Anda di halaman 1dari 9

TEORI KEPERAWATAN

(Self Efficacy Breastfeeding Pada Ibu Hamil )

Dosen: Dr. Rr. Sri Endang, SKM, MNS

OLEH

NUR REZKI

P1337420820013

KEPERAWATAN MAGISTER TERAPAN KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Efikasi diri adalah keyakinan seseorang tentang kemampuan mereka untuk mencapai
suatu tingkat kinerja yang mempengaruhi setiap peristiwa dalam hidupnya. Keyakinan
akan seluruh kemampuan meliputi kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri,
kapasitas kognitif, kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh dengan
tekanan (Bandura) dalam (Perpustakaan UNS, 2013).
Sedangkan efikasi diri menyusui atau Breastfeeding Self Efficacy (BSE) adalah
keyakinan diri seorang ibu pada kemampuannya untuk menyusui atau memberikan ASI
pada bayinya. Efikasi merupakan hal yang penting dalam menyusui, karena digunakan
sebagai acuan apakah ibu memilih menyusui atau tidak, berapa banyak usaha yang
dilakukan ibu untuk menyusui bayinya, bagaiamana pola pikir ibu untuk menyusui
bayinya, meningkat atau menyerah, dan bagaimana pula ibu menanggappi secara
emosional kesulitan untuk menyusui bayinya (Kurnianingtyas et al., 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran Self Efficacy Breastfeeding pada ibu hamil?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Self Efficacy Breastfeeding pada ibu
hamil?
C. Tujuan
1. Mengetahui gambaran Self Efficacy Breastfeeding pada ibu hamil.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Self Efficacy Breastfeeding pada ibu
hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Self Efficacy
Efikasi diri adalah keyakinan seseorang tentang kemampuan mereka untuk mencapai
suatu tingkat kinerja yang mempengaruhi setiap peristiwa dalam hidupnya. Keyakinan
akan seluruh kemampuan meliputi kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri,
kapasitas kognitif, kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh dengan
tekanan. Orang dengan efikasi diri yang tinggi untuk memperoleh suatu keterampilan atau
melaksanakan suatu tugas akan berpartisipasi secara lebih siap, bekerja lebih keras, lebih
tekun dalam kesulitan, dan mencapai tingkat hasil yang lebih tinggi. Namun self-efficacy
yang tinggi tidak akan kompeten bila pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
kurang (Bandura) dalam (Hasanah, 2015).
Efikasi diri dapat pula diartikan keyakinan seseorang tentang kemampuan mereka
untuk mencapai suatu tingkat kinerja yang mempengaruhi setiap peristiwa dalam hidupnya.
Keyakinan akan seluruh kemampuan meliputi kepercayaan diri, kemampuan
menyesuaikan diri, kapasitas kognitif, kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang
penuh dengan tekanan (Kurnianingtyas et al., 2017)
Efikasi diri tidak berkaitan dengan kecakapan yang ia miliki seberapa aspek dari
kognisi dan perilaku seseorang. Oleh karena itu, perilaku satu individu akan berbeda
dengan individu yang lain (Mardiana et al., 2018).

