Universitas Indonesia Proyek Pembangunan
Universitas Indonesia Proyek Pembangunan
NPM : 1006659634
Tandatangan :
Nama : Nirmala
NPM : 1006771232
Tandatangan :
NPM : 1006680985
Tandatangan :
Tim Penulis
Universitas Indonesia
iv
ABSTRAK
ABSTRACT
Universitas Indonesia
v
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
vi
Universitas Indonesia
vii
Universitas Indonesia
viii
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
ix
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
x
Universitas Indonesia
xi
Gambar 4.23 Diagram Alir Quality Control Dalam Penerapan Manajemen Mutu ISO
9001-2000..................................................................................................................... 73
Gambar 4.24 Implementasi dan Operasi Inspection And Check List ............................... 74
Gambar 4.25 Diagram Alir Operasi Pelaksanaan Inspeksi ............................................. 75
Gambar 4.26 Struktur Organisasi Proyek Apartemen Kemang View, Bekasi ................. 76
Gambar 4.27 Proses Estimasi Biaya ............................................................................ 100
Gambar 4.28 Proses Penentuan Anggaran ................................................................... 101
Gambar 4.29 Diagram Alir Penentuan Anggaran Biaya ............................................... 102
Gambar 4.30 Proses Kontrol Biaya .............................................................................. 102
Gambar 4.31 Diagram Alir Kontrol Biaya ................................................................... 103
Gambar 4.32 Struktur P2K3 Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja ......... 107
Gambar 4.33 Struktur Organisasi Tanggap Darurat...................................................... 107
Gambar 4.34 Jadwal Program She dan Housekeeping .................................................. 110
Gambar 4.35 Jadwal She Patrol .................................................................................. 110
Gambar 4.36 Peralatan Safety ...................................................................................... 112
Gambar 4.37 Kotak Peralatan Safety............................................................................ 113
Gambar 4.38 Tempat Sampah ..................................................................................... 113
Gambar 4.39 Tempat Pembuangan Sampah Sementara ................................................ 114
Gambar 4.40 Tabung Pemadam Kebakaran ................................................................. 115
Gambar 4.41 SHE Patrol ............................................................................................ 116
Gambar 4.42 SHE Talk ............................................................................................... 116
Gambar 4.43 Program Jumat Bersih ............................................................................ 117
Gambar 4.44 Titik Kumpul Darurat yang Berada di Pintu Masuk Lokasi Proyek dan di
Depan Direksi Keet ..................................................................................................... 117
Gambar 4.45 Beberapa Rambu Peringatan Di Lokasi Proyek ....................................... 118
Gambar 4.46 Safety Net Horisontal.............................................................................. 119
Gambar 4.47 Safety Net Vertikal ................................................................................. 119
Gambar 4.48 Kegiatan Fogging Di Lokasi Proyek ....................................................... 120
Gambar 4.49 Rambu dan Area Tempat Merokok ......................................................... 120
Gambar 4.50 Jalur Evakuasi Kantor ............................................................................ 121
Gambar 4.51 Jalur Evakuasi Lapangan Lantai Semibasement ...................................... 121
Gambar 4.52 Jalur Evakuasi Lapangan Lantai Tipikal ................................................. 122
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
b. Data Sekunder
Data dari dokumen-dokumen yang diperoleh dari proyek dan buku referensi
terkait yang digunakan.
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjabarkan perihal yang berkaitan dengan latar belakang, tujuan
penulisan, batasan masalah, sumber data penulisan, metode penulisan serta
sistematika penulisan dalam penyusunan laporan kerja praktek
Universitas Indonesia
5
BAB 5 PENUTUP
Menjabarkan detail penting proyek beserta kritik dan saran yang dibutuhkan
untuk kelangsungan studi selanjutnya.
Universitas Indonesia
6
BAB 2
GAMBARAN UMUM PROYEK
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
8
a. Survai lokasi
b. Penyelidikan tanah dan perbaikan tanah
c. Pengadaan fasilitas sarana dan prasarana proyek.
2. Pekerjaan Struktur yang meliputi:
a. Pekerjaan Tanah
i. Dewatering Air Tanah
ii. Galian Basement
b. Pekerjaan Struktur Bangunan Bawah
i. Pengerjaan Sub Struktur Semi Basement 1 lantai
ii. Pekerjaan Lantai Kerja
c. Pekerjaan Struktur Bangunan Atas
i. Pengerjaan Lantai Tipikal sampai 22 lantai
ii. Pekerjaan Atap (Mahkota), Lift, dan Tangga
d. Pekerjaan Struktur Kolam Renang
e. Pekerjaan Struktur Pelengkap (Canopy, Duct House dan Summpit)
f. Pekerjaan Teknik Lingkungan: Pengerjaan Sub Struktur Sewage
Treatment Plant (STP), Ground Water Tank (GWT) dan Power
House
3. Pekerjaan Arsitektur yang meliputi:
a. pekerjaan dinding
b. pekerjaan dinding pracetak
c. pekerjaan partisi
d. pekerjaan lantai
e. pekerjaan plafond
f. pekerjaan opening pintu dan jendela
g. pekerjaan railing
h. pekerjaan sanitary
i. pekerjaan lain-lain (meja beton pracetak)
4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (M/E) yang meliputi :
a. Pemasangan Air Conditioner (AC)
b. Pemasangan Hydrant dan Sprinkle
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE KONSTRUKSI
11
12
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Tower Crane nantinya akan diletakan di kedua titik yang berbeda yaitu di
sebelah utara proyek dan di bagian selatan. Tower Crane di bagian selatan
diletakkan tepat di sebelah utara dari Tower Apartemen bagian C dengan tujuan
agar penggunaan Tower Crane maksimal di semua titik yang dijangkau.
Dengan meletakkan Dump Truck di wilayah sudut swing bucket dari Excavator
kisaran 45o - 90o bisa mengurangi cycle time dari Excavator hingga waktu yg
digunakan untuk memuat hasil galian ke dalam Dump Truck menjadi lebih cepat.
Universitas Indonesia
15
Jalur yang dilalui Dump Truck juga diperhatikan agar menghasilkan produk galian
yang optimal. Dari arah Dump Truck datang, lalu parkir dan kembali pergi untuk
membuang hasil tanah galian ke disposal area.
Gambar 3.3 Jalur Datang dan Pergi Dump Truck untuk hasil galian yang optimal
Sumber: Dokumentasi PT.PP (Persero) Tbk., 2013
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Paling tidak terdapat 1278 titik tiang pancang yang masing-masing titik
dikelompokkan menjadi kelompok tiang dalam denah pemancangan pada Gambar
3.10 berikut.
Universitas Indonesia
25
Hal-hal yang perlu diingat dalam pekerjaan tiang pancang antara lain:
- Pengerjaan pemancangan sesuai Zona yang telah ditentukan supaya
tidak terjadi kesulitan saat memancang bagian tengah. Urutan
pemancangan dimulai dari Zona 1, Zona 2, Zona 3, dan Zona 4.
