Anda di halaman 1dari 8

Konseling Psikologi pada Tindak

Kriminal

Makalah
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh
Lewi Martua Mikhael
NPM 10520560

Jurusan/Program
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma

Jakarta, 5 Februari 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Konseling Psikologi pada Pelaku Kriminal
2.2 Metode dalam Konseling pada Pelaku Kriminal
2.3 Bentuk Penanganan terhadap Korban

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang yang serba digital ini, banyak
pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh tenaga
manusia digantikan oleh mesin-mesin dengan teknologi tinggi.
Dengan demikian, berkurangnya jumlah pekerjaan untuk
manusia menyebabkan banyaknya pengangguran di sekitar
masyarakat. Disebabkan oleh terpuruknya ekonomi, banyak
orang menggunakan tindak kriminal sebagai jalan keluar supaya
dapat tetap hidup.
Pada karya ilmiah ini akan dibahas hasil, dampak, metode,
dan cara yang digunakan pada konseling psikologi terhadap
penindak kriminal. Konseling merupakan serangkaian kegiatan
paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu
konseli/klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar
klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai
persoalan atau masalah khusus sehingga masalah yang dihadapi
oleh klien dapat teratasi semuanya (Winkel, 2005). Saya tertarik
dengan konseling psikologi karena psikologi merupakan disiplin
ilmu saya dan merupakan hal yang menarik untuk dibahas.

1.2 Rumusan Masalah


Berkenaan dengan topik tentang “Konseling Psikologi
Pada Tindak Kriminal“ , hal-hal yang akan diungkap sebagai
berikut.
1) Bagaimana dampak konseling psikologi pada pelaku
kriminal?
2) Apa metode atau cara yang digunakan dalam pelaksanaan
konseling psikologi tersebut?
3) Apakah konseling psikologi merupakan cara yang paling
efektif dalam mengubah tingkah laku pelaku kriminal?

1.3 Tujuan Penelitian


Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitiannya
adalah:
1) Mengetahui dampak konseling psikologi pada pelaku
criminal.
2) Mengetahui metode atau cara yang digunakan dalam
pelaksanaan konseling psikologi pada pelaku kriminal.
3) Mengetahui keefektifan konseling psikologi dalam mengubah
tingkah laku pelaku kriminal?

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Konseling Psikologi pada Pelaku Kriminal
Penetapan tujuan ini dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dapat
terstruktur dan tercapai sesuai dengan yang direncanakan.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan guna membantu klien agar dapat
memahami apa yang harus mereka lakukan adalah salah satu hal yang
dapat dilakukan agar apa yang menjadi tujuan klien dan Pembimbing
kemasyarakatan tercapai.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
pada saat penelitian, pemberian bantuan berupa bimbingan pribadi
yang diberikan pembimbing kemasyarakatan (PK) terhadap klien
berbeda, perbedaan itu sudah dapat dilihat pada 65 jenis pelanggaran
atau kasus pidana yang mereka lakukan seperti kasus kriminal,
narkoba, terorisme dll.
Perlakuan yang menjadikan klien satu dengan yang lain
berbeda yaitu karena PK akan memberi rekomendasi yang berbeda
kepada semua klien tergantung kasus yang diperbuat, jika kasus yang
dilakukan sebuah kriminalitas maka akan diberikan bimbingan pribadi
oleh PK untuk penanganannya. Kecuali merupakan sebuah kasus
narkoba dan terorisme maka PK akan merekomendasikan agar
menjalani terapi rehabilitasi untuk narkoba atau rehabilitasi mental
untuk teroris dengan masuk ke balai rehabilitasi sosial (BARESOS)
atau tempat rehabilitasi khusus narkoba (BNN).
Dengan begitu klien akan lebih mudah untuk menerima
bantuan yang diberikan oleh ahlinya dan tentunya akan lebih cepat
sembuh , begitu juga dengan klien kriminal yang harus menjalani
bimbingan pribadi di bapas akan lebih mudah untuk kembali diterima
ke masyarakat umum karena telah menjalani bimbingan pribadi yang
membuat klien sadar atau kembali mengenal dirinya dan Tuhan-Nya.
Dengan adanya bimbingan pribadi yang diberikan oleh
Pembimbing Kemasyarakatan dari BAPAS adalah demi tercapainya
tujuan bersama yaitu klien dapat memahami diri dengan baik dan
tidak akan pernah mengulangi perbuatan yang dapat merugikan diri
sendiri maupun orang lain terutama anak-anak yang masih di bawah
umur.

2.2 Metode dalam Konseling pada Pelaku Kriminal


Pelaksanaan layanan bimbingan pribadi yang dilakukan
memiliki metode dan teknik yang sama. Berdasarkan wawancara dan
observasi mengenai metode yang digunakan, yaitu metode secara
langsung, dimana dalam bentuk pelaksanaannya dilakukan secara
pribadi sehingga akan lebih leluasa bagi klien untuk berkonsultasi.
Namun PK (pebimbing kemasyarakatan) juga mempunyai cara untuk
mengawasi klien dalam masa bimbingan berlangsung yaitu dengan
melibatkan pemerintah desa atau lingkungan tempat klien tinggal.
Metode yang diberikan PK dapat dipahami dengan baik oleh
klien sehingga klien dapat menempatkan diri ketika menjalani
bimbingan pribadi. Kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap klien
untuk praktek di kehidupan dan sebagai hasil akhir atau penilaian
dalam tugas yang diberikan serta tanggung jawab secara langsung
kepada PK selaku pembimbing yang ditunjuk atas dirinya.

2.3 Bentuk Penanganan terhadap Korban


Bentuk penanganan terhadap korban kekerasan pada anak
yaitu, Lembaga Advokasi Perempuan Damar Bandar Lampung
memberikan layanan berupa advokasi hukum dan konseling sebagai
layanan dalam membantu korban kekerasan pada anak. Lembaga
Advokasi Perempuan Damar Bandar Lampung menyediakan dua
bentuk layanan yang dapat membantu korban kekerasan pada anak
yakni pelayanan secara litigasi, nonlitigasi.
1. Pelayanan Kasus Secara Litigasi Pelayanan secara litigasi
yaitu pelayanan melalui jalur advokasi hukum dan kepolisian, korban
didampingi untuk menindak lanjuti dan memberikan laporan kasus
kekerasan di jalur hukum dan kepolisian.
2. Pelayanan Kasus Secara Nonlitigasi Pelayanan ini
merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh Lembaga Advokasi
Perempuan Damar Bandar Lampung dalam dua bentuk pelayanan
yakni pelayanan konseling, pelayanan pemulihan dan juga pelayanan
rumah perlindungan.
Dalam hal ini konseling diberikan kepada korban kekerasan
anak sebagai upaya untuk memberikan rasa aman kepada korban dan
untuk menggali kejadian sebenarnya yang dialami oleh korban,
sehingga pada saat proses persidangan apabila korban tidak berani
berbicara didepan pelaku maka konselor akan dapat mendampingi
korban untuk melakukan persidangan mengingat korban masih anak-
anak sehingga membutuhkan rasa aman untuk mengungkapkan
kejadian yang sebenarnya.

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan
Penetapan tujuan ini dilakukan agar pelaksanaan kegiatan
dapat terstruktur dan tercapai sesuai dengan yang direncanakan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat
penelitian, pemberian bantuan berupa bimbingan pribadi yang
diberikan pembimbing kemasyarakatan (PK) terhadap klien berbeda,
perbedaan itu sudah dapat dilihat pada 65 jenis pelanggaran atau
kasus pidana yang mereka lakukan seperti kasus kriminal, narkoba,
terorisme dll. Perlakuan yang menjadikan klien satu dengan yang lain
berbeda yaitu karena PK akan memberi rekomendasi yang berbeda
kepada semua klien tergantung kasus yang diperbuat, jika kasus yang
dilakukan sebuah kriminalitas maka akan diberikan bimbingan pribadi
oleh PK untuk penanganannya. Dengan begitu klien akan lebih
mudah untuk menerima bantuan yang diberikan oleh ahlinya dan
tentunya akan lebih cepat sembuh , begitu juga dengan klien kriminal
yang harus menjalani bimbingan pribadi di bapas akan lebih mudah
untuk kembali diterima ke masyarakat umum karena telah menjalani
bimbingan pribadi yang membuat klien sadar atau kembali mengenal
dirinya dan Tuhan-Nya. Pelaksanaan layanan bimbingan pribadi yang
dilakukan memiliki metode dan teknik yang sama. Metode yang
diberikan PK dapat dipahami dengan baik oleh klien sehingga klien
dapat menempatkan diri ketika menjalani bimbingan pribadi. Bentuk
penanganan terhadap korban kekerasan pada anak yaitu, Lembaga
Advokasi Perempuan Damar Bandar Lampung memberikan layanan
berupa advokasi hukum dan konseling sebagai layanan dalam
membantu korban kekerasan pada anak. 1. 2. Dalam hal ini konseling
diberikan kepada korban kekerasan anak sebagai upaya untuk
memberikan rasa aman kepada korban dan untuk menggali kejadian
sebenarnya yang dialami oleh korban, sehingga pada saat proses
persidangan apabila korban tidak berani berbicara didepan pelaku
maka konselor akan dapat mendampingi korban untuk melakukan
persidangan mengingat korban masih anak-anak sehingga
membutuhkan rasa aman untuk mengungkapkan kejadian yang
sebenarnya
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.radenintan.ac.id/4355/1/SKRIPSI.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/296476978.pdf
http://digilib.uin-suka.ac.id/1531/1/BAB%20I%2C%20BAB%20IV
%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Anda mungkin juga menyukai