B. Self-Efficacy Breastfeeding
Self efficacy breastfeeding atau efikasi diri menyusui pada ibu hamil adalah kekuatan
seorang ibu yang mempengaruhi respon dalam menyusui seperti usaha dan pikiran yang
kemudian mempengaruhi inisiasi dan tenaga dari perilaku menyusui. Efikasi diri menyusui
dapat dipengaruhi melalui pencapaian performance seperti pengalaman sebelumnya
dengan perilaku menyusui, pengalaman perwakilan seperti melihat wanita lain berhasil
menyusui, verbal persuasi seperti dorongan menyusui dari suami atau keluarga dan respon
fisiologis seperti depresi, kecemasan dan kelelahan (Ernawati et al., 2020).
(Kurnianingtyas et al., 2017) mendefinisikan Efikasi diri menyusui pada ibu hamil
merupakan keyakinan diri seorang ibu pada kemampuannya untuk menyusui atau
memberikan ASI pada bayinya. Efikasi merupakan hal yang penting dalam menyusui,
karena digunakan sebagai acuan apakah ibu memilih menyusui atau tidak, berapa banyak
usaha yang dilakukan ibu untuk menyusui bayinya, bagaiamana pola pikir ibu untuk
menyusui bayinya, meningkat atau menyerah, dan bagaimana pula ibu menanggappi secara
emosional kesulitan untuk menyusui bayinya.
Sikap baik yang dimiliki oleh seseorang khususnya ibu dalam pemberian ASI yang
berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi hendaknya diterapkan dalam
perilaku sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak terutama
dalam menurunkan angka kematian bayi. Hal tersebut merupakan salah satu factor
penunjang upaya peningkatan, pencegahan dan penanggulangan masalah penyakit yang
merupakan ujung tombak paradigma Indonesia sehat (Sakdiyah, 2016).
Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil akan berdampak pada rendahnya pengetahuan
yang dapat menyebabkan ibu hamil tidak mempunyai keyakinan akan kemampuannya
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Selain itu, efikasi diri ibu untuk menyusui harus
dipertimbangkan dari segi harapan kemampuan untuk memberikan ASI dan harapan hasil
yang akan dicapai dari memberikan ASI. Ketika keyakinan ibu menyusui tinggi maka
keberhasilan menyusui akan meningkat begitu pula sebaliknya.

C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Self-Efficacy Breastfeeding


Ada 4 faktor penting yang digunakan individu dalam membentuk efikasi diri yaitu:
1. Pengalaman keberhasilan
Keberhasilan yang didapatkan akan meningkatkan efikasi diri yang dimilki
seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan efikasi dirinya. Apabila
keberhasilan yang didapatkan seseorang lebih banyak karena faktor-faktor di luar
dirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan efikasi diri.
Akan tetapi, apabila keberhasilan itu didapat melalui hambatan yang besar dan
merupakan hasil perjuangan sendiri maka hal itu akan membawa pengaruh terhadap
peningkatan efikasi diri. (Kurnianingtyas et al., 2017)
2. Modeling (meniru) atau Pengalaman orang lain
Pengalaman orang lain, baik pengalaman langsung, melalui rekaman/video,
ataupun tercetak akan memberikan sumber informasi mengenai keterampilan dan
kemampuan. Melalui pengamatan ini dapat memberikan dampak yang kuat terhadap
kepercayaan diri, terutama ketika ibu tidak memiliki pengalaman pribadi secara
langsung. Pada ibu yang memiliki teman atau anggota keluarga yang sukses dalam
menyusui akan lebih memilih dan berusaha dalam menyusui, sedangkan ibu yang tidak
pernah melihat proses menyusui bayi akan merasa malu dan canggung untuk
menyusui. Dampak pengamatan ini sendiri bergantung pada role model, serta cara
demonstrasi dilakukan.
Role model yang paling efektif yaitu yang memiliki kesamaan secara demografi
dan psikososial dengan target, serta memiliki perilaku yang lebih kompeten. Misalnya
memiliki konselor yang mempunyai pengalaman keberhasilan dalam menyusui akan
menjadi role model yang positif untuk meningkatkan keinginan ibu baru dalam
menyusui. Untuk lebih meningkatkan dampak dari role modeling, diperlukan
pendemonstrasian untuk menuju keberhasilan. BSE dapat terbentuk melalui
pengamatan individu terhadap kesuksesan yang dialami orang lain dalam menyusui
bayinya. Pengalaman tidak langsung meningkatkan kepercayaan individu bahwa
mereka juga memiliki kemampuan yang sama seperti orang yang diamati saat
dihadapkan pada persoalan yang setara yaitu dalam hal menyusui (Agustin, 2018).
3. Social Persuasion (informasi)
Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang
yang berpengaruh biasanya digunakan untuk menyakinkan seseorang bahwa ia
cukup mampumelakukan suatu tugas. Memusatkan perhatian pada aspek
keberhasilan menyusui serta memuji keterampilan menyusui merupakan salah satu
cara yang akan meningkatkan self- efficacy pada ibu. Semakin banyak orang yang
memberikan persuasi verbal pada ibu, maka semakin besar potensi untuk
mempengaruhi persepsi BSE. Efek dari sumber ini sifatnya terbatas, namun pada
kondisi yang tepat persuasi dari orang sekitar akan memperkuat BSE. Kondisi ini
adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi dan dukungan realistis dari apa yang
dipersuasikan
4. Physiological & Emotion State
Kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan tugas
sering diartikan suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang cenderung akan
mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak di warnai oleh ketegangan
dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somantik lainnya. Efikasi diri
biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stress dan kecemasan sebaliknya efikasi
diri yang rendah ditandai oleh tingkat stress dan kecemasan yang tinggi pula
(Monica & Agustina, 2019)

Individu menilai kemampuan mereka dari kondisi emosional dan fisiologis lain
yang dialami saat melakukan sesuatu. Interpretasi positif seperti kegembiraan atau
kepuasan, meningkatkan self-efficacy, sementara interpretasi yang negatif dari rasa
sakit, kelelahan, kecemasan, atau stres dapat menurunkan self-efficacy seseorang.
Interpretasi ini telah terbukti mempengaruhi tingkat self-efficacy dan proses menyusui.
Menyusui telah terbukti sangat bergantung pada kepercayaan diri, sedangkan
kegagalan menyusui dikaitkan dengan gangguan emosional dan fisiologis yang akan
mempengaruhi refleks let down. Situasi yang melibatkan kecemasan, stres, dan rasa
sakit akan menghambat hormon oksitosin dan dapat menyebabkan reflek let down yang
buruk dan sindrom susu yang tidak memadai. Keadaan emosional yang negatif juga
dapat merangsang krisis laktasi di mana ada penurunan tiba-tiba dalam jumlah ASI yang
diproduksi; krisis mereda ketika tekanan emosional teratasi. Keyakinan ibu dalam
menyusui anaknya dapat turun apabila ibu dalam kondisi lelah, kesakitan (nyeri),
dan cemas, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk menyusui bagi ibu
yang memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi (Agustin, 2018).

D. Aspek yang Mempengaruhi Self efficacy Breastfeeding


Keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas dapat meningkatkan self-
efficacy. Tingkat self-efficacy yang dimiliki individu dapat dilihat dari aspek self-
efficacy. Self-efficacy yang dimiliki seseorang berbeda-beda, dapat dilihat berdasarkan
aspek yang mempunyai implikasi penting pada perilaku. Menurut Bandura dalam
(Agustin, 2018) ada tiga aspek dalam self-efficacy yaitu:
1. Magnitude, aspek ini berkaitan dengan kesulitan tugas. Apabila tugas-tugas yang
dibebankan pada individu menurut tingkat kesulitannya, maka perbedaan self-
efficacy secara individual mungkin terdapat pada tugas-tugas yang sederhana,
menengah, atau tinggi. Individu akan melakukan tindakan yang dirasakan mampu
untuk dilaksanakannya dan akan tugas-tugas yang diperkirakan diluar batas
kemampuan yang dimilkinya.
2. Generality, aspek ini berhubungan luas bidang tugas atau tingkah laku. Beberapa
pengalaman berangsur-angsur menimbulkan penguasaan terhadap pengharapan
pada bidang tugas atau tingkah laku yang khusus sedangkan pengalaman lain
membangkitkan keyakinan dalam berbagai tugas.
3. Strength, Aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan seseorang
terhadap keyakinannya. Tingkat self-efficacy yang lebih rendah mudah digoyangkan
oleh pengalaman yang memperlemahnya, sedangkan seseorang yang memiliki self-
efficacy yang kuat tekun dalam meningkatkan usahanya meskipun dijumpai
pengalaman yang memperlemahnya. Individu yang memiliki self-efficacy tinggi
memiliki sikap optimis, suasana hati yang positif, dapat memperbaiki kemampuan
untuk memproses informasi secara lebih efisien, memiliki pemikiran bahwa
kegagalan bukanlah sesuatu yang merugikan namun justru memotivasi diri untuk
melakukan yang lebih baik. Individu yang memiliki self-efficacy rendah memiliki
sikap pesimis, suasana hati yang negatif meningkatkan kemungkinan seseorang
menjadi marah, mudah bersalah, dan memperbesar kesalahan mereka.

