Anda di halaman 1dari 5

Makhluk Hidup dan Lingkungan

Kegiatan Belajar 1
Tingkatan Organisme dan Ekosistem

A.      INDIVIDU, POPULASI, DAN KOMUNITAS


Tingkat organism makhluk hidup yang sesuai dengan tinjauan ekologi dimulai dari ui
yang kecil adalah individu, yaitu makhluk hidup suatu organisme. Individu selalu bersifat
tunggal . setiap makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri, tetapi harus hidup bersama-
sama dengan individu sejenis atau dengan yang tidak sejenis.
Popilasi adalah kelompok individu-individu sejenis membentuk satuan. Setiap organism
yang sama dalam bahasa latin disebut spesies.
Karakteristik populasi :
1.       Memiliki kepadatan/densitas, yaitu jumlah seluruh individu pada tiap satuan ruang,
baik luas maupun volume.
2.       Setiap populasi suatu spesies makhluk hidup memiliki pola persebaran tertentu dari
individu yang ada di dalamnya.

Komunitas adalah beberapa populasi organisme yang hidup bersama-sama pada suatu
waktu menempati wilayah tertentu.
Setiap individu organisme menempati suatu tempat dialam yang disebut habitat.
Menurut habitatnya komunitas dibedakan menjadi komunitas darat (terrestrial) dan
komunitas perairan (akuatik), sedangkan berdasarkan jenis makhluk hidup komunitas
dibedakan menjadi komunitas tumbuhan dan hewan. Di dalam anggota komunitas terjadi
hubungan predasi, kompetisi, atau simbiotis.
Cirri atau Karakteristik komunitas :
1.       Keragaman : suatu komunitas tersusun dari berbagai macam populasi.
2.       Stabilitas : komunitas sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
3.       Strukutur tropik : terjadi hubungan interaksi antarspesies yang satu dengan yang
lainnya. Hubungan tersebut berpa makan-dimakan, membentuk suatu rantai makanan.
4.       Dinamis : sifat suatu komunitas sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sehingga
selalu berubah atau dinamis.

B.      INTERAKSI ANTAR INDIVIDU


Interaksi antar individu terjadi dalam suatu populasi. Interaksi tersebut bisa berupa
kompetisi untuk memperebutkan kebutuhan yang sama untuk hidupnya, seperti
kebutuhan makanan, air, cahaya, dan ruang.
interaksi kompetisi antarindividu dalam suatu populasi disebut kompetisi intraspesies.

C.      INTERAKSI ANTARPOPULASI


bentuk interaksi antar populasi yang berbeda spesies dalam suatu komunitas disebut
antarspesifik, yaitu hubungan antara dua individu yang berbeda spesies.
Menurut Dwidjoseputro (1994), hubungan antarspesifik dapat dikelompokkan menjadi
delapan macam bentuk dasar :
1.       Netralisme, apabila antara dua spesies individu baik dalam keadaan terpisah maupun
berkumpul tidak terjadi saling merugikan maupun menguntungkan.
2.       Predasi, interaksi dua individu dari populasi berbeda spesies berupa makan-dimakan
atau spesies lainnya.
3.       Parasitisme, hidup bersama-sama antar dua individu berbeda spesies yang hanya
menguntungkan sepihak.
4.       Mutualisme, dua spesies yang hidup bersama masing-masing mendapat keuntungan
dan kedua populasi dapat berkembang dengan baik. Jika keduanya terpisahkan masing-
masing tidak dapat hidup.
5.       Kompetisi, hubungan dua populasi yang hidup bersama dan saling memengahuri akibat
adanya kebutuhan-kebutuhan akan bahan yang sama, sedangkan ketersediaan bahan
tersebut terbatas.
D.      EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu kawasan alam yang di dalamnya terdapat unsure biotic (unsure
hidup) dan abiotik (unsur tak hidup) terjadi timbale balik antara unsure-unsur tersebut
yang membentuk system ekologi.
Dilihat dari fungsinya ekosistem terdiri dari dua komponen :
1.       Komponen autotrof, yaitu individu yang mampu membuat mekanannya sendiri dengan
menyintesis bahan anorganik menjadi bahan organic dengan bantuan cahaya matahari di
dalam klorofil.
2.       Komponen heterotrof, yaitu individu yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan
organic sebagai bahan makanannya yang disintesis dan disediakan oleh individu lain.

