanggapi pengkritik pertama Fauziah Ramadhani tentang pernyataannya bahwa
“ada pertanyaan Sendok/bungkus kopi per gelas sebaiknya digabung ke pertanyaan frekuensi
konsumsi kopi karena saling berkaitan” maka peneliti menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan saudari Fauziah Ramadhani karena dua hal tersebut berbeda, dimana
“Sendok/bungkus kopi” itu ditanyakan untuk melihat seberapa banyak porsi kopi yang
dimasukkan dalam secangkir gelas dan “kopi per gelas” ditanyakan untuk melihat berapa
gelas kopi yang di konsumsi oleh responden dalam sehari.

Anda mungkin juga menyukai