PENDAHULUAN
1
6. agaimana !iri-!iri dari sitokin 2
7. 1pa fungsi dari sitokin 2
8. 1pa saja reseptor dari sitokin 2
9. agaimana penggolongan jenis sitokin berdasarkan jenis sel sumbernya dan
fungsinya 2
10. agaimana transduksi sinyal sitokin 2
1.3 TUJUAN MA
MASALAH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1
2.1 TINJ
TINJAU
AUAN
AN UMUM
UMUM TENT
ENTANG SIT
SITOKIN
KIN
Sitokin
Sitokin merup
merupakan
akan pepti
peptide
de pengatu
pengaturr regu
regulator
lator// yang dapat diproduksi oleh
hampir semua jenis sel yang berinti dalam tubuh Subowo, %887/.
9an :il!ek pada tahun )776 menyatakan, Sitokin adalah protein regulator yang
dilepaskan oleh sel-sel darah putih leukosit/ dan berbagai jenis sel lain dalam tubuh;
kegiatan
kegiatan pleio
pleiotropi
tropik
k sitok
sitokin
in men!akup efek pada sel dari syst
system
em imun dan modulasi
respons
respons rad
radang.
ang. Seb
Sebagi
agian
an bes
besar
ar sit
sitokin
okin ber
berben
bentuk
tuk pol
polipe
ipepti
ptida
da ata
atau
u gli
glikopr
koprote
otein
in
sederhana dengan M sebesar 38 kd atau kurang tetapi banyak sitokin membentuk
molekul oligomer dengan berat molekul lebih dan satu sitokin #$-%/ merupakan
heterodimer/.
Sitoki
Sitokin
n mer
merupa
upakan
kan pro
protei
tein
n pem
pembaw
bawaa pes
pesan
an kim
kimiaw
iawi,
i, ata
atau
u per
perant
antara
ara dal
dalan
an
komunikasi antar sel yang sangat poten, aktif pada kadar yang sangat rendah )8-)8 <
)8-)4/. aratawidjaja, %8)%/
Sitokin
Sitokin adalah golongan prote
protein
in & glikoprotein&
glikoprotein& polipeptida
polipeptida yang
yang larut dan
diproduksi oleh sel limfosit dan sel-sel lain seperti makrofag, eosinofil, sel mast dan
sel endotel. 1dmadi, %885/
Sitoki
Sitokin
n mempuny
mempunyai
ai berat molekul
molekul rendah,
rendah, sek
sekita
itarr 6-'
6-'8
8 0=, di sam
samping
ping
kadarnyaa juga sangat rendah. iasanya
kadarny iasanya dipro
diproduksi
duksi oleh sel sebagai respo
respons
ns terha
terhadap
dap
rangsangan. Sitokin yang dibentuk segera dilepas dan tidak disimpan di dalam sel.
Sitokin yang sama dapat diproduksi oleh berbagai sel. Satu sitokin dapat bekerja
terh
terhad
adap
ap be
bebe
bera
rapa
pa je
jeni
niss se
sell da
dan
n da
dapa
patt me
meni
nimb
mbul
ulka
kan
n ef
efek
ek mel
elal
alui
ui be
berb
rbag
agai
ai
mekanisme. 1dmadi, %885/
>mumnya produksi sitokin sangat rendah atau sama sekali tidak diproduksi,
produksi sitokin diatur oleh berbagai rangsang melalui induksi pada tingkat
transk
transkrip
ripsi
si ata
atau
u tra
transl
nslasi
asi.. Pro
Produks
duksii sit
sitoki
okin
n hany
hanyaa sel
selint
intas
as dan jar
jarak
ak kegi
kegiata
atanny
nnyaa
dengan sel sasaran biasanya pendek sangat jelas pada autokrin atau parakrin yang
berbeda dengan endokrin/. aratawidjaja, %8)%/
3
Sitokin berfungsi sebagai sinyal interseluler yang mengatur hampir semua
proses biologis penting seperti halnya akti?asi, pertumbuhan, proliferasi,
diferensiasi, proses inflamasi sel, imunitas, serta pertahanan jaringan ataupun
morfogenesis. 0esemuanya terjadi akibat rangsangan dari luar.
Mekanisme kerja sitokin pada sel sasarannya melalui ikatan dengan reseptor
permukaan sel sasarannya yang bersifat sangat spesifik dengan afinitas tinggi.
Sebagian besar mekanisme kerja sitokin dimanifestasikan dalam pola alternati?e pada
ekspresi gen dalam sel sasarannya. Mekanisme kerja tersebut mendorong kearah
peningkatan atau perubahan ekspresi beberapa fungsi diferensiasi. Balaupun rentang
efek dari masing-masing sitokin dapat sangat lebar dan beraneka ragam, paling sedikit
beberapa efek setiap sitokin ditunjukkan pada sel-sel hematopoieti!. Subowo,%887/
4
• 0ebanyakan juga menunjukkan fungsi biologis yanh tumpang tindi, sehingga
menggambarkan redundansi pada kelompoknya.0arena alasan inilah sasaran
terapeutik sitokin tertentu sering gagal.
Sitokin dapat memberikan efek langsung dan tidak langsung. Sitokin yang
berefek langsung memiliki !iri aratawidjaja, %8)%/ D
5
2.3 KARAKTERISTIK SITOKIN
Sitokin sendiri memiliki !iri-!iri sebagai berikut aratawidjaja, %8)%/ D
• Sitokin adalah polipeptida yang diproduksi sebagai respons terhadap
rangsang mikroba dan antigen lainnya dan berperan sebagai mediator
pada reaksi imun dan inflamasi.
• Sekresi sitokin terjadi !epat dan hanya sebentar, tidak disimpan
sebagai molekul preformed. 0erjanya sering pleiotropik satu sitokin
bekerja terhadap berbagai jenis sel yang menimbulkan berbagai efek/
dan redundan berbagai sitokin menunjukkan efek yang sama/. Oleh
karena itu, efek antagonis satu sitokin tidak akan menunjukkan hasil
nyata karena ada kompensasi dari sitokin yang lain.
• Sitokin sering berpengaruh terhadap sintesis dan efek sitokin yang
lain.
• @fek sitokin dapat lokal atau sistemik.
• Sinyal luar mengatur ekspresi reseptornya pada membrane sel sasaran.
• Aespons selular terhadap kebanyakan sitokin terdiri atas perubahan
ekspresi gen terhadap sel sasaran yang menimbulkan espresi fungsi
baru dan kadang proliferasi sel sasaran.
satu sama lain. Sebagai !ontoh D semua anggota keluarga #+-α&β selanjutnya
keluarga ini dibagi lagi dalam sub keluarga #+-α, #+-β, #+-ω, #+-τ/
menunjukkan paling sedikit 38F homologi satu sama lain dalam urutan asam amino.
6
0eluarga Perwakilan anggota
#nterleukin-%&#nterleukin ' #$-%
#$-'
#$-4
M-CS
#nterleukin-(&#nterleukin-)% #$-(
#$-)%
#nterferon-α&β #+-α
#+-β
#+-ω
#+-τ
Tumor Necrosis Factors *+-α
*+-β $*-α/
$*-β
as ligand
C=48 ligand
*+ related apoptosis indu!ing ligand
*A1#$/
#nterleukin-# #$-#α
#$-#β
#$-# Ae!eptor antagonist
#$-#6
Transforming growth factor-β *-β
one morphogeneti! proteins
#nhibins
1!ti?ins
Chemokines C-G-C sub-family #$-6, many others/
C-C Sub family M#P-#α, many others/
C subfamily lymphotata!tin/
7
inflammation, merangsang leukosit yang belum matang& immature dalam
pertumbuhan dan diferensiasi.
*heHe pada tahun )777 menyatakan bahwa fungsi dasar sitokin yang
diproduksi akibat adanya respons terhadap rangsangan yang bersifat imunologik,
berperan utama dalam kelanjutan hidup sel, proliferasi sel, diferensiasi sel dan
kematian sel.
• Menstimulasi berbagai respon sel yang terlibat dalam sistem imun dan
peradangan
• Merangsang pertumbuhan dan diferensiasi limfosit
• Mengakti?asi berbagai sel efektor yang berbeda untuk mengeleminasi
mikroba dan antigen lainnya
• Merangsang perkembangan sel hematopoetik
• =igunakan sebagai obat dan target antagonis spesifik dalam berbagai penyakit
imun dan peradangan
1gar sitokin menunjukkan efek pada sel sasarannya, sel sasaran tersebut harus
dilengkapi dengan molekul reseptor pada permukaanya. Sitokin bekerja pada sel-sel
targetnya dengan mengikat reseptor-reseptor membran spesifik. Aeseptor dan
8
sitokin yang !o!ok dengan reseptor tersebut dibagi ke dalam beberapa kelompok
berdasarkan struktur dan akti?itasnya. 0lasifikasi reseptor sitokin berdasarkan pada
struktur tiga-dimensi yang dimiliki.
0eluarga ini terdiri atas % reseptor yang terpisah yang mengikat *+-α dan
*+-β.
'/ #mmunoglobulin #g/ superfamili
#mmunoglobulin #g/ yang sudah ada seluruhnya pada beberapa sel
dan jaringan dalam tubuh ?ertebrata, dan berbagi struktural homologi
denga n immunoglobulin antibodi/, sel molekul adhesi, dan bahkan
beberapa sitokin. Contoh, #$-) reseptor.
4/ 0eluarga reseptor *-β
1nggotanya dari transformasi faktor pertumbuhan beta superfamili,
yang tergolong kelompok ini, meliputi *-I), *-I%, *-I3.%
Aeseptor sitokin bisa keduanya merupakan membran berbatas dan
larut. Aeseptor sitokin yang larut umumnya se!ara ekstrim sebagai
pengatur fungsi sitokin. 1kti?itas sitokin bisa dihambat oleh antagonisnya,
9
yaitu molekul yang mengikat sitokin atau reseptornya. Selama
berlangsungnya respon imun, fragmen- fragmen membran reseptor terbuka
dan bersaing untuk mengikat sitokin.
(/ 0eluarga reseptor chemokine
Aeseptor kemokin mempunyai tujuh transmembran heliks dan
berinteraks i dengan protein. 0elompok ini men!akup reseptor untuk #$-6,
M#P-), dan A1+*@S. Aeseptor kemokin, dua diantaranya beraksi mengikat
protein untuk "#: CGCA' dan CCA4/, yang juga tergolong ke dalam
kelompok ini.
10
dan *+, menghentikan pertumbuhan *-β J Transfering
2. L$!%()$*
$imfokin merupakan sitokin yang dihasilkan terutama oleh
limfosit. Menjelang akhir abad ke-%8, namoak sangat peat
kemajuan penelitian aspek mole!ular limfokin, khususnya yang
dihasilkan oleh limfosit. =alam keluarga limfokin ini telah dapat
3. I*&+#%+#(* IFN
Pada awal ditemukannya dalam tahun )745 oleh #saa!s dan
$indenman, interferon merupakan sitokin yang dihasilkan oleh sel
yang terinfeksi ?irus. Sitokin tersebut berperan “menganggagu”
to interfere/ replikasi ?irus. 1kti?itas anti-?irus ini stabil pada p"
%,88 dalam konsentrasi rendah. Sedang akti?itas anti-proliperatif
dan pengatur respons imun baru diketahui kemudian.
*ernyata induksi pelepasan #+ tidak terbatas oleh infeksi
?irus saja, tetapi tetapi meliputi bahan yang sangat beragam.
T"+, D%&# "&*$ * /-& !+*$*/)$ -+,+-*
$*&+#%+#(*
:irus
Ai!ketsia
M$)#((#*$!+ a!teria
ProtoHoa
Clamidia
E)&#) !$#("$, @kstrak ba!teria endotoksin/
@kstrak ?irus
@kstrak ri!ketsia
@kstrak fungi
11
@kstrak tumbuhan
Polifosfat
Polisulfat
P(,$!+# $*&+&$)
Polikarboksilat
Poli-tiofosfat
β, #+-ω.
b/ #nterferon tipe ## tipe imn/ dihasilkan oleh sel-sel imun,
men!akup #+-γ .
4. G#(& F&(#
0eluarga sitokin yang dikelompokkan dalam Growth factor
banyak terlibat dalam peradangan. erikut beberapa !ontoh
anggota dari keluarga Growth factor :
• *-β Transforming growth factor-β )
• P= (latelet-derived growth factor)
• @ (!pidermal growth factor)
• 0* ( "eratocyte growth factor)
• @+0 ( !pidermal N" cell growth factor)
B. B+#/#)* F*$
1 S$&()$* -/ H+!&(-($+$
Segolongan sitokin hematopoiesis pada manusia yaitu M <
CS, -CS, dan M-CS. Sitokin golongan ini berperan dalam
perkembangan, diferesiensiasi dan ekspansi sel < sel mieoloid. Pada
dasarnya sitokim tersebut merangsang diferensisasi sel progenitor
dalam sumsum tulang menjadi yang spesifik dan berperan pada
pertahanan terhadap infeksi. Aeaksi imun dan inflamasi yang
memerlukan pengerahan leukosit akan mema!u produksi sitokin.
T"+, S$&()$* * B+#-+#* -/ H+!&(-($+$
12
/$$*/)$
SC Sumsum Sel pluripoten Semua sel
tulang, sel
stroma
#$-5 ibroblast, sel Progenitor Sel * dan
stroma sumsum limfoid imatur
tulang
#$-3 Sel * Progenitor Semua sel
imatur
M-CS Sel *, Progenitor 1ktifitas
makrofag, sel imatur dan granulosit dan
endotel, yang marofag
fibroblast. !ommitted,
makrofag
matang
M-CS Makrofag, sel Progenitor Monosit
endotel, sel yang
sumsum tulang, !ommitted
fibroblast
-CS Makrofag, Progenitor ranulosit
fibroblast, sel yang
endotel. !ommitted
13
G!"# "+#"$ $&()$* -/ -+#&!"* /* -+!&**
"+#"$ +, /#
14
plasma
#$-)8 Makrofag, sel * terutama *h% Makrofag, sel dendritikD
men!egah produksi #$-%)
dan ekspresi kostimolator
dan M"C-##
#$-)% Makrofag, sel denritik Sel *D diferensiasi *h)
Sel +0 dan sel *D sintesis
#+ −ɤ ,
meningkatkan akti?itas
sitolitik
#$-)4 Makrofag sel lain Sel +0D proliferasi
Sel *D proliferasi sel
+¿
¿
memori CD 8 /
15
"atiD sintesis 1PP
Otot, lemakD katabolisme
kaheksia/
anyak jenis selD
apoptosis
16
Pada kadar rendah,*+ bekerja terhadap leukosit dan
endotel, menginduksi inflamasi akut. Pad kadar sedang, *+
berperan dalam inflamasi sistemik. Pada kadar tinggi, *+
menimbulkan kelainan patologik syok septik.
*+ memiliki efek biologis sebagai berikut D
• Pengerahan neutrofil dan monosit ketempat infeksi
serta mengaktifkan sel < sel tersebut untuk
menyikngkirkan mikroba
• Mema!u ekspresi molekul adhesi sel endotel ?askular
untuk leukosit. Molekul adhesi terpenting adalah
selektif dan ligan untuk integrin leukosit
• Merangsang makrofag mensekresi kemokin dan
mengunduksi kemptaksis dan menginduksi kemotaksis
dan mengerahan leukosit
• Merangsng fagosit moninuklear untuk mensekresi #$- )
dengan efek seperti *+
• Menginduksi apoptosis sel inflamasi yang sama
• Merangsang hipotalamus yang menginduksi panas dan
oleh karena itu disebut pirogen endogen. Panas
ditimbulkan atas pengaruh prostaglandin yang di
produksi sel hipotalami yang dirangsang *+ dan #$-).
#nhibitor sintesi prostaglandin seperti aspirin,
menurunkan panas. *+ seperti halnya denan #$ < )
dan #$ < ( menigkatkan sintesi protein serum tertentu
seperti amyloid 1 protein dan fibrinogen oleh leukosit
• Produksi *+ dalam jumlah besar dapat men!egah
kontraktilitas miokard dan tonus otot polos ?askular
yang menurunkan tekanan darah atau syok dan sel
lemak yang menimbulkan kaheksia, gangguan
metabolisme berat seperti gula darah turun sampai
kadar yang tidak memungkinkan untuk hidup. "al ini
17
disebabkan karena penggunaan glukosa yang
berlebihan oleh otodan hati dan gagal untuk
kemggantikannnya
• 0omplilasi sindrom sepsis yang ditimbulkan bakteri
negatif <ram atau syok endotoksin/ ditandai dengan
kolaps ?as!ular
• =#C dan gangguan metabolik disebabkan produksi
*++ yang dirangsang $PS, dan sitokin lain #$ < )%,
#+ < dan #$ < ). 0adar *+ darah mempunyai nilai
prediksi yang akan terjadi akibat infeksi bakteri negatif
<ram yang berat
erbagai efek *+ dengan manifestasi sebagai berikut
Subowo, %887/ D
. E%+) $&(&()$)
@fek sitiotoksik terlihat pada beberapa jenis jaringan
tumor yang mengalami kemunduran dan nekrosis yang
disertai perdarahan. Mekanisme kematian sel tumor in
?i?o oleh *+ belum jelas, tetapi yang jelas bahwa
kematian sel tumor membutuhkan reseptor untuk *+.
0ematian sel tumor se!ara in ?i?o bukan pengaruh
langsung *+ melainkan se!ara tidak langsung.
0emungkinan kematian sel tumor karena tejadinya
nekrosis jaringan tumor sebagai akibat gangguan
?askularisasi untuk jaringan tumor. *erdapat bukti
bahwa sel makrofag teraktifkan dapt membunuh sel-sel
tumor, sedang *+ merupakan produk sel makrofag.
". E%+) #/*
0ini *+ lebih diangga sebagai mediator utama dalam
radang. Mekanisme pada beberapa kejadian radang
setempat diramalkan berdasarkan pengamatan dalam
per!obaan in ?itro. Misalnya sel netrfil yang bereaksi
18
dengan *+ meningkat pengikatannya dengan sel
emdotel, letupan respiratori dan degranulasinya. Pola
kerusakan jaringan radang mirip dengan kerusakan oleh
#$-). =emikian pula kemampuan *+ dalam
menginduksi prolifeasi fibroblast mirip #$-), sehingga
*+ dianggap penting dalam proses penyembuhan
luka.
. E%+) +!&(-($+&$
@fek *+ terhadap akti?itas hematopoieti! terlihat
dalam bentuk hambatan pembentukan koloni buakan
granulosit-monosit, eritroid dan koloni sel multi-
potensial pada jaringan sumsum tulang manusia. *etapi
sebaliknya pada men!it, *+ meningkatkan sel-sel
progenitor dalam jaringan sumsum tulang pada
per!obaan in ?i?o.
/. E%+) $!*(,($)
Balaupun *+f dalam beberapa akto?otas biologi!
mirip #$-), namun ada beberapa perbedaan dalam
mekanisme pengaturan imun. Se!ara umum +ampak
perbedaan bahwa *+ tidak banyak terlibat dalam
pengaturan tersebut. *+ mempunyai akti?itad
perangdangan yang multiple terhadap limfosit *
teraktifkan, misalnya respons proliferati?e limfosit *
terhadap antigen, peningkatan reseptor untuk #$-% dan
19
@fek perlingungan non-spesifik terhadap pathogen telah
dilaporkan pula untuk *+. Misalnya akti?itas anti?irus
dan beberapa parasit.
20
pada daerah hipotalamus. *elah lama diketahui bahwa mediator
yang dihasilkan oleh leukosit yang semula dinamakan
endogenous pyrogen @P/ bertanggung jawab dalam induksi
produksi prostaglandin P/ oleh sel-sel yang terdapat di
sekitar pusat demam di hipotalamus. @fek neroendokrin lain
berlangsung karena produksi #cortico releasing factor$ yang
pada gilirannya akan merangsang produksi hormone 1C*"
dari hipofisa yang akan ,enginduksi produksi hormone
kortikosteroid dari kelenjar adrenal. "ormone kortikosteroid
mendorong pelepasan sel-sel netrofil dari sumsum tulang
kedalam peredaran darah yang dibarengi dengan peningkatan
hematopoiesis menyebabkan perubahan susunan komponen sel
darah.
Pengaruh #$-) lainnya yang dapat diamati, yaitu
induksi pelepasan sejumlah mediator mediator sekunder/
misalnya D P1 latelet activating factor)% #$-(, *+, CS,
dan bahkan untuk induksi #$-) sendiri. Produksi #$-) dapat
dihambat oleh inhibitor yang dilepaskan oleh sel makrofag
juga.
• E%+) -/ A)&$:$ L$!%($& T
=alam mengawali respon imun, akti?asi limfosit *
merupakan tahap yang menentukan. 0e!o!okan akan
M"C kelas ## dari sel makrofag dalam menyajikan
antigen kepada limfosit * sangat diperlukan dalam
mengawali respons imun. Sel-sel penyaji ini tidak saja
menghadirkan antigen dengan !ara kontak dengan klon
limfosit * yang !o!ok, namun juga diperlukan adanya
pelepasan #$-) sebagai signal kedua. 1kti?asi limfosi *
berlangsung dengan adanya % signal tersebut, akan
21
diususul kemudian oleh proliferasi dan diferensiasi sel.
+amun jelaslah bahwa tanpa keterlibatan molekul
M"C kelas ##, #$-) tidak dapat berfungsi sendiri dalam
membangkitkan respons imun melalui akti?asi limfosit
*.
1tas dasar kenyataan tersebut, oleh Oppenheim )765/
diusulkan urutan tahap peristiwa siklus limfosit setelah
menerima rangsan antigen yang dihasilkan oleh sel
penyaji sel makrofag/. @pitope antigen spesifik atau
poliklonal yang diproses oleh sel makrofag akan
merupakan rangsangan ketika hasil pemprosesan
tersebut disajikan kepada limfosi *. pada tahap ini akan
terjadi perubahan status limfosit * dari 8 menjadi
tahap ) awal yang mampu mengadakan biosintesis.
eberapa dari limfosit * tersebut melanjutkan
perkembangannya dalam tahap ) lanjut, sehingga
mereka mampu mengekspresikan resptor untuk #$-%.
Sebagian dari limfosit * lain setelah menerima
rangsangan #$-) akan melepaskan #$-%. $imfosit yang
menerima rangsangan #$-% ini selanjutnya akan
mengekspresikan resptor untuk transferin, sehingga
dapat meneruskan perkembangannya dalam tahap S
siklus sel yang berakhir dengan sitosis.
• E%+) -/ D$%+#+*$$ L$!%($& T
=isamping sebagai mediator yang penting
dalam proses peradangan , #$-) juga merupakan
mediator yang berperan dalam akti?itas imunologik.
Pengaruh #$-) dalam imunitas ini terutama melalui
dorongannya terhadap diferensiasilimfoit * yang dapat
22
dipantau melalui perubahan-perubahan marka pada
membrannya ; misalnya #$-) akan lebih menstabilkan
C=% pada limfosit *, yang merupakan resptor untuk
eritrosit domba sehingga mempermudah pembentukan
kloset dengan eritrosit domba SAC/. =engan
demikian me#$-) meningkatkan funhsi limfosit * dan
memproduksi limfokin seperti #$-%, CS, C #$-'
IL'6
#$<( berfungsi dalam imunitas nonspesifik, diproduksi
fagosit mononuklear, sel endotel ?askular, fibroblas dan sel
lain sebagai respons terhadap mikroba dan sitokin lain. #$-(
mempunyai berbagai fungsi. =alam imunitas nospesifik, #$-(
merangsang hepatosit untuk memproduksi 1PP dan bersama
CS merangsang progenitor di sumsum tulang untkuk
memproduksi neutrofil. =alam imunitas spesifik, #$-(
merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel menjadi sel
maast yang menproduksi antbodi. #$-( juga merupakan f sel
plasma neoplastik mieloma/.
23
/ IL'10
#$ < )8 merupakan inhibitor makrofag dan sel dendrit
yang berperan dalam mengontrolreaksi imun nonspesifik dan
imun sellar. #$ < )8 diproduksi terutama oleh marofag yang
diaktifkan. "al tersebut merupakan !ontoh dari regulator
feedba!k negatif.
+ IL'12
#$-)% merupakan mediator utama imunitas nonspesifik
dini terhadap mikroba intraselular dan merupakan indu!tor
kun!i dalam imunitas selular spesifik terhadap mikroba.
Sumber utama #$-)% adalah fagosit mononu!lear dan sel
dendritik yang diaktifkan. @fek biologis #$-)% adalah
merangsang produksi #+-ˠ oleh sel +0 dan sel *, diferensiasi
24
G!"# +%+) "$(,($ IL'12
% IFN T$-+ I
#+ *ipe # #+-K dan #+-I/ berperan dalam imunitas
nonspesifik dini pada infeksi ?irus. +ama interferon berasal
dari kemampuannya dalam inter?ensi infeksi ?irus. @fek #+
*ipe # adalah proteksi terhadap infeksi ?irus dan meningkatkan
imunitas selular terhadap mikroba intraselular. #+ *ipe #
men!egah replikasi ?irus, meningkatkan ekspresi molekul
M"C-), merangsang perkembangan *h), men!egah proliferasi
banyak jenis sel antara limfosit in?itro.
#+ tipe # diproduksi oleh sel terinfeksi ?irus dan
makrofag. #+ *ipe ) men!egah infeksi ?irus dan
meningkatkan akti?itas C*$ terhadap sel yang terinfeksi ?irus.
#nterferon menginduksi ekspresi M"C-## di sel jaringan,
meningkatkan ekspresi !-A pada makrofag dan akti?itas sel
+0.
#nterferon adalah sitokin berupa glikoprotein yang
diproduksi makrofag yang diaktifkan, sel +0 dan berbagai sel
tubuh yang mengandung nu!leus dan dilepas sebagai respons
terhadap infeksi ?irus. #+ mempunyai sifat anti?irus dan
dapat menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi ?irus
menjadi resisten terhadap ?irus. =i samping itu, #+ juga dapat
mengaktifkan sel +0. Sel yang diinfeksi ?irus atau menjadi
ganas akan menunjukkan perubahan pada permukaannya yang
akan dikenal dan dihan!urkan sel +0. =engan demikian
penyeberan ?irus dapat di!egah.
Produksi #+ diinduksi oleh infeksi ?irus atau suntikan
polinukleotida sintetik. #+ dapat dibagi menjadi % tipe yaitu,
*ipe # dan *ipe ##. *ipe # terdiri atas #+-K yang disekresi
makrofag dan leukosit lain serta #+-I disekresi oleh
25
fibroblast. #+ *ipe ## adalah #+-ˠ yang juga disebut #+
imun, disekresi sel * setelah dirangsang oleh antigen spesifik.
@fek protekso #+-ˠ terjadi melalui reseptor di membrane sel
dan mengaktifkan gen yang menginduksi sel untuk
memproduksi protein anti?irus yang men!egah translasi
mA+1 ?irus. #+ juga meningkatkan akti?itas sel *, makrofag,
ekspresi M"C dan efek sitotoksik sel +0. M"C berfungsi
untuk mengikat peptide dalam presentasi ke sel *.
26
ekui?alen dengan #$-%. #$-)4 dianggap ekui?alen dengan #$-%.
#$-)4 berperan pada imunitas nonspesifik dini dan #$-% pada
imunitas spesifik dini. #$-)4 juga merupakan fa!tor
pertumbuhan dan fa!tor hidup terutama untuk sel C=6N yang
hidup lama.
IL'18
#$-)6 memiliki struktur yang homolog dengan #$-),
namun mempunyai efek yang berlainan. #$-)6 diproduksi
makrofag sebagai respons terhadap $PS dan produk mikroba
$ IL'33
#$-33 digambarkan sebagai superfamili #$-) dan juga
diketahui berperan sebagai komponen yang mengatur respons
imun alamiah terutama akti?asi sel mast.
27
antibodi in ?itro/
#$-' *h%, sel mast Sel D pengalihan ke isotipe #g@
Sel *D diferensiasi dan
proliferasi *h%
#$-4 *h% @osinofilD akti?asi, peningkatan
produksi
Sel D proliferasi, produksi #g1
#+-ɤ +¿ MakrofagD akti?asi
¿
*h), CD 8 , sel +k
Sel D pengalihan isotipe ke #g
dalam meningkatkan opsonisasi
dan ikatan komplemen
*h)D diferensiasi
erbagai selD peningkatan
ekspresi M"C-# dan M"C-##,
peningkatan proses dan
presentasi antigen ke sel *
*-I Sel *, makrofag, sel lain Sel *D men!egah proliferasi dan
fungsi efektor
Sel D men!egah proliferasi,
poduksi #g1
MakrofagD pen!egahan
$imfotoksin $*/ Sel * Pengerahan dan akti?asi
neutrofil
#$-)3 Sel *h% Sel D pengalihan ke isotipe #g@
Sel epitelD peningkatan produksi
mukus
MakrofagD pen!egahan
IL'2
#$-% adalah fa!tor pertumbuhan untuk sel * yang
dirangsang antigen dan berperan pada ekspansi klon sel *
28
setelah antigen dikenal. @kspresi reseptor #$-% ditingkatkan
oleh rangsangan antigen, oleh karena itu sel * yang mengenal
antigen merupakan sel utama yang berproliferasi pada respons
imun spesifik. #$-% meningkatkan proliferasi dan diferensiasi
sel imun lain sel +0, sel /. #$-% meningkatkan kematian
apoptosis melalui as. as adalah golongan reseptor *+ yang
di ekspresikan pada permukaan sel *. anyak sel lain
menginisiasi kaskade sinyal dalam apoptosis. 0ematian sel
terjadi akibat ikatan as dengan ligannya yang diekspresikan
oleh sel * yang diaktifkan. 0ematian sel * tersebut merupakan
hal yang penting dalam mempertahankan toleransi self' Mutasi
dalam gen as dapat menimbulkan penyakit autoimun
sistemik.
#$-% merangsang proliferasi dan diferensiasi sel *, sel
dan +0. #$-% juga men!egah respon imun terhadap antigen
sendiri melalui peningkatan apoptosis sel * melalui as dan
merangsang akti?itas sel * regulatori.
" IL'4
29
#$-' merupakan stimulus utama produksi #g@ dan
30
imunitas nonspesifik dan spesifik selular. #+-ɤ adalah sitokin
yang mengaktifkan makrofag untuk membunuh fagosit. #+-ɤ
merangsang ekspresi M"C-# dan M"C-## dan kostimulator
31
@fek utama *-I adalah men!egah poliferasi dan
akti?asi limfosit dan leukosit lain. *-I merangsang produksi
#g1 melalui induksi dan pengalihan sel .
% LIMFOTOKSIN
$* diproduksi sel * yang diaktifkan dan sel lain. $*
mengaktifkan sel endotel dan neutrofil, merupakan mediator
pada inflamaso akut dan menghubungkan sel * dengan
antiinflamasi. @fek ini sama dengan *+.
IL'13
#$-)3 memiliki struktur homolog dengan #$-' yang
diproduksi C='N *h%. #$-)3-A ditemukan terutama pada sel
nonlimfoid seperti makrofag. @fek utamanya adalah men!egah
akti?asi dan sebagai antagonis #+-ɤ . #l-)3 merangssang
produksi mukus oleh sel epitel paru dan berperan pada asma.
IL'16
#$-)( diproduksi berbagai sel dengan fungsi multiple.
$ IL'17
#$-)5 diproduksi sel * memori yang diaktifkan dan
menginduksi produksi sitokin proinflamasi lain seperti *+,
#$-) dan kemokin.
IL'23
Merangsang perkembangan sel * C=' untuk
memproduksi #$-)5.
) IL'25
#$-%4 memiliki struktur seperti #$-)5, disekresi sel *h%
dan merangsang produksi sitokin *h% lainnya seperti #$-', #$-
4 dan #$-)3, #$-)5 dan #$-%4 diduga berperan dalam
meningkatkan reaksi inflamasi yang sel * dependen bentuk
lain.
32
Perbandingan !iri-!iri sitokin yang berperan dalam
imunitas nonspesifik dan spesifik tersebut terlihat pada tabel
7.5.
, IL'31
#$-3) terutama diproduksi sel *h% yang diaktifkan dan
bekerja melalui #$-3)A yang diekspresikan pada sel monosit
yang diaktifkan, epitel dan kreatinosit. @kspresi #$-3)
berlebihan dapat menimbulkan gatal, alopesia, lesi kulit,
hiperakti?itas bronkus, dermatitis dan alergi.
! IL'9
#$-7 yang diproduksi sel * pertama kali digambarkan
sebagai sitokin serup #$-', #$-, #$-)3 yang diproduksi *h%.
*ernyata #$-7 diproduksi oleh *h7 yang merupakan subset *h
lain. @feknya terlihar pada gambar 7.%).
33
ditemukan dalam serum
@fek lokal atau 0eduanya iasanya lokal saja
sistemik
Peran pada penyakit Penyakit sistemik 0erusakan lokal
misalnya syok sepsis/ jaringan inflamasi
misalnya
granulomatosus/
=apat di!egah 0S Siklosporin,0-48(
#+-berperan penting dalam imunitas nonspesifik dan spesifik
Semua reseptor sitokin terdiri dari satu atau lebih protein transmembran yang
berfungsi untuk mengikat sitokin dan bagian sitoplasmanya berperan untuk
mengawali jalur sinyal intraselular.Sinyal transduksi dapat berupa produk mikroba
dan reseptornya adalah PAA pada leukosit.
34
Subkelas sel *h) dan *h% tidak dapat di bedakan se!ara morfologik, tetapi
dapat di bedakan dari perbedaan sitokin yang diproduksinya.
Melaui sekresi sitokin seperti #+-, *+-I&$*, dan #$-%, sel *h) mengatur
imunitas selular melalui peningkatan akti?itas makrofag, neutrofil dan C*$.
Selanjutnya sel *h) dapat meningkatkan efek selular melaui sel dengan
memproduksi antibodi isotop yang diperlukan dalam 1=CC. erbagai sitokin
berperan terhadap produksi dan pengarahan isotop antibodi oleh sel . #$-% dapat
menginduksi #g-%Kpada tikus / dan #g-3pada manusia/. #+- menunjukkan efek
negatif terhadap produksi antibodi. #$-' merangsang produksi antibodi #g, #g)dan
#g@. #$-4 menginduksi #gM dan #g) tanpa efek terhadap produksi #g@.
35
Sinyal *+-A oleh *A1 amili *+-A#, as #katan domain protein
adaptor kematian, akti?ator
kaspase
=omain *#A&jalur #A10 #$-)A dan #$-)6A #katan kinase famili #A10
dengan domain *#A,
akti?asi faktor transkripsi
Aeseptor-berhubungan *-I.M-A, reseptor sel 1kti?asi kinae intrinsik
dengan kinase induk dalam reseptor, akti?asi
faktor transkripsi
Sinyal protein Aeseptor kemokin Pertukaran *P dan
disosiasi a-*P asal bg,
a *P mengaktifkan
berbagai enHim selular
36
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sitokin adalah protein dengan berat molekul ke!il yang diproduksi dan
dilepas berbagai jenis sel. Sitokin berperan utama dakam induksu dan
regulasi interaksi selular yang melibatkan sel inflamasi imun dan
sustem hematopoieti!.
1kti?itas biologis sitokin dapat berupa pleiotopik, redundan!y, sinergi
dan antagonis.
Sitokin bekerja dengan mengikat reseptor-reseptor membran
spesifik, yang kemudian membawa sinyal ke sel melalui se!ond
messenger tirosin kinase/, untuk mengubah akti?itasnya ekspresi
gen/.
0lasifikasi reseptor sitokin berdasarkan pada struktur tiga-dimensi
yang dimiliki terdapat 4 jenis ; Aeseptor Sitokin 0elas #, )/ Aeseptor
Sitokin 0elas ##, reseptor sitokin *umor +e!rosis a!tor family,
37
• Profil sitokin *h) menunjang respon imun yang melibatkan
fagositosis, C*$ dan sel +0 untuk menyingkirkan pathogen
intraselular. Sel *h% memproduksi sitokin yang mendukung produksi
isotop immunoglobulin khusus dan respons #g@.
DAFTAR PUSTAKA
38
1bbas 10, $i!htman 1", Pober 9S )77'/, Cytokines in Cellular an Mole!ular
#mmunology, #nternational edition, B Sounders Co , Philadelphia , $ondon ,
*oronto, Monreal, Sydney, *okyo, p.%'8-%(8.
aratawidjaja 0. %8)%. #munologi =asar. @disi )8. 9akarta D alai penerbit akultas
kedokteran >ni?ersitas #ndonesia.
*heHe 9 )777/, *he Cytokine +etwork and #mmune un!tions, OQford >ni?ersity
Press, +ew Rork.
39