Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2442-7659

Gambar 5. Jumlah Kasus Tbc


Sumber : Berdasarkan Jenis kelamin Tahun 2017

AKHIRITB
Badan Pusat Statistik, 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2017, Jakarta.
101,802
Kementerian Kesehatan RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta. 66.610
Kementerian Kesehatan RI, 2016. National Strategic Plan of Tuberculosis 0 Control
20.000 2016-2020,
40.000 60.000 80.000 100.000

Jakarta. Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017


Kementerian Kesehatan RI, 2015. Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014,
Jakarta. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Sustainability
Development Goals. WHO, 2017. Global Tuberculosis Report 2017, Jenewa.
www.who.int/gho/mortality_burden_disease/cause_death/top10/en/

TIM REDAKSI :
Penanggung : Didik Budijanto Reviewer : Sulistyo, SKM,
Jawab Redaktur : Rudy Kurniawan M.Epid
Penyunting : Nuning Kurniasih
Penulis : Marlina Indah
Desainer Grafis/Layouter : Dian Mulya

2018
Gambar 5. Prevalensi Tbc menurut Karakteristik Kementerian
ISSN 2442-7659 Umur, Pendidikan,
Kesehatan dan
RI Sosial Ekonomi
Pusat Data dan Informasi
0,8

Tuberkulosis
Umur Pendidikan Sosial
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Lantai 6 Blok
C Jakarta Selatan
0,7
0,6 Ekonomi
0,4 0,5 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
Gambar 3. Estimasi Insidens Tbc menurut Regional, 2016
Eropa
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
0,2 0,2 0,2
<1 1-45-14 15-24 25-34 35-44 45-5455-64 65-74 75+ Tidak Tidak Tamat SMP/MTS

Amerika
SMA/MA Bawah Atas
Tamat Tamat D1-D3/PT Terbawah Menengah Menengah Menengah Teratas
Mediterania Timur sekolah tamat SD/MI

Pasifik Barat
Sumber: Survei Prevalensi TuberkulosisAfrika2013-2014, Kemenkes RI Asia Tenggara
100%

3%3% 7% 17%

Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017


25% 45%
Tuberkulosis
PARA PEMIMPIN
UNTUK DUNIA BEBAS TBC

Hari
Har TBC
TB Sedunia
Seduni 24 Maret
DICARI PARA PEMIMPIN UNTUK DUNIA BEBAS TBC

Pendahuluan Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M.
bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri
Pada Bulan Maret sekitar 1,3 abad yang lalu tepatnya tanggal 2 Maret 1882 merupakan hari saat
Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran
Robert Koch mengumukan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab tuberculosis (TBC)
nafas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa
yang kemudian membuka jalan menuju diagnosis dan penyembuhan penyakit ini.
mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TBC.

Meskipun jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun 22% antara tahun 2000 dan 2015, namun Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat
tuberkulosis masih menepati peringkat ke-10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
2016 berdasarkan laporan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
WHO(www.who.int/gho/mortality_burden_disease/cause_death/top10/en/). Oleh sebab itu hingga kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering
saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu tujuan dalam SDGs kali bukan merupakan gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2
(Sustainability Development Goals). minggu atau lebih.