Dilihat dari struktur penyusunannya ;


1.       Bahan tak hidup (factor-faktor abiotik), yaitu komponen fisik dan kimia yang utama.
2.       Produsen, yaitu organism autotrof, misalnya hewan pemakan tumbuhan disebut
herbivore dan hewan pemakan tanama disebut karnivora.
3.       Pengurai, perombak atau decomposer yaitu organism heterotrof yang menguraikan
bahan organic berasal dari organism mati.
4.       Detritus atau detritivor, heterotrof lain yang memekan partikel-partikel organic dari
remukan jaringan tumbuhan atau hewan yang melapuk.

  
Kegiatan Belajar 2
Keanekaragaman Hayati

A.      KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP.


Keananekaragaman makhluk hidup disebut juga keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua
sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-
kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman di dalam spesies, antarspesies, dan ekosistem.
Semua makhluk hidup memiliki persamaan -ciri kehidupan, yaitu melakukan proses
metabolism,antara lain bernapas, memerlukan makanan, berekreasi, respons terhadap
rangsangan, berkembangbiak dan beradaptasi. Selain memiliki persamaan makhluk hidup
juga memiliki perbedaan karena tidak ada satupun makhluk hidup di alam yang persis
sama.
Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan system lima kingdom :
1.       Monera : individu yang termasuk dalam kelompok monera adalah organisme yang
memiliki struktur tubuh sangat sederhana. Selnya tidak memiliki membrane inti atau
prokariotik, bersel satu atau membentuk koloni, tidak memiliki organel, dan berukuran
renik (mikroskopik) uniseluler. Contohnya bakteri tanah (bacillus thuringensis), bakteri
usus (eubakteria), dan arkhea (Methanosarcina)
2.       Protista : organism dengan sel yang sudah memiliki membrane inti (eukariotik).
Contohnya flagelata, ciliate, rhizopoda, dan sporozoa
3.       Plantae : memiliki membrane inti (eukariotik), plastid, dan dinding sel. Contohnya
ganngang, lumut, cemara, pohon kelapa, mangga, jeruk dan sebagainya.
4.       Fungia : fungia atau jamur tidak masuk dalam kelompok tumbuhan atau hewan karena
memiliki ciri-ciri khas yang sangat berbeda dengan organism lain.
Mempunyai membrane inti (eukariotik), berdinding sel, sebagian merupakan organism
multiseluler, sebagian lagi uniseluler, dan tidak berhijau daun. Contohnya ragi
(saccharomyces), jamur tempe (Rhizopus), jamur oncom (Neurospora), dan jamur
merang (volvariella).
5.       Animalia : anggota kelompok animalia adalah semua binatang, baik yang tidak
bertulang belakang maupun yang bertulang belakang.

B.      KONSEP DASAR PENGELOMPOKKAN MAKHLUK HIDUP


Para ahli sistematik menyusun tingkatan (hierarki) takson sebagai berikut :
Kingdom
Filum (untuk hewan)/divisi (untuk tumbuhan
Ordo
Familia
Genus
Spesies

Ada tiga system klasifikasi makhluk hidup, antara lain :


1.       System alami
2.       System artificial
3.       System filogenetik
System klasifikasi berdasarkan pada prinsip homologi.

