Oleh:
Tiara Dhini Adhisti
05.1.4.16.0736
Oleh:
Tiara Dhini Adhisti
05.1.4.16.0736
Menyetujui
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui :
Yogyakarta Magclang
SP. MP
12000031001
Menyetujui
Penguji t,
b+;ctx:--
Ir. Koeswini Tri Ariani, M.S
NrP. I 95508 101985032004
Penguji II,
Penguji III,
hasil penelitian, pemikiran, dan pemaparan saya sendiri, tidak terdapat karya yang
dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
RIWAYAT HIDUP
Narto.
yakni pendidikan dasar di SDN 1 Gemolong, Kabupaten Sragen lulus pada tahun
MOTO
PERSEMBAHAN
Segala Puji dan Syukur hanya bagi Allah SWT yang senantiasa
memberikan Hidayah dan Petunjuk pada hambaNya dalam
menuntut ilmu, memahami dan mengamalkannya. Karya Tugas
akhir ini saya persembahkan kepada:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir (TA) dengan judul “Strategi
Ucapan terima kasih kepada Dr. Rajiman, S.P., M.P. selaku Pembimbing I
bimbingan selama penyusunan Laporan Tugas Akhir (TA). Ucapan terima kasih
Yogyakarta – Magelang.
Pertanian Berkelanjutan.
Laporan Tugas Akhir (TA) ini disadari masih banyak kekurangan. Diharapkan
(Penulis)
viii
ix
DAFTAR ISI
ix
x
x
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penyajian Hasil Pengumpulan Data Faktor Strategi Internal/IFAS
(Internal Strategic Factors Analysis Summary) .............................. 21
Tabel 2.2 Penyajian Hasil Pengumpulan Data Faktor Strategi Eksternal/EFAS
(Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) ........................... 23
Tabel 2.3 Matriks SWOT ................................................................................. 24
Tabel 2.4. Penentuan Skor Urgency, Seriousness, Growth (USG) .................. 26
Tabel 3.1 Tabulasi Data Daya Tarik Petani Milenial Terhadap Agribisnis ..... 34
Tabel 3.2 Tabel Faktor Strategi Internal/IFAS ................................................ 36
Tabel 3.3 Tabel Faktor Strategi Eksternal/EFAS............................................. 37
Tabel 3.4. Format Dasar Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal .................. 38
Tabel 3.5. Format Dasar Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal ............... 38
Tabel 3.6 Matriks SWOT ................................................................................. 40
Tabel 3.7. Format Dasar Urgency, Seriousness, dan Growth (USG) .............. 41
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 44
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk berdasarkan Klasifikasi Usia ............................. 45
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian ........................... 45
Tabel 4.4. Karakteristik Petani Berdasarkan Umur ......................................... 47
Tabel 4.5 Karakteristik Petani Berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir ...... 47
Tabel 4.6 Karakteristik Petani Berdasarkan Luas Lahan Garapan .................. 48
Tabel 4.7 Karakteristik Petani Berdasarkan Pengalaman Bertani ................... 49
Tabel 4.8. Karakteristik Petani Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan ........ 50
Tabel 4.9. Rekapitulasi Jawaban Kepastian ..................................................... 51
Tabel 4.10 Rekapitulasi Jawaban Variasi ........................................................ 52
Tabel 4.11. Rekapitulasi Jawaban Pengembangan Diri ................................... 53
Tabel 4.12. Rekapitulasi Jawaban Dorongan Keluarga ................................... 54
Tabel 4.13. Rekapitulasi Jawaban Pengembangan Diri ................................... 56
Tabel 4.14. Rekapitulasi Jawaban Meneruskan Pekerjaan Orang Tua ............ 57
xi
xii
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Matriks Internal Eksternal (IE) .................................................... 23
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir ........................................................... 24
Gambar 3.1 Skema Pengambilan Sampel ........................................................ 32
Gambar 3.2 Matriks Internal Eksternal (IE) .................................................... 39
Gambar 4.1. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya (Ha) .......................... 41
Gambar 4.2. Matriks IE ................................................................................... 65
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Daya Tarik Petani Milenial terhadap
Agribisnis ................................................................................... 99
Lampiran 2. Kisi-kisi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Agribisnis
Kelompok Petani Milenial .......................................................... 107
Lampiran 3. Kuesioner Daya Tarik Petani Milenial terhadap Agribisnis ....... 110
Lampiran 4. Kuesioner Faktor Internal dan Faktor Eksternal Agribisnis
Kelompok Petani Milenial .......................................................... 117
Lampiran 5. Karakteristik Responden ............................................................. 122
Lampiran 6. Tabulasi Hasil Kajian Daya Tarik ............................................... 125
Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Daya Tarik ................................... 129
Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Wawancara .................................................... 137
Lampiran 9. Tabulasi Hasil Rating Faktor Internal dan Faktor Eksternal ....... 139
Lampiran 10. Perhitungan Bobot Menggunakan Metode Paired Comparison 140
Lampiran 11. Sinopsis ..................................................................................... 142
Lampiran 12. Lembar Persiapan Menyuluh ..................................................... 144
Lampiran 13. Kuesioner Pre-Test dan Post-Test ............................................. 145
Lampiran 14. Media Penyuluhan Desain Pemberdayaan ................................ 150
Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan .............................................................. 151
xiv
xv
Intisari
Tiara Dhini Adhisti
Kajian bertujuan untuk merumuskan daya tarik petani milenial dalam melakukan
agribisnis, faktor internal dan faktor eksternal yang dihadapi kelompok petani
milenial dalam menjalankan agribisnisnya, serta merumuskan strategi prioritas
untuk mengembangkan agribisnis kelompok petani milenial. Kajian dilaksanakan
bulan Februari s.d. Mei 2020 di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Metode pengumpulan data adalah wawancara dan kusioner. Penentuan sampel
dilakukan secara sensus. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis
SWOT. Hasil kajian menunjukkan bahwa Matriks IFAS memiliki skor 2,711
dan matriks EFAS memiliki skor 2,932. Hasil skor digunakan untuk dasar
penyusunan alternatif strategi dengan alat analisis Matriks IE dan Matriks SWOT
dan menghasilkan enam alternatif strategi pengembangan agribisnis kelompok
petani milenial. Tahapan terakhir adalah penentuan prioritas strategi
menggunakan metode USG. Strategi yang masuk dalam tahap keputusan meliputi
empat strategi prioritas sesuai integrase horizontal, yakni pengembangan
pemasaran melalui digital marketing, peningkatan kemitraan pemasaran,
pengembangan sistem budidaya pertanian modern, dan pengembangan inovasi
pertanian alami/organik. Berdasarkan empat strategi ini terpilih satu startegi
prioritas yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan lebih dahulu oleh
kelompok petani milenial yakni pengembangan pemasaran melalui digital
marketing.
xv
DEVELOPMENT STRATEGY OF MILLENNIAL FARMER
GROUPS AGRIBUSINESS IN SLEMAN REGENCY SPECIAL
REGION OF YOGYAKARTA
ABSTRACT
Tiara Dhini Adhisti
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sektor pertanian adalah sumber daya generasi muda yang berkualitas. Diperlukan
sumber daya generasi muda yang berkualitas untuk menciptakan pertanian yang
Saat ini sumber daya manusia pertanian didominasi oleh petani yang
sudah berusia lanjut atau masuk usia yang tidak produktif. Data hasil Survei
Pertanian Antar Sensus (SUTAS) tahun 2018 merilis bahwa petani atau penduduk
yang memiliki usaha pertanian berusia milenial hanya sebesar 34,18%, sedangkan
petani yang berusia diatas 44 tahun sebesar 65,82%. Selain itu, berdasarkan
Badan Pusat Statistik (2018) generasi milenial yang bekerja pada lapangan usaha
tahun 2015-2017. Pada tahun 2015 jumlah generasi milenial yang bekerja pada
lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 25,78%, pada tahun
bahwa petani atau penduduk yang memiliki usaha pertanian berusia milenial di
2
berusia diatas 44th sebesar 83,14%. Jika petani milenial terus menurun, tentu
sektor pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta akan stagnan dan tidak mampu
bersaing dengan pertanian di wilayah lain atau bahkan akan semakin menghilang.
Hal ini kemungkinan akan terjadi karena di Daerah Istimewa Yogyakarta hanya
petani muda yang tanggap teknologi untuk terus bersaing di pasar nasional
maupun internasional. Selain itu, regenerasi petani muda dibutuhkan untuk dapat
Sehingga regenerasi petani muda menjadi sebuah hal yang cukup penting untuk
segera diatasi.
Penguatan Petani Milenial. Ciri petani milenial adalah petani yang tergolong ke
dalam usia milenial yaitu, 19 – 39, berjiwa milenial, tanggap teknologi digital,
Yoma, 2019).
Diperkirakan 29% dari Gross Domestic Product (GDP) bersumber dari sektor
2007). Apalagi ditangan petani milenial tentu agribisnis akan memiliki potensi
menjadi salah satu wilayah yang mendapat target untuk menciptakan kelompok
dan penguatan petani milenial. Diantara kedua kabupaten yang sudah terbentuk
pilihan yang diusahakan berupa budidaya hortikultura (cabai, timun baby, tomat,
petani milenial di Kabupaten Sleman yang baru terbentuk dan masih dalam
kelompok petani milenial belum berjalan secara baik, pemasaran belum luas, dan
agribisnis serta bagaimana daya tarik petani milenial untuk melakukan agribisnis.
B. Rumusan Masalah
melakukan agribisnis?
2. Apa saja faktor internal dan faktor eksternal yang dihadapi dalam
C. Batasan Masalah
Tahun 2019.
Yogyakarta.
6
D. Tujuan
adalah:
melakukan agribisnis.
E. Manfaat
1. Bagi mahasiswa merupakan proses belajar sebagai salah satu syarat untuk
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Agribisnis
a. Pengertian Agribisnis
dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran, dan beberapa aktivitas lain
dalam lingkup pertanian. Dituliskan pula bahwa agribisnis adalah suatu kegiatan
usaha yang meliputi satu atau lebih mata rantai produksi, pengolahan hasil, dan
Agribisnis berasal dari kata agri (agriculture) dan bisnis. Kata agri
adalah kata dari agriculture yang berarti pertanian dan kata bisnis yang memiliki
arti usaha komersial. Dari kedua kata tersebut agribisnis dapat diartikan sebagai
oleh kelompok penduduk dalam jumlah yang cukup besar. Makanan pokok
menyediakan bagian terbesar dari konsumsi energi total yang dihasilkan oleh
hubungan yang erat dengan kecukupan gizi dan tingkat ekonomi keluarga (Astuti,
2017).
8
manajemen dalam sebuah unit usaha pangan. Tiap-tiap subsistem memiliki sebuah
keterkaitan satu sama lain. Sistem agribisnis Kegiatan agribisnis sub sektor
dan (4) kegiatan jasa penunjang berupa kredit/modal, R&D, asuransi, konsultasi
dan coleren. Hortus artinya kebun dan coleren artinya usaha/budidaya tanaman
tingkatan perkembangan usaha mulai dari bentuk yang sangat sederhana dengan
modal yang rendah, sampai kepada bentuk usaha yang sangat modern yang padat
(Astuti, 2017).
masalah budidaya tanaman yang menghasilkan buah, sayuran, tanaman hias dan
bunga-bungaan, dan rempah-rempah serta bahan baku obat tradisional yang terdiri
dari beberapa mata rantai. Mata rantai sistem manajemen agribisnis hortikultura
(Astuti, 2017).
sebuah keterkaitan satu sama lain. Kegiatan agribisnis sub sektor hortikultura
meliputi : (1) Kegiatan pada subsistem sarana produksi meliputi penyediaan bibit,
perantara atau ke konsumen akhir; dan (4) kegiatan jasa penunjang berupa
(Astuti, 2017).
c. Komponen Agribisnis
sendiri bahan baku yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi. Diperlukan
adanya perencanaan pembelian, meliputi berapa bahan baku yang harus dibeli dan
10
berapa produk yang akan dihasilkan. Pembelian bahan baku khusus di Indonesia
dapat dilakukan dengan cara: (1) melakukan kontrak pembelian dengan petani
atau pihak lain; (2) melakukan kerjasama pengadaan bahan baku pertanian
penyimpanan bahan baku adalah sebagai berikut: (1) bahan baku dari produk
pertanian bersifat segar (perishable) dan sangat rawan disimpan untuk waktu yang
relatif lama. Ketika bahan baktu tersebut masih segar hendaknya segera dipakai
sebab bila tidak bahan baku akan segera rusak; (2) bahan baku produk pertanian
bersifat bulky (volume besar tetapi nilai kecil). Ini memerlukan tempat yang luas
atau besar sehingga biaya penyimpanan menjadi mahal. Bagi produk pertanian
bersifat bulky hendaknya produk tersebut segera dipakai; (3) dalam melakukan
manajemen stock hendaknya dilakukan teknik first in first out (bahan yang masuk
lebih awal sebaiknya dikeluarkan lebih awal pula) untuk menjaga agar barang
yang disimpan tidak rusak; (4) dalam manajemen stock untuk produk-produk
pertanian yang dipakai sebagai bahan baku produksi atau agroindustry ini
hendaknya harus diketahui berapa lama produk tersebut harus disimpan di gudang
sebab penyimpanan yang terlalu lama dan melebihi daya simpan akan membuat
produk tersebut rusak. Perlu diketahui bahwa setiap produk pertanian mempunyai
daya simpan yang berbeda-beda; dan (5) manajer gudang atau manajer pembelian
c) Persediaan
satu unsur yang paling penting dalam operasi yang secara kontinyu diperoleh dan
disampaikan kepada konsumen. Persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku
2) Subsistem Produksi
menghasilkan bahan setengah jadi atau barang jadi digunakan istilah pengolahan
12
sebagai agroindustry. Hal ini karena agroindustry atau pengolahan hasil pertanian
merupakan bagian dari sistem agribisnis off farm. Agroindustri dapat diartikan
sebagai industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian dan sebagai
4) Subsistem Pemasaran
perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat, dan guna bentuk
tata ruang, serta kebijakan lainnya). Aspek yang diamati dalam kelembagaan
adalah peran atau kontribusi serta jenis pembinaan yang dilakukan (Setyawati,
2012).
dan distribusi, koperasi, lembaga pendidikan formal dan non formal, lembaga
2. Generasi Milenial
Karl (1923), generasi milenial adalah mereka yang lahir dalam rentang
tahun 1980 sampai dengan 2000 (BPS, 2018). Milenial adalah sebutan untuk
generasi muda di zaman sekarang yang identik dengan manusia modern, kekinian,
dan menyukai apa saja yang berbau teknologi canggih. Generasi milenial hadir di
antara lain berusia 19-39 tahun, berjiwa milenial dan adaptif terhadap teknologi
(2002) dalam Putra (2016) ciri-ciri generasi Y atau yang biasa disebut milenial
meliputi:
15
menjadi lapangan usaha utama yang banyak menyerap tenaga kerja, namun
dengan proporsi yang berbeda antara ketiga generasi (generasi baby boom +
veteran, generasi X, dan generasi milenial). Generasi Baby Boom dan Veteran
masih menduduki posisi paling tinggi yang bekerja pada lapnagan usaha pertanian
disebabkan oleh beberapa faktor baik dalam diri seseorang maupun dari luar diri
16
terhadap suatu kegiatan atau objek. Menurut Bavister (2003) dalam Anshar
(2016) terdapat dua faktor yang mempengaruhi daya tarik seseorang, yaitu:
a. Ketertarikan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Ketertarikan timbul
karena adanya pemenuhan kebutuhan dasar pada generasi muda. Robbins (1999)
1) Kepastian
aman, dan jaminan terhadap sesuatu atau keberlangsungan hidup serta kepastian
dalam segala hal. Generasi muda membutuhkan kepastian untuk hidup tenang dan
merasa aman serta terhindar dari hal-hal yang menyakitkan. Kepastian keuangan,
2) Variasi
kebutuhan untuk kita berubah secara fisik dan mental. Kejutan, suprise adalah hal-
hal yang membuat hidup tidak menoton, membuat bergairah dan merasakan
sensasi yang berbeda dari keseharian kita. Selain itu juga variasi adalah kebutuhan
untuk melakukan petualangan, melakukan hal baru, serta memiliki dinamika dan
tantangan dalam hidupnya. Tidak hanya menjalani aktivitas yang itu saja.
17
lebih baik. Wujud pengembangan diri pada generasi muda adalah dengan belajar
b. Dorongan
yang mendesak atau support dalam hal positif dari dalam diri seseorang maupum
dari luar atau lingkungan sekitar. Hall (2003) menjelaskan bahwa dorongan itu
berakibat berbahaya bagi kehidupan orang tersebut maka akan menjadi daya tarik
di sektor pertanian menghasilkan temuan bahwa para generasi muda yang bekerja
di sektor pertanian didorong oleh (1) Keluarga, (2) Kondisi yang terhimpit, (3)
Banyuasin menunjukan bahwa peran pemuda dalam usahatani padi yaitu meliputi
18
penyiangan dan perlindungan hama dan penyakit tanaman, serta pemuda berperan
dalam pasca panen. Jadi dari hasil penelitian ini pemuda memiliki peran yang
banyak. Alasan pemuda ikut berperan dalam usahatani padi diantaranya karena
kerja yang bagus, meneruskan pekerjaan orang tua, minimnya lapangan kerja
4. Konsep Strategi
Learned dkk (1965) dalam Rangkuti (2017) strategi merupakan alat untuk
5. Analisis SWOT
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling popular untuk analisis
internal maupun eksternal dapat mengindikasikan adanya kebutuhan dari misi dan
(Kasymir, 2018).
a) Kekuatan (Strength)
tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki
ketrampilan, dan berbeda dengan produk lain sehingga dapat membuat lebih kuat
b) Kelemahan (Weakness)
(Kasymir, 2018).
21
suatu usaha bisa terlihat pada beberapa aspek. Seperti sarana dan prasarana yang
pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau
kurang diminta oleh pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang rendah
(Kasymir, 2018).
tahap selanjutnya adalah membuat dan menyusun Tabel IFAS (Internal Strategic
2017).
((Internal Strategic Factors Analysis Summary) terdapat pada Tabel 2.1 sebagai
berikut.
Kelemahan
a) Peluang (Opportunity)
dengan perusahaan lain, yakni peluang. Peluang adalah berbagai hal dan situasi
yang merupakan salah satu sumber peluang (Kasymir 2018; Hidayati 2018).
b) Ancaman (Threats)
dalam perusahaan dan jika tidak segera diatasi akan menjadi penghambat bagi
perusahaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang.
pemasok, perubahan teknologi, serta peraturan baru atau peraturan yang direvisi
Ancaman
b. Tahap Analisis
model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih detail (Rangkuti,
2017).
2) Matriks SWOT
matriks SWOT ini menggunakan data yang diperoleh dari Tabel IFAS dan EFAS
(Rangkuti, 2017). Gambar matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut
ini:
a) Strategi SO
besarnya.
b) Strategi WO
c) Strategi ST
d) Strategi WT
c. Tahap Keputusan
Menurut Kamaluddin dkk (2018), USG adalah salah satu alat untuk
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Pengertian
1) Urgency
diselesaikan maka semakin tinggi tingkat urgensi masalah tersebut. Contoh: kasus
perdarahan lebih urgen untuk ditangani terlebih dahulu jika dibandingkan dengan
patah tulang.
2) Seriousness
sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap
kekurangan kalori protein pada balita jauh lebih serius jika dibandingkan dengan
3) Growth
Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi
B. Kerangka Berpikir
yang diterima oleh Kabupaten Sleman kini menjadi sebuah potensi pertanian di
dalam perkembangannnya.
kelompok belum berjalan secara baik, pemasaran belum luas, dan sebagian besar
dan faktor eksternal sub system agribisnis dan secara khusus dipengaruhi oleh
daya tarik petani milenial sendiri berupa ketertarikan dan dorongan untuk
mengembangkan agribisnis.
(Opportunities and Threats) dari faktor internal dan faktor eksternal yang dimiliki
Keberlanjutan Pertanian
C. Definisi Operasional
lingkup pertanian.
3. Petani milenial adalah petani yang berusia 19-39 tahun, berjiwa milenial,
oleh perusahaan
mendatang
BAB III
METODE KAJIAN
Kegiatan kajian ini dilakukan pada bulan Februari 2020 sampai dengan
Yogyakarta.
Berikut uraian alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan kajian
penelitian ini:
1. Alat
Alat yang digunakan dalam kajian penelitian Tugas Akhir (TA) yaitu
Alat tulis kantor untuk melakukan pencatatan, kamera smartphone, laptop, dan
printer.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam kajian ini yaitu data primer berupa hasil
petani milenial dengan jumlah peserta terbanyak yakni 34 petani milenial pada
bulan Oktober 2019 (Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman,
2019).
2. Karakteristik Populasi
atau sampling total. Menurut Sugiyono (2019) menyatakan bahwa metode sensus
atau sampling total adalah teknik penentuan sampel bila seluruh anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Skema pengambilan sampel dapat dilihat pada gambar
3.1 berikut :
32
E. Pengambilan Data
Adapun jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam kajian ini adalah
sebagai berikut:
a. Data Primer
responden. Jenis data primer berupa hasil kuesioner dan wawancara dengan
responden.
b. Data Sekunder
dan menganalisa data-data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan kajian
33
seperti BPS (Badan Pusat Statistik), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Yogyakarta Magelang.
metode:
F. Analisis Data
untuk mendeskripsikan tabulasi data daya tarik petani milenial untuk melakukan
agribisnis dan yang diperoleh melalui Analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari agribisnis kelompok petani
1. Tabulasi Data
agar tidak terjadi kesalahan. Tabulasi data dilakukan untuk merekapitulasi seluruh
data kuisioner daya tarik petani milenial terhadap agribisnis yang diperoleh untuk
Tabel 3.1. Tabulasi Data Daya Tarik Petani Milenial Terhadap Agribisnis
No Pilihan Soal Pernyataan Jumlah Presentase %
Daya Tarik
1 A
B
Sumber: Rangkuti, 2017
2. Analisis SWOT
dalam matriks Faktor Strategi Interal (IFAS) dan matriks Faktor Strategi Eksternal
suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk
mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan
(semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
kelompok industry yang sama. Dibawah ini adalah contoh Tabel IFAS.
suatu tabel EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk
b) Beri bobot maisng-masing faktor falam kolom 2 mulai dari 1,0 (sangat
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya
kelompok industri yang sama. Dibawah ini adalah contoh Tabel EFAS
menggunakan metode Paired Comparison dari hasil penentuan rating. Skala yang
digunakan untuk menentukan bobot setiap faktor adalah 0, 1, dan 2 (Kinnear dan
Berikut adalah format dasar penilaian bobot faktor strategi internal dan
b. Tahap Analisis
IFAS
Kuat Rata-rata Lemah
4,00 3,00 2,00 1,00
I II III
Tinggi Growth Growth Retrenchement
Konsentrasi
Konsentrasi melalui
melalui integrasi Turnaround
integrasi vertikal
EFAS 3,00 horizontal
IV V VI
Sedang Stability Growth Retrenchement
2,00 Hati-hati Stability Divestment
VII VIII IX
Rendah Growth Growth Retrenchement
Diversifikasi
1,00 Diversifikasi Konsentrik Likuidasi
Konglomerat
Gambar 3.2. Matriks Internal Eksternal (IE)
dekelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu kuat (nilai skor 3,0 – 4,00), rata-
a) Growth strategy, strategi ini dilakukan apabila skor EFAS dan IFAS
b) Stability strategy, strategi ini dilakukan apabila skor EFAS dan IFAS
2) Matriks SWOT
matriks SWOT ini menggunakan data yang diperoleh dari Tabel IFAS dan EFAS
(Rangkuti, 2017). Gambar matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 3.6. berikut:
c. Tahap Keputusan
prioritas strategi yang tepat adalah menggunakan metode USG. Metode USG ini
dan Growth. Format dasar USG dapat diilustrasikan pada tabel 3.7. berikut ini.
41
1
2
3
4
5
BAB IV
A. Gambaran Umum
Tengah
Tengah
berkisar antara <100 sd >1000m dari permukaan laut. Wilayah di bagian selatan
merupakan dataran rendah yang subur, sedangkan bagian utara sebagian besar
merupakan tanah kering yang berupa ladang dan pekarangan, serta memiliki
permukaan sedikit miring ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung
musim hujan antara bulan November – April sedangkan untuk musim kemarau
2. Keadaan Pertanian
Kabupaten Sleman meliputi lahan sawah, tegal, pekarangan, dan lainnya dengan
G
a Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya (Ha)
m
b
a
r 32%
39%
4
.
1
. 8%
L 21%
u
a
Sawah Tegal Pekarangan Lainnya
s
Kabupaten Sleman adalah sebagai lahan sawah pertanian yakni 39% dari 57.482
3. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.
yakni sebesar 50,42% dengan jumlah 595.158 jiwa. Hal ini diharapkan laki-laki
dapat menjadi penerus keberlanjutan pertanian di masa yang akan datang karena
memang pembagian kerja dalam usaha tani masih didominasi oleh laki-laki.
penduduk umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk yang belum
yang produktif, dan kelompok penduduk umur 64 tahun ke atas sebagai kelompok
Sleman bekerja pada sektor pertanian yakni sebanyak 127.205 jiwa atau sebesar
menjadikan pertanian sebagai pekerjaan yang utama. Tentu keadaan ini akan
B. Hasil Kajian
milenial yang merupakan output dari Bimtek Pertumbuhan dan Penguatan Petani
Pada kajian ini karakteristik petani responden dapat dilihat dari aspek
umur, pendidikan formal terakhir, luas lahan garapan, pengalaman bertani, dan
a. Umur Petani
kelompok penduduk umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk yang
penduduk yang produktif, dan kelompok penduduk umur 64 tahun ke atas sebagai
berusia produktif karena batasan penelitian adalah petani milenial berusia 19-39
tahun. Menurut Mardikanto (2009) bahwa semakin tua umur seseorang biasanya
dimiliki oleh petani milenial akan menjadi sebuah kekuatan kelompok untuk
mengembangkan agribisnis.
tinggi. Menurut Putri (2013) sumber daya manusia yang berkualitas dapat dicapai
yang tinggi dan strategis dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia.
pikir petani dalam mengelola usaha tani. Pendidikan yag relatif tinggi
pendidikan formal tinggi akan lebih mudah dalam menanggapi inovasi atau isu
c. Luas Lahan
Lahan pertanian merupakan aset penting yang dimiliki petani dan sangat
menentukan peluang berusaha bagi dirinya. Luas lahan garapan dalam kajian ini
Hermanto (1991) luas lahan dibagi menjadi lahan luas (>2 ha), lahan sedang (0,5
ha -2 ha) dan lahan sempit (<0,5 ha). Sebaran responden berdasarkan luas lahan
Berdasarkan Tabel 4.6. dapat dilihat bahwa luas lahan garapan petani
responden 100% termasuk dalam kategori lahan yang sempit (<0,5 ha). Kondisi
49
lokasi usaha yang sempit bukan menjadi sebuah kendala untuk mengembangkan
memiliki lahan yang lebih luas cenderung tingkat adopsi terhadap suatu inovasi
akan lebih tinggi dari pada petani dengan kepemilikan lahan yang lebih sempit.
d. Pengalaman Bertani
kurang dari 5 tahun, antara 5-10 tahun, dan lebih dari 10 tahun. Sebaran data
pengalaman bertani kurang dari 5 tahun, dan 41% responden yang lain memiliki
yang kurang dari 10 tahun disebabkan karena memang responden berusia milenial
50
bahwa seseorang yang telah berpengalaman dalam melakukan usaha tani lebih
lama akan lebih terampil dan cenderung menghasilkan suatu hasil yang lebih baik
berdasarkan status kepemilikan lahan diurakan pada Tabel 4.8. sebagai berikut :
milenial sebesar 47% adalah lahan milik sendiri, 41% responden menyatakan
bahwa lahan usaha kelompok adalah lahan sewa, dan 12% responden menyatakan
bahwa lahan usaha kelompok adalah lahan bagi hasil. Dengan kondisi mayoritas
kepemilikan lahan kelompok petani milenial adalah milik sendiri tentu ini akan
2. Analisis Data
agribisnis dan yang kedua adalah identifikasi faktor internal dan faktor eksternal
agribisnis kelompok petani milenial yang kemudian kedua tahap identifikasi ini
data dari kedua tahapan akan diuraikan pada bahasan dibawah ini.
1) Ketertarikan
Sleman untuk melakukan agribisnis ditinjau dari 3 aspek yakni kepastian, variasi,
dan pengembangan diri yang masing-masing digali dari sisi subsistem agribisnis.
a) Kepastian
untuk melakukan agribisnis ditinjau dari 5 sub sistem agribisnis. Berikut adalah
penanganan pasca panen produk segar, 71% karena adanya kepastian permintaan
terhadap produk pertanian, dan 68% tertarik melakukan agribisnis karena adanya
lapangan.
b) Variasi
Penentuan komponen variasi untuk mengetahui daya tarik petani milenial dalam
melakukan agribisnis ditinjau dari 5 sub sistem agribisnis. Berikut adalah hasil
produk pertanian bervariasi, dan 62% tertarik melakukan agribisnis karena bentuk
c) Pengembangan Diri
tarik petani milenial dalam melakukan agribisnis ditinjau dari 5 sub sistem
Sleman terhadap agribisnis ditinjau pada aspek pengembangan diri dari subsistem
menjadi lebih berkembang, 56% karena adanya permintaan produk pertanian yang
berkembang, dan 65% tertarik melakukan agribisnis karena bekerja sama dengan
2) Dorongan
a) Dorongan Keluarga
petani milenial dalam melakukan agribisnis ditinjau dari 5 sub sistem agribisnis.
Sleman untuk melakukan agribisnis ditinjau dari aspek dorongan keluarga dalam
hal subsistem agribisnis. Dari aspek dorongan keluarga pada tabel diatas
melakukan agribisnis karena adanya dukungan keluarga dalam hal bahan baku,
pemberian bantuan dalam hal penanganan pasca panen produk segar, 59%
b) Kondisi Terpaksa
milenial dalam melakukan agribisnis ditinjau dari 5 sub sistem agribisnis. Berikut
untuk melakukan agribisnis ditinjau dari aspek keadaan terpaksa dalam hal
subsistem agribisnis. Dari aspek keadaan terpaksa pada tabel diatas menunjukkan
karena keinginan dari diri sendiri, 82% menyatakan tidak dalam keadaan terpaksa
dalam melakukan sub sistem sarana produksi, 71% menyatakan tidak dalam
kondisi terpaksa dalam hal sub sistem produksi, 85% menyatakan tidak dalam
kondisi terpaksa dalam hal sub sistem pengolahan hasil, 85% menyatakan tidak
dalam kondisi terpaksa dalam hal sub sistem pemasaran, dan 79% menyatakan
tidak dalam kondisi terpaksa dalam hal sub sistem lembaga penunjang.
pekerjaan orangtua untuk mengetahui daya tarik petani milenial dalam melakukan
agribisnis ditinjau dari 5 sub sistem agribisnis. Berikut adalah hasil rekapitulasi
pekerjaan orang tua dalam hal subsistem agribisnis. Dari aspek dorongan
meneruskan pekerjaan orang tua pada tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas
karena memang merintis usaha dibidang pertanian sendiri dari nol, 56%
menyatakan tidak meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal sarana produksi,
50% menyatakan tidak meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal produksi
agribisnis, 62% menyatakan tidak meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal sub
sistem pengolahan hasil, 59% menyatakan tidak meneruskan pekerjaan orang tua
dalam hal sub sistem pemasaran, dan 56% menyatakan tidak meneruskan
b. Analisis SWOT
dimulai dari penentuan faktor internal dan eksternal melalui wawancara dengan
penyusunan strategi sesuai dengan analisis faktor internal dan eksternalnya. Dari
Strengths dan Weakness serta faktor eksternal berupa Opportunities dan Threats
dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil dari tabulasi penentuan rating tiap-tiap faktor
pada Lampiran 9 dan Lampiran 10. Berikut ini akan disajikan hasil analisis data
Internal Eksternal (IE) dalam bentuk tabel, serta tabel penentuan prioritas strategi
kelemahan apa saja yang dimiliki oleh kelompok petani milenial di Kabupaten
milenial yang tergabung dalam 8 kelompok petani milenial yang telah mengikuti
a) Kekuatan (Strengths)
- Kekuatan pertama yang memiliki bobot 0,134 dan rating 4 yaitu ada pada
kondisi petani milenial yang sudah mengerti bagaimana kondisi bahan baku
usaha pertanian yang baik. Kondisi bahan baku yang baik yakni seperti
penggunaan benih yang bersertifikat dan tidak rentan terhadap OPT, pupuk
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman, serta bagi petani milenial
yang melakukan usaha pengolahan hasil kondisi bahan baku yang baik adalah
- Kekuatan yang kedua adalah sumber modal berasal dari swadaya dan bantuan
dari dinas terkait dengan bobot 0,084 dan rating 3. Modal yang berasal dari
serta adanya bantuan dari dinas terkait sebagai bentuk bantuan untuk
- Kekuatan yang ketiga adalah petani milenial sudah mengerti kondisi lokasi
usaha pertanian yang baik dengan bobot 0,083 dan rating 3. Kondisi lokasi
usaha pertanian yang baik adalah yang strategis, akses mudah, dekat dengan
usahanya.
61
- Kekuatan yang kelima adalah kondisi lokasi usaha strategis dengan bobot
0,076 dan rating 3. Kondisi lokasi usaha kelompok petani milenial saat ini
aksesnya mudah, dekat dengan jalan raya, dekat dengan pasar dan lokasi
bahan baku.
- Kekuatan yang ketujuh ada pada bahan baku yang selalu tersedia dengan
bobot 0,066 dan rating 3. Hal ini sesuai dengan pernyataan petani milenial
bahwa mereka tertarik pada agribisnis karena adanya kepastian bahan baku
dengan rating 2. Permodalan lancar artinya belum ada masalah yang cukup
b) Kelemahan
- Kelemahan pertama adalah tenaga kerja ahli di wilayah sekitar lokasi usaha
kurang tersedia dengan bobot 0,059 dan rating 2. Tenaga kerja ahli disekitar
62
kurang tersedia apalagi saat musim tanam bersamaan, selain itu saat ini sudah
sederhana dengan bobot 0,057 dengan rating 2. Proses produksi masih dengan
gembor, dll.
lebih cepat.
manajemen usaha yang baik dan sesuai dengan bobot 0,051 dan rating 2.
Ancaman
1. Bantuan sarana produksi untuk kelompok Belum bisa memenuhi kebutuhan
0,098 2 0,196
petani milenial dari dinas terkait terbatas kelompok
2. Harga produk pertanian fluktuatif Belum ada kebijakan tentang
0,096 2 0,192
harga produk pertanian
3. Proses kerjasama dengan lembaga Perlu melengkapi persyaratan
0,081 2 0,162
penunjang membutuhkan waktu lama dan proses survey lokasi usaha
4. Pelatihan tentang inovasi pertanian untuk Pelatihan yang diberikan masih
petani milenial dari dinas terkait terbatas berupa pelatihan dasar seperti
manajemen, motivasi bertani, dan
0,081 2 0,162
yang berkaitan dengan proses
budidaya hingga pasca panen
secara umum
Total 1 2,932
Sumber : Olahan Data Primer Tahun 2020
64
a) Peluang
program kelompok petani milenial dengan bobot 0,180 dan rating 4. Bentuk
- Peluang kedua adalah penyuluh dan dinas terkait sudah pernah memberikan
lembaga pemasaran.
- Peluang yang ketiga adalah penyuluh dan dinas setempat sudah memberikan
pertanian dengan bobot 0,095 dan rating 3. Ini sebuah peluang bagi kelompok
- Peluang yang keempat adalah permintaan produk pertanian selalu ada dengan
bobot 0,092 dan rating 3. Permintaan produk pertanian selalu ada karena
- Peluang yang kelima adalah kebijakan sarana produksi yang ada belum
saat ini dengan bobot 0,085 dan rating 3. Kebijakan sarana produksi seperti
pembelian pupuk harus melalui kelompok tani bukan sebuah ancaman karena
bobot 0,067 dengan rating 3. Pesaing produk serupa dengan kelompok petani
- Peluang ketujuh adalah akses lembaga penunjang mudah dengan bobot 0,061
dengan rating 3. Akses lembaga penunjang mudah karena bisa diakses via
b) Ancaman
milenial dari dinas terkait terbatas dengan bobot 0,098 dan rating 2. Bantuan
- Ancaman kedua adalah harga produk pertanian fluktuatif dengan bobot 0,096
dan rating 2. Kebijakan mengennai harga produk pertanian yang stabil belum
ada sehingga setiap panen raya harga produk pertanian cenderung menurun.
waktu lama dengan bobot 0,081 dan rating 2. Proses kerjasama dengan
milenial dari dinas terkait terbatas dengan bobot 0,081 dan rating 2. Pelatihan
bertani, dan yang berkaitan dengan proses budidaya hingga pasca panen
3) Matriks IE
Berdasarkan total dari penilaian IFAS dan EFAS yang dilakukan pada
dan hasil perhitungan EFAS sejumlah 2,932 termasuk dalam kategori sedang.
Dari hasil perolehan tersebut menunjukkan bahwa titik temu berada pada sel V
saat ini dalam kondisi pertumbuhan. Berikut adalah gambaran dari perhitungan
IFAS
Kuat Rata-rata Lemah
4,00 3,00 2,00 1,00
I II III
Tinggi Growth Growth Retrenchement
Konsentrasi
Konsentrasi melalui
melalui integrasi Turnaround
integrasi vertikal
EFAS 3,00 horizontal
IV V VI
Sedang Stability Growth Retrenchement
2,00 Hati-hati Divestment
VII VIII IX
Rendah Growth Growth Retrenchement
Diversifikasi
1,00 Diversifikasi Konsentrik Likuidasi
Konglomerat
Gambar 4.2. Matriks IE
yang lain, meningkatkan jenis produk serta jasa. Selain itu perusahaan yang
berada pada sel ini juga dapat memperluas pasar, fasilitas produksi, dan teknologi.
4) Matriks SWOT
matriks IFAS dan EFAS dilakukan penilaian keadaan perusahaan sesuai dengan
peluang yang dimiliki oleh kelompok petani milenial. Strategi yang pertama yaitu
pertanian yang selalu ada apalagi saat ini masyarakat sudah banyak yang melek
kekuatan lokasi usaha yang strategis dan kelompok sudah memiliki lembaga
penunjang dari penyuluh dan dinas terkait serta mudahnya akses lembaga
ancaman yang dihadapi oleh kelompok petani milenial. Strategi ST yang dibuat
ancaman berupa harga produk pertanian yang fluktuatif dan terbatasnya pelatihan
dengan produk pertanian pada umumnya serta mampu meningkatkan harga jual
apalagi saat ini masyarakat sudah sadar akan pentingnya produk organik.
dengan memanfaatkan peluang yang ada bagi kelompok petani milenial. Strategi
untuk memanfaatkan peluang berupa permintaan produk pertanian yang selalu ada
dan dukungan dari pemerintah daerah untuk program kelompok petani milenial
guna mengatasi kelemahan berupa manajemen usaha yang kurang baik dan
penyuluh dan dinas setempat serta permintaan produk pertanian yang selalu ada
petani milenial untuk menghindari ancaman yang ada. Alternatif strategi yang
dibuat adalah pelatihan sistem pertanian modern untuk mengatasi masalah alat
produksi yang masih sederhana dan tenaga kerja ahli yang kurang tersedia di
5) Tahap Keputusan
keputusan ini merupakan tahap terakhir untuk menentukan strategi prioritas yang
Sleman saat ini. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini adalah dengan
SDM yang masih milenial dan tanggap teknologi yang sudah pernah mendapatkan
permintaan produk pertanian yang selalu ada dan menghindari ancaman harga
C. Pembahasan
Chandler (1962) dalam Rangkuti (2017) bahwa strategi merupakan alat untuk
Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dari agribisnis
kekuatan serta kelemahan agribisnis kelompok petani milenial. Faktor yang lain
adalah faktor eksternal meliputi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman
Strategi secara khusus juga dipengaruhi oleh daya tarik petani milenial di
Kabupaten Sleman untuk melakukan agribisnis. Daya tarik dalam kajian ini
seperti yang dikemukakan Bavister (2003) dalam Anshar (2016) bahwa terdapat
dua faktor yang mempengaruhi daya tarik seseorang yakni ketertarikan dan
milenial tertarik dan terdorong untuk melakukan agribisnis yang ditinjau dari sub
sistemnya.
adalah karena adanya kepastian tersedianya bahan baku. Dari hasil kajian
dilapangan petani milenial menyatakan bahwa saat ini sudah banyak toko-toko
Astuti (2017) yang menyatakan bahwa pada dasarnya ketersediaan bahan baku
produksi. Selain adanya kepastian bahan baku, menurut petani milenial saat ini
kepastian tersedianya lokasi usaha pertanian juga masih ada. Petani milenial
pertanian. Tidak melulu lokasi usaha dalam bentuk sawah yang luas, tetapi lahan
pekarangan juga bisa, dan lahan sempit pun bisa untuk digunakan sebagai usaha
pertanian. Seperti pada pendapat Nur’aini (2017) bahwa dengan lahan yang
terbatas tetap bisa dilakukan untuk budidaya pertanian dengan sistem vertikal.
73
Kabupaten Sleman merasa bahwa penanganan pasca panen lebih mudah daripada
melakukan pengolahan hasil karena penanganan pasca panen produk segar tidak
produk pertanian. Selain itu petani milenial tertarik untuk melakukan agribisnis
Kabupaten Sleman meyakini bahwa permintaan produk pertanian akan selalu ada
karena pangan merupakan kebutuhan pokok manusia setiap harinya, seperti yang
cukup tinggi di pasar dalam negeri. Alasan kepastian yang lain adalah kepastian
sehingga sudah pasti sangat mudah untuk bekerja sama dengan lembaga penyuluh
pertanian lapangan setempat. Hal ini sesuai dengan pendapat Purnomo (2008)
bervariasi sehingga mereka tertarik untuk melakukan agribisnis. Hal ini karena
produksi pertanian bisa dibuat lebih santai dan bisa sebagai bentuk untuk terus
menjalin sosial dengan tenaga produksi. Lain halnya dengan penanganan pasca
panen, penanganan pasca panen produk pertanian segar dapat bervariasi dalam hal
milenial di Kabupaten Sleman sadar bahwa keuntungan dari usaha pertanian tidak
selalu banyak tetapi dapat dipastikan akan selalu untung apalagi jika usaha yang
Diperkirakan 29% dari Gross Domestic Product (GDP) bersumber dari sektor
agribisnis. Selain itu dilihat dari bentuk kerjasama penyuluh pertanian lapangan
penyuluhan yang berkaitan dengan pertanian dengan berbagai macam tema sesuai
kebutuhan petani.
yang dapat menjadi sarana pengembangan diri. Melalui penyediaan bahan baku,
petani milenial merasa akan semakin banyak belajar tentang bagaimana bahan
baku pertanian yang baik dan sesuai dengan kebutuhan sehingga petani milenial
petani milenial merasa akan semakin banyak belajar tentang bagaimana proses
75
pertanian lebih sulit daripada penanganan pasca panen, karena dengan melakukan
semakin semangat dalam menjalankan usahanya lebih baik lagi. Melalui berbagai
Alasan-alasan diatas adalah hasil dari kajian daya tarik dari sisi
ketertarikan, sedangkan dari sisi dorongan meliputi adanya dukungan dan bantuan
penyediaan bahan baku, lokasi usaha pertanian, bantuan penanganan pasca panen
produk segar, promosi produk pertanian, dan bantuan menjalin kerjasama dengan
memang tersedianya lapangan pekerjaan hanya itu tetapi karena petani milenial
yang paling menguntungkan dan setiap prosesnya tidak tergantung pada orang
lain. Petani milenial juga berpendapat bahwa agribisnis minim akan resiko,
agribisnisnya bukan atas dasar meneruskan pekerjaan orang tua sebagai petani
tetapi memang usahanya sudah dirintis sendiri dari awal. Beberapa ada yang
atau sebesar 56,5% tidak meneruskan pekerjaan orang tua. Petani milenial lebih
orang tua tidak sesuai dengan keinginan petani milenial, begitu pula dengan
dengan komoditas hortikultura dan beberapa ada yang sudah melakukan dengan
milenial dilihat dari hasil daya tarik petani milenial untuk melakukan agribisnis
dan juga dari hasil faktor internal serta eksternal yang dihadapi kelompok petani
tersebut kemudian dipilih analisis SWOT sebagai alat untuk merumuskan strategi-
77
SWOT adalah suatu alat untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis
agribisnis kelompok petani milenial berupa kekuatan dan kelemahan serta faktor
anggota kelompok petani milenial. Setelah hasil faktor internal dan faktor
paired comparison. Dari analisis data didapatkan skor total IFAS sebesar 2,711
sedangkan skor total EFAS sebesar 2,932. Hasil IFAS dan EFAS digunakan untuk
diketahui bahwa posisi agribisnis kelompok petani milenial berada pada sel V
yakni pada tahap Grwoth. Seperti yang dikemukakan Rangkuti (2017) bahwa sel
horizontal bisa berupa suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara
membangun usaha di lokasi yang lain, meningkatkan jenis produk serta jasa,
faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kelompok serta peluang dan
ancaman yang dihadapi kelompok petani milenial. Tidak hanya itu penyusunan
strategi juga didasarkan atas hasil dari daya tarik petani milenial untuk melakukan
agribisnis.
agribisnis kelompok petani milenial. Dari keenam strategi tersebut terpilih empat
agribisnis kelompok petani milenial saat ini berada pada sel V yang mana
pertama adalah berupa pengembangan jasa atau produk yang sesuai dengan
sistem budidaya pertanian modern. Dari empat strategi prioritas ini kemudian
dilakukan tahap keputusan untuk menentukan strategi prioritas yang paling tepat.
melalui digital marketing. Strategi ini merupakan strategi SO yang mana bentuk
dari strategi untuk memperluas pasar seperti pendapat Rangkuti (2017) bahwa
pada sel V perlu dilakukan strategi horizontal salah satunya memperluas pasar.
79
Strategi ini dianggap penting karena saat ini kondisi agribisnis petani milenial
bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki yakni tanggap teknologi dan sudah
mengenal pemasaran digital sebagai petani yang milenial. Strategi ini dapat
luas dalam kondisi revolusi industri 4.0. Seperti pendapat Kilmanun dan Astuti
tidak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa
teknologi. Selain itu Kilmanun dan Astuti (2019) juga menyatakan bahwa salah
digital. Pemasaran digital dan konsumen cerdas yang melek digital akan
membeli produk baik untuk memilih produk maupun menelusuri asal-usul produk.
saat ini sesuai dengan kebutuhan dari kelompok petani milenial di Kabupaten
Sleman.
BAB V
DESAIN PEMBERDAYAAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
dimiliki Kabupaten Sleman ditengah krisisnya minat petani muda untuk bekerja di
petani dengan rentang usia 19-39 tahun, tanggap teknologi, dan berjiwa milenial.
(olahan singkong).
Berdasarkan hasil kajian dari sisi daya tarik petani milenial didapatkan
Sedangkan dari faktor internal dan faktor eksternal agribisnis kelompok petani
hasil matriks internal eksternal diperoleh bahwa posisi usaha agribisnis kelompok
petani milenial berada pada sel V yang artinya Growth Strategy, yakni
cara membangun usaha di lokasi yang lain, meningkatkan jenis produk serta jasa,
Sleman, diperoleh satu strategi prioritas yakni strategi untuk memperluas pasar
melalui digital marketing. Strategi prioritas tersebut dipilih untuk menjadi bahan
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Instagram Bisnis.
4. Manfaat
B. Rencana Pelaksanaan
2. Materi
a. Aspek Teknis
berkenaan dengan proses dan teknis pengoperasian pemasaran online, yang secara
1) Pemasaran Online
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai produk barang atau jasa dalam
penduduk di Indonesia telah menggunakan internet dan salah satu manfaat yang
diambil masyarakat dari internet adalah sebagai media pencarian informasi produk
dan belanja online. Selain peluang ini, pemasaran menggunakan media online
83
2) Google Bisnis
Google Bisnisku adalah fitur untuk pemilik bisnis yang berguna untuk
Dari nama bisnis, alamat perusahaan, nomor telepon perusahaan, alamat email
pelanggan.
rumit, seperti:
- Anda bisa memilih untuk menerima newsletter dari Google atau tidak.
Google Bisnisku penting untuk melindungi bisnis Anda dari pihak tidak
selesai.
3) Instagram Bisnis
media pemasaran online. Instagram bisnis adalah media social yang menampilkan
- Setelah terinstal, pilih menu “sign up” dan dilanjutkan dengan mengisi
dan alamat bisnis. Jika semua itu sudah dilakukan, profil bisnis Instagram
selesai dibuat.
b. Aspek Sosial
usaha telah dianggap berhasil jika branding telah dikenal oleh banyak orang.
Brand diperlukan agar bisnis dapat berkembang. Bisnis tidak bisa berjalan dengan
Dengan adanya internet dan teknologi canggih, maka bukanlah hal sulit
untuk menghubungan antara satu orang dengan yang lainnya. Bahkan jarak dan
waktu seolah bukan menjadi masalah besar. Sehingga tentu saja jangkauan pasar
c. Aspek Ekonomi
1) Memudahkan promosi produk dan jasa secara interaktif dan real time
3. Sasaran
4. Metode
5. Media
6. Desain Pemberdayaan
7. Hasil Kajian:
Posisi tingkat Strategi berada di Kuadran V yaitu Growth, dari 6 strategi
8. dihasilkan satu prioritas strategi melalui metode USG untuk
alternatif
memperluas pasar melalui digital marketing
9.
Aspek10.
Teknis: Aspek Sosial: Aspek Ekonomi:
1. Memudahkan
Pengembangan 1. Membangun
11. promosi produk
digital marketing personal
2. Mengurangi
melalui12.
Google branding
biaya pengiriman
Bisnisku dan 2. Jangkauan
barang
Instagram pemasaran lebih
13. Bisnis 3. Menghemat
luas
waktu dan tenaga
dalam
pemesanan
7. Sinopsis
penyuluhan berupa slide power point dan video untuk mempermudah sasaran
pemasaran online Google Bisnisku dan Instagram Bisnis dari aspek teknis, sosial,
dan ekonomi. Selama pemaparan materi juga disertai dengan demonstrasi cara dan
3. Penutup
D. Hasil Penyuluhan
Hasil penyuluhan meliputi hasil pre test dan post test yang dilakukan oleh
sasaran penyuluhan. Hasil pre test dan post test dapat dilihat pada Tabel berikut.
1. Aspek Pengetahuan
aspek pengetahuan. Berikut adalah hasil dari capaian aspek pengetahuan melalui
pemasaran online berupa Google Bisnisku dan Instagram Bisnis meningkat. Skor
rata-rata pre test sasaran adalah 14 atau sebesar 51% dan setelah penyuluhan skor
sebesar 47% dari hasil pre test nya. Meningkatnya aspek pengetahuan ini
2. Aspek Sikap
aspek sikap. Berikut adalah hasil dari capaian aspek sikap melalui pre test dan
post test.
online berupa Google Bisnisku dan Instagram Bisnis meningkat. Skor rata-rata
91
pre test sasaran adalah sebesar 6 atau sebesar 65% dan setelah penyuluhan skor
rata-rata aspek sikap meningkat menjadi 9 atau sebesar 98%. Secara keseluruhan
aspek sikap sasaran meningkat sebesar 33%, yang artinya apek sikap sasaran
setelah penyuluhan meningkat dengan rata-rata sebesar 33% dari hasil pre test.
pemberdayaan berjalan dengan baik dan telah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
3. Aspek Ketrampilan
aspek ketrampilan. Berikut adalah hasil dari capaian aspek ketrampilan melalui
pemasaran online berupa Google Bisnisku dan Instagram Bisnis meningkat. Hasil
92
skor rata-rata pre test sasaran adalah sebesar 4 atau sebesar 41% dan setelah
99%. Secara keseluruhan aspek ketrampilan sasaran meningkat sebesar 58%, yang
artinya ketrampilan sasaran setelah penyuluhan meningkat sebesar 58% dari hasil
pre test yang didapatkan. Peningkatan ketrampilan juga dibuktikan dengan hasil
praktik pembuatan akun Google Bisnisku dan Instagram Bisnis saat penyuluhan.
pemberdayaan berjalan dengan baik dan telah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
pengelolaan akun Google Bisnisku dan Instagram Bisnis. Rencana tindak lanjut
A. Kesimpulan
1. Daya tarik petani milenial untuk melakukan agribisnis tertinggi adalah karena
adanya kepastian sub sistem agribisnis dan melakukan agribisnis bukan karena
kondisi terpaksa.
adalah kelompok petani milenial mengerti kondisi bahan baku usaha yang
marketing, mengerti kondisi lokasi usaha pertanian yang baik, kondisi lokasi
usaha strategis, sumber modal berasal dari swadaya dan bantuan dari dinas
produk pertanian selalu ada, penyuluh dan dinas terkait sudah memberikan
produksi untuk kelompok petani milenial dari dinas terkait terbatas, harga
B. Saran
alami/organik.
95
DAFTAR PUSTAKA
Agus, S, Husodo., A, Yekti., dan Hermawan. 2010. Modul Dasar-dasar
Agribisnis. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang. Yogyakarta.
Anshar, R. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Generasi Y Bekerja di Sektor
Pertanian. Karya Ilmiah Penugasan Akhir. Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian Yogyakarta Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian.
Yogyakarta.
Asmarantaka, R.W., Juniar A., Yanti N.M., dan Nia R. 2013. Konsep Pemasaran
Agribisnis: Pendekatan Ekonomi dan Manajemen. Jurnal Agribisnis
Indonesia. Desember Vol 5 (2): 151-172.
Astuti, DRD., 2017. Ekonomika Agribisnis (Teori dan Kasus). Universitas Negeri
Makasar. Makasar
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Gender Tematik: Profil Generasi Milenial.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Jakarta
Damihartini, R.S, dan A., Jahi. 2005. Hubungan Karakteristik Petani dengan
Kompetensi Agribisnis pada Usaha Tani Sayuran di Kabupaten Kediri
Jawa Timur. Jurnal Penyuluhan. September Vol 1 (1).
David, F.R. 2016. Manajemen Strategik Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing-
Konsep. Salemba Empat. Jakarta.
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman. 2019. Berita Acara Pembentukan
Kelompok Petani Milenial. Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan
Kabupaten Sleman. Sleman.
______________________________________. 2019. Programa Kabupaten
Sleman 2019. Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman.
Sleman.
Fu’ad, E. Nur. 2015. Pengaruh Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha
Berskala Mikro/Kecil di Komplek Shopping Centre Jepara. Jurnal Media
Ekonomi dan Manajemen. Januari Vol 30 (1).
Hall. 2003. User’s Manual for the Brain: Vol. II, Mastering Systemic NLP. Crown
House Publishing. United Kingdom.
Hidayati, U. 2018. Penerapan Analisis SWOT Sebagai Strategi Pengembangan
Usaha Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Desa Jatirenggo
Kecamatan Pringsewu). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Lampung.
Hermanto, F. 1995. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
96
Kamaluddin, Karim, Diana, F., Sari, N.KS. 2018. UTS Perumusan Kebijakan
Publik Peraturan Gubernur Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penegakan Hukum Kawasan
Dilarang Merokok dengan Analisis SWOT. Program Pascasarjana
Magister Ilmu Administrasi Institut Ilmu Sosial dan Manajemen Stiami
Indonesia. Jakarta.
Kasymir, D.A. 2018. Strategi Pemasaran PT Sayuran Siap Saji Kabupaten Bogor
Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Kementrian Pertanian. 1997. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
944/Kpts/OT.210/10/1997 tentang Pedoman Penetapan Hubungan
Kemitraan Usaha Pertanian. Jakarta.
Kilmanun, J.C., dan Astuti, D.W. 2019. Kesiapan Sumber Daya Pertanian dan
Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0. Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Pertanian. Oktober 2019. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian. Semarang.
Kresna, B. 2010. Cara Cerdas pilih Jurusan Demi Profesi Impian. Jogja Great
Publisher. Yogyakarta.
Manyamsari, I., dan Mujiburrahmad. 2014. Karakteristik Petani dan
Hubungannya dengan Kompetensi Petani Lahan Sempit (Kasus: Di Desa
Sari Kecamatan Dramaga Kab. Bogor Jawa Barat. Jurnal Agrisep.
Vol.15 (2).
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta:
Sebelas Maret University Press
_______________. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret
University Press
Nugraha, Y.A., dan R. Herawati. 2014. Menguak Realitas Orang Muda Sektor
Pertanian di Perdesaan. Jurnal Analisis Sosial. Vol 19 (1).
Nur’aini, A.D. 2017. Urban Farming dalam Jampung Vertikal Sebagai Upaya
Efisiensi Keterbatasan Lahan. Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
Polbangtan Yogyakarta Magelang. 2019. Petunjuk Teknis Penumbuhan dan
Penguatan Petani Milenial. Polbangtan Yogyakarta Magelang Jurusan
Pertanian. Yogyakarta.
_____________________________. 2019. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Proyek
Akhir Tahun Akademik 2019/2020. Polbangtan Yogyakarta Magelang
Jurusan Pertanian. Yogyakarta.
97
LAMPIRAN
99
Sub Sistem Produksi a. Adanya kepastian tersedianya lokasi usaha Mengapa saudara/i tertarik
b. Adanya kepastian tersedianya tenaga kerja terhadap agribisnis sub
c. Adanya kepastian tersedianya modal sistem produksi?
d. Adanya kepastian dalam kemudahan manajemen agribisnis
e. Tidak ada kepastian tentang ketersediaan dan kemudahan
subsistem produksi
Sub Sistem Pengolahan a. Adanya kepastian kemudahan dalam penanganan pasca Mengapa saudara/i tertarik
Hasil panen produk segar terhadap agribisnis sub
b. Adanya kepastian kemudahan dalam pengolahan hasil sistem pengolahan hasil?
produk pertanian
c. Tidak ada kepastian tentang kemudahan subsistem
pengolahan hasil
Sub Sistem Pemasaran a. Adanya kepastian permintaan terhadap produk pertanian Mengapa saudara/i tertarik
b. Adanya kepastian keuntungan dari penjualan produk terhadap agribisnis sub
pertanian sistem sarana pemasaran?
c. Adanya kepastian tentang minimnya pesaing produk
pertanian
d. Tidak ada kepastian tentang ketersediaan dan kemudahan
subsistem pemasaran
100
Variasi Sub Sistem Sarana a. Bahan baku pertanian bervariasi Mengapa saudara/i tertarik
Produksi b. Alat-alat pertanian bervariasi terhadap agribisnis sub
c. Teknologi pertanian bervariasi sistem sarana produksi?
d. Subsistem sarana produksi monoton
Sub Sistem Produksi a. Lokasi usaha agribisnis tidak monoton Mengapa saudara/i tertarik
b. Tenaga kerja produksi agribisnis bervariasi terhadap agribisnis sub
c. Modal produksi agribisnis bervariasi sistem produksi?
d. Manajemen produksi agribisnis tidak monoton
e. Sub sistem produksi monoton
Sub Sistem Pengolahan a. Penanganan pasca panen produk segar pertanian bervariasi Mengapa saudara/i tertarik
Hasil b. Pengolahan hasil produk pertanian tidak monoton terhadap agribisnis sub
c. Kualitas hasil produk pertanian bervariasi sistem pengolahan hasil?
d. Sub sistem pengolahan hasil monoton
Sub Sistem Pemasaran a. Pasar dari produk pertanian bervariasi Mengapa saudara/i tertarik
b. Keuntungan penjualan produk pertanian bervariasi terhadap agribisnis sub
c. Sub sistem pemasaran monoton sistem sarana pemasaran?
101
Sub Sistem Lembaga a. Bekerja sama dengan lembaga penyuluhan pertanian Mengapa saudara/i tertarik
Penunjang membuat diri saya menjadi lebih berkembang terhadap agribisnis sub
b. Bekerja sama dengan lembaga pembiayaan agribisnis sistem lembaga penunjang?
membuat diri saya menjadi lebih berkembang
c. Bekerja sama dengan lembaga pemasaran dan distribusi
agribisnis membuat diri saya menjadi lebih berkembang
d. Bekerja sama dengan lembaga penjamin dan penanggung
risiko agribisnis membuat diri saya menjadi lebih
berkembang
e. Sub sistem lembaga penunjang tidak membuat diri saya
menjadi lebih berkembang
2. Dorongan Dorongan Sub Sistem Sarana a. Keluarga mendukung melalui penyediaan bahan baku Mengapa saudara/i terdorong
keluarga Produksi pertanian untuk melakukan agribisnis
b. Keluarga mendukung melalui penyediaan alat-alat sub sistem sarana produksi?
pertanian
c. Keluarga mendukung melalui penyediaan teknologi
pertanian
d. Tidak ada dukungan keluarga dalam hal subsistem sarana
produksi
103
Sub Sistem Produksi a. Saya dalam kondisi terpaksa dalam menyediakan lokasi Mengapa saudara/i terdorong
usaha pertanian untuk melakukan agribisnis
b. Saya dalam kondisi terpaksa dalam mencari tenaga kerja sub sistem produksi?
c. Saya dalam kondisi terpaksa dalam penyediaan modal
pertanian
d. Saya tidak dalam kondisi terpaksa dalam hal sub sistem
produksi
Sub Sistem Pengolahan a. Saya dalam kondisi terpaksa dalam melakukan penanganan Mengapa saudara/i terdorong
Hasil pasca panen produk segar pertanian untuk melakukan agribisnis
b. Saya dalam kondisi terpaksa dalam pengolahan hasil sub sistem pengolahan hasil?
produk pertanian
c. Saya tidak dalam kondisi terpaksa dalam hal sub sistem
pengolahan hasil
Sub Sistem Pemasaran a. Saya dalam kondisi terpaksa dalam hal promosi produk Mengapa saudara/i terdorong
pertanian untuk melakukan agribisnis
b. Saya dalam kondisi terpaksa dalam hal penyediaan pasar sub sistem sarana pemasaran?
produk pertanian
c. Saya tidak dalam kondisi terpaksa dalam hal sub sistem
pemasaran
105
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah identitas dan pernyataan pada titik-titik yang tersedia.
2. Berikan jawaban pada setiap pertanyan
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama responden : ..................................................................................
2. Jenis kelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan
3. Umur : .................... Tahun
4. Pendidkan terakhir : [ ] Tidak tamat SD [ ] SD [ ] SLTP
[ ] SLTA [ ] Perguruan Tinggi
5. Alamat (Nama dusun) : ..................................................................................
6. Jumlah anggota keluarga : Laki-laki............Orang, Perempuan...........Orang.
7. Jenis Usaha Pertanian : ..................................................................................
8. Komoditas yang diminati: ..................................................................................
9. Luas lahan usaha : ......................M2
10. Status lahan usaha : [ ] Milik Sendiri [ ] Sewa [ ] Bagi Hasil
11. Pengalaman bertani : ...................................................
12. No Hp : ...................................................
Sleman, Februari 2020
Responden
(....................................)
111
II. PERTANYAAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan atau
kondisi saudara/i yang sebenarnya.
Kepastian
1. Mengapa saudara/i tertarik terhadap agribisnis sub sistem sarana produksi?
a. Adanya kepastian tersedianya bahan baku pertanian
b. Adanya kepastian tersedianya alat-alat pertanian
c. Adanya kepastian tersedianya teknologi pertanian
d. Tidak ada kepastian tentang subsistem sarana produksi,
Alasan: ..........................................................................................................
2. Mengapa saudara/i tertarik terhadap agribisnis sub sistem produksi?
a. Adanya kepastian tersedianya lokasi usaha
b. Adanya kepastian tersedianya tenaga kerja
c. Adanya kepastian tersedianya modal
d. Adanya kepastian dalam kemudahan manajemen agribisnis
e. Tidak ada kepastian tentang ketersediaan dan kemudahan subsistem produksi,
Alasan: ..........................................................................................................
3. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem pengolahan
hasil?
a. Adanya kepastian kemudahan dalam penanganan pasca panen produk segar
b. Adanya kepastian kemudahan dalam pengolahan hasil produk pertanian
c. Tidak ada kepastian tentang kemudahan subsistem pengolahan hasil,
Alasan: ..........................................................................................................
4. Mengapa saudara/i tertarik terhadap agribisnis sub sistem pemasaran?
a. Adanya kepastian permintaan terhadap produk pertanian
b. Adanya kepastian keuntungan dari penjualan produk pertanian
c. Adanya kepastian tentang minimnya pesaing produk pertanian
Tidak ada kepastian tentang ketersediaan dan kemudahan subsistem pemasaran,
Alasan: ..........................................................................................................
5. Mengapa saudara/i tertarik terhadap agribisnis sub sistem lembaga penunjang?
f. Adanya kepastian kemudahan dalam kerja sama dengan lembaga penyuluh
pertanian lapangan
g. Adanya kepastian kemudahan dalam kerja sama dengan lembaga pembiayaan
h. Adanya kepastian kemudahan dalam kerja sama dengan lembaga pemasaran dan
distribusi
i. Adanya kepastian kemudahan dalam kerja sama dengan lembaga penjamin dan
penanggung risiko
j. Tidak ada kepastian tentang kepastian dan kemudahan subsistem lembaga
penunjang
Alasan: ..........................................................................................................
Variasi
112
17. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem produksi?
f. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam hal lokasi usaha
g. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam hal tenaga kerja
h. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam hal permodalan
i. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam hal manajemen produksi
j. Tidak ada dukungan keluarga dalam hal subsistem produksi
Alasan: ..........................................................................................................
18. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem pengolahan
hasil?
d. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam hal penanganan pasca
panen produk segar
e. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam hal pengolahan hasil
produk
f. Tidak ada dukungan keluarga dalam hal subsistem pengolahan hasil
Alasan: ..........................................................................................................
19. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem pemasaran?
d. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam promosi produk pertanian
e. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam hal pasar produk
pertanian
f. Tidak ada dukungan keluarga dalam hal sub sistem pemasaran
Alasan: ..........................................................................................................
20. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem lembaga
penunjang?
f. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam menjalin kerjasama
dengan lembaga penyuluhan pertanian
g. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam menjalin kerjasama
dengan lembaga pembiayaan agribisnis
h. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam menjalin kerjasama
dengan lembaga pemasaran dan distribusi produk agribisnis
i. Keluarga mendukung melalui pemberian bantuan dalam menjalin kerjasama
dengan lembaga penjamin dan penanggung resiko agribisnis
j. Tidak ada dukungan keluarga dalam hal sub sistem lembaga penunjang
Alasan: ..........................................................................................................
Kondisi Terpaksa
21. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem sarana
produksi?
d. Saya melakukan penyediaan bahan baku pertanian karena kondisi terpaksa
e. Saya melakukan penyediaan alat-alat pertanian karena kondisi terpaksa
f. Saya tidak dalam keadaan terpaksa dalam melakukan sub sistem sarana produksi
Alasan: ..........................................................................................................
115
22. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem produksi?
e. Saya dalam kondisi terpaksa dalam menyediakan lokasi usaha pertanian
f. Saya dalam kondisi terpaksa dalam mencari tenaga kerja
g. Saya dalam kondisi terpaksa dalam penyediaan modal pertanian
h. Saya tidak dalam kondisi terpaksa dalam hal sub sistem produksi
Alasan: ..........................................................................................................
23. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem pengolahan
hasil?
d. Saya dalam kondisi terpaksa dalam melakukan penanganan pasca panen produk
segar pertanian
e. Saya dalam kondisi terpaksa dalam pengolahan hasil produk pertanian
f. Saya tidak dalam kondisi terpaksa dalam hal sub sistem pengolahan hasil
Alasan: ..........................................................................................................
24. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem pemasaran?
d. Saya dalam kondisi terpaksa dalam hal promosi produk pertanian
e. Saya dalam kondisi terpaksa dalam hal penyediaan pasar produk pertanian
f. Saya tidak dalam kondisi terpaksa dalam hal sub sistem pemasaran
Alasan: ..........................................................................................................
25. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem lembaga
penunjang?
f. Saya dalam kondisi terpaksa dalam hal menjalin kerjasama dengan lembaga
penyuluhan pertanian
g. Saya dalam kondisi terpaksa dalam hal menjalin kerjasama dengan lembaga
pembiayaan agribisnis
h. Saya dalam kondisi terpaksa dalam hal menjalin kerjasama dengan lembaga
pemasaran dan distribusi produk agribisnis
i. Saya dalam kondisi terpaksa dalam hal menjalin kerjasama dengan lembaga
penjamin dan penanggung resiko agribisnis
j. Saya tidak dalam kondisi terpaksa dalam hal sub sistem lembaga penunjang
Alasan: ..........................................................................................................
Dorongan Meneruskan Pekerjaan Orang Tua
26. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem sarana
produksi?
e. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal penyediaan bahan baku pertanian
f. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal penyediaan alat-alat pertanian
g. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal penyediaan teknologi agribisnis
h. Tidak meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal sarana produksi
Alasan: ..........................................................................................................
116
27. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem produksi?
e. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal penyediaan lokasi usaha agribisnis
f. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal ketenaga kerjaan agribisnis
g. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal permodalan agribisnis
h. Tidak meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal produksi agribisnis
Alasan: ..........................................................................................................
28. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem pengolahan
hasil?
d. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal penanganan pasca panen produk segar
pertanian
e. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal pengolahan hasil produk pertanian
f. Tidak meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal sub sistem pengolahan hasil
Alasan: ..........................................................................................................
29. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem pemasaran?
d. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal promosi produk pertanian
e. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal penyediaan pasar produk pertanian
f. Tidak meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal sub sistem pemasaran
Alasan: ..........................................................................................................
30. Mengapa saudara/i terdorong untuk melakukan agribisnis sub sistem lembaga
penunjang?
f. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal menjalin kerjasama dengan lembaga
penyuluhan pertanian
g. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal menjalin kerjasama dengan lembaga
pemasaran dan distribusi agribisnis
h. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal menjalin kerjasama lembaga
pembiayaan agribisnis
i. Meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal menjalin kerjasama dengan lembaga
penjamin dan penanggung resiko agribisnis
j. Tidak meneruskan pekerjaan orang tua dalam hal sub sistem lembaga penunjang
Alasan: ..........................................................................................................
Sleman, Februari 2020
Responden
117
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah identitas dan pernyataan pada titik-titik yang tersedia.
2. Berikan jawaban pada setiap pertanyan
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama responden : ..................................................................................
2. Jenis kelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan
3. Umur : .................... Tahun
4. Pendidkan terakhir : [ ] Tidak tamat SD [ ] SD [ ] SLTP
[ ] SLTA [ ] Perguruan Tinggi
5. Alamat (Nama dusun) : ..................................................................................
6. Nama Kelompok : ..................................................................................
7. Status dalam kelompok : [ ] Pengurus [ ] Anggota
8. Jumlah anggota keluarga : Laki-laki............Orang, Perempuan...........Orang.
9. Luas lahan usaha : ......................M2
10. Status lahan usaha : [ ] Milik Sendiri [ ] Sewa [ ] Bagi Hasil
11. Pengalaman bertani : ...................................................
12. No Hp : ...................................................
Sleman, Februari 2020
Responden
(....................................)
118
II. PERTANYAAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan atau
kondisi saudara/i yang sebenarnya.
4. Alat dan teknologi apa saja yang sudah pernah saudara/i dapatkan?
Jawab:
10. Berapa tenaga kerja yang kelompok saudara/i butuhkan dalam proses
agribisnis?
Jawab:
119
11. Berapa ketersediaan tenaga kerja yang ada di lingkungan saudara saat
ini?
Jawab:
12. Tenaga kerja yang seperti apa yang saudara/i harapkan untuk
pengembangan agribisnis kelompok saudara/i?
Jawab:
25. Apakah kelompok saudara/i saat ini memiliki lembaga penunjang yang
mendukung agribisnis kelompok saudara/i?
Jawab:
31. Kebijakan harga produk seperti apa yang saudara/i harapkan untuk
pengembangan agribisnis kelompok saudara/i?
Jawab:
Sukma Ikonik
15 L 40 SLTA Ngaglik Pengurus 150 Sewa Aquaponik 5 0,5
Ilhami Milenial
Khoirunnisa
Perguruan
16 Ayu P 23 Ngaglik Pengurus 150 Sewa 0,5 0,5
Tinggi
Maharani
Heri
17 Febriyanto L 26 SLTA Sleman Pengurus 150 Sewa 1 0,5
Ardhi
18 Prasetyo L SLTA Anggota 150 Sewa 5 0,5
Wibowo
19 Noviani P 25 SLTA Pakem Anugrah Pengurus 500 Milik Sendiri Budidaya 3 0,5
Milenial Timun Baby
Taufiq R Perguruan
20 L 25 Pakem Pengurus 500 Milik Sendiri 2 0,5
Tinggi
21 Rustini P 39 SLTA Pakem Pengurus 500 Milik Sendiri 3 0,5
22 Wartono L 31 SLTA Turi Anggota 500 Milik Sendiri 10 0,5
Ari Budidaya
23 Novianto L 28 SLTA Ngemplak Timun Baby Pengurus 500 Sewa 2 0,5
Timun Baby
Sri
24 P 38 SLTA Ngemplak Pengurus 500 Sewa 2 0,5
Sudiartanti
Fadillah
Arum Perguruan
25 L 23 Ngemplak Pengurus 500 Sewa 3 0,5
Kusuma Tinggi
Atmaja
Erwana
26 L 26 SLTA Ngemplak Anggota 500 Sewa 4 0,5
Sayfudin
Sri Perguruan Juwita
27 Rahmawati P 36 Berbah Pengurus 100 Milik Sendiri Hidroponik 1 0,5
Tinggi Rahayu
28 Noviyati P 34 SLTA Depok Pengurus 100 Milik Sendiri 1 0,5
Dyah Ayu Perguruan
29 Retno P Berbah Pengurus 100 Milik Sendiri 1 0,5
Tinggi
30 Dian Aprillia P 31 SLTA Depok Anggota 100 Milik Sendiri 10 0,5
124
Berkahe
Tri Budidaya
31 L 33 SLTA Kalasan Latar Pengurus 1.300 Milik Sendiri 7 0,5
Budiyanto Tomat
Merapi
32 Sihono L 39 SLTP Kalasan Pengurus 1.300 Milik Sendiri 10 0,5
33 Pujiono L 43 SLTA Prambanan Pengurus 1300 Milik Sendiri 8 0,5
Yudi
34 Anggota Milik Sendiri
Hartono L 31 SLTP Prambanan 1300 5 0,5
125
Ketertarikan
No Nama Responden Kepastian Variasi Pengembangan Diri
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Saryanto a C B a a c d c b a a d b b a
2 Saryono a A C a a a,b a b a a a a b a a
3 Fandrit Kuswolo a A A b a a c a b a a d a a a
4 Subur Sumarwanto a a,b C a e b a a a a,b,c a b c c a,c
5 Siti Wulandari a A B a,b a,c a a b a,b c c d b a a
6 Natalia Elis M a B B a,b b a b a a,b a a c a b a
7 Fitri Minarti a D B a a c d b a,b a c d b b a
8 Windayani b A B a c b d b a,b b b d b a c
9 Suprayitno a,b,c A A a,b a,c a,b,c d a b a a d b a a
10 Eko Waluyo c D A b a c d c b d a d a b c
11 Agung Crismantoro c D B b b d c c c b a b b a e
12 Danang Dwi A. a B A b a b a b b b a a b b b
13 Saepul Cahyadi a a,b C a a,b b,c d b b a,b a b b a a,b
14 Yatini Ningsih a A C b a c b a b c b a b b a
15 Sukma Ilhami a c,d A a c c d a,c a,b c a d a a,b c
16 Khoirunnisa Ayu Maharani a b,c B a e a c,d a,b,c a e b c a,b a,b,c e
17 Heri Febriyanto a,b a,d a,b a,c c a,b,c a,d c b c a a a b b
18 Ardhi Prasetyo Wibowo a A A a a,b,c a,b,c a a,c a a,b,c a a a a,c a,b,c
126
2. Dorongan
Doorongan
Dorongan Meneruskan
No Nama Responden Dorongan Keluarga Kondisi Terpaksa
Pekerjaan Orang Tua
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Saryanto a C b b e c d c c e a d c b a
2 Saryono d E c a e c d c c e d a,b,c c a e
3 Fandrit Kuswolo a B b a a c c c c e d d c c c
4 Subur Sumarwanto a A c c e c d c c e d d c c e
5 Siti Wulandari d b,c b c c c a a a e d d c c e
6 Natalia Elis M a A b b a c d c c e a b b a b
7 Fitri Minarti c D b a c c d c c e d d c c e
8 Windayani b A b a c a b c a d b b b b c
9 Suprayitno a a,b,c a a b c d c c e d a b c a
10 Eko Waluyo c E b a b b d b b b a b b c c
11 Agung Crismantoro a B c a b b c a c c c a a a c
12 Danang Dwi A. b B b b a a a a a c b a a a b
13 Saepul Cahyadi d E c c e c d c c e d d c a e
14 Yatini Ningsih a A a a a a a c c e a c a b a
15 Sukma Ilhami d E a a e c d c c e d d c c e
16 Khoirunnisa Ayu Maharani a a,c a,b a e c b c c e d d c c e
17 Heri Febriyanto d a,c c c e c d c c e d d c c e
18 Ardhi Prasetyo Wibowo d E c c e c d c c e d d c c e
19 Noviani d B c c c c d c c e d a c c e
128
1. Ketertarikan
a. Sub Sistem Sarana Produksi
No Jawaban Soal Jumlah Prosentase %
Kepastian
Kepastian tersedianya bahan baku
a 29 85%
pertanian
1 b Kepastian tersedianya alat-alat pertanian 6 18%
c Kepastian tersedianya teknologi pertanian 8 24%
Tidak ada kepastian tentang subsistem
d 0 0%
sarana produksi
Variasi
a Bahan baku pertanian bervariasi 16 47%
2 b Alat-alat pertanian bervariasi 12 35%
c Teknologi pertanian bervariasi 20 59%
d Subsistem sarana produksi monoton 0 0%
Pengembangan Diri
Melalui penyediaan bahan baku pertanian
a 22 65%
saya menjadi lebih berkembang
Melalui penyediaan alat-alat pertanian
3 b 11 32%
saya menjadi lebih berkembang
Melalui penyediaan teknologi pertanian
c 12 35%
saya menjadi lebih berkembang
Sub sistem sarana produksi tidak membuat
d 0 0%
saya menjadi lebih berkembang
Pengembangan Diri
Melalui penyediaan lokasi usaha agribisnis
a 14 41%
diri saya menjadi lebih berkembang
Melalui pencarian tenaga kerja agribisnis
b 5 15%
diri saya menjadi lebih berkembang
3 Melalui penyediaan modal usaha agribisnis
c 7 21%
diri saya menjadi lebih berkembang
Melalui proses manajemen produksi
d agribisnis diri saya menjadi lebih 15 44%
berkembang
Sub sistem produksi tidak membuat diri
e 0%
saya menjadi lebih berkembang
Variasi
a Pasar dari produk pertanian bervariasi 15 44%
2 Keuntungan penjualan produk
b 26 76%
pertanian bervariasi
c Sub sistem pemasaran monoton 1 3%
Pengembangan Diri
Adanya permintaan produk pertanian
a yang kontinyu membuat diri saya 19 56%
menjadi lebih berkembang
Keuntungan penjualan produk
3 b pertanian membuat diri saya menjadi 19 56%
lebih berkembang
Adanya pesaing produk pertanian
c membuat diri saya menjadi lebih 7 21%
berkembang
Sub sistem pemasaran tidak membuat
d 0 0%
diri saya menjadi lebih berkembang
Variasi
Bentuk kerja sama lembaga penyuluh
a 21 62%
pertanian tidak monoton
Bentuk kerjasama lembaga pembiayaan
b 10 29%
agribisnis bervariasi
Bentuk kerjasama lembaga pemasaran
c 12 35%
2 dan distribusi agribisnis bervariasi
Bentuk kerjasama lembaga penjamin
d dan penanggung risiko agribisnis 2 6%
bervariasi
Sub sistem lembaga penunjang
1 3%
e monoton
132
Pengembangan Diri
Bekerja sama dengan lembaga
a penyuluhan pertanian membuat diri 22 65%
saya menjadi lebih berkembang
Bekerja sama dengan lembaga
b pembiayaan agribisnis membuat diri 8 24%
saya menjadi lebih berkembang
Bekerja sama dengan lembaga
pemasaran dan distribusi agribisnis
3 c 12 35%
membuat diri saya menjadi lebih
berkembang
Bekerja sama dengan lembaga
penjamin dan penanggung risiko
d 2 6%
agribisnis membuat diri saya menjadi
lebih berkembang
Sub sistem lembaga penunjang tidak
e membuat diri saya menjadi lebih 1 3%
berkembang
2. Dorongan
a. Sub Sistem Sarana Produksi
Hasil Wawancara
2. Faktor Eksternal
Pemasaran online adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai produk barang atau jasa dalam kaitannya untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia melalui media internet. Secara sederhana pemasaran online
adalah kegiatan komunikasi pemasaran dengan menggunakan media Internet.