Universitas Indonesia
26
patah. Dalam mengangkat tiang, perlu juga diperhatikan agar tiang tidak
bertabrakan dengan tiang lain atau benda lain.
b. Kemudian, tiang diangkut menuju titik pemancangan yang ditandai oleh
paku bertali. Posisi tiang pancang dipastikan tidak berdekatan dengan tiang
pancang di sebelahnya. Foremen (pekerja) menggunakan besi dengan
panjang 1 meter untuk mengukur jarak tiang yang akan dipancang terhadap
tiang di kanan-kiri dan depan-belakangnya. Sebelum memancang, foremen
menyiapkan dirinya untuk menghitung jumlah tekanan alat Hydraulic Jack
terhadap tiang pancang dengan menggunakan counter, dan hasil
pengamatannya dicatat dalam laporan harian pemancangan. Mulailah alat
Hydraulic Jack memancang tiang bagian bawah (bottom) 11 m tersebut.
c. Setelah pelindung kepala tiang mencapai tanah, alat Hydraulic Jack
menghentikan pemancangan tiang, kemudian bergerak menjauhi lokasi titik
pemancangan tiang, menuju ke lokasi tiang bagian atas (top) 12 m berada.
Sementara itu, foremen membersihkan daerah penyambungan tiang pancang
dari tanah yang akan menutupi posisi penempatan pelat logam sambungan
tiang.
d. Pelindung tiang dipasang pada kepala tiang bagian atas (top) 12 m. Alat
Hydraulic Jack mengangkat tiang bagian atas (top) 12 m di titik 0,2 dari
panjang tiang dan mengangkutnya ke titik pemancangan tiang bagian bawah
(bottom) 11 m untuk disambung kemudian dipancang. Tiang bagian atas
(top) 12 m ditegakkan dan ditempatkan tepat di atas tiang bagian bawah
(bottom) 11 m. Lempengan pelat logam dipasang pada daerah
persambungan tiang dan dimulailah Metode JHS System penyambungan
tiang dengan sambungan las. Setelah pelat tertempel, sekeliling 4 sisi tiang
pancang dilas. Foremen menyalakan mesin diesel yang merupakan bahan
bakar pengelasan. Tak lupa welder (tukang las) menggunakan alat
pengaman diri berupa topeng pelindung mata dan wajah dari api pengelasan.
Setelah dilas, 4 sisi persambungan tiang pancang dicat dengan cat menie
yang terbuat dari sinkromat agar sambungan las lebih kuat. Setelah
pengelasan usai, mesin diesel dimatikan.
Universitas Indonesia
27
e. Alat Hydraulic Jack memancang tiang bagian atas (top) 12 m dan jumlah
tekanan tiap penurunannya pun tak lupa dicatat oleh foremen menggunakan
counter. Setelah pelindung kepala tiang mencapai tanah, foremen lainnya
bersiap-siap untuk melakukan tes kalendering. Foremen menempelkan
kertas millimeter block pada kepala alat Hydraulic Jack. Foremen juga
menyiapkan pensil dan tatakan papan. Hal yang dicatat dalam tes
kalendering adalah penurunan posisi tiang pancang per tekanan tertentu
(blow). Jika nilai kalendering 1 cm (final set), berarti tiang pancang telah
mencapai kedalaman tanah keras. Jika nilai kalendering masih lebih dari 1
cm, berarti tiang pancang belum mencapai tanah keras. Imbasnya, tiang
akan terus dipancang (redriving) hingga final set.
- Dalam eksekusi pemancangan, terdapat tiga kemungkinan, yaitu:
- Tiang sudah mencapai final set
- Belum final set
- Tiang amblas
f. Peluang pertama menandakan pemancangan berjalan lancar tanpa kendala.
Sedangkan peluang kedua, belum final set, diperlukan alat bantu
pemancangan hingga tiang pancang mencapai kedalaman tanah keras. Alat
bantu tersebut bernama dolly, yang terbuat dari baja, ditempatkan di kepala
tiang. Pada peluang ketiga,tiang amblas, juga diperlukan alat bantu
pemancangan, tetapi berbeda dengan peluang kedua di atas. Alat bantu
tersebut adalah socket. Terbuat dari baja, hanya, socket tertanam dalam
tanah, dan diperlukan tiang tambahan yaitu tiang top 12 m, agar
pemancangan tiang sampai pada tanah keras. Jika tambahan panjang 12 m
tiang top terlalu panjang untuk mencapai kedalaman tanah keras, kelebihan
panjang tiang pancang tersebut akan dibobok dengan tenaga manusia.
Setelah tes kalendering, alat Hydraulic Jack berhenti memancang tiang.
Selesailah proses pemancangan tiang di satu titik. Hydraulic Jack
melanjutkan pemancangan di titik selanjutnya. Foremen menandai posisi
tiang pancang tersebut agar bisa diawasi kepresisian posisi tiang pancang
terhadap koordinat yang terdapat pada gambar kerja.
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
keutuhan dari material tiang itu sendiri. Biasanya uji PIT dilakukan untuk tiang
bor karena tiang bor rawan akan ketidakutuhan tiang akibat pengecoran yang
dilakukan di tempat. Meskipun demikian, uji PIT juga diterapkan di tiang
pancang, terutama mengecek keutuhan sambungan tiang pancang. Uji PIT
didasarkan atas sifat rambat gelombang ketika diberikan ketukan alat uji. Dengan
uji PIT ini akan terlihat rambatan gelombang didalam tiang pancang dan dapat
diambil kesimpulan mengenai keutuhan dan kekuatan material tiang.
Universitas Indonesia
30
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
Marking Sepatu
Kolom
Stek Kolom
e. Pabrikasi Bekisting
Bekisting adalah komponen yang digunakan untuk mencetak beton
sesuai dengan dimensi yang direncanakan. Bekisting menggunakan bahan yaitu
Universitas Indonesia
37
plywood dan kayu kaso. Pada proses pabrikasi bekisting juga terjadi tahapan
pemasangan sabuk kolom yang terbuat dari besi. Biasanya sabuk kolom pada
bekisting berjarak 40 cm.
Universitas Indonesia
38
f. Pemasangan Bekisting
Guna menjaga selimut beton, sebelum pengecoran beton decking harus
terpasang pada tulangan kolom. Beton deking berbentuk silinder dengan diameter
50 mm dan tebal 2.5 mm ini dibuat dengan campuran semen dan pasir dengan
perbandingan (2 semen : 1 pasir) yang nantinya dipasang pada tulangan kolom
setelah tulangan kolom dirakit.
Setelah pabrikasi bekisting dan bekisting sudah siap dipasang maka
bekisting dipindahkan menggunakan tower crane.
Universitas Indonesia
39
Universitas Indonesia
40
Universitas Indonesia
41
c. Pengecoran
Pengecoran biasanya dilakukan pada malam hari setelah semua bekisting
telah terpasang dan arus lalu lintas sekitar proyek tidak terlalu padat. Arus lalu
lintas di sekitar jika terjadi macet maka akan berpengaruh pada ready mix karena
bisa mengeras sebelum digunakan. Karena alasan ini juga pengecoran dilakukan
secara berkala dan tidak langsung datang banyak sekaligus. Pengecoran untuk
lantai dasar hingga lantai dua masih menggunakan concrete pump karena
jangkauan pipa masih memadai, namun untuk pengecoran lantai yang cukup
tinggi ialaha menggunakan tower crane dan bucket. Caranya dengan memasukkan
campuran ke dalam bucket yang sebelumnya telah dibersihkan menggunakan air.
