KOMPLEKSOMETRI
Dwika Yudhistira, 1206241501
1. Pelajari identifikasi umum ion logam Al, Bi, Ca, Mg, Klorida, Karbonat, laktat
Liat buku penuntun!!
2. Pelajari teori titrasi kompleksometri
a. Prinsip titrasi
Titrasi kompleksometri adalah
penetapan
kadar
zat
berdasarkan
atas
pembentukkan senyawa kompleks yang larut, yang berasal dari reaksi antara ion
logam / kation (komponen zat uji) dengan zat pembentuk kompleks sebagai ligan
(pentiter).
b. Syarat-syarat kompleksing agent dan contohnya
i. Kompleks yang terbentuk harus stabil. K stablitas makin besar, maka
kompleks makinstabil
ii. Reaksi yang terjadi harus kuantitatif, sehingga dapat diukur.
iii. Tidak mempunyai reaksi samping. Bila memiliki dua atau lebih tingkat
keseimbanganreaksi, maka perbedaan antara K stabilnya harus cukup
besar.
iv. Pembentukan kompleks tidak terlalu lama, kompleks yang terbentuk tidak
bolehmengendap.
v. Ada perubahan nyata yang dapat diamati, baik dengan indikator visual
maupun dengan potensiometri.
vi. Adanya indikator yang dapat menunjukkan perubahan tersebut, dan
bekerja pada kondisiyang sama dengan reaksi kompleksasi yang terjadi.
c. Factor-faktor yang mempengaruhi stabilitas kompleks
1. Kemampuan mengkompleks logam-logam.
Kemampuan mengkompleks relatif (dari) logam-logam digambarkan dengan baik
menurut klarifikasi Schwarzenbach,yang dalam garis besarnya didasarkan atas
pembagian logam menjadi asam Lewis (penerima pasangan elektron) kelas
A dankelas B.
2. Ciri-ciri khas ligan :
Di antara ciri-ciri khas ligan yang umum diakui sebagai mempengaruhi kestabilan
kompleks dalam mana ligan itu terlibat, adalah :
1.
kekuatan basa dari ligan itu
2.
sifat-sifat penyepitan (jika ada)
3.
efek-efek sterik (ruang)
Keinertan atau kelabilan kinetik dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi
pengamatan umum berikut ini merupakan pedoman yang baik akan perilaku
kompleks-kompleks dari berbagai unsur, yaitu diantaranya :
1. Unsur grup utama, biasanya membentuk kompleks-kompleks labil.
2. Dengan pengecualian Cr(III) dan Co(III), kebanyakan unsur transisi
baris pertama, membentuk kompleks-kompleks labil.
3. Unsur transisi baris kedua dan baris ketiga, cenderung membentuk
kompleks-kompleks inert.
d. Pengaturan pH larutan titrasi dan penerapannya
1. Suasan terlalu asam
Proton yang dibebaskan pada reaksi yang terjadi dapat mempengaruhi pH,
dimana jika H+ yang dilepaskan terlalu tinggi, maka hal tersebut dapat
terdisosiasi sehingga kesetimbangan pembentukkan kompleks dapat bergeser ke
kiri, karena terganggu oleh suasana system titrasi yang terlalu asam. Pencegahan :
sistem titrasi perlu didapar untuk mempertahankan pH yang diinginkan.
2. Suasana terlalu basa
Bila pH system titrasi terlalu basa, maka kemungkinan akan terbentuk
endapan hidroksida dari logam yang bereaksi. Jika pH terlalu basa, maka reaksi
kesetimbangan akan bergeser ke kanan, sehingga pada suasana basa yang banyak
akan terbentuk endapan.
Berdasarkan selalu terbentuknya H+ pada pembentukan ion kompleks dan
melihat harga pK maka pembentukan kompleks akan lebih baik dan lebih stabil
dalam larutan alkalis. Pada umumnya kompleks EDTA dengan kation valensi 2
stabil dalam larutan yang sedikit asam atau alkalis. kompleks EDTA dengan
logam valensi 3 dan 4 stabil dalam larutan dengan pH =1-3. Logam logam
bervalensi 2 misalnya Cu, Pb, atau Ni dapat stabil pada pH = 3 sehingga dapat
dititrasi secara selektif walaupun tercampur dengan logam logam alkali tanah.
Co stabil dalam larutan HCl pekat.
Kesimpulan : pada titrasi kompleksometri diperlukan penambahan bufer
pada pH dimana kompleks itu stabil, dan perubahan warnanya jelas.
NAS
Digunakan pada daerah pH 3-9. Dalam larutan yang sangat asam NAS
berwarna merah violet pada pH 3,5 keatas berwarna merah jingga.
Penggunaan NAS cukup luas dan dianjurkan untuk titrasi Cu, Co(II), Cd, Ni,
Zn, Al dengan EDTA.
7. Calcon
Calcon merupakan garam natrium dari Eriochrome Blue Black R, yang
disebut juga Pontachrome Blue Black R. Molekul indikator berwarna hijau
dan hanya terdapat dalam larutan asam kuat. Pada pH 7 sampai 10 berwarna
merah, kemudian biru sampai pH 13,5 dan diatasnya jingga. Kelat Calcon
dengan logam berwarna merah dan ternyata sangat cocok untuk titrasi Ca
pada pH 12,5 13 tanpa terganggu oleh Mg. Perubahan warna dari merah
menjadi biru. Dengan indikator ini maka dapat ditentukan kesadahan air yang
disebabkan oleh Ca saja tidak termasuk kesadahan oleh Mg.
3. Pelajari dan lengkapi prosedur identifikasi dan penetapan kadar sampel sediaan farmasi
mengandung Aluminium hidroksida, Bismuth subnitrat, Kalsium karbonat, Kalsium
klorida, Kalsium glukonat, Kalsium laktat, Magnesium hidroksida.
Liat di buku penuntun dan literature!!