Website: journal.uinsgd.ac.id/index.php/syifa-al-qulub
ISSN-25-8453 (online) dan ISSN-2540-8445 (cetak)
Abdul Muiz
Universitas Muhammadiyah Cirebon
Email: muiszay@gmail.com
Abstract
The human body was created very special by God. inside there is a special body part in the form of the brain, and
neuroscience is the science that discusses in full the brain from various scientific disciplines. In the study of Islam,
qalb is the most important part in the good and bad quality of human faith which is studied in depth in Sufism to the
purity of the soul. And Imam Al-Ghazali became one of the Sufi figures who explained in detail about the Qalb.
That neuroscience views qalb in Islam as part of the human brain, on the functional basis between the brain and qalb
both receive information, spiritual intelligence / qalbiah, spiritual, controlling / coordinating center of the body, and
emotional. The brain and qalb, according to Al-Ghazali, both have similarities in the four elements namely
controlling the body, knowledge, emotions, and spirituality. And the difference between the two, namely the two
different dimensions between the scientific and divine dimensions, so the benchmarks of truth are very different.
Keywords:
Neuroscience; qalb; brain; Al-Ghazali
Abstrak
Tubuh manusia diciptakan sangat istimewa oleh Allah. didalamnya terdapat bagian tubuh yang istimewa berupa
otak, dan neurosains adalah ilmu yang membahas secara lengkap tentang otak dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan. Pada kajian Islam, qalb adalah bagian terpenting dalam baik dan buruknya kualitas keimanan manusia
yang dikaji mendalam dalam ilmu tasawuf untuk menuju kesucian jiwa. Dan Imam Al-Ghazali menjadi salah satu
tokoh sufi yang menjelaskan secara detail tentang qalb. Bahwa neurosains memandang qalb dalam Islam sebagai
bagian dari otak manusia, atas dasar fungsional antara otak dan qalb sama-sama menerima informasi, kecerdasan
ruhaniah/qalbiah, spiritual, pengendali/pusat koordinasi tubuh, dan emosional. Adapun otak dan qalb menurut Al-
Ghazali, keduanya mempunyai persamaan dalam empat unsur yakni pengendali tubuh, pengetahuan, emosi, dan
spiritual. Dan perbedaan antara keduanya, yakni dua dimensi yang berbeda antara dimensi ilmiah dan ketuhanan,
sehingga tolok ukur kebenarannya sangat berbeda jauh.
Kata Kunci:
Neurosains; qalb; otak; Al-Ghazali
DOI: http://dx.doi.org/10.15575/saq.v4i2.7736
Received: 2020-01-28; Accepted: 2020-01-28 ; Published: 2020-01-29
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali
1
Abi Zakaria Yahya An-Nawawi et al., Jami’ Syuruh 2
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya
Arba’in Nawawi (Qahira: Dar Al-Ghad Al-Gadeed, Ulumuddin 2, terj. Purwanto (Bandung: Marja, 2016),
2011), h. 123-124. h. 428-429.
71
Syifa al-Qulub 4, 2 (Januari 2020) 70-87
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali
pendekatan dari berbagai disiplin ilmu.3 Selain peran dan fungsinya yang
Neurosains merupakan perkembangan istimewa, otak diciptakan dengan
dari ilmu biologi atau hayati yang beberapa keunggulan yang luar biasa
memiliki fokus bahasan fungsi dan daripada anggota tubuh yang lain.
