Anda di halaman 1dari 21

KOMPLEKSOMETRI

Penentuan kadar logam yang didasarkan


pada reaksi pembentukan kompleks
Senyawa kompleks
Reaksi pengompleksan:
 Reaksi antara atom pusat (logam) dengan ligand melaui ikatan koordinasi
 Reaksi netralisasi berbasis asam basa Lewis melalui pembentukan ikatan koordinasi

Ag+ + NH3 (Ag NH3)+


Logam ligand seny. Kompleks

Asam Basa
Lewis Lewis

Ligand = molekul atau ion yang terikat atom pusat ion logam yang
mempunyai paling sedikit satu pasangan pemberi elektron
yang dengan logam membentuk suatu ikatan koordinasi.
Atom Pusat: Logam harus mempunyai orbital-orbital
kosong yang memiliki energi yang dapat menerima elektron.

unidentat (1 pasang e-)/sederhana


LIGAND
Polidentat (> 1 pasang e-)
 Contoh ligand unidentat/sederhana:
H2O, NH3, CN–, Cl–
 Contoh ligand polidentat :

EDTA, – nitroso, –naftol, dimetil glioksim.


Ligand unidentat + Logam Seny.
KOMPLEKS

Ligand polidentat + Logam Seny. KOMPLEKS

KHELAT

 Khelat adalah KOMPLEKS, tetapi kompleks


belum tentu khelat. Hanya Ligand polidentat saja
yang dapat membentuk khelat.
Ligand yang digunakan dalam titrasi
kompleksometri.

 KOMPLEKSON: I

CH2 – COOH - Asam nitrilo tri asetat


N CH2 – COOH - Trilon A.
CH2 – COOH - Sukar larut dalam air, maka
dipakai garam di-Na-nya.
- pKa1 = 1,79; pKa2 = 2,49;
pKa3 = 4,73
KOMPLEKSON : II & III
OMPLEKSON: II

HOOC – CH2 CH2 – COOH


N – CH2 – CH2 – N
HOOC – CH2 CH2 – COOH
Asam etilen diamin tetra asetat (EDTA), Trilon B, Titriplex II.
Sukar larut dalam air, maka dipakai garam di-Na nya
pKa1 = 2,0; pKa2 = 2,67; pKa3 = 6,16; pKa4 = 10,26.
KOMPLEKSON: III

Merupakan garam di-Na- dari EDTA, Na2EDTA.


KOMPLEKSON : IV
H2
C
CH2 –
COOH
H2C – CH – – N
CH2 –
COOH
CH2 –
COOH
H2C – CH – – N
 Asam 1,2 diamino siklo hexan N–N, N–N tetra asetat.CH2 –
 Sukar larutCOOH
dalam air, maka dipakai garam di-Na-nya.
C
H
REAKSI PADA TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Senyawa kompleks yang terjadi HARUS cukup stabil
Reaksi: 1 ion logam dengan 1 mol ligan
mol logam = mol ligand (V1 x M1 = V2 x M2)
Komplekson tidak tergantung dari valensi ion logam yang bereaksi.

Misalnya :
a) L2+ + HX= (Komplekson I) LX– + H+
L3+ + HX= LX + H+

b) L2+ + H2Y= (Komplekson III) LY= + 2H+


L3+ + H2Y= LY– + 2H+

Reaksi Komplekson I selalu dihasilnya 1 ion H+;


Reaksi Komplekson III selalu dihasilkan 2 ion H+.
Kestabilan Kompleks dipengaruhi oleh:

 Tetapan stabilitas dari kompleks: makin besar tetapan


stabilitas (K-stabilita), makin stabil senyawa kompleks
yang terjadi.
 pH larutan
 Adanya senyawa lain yang dapat bersaing untuk
membentuk kompleks dengan ion logam
Pemakaian indikator logam

 Indikator logam  seperti indikator asam-basa (berubah warna


dengan perubahan pH, tapi perubahan ini tidak dijadikan sebagai
dasar kerja indikator dalam titrasi ini)
 Disebut juga sbg “metallo chromic indicator”, suatu zat warna yang
mempunyai gugus Chromofor yang bertindak sebagai chelating
agent.
 Dasar kerja yang digunakan: Indikator logam mengalami
perubahan warna bila indikator tersebut berubah kondisinya dari
keadaan terikat menjadi bentuk bebasnya.
Warna indikator

Warna Ind-bebas BERBEDA dg warna Ind-kompleks

L + Ind (bebas) L–Ind (kompleks khelat).


mis. warna biru warna merah
[L – Ind]
Pada akhir titrasi.
L – Ind Ln+ + Ind Kst = [Ln+][Ind]
[L – Ind]

(Ln+) = Kst .[Ind] (Ln +) sebanding dg (L-Ind)

* Titrasi kompleksometri selalu dihasilkan H+  perlu bufer


Erichrom Black T (EBT)
pH < 6,3 : warna merah
pH 6,3 – 11,5 : warna biru
pH > 11,5 : warna orange
pH : 6,3 pH : 11,5

H2D– HD= D+
merah biru orange
Beberapa indikator logam yang dipakai pada titrasi
kompleksometri :

 EBT : Eriochrom Black T


 XYLENOL ORANGE
 PYROCATECHOL VIOLET
 MUREXIDE
 PATTON and REEDER’S INDICATOR
 CALCON atau SOLOCHROM DARK BLUE
 LAIN-LAIN, diantaranya : Calmagite, seperti EBT untuk
titrasi Ca dan Mg; Fast Sulphon Black F:untuk titrasi Cu;
Bromopyrogellol-Red untuk Bi;Erichrome Red B,
Thymolphtalexone, Variamine-blue B dan sebagainya.
Preparation of EBT Indicator
 0.2 g EBT dilarutkan dalam 15 ml ethanol amine
and 5 ml alkohol absolute.
 Larutan stabil dalam beberapa bulan
 0.4 g EBT dilarutkan dalam100 ml methanol, stabil
sedikitnya sebulan.
 1 g EBT digerus dengan 200-500 g KCL or NaCl
or K2SO4 or Na2SO4. Paling stabil selama disimpan
dalam botol kering.
Kriteria Pemilihan Indikator
 Kesesuaian pH kerja indikator dg pH titrasi
 pH titrasi: kompleks yg stabil
 Stabilitas kompleks:
Logam–EDTA harus > Logam ̶ Indikator
Cara-cara kompleksometri dengan indikator logam

Titrasi langsung :
Larutan logam dibufer pada pH = 10 dgn buffer salmiak
kemudian dititrasi langsung dengan larutan baku EDTA.

Titrasi tidak langsung (titrasi kembali) :


Larutan logam + lar. baku EDTA jumlah tertentu,
dibufer pada pH tertentu + indikator logam,
kemudian kelebihan lar. baku EDTA dititrasi kembali
dengan larutan baku, misalnya : ZnSO4, MgSO4 ataupun
CaCl2.
Titrasi tidak langsung ini dilakukan karena beberapa sebab :

 Membentuk kompleks khelat sempurna pada pH > 6, baik dengan


EDTA maupun Indikator.
 Pembentukan kompleks dengan komplekson (EDTA) sangat
lambat.
 Untuk logam yang membentuk hidroksida yang sukar larut pada
pH tinggi;  + larutan baku EDTA berlebih dalam jumlah tertentu
pada pH rendah, baru pH larutan dinetralkan dan ditambahkan
larutan buffer pH tertentu baru dititrasi kembali dengan larutan
baku (mis: ZnSO4)dengan indikator EBT.
 Tidak didapat indikator logam yang sesuai untuk titrasi langsung.
Titrasi Penggantian

Dilakukan apabila:
 Pada titrasi langsung atau titrasi kembali (back titration) tidak diperoleh
titik akhir titrasi yang tajam, perlu keberadaan ion logam lain.
Ca2+ + H2Y= + Mg-Ind CaY= + MgY= + Ind
Jumlah Mg harus cukup sedikit karena berdampak pada kesalahan titrasi.
 Ion logam yang membentuk kompleks dengan EDTA lebih stabil dari pada
kompleks logam (larutan baku)–EDTA.

Hg2+ + MgY= HgY= + Mg2+


sample
berlebih Mg2+ yang dibebaskan dititrasi dgn EDTA,

 Indikator EBT pada pH = 10 (buffer Salmiak)


 Jumlah Mg2+ yang dibebaskan ekivalen dengan konsentrasi sample (Hg 2+).
Pembakuan Larutan EDTA
Penentuan Kadar Logam
Penentuan Kesadahan
 Tinjauan penyebab kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+
 Kesadahan Sementara: CaHCO3, MgHCO3
Sampel air dipanaskan terlebih dahulu untuk
menghilangkan ion bikarbonat.
 Kesadahan Tetap: CaCl2, CaSO4, MgCl2, MgSO4
Diperhitungkan dari hasil pengurangan kesadahan total
dengan kesadahan tetap.
 Terhitung sebagai: CaO atau CaCO3

Anda mungkin juga menyukai