Setelah itu bucket diangkat dan dipindahkan ke lokasi kolom yang akan dicor.
Penuangan campuran dari bucket menggunakan selang untuk menjaga distribusi
dari komposisi campuran.
Universitas Indonesia
42
Penuangan akan berhenti disetiap 1/3 tinggi kolom, lalu dilakukan pemadatan
dengan vibrator. Kegiatan tersebut diulangi setiap kelipatan 1/3 tinggi kolom
sampai adonan beton memenuhi tinggi kolom yang diinginkan.
d. Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan tujuan agar tidak ada kandungan udara
dalam campuran beton karena akan mempengaruhi kualitas beton. Untuk
mencegahnya hal ini maka setiap dilakukan pengecoran setinggi 1/3 kolom maka
dilakukan penggetaran dengan vibrator dan dilakukan pengetokan dari luar
bekisting. Alat vibrator juga diarahkan ke setiap sudut bekisting agar sampai
gelembung udara yang terjebak bisa keluar. Namun, penggetaran tidak boleh
melebihi satu menit karena dapat mengurangi mutu beton dan juga dapat
menyebabkan segregasi.
Universitas Indonesia
43
e. Pembongkaran Bekisting
Setelah kolom beton mengeras dan dinilai cukup umur maka dilakukan
pembongkaran bekisting. Pembongkaran dilakukan minimal 12 jam setelah
pengecoran. Pada proyek ini setelah dilakukan pembongkaran bekisting kolom
maka dilakukan pemasangan kepala kolom. Kepala kolom berguna untuk
membuat sambungan balok dengan kolom.
Universitas Indonesia
44
f. Pekerjaan Perawatan
Pekerjaan perawatan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum beton
benar-benar mengeras. Perawatan bertujuan untuk ketahanan beton terhadap aus,
kekedapan terhadap air dan untuk meningkatkan keawetan beton. Prosesnya ialah
dengan curing, curing dilakukan dengan terus menyemprotkan air ke permukaan
beton selama minimal tiga hari berturut-turut.
Universitas Indonesia
45
Universitas Indonesia
46
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
48
3.4.2.3 Pembesian
Pekerjaan pembesian dilakukan setelah seluruh proses pemasangan
bekisting selesai. Balok berfungsi untuk mendukung beban vertikal, yang meliputi
berat sendiri balok, dan beban-beban lain yang mendukungnya (di antaranya
termasuk beban pelat dan dinding). Balok juga menahan beban horisontal yang
ditimbulkan oleh beban gempa dan beban angin, kemudian meneruskannya ke
kolom. Selain itu, balok juga berfungsi untuk menghubungkan antarkolom agar
portal dapat berfungsi dengan kuat dan kokoh. Balok juga direncanakan untuk
menerima lentur, geser, dan torsi. Pelat lantai berfungsi untuk menahan beban
mati (berat sendiri pelat, beban tegel, beban spesi, beban penggantung, dan beban
plafond), serta beban hidup yang bekerja di atasnya, kemudian menyalurkan
beban-beban tersebut ke balok di bawahnya.
Universitas Indonesia
49
3.4.2.4 Pengecoran
Setelah pekerjaan balok dan pelat selesai, dilakukanlah pengecekan
pekerjaan balok dan pelat yang telah dilakukan. Pengecekan meliputi cek
perkuatan acuan perancah, pengecekan kerapatan pada bekisting dan kesikuan
bekisting, dan juga pengecekan pekerjaan/pemasangan tulangan, apakah telah
sesuai dengan perencanaan. Selain itu perlu dilakukan untuk menentukan elevasi
dari permukaan lantai yang akan dicor sesuai tebal pelat lantai gambar kerja
dengan menggunakan theodolit. Setelah ditentukan elevasinya, maka dipasang
pipa besi/relat sebagai acuan pada saat pengecoran agar tidak melebihi batas yang
telah diukur. Apabila pengecekan telah selesai dilakukan oleh pengawas maka
dapat dilanjutkan ke pekerjaan lainnya, namun apabila masih terdapat kesalahan
Universitas Indonesia
50
Universitas Indonesia
51
Saat pengecoran pelat dan balok juga harus dilakukan penggetaran agar
tidak ada gelembung udara yang terjebak. Penggetaran pelat menggunakan trowel,
trowel ada alat penggetar seperti baling-baling dengan jangkauan penggetaran
yang cukup besar. Pemadatan dilakukan menggunakan alat concrete vibrator.
Setelah itu, permukaan beton diratakan dengan menggunakan papan perata. Untuk
mengecek kedalaman beton agar sesuai dengan harapan, dapat dilihat ditanda
garis pada papan bekisting balok ataupun dengan cara menancapkan baja
sepanjang tebal beton untuk memastikan apakah kedalaman beton sudah benar.
kemudian dilakukan pengecekan kembali elevasi pelat menggunakan theodolit.
Universitas Indonesia
52
Keterangan:
- T = siklus pengecoran lantai = 7 hari
- n = jangka waktu sejak pengecoran lantai i, pembongkaran reshore
di bawah lantai i-2, dan pembongkaran reshore di bawah lantai i-1
= 5 hari.
- Pengecoran lantai I = x hari
- Pembongkaran reshore dibawah lantai i-2 dan pembongkaran
reshoring di bawah lantai i-1 = x+n hari.
Universitas Indonesia
53
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
BAB 4
MANAJEMEN PROYEK
4.1.2 Milestones
Milestones adalah kejadian penting yang dapat terjadi dalam sebuah
proyek, dan tidak memiliki durasi. Milestones unik untuk setiap proyek.
Milestones dapat terjadi pada akhir dari sebuah paket kerja dalam WBS dan dapat
termasuk dalam jadwal proyek. Dalam pekerjaan konstruksi, milestones sering
digunakan sebagai suatu titik dalam proyek dimana suatu pembayaran dibuat.
Milestones pada Proyek Pembangunan Apartemen Kemang View sebagai berikut
a. Penyelesaian Persiapan
b. Penyelesaian Konstruksi
c. Penyelesaian Proyek
d. Proyek dimulai
55
56
jadwal proyek yang telah ditentukan. Beberapa cara tersebut meliputi fast tracking
dan crashing. Fast tracking adalah pengerjaan pekerjaan secara bersamaan atau
paralel dan crashing merupakan pengerjaan dengan menambahkan waktu kerja
serta sumber daya yang ada.
4.2.2 Spesifikasi
Apartemen Kemang View akan dijadikan sebagai sarana tempat tinggal,
hotel, dan juga perniagaan yang mana karena itu kualitas bangunan yang
merupakan tanggung jawab dari PT. PP (Persero) Tbk. diwajibkan mampu
mendukung seluruh kegiatan yang mungkin terjadi setelah Apartemen Kemang
View terbangun tanpa adanya resiko yang tinggi.
Spesifikasi kerja dalam hal ini meliputi target kualitas yang telah
ditetapkan oleh PT. PP (Persero) Tbk.. Spesifikasi kerja yang dilakukan pada
pembangunan Apartemen Kemang View adalah
a. Pekerjaan Struktur
Struktur Beton Kolom
Universitas Indonesia
57
Universitas Indonesia
58
b. Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan pemasangan dinding bata ringan
Universitas Indonesia
59
c. Pekerjaan Pembesian
Sesuai dengan shop drawing: diameter, jarak, dimensi, jumlah
Ikatan antar pertemuan tulangan kuat dan diikat 100% memakai kawat
beton
Selimut beton > 3 cm dan < 15 cm
Ukuran dan jumlah posisi beton deking kuat
Overlap minimal 40 × diameter
Bersih dari kotoran, lumpur, oli, cat, karat, kerak
Jika tulangan dibiarkan terekspos dalam waktu yang cukup lama, maka
seluruh tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen
acian
Universitas Indonesia
60
d. Pekerjaan Bekisting
Sesuai dengan shop drawing: dimensi dan konstruksi
Lot dan siku
Bekisting terpasang dengan kuat dan kencang
Toleransi dimensi panjang:
- Jika panjang total < 6 m : 5 mm
- Jika panjang total > 6 m : 15 mm
- Balok, plat deck : 10 mm
Toleransi dimensi bentuk sebesar 10 mm
Permukaan halus dan licin, tidak ada lubang atau luka, deberi minyak
Sambungan rapat, tidak ada plin
Bersih, bebas dari kotoran, debu, dan beton sisa
e. Pekerjaan Beton
Mutu beton sesuai dengan desain
Tidak keropos, tidak retak
Tidak ada plin pada sambungan
Warna seragam
Universitas Indonesia
61
f. Pekerjaan Perancah
Pekerjaan Perancah Shoring
Posisi tegak, vertikal
Semua conncection/joint kuat dan kencang
Shoring berdiri di atas pondasi shoring
g. Pekerjaan I Girder
Sesuai dengan shop drawing: bekisting, pembesian, separator, ducting,
strand, angkur, dan lainnya
Cetakan dan tulangan harus lurus dan simetris
Material ducting dan strand sesuai spek
Mutu beton sesuai spek
Beton tidak retak, tidak plin, tidak geripis pada daerah sudut
Kuat tekan sesuai dengan desain rencana
Universitas Indonesia
62
Universitas Indonesia
63
Universitas Indonesia
64
Universitas Indonesia
65
Universitas Indonesia
66
Universitas Indonesia
67
- Tidak mengelupas
Concrete Barrier
- Semua sudut lurus toleransi 3 mm/3 m
- Tidak keropos
- Tidak geripis pada sudut beton
- Tidak ngeplin antar sambungan
- Warna beton sama
o. Pekerjaan Kanstin
Kelurusan sudut tepi atas toleransi 10 mm/50 m
Permukaan atas rata
Finishing nat rapi bersih dari acian
Lebar nat 5 mm toleransi 1 mm
Universitas Indonesia
68
p. Pekerjaan Sambungan
Dimensi sesuai shop drawing
Pemadatan pengisi maksimal
Material yang digunakan sesuai spek
Kerataan permukaan bahan epoxy beton ± 1mm
Kelurusan bibir epoxy lurus ± 5 mm
Kesempurnaan epoxy utuh tidak rusak/cacat/pecah/retak.
Rubber tidak cacat, utuh tidak rusak 100%, menempel 100% pada epoxy
di kedua sisi.
Universitas Indonesia
69
Gambar 4.16 Diagram Alir dan Urutan Kerja Galian untuk Selokan Drainase dan
Saluran Air
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Universitas Indonesia
70
Universitas Indonesia
71
Universitas Indonesia
72
Universitas Indonesia
73
Gambar 4.23 Diagram Alir Quality Control dalam Penerapan Manajemen Mutu
ISO 9001-2000
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Universitas Indonesia
74
Universitas Indonesia
75
Universitas Indonesia
76
(sambungan)
7 Quantity Surveyor 3 21
8 Drafter 1 21
9 Logistik 2 21
10 Peralatan 3 21
11 General Superintendent 1 21
12 Superintendent 2 21
13 Surveyor 1 21
14 Assistant Surveyor 3 21
15 Security 4 21
16 Keuangan 1 21
17 Akuntasi 1 21
18 Umum 1 21
19 SDM 1 21
20 Office Boy 1 21
LOCAL STAFF
21 Pekerja 70 21
22 Mandor 10 21
Sumber: Pengolahan Penulis, 2013.
Universitas Indonesia
77
Universitas Indonesia
78
Universitas Indonesia
79
Surveyor
Assistant Surveyor
Security
Keuangan
Akuntansi
Umum
SDM
Office Boy
Universitas Indonesia
80
Universitas Indonesia
81
A. Aspek Biaya
1 Perubahan Adanya perubahan 1. Adanya perubahan detail
Mutu mutu pembesian pembesian, kolom dan balok.
Pembesian dari dimana pada lantai 2. Gambar For Construction
U-40 ke U-50 semi basement dan hingga saat ini masih belum
ground menggunakan pasti dan sering berubah-ubah.
mutu U-40 sedangkan 3. Dikhawatirkan terjadi
dari upper ground kesalahan di lapangan
hingga Lt.22 dikarenakan gambar yang
menggunakan besi U- belum pasti dari pihak owner.
50 4. Dikarenakan besi supply by
owner, maka resiko akan
perubahan tersebut berdampak
pada resiko jumlah penggunaan
besi di lapangan.
(sambungan)
Universitas Indonesia
82
(sambungan)
2 Perbedaan Antara konsultan Dikhawatirkan terjadi kesalahan di
denah struktur struktur dan arsitektur lapangan dikarenakan gambar
dan arsitektur kurang berkomunikasi yang belum fix dari pihak owner
sehingga terdapat
perbedaan-perbedaan
As, elevasi, dan
penggunaan ruangan,
sehingga sampai saat
ini gambar dari pihak
owner masih terus
mengevaluasi gambar
tersebut.
3 Lahan kerja Lahan kerja masih 1. Keterlambatan pelaksanaan di
yang belum belum siap. lapangan
siap 2. Akan timbul biaya overhead
dikarenakan
pihak owner
masih
melakukan
pemancangan
4 Gambar tidak Adanya pekerjaan Menimbulkan biaya tambahan
lengkap dan pekerjaan yang belum untuk melengkapi pekerjaan yang
belum ada tercantum dalam BQ belum didetailkan pihak owner
detail
5 Kebutuhan Banyak proyek sedang Melakukan penyewaan alat
scaffolding di berjalan di lingkungan scaffolding dari pihak luar yang
lapangan sulit PT. PP (Persero) Tbk. harganya lebih tinggi dari tempat
terpenuhi sewa biasa, koperasi dan PJA
B. Aspek Teknis
1 Lahan kerja Lahan kerja masih Keterlambatan di lapangan
belum dapat dilakukan
sepenuhnya pemancangan oleh
dikerjakan pihak owner
2 Tidak dapat Pihak warga sekitar Keterlambatan di lapangan,
bekerja lembur proyek tidak menghambat produktivitas proyek
mengijinkan kerja
lembur karena telah
melakukan kesepakatan
dengan pihak owner
(sambungan)
Universitas Indonesia
83
(sambungan)
3 Keterlambatan Gambar For Dikhawatirkan terjadi kesalahan di
produksi Construction belum lapangan dikarenakan gambar
shopdrawing benar-benar matang yang belum pasti dari pihak owner
dan masih terus direvisi
pihak owner
4 Approval Pihak owner yang Dikhawatirkan terjadi kesalahan di
shopdrawing bertugas mengevaluasi lapangan dikarenakan gambar
sangat lama gambar tidak berada di yang belum mendapat approval
lingkungan proyek dan dari pihak owner
memegang beberapa
proyek
C. Aspek SDM
1 Team owner Team owner Aprroval shop drawing terlambat
tidak berada di memegang banyak
lokasi proyek
2 Kesulitan Mandor memegang Kekurangan tenaga kerja di
mencari pekerja banyak proyek lapangan sehingga produktivitas di
lapangan tidak maksimal
3 Kekurangan Banyak proyek sedang Laporan administrasi di lapangan
Personel di berjalan di lingkungan terlambat, pemenuhan kebutuhan
Lapangan PT. PP (Persero) Tbk. di lapangan terlambat dan
personel kurang fokus terhadap 1
pekerjaan
D. Aspek Peralatan
1 Kesulitan Seiring banyaknya Kebutuhan scaffolding di lapangan
pemenuhan proyek yang sedang tidak terpenuhi 100 % dan
kebutuhan berjalan maka produksi di lapangan tidak
scaffolding kebutuhan scaffolding maksimal karena siklus pemakaian
yang tersedia ditempat alat yang cukup lama akibat
sewa alat banyak tidak kekurangan tersebut
tersedia
E. Aspek Peraturan & Politis
1 IMB belum IMB masih dalam Proyek beresiko didatangi pihak
selesai proses dan masih bertugas mempertanyakan
berupa surat kelengkapan IMB dan izin-izin
rekomendasi lainnya
(sambungan)
Universitas Indonesia
84
(sambungan)
F. Aspek Lingkungan
1 Jam kerja Pihak owner telah Menghambat produktivitas proyek
hanya dibatasi mengadakan
hingga pukul kesepakatan
18.00 dan sebelumnya dengan
tercantum pihak warga bahwa
dalam AMDAL pekerjaan hanya
dan Notulen sampai pukul 18.00
rapat pihak
owner dan
warga di sekitar
proyek
2 Komplain Polusi yang Menghambat produktivitas proyek
masyarakat ditimbulkan dari
pelaksanaan proyek
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013. Telah diolah kembali.
Tipe Resiko
No
Uraian
Kode
(Frekuensi - Dampak)
1 1 Tinggi - Berat
2 2 Rendah - Berat
3 3 Tinggi - Ringan
4 4 Rendah - Ringan
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013.
Universitas Indonesia
85
Universitas Indonesia
86
(sambungan)
4 Gambar tidak Adanya pekerjaan Menimbulkan biaya
lengkap dan pekerjaan yang belum tambahan untuk melengkapi
belum ada tercantum dalam BQ pekerjaan yang belum 2
detail didetailkan pihak owner
5 Kebutuhan Banyak Proyek sedang Melakukan penyewaan alat
scaffolding di berjalan dilingkungan scaffolding dari pihak luar
lapangan sulit PT. PP (Persero) Tbk yang harganya lebih tinggi 2
terpenuhi dari tempat sewa biasa,
koperasi dan PJA
B. Aspek Teknis
1 Lahan kerja Lahan kerja masih Keterlambatan di lapangan
belum dapat dilakukan
2
sepenuhnya pemancangan oleh
dikerjakan pihak owner
2 Tidak dapat Pihak warga sekitar Keterlambatan di lapangan,
bekerja lembur proyek tidak menghambat produktivitas
mengijinkan kerja proyek
2
lembur karena telah
melakukan kesepakatan
dengan pihak owner
3 Keterlambatan Gambar For Dikhawatirkan terjadi
produksi Construction belum kesalahan di lapangan
shopdrawing benar-benar matang dikarenakan gambar yang 3
dan masih terus direvisi belum fix dari pihak owner
pihak owner
4 Approval Pihak owner yang Dikhawatirkan terjadi
shopdrawing bertugas mengevaluasi kesalahan di lapangan
sangat lama gambar tidak berada di dikarenakan gambar yang
3
lingkungan proyek dan belum mendapat approval
memegang beberapa dari pihak owner
proyek
C. Aspek SDM
1 Team owner Team owner Aprroval shop drawing
tidak berada di memegang banyak terlambat 4
lokasi proyek
2 Kesulitan Mandor memegang Kekurangan tenaga kerja di
mencari banyak proyek lapangan sehingga
2
pekerja produktivitas di lapangan
tidak maksimal
3 Kekurangan Banyak proyek sedang Laporan administrasi di
Personel di berjalan dilingkungan lapangan terlambat,
Lapangan PT. PP (Persero) Tbk. pemenuhan kebutuhan di
3
lapangan terlambat dan
personel kurang fokus
terhadap 1 pekerjaan
(sambungan)
Universitas Indonesia
87
(sambungan)
D. Aspek Peralatan
1 Kesulitan Seiring banyaknya Kebutuhan scaffolding di
pemenuhan proyek yang sedang lapangan tidak terpenuhi
kebutuhan berjalan maka 100% dan produksi di
scaffolding kebutuhan scaffolding lapangan tidak maksimal 2
yang tersedia ditempat karena siklus pemakaian alat
sewa alat banyak tidak yang cukup lama akibat
tersedia kekurangan tersebut
E. Aspek Peraturan & Politis
1 IMB belum IMB masih dalam Proyek beresiko didatangi
selesai proses dan masih pihak bertugas
berupa surat mempertanyakan 3
rekomendasi kelengkapan IMB dan izin-
izin lainnya
F. Aspek Lingkungan
1 Jam kerja Pihak owner telah Menghambat produktivitas
hanya dibatasi mengadakan proyek
hingga pukul kesepakatan
18.00 dan sebelumnya dengan
tercantum pihak warga bahwa
dalam pekerjaan hanya 3
AMDAL dan sampai pukul 18.00
Notulen rapat
pihak owner
dan warga di
sekitar proyek
2 Komplain Polusi yang Menghambat produktivitas
masyarakat ditimbulkan dari proyek 3
pelaksanaan proyek
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013. Telah diolah kembali.
Universitas Indonesia
88
Universitas Indonesia
89
Kode Kode
Identifikasi
Analisa Resiko Dampak Resiko Tipe Respon Tindakan Penanganan
Resiko
Resiko Resiko
A. Aspek Biaya
1 Perubahan Adanya perubahan mutu 1. Adanya perubahan 1. Segera melakukan
Mutu pembesian dimana pada detail pembesian, perhitungan volume, dan
Pembesian dari lantai semi basement kolom dan balok. analisa perbedaaan
U-40 ke U-50 dan ground 2. Gambar For volume dari perbedaan
menggunakan mutu U- Construction hingga detail tersebut untuk
40 sedangkan dari upper saat ini masih belum mengajukan kerja
ground hingga Lt.22 fix dan sering tambah kurang
menggunakan besi U-50 berubah-ubah. 2. Melakukan koordinasi
3. Dikhawatirkan dengan pihak owner dan
terjadi kesalahan di segera meminta
lapangan kepastian gambar yang
dikarenakan gambar 2 akan digunakan melalui B
yang belum pasti surat agar
dari pihak owner. terdokumentasi
4. Dikarenakan besi mengenai keterlambatan
supply by owner, gambar tersebut
maka resiko akan 3. Mengirimkan segera
perubahan tersebut shopdrawing ke pihak
berdampak pada owner untuk
resiko jumlah mendapatkan approval
penggunaan besi di agar pelaksanaan di
lapangan. lapangan memiliki
acuan gambar
(sambungan)
Universitas Indonesia
90
(sambungan)
2 Perbedaan Antara konsultan Dikhawatirkan terjadi Melakukan komposit
denah struktur struktur dan arsitektur kesalahan di lapangan gambar struktur dan
dan arsitektur kurang berkomunikasi dikarenakan gambar arsitektur untuk segera
sehingga terdapat yang belum fix dari diajukan shopdrawing lalu
perbedaan-perbedaan pihak owner dilakukan penrhitungan
As, elevasi, dan volume bersama antara
2 B
penggunaan ruangan, PT.PP dan PT. ADM
sehingga sampai saat ini
gambar dari pihak
owner masih terus
mengevaluasi gambar
tersebut.
3 Lahan kerja Lahan kerja masih 1. Keterlambatan Melakukan koordinasi rutin
yang belum belum siap. pelaksanaan di dengan pihak owner dan
siap lapangan melakukan surat menyurat
dikarenakan 2. Akan timbul biaya secara rutin untuk
pihak owner overhead mengingatkan
masih keterlambatan pelaksanaan,
2 B
melakukan dan meminta penyerahan
pemancangan lahan secara parsial secara
resmi dari pihak owner,
melakukan pabrikasi besi di
los kerja lalu distel di
lapangan untuk percepatan
(sambungan)
Universitas Indonesia
91
(sambungan)
4 Gambar tidak Adanya pekerjaan Menimbulkan biaya Meminta gambar detail
lengkap dan pekerjaan yang belum tambahan untuk yang akan dikerjakan
belum ada tercantum dalam BQ melengkapi pekerjaan melalui permintaan resmi
detail yang belum didetailkan dari surat, atau
2 B
pihak owner mengusulkan desain setail
pekerjaan dan melakukan
perhitungan volume
bersama setelahnya.
5 Kebutuhan Banyak Proyek sedang Melakukan penyewaan Melakukan evalusai harga
scaffolding di berjalan dilingkungan alat scaffolding dari sewa scaffolding diluaran
lapangan sulit PT. PP (Persero) Tbk pihak luar yang dan tetap mengecek
terpenuhi harganya lebih tinggi 2 persediaan scaffolding E
dari tempat sewa biasa, setiap bulannya di koperasi
koperasi dan PJA dan PJA, mencari subkon
yang memiliki alat sendiri
B. Aspek Teknis
1 Lahan kerja Lahan kerja masih Keterlambatan di Meminta schedule
belum dapat dilakukan pemancangan lapangan pekerjaan pemacangan
sepenuhnya oleh pihak owner kepada pihak owner dan
dikerjakan menganalisa keterlambatan
2 yang mungkin terjadi akibat B
keterlambatan di lapangan ,
Melakukan pabrikasi besi di
los kerja lalu distel di
lapangan untuk percepatan
(sambungan)
Universitas Indonesia
92
(sambungan)
2 Tidak dapat Pihak warga sekitar Keterlambatan di Melakukan pendekatan
bekerja lembur proyek tidak lapangan, Menghambat dengan pihak warga sekitar
mengijinkan kerja produktivitas proyek dan meminta kejelasan dari
lembur karena telah pihak owner mengenai
2 C
melakukan kesepakatan kesepakatan tersebut,
dengan pihak owner apabila dimungkinkan
mempertemukan pihak
owner dengan warga
3 Keterlambatan Gambar For Dikhawatirkan terjadi Secara aktif mengajukan
produksi Construction belum kesalahan di lapangan gambar shopdrawing untuk
shopdrawing benar-benar matang dan dikarenakan gambar mengumpan komen-komen
masih terus direvisi yang belum fix dari mengenai gambar yang akan
3 C
pihak owner pihak owner dilaksanakan di lapangan,
dan segera meminta gambar
for construction secara
tertulis
4 Approval Pihak owner yang Dikhawatirkan terjadi
Berkomunikasi melalui
shopdrawing bertugas mengevaluasi kesalahan di lapangan
email dan telepon sebelum
sangat lama gambar tidak berada di dikarenakan gambar
3 pihak owner memberi
lingkungan proyek dan yang belum mendapat C
approval terhadap
memegang beberapa approval dari pihak
shopdrawing
proyek owner
C. Aspek SDM
1 Team owner Team owner memegang Aprroval shop drawing Berkomunikasi melalui
tidak berada di banyak proyek terlambat email dan telepon sebelum
lokasi 4 pihak owner memberi C
approval terhadap
shopdrawing
(sambungan)
Universitas Indonesia
93
(sambungan)
2 Kesulitan Mandor memegang Kekurangan tenaga
Mencari mandor baru untuk
mencari banyak proyek kerja di lapangan
dapat dididik dan
pekerja sehingga produktivitas 2 D
menghasilkan produktivitas
di lapangan tidak
yang maksimal
maksimal
3 Kekurangan Banyak Proyek sedang Laporan administrasi di
Mengatur waktu seefektif
Personel di berjalan dilingkungan lapangan terlambat,
mungkin, berkoordinasi
Lapangan PT. PP (Persero) Tbk. pemenuhan kebutuhan
dengan pihak cabang
di lapangan terlambat 3 C
mengenai personel yang
dan personel kurang
mungkin ditempatkan di
fokus terhadap 1
proyek
pekerjaan
D. Aspek Peralatan
1 Kesulitan Seiring banyaknya Kebutuhan scaffolding Mencari tempat sewa alat
pemenuhan proyek yang sedang di lapangan tidak yang baru dan
kebutuhan berjalan maka terpenuhi 100% dan mengevalusinya. Mencari
scaffolding kebutuhan scaffolding produksi di lapangan subkon yang memiliki alat
2 E
yang tersedia ditempat tidak maksimal karena sendiri
sewa alat banyak tidak siklus pemakaian alat
tersedia yang cukup lama akibat
kekurangan tersebut
(sambungan)
Universitas Indonesia
94
(sambungan)
E. Aspek Peraturan & Politis
1 IMB belum IMB masih dalam Proyek beresiko Meminta secara rutin
selesai proses dan masih berupa didatangi pihak bertugas kepada pihak owner
surat rekomendasi mempertanyakan mengenai kapan IMB
kelengkapan IMB dan tersebut akan keluar dan
izin-izin lainnya 3 meminta copy izin-izin D
tersebut, dan menyampaikan
resiko-resiko yang rerjadi
apabila proyek berjalan
tanpa IMB tersebut
F. Aspek Lingkungan
1 Jam kerja Pihak owner telah Menghambat Melakukan pendekatan
hanya dibatasi mengadakan produktivitas proyek dengan pihak warga sekitar
hingga pukul kesepakatan sebelumnya dan meminta kejelasan dari
18.00 dan dengan pihak warga pihak owner mengenai
tercantum bahwa pekerjaan hanya kesepakatan tersebut,
dalam sampai pukul 18.00 3 apabila dimungkinkan C
AMDAL dan mempertemukan pihak
Notulen rapat owner dengan warga
pihak owner
dan warga di
sekitar proyek
2 Komplain Polusi yang ditimbulkan Menghambat Melaksanakan kegiatan
masyarakat dari pelaksanaan proyek produktivitas proyek proyek sesuai aturan
3 C
OHSAS dan memahami
kondisi lingkungan
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013.
Universitas Indonesia
95
Universitas Indonesia
96
Universitas Indonesia
97
Universitas Indonesia
98
(sambungan)
Plant Cakung
A0234 PT. Adhimix Precast
Beton Plant Cibitung
Jadi Pusat
(Ready Plant Jati Asih
Mix) P0192 PT. Pioneer Beton
Plant Lemah Abang, Cikarang
Plant LIPPO, Cikarang
Universitas Indonesia
99
Universitas Indonesia
100
biaya tenaga kerja dan biaya operasional. Perencanaan biaya sesuai dengan
kebutuhan biaya yang diperlukan keseluruhan proyek. Biaya tenaga kerja
merupakan biaya yang diperlukan untuk membayar jasa tenaga kerja. Biaya
tenaga kerja dipengaruhi oleh detail pekerjaan yang akan dikerjaan dan
disesuaikan dengan bobot kerja dan pengalaman dari tenaga kerja. Dalam
manajemen biaya terdapat tahapan-tahapan yaitu:
Universitas Indonesia
101
harus dicari sebabnya dan diadakan penelitian kembali sehingga didapatkan harga
yang sesuai untuk pekerjaan tersebut. Perkiraan biaya pembebasan tanah (ROW)
akan dibuat berdasarkan harga satuan yang ditentukan oleh pemerintah untuk
setiap jenis penggunaan tanah.
Komponen biaya dalam proyek ini antara lain:
Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi di lapangan. Berikut ialah yang merupakan biaya
langsung:
- Biaya upah
- Biaya subkontraktor
- Biaya alat
- Biaya naterial
- Biaya sewa
Biaya tak langsung
Universitas Indonesia
102
Universitas Indonesia
103
Universitas Indonesia
104
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari
segi pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan
adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak
pelaksanaan, sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item
pekerjaan yang ada dalam kontrak.
Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya
pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan
pertambahan volume pekerjaan.
Pengendalian biaya langsung meliputi:
a. Pengendalian biaya bahan
- Menghitung volume keseluruhan bahan pokok atau bahan
utama berdasarkan gambar.
- Mencocokkan perhitungan volume tersebut dengan
volume dalam Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)
- Melakukan negosiasi harga dengan supplier
- Membuat surat pemesanan bahan dengan volume
maksimum dengan harga satuan sesuai negosiasi
b. Pengendalian biaya upah
- Menghitung volume pekerjaan sesuai dengan lingkup
pekerjaan dalam kontrak
- Mencocokkan perhitungan volume tersebut dengan
volume dalam RAP
- Melakukan negosiasi upah sesuai dengan pedoman standar
upah dari proyek-proyek sebelumnya yang sejenis sampai
akhirnya mencapai harga yang efisien.
- Membuat surat perintah kerja (SPK) semaksimal mungkin
yang mencakup 80-90 % dari total volume pekerjaan.
c. Pengendalian biaya subkontraktor meliputi:
- Membuat kontrak yang bersifat lumpsum fixed price yang
artinya biaya untuk pekerjan yang disubkan tetap. Menjaga
Universitas Indonesia
105
Universitas Indonesia
106
Universitas Indonesia
107
Agus Riyanto
SS
Koordinator Evakuasi Kantor
Anggota 1 Anggota 2
Supriyanto
OOK Sugiarto Mandor
Eko Prasetyo Subkon
Pujiyono
Mukti
Security
Gambar 4.32 Struktur P2K3 Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Selain P2K3, terdapat pula organisasi tanggap darurat yang tersusun
sebagaimana tertera:
Universitas Indonesia
108
Universitas Indonesia
109
i. Audit K3
Audit pelaksanaan dan penerapan K3 yang dilakukan dari pusat selama tiga
bulan sekali.
Universitas Indonesia
110
d. Target
Zero accident dan proyek bersih, rapih, sehat, dan nyaman.
Program kerja K3L atau SHE (Safety, Health and Environment) yang
dimiliki oleh proyek pembangunan Apartemen Kemang View ini juga
memiliki jadwal program pelaksaan program dan pengawasan
berjalannya program selama proyek berlangsung setiap harinya.
Universitas Indonesia
111
Universitas Indonesia
112
Pelindung Telinga
Pelindung telinga digunakan untuk melindungi pendengaran dari suara
bising yang terus-menerus. Suara bising yang melampaui batas dapat
menyebabkan telinga menjadi tuli.
Sarung Tangan
Sarung tangan dapat melindungi tangan dari luka dan penyakit kulit.
Sarung tangan yang digunakan haruslah tepat untuk pekerjaan yang telah
ditentukan.
Universitas Indonesia
113
Universitas Indonesia
114
e. Kebakaran
Seluruh pekerja harus tahu cara menggunakan alat pemadam kebakaran
dan cara memadamkan api
Bila terjadi kebakaran kecil, api segera dipadamkan
Cara menyelamatkan diri waktu terjadi kebakaran di saat anda berada di
dalam ruangan:
- Pada waktu anda melewati pintu ruangan, anda harus menutup
setiap pintu di belakan anda.
- Pintu yang tertutup akan melindungi anda dari panas dan asap.
- Guanakan jendela jika jalan keluar melalui pintu tidak aman
- Bila banyak asap, merangkaklah dengan kedua belah tangan dan
lutut, dan cari jalan keluar.
- Jangan merangkak dengan perut menempel di lantai
- HATI-HATI! Asap kebakaran merupakan pembunuh yang hebat.
Universitas Indonesia
115
f. Program Safety
Sebagaimana dengan yang telah dijelaskan sebelumnya, program safety
yang diterapkan terdiri dari:
SHE Patrol
Petugas safety patrol memberikan pengarahan, teguran, dan bila ada
ketidaksesuaian dilakukan denda.
Universitas Indonesia
116
Universitas Indonesia
117
Kebersihan
Gambar 4.44 Titik Kumpul Darurat yang Berada di Pintu Masuk Lokasi Proyek
dan di depan Direksi Keet
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2013
Universitas Indonesia
118
h. Rambu-rambu Peringatan
Universitas Indonesia
119
dihadiri oleh seluruh pekerja dan staf dari setiap sub kontraktor yang terlibat
dalam pembangunan proyek Apartemen Kemang View yang mana di dalam
kegiatannya dilakukan pembahasan beserta evaluasi kinerja K3 selama satu
minggu. Selain itu, fasilitas penunjang penerapan K3 di lingkungan proyek antara
lain kantor direksi yang di dalamnya terdapat ruang rapat dan kantor. Di dalam
kantor dilengkapi sarana wajib seperti tempat sampah, ventilasi, pencahayaan,
kamar mandi, dapur, kotak P3K, dan alat pemadam kebakaran. Di dalam ruang
rapat juga diberikan poster-poster mengenai target kualitas, konsep green
construction, dan K3 yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk., selain itu terdapat
juga peraturan mengenai pemakaian ruang rapat demi kenyamanan dan keamanan
sesama karyawan.