Angka prevalensi TBC Indonesia pada tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Eliminasi Indikator dan Target
TBC juga menjadi salah satu dari 3 fokus utama pemerintah di bidang kesehatan selain
penurunan stunting dan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi. Visi yang dibangun terkait Untuk menentukan berhasil tidaknya suatu program maka dibutuhkan indikator-indikator
penyakit ini yaitu dunia bebas dari tuberkulosis, nol kematian, penyakit, dan penderitaan yang sebagai bahan evaluasi dan monitoring. WHO menetapkan tiga indikator TBC beserta
disebabkan oleh TBC. targetnya yang harus dicapai oleh negara-negara dunia, yaitu:
o Menurunkan jumlah kematian TBC sebanyak 95% pada tahun 2035 dibandingkan kematian pada
Tema Hari TBC Sedunia tahun 2018 yaitu “Wanted: Leader for a TB Free World” yang bertujuan tahun 2015.
pada pembangunan komitmen dalam mengakhiri TBC, tidak hanya pada kepala negara dan
menteri tetapi juga di semua level baik bupati, gubernur, parlemen, pemimpin suatu komunitas, o Menurunkan insidens TBC sebanyak 90% pada tahun 2035 dibandingkan tahun 2015.
jajaran kesehatan, NGO, dan partner lainnya. Setiap orang dapat menjadi pemimpin dalam upaya o Tidak ada keluarga pasien TBC yang terbebani pembiayaannya terkait pengobatan TBC pada
mengakhiri TBC baik di tempat kerja maupun di wilayah tempat tinggal masing-masing. tahun 2035.
Sasaran nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang tertuang
Walaupun setiap orang dapat mengidap TBC, penyakit
pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang SDGs menetapkan target prevalensi TBC
tersebut berkembang pesat pada orang yang hidup dalam
pada tahun 2019 menjadi 245 per 100.000 penduduk. Sementara prevalensi TBC tahun 2014
kemiskinan, kelompok terpinggirkan, dan populasi rentan
sebesar 297
lainnya. Kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 136,9
2 per 100.000 penduduk.
per km dengan jumlah penduduk miskin pada September
2017 sebesar 10,12% (Susenas, 2017). Sedangkan di Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
menetapkan target program Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan
Indonesia Bebas TBC Tahun 2050. Eliminasi TBC adalah tercapainya jumlah kasus TBC 1 per
1.000.000 penduduk. Sementara tahun 2017 jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000
atau 25,40 per 1 juta penduduk.

TUBERKULOSIS
Berikut rincian target penanggulangan TBC nasional:

Tabel 1. Target Penanggulangan TBC Nasional

INDIKATOR 2014 2020 2025 2030 2035


Angka Kesakitan 299 30% 50% 80% 90%
Angka Kematian 41 40% 70% 90% 95%

1 2
Situasi di Dunia Gambar 4. Negara-negara dengan Beban Tinggi Berdasarkan TB, TB/HIV, dan Menurut WHO Tahun 2016-2020

Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8 juta – 12, juta) yang
setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu
India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. TB
Cambodiaa a
Sierra Leone
Gambar 1. Gambar 2.
Estimasi Jumlah Kasus Baru (incidence) TBC di Negara yangEstimasi
MemilikiIncidence
Paling Sedikit
Rate TBC per 100.000 penduduk, 2016
100.000 Kasus Baru, 2016 Bangladesh DPR Korea Pakistan Philippines Brazil
a
Russian Federation Viet Nam Central African Republic
Congoaa
Lesotho
Angola China Liberiaa
DR Congo Ethiopia India Indonesia Kenya MozambiqueNamibia
Myanmar
a Nigeria
UR Tanzanaia
Papua New Guine South Africa
Azerbaijan Belarus Kazakhstan Kyrgzstan Peru Zambia Botswana Cameroon Chad Ghana
Republic of Moldova Somalia Tajikistan Ukraine Uzbekistan Guinea-Bissau Malawi Swaziland Uganda

China

Philippines
MDR-TB a

Thailand a
Pakistan
Zimbabwe
Number of

100.000
500.000
Indonesia
100.000 population per year
0-24
25-99
100-199
TB/HIV
1.000.000 200-299
-> 300
South Africa No data
2.500.000 Not applicable

Keterangan :
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 TB MDR HIV: Tuberkulosis (TBC)
: Multidrug resistant
Sebagian besar estimasi insiden TBC pada tahun 2016 terjadi di Kawasan Asia Tenggara (45%)— : Human immunodefiency virus
dimana Indonesia merupakan salah satu di dalamnya—dan 25% nya terjadi di kawasan Afrika * negara-negara yang termasuk dalam daftar 30 negara-negara beban TBC tinggi berdasarkan tingkat keparahan TBC
seperti pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Estimasi Insidens TBC menurut Regional, 2016 Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017

Amerika
Situasi di Indonesia
Eropa
Mediterania Timur Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak
Afrika Asia Tenggara 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Gambar 5. Jumlah Kasus Baru TBC
Pasifik Barat
Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah di Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2017
100%
kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4
kali lebih besar dibandingkan pada
3%3%7% 17% 25% 45% perempuan. Bahkan berdasarkan Survei
175.696
Prevalensi Tuberkulosis prevalensi pada
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada
perempuan. Begitu juga yang terjadi di
Badan kesehatan dunia mendefinisikan negara dengan beban tinggi/high burden countries (HBC) negara-negara lain. Hal ini terjadi
untuk TBC berdasarkan 3 indikator yaitu TBC, TBC/HIV, dan MDR-TBC. Terdapat 48 negara yang kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar
masuk dalam daftar tersebut. Satu negara dapat masuk dalam salah satu daftar tersebut, atau pada fakto risiko TBC misalnya merokok
keduanya, bahkan bisa masuk dalam ketiganya. Indonesia bersama 13 negara lain, masuk dalam dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat.
daftar HBC untuk ke 3 indikator tersebut. Artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam Survei ini menemukan bahwa dari seluruh 245.298
menghadapi penyakit TBC. partisipan laki-laki yang merokok sebanyak
68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan
yang merokok.

3 4
Berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC dengan konfirmasi
bakteriologis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas dan Cakupan pengobatan semua kasus TBC (case detection rate/CDR) yang diobati adalah jumlah
prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas. semua kasus TBC yang diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus TBC
(insiden).
Berdasarkan survey Riskesdas 2013, semakin bertambah usia, prevalensinya semakin tinggi. Gambar 8. Cakupan Pengobatan Semua Kasus TBC (CDR=Case Detection
Kemungkinan terjadi re-aktivasi TBC dan durasi paparan TBC lebih lama dibandingkan kelompok Rate) Indonesia Tahun 2008-2017
umur di bawahnya.
100
Sebaliknya, semakin tinggi kuintil indeks kepemilikan (yang menggambarkan kemampuan sosial 90
80
70

PERSEN (%)
60
ekonomi) semakin rendah prevalensi TBC seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini. 42,4
50
34,0 33,5 35,8
Gambar 6. Prevalensi TBC menurut Karakteristik Umur, Pendidikan, dan Sosial Ekonomi
40
30,8 30,4 31,2 33,1 31,3 32,9
30
20
Pendidikan Sosial Ekonomi
Umur 0,8 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 10
0,7 0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
0,6
0,5 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
0,4 75+
0,3 0,3 0,3 0,3 Selama 10 tahun terakhir angka notifikasi dan cakupan pengobatan kasus TBC cenderung terdapat
0,4 0,4 0,2
0,2 0,3 0,3 peningkatan yang signifikan.
0,2
<1 1-4
25-34
5-14 15-24
35-44 45-54 55-64 65-74
Tidak Tidak tamat Tamat
Tamat Tamat Tamat
Terbawah Menengah Menengah
Bawah
Menengah
Atas
Teratas
Faktor Risiko
sekolah SD/MI SD/MI SMP/MTS SMA/MA D1-D3/PT
Penyakit TBC paru yang disebabkan terjadi ketika daya tahan tubuh menurun. Dalam perspektif
Sumber: Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Kemenkes RI
Gambaran kesakitan menurut pendidikan menunjukkan, prevalensi semakin rendah seiring dengan epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai hasil interaksi antar tiga komponen pejamu
tingginya tingkat pendidikan. Kesakitan TBC menurut kuintil indeks kepemilikian menunjukkan tidak (host), penyebab (agent), dan lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-
ada perbedaan antara kelompok terbawah sampai dengan menengah atas. Perbedaan hanya simpul tersebut. Pada sisi pejamu, kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis
terjadi pada kelompok teratas. Hal ini berarti risiko TBC dapat terjadi pada hampir semua tingkatan sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV AIDS atau
sosial ekonomi. orang dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan terjangkit TBC.

