Anda di halaman 1dari 30

KONSEP

HOSPITALISASI,
KONSEP
BERMAIN DAN
KONSEP
IMUNISASI PADA
ANAK
Kelompok 1b
● DISUSUN OLEH:
● 1. EBIAL FITRI BR. GINTING ( 191101002 )
● 2. NISFU ( 191101004 )
● 3. SHELA JUNITA PUTRI ( 191101006 )
● 4. FRIDERIKUS ZEBUA ( 191101008 )
● 5. NAJLA ASYAH SYAFAWANI ( 191101010 )
● 6. WINDA SARI SINAGA ( 191101012 )
● 7. NADIA FEBRIANI BR. BARUS ( 191101014 )
● 8. PEBI SEPTRIAN SARI ( 191101016 )
● 9. NADILLA JULIANSYAH HARUN ( 191101018 )
● 10. ARUNI MUHARANI ( 191101020 )
● 11. NADYA PRATIWI ( 191101022 )
● 12. ZOYA ELVAHRA ( 191101024 )
KONSEP
HOSPITALISASI
1. Pengertian
● Menurut Supartini (2004), hospitalisasi merupakan suatu proses dimana karena alasan
tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani
terapi perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.Hospitalisasi pada anak
adalah suatu sindrom yang terjadi pada anak yang dirawat di rumah sakit secara
terpisah dari ibunya atau pengganti peran ibu dalam kurun waktu yang lama. Kondisi
ini ditandai dengan tidak adanya kegairahan, tidak responsif, kurus, pucat, nafsu
makan buruk, tidur terganggu, episode demam, hilangnya kebiasaannya menghisap
dan nampak tidak bahagia. Gangguan ini dapat pulih kembali dengan anak dalam
waktu 2-3 minggu. (Bastaman et al, 2004).
2. Persepsi Anak Tentang Hospitalisasi (Lau Dan Tse, 1994)

Pengabaian:

Hukuman:

Takut katastrofik:

Takut akan kematian:


3. Faktor-Faktor Stresor Hospitalisasi

A. Faktor Lingkungan rumah sakit;


B.. Faktor Berpisah dengan orang yang sangat berarti
C . Faktor kurangnya informasi
D . Faktor kehilangan kebebasan dan kemandirian
E . Faktor pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
f. Faktor perilaku atau interaksi dengan petugas rumah sakit.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak Dalam Bereaksi Terhadap
Hospitalisasi

● a. Umur dan perkembangan kognitif


● b. Kecemasan Orangtua
● c. Persiapan anak dan Orang tua.
● d.Ketrampilan koping anak dan keluarga
5. Reaksi Psikologis Anak Terhadap Hospitalisasi

● Reaksi anak terhadap hospitalisasi dimulai saat sebelum masuk rumah sakit,
selama hospitalisasi, dan setelah pulang dari rumah sakit. Perubahan
perilaku temporer dapat terjadi selama anak dirawat di rumah sakit sampai
pulang dari rumah sakit. Perubahan ini disebabkan oleh :
● (1) perpisahan dari orang-orang terdekat,
● (2) hilangnya kesempatan untuk membentuk hubungan baru,
● (3) lingkungan yang asing ( Wong et al, 2003)
6. Pencegahan

● a. Persiapan
● b. Mencegah dan mengurangi
● c. Mencegah kehilangan
● d. Mencegah dan mengurangi ketakutan akan cedera tubuh dan nyeri
● e. Penataan Ruang Rawat Inap dan Ruang Bermain di Rumah Sakit
7. Penanganan Dampak Hospitalisasi

Terapi Bermain Terapi badut

Penggunaan
Terapi musik premedikasi ansiolitik
dan sedatif
Bermain adalah terapi pada semua usia. Dalam bermain, anak bisa mengekspresikan
emosi dan melepaskannyaimpuls yang tidak dapat diterima dengan cara yang dapat
diterima secara sosial.
Konsep Bermain

1. Peran Bermain dalam Perkembangan Anak


Bermain adalah pekerjaan anak-anak. Dalam bermain, anak-anak terus menerus
mempraktekkan yang rumit, penuh tekanan, proses hidup, berkomunikasi, dan
mencapai hubungan yang memuaskan dengan orang lain.

2. Klasifikasi Bermain
Konten dalam bermain:
- Permainan selektif sosial
- Permainan rasa kesenangan
- Permainan keterampilan
- Perilaku tidak sibuk
- Drama
- Permainan
01 02 03 04
Fungsi bermain

Pengemba
ngan Perkemba sosialisasi Kreativitas
sensori ngan
motorik intelektual
05 06 07
Kesadaran Nilai
diri terapeutik moralitas
Faktor yang mempengaruhi
permainan anak

1. Tahap perkembangan

2. Status kesehatan
anak

3. Jenis kelamin

4. Lingkungan

5. Alat dan jenis


permainan
KONSEP
IMUNISASI
KELOMPOK 1 B
01 DEFINISI DAN TUJUAN
DARI IMUNISASI

POKOK 02 MANFAAT DAN SASARAN


DARI IMUNISASI

03
MATERI
JENIS-JENIS
DARI IMUNISASI

04 PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH


DARI IMUNISASI
2
DEFINISI
& TUJUAN
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak terpajan penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit. Kekebalan
yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif (Satgas IDAI,
2008). Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru
lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan.

4
Tujuan dari imunisasi:
• untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), measles
(campak), polio dan tuberculosis.

• Peningkatan mutu pelayanan imunisasi.


MANFAAT DAN
SASARAN
Dari imuniasasi
Manfaat dari imunisasi

Untuk anak Untuk keluarga Untuk negara

Untuk anak, bermanfaat Untuk keluarga,


Untuk negara, bermanfaat
mencegah bermanfaat
memperbaiki derajat
penderitaan yang menghilangkan kesehatan, menciptakan
disebabkan oleh kecemasan serta bangsa yang kuat dan
penyakit biaya pengobatan jika berakal untuk melanjutkan
menular yang sering anak sakit. pembangunan negara
berjangkit.
Jenis-jenis

imunisasi
1. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif adalah


BONJOUR proses mendapatkan kekebalan dimana
tubuh anak sendiri membuat zat anti
yang akan bertahan selama bertahun-
tahun. Vaksin dibuat “hidup dan mati”.
Vaksin hidup mengandung bakteri atau
SALUT virus (germ) yang tidak berbahaya, tetapi
dapat menginfeksi tubuh dan
merangsang pembentukan antibodi.
Vaksin yang mati dibuat dari bakteri
atau virus, atau dari bahan toksit yang
dihasilkannya yang dibuat tidak
berbahaya dan disebut toxoid.
Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah:
1). BCG, untuk mencegah penyakit TBC.
2). DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan
tetanus.
3). Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.
4). Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles).
5). Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis.
2. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif dapat terjadi secara alami


Imunisasi pasif adalah pemberian saat ibu hamil memberikan antibody
antibody kepada resipien, dimaksudkan tertentu ke janinnya melalui plasenta,
untuk memberikan imunitas secara terjadi di akhir trimester pertama
langsung tanpa harus memproduksi kehamilan dan jenis antibodi yang
sendiri zat aktif tersebut untuk ditransfer melalui plasenta adalah
immunoglobulin G (LgG). Transfer
kekebalan tubuhnya. Antibody yang
imunitas alami dapat terjadi dari ibu ke
diberikan ditujukan untuk upaya bayi melalui kolostrum (ASI), jenis yang
pencegahan atau pengobatan terhadap ditransfer adalah immunoglobulin A
infeksi, baik untuk infeksi bakteri (LgA). Sedangkan transfer imunitas pasif
maupun virus secara didapat terjadi saat seseorang
menerima plasma atau serum yang
mengandung antibody tertentu untuk
menunjang kekebalan tubuhnya.
Jenis-Jenis Vaksin Imunisasi Dasar Dalam Program Imunisasi

Vaksin BCG (Bacillius Calmette Guerine) Hepatitis B

Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Namun untuk


Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi
mencapai cakupan yang lebih luas, Kementerian hepatitis B merupakan upaya pencegahan yang
Kesehatan RI menganjurkan pemberian BCG pada umur sangat
antara 0-12 bulan. efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui
Transmisi maternal dari ibu pada bayinya.

DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus) Polio

Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman
diberikan sebelum umur 6 program pengembangan imunisasi (PPI)
minggu) dengan interval 4-8 minggu. sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang
tinggi.
Campak

Campak Jenis-Jenis Vaksin Imunisasi Dasar


Dianjurkan dalam satu Dalam Program Imunisasi
dosis 0,5 ml secara
sub-kutan dalam, pada
umur 9 bulan.
PENYAKIT
YANG DAPAT
DICEGAH
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

Pertusis atau Batuk


Tuberculosis Rejan Tetanus
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

Campak
(measles) Poliomielitis Hepatitis-B

Anda mungkin juga menyukai