Anda di halaman 1dari 12

KIMIA ANALISIS I

TITRASI PEMBENTUKAN
KOMPLEKS

Tintin Mutiara, S.T., M.Eng


TITRASI PEMBENTUKAN KOMPLEKS
 Contoh: titrasi sianida dengan perak nitrat

 Ag+ + 2CN- ↔ Ag(CN)2- stabil


Atom pusat: perak
Ligan: sianida
Bilangan koordinasi: 2

 Jika larutan AgNO3 ditambahkan ke dalam larutan


CN- mula-mula akan terjadi endapan, yang jika
diaduk, endapan akan larut karena membentuk
Ag(CN)2-
 Jika semua reaksi tsb telah sempurna maka dengan
adanya sedikit ion Ag+ akan terbentuk endapan
Ag[Ag(CN)2]
 Titik akhir reaksi ditandai dengan pembentukan
padatan permanen atau turbidity.

Ag+ + CN-  AgCN (endapan putih)


AgCN + CN-  Ag(CN)2- (larut)

Ag + + 2CN- Ag(CN)2- (larut)

Ag+ + Ag(CN)2-(larut)  Ag[Ag(CN)2] (endapan permanen)


EDTA

 Ethylene Diamine Tetra Acetic acid


 Istilah Chelon disarankan sebagai nama untuk
seluruh golongan pereaksi, termasuk EDTA,
yang membentuk kompleks 1:1 dengan ion
logam, larut dalam air karenanya bisa
digunakan sebagai titran logam.
 EDTA membentuk kompleks yang kuat dengan
banyak ion logam.
 EDTA selalu bereaksi dengan ion logam
dengan rasio molar 1:1
 Cincin khelat: cincin heterosiklik yang
terbentuk karena interaksi satu ion logam
dengan dua atau lebih gugus fungsional dalam
ligan
 Kompleknya disebut khelat atau senyawa
khelat
KURVA TITRASI
 Jika dalam titrasi asam kuat, pH di plot terhadap
volume basa kuat yang ditambahkan, titik pada
perubahan tajam terjadi pada titik equivalent.

Pada titrasi EDTA:


pM di plot dengan volume
larutan EDTA yang
ditambahkan, titik pada
perubahan tajam terjadi pada
titik equivalent.

pM = - log [Mn+]
*negatif log dari konsentrasi ion logam
bebas
METAL ION INDICATOR
 ketika ion logam hampir semuanya membentuk
kompleks dengan EDTA, larutan sangat berwarna.
 Warna harus spesifik

 Indikator harus memiliki kestabilan yang cukup,


namun harus kurang stabil dibandingkan
kompleks logam-EDTA, untuk memastikan bahwa
di end point EDTA menghilangkan ion logam dari
kompleks indikator. Perubahan harus tajam dan
cepat pada kesetimbangan kompleks logam-
indikator menuju kompleks logam-EDTA.
 Kontras warna antara indikator bebas dengan
kompleks logam-indikator harus mudah diamati
 Indikator harus sensitif terhadap ion logam,
sehingga perubahan warna terjadi sedekat mungkin
dengan titik equivalent.
 Syarat di atas harus terpenuhi pada kondisi pH
titrasi dilakukan.

Contoh Indikator:
 Murexide CI 56085

 Solochrome black CI 14645

 Patton and Reeder’s indicator

 Socochrome dark blue / calcon CI 15705, dll


PENGARUH PH
Misal pada pH 4:
Cu2+ + H2Y2- ↔ CuY2- + 2H+

 Ion H+ bersaing dengan ion logam untuk


mendapatkan EDTA.
 Perlu diperkirakan harga pH minimum untuk
melakukan titrasi EDTA
 Biasanya larutan ion logam diberi larutan buffer
sehingga pH tetap walaupun terjadi pembebasan
H+ karena proses pembentukan kompleks
CONTOH:
Kesadahan air
 Suatu sampel air sebesar 200 ml yang mengandung
ion Ca2+ dititrasi dengan larutan EDTA 0,01135 M
membutuhkan volume sebesar 16,38 ml. Hitunglah
derajat kesadahan air dalam ppm CaCO3.

 Ans: 92,95 ppm


 Sebuah sampel air 100 ml mengandung ion Ca2+
dan Mg2+ pada buffer amoniak dengan pH 10
dititrasi menggunakan EDTA 0,01016 M
memerlukan volume 15,28 ml
 Sampel air yang sama 100 ml dititrasi dengan
NaOH untuk mengendapkan Mg(OH)2,
kemudian dititrasi pada pH 13 dengan larutan
EDTA yang sama, ternyata memerlukan volume
sebesar 10,43 ml
 Hitung berapa ppm kandungan CaCO3 dan
MgCO3 dalam sampel air tersebut

 Ans: CaCO3 106 ppm, MgCO3 41,16 ppm

Anda mungkin juga menyukai