Di lapangan proyek dipasang pula safety net horisontal dan vertikal guna
menghindari jatuhnya benda keras atau puing-puing bangunan dari lantai atas ke
bawah. Hal ini tentunya merupakan hal yang wajib diterapkan oleh PT. PP
(Persero) Tbk. untuk meminimalkan resiko kecelakaan kerja.
Universitas Indonesia
120
Universitas Indonesia
121
Universitas Indonesia
122
Universitas Indonesia
123
tidak menimbulkan dampak penting, sehingga tidak akan dibahas lebih lanjut.
Adapun kegiatan lain pada tahap pra-konstruksi antara lain:
a. Menyusun studi kelayakan (feasibility study)
b. Kegiatan tes atau penyelidikan tanah (daya dukung tanah)
c. Perencanan arsitektur dan perancangan struktur bangunan
Universitas Indonesia
124
Universitas Indonesia
125
Universitas Indonesia
126
(sambungan)
Jadwal transportasi (zoning
kegiatan transportasi karyawan)
Mess karyawan proyek (apabila
memungkinkan)
Penggunaan sensor cahaya untuk
lampu penerangan di lokasi
proyek
Melakukan pengukuran intensitas
cahaya (±250 Lux / sesuai Selama tahap
Kontraktor Owner
ketentuan) pelaksanaan
Melakukan pengukuran getaran
Melakukan pengukuran
Mengendalikan kebisingan
penggunaan sumber
Penyediaan absorban untuk
energi yang memberikan
penyimpanan material B3
dampak pada lingkungan
Kendaraan dan alat berat proyek
telah lulus uji emisi gas buang
Pemasangan meteran air
Pemantauan dan
Monitoring pemakaian air setiap
pencatatan pemakaian air
bulan
Penggunaan keran otomatis
Konservasi (water saving device) Selama tahap
3 Kontraktor Owner
Air pelaksanaan
Penghematan konsumsi Pemasangan sticker "Gunakan
air Air Secukupnya)
Penggunaan shower untuk
tempat mandi pekerja
(sambungan)
Universitas Indonesia
127
Universitas Indonesia
128
(sambungan)
Pemanfaatan sisa potongan besi
beton <1 m
Pembuatan lubang resapan
biopori
Tidak menggunakan minuman
kemasan
Pemanfaatn bekas bobokan /
puing
Menggunakan leaflet
Pemasangan simbol 3R
Pemasangan papan wajib baca /
slogan-slogan green
Green Promosi program green Mencantumkan persyaratan Selama tahap
5 green constructiondalam kontrak Kontraktor Owner
Construction construction pelaksanaan
kerja vendor
Melakukan inovasi penerapan
green
Menggunakan vendor yang
bersertifikat SML ISO 14001
Memasang tanda dilarang
merokok di setiap ruangan di
Kesehatan Kontraktor Keet
dan
Mengurangi dampak asap Memasang tanda dilarang Selama tahap
6 Kenyamanan Kontraktor Owner
rokok merokok di lokasi kerja pelaksanaan
Kerja di Area
Proyek Menyediakan fasilitas area
merokok (jarak ±5 m) di luar
Kontraktor Keet dan lokasi kerja
(sambungan)
Universitas Indonesia
129
Universitas Indonesia
130
Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktik yang telah dilakukan di Proyek
pembangunan Apartemen Kemang View di Jalan Raya Pekayon, kota Bekasi,
maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Selama dilakukannya kerja praktik, didapatkan berbagai pengetahuan dan
pengalaman di lapangan tentang pengetahuan teknik sipil dan lingkungan
yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Selain itu, didapat pula
pengalaman mengenai pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalam suatu
proyek, metode konstruksi yang digunakan, masalah yang dihadapi, dan
alternatif pemecahan masalah.
2. Proyek Pembangunan Apartemen Kemang View menggunakan metode
konstruksi struktur bawah tiang pancang dengan alat hydraulic Jack
dimana alat ini digunakan dikarenakan kondisi sekitar perumahan warga
tidak diperbolehkan timbul banyak kebisingan. Pembangunan struktur atas
bangunan tipikal dengan beton bertulang menggunakan bahan ready mix
concrete untuk bagian struktural dan precast concrete untuk beberapa
bagian bukan struktural. Ready mix concrete digunakan dikarenakan tidak
memungkinkan didirikannya Concrete Batching Plan di sekitar lokasi
proyek sementara Precast Concrete digunakan untuk mempercepat
pengerjaan serta memiliki bentuk yang lebih menarik.
3. Sistem K3L yang digunakan di dalam proyek ini sudah cukup memadai
dengan sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Diberlakukannya safety
talk setiap minggu mampu memberikan kesadaran bagi pekerja untuk terus
mengutamakan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan. Sistem
sanitasi dan house keeping pada kantor direksi keet cukup memadai
meskipun masih sistem penumpukan sampah dan pengangkutan sampah
masih belum berjalan dengan baik. Begitu pula dengan sistem saluran
pembuangan limbah cair hasil pekerjaan konstruksi yang memang ada
tetapi belum berjalan dengan baik.
131
132
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan kerja praktik, ada
beberapa hal yang diidentifikasi sebagai kekurangan. Untuk itu, berikut
dipaparkan beberapa saran yang menjadi masukan yang baik untuk pelaksanaan
proyek yang lebih baik, yaitu
1. Keselamatan, keamanan dan kesehatan para pekerja perlu lebih
ditingkatkan dan diperhatikan, beberapa bagian diantaranya adalah hunian
yang layak dan tempat MCK yang memadai bagi pekerja proyek; batas
keamanan dengan jelas mengingat bangunan semakin tinggi sehingga
tingkat resiko kecelakan akan semakin besar. Disamping itu perlu adanya
himbauan yang lebih untuk para pekerja dalam hal kesadaran memakai
perlengkapan keselamatan yang baik, seperti helm dan sepatu boot.
2. Memperbaiki drainase sementara untuk keperluan proyek mengingat
masih terdapat saluran air pada sebagian kawasan proyek yang meluap
ketika hari hujan.
3. Perlu adanya peningkatan pengendalian mutu proyek yang lebih baik
dengan terus memberikan pantauan secara rutin dan tepat sasaran,
terutama terhadap pengecoran dan pembangunan bagian non-struktural
yang memerlukan aplikasi tenaga ahli.
4. Perlunya pengendalian kebersihan dan kerapihan di beberapa tempat
seperti penumpukan material, tempat pembuangan material sisa, dan
Universitas Indonesia
133
Universitas Indonesia
134
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
135
Universitas Indonesia
137
Universitas Indonesia