C.      TATA NAMA PADA KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP


Carolus linneaus (1707-1778) memperkenalkan cara pemberian nama jenis hewan dan
tumbuhan dalam bahasa latin atau yang dilatinkan dengan system binomial nomenklatur.
Nama spesies terdiri atas dua kata. Kata pertama menunjukkan genus yang membawa
sifat umum dan kata kedua menunjukkan sifat khusus. Maksud dari sifat khusus spesies
ini adalah yang tidak dimiliki oleh spesies sejenis lainnya.

  
Kegiatan Belajar 3
Pencemaran dan Etika Lingkungan

A.      PENCEMARAN LINGKUNGAN


Pencemaran adalah masuknya bahan atau energy ke dalam lingkungan yang
menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik,
kimiawi maupun biologis, sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan
aktivitas manusia serta organism lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan empat tahapan pencemaran :
1.       Pencemaran tingkat pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian
pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemarnya maupun waktu kontaknya dengan
lingkungan.
2.       Pencemaran tingkat kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkaniritasi ringan
pada pancaindra dan alat vegetative lainnya serta telah menimbulkan gangguan pada
komponen ekosistem lainnya.
3.       Pencemaran tingkat ketiga, yaitu pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada
alat tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.
4.       Pencemaran tingkat keempat, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit, bahkan
kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran yang terlalu tinggi.
1.       Pencemaran Air
Pencemaran air terutama disebabkan limbah industry dan rumah tangga, sampah padat
dan cair, buangan daerah pertanian, seperti pupuk dan pestisida, erosi serta tumpahan
minyak.
2.       Pencemaran Udara
Disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, pembakaran sampah dan hutan, pembakaran
batu bara, serta kegiatan berbagai macam industry.
3.       Pencemaran tanah
Berkaitan dengan pencemaran air maupun udara.

B.      ETIKA LINGKUNGAN


Etika lingkumgan lahir pada dasawarsa terakhir sekitar tahun 1970-an yaitu suatu etika
yang menggunakan penalaran ekologi sehingga hubungan timbal balik manusia dengan
lingkungannya menjadi serasi.
Etika lingkungan mengandung makna kearifan, kebijaksanaan, dan strategi untuk
menentukan pilihan perbuatan manusia agar tercipta hubungan timbale balik yang
harmonis antara manusia dan lingkungannya.
Etika lingkungan dibedakan sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika
pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk
kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung
usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
Etika lingkungan disebut juga etika ekologi.

C.      MENGAPA KITA PERLU ETIKA LINGKUNGAN


1.       Menghadapi tantangan berat di masa yang akan dating karena masalah kependudukan
di Negara kita termasuk masalah penting.
2.       Ketidakseimbangan kebutuhan hidup manusia dengan daya dukung lingkungan,
menimbulkan ancaman, hambatan, dan gangguan terhadap kelestarian lingkungan.
3.       Kondisi dan keadaan yang mendorong untuk mengembangkan kemampuan
lingkungan.
4.       Tantangan yang cukup berat adalah masalah pemukiman secara luas ataupun dengan
arti sempit karena pertumbuhan penduduk yang pesat dengan tuntutan yang meningkat.
5.       Pembangunan yang terus berlanjut mengubah dan merekayasa bentuk dan kondisi
lingkungan.
6.       Kemampuan manusia mengubah ekosistem alam menjadi ekosistem binaan untuk
memenuhi kebutuhannya, padahal baik struktur maupun fungsi ekosistem alam perlu
dilestarikan secara proporsional.
Pandangan manusia terhadap lingkungannya ;
1.       Pandangan Ketuhanan
2.       Pandangan kosmogini
3.       Pandangan Posibilisme
4.       Pandangan Optimisme Teknologi
5.       Pandangan Kependudukan

D.      PRINSIP-PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN


1.       Sikap hormat terhadap alam
2.       Prinsip tanggung jawab
3.       Prinsip solidaritas
4.       Prinsip kasih saying dan kepedulian
5.       Prinsip tidak merusak
6.       Perinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
7.       Prinsip keadilan
8.       Prinsip integritas moral

Anda mungkin juga menyukai