RMK RPS 3 - Kelompok 3 - Pengauditan Dan PDE
RMK RPS 3 - Kelompok 3 - Pengauditan Dan PDE
“Kertas Kerja Audit dan Menilai Kewajaran Akun Penjualan dan Penagihan Piutang”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E, M.M., Ak., CPA
Kelompok 3
Nama Anggota :
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2021
A. Analisis Pengendalian Intern
Secara umum, Pengendalian Intemal merupakan rencana, metode, prosedur, dan
kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan,
pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap undang-undang, kebijakan dan
peraturan lain.
SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan
menyebutkan lima unsur pokok pengendalian intemal:
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian
intem, yang membentuk disiplin dan strulctur dan menciptakan suasana pengendalian
dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang
pengendalian.
2) Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis,
dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan,
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
3) Informasi Dan Komunikasi
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang
terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan
pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi. Bagian dari
komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern yaitu pedoman
kebijakan, pedoman akuntansi, dan pelaporan keuangan, daftar akun dan memo
4) Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk
memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan.
Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah
dilaksanakan untuk mengurangi risiko dalam pencapain tujuan entitas.
5) Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu untuk menentukan apakah pengendalian intern beroperasi sebagaimana
yang diharapakan, dan untuk menentukan apakah pengendalian intern tersebut telah
memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.
Jika dari hasil pemahaman dan pengujian efektivitas pengendalian intern, auditor
menemukan adanya kelemahan-kelemahan di dalamnya, auditor bertanggung jawab untuk
memberitahukan penemuannya tersebut kepada manajemen. Atas dasar informasi tersebut
manajemen dapat memperbaiki pengendalian intemnya jika manfaat yang diperoleh lebih
besar dari biaya yang dikorbankan.
Menurut sukrisno agoes (2004:125) prosedur audit ialah "langkah-langkah yang harus
dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaaannya dan sangat diperlukan oleh asisten
agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif." Prosedur
audit dilalukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence) yang cukup
untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan.
Sukrisno agoes (2004:176) menyarankan prosedur audit piutang usaha dan penjulan
sebagai berikut:
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan.
2. Buat top schedule dan supporting schedule piutang pertanggal neraca.
3. Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan
nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent
collections-nya. Selain itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel tagih, uang
muka dan lain-lain, pertanggal neraca.
4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu
totalnya ke general ledger.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.
6. Kirimkan konfirmasi piutang:
a) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat
konfirmasi.
b) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif.
c) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi.
d) Jawaban konfirmasi yang berbeda hanis diberitahukan kepada klien untuk dicari
perbedaannya.
e) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi
7. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas
untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian
pemeriksaan lapangan (audit ,field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai
subsequent collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang
sedang diperiksa.
8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui
kemungkinan adanya contingent liability.
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
10. Test sales cut-cidengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih
kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang-
barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal
neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun
yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.
12. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di indonesia/sak
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
C. Kertas Kerja
Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan auditor mengenai prosedur
audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya dan
kesimpulan yang dibuatnya berkenaan dengan pelaksanaan audit. Contoh kertas kerja adalah
program audit hasil pemahaman terhadap pengendalian intem, analisis, memorandum, surat
konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau
komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja
biasanya berisi dukumentasi yang memperlihatkan:
1. Pemeriksaan telah direncanakan dan di supervise dengan baik, yang menunjukan
dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh untuk
merancangkan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah
dilakukan.
3. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemerksaan yang telah di tetapkan dan pengujian
yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti yang kompeten yang cukup sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang
menunjukan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang ketiga.
Menurut IBK Bayangkara kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang
dibuat dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan
tugas audit. Untuk memberikan gambaran yang lengkap terhadap proses audit, KKA harus
mencerminkan langkah-langlcah audit yang ditempuh:
1. Rencana audit
2. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system control internal
3. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan yang
dicapai.
4. Penelahaan kertas kerja audit oleh penyedia
5. Laporan audit
6. Tindak lanjut dari tindakan perbaikan
Manfaat Kertas Kerja Audit (KKA)
Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksanakan tugas audit, manfaat
utama KKA antara lain:
Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Kertas Kerja yang Baik
1. Lengkap
a. Berisi semua informasi yang pokok, menentukan komposisi semua data penting yang
dicamtumkan dalam kertas kerja.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Artinya kertas kerja harus jelas
dapat berbicara sendiri, harus berisi imformasi yang lenglcap, tidak berisi informasi
yang belum jelas atau pertanyaan yang belum dijawab.
2. Teliti
Dalam pembuatan kertas kerja, akuntan hanis teliti dalam penulisan dan
pethitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.
3. Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok-pokok saja yang relevan
dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan serta disajikan dengan ringkas untuk
menghindati rincian-rincian yang tidak perlu.
4. Jelas
Kejelasan dalam informasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa kertas kerja
perlu diusahakan oleh akuntan.
5. Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas ketja dan keteraturan penyusunan kertas kerja
akan membantu akuntan senior dalam menelaah hasil pekerjaan stafnya serta
memudahkan memperoleh informasi dari kertas kerja tersebut.
D. Substantif Tes yang Berkaitan Dengan Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang
Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan pengumpulan piutang adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun-akun yang terpengaruh oleh siklus ini telah disajikan secara
wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Lima kelompok transaksi dalam siklus
penjualan dan pengumpulan piutang, yaitu:
Hal yang menjadi perhatian auditor pada audit penghapusan piutang tidak tertagih
adalah kemungkinan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang yang sudah
tertagih. Pengendalian utama untuk mencegah penipuan ini adalah otorisasi yang tepat
terhadap penghapusan piutang tidak tertagih oleh manajemen yang ditunjuk setelah
melalui investigasi menyeluruh alasan pelanggan belum membayar atau tidak mampu
melunasi piutang tersebut.
1. Pembuatan daftar umur piutang sebagai dasar untuk review dan ditindaldanjuti oleh
prsonil manajemen yang tepat.
2. Menetapkan suatu kebijakan penghapusan piutang apabila sudah tidak ada
kemungkinan ditagih.
Bagian audit yang paling terpengaruh oleh pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi pada siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang, kas, beban
piutang tidak tertagih dan penyisihan piutang tidak tertagih.
DAFTAR PUSTAKA
Al. Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta : Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN.
Arens,Alvin A,Randall J. Elder,Mark S, Beasly,2008. Auditing dan Jasa Assurance Edisi kedua
belas, Erlangga, Jakarta.