Disusun oleh :
1. Fazla Fitri Anisa 1913451033
2. Meiriva Ika Fadilla 1913451037
3. Thania Ayu Ledytha 1913451047
UKL & UPL Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha Hotel “HILTON HOTEL”
pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik.
Studi UKL & UPL rencana kegiatan peningkatan usaha Hotel “HILTON HOTEL”
yang berlokasi di Jalan Alam Flora, RT. 01, No.47, Kelurahan Way Halim,
Kecamatan Sukarame,Bandar lampung,Lampung.Penyusunannya mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Diharapkan dengan
tersusunnya dokumen UKL & UPL ini dapat sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan dan operasional nantinya.Sehingga dalam pelaksanaannya Hotel
“HILTON HOTEL” dapat mengambil kebijakan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup sesuai yang mengacu pada aturan tentang upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
1) Merubahan dan merperbaiki serta meningkatan kegiatan dan pelayanan
kepada wisatawan dengan kelestarian lingkungan
2) Memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau di dalam
bangunan Hotel
Manfaat
1) Bagi Pemrakarsa
Menambah penghasilan bagi pengusaha
2) Bagi Masyarakat
Dapat mencegah terjadinya penularan penyakit akibat kerja
3) Bagi Pemerintah
Dapat menambah pendapatan pada daerah tersebut dan mengurangi
jumlah pengangguran
1.3 Pelaksana Studi
1.3.1 Identitas Pemrakarsa
Nama : Meiriva Ika Fadhila
Jabatan : Peimilik Usaha
Alamat : Jl.Kopi Utara VI,RT.01,Kelurahan Way
Halim Permai,Way Halim,
Bandarlampung,Lampung.
Nomor Telepon : 081227374701
1.3.2 Identitas Penyusun AMDAL
Dalam menyusun dokumen AMDAL HILTON HOTEL, pemrakarsa
dibantu oleh Lembaga Penyedian Jasa Penyusun Dokumen AMDAL yang
mendapatkan registrasi dari Kementrian Lingkungan Hidup.Identitas LPJP
tersebut adalah sebagai berikut :
No. Registrasi Kompetensi : 0019/LPJ/AMDAL-2/LRK/KLH
Masa Berakhir Registrasi : 16 Agustus 2025
Nama Perusahaan : PT.SM TOWN
Alamat Perusahaan : Jl.Amir Hamzah,Tanjung
Karang , Bandar lampung,Lampung.
Telepon/Fax : 081109080700
Email : Ptsaranghae@gmail.com
Penanggung Jawab : KAI OPPA
Jabatan : Kepala PT. SM TOWN
Tim Penyusun Studi dan Tim Tenaga Ahli Studi AMDAL
Pengembangan HILTON HOTEL
C ASSISTEN TIM
1 Fayyad Rafiq -Assisten Tenaga Ahli - S1 Arsitek
Pembangunan
2 Faradilla Annisa - Assisten Tenaga Ahli - S1Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Transportasi
BAB II
DESKRIPSI DAN URAIAN KEGIATAN
Kecamatan ini terus dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum dan sosial selain
pelayanan pemerintahan dalam segenap aspeknya. Pelabuhan Merak merupakan salah
satu primadona kecamatan, sementara sejumlah lokasi lain seperti obyek wisata Trans
Studio Transmart,Lampung walk,Mall Boemi Kedaton dan alun-alun PKOR,
merupakan tempat-tempat yang amat dikenal oleh warga kecamatan Way Halim.
Kegiatan pembangunan Hotel “Hilton Hotel” yang berlokasi di Jalan Alam Flora, RT.
01,No.47, Kelurahan Way Halim, Kecamatan Sukarame,ini sudah operasional.
Bangunan kegiatan / usaha ini didirikan diatas tanah seluas total 600 m2, dengan Luas
Bangunan 368 m2 .Status tanah Hak Milik.
S : 004008.462’
E : 117039.874’
Fasilitas kamar dilengkapi TV khusus untuk kamar executive, dan Kipas Angin
Jumlah Kamar 27 unit terdiri dari :
• Standard 4 kamar masing-masing ukuran 3,3 m x 4,5 m
• Executive Single 6 kamar masing-masing ukuran 5,5 m x 4 m
• Executive Double 6 kamar masing-masing ukuran 5,5 m x 4 m
• Economy 11 kamar masing-masing ukuran 3 m x 3,5 m
3. SusunanTataBangunan
kamar Executive Single, ruang makan, dapur, ruang cuci, dan linen
• Lantai II seluas 184 m2 terdiri dari ; 11 kamar Economy, 6
2. Housekeeper
Housekeeper adalah pekerjaan dibidang housekeeping. Ia bertanggung jawab
atas kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang dimiliki hotel.
Tabel 2.1
Tenaga Kerja yang berada di HILTON HOTEL
2.House Keeper 15
TOTAL 32
c. Operasional Kegiatan
Kegiatan pada Tahap Operasional
Penerimaan tenaga kerja operasional
Operasional penyediaan air bersih
Operasional sistem pengolahan limbah cair
Operasional sistem pengelolaan limbah padat / sampah
Operasional gudang
Operasional ruang cuci / laundry danLinen
Operasional parkir
1. TenagaKerja
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada tahap konstruksi berjumlah sekitar ± 15
orang, yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Asal tenaga kerja ini 100
% tenaga kerja lokal setempat Nunukan yang dilengkapi daftar diri.
Dalam rangka operasional Hotel “Hilton Hotel” tenaga kerja yang dipekerjakan adalah
sebanyak 15 orang dan akan bertambah sesuai kebutuhan karena rencana akan ada
peningkatan kapasitas usaha. Karyawan yang dipekerjakan di Hotel ini akan
memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya yang ada di Kec Way Halim.
Kemungkinan tenaga kerja pelaksana dimungkinkan untuk ditambah sesuai dengan
perkembangan operasional Hotel. Karyawan dilengkapi surat keterangan sehat, dan
pemakaian pelindung kerja saat bekerja, pakaian kerja tidak dibawa pulang, disimpan
dan dicuci di tempat kerja.
2. Operasionalkamardantempattidur.
Kamar yang disewakan kaitannya dengan operasional Hotel inisebanyak 27 kamar yang
disewakan. Fasilitas yang tersedia di masing - masing kamar yaitu TV khusus
Executive, dan Kipas Angin. Dalam upaya mencegah penularan penyakit kepada tamu
yang menginap dan karyawan yang ditularkan melalui operasional kamar ini, maka
kamar tidur dikelola sebaik mungkin dengan membersihkan setiap hari termasuk lantai,
seprei dicuci dan disetrika serta diganti setiap 2 hari sekali atau setiap tamu chek out.
Dapur yang merupakan bagian dari kegiatan ruang makan dipergunakan untuk
menyiapkan makanan pagi, siang dan malam untuk tamu - tamu yang ingin menikmati
menu khusus, disamping menawarkan satu paket makanan dan minuman yang
menyehatkan.
Dapur merupakan pendukung utama dari kegiatan ini dilengkapi dengan refrigerator
sebagai pendingin bahan - bahan sayuran serta daging yang siap untuk diolah, juga
terdapat freezer, deefriyer, oven, toaster roll, blender, kompor gas besar dan kecil,
stimer, grille, chinese stove, dough machine, prepare table, microwave, rice cooker,
pemanas air, serta beberapa pisau dapur, sendok, gelas, piring dan lain - lain yang
disesuaikan dengan keperluan. Ruangan dapur di kegiatan usaha ini merupakan ruangan
yang khusus dan tertutup hanya untuk memasak. Pemisahan dari ruangan terbuka ini
tujuannya adalah untuk menghindari masuknya debu, kotoran, lalat dan serangga atau
binatang kecil lainnya karena serangga ini sangat berbahaya bagi pengolahan makanan
yang dapat mencemarkan makanan baik langsung maupun tidak langsung. Serangga ini
dapat menyebarkan bibit - bibit penyakit dari tempat asalnya yang kotor kemudian
memindahkannya ke makanan untuk selanjutnya berpindah ke manusia yang
memakannya. Untuk menjaga kenyamanan bekerja bagi karyawan dan sanitasi serta
kesehatan makanan yang disajikan maka keadaan lingkungan dapurdilengkapi dengan
ventilasi yang baik dan tepat sehingga sirkulasi pergantian udara kotor dengan udara
bersih dapat berlangsung dengan baik. Jendela yang berhubungan dengan daerah
terbuka, telah diberi sekat dengan kawat kasa halus sehingga lalat atau binatang kecil
lainnya tidak bisa masuk. Diatas kompor masak dipasang cerobong asap (hoods) dan
kipas angin penghisap asap atau exhauster sehingga setiap asap yang timbul selama
proses memasak makanan dapat disedot dan dibuang keluar ruangan.
Untuk lantai dapur dibuat dari bahan yang kuat, tidak mudah pecah dan mengelupas
serta tidak licin agar tidak membahayakan karyawan saat beraktifitas. Lantai dapur ini
selalu dalam keadaan bersih dan disikat dengan bahan pembersih serta dibilas dan
dikeringkan. Untuk lantainya juga terbuat dari bahan yang tidak mudah retak atau
menimbulkan goresan yang memungkinkan kotoran tertimbun dan tersimpan lama,
bahan lantai kedap air sehingga air yang tertumpah ke lantai dapat segera mengalir ke
saluran pembuangan. Untuk sudut pinggir dengan tembok telah dibuat melengkung
sehingga mudah untuk dibersihkan.
Pintu dapur dibuat pintu buka tutup sehingga ruangan dapur dapat segera tertutup saat
petugas keluar atau masuk dapur, hal ini untuk menghindari kotoran yang masuk ke
dapur dari arah luar dapur. Pada pintu ini juga telah dilapisi dengan lapisan kedap air
sehingga mudah dibersihkan terutama pada bagian - bagian yang sering disentuh
dengan tangan.
Untuk penerangan dapur berasal dari neon berkualitas baik serta sinar matahari
sehingga mendapatkan penerangan yang cukup, hal ini dimaksudkan agar hasil
masakan dapat terlihat dengan jelas dan mudah mengontrol kebutuhan akan bahan -
bahan yang diperlukan selama proses produksi, disamping saat bekerja segala
sesuatunya dapat dilihat dengan jelas dan mudah sehingga keselamatan kerja dapat
terjamindengan baik dan bagian - bagian yang kotor dapat dilihat dan diketahui dengan
mudah sehingga cepat dibersihkan.
4. GudangPenyimpanan
4. OperasionalLoundry
Loundry sebagai fasilitas tambahan hotel untuk mencuciperlengkapan tempat tidur dan
kamar tidur hotel yang menggunakan mesin cuci, adapun saluran limbah cair dari
pencucian disalurkan ke septictank komunal diteruskan ke WWG.
6. TempatPenyimpananperlengkapanKamar
Linen sebagai ruangan yang terdapat rak lemari tertutup yang dipisahkan antara linen
untuk perlengkapan yang masih kotor dan yang sudah bersih, tempat penyimpanan
perlengkapan tempat tidur, seperti seprei, selimut, dan sarung bantal yang bersih dan
bebas dari serangga dan tikus.
7. Parkir
pula sebagai pintu masuk. Pada lokasi parkir dan sekitar bangunan Hotel juga
dilengkapi gorong-gorong untuk mengalirkan limbasan air hujan yang nantinya
ditampung pada bak-bak penampungan di areal pertamanan yang dapat dimanfaatkan
untuk menyiram tanaman pada saat yang diperlukan. Disamping itu pada areal parkir
ini juga diletakkan bak sampah tertutup pada lokasi strategis, bak sampah tersebut
dipilah, untuk sampah organik, dan anorganik serta tanaman penghijauan sebagai
bagian tamanisasi parkir untuk dapat menyerap debu, asap/polusi gas buang kendaraan
serta menjaga keasrian, kesejukan dan keindahan lingkungan dari suasana panas di
siang hari. Jenis - jenis tanaman yang akan ditanam pada areal ini adalah tanaman
perindang dan juga dalam pot karena keterbatasan ruang.
Alur pengolahan limbah cair dari masing - masing sumber penghasil limbah sebagai
berikut, akan menggunakan WWG dengan perhitungan kapasitas ; limbah cair
dihasilkan sebesar 80% dari kebutuhan air yaitu 0,15 m3 (150Lt) per orang/hari, yaitu
37 orang x 0,15 x 80% adalah 4,44 m3 jadi kapasitas WWG 4,44 m3 yaitu ;
Kamar : limbah cair dari kamar berasal dari toilet, kamar mandi dan wastafel. Limbah
ini dialirkan ke Septictank, sedangkan limbah tinja dialirkan ke bak septictank yang
kedap air, jika penuh disedot bekerjasama dengan jasa pengangkut limbah.
Menggunakan cairan bakteri biotoiletto (penggunaan biotoiletto jika hasil uji lab diatas
ambang baku mutu limbah cair, satu tetes per meter kubik air setiap bulan) dan dampak
Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup .UKL & UPL Rencana Kegiatan Peningkatan
Usaha Hotel“Hilton Hotel”menggunakan Sistem komunal ke WWG (Waste Water
Garden) dan bak penampungan..Dapur dan Loundry : limbah cair dari dapur terlebih
dahulu dialirkan ke bar screen, kemudian dialirkan ke grease trap, kemudian limbah
cair dialirkan ke Septictank dengan sistem komunal ke WWG (Waste Water Garden)
dan bak penampungan.
1. Survei lokasi
2. Perizinan
3. Sosialisasi program
4. Pembebasan lahan.
5. Perencanaan
Tabel 2.2
Jenis Perizinan Yang Telah Dimiliki HILTON HOTEL
Jenis Perizinan Nomor Tanggal Pengesahan Yang Menerbitkan
Izin Usaha
Dinas Penanaman
Penyediaan Tenaga
Modal dan
Kerja untuk 540/2970/IOL/V.16/2019 18 Maret 2019
Pelayanan Terpadu
Kepentingan Sendiri
Datu Pintu
PT. SM TOWN
Dinas Penanaman
Izin Pembuangan Air 660.31/033/III.16/VIII/201 Modal dan
07 Agustus 2019
Limbah 9 Pelayanan Terpadu
Datu Pintu
Datu Pintu
Dokumen Amdal
tahun 2020 dengan Nomor.G/149/II.05/HK/20
Gubernur Lampung
Izin Lingkungan 15
(Adendum)
Dokumen Amdal
Nomor.569/III.20/HK/201 Walikota Bandar
tahun 2021 dengan
6 Lampung
Izin Lingkungan
2. Pembebasan Lahan
Pada kegiatan penyiapan lahan dilakukan setelah adanya izin yang dikeluarkan oleh
Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan penetapan lokasi rencana pengembangan.
Beberapa kegiatan awal yang dilakukan pada penyiapan lahan tahap pra-konstruksi
antara lain:
a. Pengumpulan data informasi awal kondisi lapang (Soil investigasi dan Hidrologi-
Meteorologi).
b. Pemetaan wilayah (kondisi topografi, ground site study) dan mempelajari serta
mengidentifikasi lokasi tempat-tempat rencana pembangunan fasilitas. Pemetaan
digunakan untuk mengetahui batasan lokasi dan juga untuk mengetahui kondisi
topografi dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
c. Survei kondisi jalan disekitar lokasi yang akan dilakukan pembangunan pelabuhan
untuk mengetahui akses mobilisasi alat berat. Jalan yang dilalui untuk mobilisasi alat
berat dapat juga berupa jalan raya utama.
2021 202
202 1
Jenis Kegiatan
0 JA FE MARE AP ME JUN JUL AGUS SEP OK NO DE
N B T R I I I T T T V S
A. Pra
Konstruksi
Survei
Perizinan
Koordinasi
Pembebasa
n Lahan
B. Konstruksi
Mobilisasi
Tenaga
Kerja
Konstruksi
Mobilisasi
Material
dan Alat
Berat
Pembangun
an dan
Pengoprasia
n Sarana
Penunjang
Konstruksi
Penyiapan
Lahan
Dasar
Pekerjaan
Rekayasa
Lalu Lintas
Pekerjaan
Fisik
Bangunan
Commisioni
ng
C. Tahap
Operasi
Penyerapan
Tenaga
Kerja
Operasi
Operasional
Hotel
Operasional
Fasilitas
Operasional
kegiatan
Perawatan
Bangunan
dan
Fasilitasnya
Tabel 2.3
Rincian dan Deskripsi Tenaga Kerja Konstruksi
Pendidikan Jumlah
Jenis Pekerjaan Kompetensi
Minimal (orang)
Sertifikasi pengawas
5 Pengawas D3 2
project
Sertifikat pengawas
8 Pengawas D3 2
project
C Pekerjaan FABA
SMA /
Helper 4
1 SMK -
Total Pekerja 55
1 Housekeeper 5
3 Front Office 2
TOTAL 11
Dalam rangka operasional Hotel “HILTON” tenaga kerja yang dipekerjakan adalah
sebanyak 11 orang dan akan bertambah sesuai kebutuhan karena rencana akan ada
peningkatan kapasitas usaha.Karyawan yang dipekerjakan di Hotel ini akan
memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya yang ada di Kota Bandar Lampung.
Kemungkinan tenaga kerja pelaksana dimungkinkan untuk ditambah sesuai dengan
perkembangan operasional Hotel. Karyawan dilengkapi surat keterangan sehat, dan
pemakaian pelindung kerja saat bekerja, pakaian
kerja tidak dibawa pulang, disimpan dan dicuci di tempat kerja.
2. Housekeeper
Housekeeper adalah pekerjaan dibidang housekeeping. Ia bertanggung jawab atas
kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang dimiliki hotel.
Setiap karyawan bertugas sesuai dengan bagiannya masingmasing yang akan diatur
oleh pihak manajemen berdasarkan kemampuan dan kecakapan serta keahliannya.
Untuk meningkatkan kemampuan para karyawan pihak pengelola akan senantiasa
mengadakan pelatihan-pelatihan baik dalam hal penanganan tamu, pengolahan
makanan, penanganan makanan serta penyajiannya dan pelatihan pencegahan,
penanggulangan serta penggunaan alat pemadam kebakaran. Disamping itu pelatihan
karyawan tentang tata krama menyambut tamu, pelayanan saat makan dan saat tamu
meninggalkan Hotel. Untuk hak karyawan seperti upah minimum / kesejahteraan yang
harus diterima karyawan, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, hak cuti, tunjangan
hari raya (THR) dan lain-lain yang merupakan hak karyawan sesuai perundang-
undangan tenaga kerja akan dilaksanakan oleh pengelola Hotel.
Kamar yang disewakan kaitannya dengan operasional Hotel ini sebanyak 27 kamar
yang disewakan. Fasilitas yang tersedia di masing - masing kamar yaitu TV khusus
Executive, dan Kipas Angin. Dalam upaya mencegah penularan penyakit kepada tamu
yang menginap dan karyawan yang ditularkan melalui operasional kamar ini, maka
kamar tidur dikelola sebaik mungkin dengan membersihkan setiap hari termasuk lantai,
seprei dicuci dan disetrika serta diganti setiap 2 hari sekali atau setiap tamu chek out.
Dapur merupakan pendukung utama dari kegiatan ini dilengkapi dengan refrigerator
sebagai pendingin bahan - bahan sayuran serta daging yang siap untuk diolah, juga
terdapat freezer, deefriyer, oven, toaster roll, blender, kompor gas besar dan kecil,
stimer, grille, chinese stove, dough machine, prepare table, microwave, rice cooker,
pemanas air, serta beberapa pisau dapur, sendok, gelas, piring dan lain - lain yang
disesuaikan dengan keperluan. Ruangan dapur di kegiatan usaha ini merupakan ruangan
yang khusus dan tertutup hanya untuk memasak. Pemisahan dari ruangan terbuka ini
tujuannya adalah untuk menghindari masuknya debu, kotoran, lalat dan serangga atau
binatang kecil lainnya karena serangga ini sangat berbahaya bagi pengolahan makanan
yang dapat mencemarkan makanan baik langsung maupun tidak langsung. Serangga ini
dapat menyebarkan bibit - bibit penyakit dari tempat asalnya yang kotor kemudian
memindahkannya ke makanan untuk selanjutnya berpindah ke manusia yang
memakannya. Untuk menjaga kenyamanan bekerja bagi karyawan dan sanitasi serta
kesehatan makanan yang disajikan maka keadaan lingkungan dapur.
dilengkapi dengan ventilasi yang baik dan tepat sehingga sirkulasi pergantian udara
kotor dengan udara bersih dapat berlangsung dengan baik. Jendela yang berhubungan
dengan daerah terbuka, telah diberi sekat dengan kawat kasa halus sehingga lalat atau
binatang kecil lainnya tidak bisa masuk. Diatas kompor masak dipasang cerobong asap
(hoods) dan kipas angin penghisap asap atau exhauster sehingga setiap asap yang
timbul selama proses memasak makanan dapat disedot dan dibuang keluar ruangan
Untuk lantai dapur dibuat dari bahan yang kuat, tidak mudah pecah dan mengelupas
serta tidak licin agar tidak membahayakan karyawan saat beraktifitas. Lantai dapur ini
selalu dalam keadaan bersih dan disikat dengan bahan pembersih serta dibilas dan
dikeringkan. Untuk lantainya juga terbuat dari bahan yang tidak mudah retak atau
menimbulkan goresan yang memungkinkan kotoran tertimbun dan tersimpan lama,
bahan lantai kedap air sehingga air yang tertumpah ke lantai dapat segera mengalir ke
saluran pembuangan. Untuk sudut pinggir dengan tembok telah dibuat melengkung
sehingga mudah untuk dibersihkan.
Pintu dapur dibuat pintu buka tutup sehingga ruangan dapur dapat segera tertutup
saat petugas keluar atau masuk dapur, hal ini untuk menghindari kotoran yang masuk
ke dapur dari arah luar dapur. Pada pintu ini juga telah dilapisi dengan lapisan kedap air
sehingga mudah dibersihkan terutama pada bagian - bagian yang sering disentuh
dengan tangan.
Untuk penerangan dapur berasal dari neon berkualitas baik serta sinar matahari
sehingga mendapatkan penerangan yang cukup, hal ini dimaksudkan agar hasil
masakan dapat terlihat dengan jelas dan mudah mengontrol kebutuhan akan bahan -
bahan yang diperlukan selama proses produksi, disamping saat bekerja segala
sesuatunya dapat dilihat dengan jelas dan mudah sehingga keselamatan kerja dapat
terjamindengan baik dan bagian - bagian yang kotor dapat dilihat dan diketahui dengan
mudah sehingga cepat dibersihkan.
Mekanisme pengolahan bahan makanan yang akan disajikan untuk para tamu dilakukan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Pemilihan bahan baku masakan
Bahan baku berupa bahan makanan yang digunakan meliputi berbagai jenis sayur -
sayuran, buah - buahan, beras, gula, kopi, susu, minyak goreng dan bermacam - macam
bumbu baik yang segar maupun dalam kaleng semuanya didapat dari bahan - bahan
lokal (dalam negeri) yang dijual di pasar Tempel . Hanya sebagian kecil yang
merupakan bahan import seperti apel, pier dan sebagian daging seperti daging sapi,
kambing dan ternak dibeli melalui agen - agen resmi dan bersertifikat yang ada di
Bandar Lampung.
Pemilihan kualitas bahan makanan segar didasarkan atas karakter dan sifat dari
bahan makanannya. Untuk ciri - ciri bahan makanan segar akan berbeda - beda untuk
masing - masing komoditas, ikan misalnya harus memiliki mata bening, sisiknya
lengkap, insangnya berwarna merah segar, teksturnya masih kompak dan baunya segar
khas ikan tanpa bau busuk. Sedangkan sayuran yang segar adalah tidak layu, tidak
busuk, penampakan utuh, tidak ada aroma menyimpang dan tidak ada cacat. Untuk
bahan makanan ini ada yang bisa disimpan untuk jangka waktu lama, ada yang harus
segera dimasak, ada yang harus disimpan di freezer, tetapi ada pula yang sebaiknya
tidak disimpan didalam lemari pendingin. Untuk itu perlu dicermati cara - cara
penyimpanan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, juga ada pemisahan
tempat penyimpanan makanan sesuai dengan jenis bahan makanan.
c. Penyajian makanan
Pengecekan kesehatan dan penggunaan pakaian yang steril bagi pekerja yang
bersentuhan secara langsung dengan makanan dan kebersihan lingkungan di lokasi
usaha merupakan hal lain yang sangat diperhatikan dalam usaha ini. Diharapkan
dengan langkah - langkah ini makanan dan minuman yang disajikan aman dikonsumsi
dan sehat.
4 .Gudang Penyimpanan
5. Operasional Loundry
Loundry sebagai fasilitas tambahan hotel untuk mencuci perlengkapan tempat tidur dan
kamar tidur hotel yang menggunakan mesin cuci, adapun saluran limbah cair dari
pencucian disalurkan ke septictank komunal diteruskan ke WWG.
7. Parkir
Lokasi parkir terletak di bagian depan areal Hotel yang berfungsi pula sebagai pintu
masuk. Pada lokasi parkir dan sekitar bangunan Hotel juga dilengkapi gorong-gorong
untuk mengalirkan limbasan air hujan yang nantinya ditampung pada bak-bak
penampungan di areal pertamanan yang dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman
pada saat yang diperlukan. Disamping itu pada areal parkir ini juga diletakkan bak
sampah tertutup pada lokasi strategis, bak sampah tersebut dipilah, untuk sampah
organik, dan anorganik serta tanaman penghijauan sebagai bagian tamanisasi parkir
untuk dapat menyerap debu, asap/polusi gas buang kendaraan serta menjaga keasrian,
kesejukan dan keindahan lingkungan dari suasana panas di siang hari. Jenis - jenis
tanaman yang akan ditanam pada areal ini adalah tanaman perindang dan juga dalam
pot karena keterbatasan ruang.
S k e m a / d ia g r a m a lir p e n g o la h a n lim b a h c a ir
K am ar Septictank
m a n d i/ K e W a s te
wastafel W a te r G a rd e n B ak
Penampungan
u n tu k
M e n y ir a m i
T o ile t + Septictank Tanam an
B io - K e W a s te
to ile tto W a te r G a rd e n
Limbah
C a ir
D apur S e p tic ta n k
B a r S c re e n
dan K e W a s te
& G re a se
L o u n d ry W a te r G a rd e n
T ra p
A ir h a s il o la h a n lim b a h c a ir h a r u s s e s u a i d e n g a n s ta n d a r b a k u m u t u ,
s e s u a i k e la s a ir d a la m u ji la b o r a t o r iu m s e b e lu m d im a n f a a t k a n a t a u
d ib u a n g k e lin g k u n g a n ( M e n y ir a m i T a n a m a n ) d a n h a r u s m e m ilik i ijin
p e m b u a n g a n lim b a h c a ir d a r i B u p a t i N u n u k a n
Limbah asap yang dihasilkan dari dapur akan diproses dengan menggunakan
alat exhaust / cooker hood yang dapat mendaur udara kotor menjadi udara bersih
melalui sistem penyaringan udara. Ruang Dapur dan ruang makan juga dilengkapi
dengan fentilasi udara.
10. Pertamanan
Pertamanan untuk keindahan dan kesejukan juga berfungsi meredam
kebisingan, serta mengatasi pencemaran udara seperti gas emisi kendaraan dan
debu. Beberapa jenis tanaman yang ditanam dilokasi tanaman lokal dan berbagai
jenis tanaman lainnya, bisa juga ditanam dalam pot dan pemasangan biopori
(lubang yang dibuat sedalam 1,5 meter dengan diameter 30 centimeter, ditutup
atasnya dengan tutup berlubang-lubang sehingga aman, dan hanya daunandan
rantingyangmasukmenjadikompos,bisadiangkat2minggusekali,bisa
dibuatdenganjarak1,5meterdiruangterbukaatautaman)untukdapat
menghasilkankomposyangdigunakansebagairabuktanamanditempat usaha.
Pada struktur bangunan atas (upper structure) akan menggunakan konstruksi beton
bertulang sehingga kekuatannya terjamin karena merupakan kesatuan yang tertutup
dan tidak mudah aus sehingga dapat menahan beban-beban yang harus dipikul dan
semua gaya termasuk gempa bumi yang bekerja padanya. Setiap bangunan juga
dilengkapi dengan bangunan penangkal petir pada ujung bangunan tertinggi.
Disamping itu untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar juga akan dipekerjakan
tenaga keamanan / satpam.
Untuk sistem pemadam kebakaran pada kegiatan usaha Hotel ini dilakukan
dengan :
c. Penempatan kompor dan tabung gas ditempat yang ventilasinya bagus atau
mencukupi agar udara mudah keluar masuk sehingga bila terjadi kebocoran gas
akan langsung terbawa angin.
d. Pemeriksaan saluran gas dari tabung ke kompor secara berkala agar bila ada
kebocoran dapat diketahui dengan segera.
e. Tidak menyimpan bahan mudah terbakar seperti : minyak tanah, spritus dekat
dengan sumber api.
f. Secara berkala memeriksa instalasi listrik serta tidak memasang lampu secara
berlebih dan menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk. Pasalnya kabel akan
panas dan meleleh serta dapat menyebabkan percikan api yang lama- lama bisa
menyulut kebakaran. Jika terjadi kebakaran karena listrik, putuskan aliran listrik
secepatnya dan padamkan percikan api.
BAB III
METODOLOGI STUDI
Tabel 3.1
Jenis dan sumber data sekunder
No. Data Sumber Data
1. Deskripsi Usaha dan/atau Hotel Hilton
Kegiatan
2. Data Sekunder Rona Awal SLHD Kec Way Halim Kondisi Lingkungan dari
kegiatan di sekitar lokasi
Penelitian dilakukan di lokasi kegiatan
3. Data Geologi, Seismic, dan Geological Research Center Lampung/Center for
Topografi Environmental Geology and Groundwater
4. Data Klimatologi Meteorological and Geophysical Station Way Halim
5. Rencana Tata Ruang Government of Lampung Province and Regional
Government of Lampung Regency
6. Data Hidrologi, Kemiringan Dinas PU, Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi
Lereng, dan Peta Relevan Lampung
Lainnya
7. Data Demografi dan Potensi Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung
Daerah
3.2. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
Disini diuraikan metoda pengumpulan data baik primer maupun sekunder yang
sahih dan dapat dipercaya untuk digunakan. Uraian tersebut berisi hal- hal
berikut :
1. Telaah, pengukuran dan pengamatan komponen lingkungan yang diperkirakan
terkena dampak penting dari kegiatan dalam Hotel Hilton
2. Telaah, pengukuran dan pengamatan komponen rencana pembangunan berbagai
kegiatan dalam Hotel Hilto, yang diperkirakan akan mendapatkan dampak dari
lingkungan sekitar.
Misalnya, contoh metoda untuk pengumpulan data primer tentang komponen
lingkungan iklim yang terkena dampak penting : pengukuran kualitas udara.
3.2.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
A. Kualitas Udara
Disesuaikan dengan keputusan Men KLH No : 2 tahun 1988 tentang pedoman
penetapan baku mutu lingkungan untuk udara ambien. Pengukuran contoh udara
digunakan Midget Impenger dengan absorber yang tergantung pada macam parameter
yang diukur. Sedangkan
pengukuran kadar debu diudara digunakan kertas saring dengan kecepatan udara
tertentu. Parameter, absorber dan analisis yang digunakan dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 3.3
Metode dan peralatan sampling kualitas udara
Durasi
No Parameter Satuan Metode Peralatan Metode Analisa
Pengukuran
KIMIA
SNI- 19-7119.2-
1. SO2 µg/Nm³ Pararosanilin Spektrofotometer 1jam
2005
SNI- 19-7119.2-
2. O3 µg/Nm³ Chemiluminescent “ 1jam
2005
SNI- 19-7119.2-
3. Nox µg/Nm³ Saltzman “ 1jam
2005
SNI- 19-7119.2-
4 H2S µg/Nm³ Mercurithiocyanate Spektrofotometer 1jam
2005
FISIKA
SNI- 19-
1. Debu µg/Nm³ Kertas Saring Gravimetri 1jam/24jam
7119.2-2005
Tabel 3.4
Lokasi sampling kualitas udara
No Jenis Sampel Kode Informasi Awal Lokasi
1 Kualitas Udara UA1 Jl.Alam Flora 47,Way Halim
dan Kebisingan
UA2 AreaTransmart
UA3 Area Pemukiman Warga WayHalim
UA4 Jl.Kimaja,Way Halim
UA5 Jl.Arif Rahman Hakim,Way Halim
Metode Analisis Data
.
Tabel 3.5
Metode analisa dan peralatan uji kualitas udara
Baku Durasi
No. Parameter Satuan Metode Analisis Peralatan
Mutu Pengukuran
1. SO2 µg/Nm³ 900 1 jam Pararosanilin Spektrofotometer
2. O3 µg/Nm³ 15.000 1 jam Chemiluminescent “
3. NOx µg/Nm³ 400 1 jam Saltzman “
4 H2S µg/Nm³ 350 1 jam Mercurithiocyanate Spektrofotometer
5 Debu µg/Nm³ 230 24 jam Kertas Saring Gravimetri
B. Kebisingan
Metode Pengumpulan Data
bunyi yang tidak keluar dari sumber suara utama dan biasanya tidak diperlukan karena
bersifat mengganggu dan berbunyi secara kontinu. Sumber bising latar belakang
biasanya berasal dari dalam maupun luar ruangan itu sendiri.
Menurut Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Tahun 1996 No. 48 menyatakan
bahwasanya baku tingkat kebisingan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
peruntukan kawasan dan lingkungan kegiatan.
Tabel 3.6
Metode analisis dan peralatan pengukuran tingkat kebisingan
Parameter Satuan Baku Mutu DurasiPengukuran Peralatan
Kawasan Hotel : 45 1 jam
Kebisingan Dba Sound Level Meter
Pemukiman : 55 24 jam
Metode Analisis Data
Data pengukuran yang telah diambil sesuai dengan metode yang tertera pada KEP-
MENLH Nomor. 48 Tahun 1996, menggunakan 2 SLM (Sound Level Meter) merk
SOLO 01dB dan RION berdasarkan dua titik pengukuran, façade dan sisi dalam
dinding luar yang menghadap ke façade. Pengambilan data dilakukan pada hari kamis
dan jum’at selama 24 jam. Dimulai pada hari kamis pukul 22.00 hingga 06.00 jum’at
dan dilanjutkan lagi pada hari jum’at pukul 06.00 hingga 22.00. Pengambilaln data
dengan rentang waktu tersebut bertujuan untuk melihat dan menentukan tingkat
kebisingan tertinggi yang nantinya akan digunakan untuk melihat dan menentukan
apakah kondisi dinding luar kamar hotel telah memenuhi standar.
Tabel 3.7
Baku mutu tingkat kebisingan
Tingkat
Area Khusus / Lingkungan Kesehatan Kebisingan
(dbA)
A.Area Khusus
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Kantor dan Komersial 65
4. Fasilitas umum 60
5. Ruang Hijau Terbuka 45
6. Rekreasi 55
B.Area Spesial
1. Gedung Mall 75
C.Lingkungan Kegiatan
1. Tempat Ibadah 55
2. Sekolah 55
USK
Keterangan:
TP = USKBK x 100%
USK
Keterangan:
Rasio Ketergantungan
P 0-14 + Ρ>55
DR = ×K
P 15-54
Keterangan:
DR = Rasio Ketergantungan
K = Konstanta (100)
Keterangan:
Tabel 3.8
Besaran dampak peningkatan kesempatan kerja
Penerimaan
Peningkatan Penurunan
Tenaga Kerja TKK TPAK TPT
TPAK TPT
(Orang)
Non Lokal Lokal (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%)
C. Persepsi Masyarakat
Metode Pengumpulan Data
Parameter yang akan diteliti adalah pengetahuan masyarakat tentang proyek yang
diusulkan, bentuk kegiatan proyek, keuntungan dan/atau kerugian dari pelaksanaan
proyek dan sikap terhadap proyek (menerima, menolak, atau menerima secara
kondisional) dan harapan masyarakat terhadap proyek.
Data sekunder yang dibutuhkan adalah Dokumen tentang Masalah Sosial dan Konflik
yang melibatkan masyarakat dengan kegiatan Hilton Hotel . atau yang sejenis, dan
kegiatan CSR, sedangkan data primer yang dibutuhkan adalah persepsi positif dan
negatif responden terhadap Hilton Hoten. Pengumpulan data sekunder dilakukan
dengan metode pengumpulan dari Pemrakarsa dan Layanan/Instansi Pemerintah
terkait. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan observasi
lapangan. Jumlah sampel adalah 10 responden/desa. Peralatan yang diperlukan untuk
pengumpulan data termasuk alat tulis, panduan wawancara, kuesioner, kamera, tape
recorder dll.
Dimana :
FCSF : faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan hambatan samping dan bahu jalan
Prakiraan dampak penting ini akan dilakukan terhadap setiap komponen lingkungan
yang berdasarkan hasil pelingkupan tergolong sebagai dampak penting hipotetik.
Dengan kata lain untuk mengetahui dampak besar dan penting maka dilakukan dengan
menganalisis seluruh kegiatan terhadap komponen lingkungan di wilayah studi. Batas
waktu dalam melakukan prakiraan dan evaluasi dampak adalah selama
berlangsungnya kegiatan tersebut. Dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih
lanjut ditetapkan melalui telaahan dampak dengan menggunakan matriks dan bagan
alir, yang menggambarkan hubungan sebab-akibat antara rencana kegiatan dengan
komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak sebagai-akibat dari aktivitas
kegiatan yang direncanakan dan berinteraksi terhadap komponen lingkungan hidup
awal.
Prakiraan dampak penting dilakukan menggunakan metode formal dan metode non-
formal khususnya melalui profesional judgement dan analogi kegiatan sejenis. Teknik
analogi dilakukan melalui perbandingan dengan kegiatan sejenis yang berdekatan
dengan lokasi proyek. Beberapa hal yang dijadikan masukan dan pertimbangan dalam
melakukan prakiraan dampak diantaranya adalah:
1. Data analogi dari kegiatan sejenis atau kegiatan lain yang telah berjalan;
2. Karakteristik lokasi yang mempengaruhi pola paparan dampak melalui analisa
matematis;
3. Karakteristik dampak dan kategori dampak (dampak langsung atau dampak
turunan) serta paparannya;
4. Waktu dan lamanya dampak berlangsung, serta kemungkinan terjadinya
akumulasi dengan dampak dari sumber lain (berlangsung dalam ruang dan
waktu yang sama).
Besaran dampak yang ditimbulkan dari rencana kegiatan pada masing-masing tahap
kegiatan dilakukan secara periodik dengan menggunakan metode yang relevan
berdasarkan metodologi yang telah disampaikan penentuan sifat penting dampak
mengacu pada 7 (tujuh) kriteria dampak penting Pasal 22 Undang-undang No. 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu sebagai
berikut:
1. Jika Besaran jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan;
2. Luas wilayah persebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5. Sifat kumulatif dampak;
6. Berbalik (reversibel) atau tidak berbaliknya dampak (irreversibel); dan/atau
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jika komponen lingkungan yang terkena dampak kegiatan memenuhi salah satu atau
lebih dari ketujuh kriteria dampak penting tersebut, maka komponen lingkungan
tersebut disebut terkena dampak penting. Selanjutnya, importance (tingkat
kepentingan) dampak diklasifikasikan menjadi 2 kelas, yaitu : Tidak penting (TP) dan
Penting (P). Metode prakiraan besarnya dampak dilakukan dengan dua cara yaitu
metode formal (matematik) dan non-formal (profesional judgement).
Dimana:
B. Peningkatan Kebisingan
Prakiraan besaran dampak kebisingan menggunakan formula tingkat kebisingan
fungsi jarak sebagai sumber tidak bergerak (stationary sources) pada peralatan
pengolahan emas saat beroperasi dan menimbulkan suara yang cukup bising.
Dimana:
DS = V / C
Keterangan:
DS = Tingkat Kejenuhan, rasio aliran lalu lintas ( pcu / jam) ke kapasitas ( pcu /
jam )
D. Persepsi Masyarakat
Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan pengembangan pembuatan Mall PT
IRHAMADYA FREMIMAS kepada masyarakat dan pemangku kepentingan terkait
diprediksi akan berdampak pada persepsi/sikap masyarakat terhadap proyek yang
diusulkan. Prediksi besarnya dampak persepsi masyarakat dibuat dengan metode
penilaian profesional, yang didasarkan pada data kuesioner, FGD atau wawancara
mendalam.
Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dan rona lingkungan hidup
awal dengan dampak penting baik positif maupun negatif yang mungkin timbul.
Ciri-ciri dampak besar dan penting baik positif maupun negatif dalam arti akan
berlangsung terus selama kegiatan berjalan atau antara dampak satu dengan lainnya
akan terdapat hubungan timbal balik yang antagonistis dan sinergistis.
Hubungan kausatif dari rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi rona awal
lingkungan, dengan dampak signifikan baik positif maupun negatif yang mungkin
timbul.
Karakteristik dampak utama dan penting baik positif maupun negatif dalam arti
bahwa mereka akan bertahan selama kegiatan atau akan ada hubungan antagonis
dan sinergis di antara dampak.
Kelompok-kelompok masyarakat yang akan dipengaruhi oleh dampak besar dan
penting baik positif maupun negatif. Identifikasi kesenjangan antara perubahan
yang diharapkan dan perubahan yang mungkin sebenarnya terjadi karena aktivitas
konstruksi .
Pola dan tingkat penyebaran dampak, luas wilayah yang terkena dampak
signifikan pada skala daerah dan regional.
Karakteristik dampak penting yang mungkin terjadi, baik positif maupun negatif, sifat
kumulatif dampak, hubungan antar dampak (sinergis atau antagonis), dan juga
lamanya dampak. Melalui studi holistik dari Rencana Kegiatan PT Bukit Asam Tbk.
ini, beberapa informasi penting dapat diperoleh:
2.
kegiatan Penurun Terjadinya Pengawasan Lokasi selama Mengukur Lokasi selama Pelaksana :
untuk an pencem dan pengolah parameter pengolah masa pemrakars
masa
mengol kualitas ar an / pengelolaan an limbah fisik, an limbah operasion a.
ah air yang ketat cair operasiona kimiawi dan cair al berkala Pengawas
terhadap l 6 :
limbah meningkat limbah cair mikrobiologi pada inlet bulansekali Badan
yang air
cair dari nya dihasilkan limbah dan outlet Lingkungan
kegiatan kekeruhan BOD5, COD, Hidup
operasio air TSS, Minyak Kabupaten
dan
nal Hotel permukaan Lemak, pH Nunukan,
.
Parameter Sesuai Perda Pelaporan :
kunci Kalimantan BLHD untuk
timur
seperti 02 tahun 2011 dikoordinasika
DO, n
BOD, dengan instansi
COD,
Deterjen terkait
sesuai
standar
mutu air
limbah
yang
dihasilkan
4,44 m3
3.
kegiatan Peningkat Timbunan Pengurangan Lokasi kegiatan selama masa Menghitung Lokasi selama Pelaksana :
masa
penanga an limbah sampah, produk operasional volume kegiatan, operasional pemrakarsa.
n anorganik sampah
an padat / adanya yang terutama berkala Pengawas :
limbah dihasilkan
padat sampah binatang kamar dan setiap hari Badan
/sampah pengerat, gudang Lingkungan
yang dan Hidup
dihasilka serangga Kabupaten
n
pada atau vector Nunukan,
operasio penyakit Pelaporan :
nal Hotel BLHD untuk
dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait
4.
Aktivita Peningk Adanya Himbauan Lokasi selama masa Observas Lokasi selama Pelaksana :
s at an keluhan manajemen kegiatan, operasional i kegiatan, masa pemrakarsa.
operasi kebising masyarak hotel, terutama langsung terutama operasiona Pengawas :
o nal an at manajemen areal parkir mengenai areal l berkala Badan
usaha waktu kegiatan keluhan parkir setiap hari Lingkungan
dan masyarak Hidup
atau at Kabupaten
kegiata Nunukan,
n Pelaporan :
BLHD untuk
dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait
Pelaksana
5. selama masa
Penghijauan Areal selama :
Operasi Penurun Paramet Areal
operasional
areal parkir, Pengamatan parkir masa pemrakars
o nal an er parkir
dan taman secara kegiatan operasiona a.
parkir, kualitas kualitas kegiatan
langsung di l berkala Pengawas
aktivitas udara udara
lapangan setiap hari : Badan
kegiatan
Lingkung
an Hidup
Kabupate
n
Nunukan,
Pelaporan :
BLHD untuk
dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait
6.
Aktivit Peningk Adanya Mempekerja Sekitar selama Pengamatan Sekitar selama Pelaksana :
as at an kemaceta kan tenaga lokasi masa secara lokasi masa pemrakarsa.
kendara ganggua n satpam / kegiatan operasiona langsung di kegiatan operasiona Pengawas :
an pada n lalu kendaraa petugas l lapangan l berkala Badan
operrasi lintas n yang parkir setiap hari Lingkungan
o nal melalui Hidup
parkir lalu Kabupaten
lintas di Nunukan,
depan Pelaporan :
lokasi BLHD untuk
kegiatan dikoordinasi
serta kan dengan
kejadian instansi
kecelaka terkait
an lalu
lintas
7.
Aktivit Potensi kemungk Operasional Lokasi kegiatan selama Mendata Lokasi selama Pelaksana
sistem sistem masa :
as terjadiny in an masa kegiata
keselamatan keselamatan operasiona pemrakars
usaha a potensi kerja, alat operasiona kerja, alat – n l berkala a.
dan kebakar terjadiny pemadam l alat / mesin – sebulan Pengawas
kebakaran mesin, listrik, sekali : Badan
atau an a
yang cukup dan jumlah pengeceka Lingkung
kegiata kebakara dan pelatihan alat pemadam n alat an Hidup
n n kebakaran pemadam Kabupate
yang n
Nunukan,
penangulang tsrsedia kebakaran Pelaporan :
an serta tenaga BLHD untuk
kebakaran terlatih dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait
8.
Aktivit potensi kemungk Mentaati Lokasi kegiatan selama Pengamatan Lokasi selama Pelaksana :
as konflik, in an peraturan – masa secara kegiata masa pemrakarsa.
usaha ganggua potensi peraturan operasiona langsung di n operasiona Pengawas :
dan n konflik yang l lapangan dan l berkala Badan
atau keamana dengan ditetapkan meminta setiap hari Lingkungan
kegiata n dan masyarak oleh laporan dari Hidup
n ketertiba at Pemerintah masyarakat Kabupaten
n setempat serta para Nunukan,
karyawan Pelaporan :
BLHD untuk
dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait
9.
Interaks Peningk Mengura Sosialisasi Lokasi kegiatan selama Pengamatan Lokasi selama Pelaksana
at an ngi :
i hak dan masa secara kegiata masa
potensi potensi pemrakars
karyaw konflik terjadinya kewajiban operasiona langsung di n operasiona a.
an ketenaga ketidak karyawan, l lapangan l berkala Pengawas
kerjaan harmonis : Badan
dengan perjanjian setiap hari
antara an Lingkung
pengelo karyawa hubungan kerja an Hidup
la n pekerja Kabupate
n