struktur otak manusia sebagai bagian dari No Data Otak
makhluk hidup.4 1 Kira-kira beratnya 1,5 kg
Secara teminologi, dalam majalah 2 78% air, 10% lemak, 8% protein
ilmiah Neurosains: Science of The Brain 3 Kurang dari 2,5% berat tubuh
menjelaskan bahwa neurosains adalah 4 Menggunakan 20% energi tubuh
study involves scientists and medical (sekitar 400 kalori)
doctors from many disciplines, 5 100 miliar sel neuron
ranging from molecular biology 6 1 triliun sel glia
through to experimental psychology, 7 1000 triliun titik sambungan
as well as the disciplines of anatomy, sinaptik
physiology and pharmacology. 5 8 280 kuintiliun memori
Taufiq Pasiak mengutip dari Ashbrook Data Otak Manusia 7
James B. mengatakan bahwa definisi Bagi kehidupan manusia, otak bagaikan
neurosains sebagai berikut: jiwa yang menyimpan seluruh catatan
Neurosains adalah disiplin yang kehidupan manusia. Hilangnya otak sama
mempelajari sistem saraf secara halnya kehilangan kehidupan manusia
keseluruhan meliputi struktur, sejak lahir. Selain itu, keberadaan jiwa-lah
fungsi, genetika, perkembangan yang membedakan manusia dengan
evolusi, biokimia, fisiologi, makhluk ciptaan Allah yang lain.
farmakologi, informatika, Menjadikan manusia dapat berpikir,
komputasional, dan patologi susunan berperasaan, dan memiliki visi dalam
saraf. Objek telaah neurosains kehidupan.8
meliputi neurosains kognitif, 1. Sistem Saraf
neuropsikologi, neurosains sosial, Neurosains tidak bisa dilepaskan dari
neuroteologi, dan neurofilosofi. pembahasan saraf. Dalam otak manusia
Neurosains menjelaskan hubungan terdiri dari sel saraf atau neuron yang
jiwa-badan dari perpektif saraf, sangat melimpah. Serta yang
terutama otak.6 menghubungkan otak dan seluruh bagian
Dalam bahasan neurosains, semuanya tubuh adalah sistem persarafan manusia.
menitik pusatkan otak sebagai objek Dalam sistem saraf, otak termasuk
kajian utama. Adapun otak sendiri adalah dalam sistem saraf pusat atau central
organ berwarna putih yang tersimpan nervous system (CNS) terletak dalam
dalam batok tengkorak manusia yang tengkorak dan terhubung melalui tulang
berperan vital terhadap kehidupan belakang. Dan spinal cord merupakan
manusia. susunan saraf dan sumsum tulang
belakang yang menghubungkan otak
dengan seluruh bagian-bagian tubuh.
3
Taufiq Pasiak, Tuhan Dalam Otak Manusia
Pinel mendefinisikan saraf atau neuron
(Bandung: Mizan, 2012), h. 132. berikut:
4
Taruna Ikrar, Ilmu Neurosains Modern, ed. Dito
Anurogo (Pustaka Pelajar, 2015), h. ix.
5
Richard Morris and Marianne Fillenz,
“Neuroscience: The Science of the Brain” (Liverpool,
2003). 7
Jalaluddin Rakhmat, Belajar Cerdas (Bandung:
6
Taufiq Fredrik Pasiak, “Model Penjelasan Kaifa, 2010), h. 4.
Spiritualitas Dalam Konteks Neurosains” (UIN 8
Muhammad Afifi, Aktivasi Otak Tengah (Jakarta
Sunan Kalijaga, 2009), h. 18. Selatan: Himmah Media, 2010), h. 40.
73
Syifa al-Qulub 4, 2 (Januari 2020) 70-87
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali
75
Syifa al-Qulub 4, 2 (Januari 2020) 70-87
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali
13
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, terj. T.
Hermaya (Jakarta: Gramedia, 1997), h. 28.
14
Danah Zonar and Ian Marshall, SQ, terj.
15
Zonar and Marshall, h. 52.
Rahmani Astuti, Ahmad Nadjib Burhani, and Ahmad 16
Pasiak, Tuhan Dalam Otak Manusia, h. 34.
Baiquni (Bandung: Mizan, 2001), h. 26. 17
Zonar and Marshall, SQ, h. 10.
77
Syifa al-Qulub 4, 2 (Januari 2020) 70-87
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali
yang biasa dirasakan manusia. berikut mudah, darah itu menyebarkan keburukan
firman Allah: keseluruh tubuh.23
Dalam hadis lain, Rasulullah
وِبُْم لِ ِذ ْك ِر ه
اَّللِ َوَما ُ ُين َآمنُوا أَ ْن ََتْ َش َع قُل
ِِ ِ
َ أَََلْ ََيْن للهذ
menjelaskan bahwa setiap kesalahan akan
membekas hitam dalam hati manusia
اب ِم ْن ِ ِه ِ ِ
َ َين أُوتُوا الْكت َ نََزَل م َن ا ْْلَق َوََل يَ ُكونُوا َكالذ صلى هللا عليه- ِاَّلل ول ه ِ َعن أَِِب ُهري رةَ َعن رس
ُ َ ْ ََْ ْ
وِبُْم ۖ َوَكثِ ٌري ِمنْ ُه ْم
ُ ُت قُلْ ال َعلَْي ِه ُم ْاْل ََم ُد فَ َق َس
َ َقَ ْب ُل فَط ت ِِف ِ ِ
ْ ََخطَأَ َخطيئَةً نُكت ْ ال إِ هن الْ َعْب َد إِذَا أ َ َ ق-وسلم
ِ َف
اس ُقو َن ب ُس ِق َل ِ
َ استَغْ َفَر َو ََت
ْ ع َو َ قَلْبِه نُكْتَةٌ َس ْوَداءُ فَإِذَا ُه َو نََز
“Belumkah datang waktunya bagi orang-
orang yang beriman, untuk tunduk hati
يد فِ َيها َح هَّت تَ ْعلَُو قَلْبَهُ َوُه َو الهرا ُن َ قَلْبُهُ َوإِ ْن َع َاد ِز
mereka mengingat Allah dan kepada اَّللُ ( َكاله بَ ْل َرا َن َعلَى قُلُوِبِِ ْم َما َكانُوا اله ِذى ذَ َكَر ه
kebenaran yang telah turun (kepada
ِ يك
(ْسبُو َن
mereka),..(QS. Al-Hadid [57]:16) َ
Daya konasi, qalb melakukan Rasulullah Saw., beliau bersabda,
keinginan dengan menerima konsekuensi “Seorang hamba apabila melakukan suatu
sebagaimana firman Allah: kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya
َخطَأْ ُُْت بِِه َوَٰلَكِ ْن َما ِ ولَيس علَي ُكم جن
ْ يما أ َ اح فٌ َُ ْ ْ َ َ ْ َ sebuah titik hitam. Apabila ia
يما ِ meninggalkannya dan meminta ampun
ً اَّللُ َغ ُف ًورا َرح
ت قُلُوبُ ُك ْم ۚ َوَكا َن ه
ْ تَ َع هم َد serta bertaubat, hatinya dibersihkan.
“Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa Apabila ia kembali (berbuat maksiat),
yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang maka ditambahkan titik hitam tersebut
ada dosanya) apa yang disengaja oleh hingga menutupi hatinya. Itulah yang
hatimu. dan adalah Allah Maha diistilahkan “ar raan” yang Allah
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. sebutkan dalam firman-Nya (yang
Al-Ahzab [33]:5) artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian),
Dalam sebuah hadis, Rasulullah sebenarnya apa yang selalu mereka
khawatir jikalau setan menyusupkan usahakan itu menutupi hati mereka’.”
kejelekan ke dalam qalb manusia, karena (HR. At-Tirmidzi No.3278)
setan mengalir seperti darah dalam tubuh Dapat ditarik pemahaman, hadis ini
manusia. mengisyaratkan tentang setiap perilaku
ان ََْمَرى الدِهم َوإِِِن ِ إِ هن الشهيطَا َن ََي ِرى ِمن ا ِإلنْس manusia pasti memiliki bekas di dalam
َ َ ْ ْ qalb. Titik hitam yang dimaksud ialah
ف ِِف قُلُوبِ ُك َما ُسوءًا ِ
َ يت أَ ْن يَ ْقذ ِ
ُ َخش memori buruk yang memengaruhi
kesucian qalb. Menjadikan qalb yang buta
“Sesungguhnya setan menyusup dalam
kebaikan dan sakit ruhaninya, sehingga
diri manusia melalui aliran darah. Aku
tidak bisa menerima cahaya keimanan dan
khawatir sekiranya setan itu menyusupkan
hidayah.
kejelekan dalam hati kalian berdua.” (HR.
Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175)
ص ْخ ٍر َر ِض َي ه ِ
ُاَّللُ َعْنه َ َع ْن أَِِب ُهَريْ َرَة َعْبد الهر ْْحَ ِن بْ ِن
إِ هن ه: اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم
صلهى ه ِول ه
َاَّلل َ اَّلل ُ ال َر ُس َ َ ق: ال َ َق
ص َو ِرُك ْم َولَكِ ْن يَْنظُُر ِ َلَ ي ْنظُر إِ ََل أ
ُ َج َسام ُك ْم َوَلَ إِ ََل
ْ ُ َ
Kecerdasan
Agama
Spiritual
إِ ََل قُلُوبِ ُك ْم
79
Syifa al-Qulub 4, 2 (Januari 2020) 70-87
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali
27
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin 2, h. 428.
24
Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah (Jakarta: 28
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Jalan Allah,
Gema Insani, 2001), h. 47. terj. Fathur Rahman (Yogyakarta: Mitra Pustaka,
25
Abdul Mujib and Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa 2005), h. 35.
Psikologi Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), 29
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Membawa
h. 328-330. Hati Menuju Ilahi, terj. Ija Suntana (Bandung: Pustaka
26
Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah, h. 50-51. Hidayah, 2009), h. 74.
30
Abu Bakar Abdur Raziq, Wawancara Dengan Al-
Ghazali (Bandung: Pustaka Hidayah, 2007), h. 105. 33
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin 2, h. 436.
31
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin 2, h. 432. 34
Al-Ghazali, Membawa Hati Menuju Ilahi, h. 74.
32
Raziq, Wawancara Dengan Al-Ghazali, h. 104. 35
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin 2, h. 457-458.
81
Syifa al-Qulub 4, 2 (Januari 2020) 70-87
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali
ك ُه ُم الْغَافِلُو َن
َ ِأُوَٰلَئ
36
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Metode
Menjemput Cinta, terj. Abdurrasyid Ridha (Bandung:
Mizan, 2013), h. 21.
37
Abdullah Hadziq, Meta Kecerdasan Dan Kesadaran
Multikultural (Pemikiran Psikologi Sufistik Al-Ghazali) 39
Daniel G. Amen, Change Your Brain Change Your
(Semarang: Rasail, 2013), h. 86-87. Body, terj. Rien Chaerani (Bandung: Mizan, 2012), h.
38
Rakhmat, Belajar Cerdas, h. 3. 15.
83
Syifa al-Qulub 4, 2 (Januari 2020) 70-87
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali
b. Hipotesis sirkuit, bahwa spiritual, Otak dan qalb berperan aktif dalam
keimanan, dan pemahaman tentang mengendalikan tubuh. Otak sebagai
Tuhan merupakan proses sirkuit pemimpin koordinasi ke seluruh
dalam otak yang semua bagian ikut bagian tubuh, sedangkan qalb ialah
berperan dalam raja bagi tentara-tentara lahir dan batin
keimanan/spiritualitas manusia, dan manusia.
sirkuit itu, dikenal dengan Otak mengendalikan tubuh dengan
“neurospiritual”. tiga cara untuk menyampaikan perintah
c. Hipotesis media/medium, bahwa dan informasi yakni melalui sinyal-
otak sebagai media manifestasi sinyal listrik, melalui zat kimia pada
Tuhan dalam diri manusia.44 neurotransmitter, dan melalui hormon
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik yang dipancarkan pada peredaran
suatu titik terang bahwa qalb secara darah oleh kelenjar hipofise dari
fungsional tidak dapat terpisahkan dari perintah hipotalamus.45
fungsi otak. Sehingga sangat tidak mudah Qalb adalah raja bagi pasukan
memisahkan antara mana kerja otak dan tubuh manusia. Sebagai pemimpin
mana kerja qalb, dikarenakan perpaduan yang bertanggung jawab pada pasukan
fungsional itu. Dan jika diarahkan pada yang tampak dan yang tidak tampak.
konsep agama, qalb berperan dalam Bertanggung jawab atas kinerja lahir
spiritualitas otak atau disebut dengan otak dan batin seseorang. Baik dan
spiritual. Bertanggungg jawab atas buruknya tubuh bergantung pada qalb,
spiritual dan keberagamaan setiap sehingga untuk menggapai tingkat
manusia. kedekatan manusia dengan Tuhan
dibutuhkan kesucian qalb dari
2. Persamaan dan Perbedaan Antara pengaruh apapun kecuali dari Allah.46
Otak dan Konsep Qalb Menurut Al- b. Pengetahuan
Ghazali Pengetahuan atau ilmu bersumber
Tidak cukup jika hanya menggunakan dari otak dan qalb. Dalam otak,
perspektif neurosains dalam melihat qalb. pengetahuan berasal dari tiga zona
Pembahasan qalb menjadi bagian dari yang berproses dalam otak yakni zona
kajian tasawuf tentang diri (nafs) manusia. berpikir (lobus frontal bagian kanan
Dan ulama tasawuf klasik Imam Al- dan kiri), zona memori (hipokampus),
Ghazali mempunyai pandangan yang dan panca indera. Adapun panca indera
mendalam tentang qalb dan diimbangi yang paling sering menerima informasi
dengan wawasan otak yang kuat. ialah indera penglihatan dan
Dari perpaduan perspektif neurosains pendengaran.47
dan konsep qalb Al-Ghazali dalam satu Informasi yang masuk ke otak,
sisi mempunyai persamaan dan di sisi akan melalui hipotalamus yang
yang lain keduanya sangat berbeda bertugas mengoper informasi ke
dimensi. Untuk mengulas itu, keduanya bagian-bagian lain dalam otak sesuatu
mempunyai empat unsur yang sama yakni tugasnya masing-masing. Sebagian
pengendali tubuh, pengetahuan, emosi, besar pengetahuan diproses oleh
dan spiritual. Dan sekaligus menganalisis neokorteks melalui proses kognitif atau
perbedaan keempat unsur tersebut antara berpikir. Berdasarkan analisa informasi
konsep qalb Al-Ghazali dan neurosains.
a. Pengendali Tubuh
45
Mustofa, Menyelam Ke Samudera Jiwa Dan Ruh, h.
119-120.
46
Raziq, Wawancara Dengan Al-Ghazali, h. 105.
44
Pasiak, Tuhan Dalam Otak Manusia, h. 319-321. 47
Kato, Otak Ideal, h. 40, 139, 160, 182.
49
Al-Ghazali, Membawa Hati Menuju Ilahi, h. 105-
106.
48
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Pandangan 50
Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Rahasia
Al-Ghazali Tentang Rahasia Keajaiban Hati (Surabaya: Keajaiban Hati (Surabaya: Mahkota, n.d.), h. 70-71.
Al-Ikhlas, n.d.), h. 457-458. 51
Pasiak, Tuhan Dalam Otak Manusia, h. 34-35.
85
Syifa al-Qulub 4, 2 (Januari 2020) 70-87
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali
bagian dari otak manusia. Berdasarkan Abrori. Jakarta Selatan: Pusat Azzam,
beberapa persamaan fungsional seperti 2000.
sama-sama menerima informasi, An-Nawawi, Abi Zakaria Yahya, Abdul
kecerdasan ruhaniah/qalbiah, spiritual, Aziz bin Abdullah bin Baz, Bin
pengendali/pusat koordinasi tubuh, dan Daqiqul ’id, Muhammad bin Salih
emosional. Utsmain, Abdurrahman bin Nasr As-
Kedua, neurosains memandang Sa’idi, Abdullah bin Abdurrahman
konsep qalb menurut Al-Ghazali, Al-Jabrain, and Muhammad bin
menurunkan lima unsur yang sama yakni Ibrahim. Jami’ Syuruh Arba’in
pengendali tubuh, pengetahuan, emosi, Nawawi. Qahira: Dar Al-Ghad Al-
dan spiritual. Sedangkan perbedaannya, Gadeed, 2011.
bahwa otak dan qalb menurut Al-Ghazali Azhar, Tauhid Nur. Gelegar Otak.
melalui dua dimensi yang berbeda antara Bandung: Semesta, 2008.
dimensi ilmiah dan ketuhanan, sehingga Fahmi, Nashir. Spiritual Excellence.
tolok ukur kebenarannya sangat berbeda Jakarta: Gema Insani, 2010.
jauh. Goleman, Daniel. Kecerdasan Emosional.
Terjemah oleh T. Hermaya. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Gramedia, 1997.
Afifi, Muhammad. Aktivasi Otak Tengah. Hadziq, Abdullah. Meta Kecerdasan Dan
Jakarta Selatan: Himmah Media, Kesadaran Multikultural (Pemikiran
2010. Psikologi Sufistik Al-Ghazali).
Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. Ihya Semarang: Rasail, 2013.
Ulumuddin 2. Terjemah oleh Ikrar, Taruna. Ilmu Neurosains Modern.
Purwanto. Bandung: Marja, 2016. Edited oleh Dito Anurogo. Pustaka
———. Jalan Allah. Terjemah oleh Fathur Pelajar, 2015.
Rahman. Yogyakarta: Mitra Pustaka, Kato, Toshinori. Otak Ideal. Bandung:
2005. Qanita, 2016.
———. Membawa Hati Menuju Ilahi. Mayers, David G. Intuisi. Terjemah oleh
Terjemah oleh Ija Suntana. Bandung: Ruslani. Yogyakarta: Qalam, 2004.
Pustaka Hidayah, 2009. Mujib, Abdul, and Jusuf Mudzakir.
———. Metode Menjemput Cinta. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.
Terjemah oleh Abdurrasyid Ridha. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001.
Bandung: Mizan, 2013. Mustofa, Agus. Menyelam Ke Samudera
———. Pandangan Al-Ghazali Tentang Jiwa Dan Ruh. Surabaya: Padma,
Rahasia Keajaiban Hati. Surabaya: 2005.
Al-Ikhlas, n.d. Nofrianto, Sulung. The Golden Teacher.
———. Rahasia Keajaiban Hati. Depok: Lingkar Pena, 2008.
Surabaya: Mahkota, n.d. Pasiak, Taufiq. Tuhan Dalam Otak
Al-Shareef, Muhammad Musa. Buku Saku Manusia. Bandung: Mizan, 2012.
Ibadah Hati. Terjemah oleh Yodi Pasiak, Taufiq Fredrik. “Model Penjelasan
Idrayadi. Jakarta: Zaman, 2014. Spiritualitas Dalam Konteks
Al-Tirmidzi, Al-Hakim. Biarkan Hatimu Neurosains.” UIN Sunan Kalijaga,
Bicara. Terjemah oleh Fauzi Faisal 2009.
Bahreisy. Jakarta: Serambi, 2005. Pinel, John P. J. Biopsikologi. Terjemah
Amen, Daniel G. Change Your Brain oleh Helly Prajitno Soetjipto and Sri
Change Your Body. Terjemah oleh Mulyantini Soetjipto. 7th ed.
Rien Chaerani. Bandung: Mizan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
2012. Rakhmat, Jalaluddin. Belajar Cerdas.
An-Najar, Amir. Ilmu Jiwa Dalam Bandung: Kaifa, 2010.
Tasawuf. Terjemah oleh Hasan Raziq, Abu Bakar Abdur. Wawancara
87
Syifa al-Qulub 4, 2 (Januari 2020) 70-87
Muhammad Nasruddin, Abdul Muiz Tinjauan Kritis Neurosains Terhadap Konsep Qalb
Menurut Al-Ghazali