Anda di halaman 1dari 24

TITRASI

KOMPLEKSOMETRI
OLEH:
AGUS WAHYUDIN, M.Si
Titrasi kompleksometri
Adalah salah satu metode kuantitatif
dengan memanfaatkan reaksi kompleks
antara ligan dengan ion logam utamanya

Titrasi kompleksometri = titrasi


pembentukan kompleks
Senyawa (ion) Kompleks
• Ion Pusat: merupakan logam-logam
(transisi)
• Ligan: spesi yang terikat pada ion logam
pusat
• Syarat ligan: merupakan basa lewis yaitu
memiliki pasangan elektron bebas
• Bilangan koordinasi: bilangan yang
menyatakan banyaknya ligan yang terikat
pada ion logam pusat
Komponen senyawa kompleks
• Ion Pusat:
Ag+, Cu2+, Ni2+, Co3+, Cr3+, Fe3+
• Ligan netral:
NH3 (amino), H2O (aquo)
• Ligan anion:
CN- (siano), OH- (hidrokso), Cl- (Kloro)
Soal:
Tentukan rumus dan nama suatu
kompleks yang terdiri dari ion logam
3+
pusat Fe , dua ligan netral NH3 dan
-
dua ligan anion OH
Jawab:
• Rumus:
+
[Fe(NH3)2(OH)2]

• Nama:
Ion diamin dihidrokso besi(III)
Soal:
Tentukan rumus dan nama suatu
kompleks yang terdiri dari ion logam
2+ -
pusat Cu , dan enam ligan anion CN
Jawab:
• Rumus:
4-
[Cu(CN)6]

• Nama:
Ion heksasiano cuprat (II)
Ligan
• Ligan merupakan basa Lewis yang dapat
memberikan (donor) pasangan
elektronnya membentuk ikatan dengan ion
(logam) pusat
• Ligan monodentat (unidentat) yaitu ligan
yang berikatan dengan ion logam melalui
satu atom seperti H2O, NH3, CN-
• Ligan bidentat yaitu ligan yang berikatan
dengan ion logam melalui dua atom ligan
• Ligan multidentat (polidentat) seperti
EDTA (Ethylen Diamina Tetra Acetic
Acid) dapat membentuk cincin yang
menyepit ion logam
• Senyawa yang dihasilkan disebut
senyawa sepit (chelat)
Kestabilan kompleks
• Kestabilan suatu senyawa/ion kompleks
dinyatakan oleh tetapan kestabilan

• Jika suatu ion logan Mn+ membentuk


kompleks dengan ligan L menjadi MLn+
melalui persamaan reaksi:
Mn+ + L MLn+
Tetapan Kestabilan kompleks
n+
[ML ]
Kstab = Kf =
n+
[M ][L]
Makin besar harga Kstab (Kf) makin stabil
kompleks yang terbentuk

Kf = Konstanta of Formation (Tetapan pembentukan)


EDTA
EDTA = Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid

HOOC – H2C CH2 –


COOH
N – CH2 – CH2 – N
HOOC – H2C CH2 –
COOH
Disingkat H4Y yang tidak larut dalam air,
untuk keperluan titrasi digunakan garam
Kompleks EDTA
• EDTA membentuk kompleks yang
stabil dengan banyak ion logam dan
memiliki perbandingan reaksi molar 1 :
1
2+
• Ion logam M membentuk kompleks
2-
dengan EDTA dengan rumus MY
• Secara umum reaksi logam dengan
EDTA:
n+ 2- (n-4) +
M + H Y  MY + 2H
Beberapa reaksi logam dengan
EDTA
2+ 2- 2- +
Mg + H2Y  MgY + 2H
3+ 2-
Al + H2Y  AlY- + 2H+
+
Th + H2Y  ThY + 2H
4+ 2-
+
• Selama titrasi dibebaskan H
sehingga untuk mencegah terjadinya
perubahan pH yang besar ke dalam
larutan harus ditambahkan larutan
buffer
KURVA TITRASI
pM

TE

volume penitrasi (EDTA)


pM = -log [Mn+]
Indikator Titrasi
• Indikator yang peka terhadap perubahan
[logam] disebut metalokrom seperti EBT
(Eriochrom Black T)

• EBT: H2In- HIn2- In3-


pH 5,3 – 7,3 pH 10,5 – 12,5
Merah biru Jingga
• Pada pH 7 – 10 banyak ion logam
membentuk kompleks dengan EBT yang
berwarna merah
2+ 2- - +
Mg + HIn MgIn + H
Biru Merah
-
Kompleks Mg-EDTA lebih stabil dari MgIn
2-
sehingga pada saat EDTA (H2Y )
ditambahkan terjadi reaksi:
- 2- 2- 2-
MgIn + H2Y MgY + HIn
Biru
Titrasi Mg2+ dengan EDTA

Larutan EDTA
H2Y2- Titrasi Mg2+ dengan EDTA ditambah
Indikator EBT

Titik akhir titrasi ditunjukkan setelah


Terjadi perubahan warna larutan dari
Merah menjadi biru
Mg2+ + EBT
(MgIn-)
merah
Aplikasi Titrasi Kompleksometri
• Aplikasi terpenting dari titrasi EDTA adalah
pada penentuan kesadahan air
• Air sadah adalah air yang mengandung
garam kalsium Ca2+ dan garam
2+
magnesium Mg
• Kation yang mengganggu dapat
diselubungi (masking) sehingga tidak
bereaksi dengan EDTA atau dengan
indikator yang dipakai
• Zat yang digunakan untuk menyelubungi
ion pengganggu disebut Masking Agent
Masking Agent
• Pada prinsipnya masking agent
merupakan zat pengompleks karena
membentuk kompleks dengan ion
yang diselubunginya

• Contoh: NaCN (Natrium Sianida)


merupakan masking agent untuk
mencegah pengompleksan dari
gangguan ion besi dan tembaga (II)
Perhitungan
2+ 2- 2- +
Mg + H2Y MgY + 2H
1 mol : 1 mol
Pada titik ekivalensi berlaku: V1.M1 = V2.M2
V1= volume larutan penitrasi
M1= molaritas larutan penitrasi
V2 = volume zat yang dititrasi
M2 = molaritas larutan yang dititrasi
Contoh soal:
• Suatu sampel seberat 0,7562 gram
mengandung NaCN dilarutkan dalam air
dan kemudian ditambahkan larutan
amonia pekat dan beberapa tetes KI.
Larutan ini memerlukan 23,58 mL AgNO3
0,0988 M untuk titrasi.
Hitunglah presentase NaCN dalam sampel
tersebut.
Jawab:
• Reaksi:
Ag+ + 2CN-  Ag(CN)2-
ion disiano argentat (I)
Mmol Ag+ = 23,58 x 0,0988 = 2,330 mmol
Mmol CN- = 2 x 2,330 mmol = 4,660 mmol
% NaCN = 4,660 x 49 x 100% = 30,196%
756,2

Anda mungkin juga menyukai