Anda di halaman 1dari 29

1

 Metoda analisis titrasi berdasarkan reaksi


pembentukan kompleks dari ion logam (Ca;Mg)
dengan ligan multidentat (bergigi banyak)
 Ligan yang digunakan : asam etilen diamin tetra
asetat (EDTA)
 Rumus umum = H4Y
 pKa = 2,0;2,7;6,2 dan 10,3

KOMPLEKSOMETRI 2
HOOC-CH2 CH2-COOH
.. ..
N-CH2-CH2-N

HOOC-CH2 CH2-COOH

 Kompleksnya dengan ion logam = senyawa


sepit (Chelat)

KOMPLEKSOMETRI 3
KOMPLEKSOMETRI 4
 H4Y = asam tetraprotik dapat berdisosiasi 4 tahap
seperti berikut ini :
1. H4Y H+ + H3Y- ; Ka1 = 1x10-2

2. H3Y- H+ + H2Y2- ;Ka2 = 2,2X10-3

3. H2Y2- H+ + HY3- ; Ka3 =6,9X10-7

4. HY3- H+ + Y4- ; Ka4 = 5,5X10-11

KOMPLEKSOMETRI 5
KOMPLEKSOMETRI 6
 Ion-ion mana yang terdapat dalam larutan ( H3Y- ;
H2Y2-; HY3- atau Y4-) tergantung pada pH larutan
 Pada pH = 10 ion yang terbanyak adalah Y4-
 Oleh karena asam bebas adalah H4Y ,
 sementara garam NaH3Y kurang larut baik dalam
air, maka pada umumnya dipakai garam
dinatriumnya yaitu : Na2H2Y (dinatrium EDTA)

KOMPLEKSOMETRI 7
 Mn+ + H2Y2- MY (n-4)+ + 2H+ ATAU
 Mn+ + Y4- MY (n-4)+

 K STABILITAS KOMPLEKS:
 K = [My](n-4)+ K semakin besar,
Kompleks semakin
[Mn+] [ Y4-] stabil

KOMPLEKSOMETRI 8
Contoh :
 Mg2+ + H2Y2- MgY2- + 2H+

 Al3+ + H2Y2- AlY4- + 2H+

 Karena dalam reaksi dibebaskan H+, maka


larutan harus ditambah lar.buffer supaya
perubahan pH yang besar tidak terjadi selama
titrasi

KOMPLEKSOMETRI 9
Contoh K stabititas kompleks EDTA-Logam
ION LOGAM Konstanta STABILITAS KOMPLEKS
Fe3+ 1,3 x 1025
Cu 2+ 6,3 x 1018
Ni2+ 4,2 x 1018
Cd2+ 2,9 x 1016
Zn2+ 3,2 x 1016
Al3+ 1,3 x 1016
Mn2+ 6,2 x 1013
Ca2+ 5,0 x108
Mg2+ 4,9 x 1018
Sr2+ 4,3 x108
Ba2+ 5,8 x107
10
KOMPLEKSOMETRI
Pada pH < 10 :
H+ H+ H+ H+
 Y4- HY3- H2Y2- H3Y-
H4Y
 Pengurangan pH menyebabkan konsentrasi Y4-
berkurang banyak
 Sehingga ion logam lebih sulit diubah secara
kuantitatif dalam kompleksnya
 Pada umumnya perlu pH besar (basa) agar
konsentrasi Y4- besar molalitas besar
 Konsentrasi Y4- yang besar diperlukan untuk
pembentukan kompleks dengan EDTA supaya
menghasilkan K stabilitas kecil seperti Mg atau Ca

KOMPLEKSOMETRI 11
 Untuk menghasilkan Kstabilitas yang kecil
perlu pH rendah,
 karena jumlah [Y4-] yang diperlukan sedikit
misal Cu atau Zn

KOMPLEKSOMETRI 12
 Adalah zat warna yang dapat membentuk kompleks
dengan ion logam yang berwarna pada daerah pH
tertentu
 Misal:
 Eriochrome black T ( untuk penentuan konsentrasi Mg)
 Calcein (untuk penentuan konsentrasi Ca)
 Xylenol orange (untuk penentuan konsentrasi Bi)
 Murexide untuk penentuan konsentrasi Ca)

KOMPLEKSOMETRI 13
 Reaksi perubahan EBT pada berbagai pH:
H2In- HIn2- In3-
 Merah Biru Oranye
 pH : 5-7 7-10 11-14
 Pada pH 7-10, indikator dalam bentuk HIn2-
(biru), dengan ion logam membentuk
kompleks berwarna merah

KOMPLEKSOMETRI 14
Reaksi:
 Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+
biru merah
 Secara skematis titrasi Mg2+ dengan EDTA
digambarkan sebgai berikut:
 (1) Penambahan Indikator Mg2+
+ HIn2-
 Mg2+ + HIn2- → MgIn- + H+

MgInd- Mg2+
KOMPLEKSOMETRI 15
(2) Penambahan EDTA (H2Y2-):

 MgIn- Mg2+

+
H2Y2-

Mg2+ + H2Y2- → MgY+ +2H+


KOMPLEKSOMETRI 16
(3) Penambhan H2Y2- pada akhir
titrasi
MgIn- MgY

MgY MgY
+
H2Y2- H2In-

MgIn- + H2Y2- MgY + HIn2- + H+

KOMPLEKSOMETRI 17
 Kompleks logam-indikator harus cukup kuat agar
perubahan warnanya tajam, namun harus lebih
lemah dari kompleks logam-EDTA, sehingga
perubahan warna dari kompleks logam-indikator
ke kompleks logam-EDTA cepat & tajam
 Reaksi perubahan warna sebelum titik akhir titrasi
terjadi bila hampir semua ion logam membentuk
kompleks dengan EDTA

KOMPLEKSOMETRI 18
 Reaksi warna spesifik
 Beda warna indikator (bebas) & warna
kompleksnya harus jelas
 Sensitif terhadap ion logam (perubahan warna
dekat dengan titik ekivalen titrasi)
 Berlaku pada pH batas titrasi

KOMPLEKSOMETRI 19
KELEMAHAN EBT
 Kurang baik untuk ion Ca2+ dengan EDTA ,
karena kestabilan kompleks Ca-EBT > Ca–EDTA
 Titik ekivalen terjadi terlalu cepat
 Agar penentuan Ca2+ dengan EDTA dapat
menggunakan indikator EBT, maka perlu
ditambah sedikit Mg2+ ke dalam EDTA sebelum
dilakukan standarisasi

KOMPLEKSOMETRI 20
Pentitrasi campuran MgY2- & H2Y2-
 Reaksi :
 Ca2+ + MgY2- CaY2- + Mg2+
 Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+
merah

 Setelah semua Ca2+ habis bereaksi,


penambahanEDTA menyebabkan reaksi :
 MgIn- + H2Y2- MgY2- + H+ + In2-
 Biru

 K stabilitas CaY2- > MgY2-


KOMPLEKSOMETRI 21
CARA-CARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Titrasi ion logam dengan EDTA dapat dilakukan sebagi berikut:

1- TITRASI LANGSUNG
 Ion logam yang ditentukan diatur pHnya dengan buffer
salmiak pH=10
 Ditambah indikator EBT & masking agent
 Dititrasi langsung dengan EDTA
 Perubahan warna pada titik akhir titrasi disebabkan karena
indikator terusir dari kompleks logam-indikator
 Titrasi dilakukan sampai perubahan warna sempurna

KOMPLEKSOMETRI 22
2. TITRASI KEMBALI (TIDAK LANGSUNG)
 Pada larutan ion logam ditambah EDTA berlebih
 Diatur pH larutan dengan penambahan buffer
 Kelebihan EDTA dititrasi kembali dengan larutan baku
ion logam
 Cara ini digunakan bila :
 Dalam larutan terdapat ion lain selain ion logam yang
ditentukan, yang dapat mengendapkan ion logam yang
ditentukan misal: OH-, fosfat
 Tidak ada indikator yang cocok untuk logam yang
ditentukan
 Reaksi ion logam-EDTA lambat

KOMPLEKSOMETRI 23
3- TITRASI SUBSTITUSI

 Larutan ion logam yang ditentukan ditambah


Mg2+ atau Zn-EDTA
 Ion Mg2+ & Zn2+ yang dibebaskan dititrasi
dengan EDTA saat mendekati perubahan warna
indikator

KOMPLEKSOMETRI 24
TITRASI SUBSTITUSI (penggantian)
 Untuk logam yang membentuk kompleks
Logam-EDTA lebih stabil daripada ion logam
lain

Mn+ + MgY2- MY(n-4)+ + Mg2+

 Mg2+ yang dibebaskan ekivalen dengan Mn+ (ion


logam lain), kemudian dititrasi dengan EDTA

KOMPLEKSOMETRI 25
4. TITRASI ASAM-BASA
 Prinsip reaksi:

 Mn+ + H2Y2- MY(n-4)+ + 2H+

 H+ yang dihasilkan dititrasi dengan larutan baku


NaOH

KOMPLEKSOMETRI 26
1. Larutan baku: ZnSO4 ; MgSO4
2. Larutan buffer pH 10 (salmiak)
88 mL NH4OH 25% + 13,5 g NH4Cl diencerkan dengan air
sampai 250 mL
3. Larutan baku sekunder : Na2EDTA.2H2O
(dinatrium EDTA)
4. Indikator: EBT (pengenceran 1:100 dalam NaCl
kering)

KOMPLEKSOMETRI 27
Penggunaan Titrasi Kompleksometri

 Penentuan konsentrasi kalsium (Ca) dalam


susu
 Penentuan kadar logam Zn, Mg
 Kesadahan air (ion Ca2+, ion Mg2+ dan ion
CO32-) dalam air

KOMPLEKSOMETRI 28
KOMPLEKSOMETRI 29

Anda mungkin juga menyukai