Angka notifikasi kasus/case notification rate (CNR) adalah jumlah semua kasus TBC yang diobati Berikut disajikan notifikasi kasus koinfeksi TBC HIV tahun 2010-2017, pencatatan untuk notifikasi
dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu yang apabila TBC HIV dilakukan mengikuti kohort tahun sebelumnya. Persentase pasien TBC yang mengetahui
dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya status HIV di antara pasien TBC yang ternotifikasi meningkat dari tahun 2009 sebesar 2.393
penemuan kasus dari tahun ke tahun di suatu wilayah. menjadi 7.796 pada tahun 2017.
Gambar 7. Case Notification Rate (CNR) per 100.000 Penduduk di Indonesia Gambar 9. Persentase Pasien TBC yang Positif HIV di antara Pasien TBC
Tahun 2008-2017 Ternotifikasi Tahun 2009-2017

160
161 2 1,85
1,8
140 138 135 139
131 127 129 136 125 130
1,6
PER 100.000 PENDUDUK

120
100
1,4
1,2 1,22
PERSEN (%)
80
60 1 1,07
40 0,8
0,74 0,75 0,75
20
0
0,6 0,63
0,4
0,2 0,34 0,37
0

2008 2009 2010 2011 2012 2013 20142015 2016 2017 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018

5 6
Angka Kesembuhan dan Keberhasilan TBC Upaya dan Pengendalian
Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan dengan cara:
Angka keberhasilan (succes rate) adalah jumlah semua kasus TBC yang sembuh dan pengobatan
Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat; Membudayakan perilaku etika berbatuk;
lengkap di antara semua kasus TBC yang diobati dan dilaporkan yang angka ini merupakan
penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua kasus.

Badan kesehatan dunia menetapkan standar keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Angka
keberhasilan pada tahun 2017 sebesar 87,8% (data per 21 Mei 2018).
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan
Gambar 10. Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2008-2017 lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat;
Peningkatan daya tahan tubuh; Penanganan penyakit penyerta TBC;
100 89,589,2 88,188,084,987,085,1 85,885,0 85,1
90
80
70 Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan
60 Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
PERSEN (%)

50
40
30
20
10
0

2008200920102011201220132014201520162017
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018

Angka kesembuhan cenderung mempunyai gap dengan angka keberhasilan pengobatan, sehingga Pilar dan Komponen Penanggulangan TBC
kontribusi pasien yang sembuh terhadap angka keberhasilan pengobatan menurun dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Dalam upaya pengendalian penyakit, fenomena menurunnya angka 1.Integrasi layanan TBC berpusat pada pasien dan upaya pencegahan TBC.
kesembuhan ini perlu mendapat perhatian besar karena akan mempengaruhi penularan penyakit a. Diagnosis TBC sedini mungkin, termasuk uji kepekaan OAT bagi semua dan penapisan
TBC. TBC secara sistematis bagi kontak dan kelompok populasi berisiko tinggi.
b. Pengobatan untuk semua pasien TBC, termasuk untuk penderita resistan obat dengan
Gambar 11. Hasil Pengobatan Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2017 disertai dukungan yang berpusat pada kebutuhan pasien (patient-centred support).
c. Kegiatan kolaborasi TB/HIV dan tata laksana komorbid TBC yang lain.
Loss to Follow up (Hilang dari pengamatan) 5,4% d. Upaya pemberian pengobatan pencegahan pada kelompok rentan dan berisiko tinggi
Gagal 0,4%
Pindah 4,0% Tidak dievaluasi 2,7% serta pemberian vaksinasi untuk mencegah TBC.
Meninggal 2,5% 2.Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas.
a. Komitmen politis yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan layanan dan pencegahan
TBC.
b. Keterlibatan aktif masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan dan pemberi layanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
Sembuh 42,0%
c. Penerapan layanan kesehatan semesta (universal health coverage) dan kerangka
kebijakan lain yang mendukung pengendalian TBC seperti wajib lapor, registrasi vital,
tata kelola dan penggunaan obat rasional serta pengendalian infeksi.
d. Jaminan sosial, pengentasan kemiskinan dan kegiatan lain untuk mengurangi dampak
determinan sosial terhadap TBC.
Pengobatan Lengkap 43,1% 3.Intensifikasi riset dan inovasi
a. Penemuan, pengembangan dan penerapan secara cepat alat, metode intervensi dan
strategi baru pengendalian TB.
b. Pengembangan riset untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan dan merangsang inovasi-
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018 inovasi baru untuk mempercepat pengembangan program pengendalian TB.

7 8
Kementerian Kesehatan RI - Pusat Data dan Informasi - 2018

Target Penanggulangan TBC


Nasional Case Notification Rate (CNR) 161

INDIKATOR 160
2014 2020 2025 2030 2035 per 100.000 Penduduk 140 131 127 129
136 138 135
125 130
139

Angka Kesakitan 299 30% 50% 80% 90% di Indonesia 120


100

Angka Kematian 41 40% 70% 90% 95%


Tahun 2008-2017 80 60
40
Estimasi Jumlah Kasus Baru (incidence) TBC di Negara Estimasi Incidence Rate TBC PER 1 00.000 PEND UDUK
20
yang Memiliki Paling Sedikit per 100.000 Penduduk, 2016
100.000 Kasus Baru, 2016 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
0
Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018

Persentase Pasien 2 1,85


China 1,8
TBC yang Positif HIV 1,6

di antara Pasien TBC


Philippines
Pakistan 1,4 1,22
Number of 1,2 1,07
incident cases Nigeria India Incidence per
100.000 1
500.000 Indonesia
100.000 population
per year 0,74 0,75 0,75
0,8 0,63
Ternotifikasi
0-24
1.000.000 25-99
0,6
2.500.000 South Africa
100-199
200-299
-> 300 0,4 0,34 0,37 PERSEN (%)
No data
0,2
Tahun 2009-2017
Not applicable

0
Sumber: Global Tuberculosis Report, Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
2017

Estimasi Insidens TBC menurut Regional, Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018

2016 Angka Keberhasilan Pengobatan


Amerika
Eropa
Mediterania Timur
Pasifik Barat
Afrika Asia Tenggara
100%
Pasien TBC Semua Kasus Tahun 2008-2017
100 89,5 89,2 88,1 88,0 84,9 87,0
90 85,1 85,8 85,0 85,1
3%3% 7% 17% 25% 45% 80
70
Sumber: Global Tuberculosis Report, 2017 60

175.696

TUBERKULOSIS
50

Jumlah Kasus Baru 40


30

TBC di Indonesia PERSEN (%)


20
10
0

Berdasarkan
Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

245.298 Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 2018
Tahun 2017 DICARI PARA PEMIMPIN UNTUK DUNIA BEBAS
TBC

Prevalensi TBC Berdasarkan Loss to Follow up Pindah Tidak dievaluasi


0,8 (Hilang dari pengamatan) 4,0% 2,7%
0,7 5,4%
0,6 Gagal
Rp
Hasil 0,4%

0,5 0,5 Tamat Tamat Menengah


Atas Teratas
SMA/MA D1-D3/PT
0,4 0,4 0,4 Tamat 0,4
Bawah
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
SMP/MTS
0,4 0,2
0,4
0,2 Tidak tamat
SD/MI
Tamat
SD/MI 0,2 0,4
55-64 65-74 75+
5-14 15-24 25-34 35-44 45-54
Menengah
inggal 2,5% Pengobatan Sembuh
P ngobata P si n TBC K s s Me Lengkap 42,0%
n
e n a e Semua a u
Tidak
sekolah
Terbawa

Umur Pendidikan Sosial Ekonomi


h
Tahun 2017 43,1%
Sumber : Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014, Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai