Anda di halaman 1dari 54

AMDAL

UKL-UPL Hilton Hotel


Jl.Alam Flora No.47,Way Halim,Kec Sukarame,
Bandar Lampung,Lampung.

Disusun oleh :
1. Fazla Fitri Anisa 1913451033
2. Meiriva Ika Fadilla 1913451037
3. Thania Ayu Ledytha 1913451047

PRODI DIII SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KEMENKES KESEHATAN TANJUNG
KARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lokasi Hotel Hilton yang berada di KecamatanSukarame Kota Bandar lampung,
juga pusat aktivitas segala kegiatan ekonomi dan lalulintas perdagangan.
Akomodasi pariwisata termasuk hotel, memerlukan perubahan dan perbaikan serta
peningkatan kegiatan dan pelayanan kepada wisatawan yang tetap menitik beratkan
perhatian terhadap kelestarian lingkungan.
Semua kegiatan/usaha yang telah dibangun harus bersedia melakukan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan..

Adapun prinsip - prinsip pengelolaaan lingkungan hidup seperti yang dirumuskan


dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 yang mengacu pada pengertian
pengelolaaan lingkungan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

UKL & UPL Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha Hotel “HILTON HOTEL”
pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik.
Studi UKL & UPL rencana kegiatan peningkatan usaha Hotel “HILTON HOTEL”
yang berlokasi di Jalan Alam Flora, RT. 01, No.47, Kelurahan Way Halim,
Kecamatan Sukarame,Bandar lampung,Lampung.Penyusunannya mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Diharapkan dengan
tersusunnya dokumen UKL & UPL ini dapat sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan dan operasional nantinya.Sehingga dalam pelaksanaannya Hotel
“HILTON HOTEL” dapat mengambil kebijakan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup sesuai yang mengacu pada aturan tentang upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
1.2 Tujuan dan Manfaat
 Tujuan
1) Merubahan dan merperbaiki serta meningkatan kegiatan dan pelayanan
kepada wisatawan dengan kelestarian lingkungan
2) Memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau di dalam
bangunan Hotel
 Manfaat
1) Bagi Pemrakarsa
Menambah penghasilan bagi pengusaha
2) Bagi Masyarakat
Dapat mencegah terjadinya penularan penyakit akibat kerja
3) Bagi Pemerintah
Dapat menambah pendapatan pada daerah tersebut dan mengurangi
jumlah pengangguran
1.3 Pelaksana Studi
1.3.1 Identitas Pemrakarsa
Nama : Meiriva Ika Fadhila
Jabatan : Peimilik Usaha
Alamat : Jl.Kopi Utara VI,RT.01,Kelurahan Way
Halim Permai,Way Halim,
Bandarlampung,Lampung.
Nomor Telepon : 081227374701

Nama Usaha : Hilton Hotel


Bidang Usaha : Hotel
Penanggung jawabPerusahaan :Fazla Fitri Anisa
Jabatan : Head Office
Penanggung jawab Kegiatan :Thania Ayu Ledytha
Jabatan : Manager
Alamat Usaha : Jl.Alam Flora,RT 01,No.47,Kelurahan
Way Halim,Sukarame,Bandar
lampung,Lampung.

1.3.2 Identitas Penyusun AMDAL
Dalam menyusun dokumen AMDAL HILTON HOTEL, pemrakarsa
dibantu oleh Lembaga Penyedian Jasa Penyusun Dokumen AMDAL yang
mendapatkan registrasi dari Kementrian Lingkungan Hidup.Identitas LPJP
tersebut adalah sebagai berikut :
No. Registrasi Kompetensi : 0019/LPJ/AMDAL-2/LRK/KLH
Masa Berakhir Registrasi : 16 Agustus 2025
Nama Perusahaan : PT.SM TOWN
Alamat Perusahaan  : Jl.Amir Hamzah,Tanjung
Karang , Bandar lampung,Lampung.
Telepon/Fax : 081109080700
Email : Ptsaranghae@gmail.com
Penanggung Jawab : KAI OPPA
Jabatan : Kepala PT. SM TOWN
Tim Penyusun Studi dan Tim Tenaga Ahli Studi AMDAL
Pengembangan HILTON HOTEL

No Nama Posisi Dalam TIM Kualifikasi

A TIM PENYUSUN AMDAL


1 Husein Basyaiban -Ketua Tim Penyusun -S1 Manajemen Sumber Daya Manusia
-S2 Magister Manajemen Sumber Daya
Manusia
-Terserifikasi KTPA LHK No.345 008701
2018
-Berserfikat Penyusun AMDAL terbaik
2019

2 Ilham Prayudie -Wakil ketua Tim - S1 Teknik Lingkungan


- Tersertifikasi KTPA LHK 345 00162019
- Ahli Lingkungan

3 Agam Hidayat -Anggota Tim - S1 Biologi


- Bersertifikat pelatihan dasar AMDAL
-Bersertifikat pelatih keanekaragaman
hayati

4 Adib Faqih -Anggota Tim - D3 Kesehatan Lingkungan


- Bersertifikat ATPA No.345 00321212020

B TENAGA AHLI AMDAL


1 Rahma Yuninda -Ahli Kesehatan -S1 Kesehatan Masyrakat
Masyrakat -S2 Kesehsatan Masyarakat

2 Fariq Athaya -Ahli Sosial Budaya -S1 Sosial Budaya

3 Zidan Muhammad - Ahli Sipil Transportasi - S1 Teknik Sipil

C ASSISTEN TIM
1 Fayyad Rafiq -Assisten Tenaga Ahli - S1 Arsitek
Pembangunan
2 Faradilla Annisa - Assisten Tenaga Ahli - S1Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Transportasi
BAB II
DESKRIPSI DAN URAIAN KEGIATAN

2.1. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Akan Dikaji


Kegiatan usaha Hotel “Hilton Hotel” sudah operasional sejak bulan Desember 2017,
tetapi ada rencana meningkatkan kapasitas usaha, untuk meningkatkan pelayanan dan
pengelolaan lingkungan yang lebih baik.

Rencana Hotel ”Hilton Hotel” melakukan peningkatan kapasitas usaha untuk


memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau wisatawan, dan
melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih baik sesuai peraturan perundang-
undangan. Sehubungan dengan itu, rencana ada penambahan ruang makan, yang
terdahulu merupakan ruang pertemuan dan ruang gudang dibongkar untuk
mendapatkan ruang makan ukuran 8,70 m X 4,42 m yang luas dan nyaman bagi tamu
yang menginap. Kami juga akan merubah gudang di ruang cuci menjadi ruang linen,
memasang tabung pemadam kebakaran, membuat Grease Trap atau penangkap lemak
di dapur sehingga sisa olahan makanan dari dapur tidak langsung terbuang ke
lingkungan, juga septictank komunal kombinasi WWG (Waste Water Garden)
sehingga limbah dari toilet terlebih dahulu diolah sebelum dimanfaatkan atau terbuang
ke lingkungan, juga melakukan penghijauan dengan penambahan taman di areal parkir
depan Hotel “Hilton Hotel” yang berlokasi di Jalan Alam Flora, RT. 01,No.47,
Kelurahan Way Halim, Kecamatan Sukarame,Kota Bandar Lampung,Lampung
Jangka waktu pelaksanaan rencana kegiatan peningkatan usaha 3 tahun mendatang.

2.1.1 Lokasi Kegiatan


Jumlah penduduk kecamatan Sukarame 55.701 jiwa dengan kepadatan 34,88
jiwa/km2.Way Halim hanya memiliki sumber mata air dari Sumbur Bor kualitasnya
baik tidak keruh dan berbau, dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 197,3 mm,
temperatur bulanan rata-rata mínimum dan maksimum 24,400c - 33,4oc.

Perdagangan lintas batas dengan Sumatera,Jawa ditunjang oleh letaknya yang


strategis dan didukung oleh keberadaan Pelabuhan Merak yang dapat disandari oleh
Tol besar.
Faktor pendukung lain ialah keberadaan konsumen yaitu ribuan calon tenaga kerja
Indonesia yang setiap bulannya transit di kecamatan ini untuk pengurusan dokumen
kerja. Sementara itu lahan perdagangan terdapat dalam jumlah besar dan produksinya
terus ditingkatkan terutama pangan dan sandang.

Kecamatan ini terus dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum dan sosial selain
pelayanan pemerintahan dalam segenap aspeknya. Pelabuhan Merak merupakan salah
satu primadona kecamatan, sementara sejumlah lokasi lain seperti obyek wisata Trans
Studio Transmart,Lampung walk,Mall Boemi Kedaton dan alun-alun PKOR,
merupakan tempat-tempat yang amat dikenal oleh warga kecamatan Way Halim.

Kegiatan pembangunan Hotel “Hilton Hotel” yang berlokasi di Jalan Alam Flora, RT.
01,No.47, Kelurahan Way Halim, Kecamatan Sukarame,ini sudah operasional.
Bangunan kegiatan / usaha ini didirikan diatas tanah seluas total 600 m2, dengan Luas
Bangunan 368 m2 .Status tanah Hak Milik.

Posisi GPS Lokasi usaha (akurasi 9 meter) Ketinggian : 30 Meter

S : 004008.462’

E : 117039.874’

Lokasi kegiatan berbatasan dengan :

Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat

: ± 6 meter Jalan Arif Rahman Hakim

: ± 1 meter Tanah milik H.Abdul

: ± 1 meter Jalan Kecil

: ± 1meter Masjid Ar-Rahman

Jarak obyek vital terdekat ; Masjid ± 2 meter sebelah barat

2.1.2 Status AMDAL


Mengkaji mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang
direncanakan padalingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
Penuntun praktikum penyusunan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

2.1.3 Kesesuaian Rencana Usaha/Kegiatan Dengan Rencana Tata Ruang


Wilayah (RTRW)

• Pembangunan ruang makan yang diperuntukkan bagi tamu yang menginap,


dengan membongkar gudang 2,20 m x 4,42 m disamping ruang pertemuan
dan merumah ruang pertemuan ukuran 6,50 m x 4,42 m menjadi ruang
makan, di lantai I ukuran 8,70 m x 4,42 m.
• Pembuatan perangkap lemak (Grease Trap) di dapur sehingga sisa makanan
dan lemak tidak langsung terbuang ke selokan dan pencemaran bisa
diminimalisir ukuran 0,5 m x 0,5 m
• Pembuatan septictank komunal kombinasi WWG ukuran disesuaikan dengan
kapasitas maksimal hotel 27 kamar
• Merubah gudang di ruang cuci menjadi ruang Linen
• Memasang tabung pemadam kebakaran di lantai I dan Lantai II
• Penataan taman di areal parkir yang memadai dengan ukuran disesuaikan
ketersediaan lahan.

2. Jumlah Lapi Bangunan : Bertingkat Lantai 2

Fasilitas kamar dilengkapi TV khusus untuk kamar executive, dan Kipas Angin
Jumlah Kamar 27 unit terdiri dari :
• Standard 4 kamar masing-masing ukuran 3,3 m x 4,5 m
• Executive Single 6 kamar masing-masing ukuran 5,5 m x 4 m
• Executive Double 6 kamar masing-masing ukuran 5,5 m x 4 m
• Economy 11 kamar masing-masing ukuran 3 m x 3,5 m

3. SusunanTataBangunan

• Lantai I seluas 184 m2 terdiri dari ; lobby, 4 kamar standart, 6

kamar Executive Single, ruang makan, dapur, ruang cuci, dan linen
• Lantai II seluas 184 m2 terdiri dari ; 11 kamar Economy, 6

kamar Executive Double, Musola, dan Gudang

• Parkir seluas 18 m x 6 m di depan bangunan utama

4. Instalasi listrik dan air

• Sumber tenaga listrik : PLN 7300 watt


• Air : PDAM

2.1.4 Rencana Operasional Kegiatan


a. Struktur Organisasi
1. Front Office
FO adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab atas kantor depan.

2. Housekeeper
Housekeeper adalah pekerjaan dibidang housekeeping. Ia bertanggung jawab
atas kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang dimiliki hotel.

3. Food & Beverage


F&B adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and Beverage untuk dapat
menyajikan makanan dan minuman berkualitas yang disenangi tamu.
Merencanakan menu, memastikan bahwa setiap penyajikan makanan dengan
cepat dan ramah, dan mengendalikan biaya Food and Beverage.
Setiap karyawan bertugas sesuai dengan bagiannya masing- masing yang
akan diatur oleh pihak manajemen berdasarkan kemampuan dan kecakapan serta
keahliannya. Untuk meningkatkan kemampuan para karyawan pihak pengelola
akan senantiasa mengadakan pelatihan-pelatihan baik dalam hal penanganan
tamu, pengolahan makanan, penanganan makanan serta penyajiannya dan
pelatihan pencegahan, penanggulangan serta penggunaan alat pemadam
kebakaran. Disamping itu pelatihan karyawan tentang tata krama menyambut
tamu, pelayanan saat makan dan saat tamu meninggalkan Hotel.
Untuk hak karyawan seperti upah minimum / kesejahteraan yang harus
diterima karyawan, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, hak cuti,
tunjangan hari raya (THR) dan lain-lain yang merupakan hak karyawan sesuai
perundang-undangan tenaga kerja akan dilaksanakan oleh pengelola Hotel.

b. Rencana Tenaga Kerja

Tabel 2.1
Tenaga Kerja yang berada di HILTON HOTEL

Spesifikasi Pekerjaan Hilton Hotel


1.Front Office 5

2.House Keeper 15

3.Food & Beverage 12

TOTAL 32

c. Operasional Kegiatan
Kegiatan pada Tahap Operasional
Penerimaan tenaga kerja operasional
Operasional penyediaan air bersih
Operasional sistem pengolahan limbah cair
Operasional sistem pengelolaan limbah padat / sampah
Operasional gudang
Operasional ruang cuci / laundry danLinen
Operasional parkir

d. Operasional Kantor dan Fasilitas Penunjang


Adapun rencana fasilitas dan pengelolaan yang akan dilakukan Hotel “Hilton Hotel”
adalah sebagai berikut :

1. TenagaKerja
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada tahap konstruksi berjumlah sekitar ± 15
orang, yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Asal tenaga kerja ini 100
% tenaga kerja lokal setempat Nunukan yang dilengkapi daftar diri.

Dalam rangka operasional Hotel “Hilton Hotel” tenaga kerja yang dipekerjakan adalah
sebanyak 15 orang dan akan bertambah sesuai kebutuhan karena rencana akan ada
peningkatan kapasitas usaha. Karyawan yang dipekerjakan di Hotel ini akan
memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya yang ada di Kec Way Halim.
Kemungkinan tenaga kerja pelaksana dimungkinkan untuk ditambah sesuai dengan
perkembangan operasional Hotel. Karyawan dilengkapi surat keterangan sehat, dan
pemakaian pelindung kerja saat bekerja, pakaian kerja tidak dibawa pulang, disimpan
dan dicuci di tempat kerja.

2. Operasionalkamardantempattidur.

Kamar yang disewakan kaitannya dengan operasional Hotel inisebanyak 27 kamar yang
disewakan. Fasilitas yang tersedia di masing - masing kamar yaitu TV khusus
Executive, dan Kipas Angin. Dalam upaya mencegah penularan penyakit kepada tamu
yang menginap dan karyawan yang ditularkan melalui operasional kamar ini, maka
kamar tidur dikelola sebaik mungkin dengan membersihkan setiap hari termasuk lantai,
seprei dicuci dan disetrika serta diganti setiap 2 hari sekali atau setiap tamu chek out.

3. Rencana perbaikan dapur dan penambahan ruang makan :

Dapur yang merupakan bagian dari kegiatan ruang makan dipergunakan untuk
menyiapkan makanan pagi, siang dan malam untuk tamu - tamu yang ingin menikmati
menu khusus, disamping menawarkan satu paket makanan dan minuman yang
menyehatkan.

Dapur merupakan pendukung utama dari kegiatan ini dilengkapi dengan refrigerator
sebagai pendingin bahan - bahan sayuran serta daging yang siap untuk diolah, juga
terdapat freezer, deefriyer, oven, toaster roll, blender, kompor gas besar dan kecil,
stimer, grille, chinese stove, dough machine, prepare table, microwave, rice cooker,
pemanas air, serta beberapa pisau dapur, sendok, gelas, piring dan lain - lain yang
disesuaikan dengan keperluan. Ruangan dapur di kegiatan usaha ini merupakan ruangan
yang khusus dan tertutup hanya untuk memasak. Pemisahan dari ruangan terbuka ini
tujuannya adalah untuk menghindari masuknya debu, kotoran, lalat dan serangga atau
binatang kecil lainnya karena serangga ini sangat berbahaya bagi pengolahan makanan
yang dapat mencemarkan makanan baik langsung maupun tidak langsung. Serangga ini
dapat menyebarkan bibit - bibit penyakit dari tempat asalnya yang kotor kemudian
memindahkannya ke makanan untuk selanjutnya berpindah ke manusia yang
memakannya. Untuk menjaga kenyamanan bekerja bagi karyawan dan sanitasi serta
kesehatan makanan yang disajikan maka keadaan lingkungan dapurdilengkapi dengan
ventilasi yang baik dan tepat sehingga sirkulasi pergantian udara kotor dengan udara
bersih dapat berlangsung dengan baik. Jendela yang berhubungan dengan daerah
terbuka, telah diberi sekat dengan kawat kasa halus sehingga lalat atau binatang kecil
lainnya tidak bisa masuk. Diatas kompor masak dipasang cerobong asap (hoods) dan
kipas angin penghisap asap atau exhauster sehingga setiap asap yang timbul selama
proses memasak makanan dapat disedot dan dibuang keluar ruangan.

Untuk lantai dapur dibuat dari bahan yang kuat, tidak mudah pecah dan mengelupas
serta tidak licin agar tidak membahayakan karyawan saat beraktifitas. Lantai dapur ini
selalu dalam keadaan bersih dan disikat dengan bahan pembersih serta dibilas dan
dikeringkan. Untuk lantainya juga terbuat dari bahan yang tidak mudah retak atau
menimbulkan goresan yang memungkinkan kotoran tertimbun dan tersimpan lama,
bahan lantai kedap air sehingga air yang tertumpah ke lantai dapat segera mengalir ke
saluran pembuangan. Untuk sudut pinggir dengan tembok telah dibuat melengkung
sehingga mudah untuk dibersihkan.

Pintu dapur dibuat pintu buka tutup sehingga ruangan dapur dapat segera tertutup saat
petugas keluar atau masuk dapur, hal ini untuk menghindari kotoran yang masuk ke
dapur dari arah luar dapur. Pada pintu ini juga telah dilapisi dengan lapisan kedap air
sehingga mudah dibersihkan terutama pada bagian - bagian yang sering disentuh
dengan tangan.

Untuk penerangan dapur berasal dari neon berkualitas baik serta sinar matahari
sehingga mendapatkan penerangan yang cukup, hal ini dimaksudkan agar hasil
masakan dapat terlihat dengan jelas dan mudah mengontrol kebutuhan akan bahan -
bahan yang diperlukan selama proses produksi, disamping saat bekerja segala
sesuatunya dapat dilihat dengan jelas dan mudah sehingga keselamatan kerja dapat
terjamindengan baik dan bagian - bagian yang kotor dapat dilihat dan diketahui dengan
mudah sehingga cepat dibersihkan.

4. GudangPenyimpanan

Gudang penyimpanan dipisahkan antara gudang penyimpananperalatan penunjang


usaha, bahan berbahaya, dengan gudang makanan dan minuman yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan operasional usaha, yang bebas dari serangga dan tikus
serta memperhatikan sirkulasi udara di dalam ruangan gudang.

4. OperasionalLoundry

Loundry sebagai fasilitas tambahan hotel untuk mencuciperlengkapan tempat tidur dan
kamar tidur hotel yang menggunakan mesin cuci, adapun saluran limbah cair dari
pencucian disalurkan ke septictank komunal diteruskan ke WWG.

6. TempatPenyimpananperlengkapanKamar

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup .

UKL & UPL Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha Hotel“Hilton Hotel”

Linen sebagai ruangan yang terdapat rak lemari tertutup yang dipisahkan antara linen
untuk perlengkapan yang masih kotor dan yang sudah bersih, tempat penyimpanan
perlengkapan tempat tidur, seperti seprei, selimut, dan sarung bantal yang bersih dan
bebas dari serangga dan tikus.

7. Parkir

Lokasi parkir terletak di bagian depan areal Hotel yang berfungsi

pula sebagai pintu masuk. Pada lokasi parkir dan sekitar bangunan Hotel juga
dilengkapi gorong-gorong untuk mengalirkan limbasan air hujan yang nantinya
ditampung pada bak-bak penampungan di areal pertamanan yang dapat dimanfaatkan
untuk menyiram tanaman pada saat yang diperlukan. Disamping itu pada areal parkir
ini juga diletakkan bak sampah tertutup pada lokasi strategis, bak sampah tersebut
dipilah, untuk sampah organik, dan anorganik serta tanaman penghijauan sebagai
bagian tamanisasi parkir untuk dapat menyerap debu, asap/polusi gas buang kendaraan
serta menjaga keasrian, kesejukan dan keindahan lingkungan dari suasana panas di
siang hari. Jenis - jenis tanaman yang akan ditanam pada areal ini adalah tanaman
perindang dan juga dalam pot karena keterbatasan ruang.

8. Pengelolaan Limbah Cair

Alur pengolahan limbah cair dari masing - masing sumber penghasil limbah sebagai
berikut, akan menggunakan WWG dengan perhitungan kapasitas ; limbah cair
dihasilkan sebesar 80% dari kebutuhan air yaitu 0,15 m3 (150Lt) per orang/hari, yaitu
37 orang x 0,15 x 80% adalah 4,44 m3 jadi kapasitas WWG 4,44 m3 yaitu ;
Kamar : limbah cair dari kamar berasal dari toilet, kamar mandi dan wastafel. Limbah
ini dialirkan ke Septictank, sedangkan limbah tinja dialirkan ke bak septictank yang
kedap air, jika penuh disedot bekerjasama dengan jasa pengangkut limbah.
Menggunakan cairan bakteri biotoiletto (penggunaan biotoiletto jika hasil uji lab diatas
ambang baku mutu limbah cair, satu tetes per meter kubik air setiap bulan) dan dampak
Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup .UKL & UPL Rencana Kegiatan Peningkatan
Usaha Hotel“Hilton Hotel”menggunakan Sistem komunal ke WWG (Waste Water
Garden) dan bak penampungan..Dapur dan Loundry : limbah cair dari dapur terlebih
dahulu dialirkan ke bar screen, kemudian dialirkan ke grease trap, kemudian limbah
cair dialirkan ke Septictank dengan sistem komunal ke WWG (Waste Water Garden)
dan bak penampungan.

2.1.5 Rencana Pembangunan


1. Kegiatan pada Tahap Pra Konstruksi

Tahapan ini dilakukan sebelum dimulainya kegiatan pembangunan mall


dari  perencanaan sampai persiapan lahan siap dilakukan pekerjaan
konstruksi Adapun kegiatannya yaitu:

1. Survei lokasi
2. Perizinan
3. Sosialisasi program
4. Pembebasan lahan.
5. Perencanaan

2. Kegiatan pada Tahap Konstruksi

1. Mobilisasi tenaga kerja konstruksi


2. Mobilisasi bahan / material dan peralatan.
3. Pembangunan sistem pengolahan limbah dan penataan pertamanan.
4. Pengadaan sarana dan prasarana penunjang.

3.Kegiatan pada Tahap Operasional

1. Penerimaan tenaga kerja operasional


2. Operasional penyediaan air bersih
3. Operasional sistem pengolahan limbah cair
4. Operasional sistem pengelolaan limbah padat / sampah
5. Operasional gudang
6. Operasional ruang cuci / laundry danLinen
7. Operasional parkir
8. Operasional tenaga listrik
9. Operasional sistem pemadam kebakaran
10. Operasional Tempat Pembuangan Sampah Sementara

2.1.5.1 Tahap Pra Konstruksi

Tabel 2.2
Jenis Perizinan Yang Telah Dimiliki HILTON HOTEL
Jenis Perizinan Nomor Tanggal Pengesahan Yang Menerbitkan

IzinPenyimpanan Dinas Penanaman


Sementara Limbah Modal dan
660.1/029/III.16/VIII/2019 06 Agustus 2019
Bahan Berbahaya dan Pelayanan Terpadu
Beracun Datu Pintu

Izin Pembuangan Air Waklikota Bandar


556/III.10/HK/2017 09 Oktober 2017
Limbah PT. SM TOWN Lampung

Izin Usaha
Dinas Penanaman
Penyediaan Tenaga
Modal dan
Kerja untuk 540/2970/IOL/V.16/2019 18 Maret 2019
Pelayanan Terpadu
Kepentingan Sendiri
Datu Pintu
PT. SM TOWN

Dinas Penanaman
Izin Pembuangan Air 660.31/033/III.16/VIII/201 Modal dan
07 Agustus 2019
Limbah 9 Pelayanan Terpadu
Datu Pintu

Izin Penyimpanan 660.1/025/III.16/V/2019 23 Mei 2019 Dinas Penanaman


Sementara LB3 Modal dan
(FABA) Pelayanan Terpadu
Jenis Perizinan Nomor Tanggal Pengesahan Yang Menerbitkan

Datu Pintu

Izin Mendirikan 644/02048/30.7/III.27.9/X Badan Penanaman


11 Desember 2015
Bangunan /2015 Modal dan Perizinan

Sertifikat SP-001/SIJAK- PT. Surveyor


06 September 2018
Pemeriksanaan PTBA/IX/2018 Indonesia

Sertifikat Hak Guna Badan Pertanahan


56/HGB/BPN-08.01/2019 11 November 2019
Bangunan (PLTU) Nasional

Sertifikat Hak Guna Badan Pertanahan


17/HGB/BPN.18/2019 18 Desember 2019
Bangunan (Stockpile) Nasional

Sertifikat Tanah Badan Pertanahan


08.01.06.04.3.00450 06 Juni 1997
HILTON HOTEL Nasional

Dokumen Amdal
tahun 2020 dengan Nomor.G/149/II.05/HK/20
Gubernur Lampung
Izin Lingkungan 15
(Adendum)

Dokumen Amdal
Nomor.569/III.20/HK/201 Walikota Bandar
tahun 2021 dengan
6 Lampung
Izin Lingkungan

1. Koordinasi dan Sosialisasi


Koordinasi dan Sosialisasi program sebagai informasi bagi masyarakat sekitar tentang
program kegiatan yang akan di buat di lokasi tersebut.

2. Pembebasan Lahan
Pada kegiatan penyiapan lahan dilakukan setelah adanya izin yang dikeluarkan oleh
Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan penetapan lokasi rencana pengembangan.
Beberapa kegiatan awal yang dilakukan pada penyiapan lahan tahap pra-konstruksi
antara lain:

a. Pengumpulan data informasi awal kondisi lapang (Soil investigasi dan Hidrologi-
Meteorologi).
b. Pemetaan wilayah (kondisi topografi, ground site study) dan mempelajari serta
mengidentifikasi lokasi tempat-tempat rencana pembangunan fasilitas. Pemetaan
digunakan untuk mengetahui batasan lokasi dan juga untuk mengetahui kondisi
topografi dari kegiatan yang akan dilaksanakan.

c. Survei kondisi jalan disekitar lokasi yang akan dilakukan pembangunan pelabuhan
untuk mengetahui akses mobilisasi alat berat. Jalan yang dilalui untuk mobilisasi alat
berat dapat juga berupa jalan raya utama.

Tabel. 2.x. Jadwal Rencana Pembangunan Hotel Hilton

2021 202
202 1
Jenis Kegiatan
0 JA FE MARE AP ME JUN JUL AGUS SEP OK NO DE
N B T R I I I T T T V S

A. Pra
Konstruksi
Survei

Perizinan

Koordinasi

Pembebasa
n Lahan

B. Konstruksi

Mobilisasi
Tenaga
Kerja
Konstruksi
Mobilisasi
Material
dan Alat
Berat
Pembangun
an dan
Pengoprasia
n Sarana
Penunjang
Konstruksi
Penyiapan
Lahan
Dasar
Pekerjaan
Rekayasa
Lalu Lintas
Pekerjaan
Fisik
Bangunan
Commisioni
ng
C. Tahap
Operasi
Penyerapan
Tenaga
Kerja
Operasi
Operasional
Hotel
Operasional
Fasilitas
Operasional
kegiatan
Perawatan
Bangunan
dan
Fasilitasnya

2.1.5.2 TahapKonstruksi (Pengembangan)


Kegiatan pada tahap konstruksi akan dimulai setelah kegiatan perizinan selesai
dilakukan. Tahap konstruksi direncanakanakan dilaksanakan dalam kurun waktu 1
tahun, kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap Konstruksi antara lain Mobilisasi
Tenaga KerjaKonstruksi, Mobilisasi Material dan Alat Berat, Pembangunan dan
Pengoperasian Sarana Penunjang Konstruksi, Penyiapan Lahan Dasar, Pekerjaan
Rekayasan Lalu Lintas, dan Pekerjaan Sipil. Deskripsi setiap bagian dari kegiatan
diuraikan dibawah ini:
 Mobilisasi tenaga kerja konstruksi
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja akan dilakukan sesuai dengan tahapan kegiatan
dan spesifikasi pembangunan yang akan dilaksanakan. Mobilisasi tenaga kerja
dilakukan sesuai dengan tingkat keahlian dari para pekerja dan spesifikasi
tahapan kegiatan proyek yang harus diselesaikan.
Untuk kebutuhan pelaksanaan proyek, jumlah tenaga kerja yang digunakan /
dimobilisasi diperkirakan mencapai 5 orang, dari 5 orang tenaga kerja, tempat
tinggal mereka di sekitar Nunukan, sehingga memungkinkan mereka untuk
pulang dan pergi setiap hari.

Tabel 2.3
Rincian dan Deskripsi Tenaga Kerja Konstruksi
Pendidikan Jumlah
Jenis Pekerjaan Kompetensi
Minimal (orang)

A Pekerjaan Pembuatan Rel Kereta Api

1 Manajer pelaksanaan S1 Pengalaman 5 tahun 2

2 Supervisor S1 Pengalaman 2 tahun 1

3 Operator alat berat SMA/ SMK Sertifikat alat berat 2

4 Teknisi D3 Sertifikat teknisi 3

5 Safety man (HSE) S1 Sertifikasi AK3U 2

6 Foreman SMA/ SMK Pengalaman 1 tahun 2

7 Helper SMA/ SMK - 4

B Pekerjaan Pembuatan TUKS

B1 Pemasangan Mud Screen Protector    

1 Manager pelaksanaan S1 Pengalaman min. 5 tahun 1

2 Surveyor Bathimetri D3 Pengalaman min 3 tahun 1

3 Pekerja SMA/SMK Sertifikasi alat berat 5

4 Diver SMA/SMK Pengalaman min. 5 tahun 2

Sertifikasi pengawas
5 Pengawas D3 2
project

6 Safety man D3 Sertifikasi AK3U 2

7 Helper SMP Pengalaman min. 3 tahun 2


Pendidikan Jumlah
Jenis Pekerjaan Kompetensi
Minimal (orang)

B2 Pekerjaan Jetty Construction

1 Manajer pelaksana S1 Pengalaman min. 5 tahun 1

2 Tim struktur SMA/SMK Pengalaman min. 5 tahun 7

3 Tim pancang SMA/SMK Pengalaman min. 5 tahun 6

4 Surveyor Bathimetri D3 Pengalaman min. 3 tahun 2

5 Operator alat berat SMA/SMK Pengalaman min. 3 tahun 3

6 Helper SMP Pengalaman min. 3 tahun 5

7 Inspector D3 Sertifikat inspector 2

Sertifikat pengawas
8 Pengawas D3 2
project

9 Safety man D3 Sertifikat K3 2

C Pekerjaan FABA

SMA /
Helper 4
1 SMK -

Total Pekerja 55

 Mobilisasi bahan / material dan peralatan


Mobilisasi bahan / material dan peralatan sangat berpengaruh dalam
meningkatkan kelancaran dan kecepatan penyelesaian proyek. Pemrakarsa
berupaya untuk memanfaatkan material alam yang ada di wilayah sekitar, serta
yang terdekat dengan kegiatan proyek. Material umum yang digunakan dalam
pelaksanaan proyek ini meliputi : pasir pasang, koral, lime stone, pasir urug,
semen, besi beton, besi baja, kayu, dan lainnya. Yang menjadi masalah dalam
mobilisasi bahan / material dan peralatan ini umumnya adalah penempatan
material dan peralatan serta terjadinya kemacetan akibat terganggunya arus lalu
lintas. Untuk itu pemrakarsa menyediakan penempatan material yang memadai
sehingga tidak menggangu lingkungan sekitarnya. Mengingat banyaknya
material yang akan digunakan pihak pemrakarsa mengusahakan sedemikian rupa
dimana melakukan mobilisasi material yang akan digunakan segera terlebih
dahulu, sehingga tidak terdapat tumpukan material berhari – hari dan merusak
pemandangan lingkungan, disamping itu pembangunan juga dilaksanakan secara
bertahap. Sedangkan untuk mobilisasi peralatan dilakukan sesuai dengan jenis
dan tahap kegiatan yang sedang dilaksanakan, sehingga penempatan peralatan
tidak menghabiskan ruang yang tersedia dalam pelaksanaan proyek. Untuk
menghindari kemacetan akibat terganggunya arus lalu lintas dari kegiatan
mobilisasi bahan / material dan peralatan, pihak pemrakarsa melakukan
pengangkutan pada jam - jam tidak sibuk seperti sore / malam hari.
Peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi meliputi: mesin
molen, mesin bor, mesin serut, mesin pemadat, mesin pemotong keramik, serta
peralatan tukang dengan tangan seperti : gergaji, cangkul, linggis dan lainnya.

 Pembangunan sistem pengolahan limbah dan penataan pertamanan. Pekerjaan


meliputi : pekerjaan dinding bangunan, pekerjaan atap, pekerjaan sanitasi,
pekerjaan instalasi listrik, serta finishing
bangunan. Untuk mempercepat proses pengerjaan konstruksi bangunan, maka
dalam pelaksanaan pekerjaan dibantu dengan peralatan yang memadai, baik
yang sifatnya peralatan mekanis, peralatan elektrik maupun peralatan tangan.
Untuk sistem keamanan bangunan gedung pemrakarsa melakukan beberapa hal
yaitu : sistem struktur, memasang penangkal petir pada bangunan yang paling
tinggi, disamping itu pemrakarsa menyiapkan tabung pemadam kebakaran yang
ditempatkan pada dapur dan tempat - tempat strategis lainnya.
Pekerjaan pertamanan meliputi penanaman di taman dan dalam pot karena
keterbatasan lahan, beberapa pepohonan dekat areal parkir guna meminimalkan
pencemaran udara oleh asap kendaraan dan pada tempat lain di sekitar lokasi
kegiatan supaya ada penyerapan air pada musim hujan, seperti : bambu hias,
jepun, simbar, pinang, cempaka nangka, praksok, lamtoro, bregu, pucuk dan
beberapa jenis bunga, yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Disamping
itu juga pemrakarsa menata pertamanan dengan sedemikian rupa sehingga
lingkungan hotel dan sekitarnya kelihatan indah dan lebih tertata serta menata
tanahnya sehingga tidak ada air yang menggenang pada tempat tertentu.

 Pengadaan sarana dan prasarana penunjang.


Pengadaan berbagai macam sarana dan prasarana penunjang yang menjadi
kebutuhan hotel seperti : jaringan listrik, air, lampu taman, kebutuhan meubelair
dan lainnya.
2.1.5.3 TahapOperasi
1. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada tahap konstruksi berjumlah sekitar ± 5
orang, yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Asal tenaga kerja
ini 100 % tenaga kerja lokal setempat Nunukan yang dilengkapi daftar diri.

N JENIS PEKERJAAN JUMLAH DIPERLUKAN/TERSEDIA


O

1 Housekeeper 5

2 Food & Beverage 4

3 Front Office 2

TOTAL 11

Dalam rangka operasional Hotel “HILTON” tenaga kerja yang dipekerjakan adalah
sebanyak 11 orang dan akan bertambah sesuai kebutuhan karena rencana akan ada
peningkatan kapasitas usaha.Karyawan yang dipekerjakan di Hotel ini akan
memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya yang ada di Kota Bandar Lampung.
Kemungkinan tenaga kerja pelaksana dimungkinkan untuk ditambah sesuai dengan
perkembangan operasional Hotel. Karyawan dilengkapi surat keterangan sehat, dan
pemakaian pelindung kerja saat bekerja, pakaian
kerja tidak dibawa pulang, disimpan dan dicuci di tempat kerja.

Struktur Organisasi Hotel


1. Front Office
FO adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab atas kantor depan.

2. Housekeeper
Housekeeper adalah pekerjaan dibidang housekeeping. Ia bertanggung jawab atas
kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang dimiliki hotel.

3. Food & Beverage


F&B adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and Beverage untuk dapat
menyajikan makanan dan minuman berkualitas yang disenangi tamu. Merencanakan
menu, memastikan bahwa setiap penyajikan makanan dengan cepat dan ramah, dan
mengendalikan biaya Food and Beverage.

Setiap karyawan bertugas sesuai dengan bagiannya masingmasing yang akan diatur
oleh pihak manajemen berdasarkan kemampuan dan kecakapan serta keahliannya.
Untuk meningkatkan kemampuan para karyawan pihak pengelola akan senantiasa
mengadakan pelatihan-pelatihan baik dalam hal penanganan tamu, pengolahan
makanan, penanganan makanan serta penyajiannya dan pelatihan pencegahan,
penanggulangan serta penggunaan alat pemadam kebakaran. Disamping itu pelatihan
karyawan tentang tata krama menyambut tamu, pelayanan saat makan dan saat tamu
meninggalkan Hotel. Untuk hak karyawan seperti upah minimum / kesejahteraan yang
harus diterima karyawan, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, hak cuti, tunjangan
hari raya (THR) dan lain-lain yang merupakan hak karyawan sesuai perundang-
undangan tenaga kerja akan dilaksanakan oleh pengelola Hotel.

2. Operasional kamar dan tempat tidur.

Kamar yang disewakan kaitannya dengan operasional Hotel ini sebanyak 27 kamar
yang disewakan. Fasilitas yang tersedia di masing - masing kamar yaitu TV khusus
Executive, dan Kipas Angin. Dalam upaya mencegah penularan penyakit kepada tamu
yang menginap dan karyawan yang ditularkan melalui operasional kamar ini, maka
kamar tidur dikelola sebaik mungkin dengan membersihkan setiap hari termasuk lantai,
seprei dicuci dan disetrika serta diganti setiap 2 hari sekali atau setiap tamu chek out.

3. Rencana perbaikan dapur dan penambahan ruang makan :


Dapur yang merupakan bagian dari kegiatan ruang makan dipergunakan untuk
menyiapkan makanan pagi, siang dan malam untuk tamu - tamu yang ingin menikmati
menu khusus, disamping menawarkan satu paket makanan dan minuman yang
menyehatkan.

Dapur merupakan pendukung utama dari kegiatan ini dilengkapi dengan refrigerator
sebagai pendingin bahan - bahan sayuran serta daging yang siap untuk diolah, juga
terdapat freezer, deefriyer, oven, toaster roll, blender, kompor gas besar dan kecil,
stimer, grille, chinese stove, dough machine, prepare table, microwave, rice cooker,
pemanas air, serta beberapa pisau dapur, sendok, gelas, piring dan lain - lain yang
disesuaikan dengan keperluan. Ruangan dapur di kegiatan usaha ini merupakan ruangan
yang khusus dan tertutup hanya untuk memasak. Pemisahan dari ruangan terbuka ini
tujuannya adalah untuk menghindari masuknya debu, kotoran, lalat dan serangga atau
binatang kecil lainnya karena serangga ini sangat berbahaya bagi pengolahan makanan
yang dapat mencemarkan makanan baik langsung maupun tidak langsung. Serangga ini
dapat menyebarkan bibit - bibit penyakit dari tempat asalnya yang kotor kemudian
memindahkannya ke makanan untuk selanjutnya berpindah ke manusia yang
memakannya. Untuk menjaga kenyamanan bekerja bagi karyawan dan sanitasi serta
kesehatan makanan yang disajikan maka keadaan lingkungan dapur.

dilengkapi dengan ventilasi yang baik dan tepat sehingga sirkulasi pergantian udara
kotor dengan udara bersih dapat berlangsung dengan baik. Jendela yang berhubungan
dengan daerah terbuka, telah diberi sekat dengan kawat kasa halus sehingga lalat atau
binatang kecil lainnya tidak bisa masuk. Diatas kompor masak dipasang cerobong asap
(hoods) dan kipas angin penghisap asap atau exhauster sehingga setiap asap yang
timbul selama proses memasak makanan dapat disedot dan dibuang keluar ruangan

Untuk lantai dapur dibuat dari bahan yang kuat, tidak mudah pecah dan mengelupas
serta tidak licin agar tidak membahayakan karyawan saat beraktifitas. Lantai dapur ini
selalu dalam keadaan bersih dan disikat dengan bahan pembersih serta dibilas dan
dikeringkan. Untuk lantainya juga terbuat dari bahan yang tidak mudah retak atau
menimbulkan goresan yang memungkinkan kotoran tertimbun dan tersimpan lama,
bahan lantai kedap air sehingga air yang tertumpah ke lantai dapat segera mengalir ke
saluran pembuangan. Untuk sudut pinggir dengan tembok telah dibuat melengkung
sehingga mudah untuk dibersihkan.

Pintu dapur dibuat pintu buka tutup sehingga ruangan dapur dapat segera tertutup
saat petugas keluar atau masuk dapur, hal ini untuk menghindari kotoran yang masuk
ke dapur dari arah luar dapur. Pada pintu ini juga telah dilapisi dengan lapisan kedap air
sehingga mudah dibersihkan terutama pada bagian - bagian yang sering disentuh
dengan tangan.

Untuk penerangan dapur berasal dari neon berkualitas baik serta sinar matahari
sehingga mendapatkan penerangan yang cukup, hal ini dimaksudkan agar hasil
masakan dapat terlihat dengan jelas dan mudah mengontrol kebutuhan akan bahan -
bahan yang diperlukan selama proses produksi, disamping saat bekerja segala
sesuatunya dapat dilihat dengan jelas dan mudah sehingga keselamatan kerja dapat
terjamindengan baik dan bagian - bagian yang kotor dapat dilihat dan diketahui dengan
mudah sehingga cepat dibersihkan.

Mekanisme pengolahan bahan makanan yang akan disajikan untuk para tamu dilakukan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Pemilihan bahan baku masakan
Bahan baku berupa bahan makanan yang digunakan meliputi berbagai jenis sayur -
sayuran, buah - buahan, beras, gula, kopi, susu, minyak goreng dan bermacam - macam
bumbu baik yang segar maupun dalam kaleng semuanya didapat dari bahan - bahan
lokal (dalam negeri) yang dijual di pasar Tempel . Hanya sebagian kecil yang
merupakan bahan import seperti apel, pier dan sebagian daging seperti daging sapi,
kambing dan ternak dibeli melalui agen - agen resmi dan bersertifikat yang ada di
Bandar Lampung.

Pemilihan kualitas bahan makanan segar didasarkan atas karakter dan sifat dari
bahan makanannya. Untuk ciri - ciri bahan makanan segar akan berbeda - beda untuk
masing - masing komoditas, ikan misalnya harus memiliki mata bening, sisiknya
lengkap, insangnya berwarna merah segar, teksturnya masih kompak dan baunya segar
khas ikan tanpa bau busuk. Sedangkan sayuran yang segar adalah tidak layu, tidak
busuk, penampakan utuh, tidak ada aroma menyimpang dan tidak ada cacat. Untuk
bahan makanan ini ada yang bisa disimpan untuk jangka waktu lama, ada yang harus
segera dimasak, ada yang harus disimpan di freezer, tetapi ada pula yang sebaiknya
tidak disimpan didalam lemari pendingin. Untuk itu perlu dicermati cara - cara
penyimpanan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, juga ada pemisahan
tempat penyimpanan makanan sesuai dengan jenis bahan makanan.

b. Pengolahan bahan makanan


Untuk mengolah bahan - bahan makanan agar menghasilkan makanan yang sehat
dan enak maka pihak Hotel akan memilih bahan dasar masakan yang segar dan
menggunakan bahan makanan dengan cara - cara penyimpanan yang benar serta
memperhatikan tingkat higyenis dari bahan makanan tersebut serta kebersihan alat -
alat dapur yang dipergunakan untuk mengolahnya. Pemilihan menu - menu masakan
yang disajikan dengan kandungan zat gizi yang tepat serta proses memasak makanan
yang higyenis akan menghasilkan makanan yang sehat dan bergizi menjadi prioritas
usaha ini, tidak menggunakan bahan - bahan makanan, bumbu - bumbu masakan yang
sudah kadaluwarsa, dan bahan tambahan lainnya yang berbahaya bagi kesehatan serta
meminimalisir penggunaan zat pewarna, zat pemanis buatan, dan penguat rasa MSG
hasil fermentasi.

c. Penyajian makanan
Pengecekan kesehatan dan penggunaan pakaian yang steril bagi pekerja yang
bersentuhan secara langsung dengan makanan dan kebersihan lingkungan di lokasi
usaha merupakan hal lain yang sangat diperhatikan dalam usaha ini. Diharapkan
dengan langkah - langkah ini makanan dan minuman yang disajikan aman dikonsumsi
dan sehat.
4 .Gudang Penyimpanan

Gudang penyimpanan dipisahkan antara gudang penyimpanan peralatan penunjang


usaha, bahan berbahaya, dengan gudang makanan dan minuman yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan operasional usaha, yang bebas dari serangga dan tikus
serta memperhatikan sirkulasi udara di dalam ruangan gudang.

5. Operasional Loundry
Loundry sebagai fasilitas tambahan hotel untuk mencuci perlengkapan tempat tidur dan
kamar tidur hotel yang menggunakan mesin cuci, adapun saluran limbah cair dari
pencucian disalurkan ke septictank komunal diteruskan ke WWG.

6. Rencana ada Linen / Tempat Penyimpanan perlengkapan Kamar


Linen sebagai ruangan yang terdapat rak lemari tertutup yang dipisahkan antara
linen untuk perlengkapan yang masih kotor dan yang sudah bersih, tempat
penyimpanan perlengkapan tempat tidur, seperti seprei, selimut, dan sarung bantal yang
bersih dan bebas dari serangga dan tikus.

7. Parkir
Lokasi parkir terletak di bagian depan areal Hotel yang berfungsi pula sebagai pintu
masuk. Pada lokasi parkir dan sekitar bangunan Hotel juga dilengkapi gorong-gorong
untuk mengalirkan limbasan air hujan yang nantinya ditampung pada bak-bak
penampungan di areal pertamanan yang dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman
pada saat yang diperlukan. Disamping itu pada areal parkir ini juga diletakkan bak
sampah tertutup pada lokasi strategis, bak sampah tersebut dipilah, untuk sampah
organik, dan anorganik serta tanaman penghijauan sebagai bagian tamanisasi parkir
untuk dapat menyerap debu, asap/polusi gas buang kendaraan serta menjaga keasrian,
kesejukan dan keindahan lingkungan dari suasana panas di siang hari. Jenis - jenis
tanaman yang akan ditanam pada areal ini adalah tanaman perindang dan juga dalam
pot karena keterbatasan ruang.

8. Pengelolaan Limbah Cair


Alur pengolahan limbah cair dari masing - masing sumber penghasil limbah sebagai
berikut, akan menggunakan WWG dengan perhitungan kapasitas ; limbah cair
dihasilkan sebesar 80% dari kebutuhan air yaitu 0,15 m3 (150Lt) per orang/hari, yaitu
37 orang x 0,15 x 80% adalah 4,44 m 3 jadi kapasitas WWG 4,44 m3 yaitu ; Kamar :
limbah cair dari kamar berasal dari toilet, kamar mandi dan wastafel. Limbah ini
dialirkan ke Septictank, sedangkan limbah tinja dialirkan ke bak septictank yang kedap
air, jika penuh disedot bekerjasama dengan jasa pengangkut limbah. Menggunakan
cairan bakteri biotoiletto (penggunaan biotoiletto jika hasil uji lab diatas ambang baku
mutu limbah cair, satu tetes per meter kubik air setiap bulan) dan menggunakan Sistem
komunal ke WWG (Waste Water Garden) dan bak penampungan. Dapur dan Loundry :
limbah cair dari dapur terlebih dahulu dialirkan ke bar screen, kemudian dialirkan ke
grease trap, kemudian limbah cair dialirkan ke Septictank dengan sistem komunal ke
WWG (Waste Water Garden) dan bak penampungan.

S k e m a / d ia g r a m a lir p e n g o la h a n lim b a h c a ir

K am ar Septictank
m a n d i/ K e W a s te
wastafel W a te r G a rd e n B ak
Penampungan
u n tu k
M e n y ir a m i
T o ile t + Septictank Tanam an
B io - K e W a s te
to ile tto W a te r G a rd e n
Limbah
C a ir

D apur S e p tic ta n k
B a r S c re e n
dan K e W a s te
& G re a se
L o u n d ry W a te r G a rd e n
T ra p

A ir h a s il o la h a n lim b a h c a ir h a r u s s e s u a i d e n g a n s ta n d a r b a k u m u t u ,
s e s u a i k e la s a ir d a la m u ji la b o r a t o r iu m s e b e lu m d im a n f a a t k a n a t a u
d ib u a n g k e lin g k u n g a n ( M e n y ir a m i T a n a m a n ) d a n h a r u s m e m ilik i ijin
p e m b u a n g a n lim b a h c a ir d a r i B u p a t i N u n u k a n

Pengelolaan Limbah Padat (Sampah)


Pengelolaan limbah padat dilakukan sebagai berikut :
1. Botol plastik dan gelas bekas : bekerjasama dengan pihak luar / TPA untuk
didau r ulang.
2. Kardus sisa dan kertas sisa : dikumpulkan kemudian bekerjasama dengan pihak
luar / TPA untuk dijual atau didaur ulang kembali.
3. Plastik pembungkus dan limbah padat lainnya : ditempatkan pada tempat
penampungan sampah dari plastik ukuran 25 kg. Selanjutnya dijual kepada
pemulung / pengumpul plastik / TPA.
4. Limbah dapur : di dapur disiapkan penampungan sementara limbah dapur yang
terdiri dari tempat penampungan sampah organik dan anorganik,
pembersihannya bekerjasama dengan peternak ternak yang dapat dimanfaatkan
sebagai ransum ternak.
5. Sampah pertamanan : Sampah yang dihasilkan dari pertamanan / kebun berupa
daun - daun, dan ranting akan dimanfaatkan untuk kompos di lokasi kegiatan
dengan pencacahan dan juga dengan dicampurkan MOL(Micro Organisme
Local) atau Bakteri pengurai seperti EM4. Kapasitas disesuaikan ruang yang
tersedia, dan pengomposan bisa dilakukan karena sangat sederhana,setiap hari
selesai membersihkan taman.
6. Sampah sisa yang tidak Laku dijual ke pemulung, terutama anorganik, seperti
sobekan plastik, Pecahan Kaca atau botol dan tutup botol, dikumpulkan dan
bekerja sama dengan pihak luar / TPA untuk daur ulang dimanfaatkan, sehingga
bisa memiliki harga jual yang tinggi. Pemrakarsa mengupayakan supaya semua
sampah bisa dikelola, meminimalisir terbawa ke TPA dan tidak dibakar di lokasi
kegiatan usaha.
7. Limbah B3 (Bahan-bahan Berbahaya) seperti lampu dan neon mati serta alat-alat
elektronik yang rusak : dikumpulkan kemudian bekerjasama dengan pihak luar
yang telah direkomendasikan/mendapat ijin dari pemerintah, untuk didaur ulang
kembali.

Tempat Pembuangan Sampah Sementara

Sebelum diangkut keluar / TPA, pada areal hotel dibuatkan TPS


permanenyangtertutupdandipisahkanantarasampahorganikseperti dedaunan, dan
non organik seperti plastik pembungkus makanan dan botol.

9. Pengolahan limbah gas danasap

Limbah asap yang dihasilkan dari dapur akan diproses dengan menggunakan
alat exhaust / cooker hood yang dapat mendaur udara kotor menjadi udara bersih
melalui sistem penyaringan udara. Ruang Dapur dan ruang makan juga dilengkapi
dengan fentilasi udara.

10. Pertamanan
Pertamanan untuk keindahan dan kesejukan juga berfungsi meredam
kebisingan, serta mengatasi pencemaran udara seperti gas emisi kendaraan dan
debu. Beberapa jenis tanaman yang ditanam dilokasi tanaman lokal dan berbagai
jenis tanaman lainnya, bisa juga ditanam dalam pot dan pemasangan biopori
(lubang yang dibuat sedalam 1,5 meter dengan diameter 30 centimeter, ditutup
atasnya dengan tutup berlubang-lubang sehingga aman, dan hanya daunandan
rantingyangmasukmenjadikompos,bisadiangkat2minggusekali,bisa
dibuatdenganjarak1,5meterdiruangterbukaatautaman)untukdapat
menghasilkankomposyangdigunakansebagairabuktanamanditempat usaha.

11,Sistem keamanan bangunan dan sistem pemadamkebakaran.


Untuk keamanan bangunan kegiatan usaha ini telah dilakukan perhitungan-
perhitungan konstruksi yang memadai sesuai peraturan- peraturan yang berlaku
agar terjamin kekuatannya. Pada struktur bangunan bawah (sub structure) telah
memperhitungkan kedalaman pondasi, tipe bangunan struktur atas, kemampuan
daya dukung tanah, mendukung semua beban di atasnya serta semua gaya termasuk
gempa bumi yang bekerja padanya.

Pada struktur bangunan atas (upper structure) akan menggunakan konstruksi beton
bertulang sehingga kekuatannya terjamin karena merupakan kesatuan yang tertutup
dan tidak mudah aus sehingga dapat menahan beban-beban yang harus dipikul dan
semua gaya termasuk gempa bumi yang bekerja padanya. Setiap bangunan juga
dilengkapi dengan bangunan penangkal petir pada ujung bangunan tertinggi.
Disamping itu untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar juga akan dipekerjakan
tenaga keamanan / satpam.

Untuk sistem pemadam kebakaran pada kegiatan usaha Hotel ini dilakukan
dengan :

a. Rencana akan disediakan alat / tabung pemadam kebakaran konvensional


pada tempat-tempat yang strategis, pengamanan tabung diletakkan di dinding yang
mudah dijangkau dan tidak mengganggu kegiatan sehari-hari, serta semua
karyawan harus dilatih menggunakan saat diperlukan serta nantinya setiap 1 (satu)
bulan akan diadakan pengecekan atau uji coba sehingga alat selalu siap pakai.

b. Mengadakan pelatihan pada karyawan secara berkala cara penanganan bila


terjadi kebakaran.

c. Penempatan kompor dan tabung gas ditempat yang ventilasinya bagus atau
mencukupi agar udara mudah keluar masuk sehingga bila terjadi kebocoran gas
akan langsung terbawa angin.

d. Pemeriksaan saluran gas dari tabung ke kompor secara berkala agar bila ada
kebocoran dapat diketahui dengan segera.

e. Tidak menyimpan bahan mudah terbakar seperti : minyak tanah, spritus dekat
dengan sumber api.

f. Secara berkala memeriksa instalasi listrik serta tidak memasang lampu secara
berlebih dan menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk. Pasalnya kabel akan
panas dan meleleh serta dapat menyebabkan percikan api yang lama- lama bisa
menyulut kebakaran. Jika terjadi kebakaran karena listrik, putuskan aliran listrik
secepatnya dan padamkan percikan api.
BAB III
METODOLOGI STUDI

3.1. Pendekatan Studi


Pertama-tama yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah mereview atau
meninjau pustaka untuk perumusan kriteria dan batasan kegiatan . Kajian pustaka ini
juga diperlukan dalam merancang pendekatan dan metodologi yang hendak dipakai
dalam menyusun AMDAL bagi kegiatan ini.
Studi AMDAL ini akan melihat dampak dari pembangunan Hotel Hilton bagi
kawasan regionalnya. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan secara makro tentang
keterkaitan Hotel Hilton terhadap kawasan yang lebih kuat, yaitu tata ruang wilayah,
tata ruang dan tata ruang kawasan.
AMDAL secara mikro untuk kawasan Way Halim meliputi dampak-dampak
yang terjadi akibat dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan pengembangan Hotel Hilton
b. Kegiatan pembangunan fasilitas pendukungdan penyebaran
pelayanannya serta prakiraan kebutuhannya.
d. Kegiatan perbaikan sarana dan prasarana seperti Operasional kamar,Ruang makan
dan dapur,gudang penyimpanan, parkit,pengolahan limbah.
e. Penataan/struktur tata ruang tentang sistem pelayanan, struktur
kegiatan Hotel Hilton
Kemudian akan diteliti rencana pengelolaan dan pemantauan yang diperlukan dalam
pengembangan .

Tabel 3.1
Jenis dan sumber data sekunder
No. Data Sumber Data
1.    Deskripsi Usaha dan/atau  Hotel Hilton
Kegiatan
2.    Data Sekunder Rona Awal  SLHD Kec Way Halim Kondisi Lingkungan dari
kegiatan di sekitar lokasi
 Penelitian dilakukan di lokasi kegiatan
3.    Data Geologi, Seismic, dan   Geological Research Center Lampung/Center for
Topografi Environmental Geology and Groundwater
4.    Data Klimatologi   Meteorological and Geophysical Station Way Halim
5.    Rencana Tata Ruang  Government of Lampung Province and Regional
Government of Lampung Regency
6.    Data Hidrologi, Kemiringan Dinas PU, Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi
Lereng, dan Peta Relevan Lampung
Lainnya
7.   Data Demografi dan Potensi  Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung
Daerah

3.2. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
Disini diuraikan metoda pengumpulan data baik primer maupun sekunder yang
sahih dan dapat dipercaya untuk digunakan. Uraian tersebut berisi hal- hal
berikut :
1. Telaah, pengukuran dan pengamatan komponen lingkungan yang diperkirakan
terkena dampak penting dari kegiatan dalam Hotel Hilton
2. Telaah, pengukuran dan pengamatan komponen rencana pembangunan berbagai
kegiatan dalam Hotel Hilto, yang diperkirakan akan mendapatkan dampak dari
lingkungan sekitar.
Misalnya, contoh metoda untuk pengumpulan data primer tentang komponen
lingkungan iklim yang terkena dampak penting : pengukuran kualitas udara.

 
3.2.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
A. Kualitas Udara
Disesuaikan dengan keputusan Men KLH No : 2 tahun 1988 tentang pedoman
penetapan baku mutu lingkungan untuk udara ambien. Pengukuran contoh udara
digunakan Midget Impenger dengan absorber yang tergantung pada macam parameter
yang diukur. Sedangkan
pengukuran kadar debu diudara digunakan kertas saring dengan kecepatan udara
tertentu. Parameter, absorber dan analisis yang digunakan dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 3.3 
Metode dan peralatan sampling kualitas udara
Durasi
No Parameter Satuan Metode Peralatan Metode Analisa
Pengukuran
  KIMIA    
 SNI- 19-7119.2-
1.  SO2  µg/Nm³  Pararosanilin  Spektrofotometer  1jam
2005
SNI- 19-7119.2-
2.  O3  µg/Nm³  Chemiluminescent  “  1jam
2005
 SNI- 19-7119.2-
3.  Nox  µg/Nm³  Saltzman  “  1jam
2005
 SNI- 19-7119.2-
4 H2S µg/Nm³ Mercurithiocyanate Spektrofotometer 1jam
2005
  FISIKA    
  SNI- 19-
1.  Debu  µg/Nm³  Kertas Saring  Gravimetri  1jam/24jam
7119.2-2005

Tabel 3.4 
Lokasi sampling kualitas udara
No Jenis Sampel Kode Informasi Awal Lokasi
1 Kualitas Udara UA1   Jl.Alam Flora 47,Way Halim
dan Kebisingan
     UA2 AreaTransmart
     UA3  Area Pemukiman Warga WayHalim
     UA4  Jl.Kimaja,Way Halim
     UA5  Jl.Arif Rahman Hakim,Way Halim
 
Metode Analisis Data

.
Tabel 3.5
Metode analisa dan peralatan uji kualitas udara
Baku Durasi
No. Parameter Satuan Metode Analisis Peralatan
Mutu Pengukuran
1.  SO2  µg/Nm³  900 1 jam  Pararosanilin  Spektrofotometer
2.  O3  µg/Nm³  15.000 1 jam  Chemiluminescent  “
3.  NOx  µg/Nm³  400 1 jam  Saltzman  “
4 H2S µg/Nm³ 350 1 jam Mercurithiocyanate Spektrofotometer
5 Debu µg/Nm³ 230 24 jam Kertas Saring Gravimetri

 
B. Kebisingan
Metode Pengumpulan Data
bunyi yang tidak keluar dari sumber suara utama dan biasanya tidak diperlukan karena
bersifat mengganggu dan berbunyi secara kontinu. Sumber bising latar belakang
biasanya berasal dari dalam maupun luar ruangan itu sendiri.
Menurut Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Tahun 1996 No. 48 menyatakan
bahwasanya baku tingkat kebisingan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
peruntukan kawasan dan lingkungan kegiatan.

Tabel 3.6 
Metode analisis dan peralatan pengukuran tingkat kebisingan
Parameter Satuan Baku Mutu DurasiPengukuran Peralatan
Kawasan Hotel : 45 1 jam
 Kebisingan Dba  Sound Level Meter
Pemukiman : 55 24 jam
 
Metode Analisis Data
Data pengukuran yang telah diambil sesuai dengan metode yang tertera pada KEP-
MENLH Nomor. 48 Tahun 1996, menggunakan 2 SLM (Sound Level Meter) merk
SOLO 01dB dan RION berdasarkan dua titik pengukuran, façade dan sisi dalam
dinding luar yang menghadap ke façade. Pengambilan data dilakukan pada hari kamis
dan jum’at selama 24 jam. Dimulai pada hari kamis pukul 22.00 hingga 06.00 jum’at
dan dilanjutkan lagi pada hari jum’at pukul 06.00 hingga 22.00. Pengambilaln data
dengan rentang waktu tersebut bertujuan untuk melihat dan menentukan tingkat
kebisingan tertinggi yang nantinya akan digunakan untuk melihat dan menentukan
apakah kondisi dinding luar kamar hotel telah memenuhi standar.

Tabel 3.7 
Baku mutu tingkat kebisingan
Tingkat 
Area Khusus / Lingkungan Kesehatan Kebisingan
(dbA)
A.Area Khusus
1.  Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa  70
3. Kantor dan Komersial 65
4. Fasilitas umum 60
5. Ruang Hijau Terbuka 45
6. Rekreasi 55
B.Area Spesial
1. Gedung Mall 75
C.Lingkungan Kegiatan
1. Tempat Ibadah 55
2. Sekolah 55

A. Peluang Kerja dan Berusaha


Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk studi aspek peluang kerja dilakukan melalui inventarisasi
data dari Pemrakarsa tentang persyaratan tenaga kerja. Data ketersediaan tenaga kerja
diperoleh dari data tenaga kerja dan pengangguran. Data ketersediaan tenaga kerja
berasal dari instansi pemerintah terkait (dari Kantor Tenaga Kerja dan BPS).
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

 Wawancara mendalam dengan key person


 Pengumpulan data sekunder dari BPS dan Dinas Tenaga Kerja.
Data sekunder yang dibutuhkan adalah: Data BPS Kabupaten OI, OKI dan Banyuasin
dalam Angka; Kecamatan dalam Angka; Monografi Desa Studi; serta Dokumen
Tenaga Kerja dan Tingkat Pengangguran. Data primer yang dibutuhkan adalah: Jenis
Pekerjaan di Masyarakat, Potensi Tenaga Kerja Lokal dan Peluang Kerja yang bisa
didapat masyarakat lokal. Parameter peluang kerja yang akan diteliti adalah :

 Jumlah Angkatan Kerja, Jumlah Non-Angkatan Kerja, Jumlah Pekerja, Tingkat


Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),
 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), jenis pekerjaan yang melibatkan
komunitas,
 Tingkat pendidikan, keterampilan Tenaga Kerja dan spesifikasi serta jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan.

Metode Analisis Data


Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan
statistik. Selain itu, analisis rasio ketergantungan penduduk juga dibuat untuk
menggambarkan tingkat ketergantungan pada penduduk usia kerja. Metode formal
persamaan matematika yang digunakan untuk analisis adalah sebagai berikut:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)

TPAK = USKK x 100%

USK

Keterangan:

TPAK = tingkat partisipasi angkatan kerja (%)

USK = jumlah populasi total usia kerja 15-54 tahun (orang)

USKK = jumlah populasi usia kerja yang memiliki pekerjaan (orang)

Tingkat Pengangguran (%)

TP = USKBK x 100%

USK

Keterangan:

TP = tingkat pengangguran (%)

USK = jumlah populasi total usia kerja 15-54 tahun (orang)


USKBK = jumlah populasi usia kerja yang menganggur (orang)

Rasio Ketergantungan

P 0-14 + Ρ>55
DR = ×K
P 15-54
Keterangan:

DR = Rasio Ketergantungan

P 0 – 14 = Jumlah populasi usia 0 – 14 tahun

P > 55 = Jumlah populasi usia 55 tahun keatas

P 15 – 54 = Jumlah populasi usia 15 – 54 tahun

K = Konstanta (100)

Peningkatan Peluang Kerja (%)

KKLK = (TKLK : PLK) x 100%

Keterangan:

KKLK = Peluang kerja masyarakat lokal (%)

TKLK = Tenaga kerja lokal (orang)

PLK = Jumlah pengangguran di sekitar lokasi kegiatan (orang)

Tabel 3.8
Besaran dampak peningkatan kesempatan kerja

Penerimaan
Peningkatan Penurunan
Tenaga Kerja TKK TPAK TPT
TPAK TPT
(Orang)

Non Lokal Lokal (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%)

A. Kondisi Tenaga Kerja Sebelum Proyek


20 150 34 20 30 15 16 0.20 40 1.2 45 1,5

B. Kondisi Tenaga Kerja Setelah Proyek


15 200 47 3.2 72 15 18 90 80 32 1,3
0,23

B. Peningkatan Pendapatan dan Tingkat Ekonomi Masyarakat


Metode Pengumpulan Data
Parameter pendapatan rumah tangga yang akan dikumpulkan adalah pekerjaan
dan/atau spesifikasi bisnis, sumber pendapatan, pendapatan tenaga kerja, dan laba
bisnis. Data sekunder yang dibutuhkan adalah nilai UMK lokal, standar upah dari
pemrakarsa, jumlah upah harian lokal. Data primer yang diperlukan adalah spesifikasi
pekerjaan dan/atau bisnis, sumber pendapatan, pendapatan tenaga kerja, dan laba
bisnis.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan melalui


wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat. Jumlah sampel adalah 10 responden
tiap Desa. Data sekunder dikumpulkan dari kantor kelurahan, Kantor Tenaga Kerja,
Kantor Perdagangan dan Koperasi Kota, dan kantor Biro Pusat Statistik.

Metode Analisis Data


Analisis data pendapatan rumah tangga dilakukan dengan metode kuantitatif dan
deskriptif kualitatif.

Tabel 3.9 Besaran dampak peningkatan pendapatan masyarakat

Pendapatan Harian Pendapatan Rumah Peningkatan Pendapatan


Pekerja (IDR/Th) Tangga (IDR/Th) (IDR/Th) (%)

A. Pendapatan Masyarakat sebelum Proyek


500.000 B. 300.000 C. 1.200.000 D. -
E. Pendapatan Masyarakat setelah Proyek
1.000.000 600.000 12.000.000 50

C. Persepsi Masyarakat
Metode Pengumpulan Data
Parameter yang akan diteliti adalah pengetahuan masyarakat tentang proyek yang
diusulkan, bentuk kegiatan proyek, keuntungan dan/atau kerugian dari pelaksanaan
proyek dan sikap terhadap proyek (menerima, menolak, atau menerima secara
kondisional) dan harapan masyarakat terhadap proyek.

Data sekunder yang dibutuhkan adalah Dokumen tentang Masalah Sosial dan Konflik
yang melibatkan masyarakat dengan kegiatan Hilton Hotel . atau yang sejenis, dan
kegiatan CSR, sedangkan data primer yang dibutuhkan adalah persepsi positif dan
negatif responden terhadap Hilton Hoten. Pengumpulan data sekunder dilakukan
dengan metode pengumpulan dari Pemrakarsa dan Layanan/Instansi Pemerintah
terkait. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan observasi
lapangan. Jumlah sampel adalah 10 responden/desa. Peralatan yang diperlukan untuk
pengumpulan data termasuk alat tulis, panduan wawancara, kuesioner, kamera, tape
recorder dll.

Metode Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif dan deskriptif kualitatif dari data
persepsi positif dan negatif responden terhadap aktivitas Hilton Hotel.

3.2.1. Komponen Transportasi


A. Lalu Lintas Darat
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Perhitungan jumlah kendaraan secara visual (dengan turus), untuk kemudian
dilakukan perhitungan menggunakan rumus kapasitas kendaraan sebagai berikut:
C=C O × FCW × FC SP × FC SF × FC CS

Dimana :

C : kapasitas operasional (smp/jam)

CO : kapasitas dasar (smp/jam)

FCW : faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan

FCSP : faktor koreksi kapasitas untuk pembagian arah

FCSF : faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan hambatan samping dan bahu jalan

FCCS : faktor koreksi kapasitas untuk ukuran kota


Analisa secara mendalam dilakukan pada dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas.
Beberapa hal yang dianalisis diantaranya: rute akses mobilisasi peralatan dan material,
kinerja lalu lintas per tahapan kegiatan serta pengelolaan dampak per masing-masing
segmen.

3.1. Metode Prakiraan dan Sifat Penting Dampak


Prakiraan dampak dimaksudkan sebagai telaahan secara cermat dan mendalam secara
parsial terhadap kualitas lingkungan yang berubah secara mendasar akibat suatu
kegiatan. Perubahan kualitas lingkungan tersebut diungkapkan sebagai besar dampak
(magnitude) dan dampak penting (importance). Pada dasarnya besar dampak
merupakan selisih antara kondisi kualitas lingkungan tanpa adanya proyek (without
project) dengan kondisi kualitas lingkungan sebagai akibat dari adanya proyek (with
project).

Prakiraan dampak penting ini akan dilakukan terhadap setiap komponen lingkungan
yang berdasarkan hasil pelingkupan tergolong sebagai dampak penting hipotetik.
Dengan kata lain untuk mengetahui dampak besar dan penting maka dilakukan dengan
menganalisis seluruh kegiatan terhadap komponen lingkungan di wilayah studi. Batas
waktu dalam melakukan prakiraan dan evaluasi dampak adalah selama
berlangsungnya kegiatan tersebut. Dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih
lanjut ditetapkan melalui telaahan dampak dengan menggunakan matriks dan bagan
alir, yang menggambarkan hubungan sebab-akibat antara rencana kegiatan dengan
komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak sebagai-akibat dari aktivitas
kegiatan yang direncanakan dan berinteraksi terhadap komponen lingkungan hidup
awal.

Prakiraan dampak penting dilakukan menggunakan metode formal dan metode non-
formal khususnya melalui profesional judgement dan analogi kegiatan sejenis. Teknik
analogi dilakukan melalui perbandingan dengan kegiatan sejenis yang berdekatan
dengan lokasi proyek. Beberapa hal yang dijadikan masukan dan pertimbangan dalam
melakukan prakiraan dampak diantaranya adalah:

1. Data analogi dari kegiatan sejenis atau kegiatan lain yang telah berjalan;
2. Karakteristik lokasi yang mempengaruhi pola paparan dampak melalui analisa
matematis;
3. Karakteristik dampak dan kategori dampak (dampak langsung atau dampak
turunan) serta paparannya;
4. Waktu dan lamanya dampak berlangsung, serta kemungkinan terjadinya
akumulasi dengan dampak dari sumber lain (berlangsung dalam ruang dan
waktu yang sama).
Besaran dampak yang ditimbulkan dari rencana kegiatan pada masing-masing tahap
kegiatan dilakukan secara periodik dengan menggunakan metode yang relevan
berdasarkan metodologi yang telah disampaikan penentuan sifat penting dampak
mengacu pada 7 (tujuh) kriteria dampak penting Pasal 22 Undang-undang No. 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu sebagai
berikut:

1. Jika Besaran jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan;
2. Luas wilayah persebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5. Sifat kumulatif dampak;
6. Berbalik (reversibel) atau tidak berbaliknya dampak (irreversibel); dan/atau
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jika komponen lingkungan yang terkena dampak kegiatan memenuhi salah satu atau
lebih dari ketujuh kriteria dampak penting tersebut, maka komponen lingkungan
tersebut disebut terkena dampak penting. Selanjutnya, importance (tingkat
kepentingan) dampak diklasifikasikan menjadi 2 kelas, yaitu : Tidak penting (TP) dan
Penting (P). Metode prakiraan besarnya dampak dilakukan dengan dua cara yaitu
metode formal (matematik) dan non-formal (profesional judgement).

3.3.1. Metode Formal


A. Penurunan Kualitas Udara
Pendekatan model matematika yang digunakan untuk menghitung besaran dampak
adalah:

Prediksi Dampak Partikulat / Debu


Penurunan kualitas udara ambien juga disebabkan oleh tingginya kadar debu di udara.
Untuk menghitung kandungan debu di udara, rumus berikut digunakan :

eu= 5.9 (s/12) (V/30) (W/7)0,7 (N/4)0,5 (d/365)

Dimana:

Eu = jumlah debu di sepanjang jalan (kg / km),

S = konten lanau (%), 5% untuk jalan beraspal

V = kecepatan kendaraan (km / jam), 20 km / jam


W = berat kendaraan (ton)

N = jumlah roda kendaraan

D = jumlah hari tanpa hujan, 240 hari

B. Peningkatan Kebisingan
Prakiraan besaran dampak kebisingan menggunakan formula tingkat kebisingan
fungsi jarak sebagai sumber tidak bergerak (stationary sources) pada peralatan
pengolahan emas saat beroperasi dan menimbulkan suara yang cukup bising.

LP2 = LP1 – 20.log r2/r1 – 10.G log r2 / 50 - Ashielding

Dimana:

LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1 (dBA)

LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2 (dBA)

r1 = Jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan-1 (50 ft = 15,24 m)

r2 = Jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan-2 dalam ft

G = kondisi lahan (ground)

A shielding = kondisi barrier

C. Gangguan Lalu Lintas Darat


Gangguan transportasi darat umumnya akibat meningkatnya kepadatan lalu lintas di
sekitar lokasi kegiatan. Generasi lalu lintas dapat dihitung dengan rumus berikut:

Kapasitas Segmen Jalan Antar Kota


Kapasitas ruas jalan antar kota dapat ditemukan berdasarkan metode perhitungan dari
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (IHCM) 1997, sebagai berikut.

C = Co x Fcw x Fcsf x Fcsp

Keterangan:                            

C = kapasitas aktual ( pcu / jam )

Co = kapasitas dasar ( pcu / jam )

FCw = faktor penyesuaian untuk lebar jalan             


FCsf = faktor penyesuaian untuk gesekan samping             

FCsp= faktor penyesuaian untuk pemisahan arah

Kapasitas Persimpangan Tanpa Tanda


Kapasitas persimpangan tanpa tanda mengacu pada metode perhitungan dari Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (IHCM) 1997, sebagai berikut.

C = Co x Fw x Fm x Fcs x FRSU x FLT x FRT x FMI

Keterangan:                            

C = kapasitas aktual ( pcu / jam )

Co = kapasitas dasar ( pcu / jam )

Fw = Entri dengan faktor koreksi

FM = Faktor penyesuaian median jalan utama

FCs = Faktor penyesuaian ukuran kota             

FRSU = Faktor penyesuaian jenis lingkungan             

FLT = Faktor penyesuaian belok kiri             

FRT = Faktor penyesuaian belokan kanan             

FMI = Faktor penyesuaian rasio aliran persimpangan

          

Kinerja Segmen Jalan


Tingkat layanan ruas jalan yang diteliti dapat ditemukan dari perbandingan antara
volume kendaraan (V) yang lewat dan kapasitas (C) ruas jalan. Dari hasil perhitungan
kapasitas , derajat kejenuhan (DS) yang terjadi dapat diidentifikasi, yaitu
perbandingan antara volume arus lalu lintas kendaraan yang melintas dan kapasitas
ruas jalan. Derajat kejenuhan adalah indikator untuk melihat tingkat kinerja ruas jalan
pada kondisi sebelum aktivitas, selama periode konstruksi dan periode operasional .

DS = V / C

Keterangan:
DS = Tingkat Kejenuhan, rasio aliran lalu lintas ( pcu / jam) ke kapasitas ( pcu /
jam )

V = volume arus lalu lintas ( pcu / jam )

C = kapasitas ( pcu / jam )

D. Persepsi Masyarakat
Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan pengembangan pembuatan Mall PT
IRHAMADYA FREMIMAS kepada masyarakat dan pemangku kepentingan terkait
diprediksi akan berdampak pada persepsi/sikap masyarakat terhadap proyek yang
diusulkan. Prediksi besarnya dampak persepsi masyarakat dibuat dengan metode
penilaian profesional, yang didasarkan pada data kuesioner, FGD atau wawancara
mendalam.

Metode Non Formal


Metode non-formal digunakan jika ditemukan kesulitan dalam mengumpulkan data
lapangan. Prediksi dampak yang dihasilkan menggunakan metode ini sangat
tergantung pada pengetahuan dan pengalaman ahli. Pendekatan ini digunakan untuk
memprediksi dampak dari parameter komponen sosial-budaya dan kesehatan
masyarakat.

A. Peningkatan Peluang Kerja dan Berusaha


Kegiatan operasional memerlukan tanaga kerja yang diutamakan dari warga sekitar,
pada waktu konsultasipublik terdapat warga yang berkeinginan untuk menjadi tenaga
kerja, dengan demikian diharapkan kebutuhan tenaga kerja dapat terisi oleh warga
lokal. Prakiraan besar dampak Peningkatan kesempatan kerja menggunakan metode
professional judgement.

B. Perubahan Persepsi Masyarakat


Kegiatan instalasi pengolahan emas bebas merkuri kepada masyarakat dan
stakeholder terkait diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap persepsi/sikap
masyarakat kepada rencana proyek. Prakiraan besar dampak perubahan sikap dan
persepsi masyarakat menggunakan metode professional judgement.
C. Perubahan Persepsi Masyarakat
Metode prakiraan yang digunakan ialah metode tabulasi dan analogi dari kegiatan
sejenis. Tren limbah B3 dari kegiatan sejenis dijadikan acuan dalam prakiraan limbah
sampah, dan LB3 di masa mendatang.

Metode Evaluasi Holistik Terhadap Dampak Lingkungan


Evaluasi secara holistik terhadap lingkungan yang terjadi dilakukan untuk
menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup. Bagian ini
menguraikan metode-metode yang lazim digunakan dalam studi ANDAL untuk
mengevaluasi keterkaitan dan interaksi dampak lingkungan yang diprakirakan timbul
(seluruh dampak penting hipotetik) secara keseluruhan dalam rangka penentuan
karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara total terhadap
lingkungan hidup dengan menggunakan bagan alir. Dalam bab ini akan diuraikan
mengenai hasil telaahan dampak penting dari rencana kegiatan. Hasil evaluasi ini
selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang bertanggung jawab untuk
memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.

Telaahan Terhadap Dampak Penting


Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang diprakirakan
mengalami perubahan mendasar sebagaimana dikaji pada pelingkupan isu pokok.
Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan secara
totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting lingkungan hidup yang
dimaksud pada pelingkupan isu pokok dengan sumber rencana kegiatan penyebab
dampak. Beragam komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting tersebut
(baik positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan
saling pengaruh-mempengaruhi, sehingga diketahui sejauh mana perimbangan
dampak besar dan penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif.
Telaahan ini akan menggunakan bagan alir

Studi sebagai Dasar Pengelolaan


Hubungan sebab akibat antara kegiatan proyek dengan dampak yang ditimbulkannya
terhadap komponen lingkungan, baik berupa dampak positif maupun negatif, sangat
menentukan bagaimana dasar pengelolaan yang akan dilakukan. Kondisi spesifik
lingkungan lokasi kegiatan dan jenis kegiatan yang akan berlangsung serta prakiraan
luas sebaran dampak yang dapat terjadi sangat dibutuhkan dalam pengelolaan
selanjutnya. Dengan mengetahui aliran dampak penting yaitu dampak awal (primer)
menuju dampak lanjutannya, ditargetkan tindakan pengendalian dampak negatif dan
pengembangan dampak positif yang dilakukan secara tepat melalui beberapa
pendekatan, antara lain :

Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dan rona lingkungan hidup
awal dengan dampak penting baik positif maupun negatif yang mungkin timbul.

Ciri-ciri dampak besar dan penting baik positif maupun negatif dalam arti akan
berlangsung terus selama kegiatan berjalan atau antara dampak satu dengan lainnya
akan terdapat hubungan timbal balik yang antagonistis dan sinergistis.

 Hubungan kausatif dari rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi rona awal
lingkungan, dengan dampak signifikan baik positif maupun negatif yang mungkin
timbul.
 Karakteristik dampak utama dan penting baik positif maupun negatif dalam arti
bahwa mereka akan bertahan selama kegiatan atau akan ada hubungan antagonis
dan sinergis di antara dampak.
 Kelompok-kelompok masyarakat yang akan dipengaruhi oleh dampak besar dan
penting baik positif maupun negatif. Identifikasi kesenjangan antara perubahan
yang diharapkan dan perubahan yang mungkin sebenarnya terjadi karena aktivitas
konstruksi .
 Pola dan tingkat penyebaran dampak, luas wilayah yang terkena dampak
signifikan pada skala daerah dan regional.
Karakteristik dampak penting yang mungkin terjadi, baik positif maupun negatif, sifat
kumulatif dampak, hubungan antar dampak (sinergis atau antagonis), dan juga
lamanya dampak. Melalui studi holistik dari Rencana Kegiatan PT Bukit Asam Tbk.
ini, beberapa informasi penting dapat diperoleh:

 Masukan untuk pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan dari proyek


atau kegiatan yang diusulkan;
 Arahan strategis untuk persiapan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL ).
Metode yang akan digunakan untuk mengambil keputusan tentang kelayakan
lingkungan dari kegiatan atau proyek yang diusulkan didasarkan pada 10 kriteria
kelayakan lingkungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No 16/2012.
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN
HIDUP LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
PENGELO
LA DAN KE
PEMANTA T.
UAN
LINGKUN
GAN
HIDUP

SUMB JENIS BESAR BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIOD


ER DAMP AN UPAYA PENGELOL PENGELOL UPAYA PEMAN E
DAMP AK DAMP PENGELOL AAN AAN PEMANTA TAU AN PEMAN
AK AK AAN LINGKUNG LINGKUNG UAN LINGKU TAU AN
LINGKUNG AN HIDUP AN HIDUP LINGKUN NG AN LINGKU
AN HIDUP GAN HIDUP NG AN
HIDUP HIDUP
1.
Penerim Keresaha Adany Memberikan Kantor pada saat Observas Kantor pada saat Pelaksana :
a an n a informasi manajem penerimaan i manajem penerimaa pemrakarsa.
tenaga kecembu protes tentang en tenaga kerja langsung en n tenaga Pengawas :
kerja ru an dan kualifikasi di kerja Badan
operasio masyarak keluha tenaga kerja lapangan Lingkungan
nal at n yang Hidup
terhadap Masyaraka diperlukan Kabupaten
t
perekruta Nunukan,
n tenaga Pelaporan :
kerja BLHD untuk
operasion dikoordinasi
al kan dengan
instansi
terkait

2.
kegiatan Penurun Terjadinya Pengawasan Lokasi selama Mengukur Lokasi selama Pelaksana :
untuk an pencem dan pengolah parameter pengolah masa pemrakars
masa
mengol kualitas ar an / pengelolaan an limbah fisik, an limbah operasion a.
ah air yang ketat cair operasiona kimiawi dan cair al berkala Pengawas
terhadap l 6 :
limbah meningkat limbah cair mikrobiologi pada inlet bulansekali Badan
yang air
cair dari nya dihasilkan limbah dan outlet Lingkungan
kegiatan kekeruhan BOD5, COD, Hidup
operasio air TSS, Minyak Kabupaten
dan
nal Hotel permukaan Lemak, pH Nunukan,
.
Parameter Sesuai Perda Pelaporan :
kunci Kalimantan BLHD untuk
timur
seperti 02 tahun 2011 dikoordinasika
DO, n
BOD, dengan instansi
COD,
Deterjen terkait
sesuai
standar
mutu air
limbah
yang
dihasilkan
4,44 m3

3.
kegiatan Peningkat Timbunan Pengurangan Lokasi kegiatan selama masa Menghitung Lokasi selama Pelaksana :
masa
penanga an limbah sampah, produk operasional volume kegiatan, operasional pemrakarsa.
n anorganik sampah
an padat / adanya yang terutama berkala Pengawas :
limbah dihasilkan
padat sampah binatang kamar dan setiap hari Badan
/sampah pengerat, gudang Lingkungan
yang dan Hidup
dihasilka serangga Kabupaten
n
pada atau vector Nunukan,
operasio penyakit Pelaporan :
nal Hotel BLHD untuk
dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait

4.
Aktivita Peningk Adanya Himbauan Lokasi selama masa Observas Lokasi selama Pelaksana :
s at an keluhan manajemen kegiatan, operasional i kegiatan, masa pemrakarsa.
operasi kebising masyarak hotel, terutama langsung terutama operasiona Pengawas :
o nal an at manajemen areal parkir mengenai areal l berkala Badan
usaha waktu kegiatan keluhan parkir setiap hari Lingkungan
dan masyarak Hidup
atau at Kabupaten
kegiata Nunukan,
n Pelaporan :
BLHD untuk
dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait

Pelaksana
5. selama masa
Penghijauan Areal selama :
Operasi Penurun Paramet Areal
operasional
areal parkir, Pengamatan parkir masa pemrakars
o nal an er parkir
dan taman secara kegiatan operasiona a.
parkir, kualitas kualitas kegiatan
langsung di l berkala Pengawas
aktivitas udara udara
lapangan setiap hari : Badan
kegiatan
Lingkung
an Hidup
Kabupate
n
Nunukan,
Pelaporan :
BLHD untuk
dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait

6.
Aktivit Peningk Adanya Mempekerja Sekitar selama Pengamatan Sekitar selama Pelaksana :
as at an kemaceta kan tenaga lokasi masa secara lokasi masa pemrakarsa.
kendara ganggua n satpam / kegiatan operasiona langsung di kegiatan operasiona Pengawas :
an pada n lalu kendaraa petugas l lapangan l berkala Badan
operrasi lintas n yang parkir setiap hari Lingkungan
o nal melalui Hidup
parkir lalu Kabupaten
lintas di Nunukan,
depan Pelaporan :
lokasi BLHD untuk
kegiatan dikoordinasi
serta kan dengan
kejadian instansi
kecelaka terkait
an lalu
lintas

7.
Aktivit Potensi kemungk Operasional Lokasi kegiatan selama Mendata Lokasi selama Pelaksana
sistem sistem masa :
as terjadiny in an masa kegiata
keselamatan keselamatan operasiona pemrakars
usaha a potensi kerja, alat operasiona kerja, alat – n l berkala a.
dan kebakar terjadiny pemadam l alat / mesin – sebulan Pengawas
kebakaran mesin, listrik, sekali : Badan
atau an a
yang cukup dan jumlah pengeceka Lingkung
kegiata kebakara dan pelatihan alat pemadam n alat an Hidup
n n kebakaran pemadam Kabupate
yang n
Nunukan,
penangulang tsrsedia kebakaran Pelaporan :
an serta tenaga BLHD untuk
kebakaran terlatih dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait

8.
Aktivit potensi kemungk Mentaati Lokasi kegiatan selama Pengamatan Lokasi selama Pelaksana :
as konflik, in an peraturan – masa secara kegiata masa pemrakarsa.
usaha ganggua potensi peraturan operasiona langsung di n operasiona Pengawas :
dan n konflik yang l lapangan dan l berkala Badan
atau keamana dengan ditetapkan meminta setiap hari Lingkungan
kegiata n dan masyarak oleh laporan dari Hidup
n ketertiba at Pemerintah masyarakat Kabupaten
n setempat serta para Nunukan,
karyawan Pelaporan :
BLHD untuk
dikoordinasi
kan dengan
instansi
terkait

9.
Interaks Peningk Mengura Sosialisasi Lokasi kegiatan selama Pengamatan Lokasi selama Pelaksana
at an ngi :
i hak dan masa secara kegiata masa
potensi potensi pemrakars
karyaw konflik terjadinya kewajiban operasiona langsung di n operasiona a.
an ketenaga ketidak karyawan, l lapangan l berkala Pengawas
kerjaan harmonis : Badan
dengan perjanjian setiap hari
antara an Lingkung
pengelo karyawa hubungan kerja an Hidup
la n pekerja Kabupate
n

Anda mungkin juga menyukai