E. Fungsi Self Efficacy Breastfeed


Menurut Dennis (2010) dalam (Agustin, 2018) BSE berhubungan dengan

keyakinan ibu dalam menentukan kemampuannya untuk menyusui bayinya dan

memiliki peran untuk:

1. Menentukan tingkah laku ibu dalam memilih antara menyusui atau tidak, dengan BSE

yang tinggi diprediksi ibu akan lebih memilih menyusui bayinya daripada memberikan

susu formula.

2. Menampilkan usaha dan kegigihan ibu dalam mencapai keberhasilan menyusui.

Meskipun banyak kesulitan dan hambatan dalam menyusui, misalnya adanya nyeri atau

kelelahan, bagi ibu yang memiliki keyakinan yang tinggi diprediksi akan berusaha

sekuat tenaga untuk menyusui bayinya sampai berhasil.

3. Menentukan pola pikir, dengan BSE yang tinggi diprediksi ibu akan dapat menentukan

pola pikir positif bahwa menyusui adalah lebih baik daripada memberikan susu formula.

4. Merespon emosi terhadap hambatan menyusui. Ibu yang memiliki keyakinan tinggi

dalam hal menyusui akan dapat mengendalikan situasi di saat sekarang maupun

mengantisipasi situasi yang akan datang dan akan tetap menyusui bayinya meskipun

banyak hambatan yang dihadapinya.


DIAGRAM

Self Efficacy Faktor-faktor yang


Breastfeeding mempengaruhi Self efficacy
breastfeed:
1. Pengalaman keberhasilan
2. Modeling (meniru)
3. Verbal persuasi
4. Fisiologis dan Emosional

Pemberian ASI Eksklusif Dukungan Lingkungan dan


Dukungan Suami
REFRENSI

Agustin, E. D. (2018). Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Breastfeeding Self-


Efficacy Di Puskesmas Sreseh Kabupaten Sampang. In IR-Perpustakaan Universitas
Airlangga (Vol. 1, Issue 2). https://www.uam.es/gruposinv/meva/publicaciones
jesus/capitulos_espanyol_jesus/2005_motivacion para el aprendizaje Perspectiva
alumnos.pdf%0Ahttps://www.researchgate.net/profile/Juan_Aparicio7/publication/2535
71379_Los_estudios_sobre_el_cambio_conceptual_

Ernawati, Sunarsih, T., & Daryanti, M. S. (2020). Pengaruh Self Efikasi Ibu Menyusuidalam
Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Hamil Trimester III. Medika Respati : Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 15(3), 217–226.

Hasanah, R. N. U. R. (2015). Gambaran pengetahuan, sikap, self-efficacy , dan praktik tenaga


kerja wanita dalam pemberian asi eksklusif di pt. politama pakindo ungaran.

Kurnianingtyas, R. T. R. I., Keperawatan, D. I., Kedokteran, F., & Diponegoro, U. (2017).


Pengaruh pendidikan kesehatan tentang manajemen laktasi terhadap efikasi diri
menyusui pada ibu primigravida trimester iii.

Mardiana, N., Sipasulta, G. C., & MeittyAlbertina. (2018). FAKTOR YANG


BERHUBUNGAN DENGAN SELF EFFICACY DALAM MEMERIKSAKAN
KEHAMILAN DI KOTA BALIKPAPAN Program Studi kebidanan Balikpapan ,
Poltekkes Kemkes Kaltim , Jl . Sorong No 9 RT 081 Balikpapan . Email :
ninadisertasi@gmail.com Di khususnya Indonesia ibu kes. Mahakam Midwifery Journal,
2(4), 277–291.

Monica, & Agustina. (2019). Gambaran Tingkat Self-efficacy Menyusui pada Ibu Hamil
Trimester III dalam Kesiapan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Tanah Sareal Kota
Bogor Tahun 2019. 11.

Perpustakaan UNS. (2013). Self efficacy breastfeeeding Pada Ibu.

Sakdiyah, H. (2016). GAMBARAN EFIKASI DIRI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA. 32.

Anda mungkin juga menyukai