Anda di halaman 1dari 12

MELAKUKAN ANALISIS KOMPLEKSOMETRI

YESSI RAHMAYANI, S.Si


SUATU METODE UNTUK PENETAPAN KADAR ZAT-ZAT
(KATION) BERDASARKAN ATAS PEMBENTUKKAN
SENYAWA KOMPLEKS YANG LARUT, YANG BERASAL
DARI REAKSI ANTARA ION LOGAM/KATION (KOMPONEN
ZAT UJI) DENGAN ZAT PEMBENTUK KOMPLEKS SEBAGAI
LIGAN (PENTITER)

KOMPLEKS SENYAWA YANG TERBENTUK DISEBUT KELAT


KELAT TERJADI AKIBAT TITRAN DAN TITRAT YANG SALING MENGKOMPLEKS

KOMPLEKSOMETRI =
KELATOMETRI
 LARUTAN STANDAR YANG DIGUNAKAN =
EDTA
 EDTA = LARUTAN STANDAR SEKUNDER
S T A N D A R I S A S I D E N G A N L A R U T A N
ZnSO4.7H2O
 MENGGUNAKAN INDIKATOR LOGAM
M E N G G U N A K A N L A R U T A N B U F F E R
(PENYANGGA/DAPAR)
 TITIK AKHIR TERGANTUNG PADA INDIKATOR
YANG DIGUNAKAN
MENGGUNAKAN PEMASKING UNTUK
MELINDUNGI LOGAM YANG AKAN DIUJI
 EDTA = ETILEN DIAMIN TETRA ASETAT
 STRUKTUR EDTA :

 EDTA MERUPAKAN LIGAN POLIDENTAT


 MUDAH LARUT DALAM AIR
 DAPAT DIPEROLEH DALAM KEADAAN MURNI
 DAPAT MEMBENTUK SENYAWA KOMPLEKS
YANG MANTAP (STABIL) DENGAN BANYAK
ION LOGAM

 BEREAKSI DENGAN CEPAT DENGAN BANYAK


JENIS ION LOGAM

 TERMASUK LIGAN YANG TIDAK SELEKTIF

 KESTABILAN KOMPLEKS YANG TERBENTUK


TERGANTUNG SIFAT KATION DAN pH
Ø Suasana terlalu asam
q Sukar terbentuk senyawa kompleks
sehingga penggunaan larutan standar
lebih banyak
Ø Suasana terlalu basa
q Kemungkinan akan terbentuk endapan
hidroksida dari logam yang bereaksi
Ø Pengaturan pH tergantung pada jenis ion logam
yang diuji dan
Ø Agar selama titrasi tidak terjadi perubahan pH
ditambahkan larutan buffer (penyangga/dapar)
SENYAWA YANG DAPAT MEMBENTUK
KOMPLEKS DENGAN SUATU ION LOGAM,
DIMANA WARNA KOMPLEKSNYA
BERBEDA DENGAN WARNA INDIKATOR
BEBAS

Reaksi :
M+ + H-In ⇌ M-In + H+
(logam) (indikator) (kompleks)
M-In + Y ⇌ MY +
In
(kompleks) (EDTA) (kompleks) (indikator)
 Stabilitas dari ikatan kompleks indikator-
logam harus lebih rendah daripada ikatan
kompleks logam-EDTA

 Terjadinya perubahan warna pada range pH


yang ditetapkan, dimana terjadi
pembentukan kompleks stabil

 Perubahan warna pada titik ekivalen tajam


 ERIOCHROM BLACK-T (EBT)
v Untuk penentuan kadar Ca, Mg, Cd, Zn, Mn dan
Hg
v Termasuk asam lemah, tidak stabil dalam air

v Umumnya titrasi pada pH 10

v Pada pH 8-10, warna indikator ini = biru, warna


kompleksnya = merah anggur/merah violet
 MUREXIDE
v Seringdigunakan untuk penentuan Ca2+ , pada
pH = 12
v Warna indikator = ungu, warna kompleksnya =
merah muda
1. Cara Titrasi Langsung (Direct Titration)
o Prinsip :
ion logam yang berada dalam larutan
dititrasi langsung dengan EDTA dengan
indikator yang sesuai
o Ion logam dalam larutan + buffer pH 10
(amoniak), + indikator logam (EBT), titrasi
dengan Na2EDTA.
o Titik Akhir = larutan warna merah anggur
menjadi biru.
2. Cara Titrasi Kembali (Recidual Titration)
o Prinsip :

Dilakukan jika penentuan Titik Akhir


secara titrasi langsung tidak mungkin
o Syarat :

1. Digunakan untuk penentuan logam yang


mengendap sebagai hidroksida/senyawa yang
tidak larut pada pH titrasi
2. Digunakan untuk logam yang lambat
membentuk kompleks dengan EDTA pada pH
titrasi
3. Tidak ada indikator yang sesuai
o Ion logam dalam larutan + EDTA berlebih, + buffer
untuk mencapai pH yang sesuai, dipanaskan,
dinginkan, kelebihan EDTA dititrasi kembali dengan
larutan standar primer (misal ZnSO4)

Anda mungkin juga menyukai