Perlu dilakukan pemasaran melalui internet karena saat ini 64,8% penduduk di
Indonesia telah menggunakan internet dan salah satu manfaat yang diambil masyarakat dari
internet adalah sebagai media pencarian informasi produk dan belanja online. Selain peluang ini,
pemasaran menggunakan media online bermanfaat untuk memperluas pasar, membangun personal
branding, dan menghemat biaya operasional.
Ada banyak macam jenis media pemasaran melalui internet, contohnya seperti Google
Bisnisku dan Instagram. Google Bisnisku adalah fitur untuk pemilik bisnis yang berguna untuk
mempermudah calon konsumen untuk mengetahui informasi lengkap bisnisnya. Dari nama bisnis,
alamat perusahaan, nomor telepon perusahaan, alamat email perusahaan, jam operasional, website
perusahaan, foto kantor, hingga review pelanggan.
Tahapan membuat dan verifikasi akun Google Bisnisku tidak begitu rumit, seperti:
1. Buka Google Bisnisku, lalu klik Mulai Sekarang
2. Tulis nama bisnis Anda
3. Isi lengkap alamat kantor, toko, atau restoran Anda.
4. Sesuaikan alamat kantor Anda di Google Maps untuk memudahkan konsumen mengunjungi
alamat yang sudah Anda tulis.
5. Tulis kategori bisnis yang sesuai dengan bisnis Anda.
6. Selanjutnya, isi no telepon atau HP yang khusus untuk menerima telepon dari pelanggan. Jika
Anda sudah memiliki website, Anda bisa menuliskan alamat website Anda di bagian ini.
7. Anda bisa memilih untuk menerima newsletter dari Google atau tidak.
8. Langkah terakhir ini adalah cara verifikasi Google Bisnisku. Verifikasi Google Bisnisku
penting untuk melindungi bisnis Anda dari pihak tidak bertanggung jawab yang
menyalahgunakan informasi bisnis Anda.
9. Buka Google Bisnisku dan pilih menu verifikasi lokasi. Kemudian masukkan kode verifikasi
dari surat Google. Verifikasi Google Bisnisku selesai.
10. Kemudian lengkapi profil Google Bisnisku
Selain Google Bisnisku, Instagram Bisnis juga bisa dimanfaatkan sebagai media
pemasaran online. Instagram bisnis adalah media social yang menampilkan foto-foto secara instan
dalam tampilannya dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang disampaikan
dapat diterima dengan cepat. Instagram bisnis dilengkapi juga dengan fitur kontak untuk
memudahkan konsumen menghubungi pemilik toko da fitur insight untuk memetakan followers
serta perilaku followers. Berikut adalah cara membuat akun Instagram Bisnis :
1. Install aplikasi Instagram melalui Play Store atau App Store
2. Setelah terinstal, pilih menu “sign up” dan dilanjutkan dengan mengisi semua data yang
dibutuhkan seperti username dan password yang diinginkan serta data-data pribadi
3. Karena profil bisnis Instagram juga membutuhkan koneksi ke akun Facebook bagi yang
sudah memiliki akun facebook bisa langsung dihubungkan, bagi yang belum langkah ini bisa
di skip.
4. Untuk membuat akun Instagram bisnis, masuk ke menu setting Instagram. Pilih pada bagian
“Akun” kemudian scroll ke bagian bawah hingga menemukan menu “Beralih ke akun
profesional”. Tap menu tersebut untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.
5. Setelah itu, halaman baru akan ditampilkan. Ikuti instruksi yang diberikan. Selanjutnya, isi
informasi lain seperti nomor telepon, email dan alamat bisnis. Jika semua itu sudah
dilakukan, profil bisnis Instagram selesai dibuat.
143
Oleh karena itu Google Bisnisku dan Instagram perlu dijadikan pilihan untuk
mengembangkan pemasaran produk yang dimiliki. Diperlukan juga promosi serta pengelolaan
yang baik dan kontinyu untuk membantu memudahkan mendapatkan pelanggan sebanyak
mungkin.
Penyuluh
DATA RESPONDEN
A. PENGETAHUAN
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang pemasaran online?
Standar: Pemasaran online adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai produk barang atau jasa dalam
kaitannya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui media
internet. Secara sederhana pemasaran online adalah kegiatan komunikasi
pemasaran dengan menggunakan media Internet (Nisa dkk, 2018).
a. Mengetahui Sesuai Standar
b. Mengetahui Belum Sesuai Standar
c. Tidak Mengetahui
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui keuntungan pemasaran menggunakan media
online?
Standar : Keuntungan menggunakan media online untuk pemasaran adalah: (1)
Membantu keberadaan bisnis anda secara gratis (2) Membangun personal
branding, (3) Memperluas pasar, (4) Menghemat biaya operasional (5)
Menjangkau lebih banyak calon pembeli (Untari dan Fajarina 2018; Yosua,
2019; Kafiya, 2020).
a. Mengetahui Sesuai Standar
b. Mengetahui Belum Sesuai Standar
c. Tidak Mengetahui
3. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang Google Bisnisku?
Standar : Google Bisnisku adalah alat gratis yang dapat Anda gunakan untuk
membantu mengelola kemunculan bisnis Anda di berbagai produk Google, seperti
di Maps dan Penelusuran. Bisnis yang telah diverifikasi di Google berpeluang
dua kali lebih besar untuk dianggap sebagai bisnis bereputasi baik oleh pengguna
(Erlangga, 2020).
a. Mengetahui Sesuai Standar
b. Mengetahui Belum Sesuai Standar
c. Tidak Mengetahui
146
B. SIKAP
10. Apakah Bapak/Ibu mau melakukan pemasaran online?
11. Apakah Bapak/Ibu mau membuat akun Google Bisnisku untuk pemasaran produk
agribisnis kelompok petani milenial?
a. Mau
b. Ragu-ragu
c. Tidak Mau
12. Apakah Bapak/Ibu mau membuat akun Instagram Bisnis untuk pemasaran produk
agribisnis kelompok petani milenial?
Standar: Berikut adalah cara membuat akun Instagram Bisnis :
1. Install aplikasi Instagram melalui Play Store atau App Store
2. Setelah terinstal, pilih menu “sign up” dan dilanjutkan dengan mengisi
semua data yang dibutuhkan seperti username dan password yang
diinginkan serta data-data pribadi
3. Karena profil bisnis Instagram juga membutuhkan koneksi ke akun Facebook
bagi yang sudah memiliki akun facebook bisa langsung dihubungkan, bagi
yang belum langkah ini bisa di skip.
4. Untuk membuat akun Instagram bisnis, masuk ke menu setting Instagram.
Pilih pada bagian “Akun” kemudian scroll ke bagian bawah hingga
menemukan menu “Beralih kea kun profesional”. Tap menu tersebut untuk
melanjutkan ke tahap berikutnya.
5. Setelah itu, halaman baru akan ditampilkan. Ikuti instruksi yang diberikan.
Selanjutnya, isi informasi lain seperti nomor telepon, email dan alamat
bisnis. Jika semua itu sudah dilakukan, profil bisnis Instagram selesai dibuat
(Andriyanto, 2020).
a. Mau
b. Ragu-ragu
c. Tidak Mau
149
C. KETERAMPILAN
13. Apakah Bapak/Ibu terampil membuat akun Google Bisnisku?
Standar: Langkah pembuatan akun Google Bisnisku adalah:
1. Buka Google Bisnisku, lalu klik Mulai Sekarang
2. Tulis nama bisnis Anda
3. Isi lengkap alamat kantor, toko, atau restoran Anda.
4. Sesuaikan alamat kantor Anda di Google Maps untuk memudahkan konsumen
mengunjungi alamat yang sudah Anda tulis.
5. Tulis kategori bisnis yang sesuai dengan bisnis Anda.
6. Selanjutnya, isi no telepon atau HP yang khusus untuk menerima telepon dari
pelanggan. Jika Anda sudah memiliki website, Anda bisa menuliskan alamat
website Anda di bagian ini.
7. Anda bisa memilih untuk menerima newsletter dari Google atau tidak
8. Lakukan Verifikasi
9. Lengkapi profil bisnis anda (Yuliaz, 2020).
Standar: Verifikasi Google Bisnisku penting untuk melindungi bisnis Anda dari
pihak tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan informasi bisnis Anda.
Buka Google Bisnisku dan pilih menu verifikasi lokasi. Kemudian masukkan kode
verifikasi dari surat Google, verifikasi Google Bisnisku selesai (Yuliaz, 2020).
2. Video
151