Silahkan – silakan
2. Antri – antre
3. Sekedar – sekadar
4. Aktifitas – aktivitas
5. Praktek – praktik
6. Analisis – analisa
7. Nasehat – nasihat
8. Resiko – risiko
9. Perduli – peduli
10. Karna – karena
11. Populer –popular
12. Kelembaban – kelembapan
4. Kalimat tidak baku : Peserta yang sudah hadir ada Yudi Isman dan Edi.
o Kalimat baku : Peserta yang sudah hadir ada Yudi, Isman, dan Edi.
5. Kalimat tidak baku : Kpd semua peserta yang sudah hadir dipersilahkan menempati ruangan
A.
o Kalimat baku : Kepada semua peserta yang sudah hadir dipersilahkan menempati
ruangan A.
8. Kalimat tidak baku : Kakak berkata, “jam berapa kamu akan pulang”?
o Kalimat baku : Kakak berkata, “jam berapa kamu akan pulang?”
Kalimat di atas mengandung pemborosan kata dengan penggunaan kata “saling” dan “pandang-
memandang”, serta “mata kepala mereka masing-masing”. Kalimat tersebut dapat menjadi
lebih efektif jika diubah menjadi:
Padu
Padu dalam suatu kalimat dapat diartikan sebagai kesesuaian antar unsur kalimat agar tidak terjadi
kesalahan penafsiran. Contoh:
Dari hasil rapat menunjukkan bahwa keputusan PHK berdampak buruk bagi perekonomian
rakyat.
Kalimat di atas tidak padu karena tidak memiliki unsur subjek. Agar menjadi kalimat yang padu dan
baku maka dapat diubah menjadi:
4. Kesesuaian Struktur
Kesesuaian struktur menjadi penting dalam suatu kalimat agar tidak terjadi kerancuan makna. Kalimat
baku memiliki struktur yang sesuai. Perhatikan contoh berikut:
Kalimat di atas justru mengandung makna yang rancu. Yang dibelikan oleh Ibu bukanlah baju akan
tetapi ayah. Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi: